Pasien wanita berusia 49 tahun mengeluhkan penglihatan kabur pada mata kanan selama 4 bulan terakhir yang semakin parah dalam 2 minggu, dan sedikit kabur pada mata kiri. Riwayat diabetes selama 27 tahun dan operasi katarak mata kanan tanpa lensa 1,5 tahun lalu. Pemeriksaan menemukan retinopati diabetik lanjut stadium IV-V pada mata kanan dan II pada mata kiri.
Kasus ini membahas seorang wanita berusia 64 tahun dengan keluhan kabur pada mata kiri secara progresif. Pemeriksaan menunjukkan adanya katarak senilis imatur pada mata kiri pasien. Pasien kemudian dilakukan operasi phacoemulsifikasi dan implan IOL untuk mengangkat lensa keruh dan mengembalikan fungsi penglihatan.
Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit glomerular yang ditandai dengan edema, proteinuria masif >3,5 gram/hari, hipoalbunemia <3,5 gram/hari, hiperkolesterolemia
Dokumen tersebut merangkum laporan kasus seorang pasien laki-laki berusia 14 tahun dengan diagnosis sindrom nefrotik yang ditandai dengan bengkak seluruh tubuh, hipoalbuminemia, dan proteinuria berat. Pasien menerima terapi obat-obatan seperti prednison, furosemide, dan albumin serta diet rendah garam. Kondisi pasien mengalami perbaikan dengan berkurangnya bengkak dan peningkatan albumin.
Pasien wanita berusia 49 tahun mengeluhkan penglihatan kabur pada mata kanan selama 4 bulan terakhir yang semakin parah dalam 2 minggu, dan sedikit kabur pada mata kiri. Riwayat diabetes selama 27 tahun dan operasi katarak mata kanan tanpa lensa 1,5 tahun lalu. Pemeriksaan menemukan retinopati diabetik lanjut stadium IV-V pada mata kanan dan II pada mata kiri.
Kasus ini membahas seorang wanita berusia 64 tahun dengan keluhan kabur pada mata kiri secara progresif. Pemeriksaan menunjukkan adanya katarak senilis imatur pada mata kiri pasien. Pasien kemudian dilakukan operasi phacoemulsifikasi dan implan IOL untuk mengangkat lensa keruh dan mengembalikan fungsi penglihatan.
Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit glomerular yang ditandai dengan edema, proteinuria masif >3,5 gram/hari, hipoalbunemia <3,5 gram/hari, hiperkolesterolemia
Dokumen tersebut merangkum laporan kasus seorang pasien laki-laki berusia 14 tahun dengan diagnosis sindrom nefrotik yang ditandai dengan bengkak seluruh tubuh, hipoalbuminemia, dan proteinuria berat. Pasien menerima terapi obat-obatan seperti prednison, furosemide, dan albumin serta diet rendah garam. Kondisi pasien mengalami perbaikan dengan berkurangnya bengkak dan peningkatan albumin.
Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 74 tahun dengan keluhan penglihatan buram pada mata kiri dan kanan selama 3 tahun. Pemeriksaan menemukan katarak senilis imatur pada mata kanan dan katarak senilis matur pada mata kiri beserta pterigium. Pasien direncanakan operasi katarak untuk mata kiri setelah kondisi kesehatannya dinormalkan.
Pasien anak perempuan berusia 2 tahun 10 bulan datang dengan keluhan sembab wajah dan bengkak ekstremitas disertai hipoalbuminemia dan proteinuria. Diagnosis awal sindroma nefrotik inisial ditambah hipokalsemia dan infeksi saluran kemih. Pasien dirawat dan diberi terapi retriksi cairan, diuretik, albumin, kalsium, dan steroid untuk mengobati sindroma nefrotik dan komplikasinya.
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan baal pada jari tangan dan kaki serta mata buram yang didiagnosis menderita morbus hansen tipe multibasiler berdasarkan pemeriksaan fisik dan gejala klinis."
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptxNabilahHaptriani2
Dokumen ini memberikan laporan kasus seorang anak laki-laki berusia 5 tahun 10 bulan dengan keluhan utama buang air kemih berwarna merah kecoklatan. Berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, didiagnosis dengan glomerulonefritis akut pasca streptokokus dan asma bronkial eksaserbasi akut. Pasien menerima tatalaksana berupa cairan infus, antibiotik, diuretik
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
1. Laporan kasus tentang pasien wanita berusia 43 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan diagnosa cholelithiasis dan cholesistitis. 2. Pemeriksaan menemukan batu empedu multiple pada pemeriksaan USG abdomen. 3. Pasien dirawat inap dan diberi tatalaksana medikamentosa serta diet rendah lemak dan pulih dengan baik.
Laporan kasus ini membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun bernama Deni yang didiagnosis menderita sindrom nefrotik relaps. Pasien mengalami edema seluruh tubuh dan proteinuria tingkat berat. Berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik serta laboratorium, didiagnosis sindrom nefrotik relaps dan ditatalaksanakan dengan IV cairan, diuretika, kortikosteroid, serta diet rendah garam.
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Pasien perempuan berusia 14 tahun 3 bulan datang dengan keluhan mimisan berulang, haid memanjang, gusi berdarah dan BAB hitam. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia dengan trombosit <2.000/mm3. Berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium didiagnosis menderita ITP (Immune Trombocytopenia Purpura) atau penyakit perdarahan akibat penghancuran trombosit berlebihan secara autoim
Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 74 tahun dengan keluhan penglihatan buram pada mata kiri dan kanan selama 3 tahun. Pemeriksaan menemukan katarak senilis imatur pada mata kanan dan katarak senilis matur pada mata kiri beserta pterigium. Pasien direncanakan operasi katarak untuk mata kiri setelah kondisi kesehatannya dinormalkan.
