Disusun untuk memenuhi salah satu tugass mata kuliah Maqoshid Syariah
klik https://www.instagram.com/p/Blea1d2AQjil/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=unah8iux9ort follow instagram @marselinaagatha
Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasionaldan naqli;
Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara' dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalita yang dilakukan kelompok musyrikin, misalnya mengambil harta anak yatim secara zalim serta uraian tentang hak-hak;
Menuturkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan Muhammad saw dalam menghadapi tantangan-tantangan kelompok musyrikin;
Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agakn keras; dan
Banyak mengandung kata-kata sumpah.
Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasionaldan naqli;
Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara' dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalita yang dilakukan kelompok musyrikin, misalnya mengambil harta anak yatim secara zalim serta uraian tentang hak-hak;
Menuturkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan Muhammad saw dalam menghadapi tantangan-tantangan kelompok musyrikin;
Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agakn keras; dan
Banyak mengandung kata-kata sumpah.
Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasionaldan naqli;
Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara' dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalita yang dilakukan kelompok musyrikin, misalnya mengambil harta anak yatim secara zalim serta uraian tentang hak-hak;
Menuturkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan Muhammad saw dalam menghadapi tantangan-tantangan kelompok musyrikin;
Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agakn keras; dan
Banyak mengandung kata-kata sumpah.
Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasionaldan naqli;
Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara' dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalita yang dilakukan ke
Disusun untuk memenuhi salah satu tugass mata kuliah Maqoshid Syariah
klik https://www.instagram.com/p/Blea1d2AQjil/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=unah8iux9ort follow instagram @marselinaagatha
Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasionaldan naqli;
Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara' dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalita yang dilakukan kelompok musyrikin, misalnya mengambil harta anak yatim secara zalim serta uraian tentang hak-hak;
Menuturkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan Muhammad saw dalam menghadapi tantangan-tantangan kelompok musyrikin;
Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agakn keras; dan
Banyak mengandung kata-kata sumpah.
Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasionaldan naqli;
Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara' dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalita yang dilakukan kelompok musyrikin, misalnya mengambil harta anak yatim secara zalim serta uraian tentang hak-hak;
Menuturkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan Muhammad saw dalam menghadapi tantangan-tantangan kelompok musyrikin;
Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agakn keras; dan
Banyak mengandung kata-kata sumpah.
Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasionaldan naqli;
Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara' dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalita yang dilakukan kelompok musyrikin, misalnya mengambil harta anak yatim secara zalim serta uraian tentang hak-hak;
Menuturkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan Muhammad saw dalam menghadapi tantangan-tantangan kelompok musyrikin;
Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agakn keras; dan
Banyak mengandung kata-kata sumpah.
Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasionaldan naqli;
Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara' dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalita yang dilakukan ke
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Ppt ekonomi islam bab 7 & 8
1. Oleh:
Sulis Tyowati (20190208005)
Prodi Manajemen
Senin, 23 Maret 2020
Ekonomi islam
Bab 7
Mekanisme pasar islam
Bab 8
Pendapatan nasional dalam
perspektif Islam
Dosen Pengampu:
Moehammad Kautsar, S.E., M.B.A
3. Islam dan sistem pasar
Ajaran Islam dengan tegas menolak sejumlah ideologi Ekonomi yang terkait dengan
keagungan private property. Kepentingan investor, asceticism (menghindari kehidupan
duniawi, Economic egalitarianism maupun authoritarianism (ekonomi terpimpin atau
paham mematuhi seseorang atau badan secara mutlak).
Konsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri diatas prinsip persaingan bebas
(perfect competition). Namun demikian bukan berarti kebebasan tersebut berlaku mutlak,
akan tetapi kebebasan yang di bungkus oleh frame aturan syariah.
4. Harga dan persaingan sempurna pada pasar islami
Pengertian pola normal dari pasar atau “keteraturan alami” dalam istilah Al-Ghazali berkait dengan
ilustrasi dari evolusi pasar.
Adam Smith menyatakan serahkan saja pada invisible hand, dan “dunia akan teratur dengan
sendirinya”.
Dasar dari keputusan para pelaku ekonomi adalah voluntary, sehingga otoritas dan komando tidak lagi
terlalu diperlukan. Biaya untuk mempertahankan otoritas pun diminimalkan.
Penetapan harga menurut Rasul merupakan suatu tindakan yang menzalimi kepentingan para
pedagang, karena para pedagang di pasar akan merasa terpaksa untuk menjual barangnya sesuai dengan
harga patokan, yang tentunya tidak sesuai dengan keridhaannya (Ahmad Nu’man: 1985).
