SlideShare a Scribd company logo
EKOLOGI TUMBUHAN
DOSEN PEMBIMBING: Dr. ELFIS, M.Si
Di susun oleh:
Nama: SULASTRI
NPM : 116511903
Kelas : VI-E
DEFENISI POPULASI
Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang
sama (spesies) yang hidup menempati ruang yang sama
pada waktu tertentu. Anggota-anggota populasi secara
alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi
di antara sesamanya.(Wikipedia.Com,2013)
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme.
Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu-
individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi,
namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk
mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik,
karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu
tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan
perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi
genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam
kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu
dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi
oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu
antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan
tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara
terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau
Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan
Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain
terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung
barat Pulau Jawa.
GAMBAR POPULASI
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :
1. ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh
individu-individu pembangun populasi itu.
Diantaranya: :
a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang
sifatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi
dengan berjalannya waktu (umur)
b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir,
tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati)
CIRI-CIRI DASAR POPULASI
c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons
terhadap perubahan lingkungan
d. Mempunyai hereditas
e. Terintegrasi oleh faktor- faktor heredita oleh faktor- fektor
herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah
kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi.
Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk
meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama.
2. ciri-ciri statistik, merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak
dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil
perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri.
antara lain:
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut
parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti
natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran (agihan, struktur) umur
c. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d. Dispersi(sebaran individu intra populasi)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran populasi:
• Distribusi sumberdaya
• Perilaku sosial (pada hewan)
• Faktor lain (interaksiorganisme, tempatberlindung,oksigen
terlarut, dll).
Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan
faktor penting untuk analisis dinamika populasi.
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju
kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian,
dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi.
Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni
bentuk pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J)
dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S)
PERTUMBUHAN POPULASI
Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi
bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik,
yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan
lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan
dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang
demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara
eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat
berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak.
1. Pertumbuhan Eksponensial
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini,
populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi
positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju
peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun
segera menurun lagi secara perlahan dengan makin
meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa
persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga
akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang
(fase keseimbangan).
2. Pertumbuhan Sigmoid
Faktor pembatas pertumbuhan populasi :
• Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan
• Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam
Faktor pembatas menyebabkan spesies menerapkan strategi
untuk bertahan hidup.
Komunitas dalam arti ekologi mengacu kepada kumpulan
populasi yang terdiri dari spesies yang berlainan, yang
menempati suatu daerah tertentu. Sedangkan pengertian
komunitas secara umum sendiri adalah kumpulan populasi
makhluk hidup yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu
habitat. Setiap komunitas tidak harus menempati daerah
yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran
berapa pun.
PENGERTIAN KOMUNITAS
Komunitas tumbuhan di daerah trofik biasanya bersifat rumit
dan tidak mudah diberi nama menurut satu atau dua spesies
yang paling berkuasa sebagaimana yang umum di daerah yang
beriklim sedang..
Irwan (2003), lebih lanjut menjelaskan komunitas sebagai
kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang
lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi..
Komunitas pada prinsipnya terbentuk dari berbagai hasil
interaksi di antara populasi-populasi yang ada , Di alam terdapat
bermacam-macam komunitas. Komunitas ini dapat dibagi dalam
dua bagian yaitu komunitas akuatik (lautan, danau, sungai dan
kolam) dan komunitas terestrial (hutan, padang rumput, padang
pasir, dan lain-lain.)
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih
tinggi dari populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam
komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak hanya antar
individu atau spesies seperti pada populasi. Hubungan antar
populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling
menguntungkan sehingga terwujud suatu hubungan timbal balik
yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya
bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan
(parasitisme).
1. Danseraeu
seraeu mendefinisikan komunitas adalah organisasi
organisme secara spatial dan temporal dengan perbedaan
derajat integrasi, dan yang jelas komunitas mempunyai level
organisasi yang lebih kompleks dari organisme sendiri.
Ada beberapa definisi tentang komunitas yang disampaikan
oleh beberapa ahli ekologi sebagai berikut.
2. Walter
Walter menyampaikan bahwa komunitas tumbuhan sebagai suatu
kombinasi spesies yang tetap yang terdapat secara alami, dan dalam
keseimbangan ekologi baik diantara tumbuhan sendiri maupun dengan
lingkungannya.
3. Oosting
Oosting membuat definisi kerja tentang komunitas tumbuhan yaitu:
komunitas adalah kumpulan (aggregration) berbagai organisme hidup
yang mempunyai hubungan timbal balik (mutual relationship) baik
diantara mereka sendiri maupun dengan lingkungannya.
4. Mc Nauchton & Wolf
Mc Nauchton & Wolf mendeskripsikan populasi yang terjadi
bersamaan dalam ruang dan waktu, secara fungsional berhubungan
satu sama lain membentuk unit ekologi yaitu komunitas.
5. Odum
Odum (1993) mendeskripsikan tentang komunitas biotik sebagai
kumpulan populasi apa saja yang hidup dalam daerah atau habitat fisik
yang telah ditentukan, hal tersebut merupakan satuan yang diorganisir
sedemikian bahwa dia mempunyai sifat-sifat tambahan terhadap
komponen individu dan fungsi-fungsi sebagai suatu unit melalui
transformasi-transformasi metabolik yang bergandengan.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah
dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik
hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas
dapat berdasarkan :
1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk
hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis,
hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga
berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil
2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas
hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan, dan
lain-lain
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya
tipe metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam
seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah
hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan
hujan tropis.
Berbeda dengan cara diatas, Alechin, memberikan penjelasan
cara menentukan komunitas dilapangan yaitu dengan cara
melihat persekutuan tumbuhan yang dapat membentuk
kelompok terbuka dan kelompok tertutup. Pada bentuk terbuka,
orang dapat membedakan penempatan tanpa integrasi: tegakan
temporal atau permanen atau komunitas, misalnya pada stand
populasi campuran. Pada kelompok tertutup dalam arti
terintegrasi atau terpadu. Namun konsep ini masih banyak
memiliki kelemahan.
Lebih lanjut Ngurah Rai (1999), menjelaskan bahwa ada dua
pengertian komunitas, yaitu komunitas konkrit dan komunitas
abstrak. Komunitas konkrit adalah konsep komunitas yang
mengacu kepada tegakan/ stand tumbuhan yang nyata terdapat
di lapangan. Sedangkan komunitas abstrak merupakan konsep
komunitas yang memiliki bentuk asosiasi dan sosiasi.
Ada tiga gagasan utama yang terlibat dalam definisi komunItas:
a. Sifat minimum komunitas adalah hadirnya bersama beberapa
spesies dalam suatu daerah.
b. Bahwa komunitas menurut beberapa ilmuwan adalah
kumpulan kelompok spesies yang sama terjadi berulang dalam
ruang dan waktu. Ini berarti bahwa ada “tipe komunitas” yang
memiliki komposisi relatif tetap.
c. Ada sementara ilmuwan yang mengatakan bahwa komunitas
memiliki kecenderungan menuju ke arah stabilitas dinamik, dan
bahwa keseimbangan ini cenderung dipulihkan jika terganggu,
jadi komunitas menunjukkan homeostasis.
GAMBAR KOMUNITAS
KONSEP-KONSEP DASAR KOMUNITAS
Menurut Clement komunitas dibagi dalam beberapa klas yaitu :