Pasien anak perempuan berusia 2 tahun 10 bulan datang dengan keluhan sembab wajah dan bengkak ekstremitas disertai hipoalbuminemia dan proteinuria. Diagnosis awal sindroma nefrotik inisial ditambah hipokalsemia dan infeksi saluran kemih. Pasien dirawat dan diberi terapi retriksi cairan, diuretik, albumin, kalsium, dan steroid untuk mengobati sindroma nefrotik dan komplikasinya.
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan baal pada jari tangan dan kaki serta mata buram yang didiagnosis menderita morbus hansen tipe multibasiler berdasarkan pemeriksaan fisik dan gejala klinis."
Laporan Kasus GNAPS RSUD Bayung Lencir - Arrinalhaq Andre Sondakh.pptxNabilahHaptriani2
Dokumen ini memberikan laporan kasus seorang anak laki-laki berusia 5 tahun 10 bulan dengan keluhan utama buang air kemih berwarna merah kecoklatan. Berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, didiagnosis dengan glomerulonefritis akut pasca streptokokus dan asma bronkial eksaserbasi akut. Pasien menerima tatalaksana berupa cairan infus, antibiotik, diuretik
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
1. Laporan kasus tentang pasien wanita berusia 43 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan diagnosa cholelithiasis dan cholesistitis. 2. Pemeriksaan menemukan batu empedu multiple pada pemeriksaan USG abdomen. 3. Pasien dirawat inap dan diberi tatalaksana medikamentosa serta diet rendah lemak dan pulih dengan baik.
Laporan kasus ini membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun bernama Deni yang didiagnosis menderita sindrom nefrotik relaps. Pasien mengalami edema seluruh tubuh dan proteinuria tingkat berat. Berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik serta laboratorium, didiagnosis sindrom nefrotik relaps dan ditatalaksanakan dengan IV cairan, diuretika, kortikosteroid, serta diet rendah garam.
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Pasien perempuan berusia 14 tahun 3 bulan datang dengan keluhan mimisan berulang, haid memanjang, gusi berdarah dan BAB hitam. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia dengan trombosit <2.000/mm3. Berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium didiagnosis menderita ITP (Immune Trombocytopenia Purpura) atau penyakit perdarahan akibat penghancuran trombosit berlebihan secara autoim
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. N
Usia : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Jakarta, 19 Mei 2003
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Jl. Taman Mini I
Tgl. Periksa : 03 Maret 2020
4. ANAMNESA
Keluhan Utama : Penglihatan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien diantar orangtua nya ke Poliklinik Mata RS TK II Moh Ridwan dengan
keluhan penglihatan kabur pada kedua mata saat melihat jauh dan kadang diser
tai rasa pusing dan penglihatan berbayang. Pasien telah merasakan keluhan ini
sejak 1 tahun dan dirasakan semakin memberat beberapa bulan terakhir. Keluh
an mata berair, rasa gatal, mata merah disangkal. Pasien belum pernah berobat.
Pasien memiliki kebiasaan bermain Handphone dengan waktu yang cukup lam
a yaitu 7 jam perhari. Pasien mengatakan jarang mengkonsumsi buah-buahan d
an sayuran.
5. ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Pasien sebelumnya tidak menggunakan kacamata Pasien tidak me
mpunyai riwayat diabetes melitus dan hipertensi.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak terdapat anggota keluarga dengan riwayat keluhan yang
sama dengan pasien.
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum memberikan obat sejak keluhan muncul.
9. Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan OD OS
Visus Jauh 6/50 6/50
Refraksi - -
Koreksi S-1,25 C-1,25 x 900
(6/6)
S-2,00 C-1,00 x 900
(6/6)
Visus Dekat - -
Proyeksi Sinar Baik Baik
Proyeksi Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10. Pemeriksaan Slitlamp
Silia Tidak ada
Kelainan
Tidak ada kelainan
Konjungtiva Injeksi (-) Injeksi (-)
Kornea Jernih Jernih
COA Darah (-), Pus (-) Darah (-), Pus (-)
Iris Warna coklat,
kripta iris normal
Warna coklat, kript
a iris normal
Lensa Jernih Jernih
11. RESUME
Seorang remaja berusia 18 tahun diantar ibunya dengan keluhan pe
nglihatan kabur pada kedua mata saat melihat jauh dan kadang dise
rtai rasa pusing dan penglihatan berbayang. Pasien telah merasakan
keluhan ini sejak 1 tahun dan dirasakan semakin memberat beberap
a bulan terakhir. Pasien memiliki kebiasaan bermain handphone de
ngan waktu yang cukup lama yaitu 7 jam per hari. Pasien mengatak
an jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Pada inspeksi d
an palpasi tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan oftalmologi
didapatkan :
ODS segmen anterior kesan normal
VOD 6/50, koreksi -1.25 / -1.20 x 90ᵒ = 6/6
VOS : 6/50, koreksi -2.00 / -1.00 x 90ᵒ = 6/6
14. Non- Medikamentosa :
Edukasi
Menggunakan kacamata setiap saat
Membaca ditempat dengan pencahayaan yang cukup
Jangan terlalu lama didepan layar handphone atau pun elektroni
k lainnya
Banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengan
dung vitamin A
Kontrol ke poli mata setiap enam bulan sekali atau bila sudah m
erasa tidak nyaman dengan mata dan kacamata yang digunakan
15. PROGNOSIS
Quo Ad Visam : Ad Bonam
Quo Ad Vitam : Ad bonam
Quo Ad fungsionam : Ad bonam
Quo Ad sanactionam : Ad bonam
Quo Ad cosmeticum : Ad bonam