Ibnu Taimiyah mengatakan jika masyarakat melakukan transaksi jual-beli dalam kondisi normal tanpa
ada bentuk distorsi atau penganiayaan apapun dan terjadi perubahan harga karena sedikitnya
penawaran atau banyaknya permintaan, maka ini merupakan kehendak Allah (Atiyah As-Sayyid
Fayyadh:1997).
Intervensi pemerintah sebagai pelaku pasar dapat dibenarkan jika pasar tidak dalam keadaan sempurna,
dalam arti ada kondisi-kondisi yang menghalangi kompetisi yang fair terjadi (market failure).
5. Contoh klasik dari kondisi market failure antara lain:
1. Barang publik
2. Eksternalitas (termasuk pencemaran dan kerusakan lingkungan)
3. Informasi yang tidak simetris
4. Biaya transaksi
5. Kepastian institusional serta masalah dalam distribusi.
Dalam bahasa lain yang lebih sederhana, intervensi pemerintah adalah untuk menjamin fairness dan
keadilan. Satu hal yang perlu dipertimbangkan pemerintah untuk memutuskan melakukan intervensi
adalah apakah intervensi perlu dilakukan, apakah dengan adanya intervensi justru akan membawa
kepada kemungkinan terjadinya government failure karena jikabhal ini terjadi justru akan
menimbulkan kerusakan lebih besar dibandingkan market failure.
Lebih jauh lagi Ibnu Taimiyah membatasi keabsahan pemerintah dalam menetapkan kebijakan
intervensi pada empat situasi dan kondisi berikut:
1. Kebutuhan masyarakat atau hajat orang banyak akan sebuah komoditas (barangmaupun jasa); para fukaha
sepakat bahwa sesuatu yang menjadi hajat orang banyak tidak dapat diperjualbelikan kecuali dengan harga
yang sesuai.
2. Terjadi kasus monopoli (penimbunan); para fukaha sepakat untuk memberlakukan hak Hajar (ketetapan
yang membatasi hak guna dan hak pakai atas kepemilikan barang) oleh pemerintah.
3. Terjadi keadaan al-hasr (pemboikotan), dimana distribusi barang hanya terkonsentrasi pada satu penjual atau
pihak tertentu.
4. Terjadi koalisi dan kolusi antarpara penjual; dimana sejumlah pedagang sepakat untuk melakukan transaksi
diantara mereka sendiri, dengan harga penjualan yang tentunya dibawah harga pasar.
6. Ibnu Abidin dalam bukunya yang berjudul “Raddu al-Mukhtar ala ad-Daar al-Mukhtar”
mensinyalir bahwa: “.... Seorang profesional ataupun industriawan tidak dibenarkan untuk melarang
pihak lain yang ingin memasuki dunia profesionalisme atau industri tertentu. Jalan harus dibuka bagi
pihak mana pun yang mau belajar untuk dunia tersebut, tanpa terkecuali dan tidak dihalalkan untuk
menghalanginya” (Atiyah As-Sayyid Fayyadh:1997).
PERAN PASAR :
1. Peran pasar dalam distribusi barang dan jasa
Pasar terbuka akan mengarahkan kepada distribusi barang dan jasa secara optimal kepada keseluruhan konsumen, selama
daya beli (Purchasing Power) antarpara konsumen dipasar tidak terpaut berjauhan satu dengan lainnya.
2. Peran pasar dalam efisiensi produpri
Kontrol dan pembatasan faktor-faktor produksi dalam tatanan nilai Islam dilakukan dengan memanfaatkan sekali lagi
instrumen harga di pasar. Instrumen harga akan mengarahkan efisiensi bahan baku produksi dari berbagai macam hasil
produksi permintaan konsumen di pasar. Konsep ini menegaskan bahwa setiap harga produk yang dibayarkan oleh
konsumen mewakili atau meng-cover besar ongkos produksi yang diperlukan.
3. Peran pasar dalam distribusi pendapatan
Hukum permintaan dan penawaran di pasar sangat berperan dalam menentukan pendapatan, karena pendapatan di pasar
dipresentasikan oleh harga (price) yang berlaku sebagai alat tukar atas penggunaan jasa ataupun aneka ragam produk.
