SlideShare a Scribd company logo
SMA/MA Kelas XII
Kimia
Disusun oleh:
1. Narum Yuni Margono
2. Annik Qurniawati
3. Risha Rahmawati
Disklaimer Daftar isi
Disklaimer
• PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu
Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.
• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara
ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya
sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
Daftar Isi
BAB I Sifat Koligatif Larutan
BAB II Reaksi Redoks dan Elektrokimia
BAB III Kimia Unsur
BAB IV Gugus Fungsi Senyawa Karbon
BAB V Benzena dan Senyawa Turunannya
BAB VI Polimer
BAB VII Makromolekul Karbohidrat, Protein, dan Lipid
BAB
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan dan Satuan
Konsentrasi
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit dan
Elektrolit
Infus dimasukkan ke dalam tubuh melalui jarum ke dalam
pembuluh vena (pembuluh balik). Oleh karena masuk ke pembuluh
darah, tekanan osmotik cairan infus harus sama dengan tekanan
osmotik darah (isotonik)
I
Kembali ke daftar isi
Sifat Koligatif Larutan
Dalam sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap, bahkan
tekanan osmotik hanya dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri.
Dalam sistem larutan terdapat molekul pelarut dan molekul zat terlarut.
Adanya molekul zat terlarut memengaruhi keempat sifat tersebut.
Zat terlarut volatil mengakibatkan tekanan uap jenuh larutan lebih besar
dari tekanan uap jenuh pelarut, sedangkan zat terlarut nonvolatil
menurunkan tekanan uap jenuh larutan.
Penurunan tekanan uap
memengaruhi titik didih dan
titik beku larutan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Diagram P–T air dan larutan dalam air
Sifat Koligatif Larutan:
a. Penurunan tekanan
uap
b. Kenaikan titik didih
c. Penurunan titik beku
d.Tekanan osmotik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Satuan Konsentrasi
1. Konsentrasi Molar atau Molaritas (M)
2. Konsentrasi molal atau kemolalan (m)
3. Fraksi mol (X)
4. Persen Massa (%massa)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Zat nonelektrolit dalam air masih berbentuk molekul-molekulnya,
sedangkan zat elektrolit dalam air terurai menjadi ion-ionnya.
Oleh karena zat nonelektrolit tidak terurai menjadi ion dan zat elektrolit
terurai menjadi ion, jumlah zat terlarut dalam larutan elektrolit lebih
banyak daripada larutan nonelektrolit. Akibatnya, sifat koligatif kedua
larutan berbeda.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Larutan Nonelektrolit Larutan Elektrolit
a. Penurunan Tekanan Uap ( P)
b. Penurunan Titik Beku ( Tf)
c. Kenaikan Titik Didih ( Tb)
d. Tekanan Osmotik (∏)
a. Penurunan Tekanan Uap ( P)
b. Penurunan Titik Beku ( Tf)
c. Kenaikan Titik Didih ( Tb)
d. Tekanan Osmotik (∏)
Keterangan:
i = faktor Van’t Hoff
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh penyelesaian soal sifat koligatif larutan
kenaikan titik didih
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Penerapa Sifat Koligatif Larutan dalam
Kehidupan Sehari-hari
Membuat Zat Antibeku pada Radiator
Mobil
Mencairkan Salju di Jalan Raya Membuat Es Puter
Membuat Obat Tetes Mata
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Persamaan Reaksi Reduksi Oksidasi
(Redoks)
Sel Elektrokimia
Korosi
Tahukah Anda senyawa yang terkandung dalam pemutih
pakaian? Reaksi pemutih pakaian dengan serat kain merupakan
reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Apa yang dimaksud dengan
reaksi redoks?
II
Kembali ke daftar isi
Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks
Penentuan Bilangan Oksidasi
Ketentuan Penentuan Biloks
Reaksi Autoredoks (Disproporsionasi)
Reaksi Konproporsionasi
Metode Setengan Reaksi (Ion Elektron)
Metode Bilangan Oksidasi
Persamaan Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ketentuan Bilangan Oksidasi
Paku berkarat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks dengan oksidator dan reduktor
berupa zat yang sama.
Contoh:
Reaksi Autoredoks (Disproporsionasi)
I2 mengalami reaksi oksidasi sekaligus reduksi dengan perubahan
bilangan oksidasi dari 0 menjadi –1 dan +5.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Reaksi konproporsionasi adalah reaksi redoks dengan hasil
oksidasi dan hasil reduksi berupa zat yang sama.
Contoh:
Reaksi Konproporsionasi
Hasil oksidasi dan hasil reduksi berupa padatan sulfur (S).
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Metode Setengah Reaksi atau Ion Elektron
Langkah-langkah penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan metode
ini sebagai berikut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh:
Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode setengah reaksi:
MnO(s) + PbO2(s) → MnO4
–(aq) + Pb2+(aq) (suasana asam)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Metode Bilangan Oksidasi
Langkah-langkah penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan
metode ini sebagai berikut.
1) Menentukan bilangan oksidasi (biloks) setiap atom pada semua zat.
2) Menyetarakan atom yang mengalami perubahan biloks. Perlu diperhatikan jika
ada atom dalam satu zat yang memiliki jumlah lebih dari satu.
3) Menentukan jumlah penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi (jumlah
perubahan bilangan oksidasi atom dikalikan jumlah atom dalam zat tersebut).
4) Menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi antara atom yang
mengalami reaksi reduksi dan atom yang mengalami reaksi oksidasi dengan
koefisien tertentu.
5) Menyetarakan jumlah atom-atom yang lain kecuali atom H dan O.
6) Menyetarakan muatan dengan menambah ion H+ untuk suasana asam dan
ion OH– untuk suasana basa.
7) Menyetarakan atom H dengan menambahkan H2O.
8) Memeriksa jumlah atom O dan hasil penyetaraan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh:
Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi:
CuS(s) + NO3
–(aq) → Cu2+(aq) + S(s) + NO(g) (suasana asam)
penyelesaian:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Reaksi Redoks Spontan
Sel Volta atau Sel Galvani
Sel Elektrolisis
Sel Elektrokimia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
 Reaksi redoks spontan
merupakan reaksi redoks
yang berlangsung dengan
sendirinya.
 Reaksi redoks spontan
dapat menghasilkan
energi listrik.
 Reaksi redoks tidak
spontan memerlukan
energi listrik.
Reaksi Redoks Spontan
Reaksi logam seng dengan larutan CuSO4
berlangsung spontan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
 Sel Volta (sel Galvani)
mempunyai elektrode
yang dicelupkan ke
dalam larutan
garamnya, seperti pada
gambar di samping.
 Pada sel Volta terjadi
perubahan energi
kimia menjadi energi
listrik yang dapat
diketahui dari Voltmeter.
Sel Volta atau Sel Galvani
Sel Volta
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
 Diagram sel merupakan susunan suatu sel Volta yang dinyatakan
dengan suatu notasi singkat.
 Logam yang bertindak sebagai katode dan anode harus
ditentukan terlebih dahulu sebelum menentukan diagram sel.
 Berdasarkan reaksi di atas, logam Zn berfungsi sebagai anode dan logam
Cu berfungsi sebagai katode.
 Jika potensial sel yang ditunjukkan oleh voltmeter sebesar 1,1 volt, penulisan
diagram selnya sebagai berikut.
Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s), E° = 1,1 volt
Contoh:
Diagram sel
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Cara menentukan harga potensial sel dalam suatu sel Volta menggunakan
rumus berikut.
 Potensial elektrode merupakan potensial listrik pada permukaan elektrode.
Potensial Elektrode dan Potensial Sel
Contoh Soal:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
c.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sel Elektrolisis
 Elektrolisis merupakan
peruraian suatu elektrolit
karena adanya arus listrik.
 Pada sel elektrolisis terjadi
perubahan energi listrik
menjadi energi kimia.
Rangkaian Sel Elektrolisis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sel Kering Karbon Seng Sel Aki Timbal Asam
Baterai Litium
Penerapan Sel Volta dalam Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sel elektrolisis merupakan rangkaian dua elektrode yaitu
anode dan katode yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan
dilengkapi sumber arus listrik.
Sumber arus listrik memompa elektron ke katode dan
ditangkap oleh kation (ion positif) sehingga pada permukaan
katode terjadi reduksi pada kation. Pada saat yang sama, anion
(ion negatif) melepaskan elektron. Elektron ini dikembalikan ke
sumber arus listrik melalui anode. Akibatnya, pada permukaan
anode terjadi oksidasi terhadap anion.
Katode merupakan kutub negatif dan anode merupakan kutub
positif. Di katode terjadi reaksi reduksi, sedangkan di anode
terjadi reaksi oksidasi.
Spesi yang mengalami reduksi di katode berupa spesi yang
mempunyai potensial elektrode lebih positif.
Spesi yang mengalami oksidasi di anode berupa spesi yang
mempunyai potensial elektrode lebih negatif.
Cara Kerja dan Reaksi dalam Elektrolisis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Reaksi elektrolisis pada katode dan anode dalam elektrolisis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Jumlah zat yang dihasilkan pada elektrode sebanding dengan jumlah arus
yang dialirkan pada zat tersebut.
Jika arus listrik dialirkan ke dalam beberapa sel elektrolisis yang dihubungkan seri,
jumlah berat zat-zat yang dihasilkan pada tiap-tiap elektrode sebanding dengan
berat ekuivalen tiap-tiap zat tersebut.
Hukum Faraday
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
C
O
N
T
O
H
S
O
A
L
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Korosi
 Korosi besi terjadi akibat
adanya oksigen, uap air
atau air, dan zat elektrolit
(asam, basa, atau garam).
 Korosi merupakan reaksi
redoks antara logam
dengan zat lain dan
menghasilkan senyawa
yang tidak dikehendaki,
misal korosi besi.
Pagar besi berkarat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pencegahan Korosi Besi
Perlindungan Mekanis
 Pengecatan
 Melumuri dengan Oli
 Melapisi dengan Seng
 Melapisi dengan Timah
 Membalut dengan Plastik
 Membuat Paduan Logam
Perlindungan Elektrokimia
(Perlindungan Katodik)
 Caranya dengan menghubungkan
logam besi dengan logam pelindung
yang mempunyai E° lebih kecil.
 Logam pelindung yang biasa
digunakan yaitu magnesium.
Pencegahan Korosi Aluminium
Aluminium merupakan logam yang lebih aktif daripada besi, tetapi lebih tahan terhadap
karat. Aluminium yang berkarat akan membentuk aluminium oksida (Al2O3) dengan cepat.
Perkaratan akan segera terhenti setelah terbentuk lapisan oksida yang tipis. Lapisan
tersebut melekat kuat pada permukaan logam. Oleh karenanya, logam di bawahnya akan
terlindungi dari perkaratan lebih lanjut. Melalui elektrolisis, lapisan oksida tersebut dapat
dipertebal. Proses ini dinamakan anodizing. Aluminium hasil anodizing digunakan untuk
membuat perkakas dapur, kerangka bangunan, kusen pintu dan jendela, serta bingkai.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Kimia Unsur
Unsur-Unsur Golongan Utama
Unsur-Unsur Periode Ketiga
Unsur-Unsur GolonganTransisi Periode
Empat
Intan dan grafit merupakan alotrop dari karbon. Grafit
memiliki sifat fisika lunak dan ringan sehingga dapat digunakan
sebagai bahan baku pembuatan pensil. Intan memiliki sifat keras
dan kuat sehingga dapat digunakan sebagai alat pemotong kaca.
III
Kembali ke daftar isi
Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan
Utama di Alam
Sifat-Sifat Unsur Golongan Utama
Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak
Penggunaan Unsur-Unsur Golongan
Utama
Unsur-Unsur Golongan Utama
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan Utama di
Alam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat-Sifat Unsur-Unsur Golongan Utama
Sifat Fisika
