Aliran Kepercayaan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu - STF Driyar...Leonardus Bima S. Laiyanan
PPT ini adalah bahan presentasi Sosiologi Agama di STF Driyarkara tentang aliran kepercayaan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu yang ditinjau dari teori Roy Wallis tentang bentuk-bentuk kepercayaan. Selain itu, teori tentang civil society juga menambahkan sudut pandang atas aliran kepercayaan ini
Aliran Kepercayaan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu - STF Driyar...Leonardus Bima S. Laiyanan
PPT ini adalah bahan presentasi Sosiologi Agama di STF Driyarkara tentang aliran kepercayaan Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu yang ditinjau dari teori Roy Wallis tentang bentuk-bentuk kepercayaan. Selain itu, teori tentang civil society juga menambahkan sudut pandang atas aliran kepercayaan ini
Similar to PPT PANCASILA_KELOMPOK 2_KEHIDUPAN BERAGAMA DI ERA REFORMASI.pptx.pptx (20)
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
4. ◈ Terjadinya krisis moneter sejak 97. Kondisi ekonomi
Indonesia merosot dan melemah sehingga menimbulkan
ketidakpuasan masyarakat.
◈ Demontrasi besar-besaran membuat Soeharto
mengalami tekanan politik.
◈ 21 Mei 1998 di Istana Merdeka, Soeharto mengundurkan
diri dan digantikan oleh BJ. Habibie
latar belakang
era reformasi
6. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna kualitas
monoteis. Monoteis adalah kepercayaan bahwa Tuhan yaitu
satu/tunggal dan berkuasa penuh atas segala sesuatu. Selain itu sila
pertama Pancasila juga mengandung makna spiritual dan sakral.
Aktualisasi nilai spiritual dan sakral dalam Pancasila adalah tidak
boleh meninggalkan prinsip keimanan dan ketakwaan pada Tuhan
Yang Maha Esa.
7. Lalu keterkaitannya pada era reformasi, pada saat itu, Pancasila
diinterpretasikan sesuai dengan perkembangan zaman.
Penginterpretasian Pancasila haruslah relevan dan kontekstual serta
sinkron atau sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Pada era itu,
dilakukan lah berbagai perubahan untuk memperbaiki nilai-nilai
kehidupan berbangsa dan bernegara di bawah ideologi Pancasila
9. Pada masa pra-reformasi penguasan menerapkan kebijakan kooptasi beragama. pemeluk
agama dibatasi dan diawasi demi stabilitas politik dan ekonomi nasional. Penguasa mengontrol
dan menekan para pemuka agama agar tidak membawa-bawa agama ke ranah politik dan
kekuasaan. Isu SARA menjadi pengendali relasi agama dan penguasa masa itu. Pada era itu,
kehidupan beragama dapat dikontrol dan dikendalikan, bahkan konflik agama dapat diredam
sedemikian rupa. semuanya menjadi terbalik setelah memasuki era reformasi. Pada era ini,
Presiden BJ Habibie mengeluarkan kebijakan yang membuka keran keterbukaan dan kebebasan,
termasuk dalam persoalan-persoalan agama. Sehingga pada awal era reformasi paham-paham
keagamaan mulai banyak bermunculan.
10. Setelah terjadinya kontak dengan dunia luar dan terjadinya dialogdialog agama secara global, maka
muncul gerakan-gerakan agama yang bersifat radikal, liberal, dan progresif. Gesekan dan konflik antar
umat beragama mulai bermunculan dan tidak terhindarkan. Hal ini disebabkan karena kontrol
penguasa terhadap kehidupan beragama menjadi lemah. Pada posisis ini, penguasa menerapkan pola
akomodasi dalam menerapkan kebijakan di bidang kehidupan beragama. Artinya, pemerintah bersifat
longgar dan mendengar aspirasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian,
telah terjadi transformasi agama pada era reformasi. Pada awalnya agama hanya diperbincangkan
dalam etalase-etalase pribadi, kemudian sekarang agama sudah masuk pada ruang-ruang publik
dimana masyarakat tidak tabu lagi berbicara tentang agama
11. Kesimpulan
Agama dapat menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan
bermasyarakat agar lebih beradab dan bermartabat. Agama
juga dapat menjadi kekuatan moral yang memberikan spirit,
arah, dan nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, sangat diharapkan agar ke depannya agama
tidak lagi semata-mata dijadikan alat legitimasi kekuasaan
yang dapat menciderai sakralitas dan nilai kesucian agama.