7. Perihal harga
dari faktor
produksi dapat
diilustrasikan
dalam pointers
berikut:
Peran pasar dalam
menentukan upah
Peran pasar dalam
menentukan
keuntungan
Peran pasar dalam
menentukan tingkat
pengembalian hasil
lahan
8. Moral sebagai faktor endogen dalam persaingan di pasar
Islam menawarkan satu paket aturan moral berbasis hukum syariah yang melindungi setiap kepentingan
pelaku pasar. Aturan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Spiritualisme transaksi perdagangan
2. Aspek hukum dalam mekanisme transaksi perdagangan.
Para ulama kemudian menyimpulkan satu konsep fiqhiyah yang menegaskan pelarangan bagi para
pelaku pasar untuk mempraktikkan sejumlah transaksi berikut:
1. Transaksi riba, gharar, dan maysir.
2. Transaksi An-Najsy : adanya kesepakatan antara penjual dengan pihak ketiga untuk melakukan penawaran
palsu sehingga dapat memengaruhi perilaku calon pembeli yang sebenarnya.
3. Transaksi Al-Ghaban : transaksi jual-beli yang dilakukan dibawah atau diatas harga yang sebenarnya.
4. Transaksi Al-Ma’dum : jenis penjualan barang dan jasa yang tidak atau belum dimiliki langsung oleh si
penjual.
9. Pengawasan pasar
Intelektual muslim menyatakan bahwa sistem pengawasan pasar berlaku dalam sistem
ganda dan berjenjang yaitu:
Pengaw
asan
internal
Pengawasan pelaku pasar
atas dirinya sendiri
Bergantung sepenuhnya pada adanya
pendidikan islami, dengan melandaskan nilai
kepada rasa takut kepada Allah SWT.
Pengawasan eksternal
Pada saat dimana keimanan dan ketaqwaan tidak
bisa lagi dijadikan jaminan, Ajaran Islam
menolerir untuk “memukul tangan” mereka dan
melarangnya dari perbuatan rusak dan merusak.
Pengawasan yang dilakukan
oleh pihak lain
10. Secara umum baik dalam sejarah maupun ilustrasi para fukaha, para pengawas pasar berfungsi sebagai
berikut:
1. Mengorganisir pasar, agar dapat memfungsikan diri sebagai solusi permasalahan ekonomi
umat melalui mekanisme sistem kompetisi terbuka dan sempurna sesuai dengan aturan main
syariah Islamiyah.
2. Menjamin instrumen harga barang dan vjasa ditentukan sesuai dengan hukum penawaran
dan permintaan. Pada kondisi tidak ideal atau darurat, otoritas (wilayah) hisbah dapat
melakukan intervensi.
3. Melakukan pengawasan produk-produk (barang/jasa) yang masuk di pasar berikut perangkat
instrumen yang dikembangkan untuk transaksinya.
4. Mengupayakan agar informasi dipasar dapat terdistribusikan secara baik kepada para penjual
maupun pembeli, terutama jika informasi tersebut mempunyai peran ataupun dampak yang
besar kepada harga barang maupun jasa yang berlaku di pasar. Otoritas hibah dapat pula
melakukan inspeksi (pemeriksaan) alat timbangan yang digunakan oleh para pelaku pasar.
5. Menjamin tidak adanya praktik monopolistik para pelaku pasar, baik yang berkaitan dengan
produk, faktor produksi maupun permainan harga.
6. Mengupayakan agar prakttik mediator (pencaloan) tidak berlaku dipasar, kecuali keberadaan
mediator tersebut bisa menjamin keberlangsungan kesehatan dan efisiensi mekanisme pasar.
7. Mengupayakan perilaku moral Islami yang berkaitan dengan sistem transaksi perdagangan
ataupun lainnya berlaku di pasar, seperti kejujuran, amanah, toleransi, dan lain sebagainya.
11. Mekanisme pasar dalam perspektif sejarah
Islam
Satu kebijakan yang sifatnya memberikan kebebasan maksimal kepada para pelaku dalam
perekonomian untuk melakukan kegiatan yang disukainya, dan meminimalkan campur
tangan pemerintah dalam perekonomian. Sistem ini dikenal dengan sebutan sistem
mekanisme pasar bebas (Sadono Sukirno: 1985).
Teori ini mendasarkan pada dua asumsi, yaitu:
1. Setiap pelaku ekonomi mengetahui setiap kejadian di pasar dari waktu ke waktu.
2. Mereka mempunyai mobilitas tinggi sehingga dengan mudah menyesuaikan diri terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.