Golongan IA (Alkali)
Sifat Kimia
Golongan IIA (Alkali Tanah)
Golongan IIIA
Golongan IVA
Golongan VA
Golongan VIA
Golongan VIIA (Halogen)
Golongan VIIIA (Gas Mulia)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Warna nyala
Litium
Kalium
Natrium
Sifat Fisika
Golongan IA (Alkali)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Kimia
• Dari atas ke bawah logam alkali semakin reaktif.
• Logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen.
• Reaksinya dengan oksigen menghasilkan senyawa oksida.
• Reaksi logam alkali dengan hidrogen menghasilkan senyawa
hidrida.
Golongan Alkali
Golongan IA (Alkali)
reaksi kalium dengan air
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Fisika
Stronsium
Barium
Kalsium
Golongan IIA (Alkali Tanah)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Kimia
• Sifat unsur-unsur logam alkali tanah dari atas ke bawah semakin
reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan logam alkali yang
seperiode.
Golongan Alkali Tanah
Golongan IIA (Alkali Tanah)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Fisika
Golongan IIIA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Kimia
• Boron akan bereaksi dengan oksigen, halogen, asam pengoksidasi,
dan alkali jika dipanaskan. Senyawa boron bersifat racun.
• Aluminium sebagai agen pereduksi yang baik. Aluminium bersifat
nontoksik.
• Galium mudah mengorosi logam lain. Galium bersifat toksik ringan.
• Indium bersifat toksik ringan.
• Senyawa talium(III) mudah direduksi menjadi talium(I) atau sebagai
pengoksidasi kuat. Talium dan senyawanya bersifat sangat toksik.
Golongan IIIA
Golongan IIIA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Fisika
Golongan IVA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Kimia
• Karbon tidak bersifat toksik dan merupakan unsur yang sangat
tidak reaktif.
• Silikon kurang reaktif dibandingkan karbon. Silikon bersifat nontoksik.
• Germanium bersifat lebih reaktif daripada silikon dalam larutan
H2SO4 dan HNO3 pekat.
• Timah(II) merupakan agen pereduksi yang baik. Timah bersifat
nontoksik.
• Timbal(II) lebih stabil daripada timbal(IV). Timbal bersifat toksik.
Golongan IVA
Golongan IVA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Fisika
Golongan VA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Kimia
• Nitrogen merupakan unsur yang stabil dan sulit bereaksi dengan
unsur atau senyawa lainnya.
• Fosfor putih bersifat racun dan dapat larut dalam CS2. Fosfor merah
tidak bersifat racun dan tidak larut dalam CS2.
• Arsenik bersifat racun.
• Antimoni yang berupa logam biru putih bersifat stabil, sedangkan
antimoni kuning dan hitam merupakan logam yang tidak stabil.
• Bismut akan membentuk nyala biru ketika dibakar dengan oksigen.
Golongan VA
Golongan VA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Fisika
Golongan VIA
Sifat Kimia
• Oksigen merupakan oksidator yang dapat mengoksidasi logam
maupun nonlogam. Oksigen bersifat nontoksik.
• Belerang sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain pada suhu biasa.
• Selenium dan telurium mempunyai sifat kimia sama dengan belerang,
tetapi lebih bersifat logam dibanding belerang.
• Sifat kimia polonium mirip dengan telurium dan bismut.
Golongan VIA
Golongan VIA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Fisika
Golongan VIIA (Halogen)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Kimia
• Halogen bersifat reaktif. Halogen dapat bereaksi dengan logam,
nonlogam, metaloid tertentu, hidrogen, dan air.
• Halogen merupakan oksidator kuat.
• Kelarutan unsur halogen berbeda-beda. Fluorin jika dilarutkan
dalam air akan mengoksidasi air. Klorin dan bromin dapat larut
dengan baik dalam air. Iodin sukar larut dalam air.
• Unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam
halida.
• Unsur halogen (kecuali fluorin) dapat membentuk asam-asam
beroksigen (oksihalogen).
• Kekuatan asam oksihalogen yaitu HClO4 > HClO3 > HClO2 > HClO.
• Kekuatan asam halida yaitu HI > HBr > HCl > HF.
Golongan Halogen
Golongan VIIA (Halogen)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Fisika
Golongan VIIIA (Gas Mulia)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat Kimia
• Gas mulia sukar bereaksi (bersifat inert) karena konfigurasi
elektronnya stabil sehingga jarang ditemukan dalam bentuk senyawa.
• Gas mulia sedikit larut dalam air, kecuali helium dan neon karena
ukuran atomnya terlalu kecil.
Golongan Gas Mulia
Golongan VIIIA (Gas Mulia)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Unsur-
Unsur Golongan Utama
Golongan Alkali
Logam alkali tanah,
kecuali Mg dibuat
dengan mereduksi
garam fluoridanya
menggunakan
logam-logam yang
lebih aktif.
Golongan Alkali Tanah
Logam alkali diperoleh melalui proses elektrolisis lelehan garam kloridanya.
Golongan Alkali
Mg(OH)2 dan Al(OH)2 dimanfaatkan sebagai obat mag
Aluminium dibuat dengan proses Hall melalui dua tahap yaitu tahap
pemurnian dan tahap elektrolisis.
Golongan IIIA
 Senyawa karbon yang berupa grafit
diperoleh dengan cara sintesis batu
bara antrasit melalui pemanasan
dengan suhu tinggi.
• Silikon murni diperoleh dari reduksi
Na2SiF6 dengan logam natrium.
• Timbal diperoleh dari reduksi
timbal(II) oksida dengan coke
batubara (C)
• Germanium diperoleh melalui proses
reduksi GeO2 dengan H2 atau C.
• Timah dibuat melalui reduksi SnO2
dengan karbon
Golongan IVA
Kaleng dari timah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
 Nitrogen dihasilkan dengan cara distilasi fraksinasi udara. Amonia (NH3)
dibuat menggunakan metode Haber-Bosch.
• Fosfor diperoleh dengan cara pemanasan batuan fosfat, silika (SiO2),
dan coke batu bara di dalam pembakar listrik.
• Arsen diperoleh dari pemanasan logam sulfida yang mengandung
arsenik atau dengan cara mereduksi arsenik(III) oksida dengan gas CO.
• Antimoni diperoleh dari stibnit (Sb2S3).
• Bismut dihasilkan dari bijih bismutinit (Bi2S3) dan bismit (Bi2O3).
Golongan VA
 Oksigen dibuat secara industri dengan
cara penyulingan bertingkat udara cair
dan elektrolisis air.
• Belerang dibuat dengan cara Sisilia dan
Frasch
Golongan VIA
Pupuk ZA atau pupuk
amonium sulfat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
 Senyawa yang mengandung unsur golongan halogen umumnya
menimbulkan dampak negatif. Senyawa CFC dapat mengakibatkan
rusaknya lapisan ozon (O3).
Golongan VIIA
Obat luka mengandung iodine
sebagai antiseptik
 Unsur-unsur gas mulia diperoleh dengan
cara penyulingan bertingkat udara cair,
kecuali radon.
 Radon diperoleh dari peluruhan radioaktif
isotop radium-226.
 Gas argon juga dapat diperoleh dengan
pemanasan campuran udara dengan
kalsium karbida.
Golongan VIIIA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kelimpahan Unsur-Unsur Periode Ketiga di Alam
Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga
Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur-
Unsur Periode Ketiga
Unsur-Unsur Periode Ketiga
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kelimpahan Unsur-Unsur Periode Ketiga di Alam
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Sifat Kepriodikan Unsur-Unsur Periode Ketiga
1. Sifat Logam dan Nonlogam Unsur-Unsur Periode Ketiga
Unsur logam:
Na, Mg, dan Al.
Unsur logam:
Unsur
semilogam:
Si
Unsur
nonlogam:
P, S, Cl, dan Ar.
Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Sifat Reduktor dan Oksidator Unsur-Unsur Periode Ketiga
unsur-unsur periode ketiga semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh
karenanya, sifat oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang
4. Sifat Konduktor Listrik
Dapat menghantarkan
listrik:
Na, Mg, dan Al.
Tidak dapat menghantarkan
listrik:
P, S, Cl, dan Ar
5. Sifat Asam-Basa Unsur-Unsur
Periode Ketiga
Unsur-unsur periode ketiga semakin ke kanan
sifat basanya semakin berkurang dan sifat
asamnya semakin bertambah.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pembuatan asam sulfat:
a. Proses kontak
b. Proses bilik timbal
Pembuatan
1. Natrium : elektrolisis lelehan NaCl
2. Magnesium : elektrolisis lelehan MgCl2
3. Aluminium : proses Bayer dan Hall-Heroult
4. Silikon : mereduksi SiO2
5. Fosfor : proses Wohler
6. Sulfur : cara Sisilia, cara Frasch, dan
cara Claus
7. Klorin : elektrolisis larutan garam dapur
Chip komputer dari silikon
Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Unsur-Unsur
Periode Ketiga
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan Transisi Periode Empat
di Alam
Sifat-Sifat Unsur Golongan Transisi Periode Empat
Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur-
Unsur Golongan Transisi Periode Empat
Unsur-Unsur GolonganTransisi Periode Empat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kelimpahan Unsur-Unsur Transisi Periode Empat
di Alam
1. Skandium 0,0025% di kerak bumi.
2. Titanium 0,6% di kerak bumi.
3. Vanadium 0,02% di kerak bumi.
4. Krom 0,0122% di kerak bumi.
5. Mangan lumayan berlimpah di kerak bumi.
6. Besi berada di peringkat keempat berdasarkan
kelimpahannya di alam.
7. Kobalt murni tidak ditemukan di alam. Kobalt
ditemukan dalam persenyawaannya dengan nikel.
8. Nikel berada di peringkat ke-24 berdasarkan
kelimpahannya kerak bumi.
Bijih nikel
Bijih krom
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Sifat-Sifat Unsur Golongan Transisi Periode Empat
Sifat Logam
Semua unsur transisi
mempunyai sifat logam.
Adanya ikatan logam ini
mengakibatkan titik
leleh, titik didih, dan
densitas unsur transisi
cukup besar sehingga
bersifat keras dan kuat
a. Sifat Logam
 Semua unsur transisi
mempunyai sifat
logam.
 Adanya ikatan logam
ini mengakibatkan
titik leleh, titik didih,
dan densitas unsur
transisi cukup besar
sehingga bersifat
keras dan kuat.
b. Bilangan Oksidasi
 Unsur transisi
mempunyai beberapa
bilangan oksidasi.
 Unsur-unsur transisi
periode empat bersifat
elektropositif (mudah
melepaskan elektron)
sehingga bilangan
oksidasinya bertanda
positif.
c. Senyawa Berwarna
 Senyawa yang
dibentuk dari ion-ion
logam transisi
sebagian besar
berwarna.
 Warna ini disebabkan
oleh tingkat energi
elektron pada unsur-
unsur transisi hampir
sama.
Sifat-Sifat Unsur Golongan Transisi Periode Empat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
e. Ion Kompleks
Unsur transisi dapat membentuk ion kompleks karena
memiliki orbital-orbital yang masih kosong.
Contoh nama senyawa kompleks:
[Ag(NH3)2]Cl : diamin perak(I) klorida
Na2[Cu(OH)4] : natrium tetrahidrokso kuprat(II)
Sifat Logam
d. Sifat Magnetik
Unsur transisi
yang menolak
medan magnet.
Contoh: unsur
Zn
Diamagnetik: Paramagnetik:
Unsur transisi
yang sedikit
dapat ditarik
medan magnet.
Contoh: unsur
Sc
Feromagnetik:
Unsur transisi
yang dapat
ditarik dengan
sangat kuat
oleh medan
magnet
Contoh: unsur
Fe, Co, dan Ni
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Titanium digunakan sebagai bahan
badan pesawat
Baja sebagai kerangka bangunan
Tembaga sebagai bahan baku
kabel listrik
Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Unsur-Unsur
Golongan Transisi Periode Empat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Gugus Fungsi Senyawa Karbon
Haloalkana
Alkohol dan Eter
Aldehid dan Keton
Asam Karboksilat dan Ester
Minuman maupun makanan dengan rasa buah dapat diperoleh dengan
menambahkan perisa buatan. Senyawa yang digunakan sebagai perisa
buatan tersebut termasuk senyawa ester. Apa yang dimaksud dengan
ester?
IV
Kembali ke daftar isi
Haloalkana
Kegunaan
Haloalkana
Tata nama
Haloalkana
Isomer
Haloalkana
Sifat-Sifat
Haloalkana
Pembuatan
Haloalkana
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Tata Nama Haloalkana
Aturan penamaan haloalkana sebagai berikut.
a. Rantai induk berasal dari rantai terpanjang yang
mengandung atom halogen.
b. Atom C yang mengikat halogen diberi nomor serendah
mungkin.
c. Nama halogen ditulis sebagai awalan, diikuti nama