a) Formasi tumbuhan merupakan unit vegetasi yang besar di
suatu wilayah yang ditunjukkan oleh beberapa bentuk
pertumbuhan yang dominan, misalnya hutan ditunjukkan
dengan pohon-pohon.
b) assosiasi adalah vegetasi regional, dalam formasi ini
merupakan klimaks sub iklim dalam formasi umum.
c) Ekotone adalah peralihan antara dua atau lebih komunitas
yang berbeda. Daerah ini merupakan daerah pertemuan yang
dapat berbentuk bentangan luas tetapi masih lebih sempit/kecil
jumlah populasinya dari komunitas sekitarnya.
INTERAKSI DALAM KOMUNITAS
A. Interaksi Antar Organisme
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat
erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antar organisme
dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam
habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan
tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
Contohnya: antara capung dan sapi.
2. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa
(predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa,
predator tak dapat hidup. Contoh : Singa dengan mangsanya,
yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
3. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antar organisme yang
berbeda spesies yang hidup pada organisme lain dan mengambil
makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan
inangnya.contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata
dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
4. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme
yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi
sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya
tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang
ditumpanginya.
5. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri
Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
Contoh interaksi antar populasi adalah:
1. Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi
yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi
tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon
walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena
tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
B. Interaksi Antar populasi
2. Kompetisi merupakan interaksi antar populasi, bila
antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi
persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di
padang rumput.
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda
di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh
komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. . Antara
komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk
peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran
organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
C. Interaksi Antar Komunitas
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik
membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan
lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam
sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat
juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik,
serta siklus materi.
D. Interaksi Antara Komponen Biotik dengan Abiotik
Seperti halnya populasi, dalam mempelajari komunitas ada
beberapa parameter yang dapat di ukur. Ada parameter
komunitas yang bersifat kuantitatif, seperti kekayaan spesies,
keaneragaman spesies, dan kelimpahan. Ada juga yang
bersifat kualitatif, misalnya tingkatan trofik, bentuk, dan
karakter hidup.
KARAKTERISTIK KOMUNITAS TUMBUHAN
Keaneragaman spesies menggambarkan jumlah total individu
yang ada. Semakin banyak jumlah spesies dengan proporsi
yang seimbang menunjukkan keaneragaman yang semakin
tinggi.
1. Kelimpahan relatif
kelimpahan relatif dihitung dengan membandingkan
kelimpahan individu satu spesies terhadap jumlah
kelimpahan total individu tersebut dalam komunitas.
KEANEKARAGAMAN
2. Struktur Trofik
Struktur trofik ditentukan berdasarkan posisi spesies dalam piramida
makanan. Struktur trofik ini ditentukan berdasarkan jenis makanan
suatu spesies. Hubungan ini menggambarkan aliran energi dari satu
spesies ke spesies lain.
3. Bentuk dan Karakter Hidup
Bentuk hidup pada tumbuhan dapat di klasifikasika dalam kelompok
semak, perdu, dan pohon. Ciri lain yang penting dalam
menggambarkan vegetasi tumbuhan adalah karakter tumbuhan yang
dominan, misalnya tumbuhan gugur daun, tumbuhan evergreen, dan
sebagainya.
Struktur Komunitas
• Adalah suatu deskripsi atau pertelaan tentang masyarakat
tumbuhan yang dapat memberikan gambaran mengenai
kondisi lingkungan dan distribusi nutrien di habitatnya.
• Menurut Kershaw (1973) dalam Irwanto (2006), struktur
vegetasi terdiri dari 3 komponen, yaitu:
1. Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang
merupakan lapisan tumbuhan bawah, herba, semak, dan
pohon penyusun vegetasi dalam suatu komunitas.
2. Sebaran horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan
letak dari suatu individu terhadap individu lain.
3. Kemelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu
komunitas.
PENGERTIAN EKOSISTEM
Menurut Dephut Ekosistem adalah tatanan dari satuan
unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun
abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling
mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang
lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam
suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi
sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam.
(Irwanto ,2013)
Sedangkan menurut woodbury,1954 dalam setiadi 1983
Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya
terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan
sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan
menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energy.
Terdapat dua dalam sistem ekologi, yaitu:
•Sistem tertutup yaitu sistem dengan batas yang memungkinkan
untuk terjadinya pertukaran energi, tetapi tidak memungkinkan
pertukaran materi antara sistem dengan lingkungannya.
• Sistem terbuka yaitu sistem dengan batas yang memungkinkan
terjadinya pertukaran energi dan materi melintasi batas.
GAMBAR EKOSISTEM
Ekosistem merupakan tingkatan organisasi kehidupan
yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana
kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan
berinteraksi.
Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua
macam, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik
adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup,sedangkan
komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda
mati.
Struktur dan fungsi komponen ekosistem
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup
dalam suatu ekosistem. Komponen abiotik sangat
menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu
lingkungan. Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain:
1. Suhu
suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu
merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup.
a) Komponen abiotik
2. Sinar matahari
sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global
karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga
merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai
produsen untuk berfotosintesis.
3. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi
tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan,
dan penyebaran biji
4. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis
tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup
didalamnya juga berbeda. .tanah juga menyediakan unsur-unsur
penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
5. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan
juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
6. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi
lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung
menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi.
Semua hewan dan tumbuhan yang terdapat dalam
suatu ekosistem merupakan suatu biotik. Menurut
peranannya, komponen ini dibagi tiga golongan, yaitu:
1. Produser
Produsen, yang berarti penghasil. Produsen merupakan
organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
(autotrof) melalui fotosintesis. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang
mempunyai klorofil.
b) Komponen biotik
Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme
yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi
menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain.
Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan
dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh karena itu,
herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama.
Karnivora yang mendapatkann makanan dengan memangsa
herbivora disebut konsumen tingkat kedua. Karnivora yang
memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen
tingkat ketiga dan seterusnya.
2. Konsumen
Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasad
renik yang berperan menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil
pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme
pengurai, organisme akan terurai dan meresap ke dalam
tanah menjadi unsur hara yang kemudian diserap oleh
tumbuhan (produsen).
3. Pengurai
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem
air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
1. Akuatik (air)
• ekosistem air tawar.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh
iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah
jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
Tipe-tipe Ekosistem
• Ekosistem air laut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang
tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut
tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
• Ekosistem estuari.
Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya
akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara
lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas
hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
• Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh
di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan
yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
• Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu
arah. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan
oksigen pada air. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti
ikan, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
• Ekosistem terumbu karang.
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Hewan-
hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis
dan sisa organik lain. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan,
menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
• Ekosistem laut dalam.
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut
dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai
produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
• Hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Dalam
hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu
liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara
lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung
hantu.
2. Terestrial (darat)
Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh
temperatur dan curah hujan.
• Sabana.
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah
hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temperatur dan kelembaban
masih tergantung musim. Hewan yang hidup di sabana antara
lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
• Padang rumput.
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30
cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan
air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada
terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya
tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison,
zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru,
serangga, tikus dan ular.
Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah
hujan rendah (25 cm/tahun). Di gurun dijumpai pula
tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus,
atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang
hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak,
kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.
• Gurun.
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang
memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan
merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan
tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur
antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan
rakun (sebangsa luwak).
• Hutan gugur.
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi
energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi
pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh: • Bendungan
• hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
• agroekosistem berupa sawah tadah hujan
• sawah irigasi
• perkebunan sawit
• ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
• ekosistem ruang angkasa.
3. Buatan
Klimatologi berasal dari bahasa yunani klima dan
logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan
ke lintang tempat sedangkan logos sendiri berarti ilmu. Jadi
definisi klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan
penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di
bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan
dengan aktivitas manusia.
PENGERTIAN KLIMATOLOGIS EKOSISTEM
KLASIFIKASI IKLIM
Beberapa sistem klasifikasi iklim yang sampai sekarang
masih digunakan dan pernah digunakan di Indonesia antara
lain adalah:
a. Sistem Klasifikasi Koppen
Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan
perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen
memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka bumi
yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok nabati
(vegetasi).
Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima
huruf besar dimana tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik
(tropical rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering (dry
climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm
temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan
bersalju dingin (cold snowy forest climates) dan iklim E adalah
tipe iklim kutub (polar climates) (Safi’i, 1995).
b. Sistem Klasifikasi Mohr
Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara
penguapan dan besarnya curah hujan, dari hubungan ini
didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu
satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila
curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah
hujan bulan berkisar antara 100 – 60 mm dan bulan kering
bila curah hujan < 60 mm per bulan (Anon).
Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson
Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman Hutan
Unsur Terhadap Tanah Terhadap Tananam
Suhu Mendorong pemecahan zat-zat
organis. Meningkatkan pelarutan
mineral mengandung nitrogen
Mendorong pertumbuhan
dan perkembanga.
Mempercepat hilangnya air.
Kelembaban Melambatkan
pengeringan.mendorong
pemecahan bahan-bahan
organis. Mendorong
pertumbuhan mikroorganisme.
Mendorong pelarutan-pelarutan.
Mendorong pertumbuhan.
Membatasi hilangnya air
bagi pertumbuhan.
Memungkinkan mudahnya
timbul penyakit.
Angin Mendorong terkikisnya tanah
yang terbuka. Mendorong
terjadinya pengeringan
Mempercepat hilangnya air
dan cenderung
mengeringkannya.
mendorong penyebaran
penyakit
Unsur Terhadap Tanah Terhadap Tananam
Sinar
Matahari
Mendorong terkikisnya
tanah yang terbuka.
Mendorong terjadinya
pengeringan
Mempercepat hilangnya air
dan cenderung
mengeringkannya.
mendorong penyebaran
penyakit
Hujan Melakukan pengikisan dan
pencucian.
Mendorong
penggumpalan tanah liat
Hakiki bagi persediaan air.
Memungkinkan timbulnya
kerugian fisik
Debu Melakukan Pengendapan.
memungkinkan
tertutupnya pori-pori
dalam tanah.
Memungkinkan timbulnya
kerugian fisik
Akibat dari pengaruh perubahan iklim
A.Tanaman
1. Angin
Pengaruh angin terhadap tanah hutan dapat
menyebabkan terjadinya erosi angin dan menyebabkan tanah
menjadi kering. Erosi angin terjadi karena perpindahan tanah
dari tempatnya karena tiupan angin. Biasanya butir-butir
tanah yang halus sewaktu tanah sedang kering akan mudah
untuk ditiup angin. Tertiupnya butiran-butiran tanah yang
terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi kurus atau
tidak subur lagi.
2. Petir
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada
musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang
menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian
disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Perbedaan
waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan
suara dan kecepatan cahaya. Petir terjadi karena ada perbedaan
potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya.
3. Curah Hujan
Kerusakan semai dari curah hujan di persemaian adalah sama
dengan perlindungan terhadap penyinaran yang tinggi, yaitu
dengan menggunakan pelindung sarlon karena dapat
memecahkan butir-butir air hujan menjadi lebih kecil sehingga
tidak membahayakan semai. Hindari pemupukan semai dengan
N (nitrogen), karena dinding sel semai yang tidak dipupuk
dengan N lebih tebal dan kaya akan lignin.
B. Hewan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi produksi hewan
meliputi lingkungan fisik (radiasi, suhu udara, kelembaban,
kecepatan angin, curah hujan, den ketinggian tempat),
lingkungan biotic (vegetasi, predator, hewan/ternak lain,
bakteri, parasit, dan virus), lingkungan kimiawi (pencemaran
dan peracunan oleh unsure-unsur), dan lingkungan manusia
sebagai pengelola.
C. Hama dan Penyakit Tanaman
Hama seperti mahluk hidup lainnya perkembangannya
dipengaruhi oleh factor- faktor iklim baik langsung maupun
tidak langsung. Temperatur, kelembaban udara relatif dan
foroperiodisitas berpengaruh langsung terhadap siklus hidup,
keperidian, lama hidup, serta kemampuan diapause serangga.
Temperatur berpengaruh terhadap sintesis senyawa
metabolit sekunder seperti alkaloid, falvonoid yang berpengaruh
terhadap ketahannannya terhadap hama. Pengaruh tidak
langsungnya adalah kaitannya dengan musuh alami hama baik
predator, parasitoid dan patogen.
Dari konsep segitiga penyakit tampak jelas bahwa iklim sebagai
faktor lingkungan fisik sangat berpengaruh terhadap proses
timbulnya penyakit. Pengaruh faktor iklim terhadap patogen bisa
terhadap siklus hidup patogen, virulensi (daya infeksi),
penularan, dan reproduksi patogen.
EDAPHIS EKOSISTEM
Pohon-pohon hutan dan iklim mempengaruhi struktur
tanah dan erosi, sehingga mempengaruhi pengadaan air di
lereng gunung. Serasah di lantai hutan dapat mencegah
rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke tanah, tanpa
adanya serasah, tanah lantai hutan akan padat oleh air hujan,
dengan demikian daya serapnya berkurang.
Jadi apabila hutan di lereng gunung habis ditebang, air
hujan akan mengalir deras membawa partikel tanah permukaan,
yang kemudian bercampur menjadi Lumpur. Peristiwa ini akan
menutupi pori-pori tanah di permukaan, pada hujan berikutnya
lebih banyak lagi air yang mengalir di sepanjang lereng, karena
makin berkurangnya daya serap tanah.
Hal ini menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi
gersang dan kerdil. Apabila kejadiannya semakin parah, air yang
mengalir dari lereng gunung tanpa rintangan, maka
menimbulkan banjir, banjir ini akan menghanyutkan lapisan
humus pada permukaan tanah.
Dari uraian di atas nampak bahwa penebangan hutan
dapat menciptakan “lingkaran setan”. Makin banyak pohon yang
ditebang, maka semakin besar perubahan ekstrim iklim mikro,
sehingga makin sukar tumbuhan akan hidup.
Setyo I amin.Eksono,m.S1.,Ph.D.2007.Ekologi pendekatan
deskriptif kuantitatif.Bayu media publishing : malang
Wikipedia. 2013. Populasi. Http://
d.Wikipedia.Org/wiki/populasi_(biologi) . diakses tanggal 15
maret 2014, 14:40
Http://praycorp.Blogspot.Com/2011/03/dinamika-populasi.Html
Anonymous 2011, file:///D:/PAK%20HUSAMAH/bab-ii-
pembahasan-a-pengertian-komunitas-komunitas.Htm(diakses 31
oktober 2011)
IRWANTO. 2013. EKOSISTEM.
HTTP://WWW.IRWANTOSHUT.NET/EKOSISTEM.HTML. DIAKSES TANGGAL
30 APRIL 2014, 15:08
BENYAMIN LAKITAN. 1994. DASAR-DASAR KLIMATOLOGI. PT. RAJA GRAFINDO
PERSADA. JAKARTA.
HANDOYO, 2008. PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK PERTANIAN 2008,
YOGYAKARTA.
DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot

Interaksi Antar Mahluk Hidup
Interaksi Antar Mahluk Hidup Interaksi Antar Mahluk Hidup
Interaksi Antar Mahluk Hidup Fadhilah Saputri
 
Makhluk Hidup dan Lingkungannya
Makhluk Hidup dan LingkungannyaMakhluk Hidup dan Lingkungannya
Makhluk Hidup dan LingkungannyaIntan Irawati
 
makhluk hidup dan lingkungannya
makhluk hidup dan lingkungannyamakhluk hidup dan lingkungannya
makhluk hidup dan lingkungannya
titynk tink
 
Ppt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannyaPpt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannya
Damaiyani Daranita
 
Ekologi Hewan
Ekologi HewanEkologi Hewan
Ekologi Hewan
yuliartiramli
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewan
Ade Maiditasari
 
Memahami interaksi dalam ekosistem
Memahami interaksi dalam ekosistemMemahami interaksi dalam ekosistem
Memahami interaksi dalam ekosistem
google
 
Komponen ekosistem, peran dan interaksinya
Komponen ekosistem, peran dan interaksinyaKomponen ekosistem, peran dan interaksinya
Komponen ekosistem, peran dan interaksinyaAgustinus Wiyarno
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
yuliartiramli
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidup
Azizatul Zainia
 
Makalah pklh kel. 5
Makalah pklh kel. 5Makalah pklh kel. 5
Makalah pklh kel. 5Kadhe Candra
 
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistemZaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
zaenalofficial48
 
Interaksi dalam ekosistem
Interaksi dalam ekosistemInteraksi dalam ekosistem
Interaksi dalam ekosistem
Bayu Setyawan
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
alifia rahayu
 
Pola interaksi dalam ekosistem
Pola interaksi dalam ekosistemPola interaksi dalam ekosistem
Pola interaksi dalam ekosistemZufar Asyraf Al
 
Laporan populasi
Laporan populasiLaporan populasi
Laporan populasi
Andreasrambakila
 
Interaksi antara komponen ekosistem
Interaksi antara komponen ekosistemInteraksi antara komponen ekosistem
Interaksi antara komponen ekosistem
loli wulandari
 

What's hot (20)

Interaksi Antar Mahluk Hidup
Interaksi Antar Mahluk Hidup Interaksi Antar Mahluk Hidup
Interaksi Antar Mahluk Hidup
 
Makhluk Hidup dan Lingkungannya
Makhluk Hidup dan LingkungannyaMakhluk Hidup dan Lingkungannya
Makhluk Hidup dan Lingkungannya
 
makhluk hidup dan lingkungannya
makhluk hidup dan lingkungannyamakhluk hidup dan lingkungannya
makhluk hidup dan lingkungannya
 
Ppt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannyaPpt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannya
 
Keanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewanKeanekaragaman hewan
Keanekaragaman hewan
 
Ekologi Hewan
Ekologi HewanEkologi Hewan
Ekologi Hewan
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewan
 
Memahami interaksi dalam ekosistem
Memahami interaksi dalam ekosistemMemahami interaksi dalam ekosistem
Memahami interaksi dalam ekosistem
 
Komponen ekosistem, peran dan interaksinya
Komponen ekosistem, peran dan interaksinyaKomponen ekosistem, peran dan interaksinya
Komponen ekosistem, peran dan interaksinya
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidup
 
ekosistem
ekosistemekosistem
ekosistem
 
Makalah pklh kel. 5
Makalah pklh kel. 5Makalah pklh kel. 5
Makalah pklh kel. 5
 
Ekologi hewan
Ekologi hewanEkologi hewan
Ekologi hewan
 
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistemZaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
 