Perekonomian akan mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang optimal, apabila setiap anggota masyarakat diberi kebebasan untuk berusaha
berdasarkan kehendak mereka masing-masing.
12. Penerapan mekanisme pasar di masa Rasulullah hingga di masa Abbasiyah :
1. Masa Rasulullah Saw
Rasulullah menerapkan sejumlah aturan, agar terjadi persaingan pasar yang adil daPat
berlangsung, diantaranya:
Melarang Tallaqi rukban, yakni menyongsong Khalifah di luar kota. Dengan demikian
pedagang tadi mendapatkan keuntungan dari ketidaktahuan Khalifah yang baru datang dari
luar kota terhadap situasi pasar.
Dilarang mengurangi timbangan karena itu berarti barang dijual dengan harga sama tetapi
jumlah lebih sedikit.
Dilarang menyembunyikan cacat barang, karena itu berarti penjual mendapat harga baik dari
barang yang buruk.
Dan sejumlah larangan lain agar terciptanya persaingan yang adil di pasar.
Yang dilarang oleh Islam dan jelas terkandung dalam sejumlah hadits adalah menimbun barang
(ikhtikar): yakni mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan cara menjual lebih
sedikit barang agar mendapatkan harga yang lebih tinggi. “ Tidaklah orang melakukan ikhtikar
itu kecuali ia berdosa. “ (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud). Atau hadits lain : “ Barang siapa
yang melakukan ikhtikar untuk merusak harga pasar sehingga harga naik secara tajam, maka ia
berdosa.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad).
13. 2. Masa Khulafaur Rasyidin
Padamasa Abu Bakar tidak ada hal yang menonjol kecuali sikap Abu Bakar yang sangat tegas terhadap
satu kaum yang tidak bersedia membayar zakat.
Di masa Umar Bin Khatab pernah terjadi kenaikan harga gandumdi pasar Madinah. Ini terjadi karena
pasokan melemah, bisa jadi karena gagal panen disejumlah wilayah pemasok gandum. Untuk
mengembalikan harga pada keseimbangan normal, Umar mengimpor gandum dari Mesir, dan
memasoknya ke pasar. Intervensi pasokan diikuti dengan aktifnya lembaga hisbah yang sudah dibentuk
untuk mengawasi pihak-pihak yang bermain di pasar agar tidak berlaku curang. Intervensi sisi
permintaan pun dilakukan dengan menenamkan sikap sederhana dan menjauhkan sikap boros dalam
berbelanja (Karim, 2001).
Ustman Bin Affan pada awalnya mengikuti kebijakan Umar, namun lambat laun ketika menghadapi
sejumlah hadangan, ia mulai menyimpang dari garis kebijakan Umar. Penyimpanan itu membawa
pengaruh yang kurang baik pada dirinya sendiri dan islam pada umumnya. Berbeda dengan Umar yang
gigih memperoleh harga pasar langsung ke pasar, Ustman memantau situasi pasar lewat diskusi dengan
sejumlah sahabat si masjid.
3. Masa Umayyah
Pada masa ini merupakan indikasi yang cukup kuat bahwa mekanisme pasar bebas telah diterapkan kala itu,
sebagai kelanjutan kebijaksanaan yang telah diterapkan Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin.
Abu Yusuf mengatakan bahwa “Tidak ada batasan tertentu tentang mahal dan murah yang dapat dipastikan.
Hal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa diketahui. Murah bukan karena melimpahnya
makanan, demikian juga mahal bukan karena kelangkaan makanan. Murah dan mahal merupakan ketentuan
Allah. Kadang-kadang makanan berlimpah tetap mahal, atau makanan langka pun tetap murah.”
Abu Yusuf ingin mengatakan bahwa kenyataannya harga tidak hanya bergantung pada kekuatan penawaran tetapi
juga permintaan. Karena itu, peningkatan atau penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan penurunan atau
peningkatan dalam produksi.
14. 4. Dinasti Abbasiyah I
Tokoh pada masa ini adalah Abu Ubaid, Mawardi, Abu Bakr Al-Tartusi dan Al Ghazali.
Al Ghazali menjelaskan bahwa kurva penawaran bergerak dari kiri ke bawah ke kanan atas,
ia mengatakan “jika petani tidak mendapatkan pembeli untuk barangnya, ia akan
menjualnya pada harga yang lebih murah.” Sedangkan untuk kurva permintaan yang
bergerak dari kiri atas ke kanan bawah, Ghazali menyebutnya sebagai “harga dapat
diturunkan dengan mengurangi permintaan.”