alkananya, ditulis sesuai abjad.
d. Jika terdapat lebih dari satu jenis atom halogen,
penamaannya diurutkan sesuai kereaktifannya. Urutan
kereaktifan atom halogen: F > Cl > Br > I.
e. Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis,
penamaannya diberi awalan di-, tri-, dan seterusnya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Isomer Haloalkana
Isomer kerangka terjadi pada
senyawa-senyawa yang
memiliki rumus molekul dan
gugus fungsi sama, tetapi
kerangka rantai induknya
berbeda.
Isomer Kerangka
Isomer Posisi
Isomer posisi terjadi pada
senyawa-senyawa yang
memiliki rumus molekul sama,
gugus fungsi sama, dan
kerangka yang sama, tetapi
letak/posisi gugus fungsinya
berbeda.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat-Sifat Haloalkana
a. Memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan senyawa
alkana dengan jumlah atom karbon yang sama.
b. Sukar larut dalam air.
c. Haloalkana suku rendah berwujud gas dan haloalkana
suku tinggi berwujud cair sampai padat.
d. Dapat mengalami reaksi dengan logam Mg, Na, natrium
alkoholat, KOH, AgOH, KCN, dan AgNO2, serta reaksi
reduksi dan hidrolisis.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pembuatan Haloalkana
 Reaksi Substitusi Alkana
Pada reaksi ini atom H dari alkana akan disubstitusi oleh atom
halogen
 Reaksi Substitusi Alkohol
Pada reaksi ini digunakan pereaksi asam halida dan hanya
dapat menghasilkan senyawa monohaloalkana (monohalida)
 Reaksi Adisi Alkena
Pada reaksi ini, jika alkena diadisi memakai halogen akan
terbentuk senyawa dihaloalkana.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kegunaan Haloalkana
 Kloroform
Kloroform bersifat anestesi
sehingga banyak dimanfaatkan
di bidang kedokteran sebagai
obat bius.
 Iodoform (CHI3)
Iodoform merupakan kristal padat berwarna kuning dan berbau
khas. Iodoform digunakan di bidang kedokteran sebagai
antiseptik
 Karbon Tetraklorida (CCl4)
Dalam rumah tangga, CCl4 digunakan untuk menghilangkan noda
minyak atau lemak yang menempel pada pakaian.
Dahulu CCl4 juga banyak digunakan sebagai bahan pemadam
kebakaran (extinguisher) serta pelarut lemak, lilin, damar, dan
protein.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kegunaan Haloalkana
 Freon
Freon banyak digunakan untuk keperluan-
keperluan berikut.
1) Pelarut lemak, minyak, dan damar.
2) Bahan pendingin pada freezer dan AC
karena mempunyai titik didih – 30°C.
3) Sebagai aerosol pada hair spray dan body
spray.
 Iodoform (CHI3)
Iodoform merupakan kristal padat berwarna kuning dan berbau khas.
Iodoform digunakan di bidang kedokteran sebagai antiseptik.
 Karbon Tetraklorida (CCl4)
Dalam rumah tangga, CCl4 digunakan untuk menghilangkan noda
minyak atau lemak yang menempel pada pakaian.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol dan Eter
Sifat-Sifat
Alkohol
Tata nama
Alkohol
Penggolongan
Alkohol
Isomer
Alkohol
Pembuatan
Alkohol
Kegunaan
Alkohol
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol dan Eter
Sifat-Sifat
Eter
Tata nama
Eter
Isomer Eter
Pembuatan
Eter
Kegunaan
Eter
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol
Tata Nama Alkohol
Nama IUPAC
1) Nama alkohol diturunkan dari nama alkana yaitu akhiran -a diganti –ol
2) Penomoran pada alkohol alifatik (rantai terbuka) dimulai dari ujung rantai induk
yang paling dekat dengan gugus hidroksi (–OH).
3) Apabila rantai induk mengikat gugus alkil atau halida, penomoran dimulai dari
ujung rantai induk yang mengandung gugus –OH dan paling dekat dengan gugus
substituennya.
4) Apabila rantai induk mengikat lebih dari satu gugus hidroksi, penamaannya
menggunakan awalan di- untuk dua gugus –OH, tri- untuk tiga gugus –OH, dan
tetra- untuk empat gugus –OH, dan seterusnya tepat sebelum akhiran -ol.
Jadi, penamaan dimulai dengan menyebutkan posisi gugus –OH, diikuti nama alkana
dengan akhiran -a tetap, lalu awalan di-, tri, tetra-, atau sesuai jumlah gugus –OH
serta diikuti akhiran -ol.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol
Tata Nama Alkohol
Nama Trivial
Nama trivial alkohol dimulai dengan menyebutkan nama alkilnya, lalu
diikuti dengan kata alkohol.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol
Penggolongan Alkohol
 Alkohol Primer
Alkohol primer terjadi apabila gugus hidroksi (–OH) terikat pada atom
C primer (atom C yang mengikat satu atom C lainnya).
 Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder terjadi apabila gugus hidroksi (–OH) terikat pada
atom C sekunder (atom C yang mengikat dua atom C lainnya).
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol
Penggolongan Alkohol
 Alkohol Tersier
Alkohol tersier terjadi apabila gugus hidroksi (–OH) terikat pada atom C
tersier (atom C yang mengikat tiga atom C lainnya)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol
Isomer Alkohol
 Isomer Gugus Fungsi
Alkohol dan eter dapat berisomer gugus fungsi satu sama lain. Artinya,
alkohol dan eter dengan jumlah atom karbon yang sama, memiliki rumus
molekul sama, tetapi memiliki gugus fungsi yang berbeda.
 Isomer Optis
Keisomeran optis terjadi pada senyawa yang memiliki atom C asimetris
atau atom C kiral.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol
Sifat-Sifat Alkohol
1) Dengan massa molekul relatif (Mr) sama, titik didih alkohol lebih
tinggi daripada titik didih eter. Hal ini dikarenakan alkohol
mempunyai ikatan hidrogen.
Semakin besar massa molekul relatif alkohol, titik didihnya semakin
tinggi. Titik didih alkohol rantai bercabang lebih rendah daripada titik
didih alkohol rantai lurus.
2) Alkohol mudah larut dalam air.
3) Alkohol dapat mengalami reaksi dengan logam Na dan hidrogen
halida, serta reaksi esterifikasi, oksidasi, dan dehidrasi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol
Pembuatan Alkohol
Hidrasi alkena dengan katalis asam menghasilkan etanol.
Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan gas alam (metana)
denganH2O dan gas H2.
Fermentasi karbohidrat dengan bantuan ragi menghasilkan
etanol.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol
Pembuatan Alkohol
Melalui pereaksi Grignard dapat dihasilkan alkohol primer dan
alkohol sekunder.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkohol
Kegunaan Alkohol
Metanol
a) Sebagai pelarut, bahan baku pembuatan formaldehid (untuk membuat
polimer) dan campuran bahan bakar bensin.
b) Sebagai bahan bakar
Etanol
a) Sebagai pembersih luka dan antiseptik.
b) Sebagai spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi
dalam skala industri.
c) Sebagai bahan bakar. Etanol dapat digunakan sebagai
bahan bakar baik sendiri maupun dicampur dengan petrol
(bensin).
d) Sebagai pelarut.
Etilen Glikol, sebagai zat antibeku pada radiator mobil, bahan baku serat sintetis
seperti dakron, dan bahan pelunak/pelembut.
Gliserol, sebagai pelembap dan pelembut pada losion dan berbagai kosmetik.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Eter
Tata Nama Eter
Nama IUPAC
Nama IUPAC eter yaitu alkoksi alkana.
Alkil dengan jumlah atom C lebih sedikit dianggap sebagai gugus
alkoksi, sedangkan alkil dengan jumlah atom C lebih banyak
dianggap sebagai alkana.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Eter
Tata Nama Eter
Nama Trivial
Nama trivial eter adalah alkil alkil eter yaitu nama kedua gugus
alkil ditulis di depan diikuti kata eter dan ditulis terpisah. Alkil-alkil
ditulis sesuai urutan jumlah atom C. Apabila kedua alkil sama,
diawali dengan kata “di”
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Eter
Isomer Eter
 Isomer Posisi
Isomer posisi terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki
rumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi letak gugus fungsi
berbeda.
 Isomer Gugus Fungsi
Alkoksi alkana berisomer gugus fungsi dengan alkohol
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Eter
Sifat-Sifat Eter
Senyawa eter memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1) Merupakan cairan yang mudah menguap dan mudah
terbakar.
2) Titik didih rendah, lebih rendah daripada alkohol dengan
massa molekul relatif yang sama.
3) Sedikit larut dalam air.
4) Melarutkan senyawa-senyawa kovalen.
5) Bersifat anestetik.
6) Tidak reaktif serta tidak dapat dioksidasi, direduksi,
dieliminasi, atau direaksikan dengan basa, tetapi dapat
disubstitusikan dengan asam kuat.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Eter
Pembuatan Eter
Reaksi asam sulfat dan etanol menghasilkan dietil eter dan etil
hidrogen sulfat sebagai zat antara.
Sintesis Williamson
Pada sintesis ini terjadi reaksi antara alkil halida dengan
alkoksida.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Eter
Kegunaan Eter
 Eter digunakan sebagai pelarut dan obat anestesi. Senyawa
eter yang diberikan melalui pernapasan sebagai obat bius,
contohnya kloroform dan siklopropana.
 Metiltersierbutil eter (MTBE)
digunakan sebagai zat aditif pada
bensin untuk menaikkan bilangan
oktan bensin.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aldehid dan Keton
Tata
Nama
Aldehid
Isomer
Aldehid
Sifat-Sifat
Aldehid
Pembuatan
Aldehid
Kegunaan
Aldehid
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aldehid dan Keton
Tata
Nama
Keton
Isomer
Keton
Sifat-Sifat
Keton
Pembuatan
Keton
Kegunaan
Keton
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aldehid
Tata Nama Aldehid
Nama IUPAC
Nama IUPAC alkanal diturunkan dari nama
alkananya, dengan mengganti akhiran -a
menjadi -al.
Nama Trivial
Nama trivial aldehid diturunkan dari
nama trivial asam karboksilat yaitu
dengan menghilangkan kata asam dan
mengganti akhiran -at menjadi kata
aldehid.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aldehid
Isomer Aldehid
 Isomer Kerangka
Isomer kerangka terjadi karena ada atau tidak adanya cabang
serta perbedaan letak cabang. Butanal mempunyai dua isomer
yaitu:
 Isomer Gugus Fungsi
Gugus fungsi aldehid berisomer gugus fungsi dengan alkanon.
Isomer gugus fungsi aldehid dan alkanon mempunyai rumus
umum CnH2nO.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aldehid
Sifat-Sifat Aldehid
1) Merupakan senyawa polar.
2) Mudah larut dalam air.
3) Melarutkan senyawa polar dan nonpolar.
4) Tidak mempunyai ikatan hidrogen.
5) Titik didihnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan senyawa karbon
yang massa relatifnya hampir sama.
6) Dapat mengalami reaksi adisi, oksidasi, polimerisasi, dan
autoredoks, serta dapat bereaksi dengan PX5 dan halogen.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aldehid
Pembuatan Aldehid
 Oksidasi Alkohol Primer
 Reduksi Asam Karboksilat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aldehid
Kegunaan Aldehid
 Formaldehid
Senyawa ini
digunakan sebagai
desinfektan,
insektisida,
pengawet mayat,
dan dimanfaatkan
dalam industri
plastik.
 Asetaldehid
Asetaldehid merupakan bahan dasar
pembuatan asam asetat dan butanol. Selain
itu, asetaldehid digunakan dalam pembuatan
zat warna, plastik, dan karet sintetis.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Keton
Tata Nama Keton
Nama IUPAC
Nama IUPAC alkanon diturunkan dari nama alkananya, tetapi akhiran -a
diganti dengan -on.
Untuk alkanon bercabang berlaku aturan sebagai berikut.
1) Rantai terpanjang/rantai induk harus mengandung gugus –CO–.
2) Rantai induk diberi nomor dari salah satu ujung sehingga posisi
gugus fungsi mendapat nomor terkecil.
3) Cabang dan gugus pengganti lain ditulis terlebih dahulu sesuai abjad
diikuti rantai induk. Posisi rantai induk diberi awalan angka.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Keton
Tata Nama Keton
Nama Trivial
Nama trivial keton yaitu alkil alkil keton.
Gugus alkil ditulis secara terpisah diakhiri kata keton.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Keton
Isomer Keton
 Isomer Kerangka
Isomer kerangka terjadi karena ada atau tidak adanya cabang