Interaksi dalam ekosistem
Interaksi dalam ekosistemInteraksi dalam ekosistem
Interaksi dalam ekosistem
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Pola interaksi dalam ekosistem
Pola interaksi dalam ekosistemPola interaksi dalam ekosistem
Pola interaksi dalam ekosistem
 
Laporan populasi
Laporan populasiLaporan populasi
Laporan populasi
 
Interaksi antara komponen ekosistem
Interaksi antara komponen ekosistemInteraksi antara komponen ekosistem
Interaksi antara komponen ekosistem
 

Similar to PPT EKTUM SULASTRI

EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan
QORYANI
 
405547584-Ppt-Ekwan-Struktur-Komunitas.pptx
405547584-Ppt-Ekwan-Struktur-Komunitas.pptx405547584-Ppt-Ekwan-Struktur-Komunitas.pptx
405547584-Ppt-Ekwan-Struktur-Komunitas.pptx
nurulmiarahmah
 
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSAPPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSASatria Efendi
 
Print komunitas
Print komunitasPrint komunitas
Print komunitas
Jembery Kims
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Septian Muna Barakati
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogiMakalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
Septian Muna Barakati
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santiaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santiaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidupMakalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
Septian Muna Barakati
 
4.pptx
4.pptx4.pptx
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Nurul Afdal Haris
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Septian Muna Barakati
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to PPT EKTUM SULASTRI (20)

EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan EKTUM Populasi Tumbuhan
EKTUM Populasi Tumbuhan
 
405547584-Ppt-Ekwan-Struktur-Komunitas.pptx
405547584-Ppt-Ekwan-Struktur-Komunitas.pptx405547584-Ppt-Ekwan-Struktur-Komunitas.pptx
405547584-Ppt-Ekwan-Struktur-Komunitas.pptx
 
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSAPPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
PPT EKTUM YULIZA PUTRI NOSA
 
Print komunitas
Print komunitasPrint komunitas
Print komunitas
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husniMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa ode husni
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogiMakalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup yogi
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santiaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup nur santia
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidupMakalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidupMakalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidupMakalah tingkat organisasi mahluk hidup
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup
 
4.pptx
4.pptx4.pptx
4.pptx
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
 
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa haliaMakalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
Makalah tingkat organisasi mahluk hidup wa halia
 
Syasrida fransiska
Syasrida fransiskaSyasrida fransiska
Syasrida fransiska
 

More from Satria Efendi

Tugas 2 tik kelompok 4
Tugas 2 tik kelompok 4Tugas 2 tik kelompok 4
Tugas 2 tik kelompok 4
Satria Efendi
 
Media pembelajaran dan tik pendidikan bahasa indonesia
Media pembelajaran dan tik pendidikan bahasa indonesiaMedia pembelajaran dan tik pendidikan bahasa indonesia
Media pembelajaran dan tik pendidikan bahasa indonesia
Satria Efendi
 
Bahasan 3 teknik perancangan dan strategi penggunaan media pendidikan dalam kbm
Bahasan 3 teknik perancangan dan strategi penggunaan media pendidikan dalam kbmBahasan 3 teknik perancangan dan strategi penggunaan media pendidikan dalam kbm
Bahasan 3 teknik perancangan dan strategi penggunaan media pendidikan dalam kbm
Satria Efendi
 
Bahasan 2 klasifikasi dan pemilihan media pembelajaran
Bahasan 2 klasifikasi dan pemilihan media pembelajaranBahasan 2 klasifikasi dan pemilihan media pembelajaran
Bahasan 2 klasifikasi dan pemilihan media pembelajaran
Satria Efendi
 
Kumpulan tugas
Kumpulan tugasKumpulan tugas
Kumpulan tugas
Satria Efendi
 
Power peta konsep
Power peta konsepPower peta konsep
Power peta konsep
Satria Efendi
 
Ekologi tumbuhan ekosistem hutan pegunungan tinggi
Ekologi tumbuhan ekosistem hutan pegunungan tinggiEkologi tumbuhan ekosistem hutan pegunungan tinggi
Ekologi tumbuhan ekosistem hutan pegunungan tinggi
Satria Efendi
 
PPT EKTUM TITA UTAMI
PPT EKTUM TITA UTAMIPPT EKTUM TITA UTAMI
PPT EKTUM TITA UTAMISatria Efendi
 

More from Satria Efendi (9)

Tugas 2 tik kelompok 4
Tugas 2 tik kelompok 4Tugas 2 tik kelompok 4
Tugas 2 tik kelompok 4
 
Media pembelajaran dan tik pendidikan bahasa indonesia
Media pembelajaran dan tik pendidikan bahasa indonesiaMedia pembelajaran dan tik pendidikan bahasa indonesia
Media pembelajaran dan tik pendidikan bahasa indonesia
 
Bahasan 3 teknik perancangan dan strategi penggunaan media pendidikan dalam kbm
Bahasan 3 teknik perancangan dan strategi penggunaan media pendidikan dalam kbmBahasan 3 teknik perancangan dan strategi penggunaan media pendidikan dalam kbm
Bahasan 3 teknik perancangan dan strategi penggunaan media pendidikan dalam kbm
 
Bahasan 2 klasifikasi dan pemilihan media pembelajaran
Bahasan 2 klasifikasi dan pemilihan media pembelajaranBahasan 2 klasifikasi dan pemilihan media pembelajaran
Bahasan 2 klasifikasi dan pemilihan media pembelajaran
 
Kumpulan tugas
Kumpulan tugasKumpulan tugas
Kumpulan tugas
 
Power peta konsep
Power peta konsepPower peta konsep
Power peta konsep
 
Ekologi tumbuhan ekosistem hutan pegunungan tinggi
Ekologi tumbuhan ekosistem hutan pegunungan tinggiEkologi tumbuhan ekosistem hutan pegunungan tinggi
Ekologi tumbuhan ekosistem hutan pegunungan tinggi
 