Yang lebih mengagumkan adalah, Ghazali rupanya telah paham konsep elastisitas
permintaan. Ia berkata, “mengurangi margin keuntungan dengan menjual pada harga yang
lebih murah akan meningkatkan volume penjualan, dan akhirnya meningkatkan keuntungan
pula.” Ia juga mengidentifikasikan bahwa bahan makanan pokok adalah komoditas yang
tidak elastis. “Karena makanan adalah kebutuhan pokok, perdagangannya harus sedikit
mungkin didorong oleh motif keuntungan. Keuntungan sebaiknya diambil dari komoditas
yang bukan kebutuhan pokok.”
5. Dinasti Abbasiyah II
Pada dinasti ini ditemukan pemikiran tiga fukaya tentang mekanisme pasar, yakni
Ibnu Taimiyah, Ibnu al-Qayyim, dan Ibnu Khaldun.
15. Dimana intervensi pemerintah diperlukan ?
Intervensi pemerintah diperlukan manakala ambang pintu keadilan
terlewati dan tidak ada lagi justifikasi untuk menunggu kekuatan
pasar memperbaiki Pelanggaran tersebut dengan sendirinya.
17. 3 pendekatan dalam mengukur besarnya GNP, yakni dihitung berdasarkan
(Nopirin, 2000):
1. Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa.
2. Nilai barang dan jasa akhir.
3. Dari pasar faktor produksi dengan menjumlahkan penerimaan yang diterima oleh
pemilik faktot produksi (upah+bunga+sewa+keuntungan).
GNP (Gross National Product) adalah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh satu negara selama periode tertentu, biasanya satu tahun.
Apabila GNP dikurangi penyusutan maka akan diperoleh produk nasional netto
(NNP), selanjutnya bila NNP dikurangi pajak maka akan diperoleh pendapatan
nasional.
18. Keberatan terhadap penggunaan gnp
Beberapa hal bisa disampaikan mengapa GNP kurang dapat digunakan untuk
mengukur kesejahteraan suatu bangsa:
1. Umumnya hanya produk yang masuk pasar yang dihitung dalam GNP.
2. GNP juga tidak menghitung nilai waktu istirahat (leisure time), ini sangat besar
pengaruhnya dalam kesejahteraan.
3. Kejadian buruk seperti bencana alam tidak dihitung dalam GNP, padahal kejadian
tersebut jelas mengurangi kesejahteraan.
4. Masalah polusi juga sering tidak dihitung dalam GNP.
19. Gnp dalam perspektif Islam
Yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah
penggunaan parameter falah.
Falah adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya,
dimana komponen-komponen rohaniah masuk kedalam pengertian falah ini.
Selain harus memasukkan unsur falah dalam menganalisis kesejahteraan,
penghitungan pendapatan nasional berdasarkan Islam juga harus mampu
mengenali bagaimana interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah
dalam meningkatkan kesejahteraan umat.
20. Empat Hal Yang Semestinya Bisa diukur dengan Pendekatan
Pendapatan Nasional Berdasarkan Ekonomi Islam, Sehingga
Tingkat Kesejahteraan Bisa Dilihat Secara Lebih Jernih dan Tidak
Bias. Empat Hal Tersebut yaitu:
1. Pendapatan nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan
individu rumah tangga.
2. Pendapatan nasional harus dapat mengukur produksi di sektor pedesaan.
3. Pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi Islam.
4. Penghitungan pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan
sosial islami melalui pendugaan nilai santunan antarsaudara dan sedekah.
21. Tiga kategori jenis konsumsi:
1. Belanja untuk keperluan publik, seperti membuat jalan, jembatan, jasa polisi dan lain-
lain.
2. Belanja rumah tangga seperti membeli TV, mobil dan barang-barang yang habis
dipakai.
3. Memperkirakan berkurangnya kesejahteraan sebagai akibat urbanisasi, polusi, dan
kemacetan.
Tiga tambahan pendekatan:
1. Memperkirakan nilai jasa dari barang-barang tahan lama yang dikonsumsi
selama setahun.
2. Memperkirakan nai dari pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan sendiri, yang
tidak melalui transaksi pasar.
3. Mempekirakan nilai dari rekreasi.