serta jenis cabang.
 Isomer Posisi
Isomer posisi terjadi karena perbedaan letak gugus fungsinya.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Keton
Sifat-Sifat Keton
Keton memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1) Merupakan senyawa polar.
2) Larut dalam air.
3) Tidak mempunyai ikatan hidrogen.
4) Titik didih keton lebih tinggi dibandingkan hidrokarbon lain
dengan massa molekul relatif hampir sama.
5) Mengalami reaksi adisi dan kondensasi serta bereaksi
dengan PX5.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Keton
Pembuatan Keton
 Oksidasi Alkohol Sekunder
 Distilasi Kering Garam Alkali atau Alkali Tanah Karboksilat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Keton
Kegunaan Keton
 Keton yang paling banyak digunakan
yaitu aseton.
 Aseton merupakan suku alkanon
terendah, disebut juga propanon.
 Aseton digunakan sebagai pelarut
senyawa-senyawa organik, terutama
untuk melarutkan beberapa macam
plastik dan gas etuna.
 Aseton juga digunakan sebagai tinner
untuk membersihkan cat kuku/kuteks.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Asam Karboksilat dan Ester
Tata Nama
Asam
Karboksilat
Isomer
Asam
Karboksilat
Sifat-Sifat
Asam
Karboksilat
Pembuatan
Asam
Karboksilat
Kegunaan
Asam
Karboksilat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Asam Karboksilat dan Ester
Tata Nama
Ester
Isomer
Ester
Sifat-Sifat
Ester
Pembuatan
Ester
Kegunaan
Ester
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Asam Karboksilat
Tata Nama Asam Karboksilat
Nama IUPAC
Nama karboksilat diturunkan dari nama alkananya dengan mengganti
akhiran -a menjadi -oat dan diberi awalan asam.
Nama Trivial
Nama trivial asam karboksilat didasarkan pada sumbernya.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Asam Karboksilat
Isomer Asam Karboksilat
 Isomer Kerangka
Isomer kerangka terjadi karena ada atau tidak adanya cabang serta jenis
dan letak cabang.
 Isomer Gugus Fungsi
Asam karboksilat berisomer gugus fungsi dengan ester. Rumus umum
isomer gugus fungsi asam karboksilat dan ester adalah CnH2nO2.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Asam Karboksilat
Sifat-Sifat Asam Karboksilat
Sifat-sifat asam karboksilat sebagai berikut.
1) Merupakan senyawa polar.
2) Titik didih tinggi karena mempunyai ikatan hidrogen.
3) Senyawa dengan atom C1 – C4 mudah larut dalam air, semakin
banyak cabang kelarutannya dalam air semakin berkurang.
4) Mengalami reaksi-reaksi berikut.
- Dapat bereaksi dengan logam, garam karbonat, dan basa alkali.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Asam Karboksilat
Sifat-Sifat Asam Karboksilat
- Dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan ester (reaksi esterifikasi).
- Dapat dioksidasi menghasilkan CO2 dan H2O.
- Dapat bereaksi dengan PX5.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Asam Karboksilat
Pembuatan Asam Karboksilat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Asam Karboksilat
Kegunaan Asam Karboksilat
3) Asam oksalat digunakan untuk penghilang karat dan pereaksi pada
pembuatan zat warna.
4) Asam tartrat digunakan untuk penyamakan, fotografi, pembuatan
keramik, dan mengasamkan minuman serta permen.
2) Asam asetat digunakan sebagai pelarut, serta
bahan baku untuk industri serat dan plastik.
Asam asetat murni disebut asam asetat glasial.
Cuka merupakan larutan 3–6% asam asetat
dalam air, dibuat melalui peragian dari sari buah
apel dan anggur atau dari pengenceran asam
asetat sintesis.
Beberapa contoh penggunaan asam karboksilat.
1) Asam formiat digunakan untuk penyamakan kulit, industri tekstil, dan
penggumpalan lateks di perkebunan karet.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ester
Tata Nama Ester
Nama IUPAC
Ester merupakan turunan asam
karboksilat. Oleh karena itu, ester
diberi nama dengan alkil alkanoat.
Alkil diikat oleh atom O,
sedangkan alkanoat meliputi alkil
dan gugus fungsinya.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ester
Tata Nama Ester
Nama Trivial
Nama trivial berasal dari
alkil-alkil ester. Alkil-alkil
ditulis sesuai urutan
jumlah atom C diikuti kata
ester.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ester
Isomer Ester
 Isomer Gugus Fungsi
Ester berisomer gugus fungsi dengan asam karboksilat. Rumus
umum isomer gugus fungsi asam karboksilat dan ester adalah
CnH2nO2.
 Isomer Kerangka
Isomer kerangka terjadi karena ada atau tidak adanya cabang
serta jenis dan letak cabang.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ester
Sifat-Sifat Ester
Sifat-sifat ester sebagai berikut.
1) Mudah menguap.
2) Sedikit larut dalam air.
3) Semakin besar massa molekul relatifnya, titik didih semakin tinggi.
4) Dapat mengalami reaksi-reaksi berikut.
- Reaksi hidrolisis, terbentuk reaksi kesetimbangan antara asam
karboksilat dengan alkohol.
- Hidrolisis dengan basa menghasilkan suatu garam dan alkohol.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ester
Sifat-Sifat Ester
- Reaksi dengan alkohol menghasilkan ester lain dan alkohol lain.
- Bereaksi dengan pereaksi Grignard menghasilkan alkohol.
- Dapat direduksi menghasilkan alkohol.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ester
Pembuatan Ester
Ester dibuat dari reaksi asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi
ini disebut esterifikasi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Ester
Kegunaan Ester
 Senyawa-senyawa ester banyak
digunakan sebagai esens karena
mempunyai aroma khas.
 Senyawa-senyawa ester yang
biasa digunakan sebagai esens
sebagai berikut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Benzena dan Senyawa Turunannya
V
Struktur Benzena
Sifat-Sifat Benzena
Reaksi-Reaksi Benzena
Tata Nama Benzena
Senyawa Turunan Benzena dan
Kegunaannya
Parasetamol
Obat demam yang
mengandung senyawa
benzena.
Kembali ke daftar isi
Struktur Benzena
Rumus struktur benzena
(C6H6) berbentuk
heksagonal planar.
Sudut Ikatan C-C =120 o
Kedudukan atom C dan H
dalam molekul benzena
bersifat ekuivalen, sedangkan
ikatan rangkap selalu
berpindah-pindah
(beresonansi).
August Kekule
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat-Sifat Benzena
Sifat Fisika
1. Titik leleh 5,5°C, sedangkan titik didihnya 80,1°C.
2. Pada suhu kamar berwujud cair, tidak berwarna, mudah menguap, dan berbau khas.
3. Benzena bersifat nonpolar.
4. Benzena larut dalam pelarut organik seperti CCl4 (karbon tetraklorida), dietil eter, dan heksana, tetapi
tidak larut dalam air.
Sifat Kimia
1. Uap benzena bersifat toksik dan sedikit karsinogenik.
2. Benzena dapat dioksidasi sempurna dan menghasilkan gas CO2 dan H2O. Reaksi ini menghasilkan
jelaga cukup tebal karena terbentuk banyak partikel karbon.
3. Benzena tidak dapat dioksidasi oleh Br2, H2O, dan KMnO4, tetapi dapat diadisi oleh H2 dan Cl2 dengan
bantuan katalis Ni atau sinar matahari.
4. Atom-atom H pada molekul benzena dapat disubstitusikan oleh atom atau gugus atom
menghasilkan senyawa turunan benzena. Benzena lebih mudah mengalami substitusi daripada reaksi
adisi karena struktur cincin benzena bersifat stabil akibat adanya elektron-elektron terdelokalisasi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Reaksi-Reaksi pada Benzena
Reaksi
Adisi
Alkilasi
Asilasi
Sulfonasi
Nitrasi
Halogenasi
Adisi
Hidrogen
Adisi
Klorin
Reaksi
Substitusi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Reaksi Adisi
Adisi Hidrogen
 Adisi Benzena dengan hidrogen
menghasilkan sikloheksana.
 Reaksi ini berlangsung pada suhu
150°C menggunakan katalis nikel
(Ni).
Adisi Klorin
 Adisi benzena oleh klorin (Cl2)
dapat berlangsung dengan
bantuan sinar matahari.
 Pada adisi ini dihasilkan
senyawa 1,2,3,4,5,6- heksakloro
sikloheksana.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sulfonasi
 Benzena bereaksi dengan asam sulfat (H2SO4).
 Hasil reaksi berupa asam benzenasulfonat dan air.
SO3
40°C
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Alkilasi
 Benzena bereaksi dengan haloalkana (RX).
 Menggunakan katalis AlCl3.
 Reaksi Umum:
 Contoh:
Reaksi pembuatan toluena
Reaksi ini disebut reaksi sintesis Friedel-Crafts
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Asilasi
• Reaksi benzena dengan mensubstitusi atom H oleh gugus asil (CH3C=O).
• Menggunakan katalis AlCl3.
• Rumus Umum:
• Contoh:
Reaksi pembuatan asetofenon
Asetofenon
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Nitrasi
 Benzena bereaksi dengan asam nitrat (HNO3 atau HONO2).
 Reaksi nitrasi memerlukan katalis asam sulfat (H2SO4) pekat.
 Reaksi berlangsung pada suhu 50°C.
 Menghasilkan nitrobenzena.
50°C
H2SO4
Nitrobenzena
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Halogenasi
 Benzena bereaksi dengan atom halogen (gologan VIIA).
 Menggunakan katalis FeCl3, FeBr3, AlCl3, atau SbCl3.
 Menghasilkan halobenzena (benzena yang memiliki gugus
halogen) dan asam kuat.
Klorobenzena
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Penamaan IUPAC = substituen + benzena
Tata Nama Senyawa Turunan Benzena
X = substituen/cabang
Contoh:
Etilbenzena Klorobenzena Nitrobenzena
1. Benzena Monosubstituen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Apabila dua atom H pada benzena
diganti dengan atom atau gugus atom
lain, maka akan terjadi tiga macam posisi
(tiga isomer).
Urutan prioritas gugus:
2. Benzena Bisubstituen
Orto (1,2) Meta (1,3) Para (1,4)
–COOH > –SO3H > –CHO > –CN > –OH > –NH2 > –R(alkil) > –NO2 > –X (halogen)
o-dimetilbenzena
(o-xilena)
m-kloroanilina p-nitrofenol
Contoh:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Posisi substituen dinyatakan dengan angka.
3. Benzena Trisubstituen atau Lebih
1,2,4-trinitrobenzena 2,4,6-trinitrotoluena
Contoh:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Benzena Terikat pada Rantai Karbon
Apabila suatu cincin benzena terikat pada rantai karbon yang
panjang (>6) atau pada rantai alkana bergugus fungsi maka
cincin benzena tersebut dianggap sebagai substituen yang
dinamakan gugus fenil.
3-fenil-1-pentanol
3-fenilheptana
Contoh:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Gabungan Cincin Benzena (Polibenzena)
Naftalena Antrasena
Fenantrena Pirena
Benzo(α) piren Krisena Benzofluorantena
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Senyawa Turunan Benzena dan
Kegunaannya
Kegunaan:
1. Toluena  Bahan dasar pembuatan asam benzoat
(bahan pengawet di industri makanan).
 Bahan dasar pembuatan bahan peledak
seperti TNT.
 Pelarut senyawa
karbon.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Fenol
 Bahan pelarut pada pemurnian minyak
pelumas.
 Bahan pembuat zat warna.
 Bahan dasar pembuatan plastik bakelit
dengan cara mereaksikan fenol dengan
formaldehid.
 Bahan desinfektan
atau pembunuh
kuman pada
pembersih lantai.
Kegunaan:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
 Sebagai antijamur pada
bedak dan salep untuk
mengobati penyakit kulit
seperti panu, kadas, dan
kurap.
Asam salisilat dapat diesterifikasi dengan alkohol dan asam
Metil salisilat banyak
diperdagangkan dengan
nama minyak gandapura
3. Asam Salisilat Kegunaan:
Metil salisilat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Anilina
Kegunaan:
Anilin banyak digunakan sebagai zat
warna diazo pada batik, katun, dan
tinta.
Kegunaan:
5. Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan polimer sintetik
polistirena melalui proses
polimerisasi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
VI Polimer
Tata Nama Polimer
Penggolongan Polimer
Sifat-Sifat Polimer
Reaksi Polimerisasi
Kegunaan dan Dampak Polimer
Baterai
dengan teknologi kertas
ramah lingkungan
Menggunakan polimer
rekayasa
Sumber: bit.ly/2WtxRW
Kembali ke daftar isi
Tata Nama Polimer
Berdasarkan Monomer
 Monomer Hanya Terdiri Atas Satu Kata
poli + monomer Nama Monomer Nama Polimer
Stirena Polistirena
Etena Polietena