PPT EKTUM TITA UTAMI
PPT EKTUM TITA UTAMIPPT EKTUM TITA UTAMI
PPT EKTUM TITA UTAMI
 
PPT EKTUM SUCI
PPT EKTUM SUCIPPT EKTUM SUCI
PPT EKTUM SUCI
 

Recently uploaded

SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 

PPT EKTUM SULASTRI

  • 1. EKOLOGI TUMBUHAN DOSEN PEMBIMBING: Dr. ELFIS, M.Si Di susun oleh: Nama: SULASTRI NPM : 116511903 Kelas : VI-E
  • 2. DEFENISI POPULASI Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya.(Wikipedia.Com,2013)
  • 3. Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
  • 4. Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa.
  • 6. Ada dua ciri dasar populasi, yaitu : 1. ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu. Diantaranya: : a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur) b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua = senessens, dan mati) CIRI-CIRI DASAR POPULASI
  • 7. c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan lingkungan d. Mempunyai hereditas e. Terintegrasi oleh faktor- faktor heredita oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunan untuk waktu yang lama.
  • 8. 2. ciri-ciri statistik, merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri. antara lain: a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi. b. Sebaran (agihan, struktur) umur c. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen) d. Dispersi(sebaran individu intra populasi)
  • 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran populasi: • Distribusi sumberdaya • Perilaku sosial (pada hewan) • Faktor lain (interaksiorganisme, tempatberlindung,oksigen terlarut, dll). Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan faktor penting untuk analisis dinamika populasi.
  • 10. Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan sigmoid (dengan bentuk kurva S) PERTUMBUHAN POPULASI
  • 11. Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak. 1. Pertumbuhan Eksponensial
  • 12. Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). 2. Pertumbuhan Sigmoid
  • 13. Faktor pembatas pertumbuhan populasi : • Tergantung kepadatan : makanan dan ruangan • Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam Faktor pembatas menyebabkan spesies menerapkan strategi untuk bertahan hidup.
  • 14. Komunitas dalam arti ekologi mengacu kepada kumpulan populasi yang terdiri dari spesies yang berlainan, yang menempati suatu daerah tertentu. Sedangkan pengertian komunitas secara umum sendiri adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu habitat. Setiap komunitas tidak harus menempati daerah yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran berapa pun. PENGERTIAN KOMUNITAS
  • 15. Komunitas tumbuhan di daerah trofik biasanya bersifat rumit dan tidak mudah diberi nama menurut satu atau dua spesies yang paling berkuasa sebagaimana yang umum di daerah yang beriklim sedang.. Irwan (2003), lebih lanjut menjelaskan komunitas sebagai kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi..
  • 16. Komunitas pada prinsipnya terbentuk dari berbagai hasil interaksi di antara populasi-populasi yang ada , Di alam terdapat bermacam-macam komunitas. Komunitas ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu komunitas akuatik (lautan, danau, sungai dan kolam) dan komunitas terestrial (hutan, padang rumput, padang pasir, dan lain-lain.)
  • 17. Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak hanya antar individu atau spesies seperti pada populasi. Hubungan antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling menguntungkan sehingga terwujud suatu hubungan timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan (parasitisme).
  • 18. 1. Danseraeu seraeu mendefinisikan komunitas adalah organisasi organisme secara spatial dan temporal dengan perbedaan derajat integrasi, dan yang jelas komunitas mempunyai level organisasi yang lebih kompleks dari organisme sendiri. Ada beberapa definisi tentang komunitas yang disampaikan oleh beberapa ahli ekologi sebagai berikut.
  • 19. 2. Walter Walter menyampaikan bahwa komunitas tumbuhan sebagai suatu kombinasi spesies yang tetap yang terdapat secara alami, dan dalam keseimbangan ekologi baik diantara tumbuhan sendiri maupun dengan lingkungannya. 3. Oosting Oosting membuat definisi kerja tentang komunitas tumbuhan yaitu: komunitas adalah kumpulan (aggregration) berbagai organisme hidup yang mempunyai hubungan timbal balik (mutual relationship) baik diantara mereka sendiri maupun dengan lingkungannya.
  • 20. 4. Mc Nauchton & Wolf Mc Nauchton & Wolf mendeskripsikan populasi yang terjadi bersamaan dalam ruang dan waktu, secara fungsional berhubungan satu sama lain membentuk unit ekologi yaitu komunitas. 5. Odum Odum (1993) mendeskripsikan tentang komunitas biotik sebagai kumpulan populasi apa saja yang hidup dalam daerah atau habitat fisik yang telah ditentukan, hal tersebut merupakan satuan yang diorganisir sedemikian bahwa dia mempunyai sifat-sifat tambahan terhadap komponen individu dan fungsi-fungsi sebagai suatu unit melalui transformasi-transformasi metabolik yang bergandengan.
  • 21. Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan : 1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil
  • 22. 2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan, dan lain-lain 3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropis.
  • 23. Berbeda dengan cara diatas, Alechin, memberikan penjelasan cara menentukan komunitas dilapangan yaitu dengan cara melihat persekutuan tumbuhan yang dapat membentuk kelompok terbuka dan kelompok tertutup. Pada bentuk terbuka, orang dapat membedakan penempatan tanpa integrasi: tegakan temporal atau permanen atau komunitas, misalnya pada stand populasi campuran. Pada kelompok tertutup dalam arti terintegrasi atau terpadu. Namun konsep ini masih banyak memiliki kelemahan.
  • 24. Lebih lanjut Ngurah Rai (1999), menjelaskan bahwa ada dua pengertian komunitas, yaitu komunitas konkrit dan komunitas abstrak. Komunitas konkrit adalah konsep komunitas yang mengacu kepada tegakan/ stand tumbuhan yang nyata terdapat di lapangan. Sedangkan komunitas abstrak merupakan konsep komunitas yang memiliki bentuk asosiasi dan sosiasi.
  • 25. Ada tiga gagasan utama yang terlibat dalam definisi komunItas: a. Sifat minimum komunitas adalah hadirnya bersama beberapa spesies dalam suatu daerah. b. Bahwa komunitas menurut beberapa ilmuwan adalah kumpulan kelompok spesies yang sama terjadi berulang dalam ruang dan waktu. Ini berarti bahwa ada “tipe komunitas” yang memiliki komposisi relatif tetap.
  • 26. c. Ada sementara ilmuwan yang mengatakan bahwa komunitas memiliki kecenderungan menuju ke arah stabilitas dinamik, dan bahwa keseimbangan ini cenderung dipulihkan jika terganggu, jadi komunitas menunjukkan homeostasis.
  • 28. KONSEP-KONSEP DASAR KOMUNITAS Menurut Clement komunitas dibagi dalam beberapa klas yaitu : a) Formasi tumbuhan merupakan unit vegetasi yang besar di suatu wilayah yang ditunjukkan oleh beberapa bentuk pertumbuhan yang dominan, misalnya hutan ditunjukkan dengan pohon-pohon. b) assosiasi adalah vegetasi regional, dalam formasi ini merupakan klimaks sub iklim dalam formasi umum.