 Monomer Hanya Terdiri Atas Satu Kata
poli + (monomer) Nama Monomer Nama Polimer
1-pentena Poli(1-pentena)
Metil metakrilat Poli(metil metakrilat)
Tata Nama Polimer
Berdasarkan Taktisitas
i/s +poli + monomer
i = isotaktik
s = sindiotaktik
Keterangan:
Disusun oleh monomer stirena
dengan posisi gugus fenil sama
Berdasarkan Isomer
cis/trans +nomor ikatan + poli + monomer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Aturan Penamaan Polimer Menurut IUPAC:
1. Mengidentifikasi unit struktur terkecil (CRU).
2. Menentukan subunit CRU sebagai prioritas berdasarkan ikatan
yang ditulis dari kiri ke kanan.
3. Memberikan nomor substituen dari kiri ke kanan.
4. Memberikan nama dengan diawali kata 'poli' dan nama CRU
dikurung.
Berdasarkan Unit Dasar (IUPAC)
Tata Nama Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Berdasarkan
Jenis
Monomernya
Berdasarkan
Asalnya
Berdasarkan
Sifat Terhadap
Pemanasan
atau Sifat
Kekenyalannya
Berdasarkan
Bentuk
Susunan
Rantainya
Berdasarkan
Penggunaan
Polimer
Penggolongan Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Berdasarkan
Asalnya
Polimer alam yaitu polimer yang
tersedia secara alami di alam dan
berasal dari makhluk hidup.
 Contoh: amilum, selulosa, protein,
asam nukleat, karet alam
Polimer Alam
Polimer semisintetis
yaitu polimer yang
diperoleh dari hasil
modifikasi polimer
alam dan bahan
kimia.
Polimer Semisintetis
 Contoh: selulosa nitrat
 Polimer buatan yaitu
polimer yang tidak
terdapat di alam, tetapi
disintesis atau dibuat dari
monomer-monomernya
dalam reaktor di industri
kimia.
Contoh: polietena,
nilon, dakron
Polimer Buatan (Sintetis)
Penggolongan Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Berdasarkan
Jenis
Monomernya
Homopolimer
 Homopolimer disebut juga polimer linear yaitu
polimer yang tersusun atas monomer-monomer
yang sama atau sejenis.
 Contoh: PVC, protein, karet alam
Kopolimer
 Kopolimer yaitu polimer yang tersusun atas
monomer-monomer yang berlainan jenis.
 Contoh: nilon, tetoron, bakelit
 Berdasarkan susunan monomernya, kopolimer
dibedakan menjadi kopolimer bergantian, kopolimer
blok, kopolimer bercabang, dan kopolimer tidak
beraturan. (A) kopolimer tidak beraturan
(B) kopolimer bergantian
(C) kopolimer blok
(D) kopolimer bercabang
Penggolongan Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Penggolongan
Polimer
Berdasarkan
Sifat Terhadap
Pemanasan
atau Sifat
Kekenyalanny
a
Termoplastik
• Polimer termoplastik memiliki sifat-sifat antara
lain berat molekul kecil, tidak tahan terhadap
panas, jika dipanaskan akan melunak, jika
didinginkan akan mengeras, mudah diregangkan,
fleksibel, titik leleh rendah, dapat dibentuk ulang
(daur ulang), mudah larut dalam pelarut yang
sesuai, dan memiliki struktur molekul linear atau
bercabang.
 Contoh: polietilena, PVC, polistirena
Termosetting
 Polimer termosetting memiliki sifat-sifat
antara lain keras dan kaku (tidak
fleksibel), jika didinginkan akan
mengeras, tidak dapat dibentuk ulang,
tidak dapat larut dalam pelarut apa
pun, jika dipanaskan pada suhu yang
terlalu tinggi akan meleleh, tahan
terhadap asam dan basa, serta memiliki
ikatan silang antarrantai molekul.
 Contoh: bakelit, poliester, uretana
Elastomer
 Elastomer merupakan polimer
yang elastik atau dapat mulur
jika ditarik, tetapi kembali ke
awal jika gaya tarik ditiadakan.
 Contoh: karet sintetis SBR
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Berdasarkan
Bentuk
Susunan
Rantainya
Polimer Linear
 Polimer linear yaitu polimer yang
tersusun denga unit ulang berikatan
satu sama lainnya membentuk rantai
polimer yang panjang.
 Contoh: polietena dan polivinil klorida
Polimer Bercabang
 Polimer bercabang yaitu polimer yang
terbentuk jika beberapa unit ulang
membentuk cabang pada rantai utama.
 Contoh: glikogen
Polimer Berikatan Silang (Cross-linking)
 Polimer berikatan silang yaitu polimer yang terbentuk karena
beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai
utamanya. Contoh: bakelit dan resin urea formaldehida
Penggolongan Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Berdasarkan
Penggunaan
Polimer
 Polimer yang dimanfaatkan
sebagai serat misalnya kain
dan benang.
 Contoh: poliester, nilon, dan
dakron
Serat
Plastik
 Polimer yang dimanfaatkan
sebagai plastik.
 Contoh: bakelit, polietilena,
PVC, polistirena, dan
polipropilena
Penggolongan Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
 Sifat fisik polimer
Sifat fisik polimer ditentukan oleh:
 panjang rantai atau jumlah monomer;
 susunan rantai;
 tingkat percabangan pada rantai;
 gugus fungsi pada monomer;
 ikatan silang antarrantai polimer;
 penambahan zat aditif.
 Sifat mekanik polimer
Sifat mekanik polimer meliputi:
 kekuatan (strength);
 elongation;
 modulus;
 ketangguhan (toughness).
 Sifat termal polimer
Sifat termal polimer meliputi:
 koefisien pemuaian
termal;
 panas jenis;
 koefisien hantaran termal;
 titik tahan panas.
 Stabilitas panas
 Kelenturan
 Ketahanan terhadap
mikroorganisme
Sifat-Sifat Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Polimerisasi Adisi
Reaksi Polimerisasi
Reaksi penggabungan sejumlah monomer menjadi polimer
Polimerisasi Kondensasi
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer
yang berikatan rangkap menjadi ikatan tunggal
Polimerisasi Adisi Alami
 Polimerisasi adisi alami
merupakan reaksi polimerisasi
pada makhluk hidup.
 Contoh: pembentukan karet alam
atau poliisoprena.
Reaksi Umum:
Polimerisasi Adisi Sintesis
 Polimerisasi adisi sintesis merupakan
reaksi polimerisasi yang sengaja
dilakukan di laboratorium atau industri.
 Contoh : pembentukan polivinilklorida
(PVC) dari vinil klorida.
Polimerisasi Adisi
Reaksi Polimerisasi
Reaksi penggabungan sejumlah monomer menjadi polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Reaksi yang terjadi jika
dua atau lebih monomer
sejenis atau berbeda jenis
bergabung membentuk
molekul besar sambil
melepaskan molekul-
molekul kecil, seperti H2O,
NH3, dan HCl.
Reaksi umum:
Polimerisasi
Kondensasi Alami
Contoh:
 Pembentukan
glikogen dan
amilum dari
α–D-glukosa
 Pembentukan
protein dari
asam amino
Polimerisasi
Kondensasi Sintesis
Contoh:
Pembentukan nilon
atau poliamida dari
asam adipat dan
heksametilendiamin
Polimerisasi Adisi
Polimerisasi Kondensasi
Reaksi Polimerisasi
Reaksi penggabungan sejumlah monomer menjadi polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
No Polimer Monomer Kegunaan
1 Polietilena
(Polietena)
etilena Polietilena dengan densitas
rendah (LDPE)  pembungkus
makanan, kantong plastik, dan jas
hujan.
Polietilena densitas tinggi (HDPE) 
botol plastik, botol detergen, mainan,
ember dan panci, serta untuk pelapis
kawat dan kabel.
2 Polipropilena
(Polipropena)
propilena Karung dan tali plastik, serta botol
minuman.
3 Teflon tetrafluoroeti-
lena
pelapis barang yang tahan panas,
seperti tangki di pabrik kimia, pelapis
panci dan penggorengan antilengket,
serta pelapis dasar setrika.
Kegunaan dan Dampak Penggunaan Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
No Polimer Monomer Kegunaan
4 Polivinilklorida
(PVC)
vinil klorida
atau kloro
etilena
pipa, slang keras, lapisan lantai, dan
piringan hitam.
5 Bakelit fenol dan
formaldehid
Bakelit dipakai pada peralatan listrik,
kotak isolator, toilet, kabinet radio,
pembuatan lembaran laminasi, asbak,
serta perekat plywood.
6 Polimetilmeta-
krilat (PMMA)
metil
metakrilat
bahan pencampur gelas dan
pencampur logam, lampu belakang
mobil, dan kaca jendela, badan
pesawat terbang.
7 Serat akrilat asam akrilat
(asam 2-
propenoat)
jaket, kaus kaki, karpet, dan bahan
pakaian dalam.
Kegunaan dan Dampak Penggunaan Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
No Polimer Monomer Kegunaan
8 Dakron asam tereftalat
dan
etilen glikol
serat tekstil, film tipis yang kuat, pita
perekam magnetik, dan bahan
balon cuaca yang dikirim ke
stratosfer.
9 Polikloroprena
(Neoprena)
2-kloro-1,3-
butadiena
slang oli.
10 SBR (Styrene-
Butadiene
Rubber)
stirena dan
1,3-butadiena
ban kendaraan bermotor.
11 Polistirena atau
Polifenil Etena
stirena genting, cangkir, mangkuk, mainan,
stirofoam, kabin pada radio, TV, dan
tape.
Kegunaan dan Dampak Penggunaan Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
No Polimer Monomer Kegunaan
12 Nilon asam adipat dan
heksametilendiamina
tali, jala, parasut, jas hujan,
dan tenda.
13 Kevlar asam benzena-1,4-
dikarboksilat dan
1,4-diaminobenzena
rompi antipeluru.
14 Karet alam isoprena ban.
15 Polivinil alkohol etanol bak air.
Kegunaan dan Dampak Penggunaan Polimer
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Makromolekul Karbohidrat, Protein, dan Lipid
Bab VII
Jaring Laba-Laba
tersusun atas ribuan benang
berukuran nano yang tersusun
secara paralel.
Setiap helai jaring laba-laba
terbuat dari protein β-keratin.
Protein ---> Makromolekul
Karbohidrat
Lipid
Protein
Kembali ke daftar Isi
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan
senyawa polihidroksi aldehid
(aldosa) atau polihidroksi
keton (ketosa) dengan rumus
umum Cn(H2O)m.
Nama karbohidrat berasal
dari karbon yang berarti
mengandung unsur karbon
dan hidrat yang berarti air.
 Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat paling
sederhana karena tidak dapat dihidrolisis
menjadi bentuk karbohidrat yang lebih
sederhana lagi.
Pengertian
Penggolongan Karbohidrat
 Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer alam
yang tersusun atas unit-unit
monosakarida membentuk rantai
panjang melalui reaksi kondensasi.
 Oligosakarida
Oligosakarida merupakan senyawa
karbohidrat yang terdiri atas beberapa
molekul monosakarida.
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
 Monosakarida merupakan
senyawa terkecil dalam golongan
karbohidrat dengan rumus
CnH2nOn dimana n=
3 – 8
 C3H6O3 : triosa
 C4H8O4 : tetrosa
dan seterusnya
 Setiap molekul monosakarida
memiliki 1 gugus keton atau 1
gugus aldehida.
 Gugus aldehida selalu berada
di atom C pertama.
 Gugus keton selalu berada di
atom C kedua.
Monosakarida
Aldosa
(misal: glukosa)
memiliki gugus
aldehida pada salah
satu ujungnya.
Ketosa
(misal: fruktosa)
biasanya memiliki
gugus keto pada
atom C 2.
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Notasi D dan L
 Berdasarkan letak gugus
–OH terakhir, mono-sakarida
struktur Fischer dibagi menjadi
dua yaitu:
 D (dektsro = kanan)
 L (levo = kiri).
Kedua senyawa tersebut
berperan sebagai isomer satu
sama lain.
 Untuk gula dengan atom C
asimetrik lebih dari 1, notasi D
atau L ditentukan oleh atom C
asimetrik terjauh dari gugus
aldehida atau keto. Penampilan dalam bentuk gambar
Proyeksi Fischer.
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Monosakarida
Berdasarkan bentuk ikatan tetrahedral yang dibentuk atom C, molekul karbohidrat
lebih stabil dalam bentuk siklik. Rumus Haworth menggambarkan struktur lingkar
karbohidrat dengan ikatan antara C pertama dengan O-hidroksil pada atom C kelima.
Nama monosakarida didasarkan pada posisi gugus –OH pada atom C pertama. Jika posisi
gugus –OH pada atom C pertama mengarah ke bawah disebut struktur α. Akan tetapi, jika
gugus –OH tersebut mengarah ke atas disebut struktur β.
Monosakarida
Struktur Siklik Monosakarida
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
• Glukosa terdapat dalam gula merah, madu, buah anggur, dan serum darah
Glukosa
• Fruktosa terdapat dalam gula pasir, sari buah, dan madu. Fruktosa merupakan
jenis gula yang paling manis
Fruktosa
• Galaktosa merupakan monosakarida yang dihasilkan dari proses hidrolisis gula
susu (laktosa) sehingga tidak ditemukan dalam keadaan bebas
Galaktosa
• Senyawa pentosa tidak terdapat di alam dalam keadaan bebas. Contoh
senyawa aldopentosa antara lain arabinosa, xilosa, ribosa, dan 2-deoksiribosa.
Arabinosa diperoleh dari pengolahan gom arab. Xilosa diperoleh dari hidrolisis