  • 29. c) Ekotone adalah peralihan antara dua atau lebih komunitas yang berbeda. Daerah ini merupakan daerah pertemuan yang dapat berbentuk bentangan luas tetapi masih lebih sempit/kecil jumlah populasinya dari komunitas sekitarnya.
  • 30. INTERAKSI DALAM KOMUNITAS A. Interaksi Antar Organisme Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antar organisme dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Netral Hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya: antara capung dan sapi.
  • 31. 2. Predasi Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus. 3. Parasitisme Parasitisme adalah hubungan antar organisme yang berbeda spesies yang hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
  • 32. 4. Komensalisme Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. 5. Mutualisme Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
  • 33. Contoh interaksi antar populasi adalah: 1. Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. B. Interaksi Antar populasi
  • 34. 2. Kompetisi merupakan interaksi antar populasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
  • 35. Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. . Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. C. Interaksi Antar Komunitas
  • 36. Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. D. Interaksi Antara Komponen Biotik dengan Abiotik
  • 37. Seperti halnya populasi, dalam mempelajari komunitas ada beberapa parameter yang dapat di ukur. Ada parameter komunitas yang bersifat kuantitatif, seperti kekayaan spesies, keaneragaman spesies, dan kelimpahan. Ada juga yang bersifat kualitatif, misalnya tingkatan trofik, bentuk, dan karakter hidup. KARAKTERISTIK KOMUNITAS TUMBUHAN
  • 38. Keaneragaman spesies menggambarkan jumlah total individu yang ada. Semakin banyak jumlah spesies dengan proporsi yang seimbang menunjukkan keaneragaman yang semakin tinggi. 1. Kelimpahan relatif kelimpahan relatif dihitung dengan membandingkan kelimpahan individu satu spesies terhadap jumlah kelimpahan total individu tersebut dalam komunitas. KEANEKARAGAMAN
  • 39. 2. Struktur Trofik Struktur trofik ditentukan berdasarkan posisi spesies dalam piramida makanan. Struktur trofik ini ditentukan berdasarkan jenis makanan suatu spesies. Hubungan ini menggambarkan aliran energi dari satu spesies ke spesies lain. 3. Bentuk dan Karakter Hidup Bentuk hidup pada tumbuhan dapat di klasifikasika dalam kelompok semak, perdu, dan pohon. Ciri lain yang penting dalam menggambarkan vegetasi tumbuhan adalah karakter tumbuhan yang dominan, misalnya tumbuhan gugur daun, tumbuhan evergreen, dan sebagainya.
  • 40. Struktur Komunitas • Adalah suatu deskripsi atau pertelaan tentang masyarakat tumbuhan yang dapat memberikan gambaran mengenai kondisi lingkungan dan distribusi nutrien di habitatnya. • Menurut Kershaw (1973) dalam Irwanto (2006), struktur vegetasi terdiri dari 3 komponen, yaitu: 1. Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan lapisan tumbuhan bawah, herba, semak, dan pohon penyusun vegetasi dalam suatu komunitas.
  • 41. 2. Sebaran horisotal jenis-jenis penyusun yang menggambarkan letak dari suatu individu terhadap individu lain. 3. Kemelimpahan (abudance) setiap jenis dalam suatu komunitas.
  • 42. PENGERTIAN EKOSISTEM Menurut Dephut Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam. (Irwanto ,2013)
  • 43. Sedangkan menurut woodbury,1954 dalam setiadi 1983 Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energy. Terdapat dua dalam sistem ekologi, yaitu: •Sistem tertutup yaitu sistem dengan batas yang memungkinkan untuk terjadinya pertukaran energi, tetapi tidak memungkinkan pertukaran materi antara sistem dengan lingkungannya. • Sistem terbuka yaitu sistem dengan batas yang memungkinkan terjadinya pertukaran energi dan materi melintasi batas.
  • 45. Ekosistem merupakan tingkatan organisasi kehidupan yang mencakup organisme dan lingkungan tak hidup, dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi. Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua macam, yaitu komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik adalah komponen yang terdiri atas makhluk hidup,sedangkan komponen abiotik adalah komponen yang terdiri atas benda mati. Struktur dan fungsi komponen ekosistem
  • 46. Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Komponen abiotik sangat menentukan jenis makhluk hidup yang menghuni suatu lingkungan. Komponen abiotik banyak ragamnya, antara lain: 1. Suhu suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. a) Komponen abiotik
  • 47. 2. Sinar matahari sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. 3. Air Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji
  • 48. 4. Tanah Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. .tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan. 5. Angin Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
  • 49. 6. Garis lintang Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi.
  • 50. Semua hewan dan tumbuhan yang terdapat dalam suatu ekosistem merupakan suatu biotik. Menurut peranannya, komponen ini dibagi tiga golongan, yaitu: 1. Produser Produsen, yang berarti penghasil. Produsen merupakan organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri (autotrof) melalui fotosintesis. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil. b) Komponen biotik
  • 51. Konsumen, yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain. Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama. Karnivora yang mendapatkann makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen tingkat kedua. Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen tingkat ketiga dan seterusnya. 2. Konsumen
  • 52. Dekomposer atau pengurai. Dekomposer adalah jasad renik yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, organisme akan terurai dan meresap ke dalam tanah menjadi unsur hara yang kemudian diserap oleh tumbuhan (produsen). 3. Pengurai
  • 53. Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan. 1. Akuatik (air) • ekosistem air tawar. Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Tipe-tipe Ekosistem
  • 54. • Ekosistem air laut. Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. • Ekosistem estuari. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
  • 55. • Ekosistem pantai. Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal. • Ekosistem sungai. Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
  • 56. • Ekosistem terumbu karang. Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Hewan- hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. • Ekosistem laut dalam. Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
  • 57. • Hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu. 2. Terestrial (darat) Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.
  • 58. • Sabana. Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temperatur dan kelembaban masih tergantung musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
  • 59. • Padang rumput. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
  • 60. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain. • Gurun.
  • 61. Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak). • Hutan gugur.
  • 62. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh: • Bendungan • hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus • agroekosistem berupa sawah tadah hujan • sawah irigasi • perkebunan sawit • ekosistem pemukiman seperti kota dan desa • ekosistem ruang angkasa. 3. Buatan
  • 63. Klimatologi berasal dari bahasa yunani klima dan logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke lintang tempat sedangkan logos sendiri berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. PENGERTIAN KLIMATOLOGIS EKOSISTEM
  • 64. KLASIFIKASI IKLIM Beberapa sistem klasifikasi iklim yang sampai sekarang masih digunakan dan pernah digunakan di Indonesia antara lain adalah: a. Sistem Klasifikasi Koppen Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi).
  • 65. Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima huruf besar dimana tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering (dry climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climates) dan iklim E adalah tipe iklim kutub (polar climates) (Safi’i, 1995).
  • 66. b. Sistem Klasifikasi Mohr Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan (Anon).
  • 67. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman Hutan Unsur Terhadap Tanah Terhadap Tananam Suhu Mendorong pemecahan zat-zat organis. Meningkatkan pelarutan mineral mengandung nitrogen Mendorong pertumbuhan dan perkembanga. Mempercepat hilangnya air. Kelembaban Melambatkan pengeringan.mendorong pemecahan bahan-bahan organis. Mendorong pertumbuhan mikroorganisme. Mendorong pelarutan-pelarutan. Mendorong pertumbuhan. Membatasi hilangnya air bagi pertumbuhan. Memungkinkan mudahnya timbul penyakit. Angin Mendorong terkikisnya tanah yang terbuka. Mendorong terjadinya pengeringan Mempercepat hilangnya air dan cenderung mengeringkannya. mendorong penyebaran penyakit
  • 68. Unsur Terhadap Tanah Terhadap Tananam Sinar Matahari Mendorong terkikisnya tanah yang terbuka. Mendorong terjadinya pengeringan Mempercepat hilangnya air dan cenderung mengeringkannya. mendorong penyebaran penyakit Hujan Melakukan pengikisan dan pencucian. Mendorong penggumpalan tanah liat Hakiki bagi persediaan air. Memungkinkan timbulnya kerugian fisik Debu Melakukan Pengendapan. memungkinkan tertutupnya pori-pori dalam tanah. Memungkinkan timbulnya kerugian fisik
  • 69. Akibat dari pengaruh perubahan iklim A.Tanaman 1. Angin Pengaruh angin terhadap tanah hutan dapat menyebabkan terjadinya erosi angin dan menyebabkan tanah menjadi kering. Erosi angin terjadi karena perpindahan tanah dari tempatnya karena tiupan angin. Biasanya butir-butir tanah yang halus sewaktu tanah sedang kering akan mudah untuk ditiup angin. Tertiupnya butiran-butiran tanah yang terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi kurus atau tidak subur lagi.
  • 70. 2. Petir Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya.
  • 71. 3. Curah Hujan Kerusakan semai dari curah hujan di persemaian adalah sama dengan perlindungan terhadap penyinaran yang tinggi, yaitu dengan menggunakan pelindung sarlon karena dapat memecahkan butir-butir air hujan menjadi lebih kecil sehingga tidak membahayakan semai. Hindari pemupukan semai dengan N (nitrogen), karena dinding sel semai yang tidak dipupuk dengan N lebih tebal dan kaya akan lignin.
  • 72. B. Hewan Faktor lingkungan yang mempengaruhi produksi hewan meliputi lingkungan fisik (radiasi, suhu udara, kelembaban, kecepatan angin, curah hujan, den ketinggian tempat), lingkungan biotic (vegetasi, predator, hewan/ternak lain, bakteri, parasit, dan virus), lingkungan kimiawi (pencemaran dan peracunan oleh unsure-unsur), dan lingkungan manusia sebagai pengelola.
  • 73. C. Hama dan Penyakit Tanaman Hama seperti mahluk hidup lainnya perkembangannya dipengaruhi oleh factor- faktor iklim baik langsung maupun tidak langsung. Temperatur, kelembaban udara relatif dan foroperiodisitas berpengaruh langsung terhadap siklus hidup, keperidian, lama hidup, serta kemampuan diapause serangga.
  • 74. Temperatur berpengaruh terhadap sintesis senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, falvonoid yang berpengaruh terhadap ketahannannya terhadap hama. Pengaruh tidak langsungnya adalah kaitannya dengan musuh alami hama baik predator, parasitoid dan patogen. Dari konsep segitiga penyakit tampak jelas bahwa iklim sebagai faktor lingkungan fisik sangat berpengaruh terhadap proses timbulnya penyakit. Pengaruh faktor iklim terhadap patogen bisa terhadap siklus hidup patogen, virulensi (daya infeksi), penularan, dan reproduksi patogen.
  • 75. EDAPHIS EKOSISTEM Pohon-pohon hutan dan iklim mempengaruhi struktur tanah dan erosi, sehingga mempengaruhi pengadaan air di lereng gunung. Serasah di lantai hutan dapat mencegah rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke tanah, tanpa adanya serasah, tanah lantai hutan akan padat oleh air hujan, dengan demikian daya serapnya berkurang.
  • 76. Jadi apabila hutan di lereng gunung habis ditebang, air hujan akan mengalir deras membawa partikel tanah permukaan, yang kemudian bercampur menjadi Lumpur. Peristiwa ini akan menutupi pori-pori tanah di permukaan, pada hujan berikutnya lebih banyak lagi air yang mengalir di sepanjang lereng, karena makin berkurangnya daya serap tanah.
  • 77. Hal ini menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi gersang dan kerdil. Apabila kejadiannya semakin parah, air yang mengalir dari lereng gunung tanpa rintangan, maka menimbulkan banjir, banjir ini akan menghanyutkan lapisan humus pada permukaan tanah. Dari uraian di atas nampak bahwa penebangan hutan dapat menciptakan “lingkaran setan”. Makin banyak pohon yang ditebang, maka semakin besar perubahan ekstrim iklim mikro, sehingga makin sukar tumbuhan akan hidup.
  • 78. Setyo I amin.Eksono,m.S1.,Ph.D.2007.Ekologi pendekatan deskriptif kuantitatif.Bayu media publishing : malang Wikipedia. 2013. Populasi. Http:// d.Wikipedia.Org/wiki/populasi_(biologi) . diakses tanggal 15 maret 2014, 14:40 Http://praycorp.Blogspot.Com/2011/03/dinamika-populasi.Html Anonymous 2011, file:///D:/PAK%20HUSAMAH/bab-ii- pembahasan-a-pengertian-komunitas-komunitas.Htm(diakses 31 oktober 2011) IRWANTO. 2013. EKOSISTEM. HTTP://WWW.IRWANTOSHUT.NET/EKOSISTEM.HTML. DIAKSES TANGGAL 30 APRIL 2014, 15:08 BENYAMIN LAKITAN. 1994. DASAR-DASAR KLIMATOLOGI. PT. RAJA GRAFINDO PERSADA. JAKARTA. HANDOYO, 2008. PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK PERTANIAN 2008, YOGYAKARTA. DAFTAR PUSTAKA