jerami atau kayu. Ribosa dan 2-deoksiribosa merupakan komponen asam
nukleat dan diperoleh dengan cara hidrolisis.
Pentosa
Jenis Monosakarida di Alam
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Monosakarida
Monosakarida
• Apabila dilarutkan dalam air, monosakarida dapat
memutar bidang polarisasi
Murotasi
• Aldehid dan alkohol primer dapat dioksidasi
menjadi asam karboksilat
Oksidasi
• Gugus aldehid atau keton dapat direduksi menjadi
alkohol
Reduksi
• Monosakarida (yang mengandung gugus hidroksil) dapat
membentuk ester dengan asam organik dan anorganik.
Pembentukan
Ester
• Tiap-tiap molekul monosakarida dapat saling berikatan
membentuk rantai panjang melalui ikatan glikosida
Pembentukan
Glikosida
Reaksi-Reaksi pada Monosakarida
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Stakiosa
Stakiosa
merupakan
tetrasakarida
yang
tersusun atas
dua
galaktosa,
glukosa, dan
fruktosa.
Stakiosa
tidak
mempunyai
sifat
mereduksi.
Rafinosa
Rafinosa
merupakan
trisakarida yang
tersusun atas
galaktosa,
glukosa, dan
fruktosa.
Hidrolisis
rafinosa oleh
enzim sukrase
menghasilkan
fruktosa dan
melibiosa.
Laktosa
Laktosa merupakan
disakarida yang
tersusun atas glukosa
dan galaktosa.
Laktosa berasa kurang
manis, merupakan
gula pereduksi, serta
mampu mengalami
mutarotasi. Laktosa
disebut gula susu
karena terdapat
dalam susu sapi dan
susu ibu.
Maltosa
Maltosa adalah
disakarida yang
terbentuk dari
dua molekul
glukosa.
Maltosa
merupakan
hasil antara
dalam proses
hidrolisis
amilum dengan
asam maupun
enzim.
Sukrosa
Sukrosa
adalah gula
pasir yang
kita kenal
berasal dari
gula tebu
atau gula bit.
Sukrosa juga
terdapat
dalam gula
aren, gula
kelapa,
madu, nanas,
dan wortel.
Oligosakarida
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Polisakarida
 Polisakarida mempunyai molekul yang besar dan lebih kompleks
dibanding monosakarida maupun oligosakarida.
 Jenis polisakarida: pati, glikogen, dan selulosa.
Pati
• Sedikit larut dalam
air dingin
• Daya reduksi
Glikogen
• Mudah larut
dalam air panas
• Larutannya
Selulosa
• Tidak dapat larut
dalam air, tetapi
larut dalam
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Sifat Fisik
 Karbohidrat berwujud padat pada suhu kamar.
 Semua karbohidrat bersifat optis aktif.
 Sebagian besar karbohidrat dapat memutar bidang polarisasi.
 Sebagian besar karbohidrat dapat memutar bidang polarisasi cahaya.
 Monosakarida dan disakarida berasa manis dan larut dalam air, sedangkan polisakarida
berasa tawar dan tidak larut dalam air.
Sifat Kimia
 Hidrolisis : polisakarida disakarida monosakarida
 Fermentasi : glukosa etanol + CO2
 Dehidrasi : karbohidrat karbon + H2O
 Oksidasi : reaksi oksidasi karbohidart menghasilkan asam
 Reaksi karbohidrat dengan hidroksida logam mengakibatkan karbohidrat teroksidasi,
sedangkan hidroksida logam akan tereduksi.
Sifat-Sifat Karbohidrat
H2O/H+
H2O/H+
H2SO4
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Reaksi Identifikasi Karbohidrat
Tujuan: membuktikan adanya
karbohidrat secara kualitatif.
Tujuan: membuktikan adanya
polisakarida (amilum, glikogen, dan
dekstrin).
1. Uji Molisch 2. Uji Iodin
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Tujuan: mengetahui adanya ketosa
(fruktosa) atau membedakan antara
glukosa dengan fruktosa.
Tujuan: membedakan antara glukosa
dengan galaktosa. Uji ini
menggunakan asam nitrat pekat.
Reaksi antara karbohidrat dengan
asam nitrat pekat menghasilkan
asam musat yang dapat larut air,
kecuali laktosa dan galaktosa.
3. Uji Seliwanoff
Reaksi Identifikasi Karbohidrat
4. Uji Asam Musat
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Protein
 Protein merupakan senyawa makromolekul yang
tersusun atas asam amino.
 Protein yang berasal dari hewan disebut protein
hewani
Contoh: susu dan telur.
 Protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein
nabati
Contoh: kacang-kacangan.
Asam Amino
Protein (Polipeptida)
Penggolongan Protein
Identifikasi Protein
Denaturasi Protein
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
 Asam amino merupakan senyawa monomer penyusun protein dengan
struktur sebagai berikut.
 Sifat-sifat asam amino:
 Dapat larut dalam air dan pelarut polar, tetapi sukar larut dalam pelarut
nonpolar.
 Bersifat amfoter.
 Dalam larutannya, membentuk zwitter ion.
 Bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan gas N2.
 Bersifat optis-aktif (dapat memutar cahaya terpolarisasi) karena
mempunyai atom (kristal).
Asam Amino
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Asam Amino
Penggolongan Asam Amino
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Berdasarkan
Pembentuknya
Asam amino esensial
Asam amino nonesensial
Berdasarkan Struktur
Gugus R (Rantai
Samping)
Asam amino dengan rantai samping netral
Asam amino dengan rantai samping asam
Asam amino dengan rantai samping basa
Struktur Protein
 Membentuk zwitter ion di dalam air
 Dapat mengalami denaturasi (kerusakan struktur) akibat pemanasan, perubahan
pH, pelarut organik, gerakan mekanik, dan adanya ion logam
 Jika dilarutkan dalam air, mempunyai viskositas (kekentalan) lebih besar daripada
air. Viskositas tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi, dan
suhu larutan
 Sebagian besar protein bersifat koloid hidrofil
 Dapat dihidrolisis menjadi asam amino dengan asam encer atau enzim protease
Sifat-Sifat Protein
Protein (Polipeptida)
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
• Protein nabati
• Protein hewani
Berdasarkan sumber asal
•Protein globular (menggulung)
•Protein fibrous (memanjang berupa serat atau serabut)
Berdasarkan bentuknya
•Protein majemuk
•Protein tunggal
Berdasarkan hasil
hidrolisisnya
• Protein transpor atau pembangun
• Protein cadangan
• Protein kontraktil
Berdasarkan fungsinya
• α-keratin
• β-keratin
• Kolagen
Berdasarkan gugus alkil pada
rantai protein
• Protein struktural,
• Protein pelindung
• hormon
Penggolongan Protein
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
 Reaksi Biuret
Jika sampel protein ditambah beberapa tetes CuSO4 dan NaOH akan berwarna merah muda sampai
ungu. Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan peptida.
 Reaksi Xantoprotein
Jika sampel protein ditambah asam nitrat pekat dan dipanaskan akan berwarna kuning. Jika
ditambah basa, larutan akan berwarna jingga. Uji ini untuk mengetahui protein yang mengandung
inti benzena.
 Reaksi Millon
Jika sampel protein dipanaskan dengan merkuri nitrat (Hg(NO3)2) lalu ditambah asam nitrit akan
terbentuk cincin yang berwarna merah. Uji ini untuk mengetahui adanya asam amino dengan gugus
fenil.
 Reaksi Uji Belerang
Jika sampel protein direaksikan dengan NaOH lalu dipanaskan dan ditambah Pb(CH3COOH)2 atau
Pb(NO3)2akan terjadi endapan hitam yang berasal dari PbS. Uji ini untuk mengetahui adanya
belerang dalam protein.
Identifikasi Protein
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
 Reaksi Sakaguchi
Jika sampel protein ditambah dengan pereaksi Sakaguchi (campuran naftol dan
natrium hipobromit) akan menghasilkan warna merah. Uji ini untuk mengetahui
adanya gugus guanidin dalam protein.
 Reaksi Hopkins-Cole
Jika sampel protein dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole kemudian
ditambahkan asam sulfat perlahan-lahan, campuran tersebut akan membentuk
lapisan di bawah larutan protein hingga terjadi cincin antara kedua lapisan. Uji
ini untuk mengetahui adanya gugus indol dalam protein.
 Reaksi Ninhidrin
Jika sampel asam amino atau protein ditambah dengan pereaksi ninhidrin, akan
terbentuk senyawa kompleks yang ditandai dengan warna biru-ungu pada
larutan. Senyawa kompleks tersebut terbentuk karena gugus –NH2 bebas
bereaksi dengan ninhidrin.
Identifikasi Protein
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Denaturasi protein dapat terjadi karena perlakuan-perlakuan berikut.
 Mencampur Protein dengan Larutan Garam (NaCl)
Sampel protein seperti albumin yang dicampur dengan larutan garam akan
mengalami saltingout. Hal ini disebabkan rusaknya ikatan peptida yang dimiliki
albumin oleh larutan garam.
 Memanaskan Protein
Memanaskan protein berarti menaikkan suhu protein. Suhu tinggi dapat
mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik nonpolar pada molekul
protein.
 Menambahkan Alkohol pada Protein
Penambahan alkohol pada protein juga dapat merusak ikatan hidrogen.
Denaturasi Protein
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Lipid
 Lipid berasal dari bahasa Yunani lipos yang berarti lemak.
 Para ahli biokimia mengelompokkan lemak dan senyawa yang mirip lemak ke
dalam golongan lipid. Kesepakatan ini sudah disetujui Kongres Internasional
Kimia Murni dan Terapan (IUPAC).
Asam Lemak
Lemak
Fosfolipid
Lilin
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Asam lemak adalah asam organik golongan asam karboksilat yang berasal dari
hewan atau tumbuhan.
Asam Lemak
Asam Lemak Jenuh
Asam lemak jenuh tidak
mengandung ikatan
rangkap dua pada rantai
karbonnya.
Contoh:
 asam butirat
 asam kaproat
 asam miristat
 asam stearat
Pengertian
Asam Lemak Jenuh
Asam lemak tidak jenuh
mengandung ikatan rangkap
dua pada rantai karbonnya.
Contoh:
 asam oleat
 asam linoleat
 asam palmitoleat
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Berdasarkan proses sintesisnya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak
esensial dan asam lemak nonesensial.
 Asam lemak esensial adalah asam lemak yang tidak dapat disintesis oleh
tubuh dan hanya dapat diperoleh dari makanan.
Contoh: asam linoleat dan asam linolenat.
 Asam lemak nonesensial dapat disintesis tubuh dari nutrisi makanan.
Contoh: asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat.
Asam Lemak
Penggolongan
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Lemak dibedakan menjadi dua
berdasarkan bentuk fisiknya yaitu lemak
dan minyak.
 Istilah lemak biasa digunakan untuk
lemak yang berbentuk padat pada
suhu ruangan. Lemak berbentuk
padat karena sebagian besar tersusun
atas asam lemak jenuh.
 Istilah minyak digunakan untuk lemak
yang berbentuk cair pada suhu
ruangan. Minyak tersusun atas asam
lemak tidak jenuh.
Lemak
Lemak merupakan senyawa ester
trigliserida yang terbentuk dari tiga
asam lemak dengan gliserol.
Pengertian Penggolongan
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
 Reaksi Hidrolisis
 Reaksi hidrolisis lemak berjalan dengan asam, basa, atau enzim tertentu. Hidrolisis
lemak dengan basa (NaOH atau KOH) menghasilkan gliserol dan garam asam lemak
yang biasa disebut sabun.
 Sabun dari NaOH adalah sabun keras, sedangkan sabun dari KOH adalah sabun
lunak/cair. Proses ini disebut penyabunan (saponifikasi).
 Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi lemak atau minyak menimbulkan rasa dan bau tidak sedap. Proses ini
disebut ketengikan.
Lemak
Reaksi pada Lemak
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
 Fosfolipid atau fosfatidat adalah gliserida yang mengandung fosfor dalam
bentuk ester asam fosfat.
 Fosfatidil kolin (lesitin) berupa zat padat lunak seperti lilin, berwarna putih,
higroskopis, dan dapat berubah menjadi cokelat jika terkena cahaya.
 Asam lemak yang biasa menyusun lesitin antara lain asam palmitat, asam
stearat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
Fosfolipid
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
 Lilin merupakan ester dari asam lemak rantai panjang dengan alkohol rantai
panjang (antara 14 sampai 34 atom karbon).
 Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Lilin tidak mudah
terhidrolisis dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak.
 Lilin dari lebah madu terbentuk dari campuran beberapa senyawa, terutama
mirisilpalmitat. Sementara itu, lilin dari paus sebagian besar terbentuk dari
setilpalmitat.
Lilin
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab

More Related Content

What's hot

Praktikum Sel Volta
Praktikum Sel VoltaPraktikum Sel Volta
Praktikum Sel Volta
anggundiantriana
 
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutanSoal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
Nuroh Bahriya
 
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12   laporan praktikum enzim katalaseBiologi 12   laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
Nisa 'Icha' El
 
Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiAminah Rahmat
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopy
farid hasannudin
 
laporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisislaporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisis
Virdha Rahma
 
Isolasi spesies
Isolasi spesiesIsolasi spesies
Isolasi spesies
Winda Sulastri Afandi
 
Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Anne Riyanti
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
UIN Alauddin Makassar
 
Penggolongan kristal
Penggolongan kristalPenggolongan kristal
Penggolongan kristalIda Farida Ch
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamDionza Surya
 
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
SMPN 4 Kerinci
 
Laporan praktikum beda potensial sel
Laporan praktikum beda potensial selLaporan praktikum beda potensial sel
Laporan praktikum beda potensial sel
Youta-Icha S-Saeng
 
Kimia Unsur "ALKALI" (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
Kimia Unsur "ALKALI"  (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)Kimia Unsur "ALKALI"  (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
Kimia Unsur "ALKALI" (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
evarahma70
 
Alkali tanah
Alkali tanahAlkali tanah
Alkali tanah
Riana Indah
 

What's hot (20)

Makalah sel volta.1
Makalah sel volta.1Makalah sel volta.1
Makalah sel volta.1
 
Praktikum Sel Volta
Praktikum Sel VoltaPraktikum Sel Volta
Praktikum Sel Volta
 
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutanSoal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
Soal Latihan UTS Kimia Kelas XII bab sifat koligatif larutan
 
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12   laporan praktikum enzim katalaseBiologi 12   laporan praktikum enzim katalase
Biologi 12 laporan praktikum enzim katalase
 
Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipi
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopy
 
Bab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsurBab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsur
 
laporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisislaporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisis
 
struktur kristal
struktur kristalstruktur kristal
struktur kristal
 
Isolasi spesies
Isolasi spesiesIsolasi spesies
Isolasi spesies
 
Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4
 
Alkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanahAlkali dan alkali tanah
Alkali dan alkali tanah
 
Penggolongan kristal
Penggolongan kristalPenggolongan kristal
Penggolongan kristal
 
Ester dan kegunaanya
Ester dan kegunaanyaEster dan kegunaanya
Ester dan kegunaanya
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
 
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
 
Laporan praktikum beda potensial sel
Laporan praktikum beda potensial selLaporan praktikum beda potensial sel
Laporan praktikum beda potensial sel
 
Kimia Unsur "ALKALI" (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
Kimia Unsur "ALKALI"  (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)Kimia Unsur "ALKALI"  (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
Kimia Unsur "ALKALI" (Kegunaan,Kelimpahan,dan proses pembuatan)
 
Alkali tanah
Alkali tanahAlkali tanah
Alkali tanah
 
Presentasi Materi Kimia Sel Volta
Presentasi Materi Kimia Sel VoltaPresentasi Materi Kimia Sel Volta
Presentasi Materi Kimia Sel Volta
 

Similar to Power Point PR Kimia12 Ed. 2019.pptx

bab 2.pptx
bab 2.pptxbab 2.pptx
bab 2.pptx
Oktaviani363839
 
laporan.pdf
laporan.pdflaporan.pdf
laporan.pdf
LuluLuthfiyah2
 
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
REDOKS DAN ELEKTROKIMIAREDOKS DAN ELEKTROKIMIA
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
elitriana88
 
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi RedoksLarutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
kintan ayu siva
 
Set 10-alat-uji-elektrolit-lengkp-1
Set 10-alat-uji-elektrolit-lengkp-1Set 10-alat-uji-elektrolit-lengkp-1
Set 10-alat-uji-elektrolit-lengkp-1Dwi Ramadhani
 
Elektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolitElektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolit
Bronika Septiani Sianturi
 
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika SeptianiRpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Bronika Septiani Sianturi
 
Laporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisLaporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisWaQhyoe Arryee
 
kel-01-elektrokimia.ppt
kel-01-elektrokimia.pptkel-01-elektrokimia.ppt
kel-01-elektrokimia.ppt
Irwan650398
 
laporan kimia elektrolisis
laporan kimia elektrolisislaporan kimia elektrolisis
laporan kimia elektrolisis
15455
 
Selelektrolisis
SelelektrolisisSelelektrolisis
Selelektrolisis
Hmj Uho
 
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit by Duwi.pptx
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit by Duwi.pptxLarutan Elektrolit dan Nonelektrolit by Duwi.pptx
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit by Duwi.pptx
DifaniArmandita1
 
PP Ikatan Kimia.pdf
PP Ikatan Kimia.pdfPP Ikatan Kimia.pdf
PP Ikatan Kimia.pdf
MineTambs
 
anorganik
anorganikanorganik
anorganik
Novin Mirotin
 
Buku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisisBuku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisis
Daniele Tegar Abadi
 

Similar to Power Point PR Kimia12 Ed. 2019.pptx (20)

bab 2.pptx
bab 2.pptxbab 2.pptx
bab 2.pptx
 
laporan.pdf
laporan.pdflaporan.pdf
laporan.pdf
 
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
REDOKS DAN ELEKTROKIMIAREDOKS DAN ELEKTROKIMIA
REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
 
Makalah elektrolisis
Makalah elektrolisisMakalah elektrolisis
Makalah elektrolisis
 
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi RedoksLarutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
Larutan Elektrolit dan Reaksi Redoks
 
Set 10-alat-uji-elektrolit-lengkp-1
Set 10-alat-uji-elektrolit-lengkp-1Set 10-alat-uji-elektrolit-lengkp-1
Set 10-alat-uji-elektrolit-lengkp-1
 
Elektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolitElektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolit
 
Elektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolitElektrolit non elektrolit
Elektrolit non elektrolit
 
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika SeptianiRpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
 
Laporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisLaporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisis
 
kel-01-elektrokimia.ppt
kel-01-elektrokimia.pptkel-01-elektrokimia.ppt
kel-01-elektrokimia.ppt
 
laporan kimia elektrolisis
laporan kimia elektrolisislaporan kimia elektrolisis
laporan kimia elektrolisis
 
Selelektrolisis
SelelektrolisisSelelektrolisis
Selelektrolisis
 
Kimia
KimiaKimia
Kimia
 
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit by Duwi.pptx
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit by Duwi.pptxLarutan Elektrolit dan Nonelektrolit by Duwi.pptx
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit by Duwi.pptx
 
PP Ikatan Kimia.pdf
PP Ikatan Kimia.pdfPP Ikatan Kimia.pdf
PP Ikatan Kimia.pdf
 
anorganik
anorganikanorganik
anorganik
 
Buku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisisBuku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisis
 
Elektrokimia
ElektrokimiaElektrokimia
Elektrokimia
 
Elektrokimia
ElektrokimiaElektrokimia
Elektrokimia
 

Recently uploaded

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 

Power Point PR Kimia12 Ed. 2019.pptx

  • 1. SMA/MA Kelas XII Kimia Disusun oleh: 1. Narum Yuni Margono 2. Annik Qurniawati 3. Risha Rahmawati Disklaimer Daftar isi
  • 2. Disklaimer • PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. • Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013. • Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja. • Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai kebutuhan. • Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
  • 3. Daftar Isi BAB I Sifat Koligatif Larutan BAB II Reaksi Redoks dan Elektrokimia BAB III Kimia Unsur BAB IV Gugus Fungsi Senyawa Karbon BAB V Benzena dan Senyawa Turunannya BAB VI Polimer BAB VII Makromolekul Karbohidrat, Protein, dan Lipid
  • 4. BAB Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan dan Satuan Konsentrasi Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit dan Elektrolit Infus dimasukkan ke dalam tubuh melalui jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik). Oleh karena masuk ke pembuluh darah, tekanan osmotik cairan infus harus sama dengan tekanan osmotik darah (isotonik) I Kembali ke daftar isi
  • 5. Sifat Koligatif Larutan Dalam sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap, bahkan tekanan osmotik hanya dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri. Dalam sistem larutan terdapat molekul pelarut dan molekul zat terlarut. Adanya molekul zat terlarut memengaruhi keempat sifat tersebut. Zat terlarut volatil mengakibatkan tekanan uap jenuh larutan lebih besar dari tekanan uap jenuh pelarut, sedangkan zat terlarut nonvolatil menurunkan tekanan uap jenuh larutan. Penurunan tekanan uap memengaruhi titik didih dan titik beku larutan. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 6. Diagram P–T air dan larutan dalam air Sifat Koligatif Larutan: a. Penurunan tekanan uap b. Kenaikan titik didih c. Penurunan titik beku d.Tekanan osmotik Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 7. Satuan Konsentrasi 1. Konsentrasi Molar atau Molaritas (M) 2. Konsentrasi molal atau kemolalan (m) 3. Fraksi mol (X) 4. Persen Massa (%massa) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 8. Zat nonelektrolit dalam air masih berbentuk molekul-molekulnya, sedangkan zat elektrolit dalam air terurai menjadi ion-ionnya. Oleh karena zat nonelektrolit tidak terurai menjadi ion dan zat elektrolit terurai menjadi ion, jumlah zat terlarut dalam larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. Akibatnya, sifat koligatif kedua larutan berbeda. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 9. Larutan Nonelektrolit Larutan Elektrolit a. Penurunan Tekanan Uap ( P) b. Penurunan Titik Beku ( Tf) c. Kenaikan Titik Didih ( Tb) d. Tekanan Osmotik (∏) a. Penurunan Tekanan Uap ( P) b. Penurunan Titik Beku ( Tf) c. Kenaikan Titik Didih ( Tb) d. Tekanan Osmotik (∏) Keterangan: i = faktor Van’t Hoff Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 10. Contoh penyelesaian soal sifat koligatif larutan kenaikan titik didih Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 11. Penerapa Sifat Koligatif Larutan dalam Kehidupan Sehari-hari Membuat Zat Antibeku pada Radiator Mobil Mencairkan Salju di Jalan Raya Membuat Es Puter Membuat Obat Tetes Mata Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 12. BAB Reaksi Redoks dan Elektrokimia Persamaan Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks) Sel Elektrokimia Korosi Tahukah Anda senyawa yang terkandung dalam pemutih pakaian? Reaksi pemutih pakaian dengan serat kain merupakan reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Apa yang dimaksud dengan reaksi redoks? II Kembali ke daftar isi
  • 13. Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks Penentuan Bilangan Oksidasi Ketentuan Penentuan Biloks Reaksi Autoredoks (Disproporsionasi) Reaksi Konproporsionasi Metode Setengan Reaksi (Ion Elektron) Metode Bilangan Oksidasi Persamaan Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 14. Ketentuan Bilangan Oksidasi Paku berkarat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 15. Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks dengan oksidator dan reduktor berupa zat yang sama. Contoh: Reaksi Autoredoks (Disproporsionasi) I2 mengalami reaksi oksidasi sekaligus reduksi dengan perubahan bilangan oksidasi dari 0 menjadi –1 dan +5. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 16. Reaksi konproporsionasi adalah reaksi redoks dengan hasil oksidasi dan hasil reduksi berupa zat yang sama. Contoh: Reaksi Konproporsionasi Hasil oksidasi dan hasil reduksi berupa padatan sulfur (S). Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 17. Metode Setengah Reaksi atau Ion Elektron Langkah-langkah penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan metode ini sebagai berikut. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 18. Contoh: Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode setengah reaksi: MnO(s) + PbO2(s) → MnO4 –(aq) + Pb2+(aq) (suasana asam) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 19. Metode Bilangan Oksidasi Langkah-langkah penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan metode ini sebagai berikut. 1) Menentukan bilangan oksidasi (biloks) setiap atom pada semua zat. 2) Menyetarakan atom yang mengalami perubahan biloks. Perlu diperhatikan jika ada atom dalam satu zat yang memiliki jumlah lebih dari satu. 3) Menentukan jumlah penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi (jumlah perubahan bilangan oksidasi atom dikalikan jumlah atom dalam zat tersebut). 4) Menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi antara atom yang mengalami reaksi reduksi dan atom yang mengalami reaksi oksidasi dengan koefisien tertentu. 5) Menyetarakan jumlah atom-atom yang lain kecuali atom H dan O. 6) Menyetarakan muatan dengan menambah ion H+ untuk suasana asam dan ion OH– untuk suasana basa. 7) Menyetarakan atom H dengan menambahkan H2O. 8) Memeriksa jumlah atom O dan hasil penyetaraan. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 20. Contoh: Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi: CuS(s) + NO3 –(aq) → Cu2+(aq) + S(s) + NO(g) (suasana asam) penyelesaian: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 21. Reaksi Redoks Spontan Sel Volta atau Sel Galvani Sel Elektrolisis Sel Elektrokimia Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 22.  Reaksi redoks spontan merupakan reaksi redoks yang berlangsung dengan sendirinya.  Reaksi redoks spontan dapat menghasilkan energi listrik.  Reaksi redoks tidak spontan memerlukan energi listrik. Reaksi Redoks Spontan Reaksi logam seng dengan larutan CuSO4 berlangsung spontan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 23.  Sel Volta (sel Galvani) mempunyai elektrode yang dicelupkan ke dalam larutan garamnya, seperti pada gambar di samping.  Pada sel Volta terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik yang dapat diketahui dari Voltmeter. Sel Volta atau Sel Galvani Sel Volta Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 24.  Diagram sel merupakan susunan suatu sel Volta yang dinyatakan dengan suatu notasi singkat.  Logam yang bertindak sebagai katode dan anode harus ditentukan terlebih dahulu sebelum menentukan diagram sel.  Berdasarkan reaksi di atas, logam Zn berfungsi sebagai anode dan logam Cu berfungsi sebagai katode.  Jika potensial sel yang ditunjukkan oleh voltmeter sebesar 1,1 volt, penulisan diagram selnya sebagai berikut. Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s), E° = 1,1 volt Contoh: Diagram sel Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 25. Cara menentukan harga potensial sel dalam suatu sel Volta menggunakan rumus berikut.  Potensial elektrode merupakan potensial listrik pada permukaan elektrode. Potensial Elektrode dan Potensial Sel Contoh Soal: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 26. c. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 27. Sel Elektrolisis  Elektrolisis merupakan peruraian suatu elektrolit karena adanya arus listrik.  Pada sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Rangkaian Sel Elektrolisis Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 28. Sel Kering Karbon Seng Sel Aki Timbal Asam Baterai Litium Penerapan Sel Volta dalam Kehidupan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 29. Sel elektrolisis merupakan rangkaian dua elektrode yaitu anode dan katode yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan dilengkapi sumber arus listrik. Sumber arus listrik memompa elektron ke katode dan ditangkap oleh kation (ion positif) sehingga pada permukaan katode terjadi reduksi pada kation. Pada saat yang sama, anion (ion negatif) melepaskan elektron. Elektron ini dikembalikan ke sumber arus listrik melalui anode. Akibatnya, pada permukaan anode terjadi oksidasi terhadap anion. Katode merupakan kutub negatif dan anode merupakan kutub positif. Di katode terjadi reaksi reduksi, sedangkan di anode terjadi reaksi oksidasi. Spesi yang mengalami reduksi di katode berupa spesi yang mempunyai potensial elektrode lebih positif. Spesi yang mengalami oksidasi di anode berupa spesi yang mempunyai potensial elektrode lebih negatif. Cara Kerja dan Reaksi dalam Elektrolisis Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 30. Reaksi elektrolisis pada katode dan anode dalam elektrolisis Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 31. Jumlah zat yang dihasilkan pada elektrode sebanding dengan jumlah arus yang dialirkan pada zat tersebut. Jika arus listrik dialirkan ke dalam beberapa sel elektrolisis yang dihubungkan seri, jumlah berat zat-zat yang dihasilkan pada tiap-tiap elektrode sebanding dengan berat ekuivalen tiap-tiap zat tersebut. Hukum Faraday Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 32. C O N T O H S O A L Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 33. Korosi  Korosi besi terjadi akibat adanya oksigen, uap air atau air, dan zat elektrolit (asam, basa, atau garam).  Korosi merupakan reaksi redoks antara logam dengan zat lain dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki, misal korosi besi. Pagar besi berkarat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 34. Pencegahan Korosi Besi Perlindungan Mekanis  Pengecatan  Melumuri dengan Oli  Melapisi dengan Seng  Melapisi dengan Timah  Membalut dengan Plastik  Membuat Paduan Logam Perlindungan Elektrokimia (Perlindungan Katodik)  Caranya dengan menghubungkan logam besi dengan logam pelindung yang mempunyai E° lebih kecil.  Logam pelindung yang biasa digunakan yaitu magnesium. Pencegahan Korosi Aluminium Aluminium merupakan logam yang lebih aktif daripada besi, tetapi lebih tahan terhadap karat. Aluminium yang berkarat akan membentuk aluminium oksida (Al2O3) dengan cepat. Perkaratan akan segera terhenti setelah terbentuk lapisan oksida yang tipis. Lapisan tersebut melekat kuat pada permukaan logam. Oleh karenanya, logam di bawahnya akan terlindungi dari perkaratan lebih lanjut. Melalui elektrolisis, lapisan oksida tersebut dapat dipertebal. Proses ini dinamakan anodizing. Aluminium hasil anodizing digunakan untuk membuat perkakas dapur, kerangka bangunan, kusen pintu dan jendela, serta bingkai. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 35. BAB Kimia Unsur Unsur-Unsur Golongan Utama Unsur-Unsur Periode Ketiga Unsur-Unsur GolonganTransisi Periode Empat Intan dan grafit merupakan alotrop dari karbon. Grafit memiliki sifat fisika lunak dan ringan sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pensil. Intan memiliki sifat keras dan kuat sehingga dapat digunakan sebagai alat pemotong kaca. III Kembali ke daftar isi
  • 36. Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan Utama di Alam Sifat-Sifat Unsur Golongan Utama Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur-Unsur Golongan Utama Unsur-Unsur Golongan Utama Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 37. Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan Utama di Alam Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 38. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 39. Sifat-Sifat Unsur-Unsur Golongan Utama Sifat Fisika Golongan IA (Alkali) Sifat Kimia Golongan IIA (Alkali Tanah) Golongan IIIA Golongan IVA Golongan VA Golongan VIA Golongan VIIA (Halogen) Golongan VIIIA (Gas Mulia) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 40. Warna nyala Litium Kalium Natrium Sifat Fisika Golongan IA (Alkali) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 41. Sifat Kimia • Dari atas ke bawah logam alkali semakin reaktif. • Logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen. • Reaksinya dengan oksigen menghasilkan senyawa oksida. • Reaksi logam alkali dengan hidrogen menghasilkan senyawa hidrida. Golongan Alkali Golongan IA (Alkali) reaksi kalium dengan air Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 42. Sifat Fisika Stronsium Barium Kalsium Golongan IIA (Alkali Tanah) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 43. Sifat Kimia • Sifat unsur-unsur logam alkali tanah dari atas ke bawah semakin reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan logam alkali yang seperiode. Golongan Alkali Tanah Golongan IIA (Alkali Tanah) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 44. Sifat Fisika Golongan IIIA Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 45. Sifat Kimia • Boron akan bereaksi dengan oksigen, halogen, asam pengoksidasi, dan alkali jika dipanaskan. Senyawa boron bersifat racun. • Aluminium sebagai agen pereduksi yang baik. Aluminium bersifat nontoksik. • Galium mudah mengorosi logam lain. Galium bersifat toksik ringan. • Indium bersifat toksik ringan. • Senyawa talium(III) mudah direduksi menjadi talium(I) atau sebagai pengoksidasi kuat. Talium dan senyawanya bersifat sangat toksik. Golongan IIIA Golongan IIIA Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 46. Sifat Fisika Golongan IVA Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 47. Sifat Kimia • Karbon tidak bersifat toksik dan merupakan unsur yang sangat tidak reaktif. • Silikon kurang reaktif dibandingkan karbon. Silikon bersifat nontoksik. • Germanium bersifat lebih reaktif daripada silikon dalam larutan H2SO4 dan HNO3 pekat. • Timah(II) merupakan agen pereduksi yang baik. Timah bersifat nontoksik. • Timbal(II) lebih stabil daripada timbal(IV). Timbal bersifat toksik. Golongan IVA Golongan IVA Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 48. Sifat Fisika Golongan VA Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 49. Sifat Kimia • Nitrogen merupakan unsur yang stabil dan sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. • Fosfor putih bersifat racun dan dapat larut dalam CS2. Fosfor merah tidak bersifat racun dan tidak larut dalam CS2. • Arsenik bersifat racun. • Antimoni yang berupa logam biru putih bersifat stabil, sedangkan antimoni kuning dan hitam merupakan logam yang tidak stabil. • Bismut akan membentuk nyala biru ketika dibakar dengan oksigen. Golongan VA Golongan VA Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 51. Sifat Kimia • Oksigen merupakan oksidator yang dapat mengoksidasi logam maupun nonlogam. Oksigen bersifat nontoksik. • Belerang sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain pada suhu biasa. • Selenium dan telurium mempunyai sifat kimia sama dengan belerang, tetapi lebih bersifat logam dibanding belerang. • Sifat kimia polonium mirip dengan telurium dan bismut. Golongan VIA Golongan VIA Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 52. Sifat Fisika Golongan VIIA (Halogen) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 53. Sifat Kimia • Halogen bersifat reaktif. Halogen dapat bereaksi dengan logam, nonlogam, metaloid tertentu, hidrogen, dan air. • Halogen merupakan oksidator kuat. • Kelarutan unsur halogen berbeda-beda. Fluorin jika dilarutkan dalam air akan mengoksidasi air. Klorin dan bromin dapat larut dengan baik dalam air. Iodin sukar larut dalam air. • Unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam halida. • Unsur halogen (kecuali fluorin) dapat membentuk asam-asam beroksigen (oksihalogen). • Kekuatan asam oksihalogen yaitu HClO4 > HClO3 > HClO2 > HClO. • Kekuatan asam halida yaitu HI > HBr > HCl > HF. Golongan Halogen Golongan VIIA (Halogen) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 54. Sifat Fisika Golongan VIIIA (Gas Mulia) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 55. Sifat Kimia • Gas mulia sukar bereaksi (bersifat inert) karena konfigurasi elektronnya stabil sehingga jarang ditemukan dalam bentuk senyawa. • Gas mulia sedikit larut dalam air, kecuali helium dan neon karena ukuran atomnya terlalu kecil. Golongan Gas Mulia Golongan VIIIA (Gas Mulia) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 56. Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Unsur- Unsur Golongan Utama Golongan Alkali Logam alkali tanah, kecuali Mg dibuat dengan mereduksi garam fluoridanya menggunakan logam-logam yang lebih aktif. Golongan Alkali Tanah Logam alkali diperoleh melalui proses elektrolisis lelehan garam kloridanya. Golongan Alkali Mg(OH)2 dan Al(OH)2 dimanfaatkan sebagai obat mag
  • 57. Aluminium dibuat dengan proses Hall melalui dua tahap yaitu tahap pemurnian dan tahap elektrolisis. Golongan IIIA  Senyawa karbon yang berupa grafit diperoleh dengan cara sintesis batu bara antrasit melalui pemanasan dengan suhu tinggi. • Silikon murni diperoleh dari reduksi Na2SiF6 dengan logam natrium. • Timbal diperoleh dari reduksi timbal(II) oksida dengan coke batubara (C) • Germanium diperoleh melalui proses reduksi GeO2 dengan H2 atau C. • Timah dibuat melalui reduksi SnO2 dengan karbon Golongan IVA Kaleng dari timah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 58.  Nitrogen dihasilkan dengan cara distilasi fraksinasi udara. Amonia (NH3) dibuat menggunakan metode Haber-Bosch. • Fosfor diperoleh dengan cara pemanasan batuan fosfat, silika (SiO2), dan coke batu bara di dalam pembakar listrik. • Arsen diperoleh dari pemanasan logam sulfida yang mengandung arsenik atau dengan cara mereduksi arsenik(III) oksida dengan gas CO. • Antimoni diperoleh dari stibnit (Sb2S3). • Bismut dihasilkan dari bijih bismutinit (Bi2S3) dan bismit (Bi2O3). Golongan VA  Oksigen dibuat secara industri dengan cara penyulingan bertingkat udara cair dan elektrolisis air. • Belerang dibuat dengan cara Sisilia dan Frasch Golongan VIA Pupuk ZA atau pupuk amonium sulfat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 59.  Senyawa yang mengandung unsur golongan halogen umumnya menimbulkan dampak negatif. Senyawa CFC dapat mengakibatkan rusaknya lapisan ozon (O3). Golongan VIIA Obat luka mengandung iodine sebagai antiseptik  Unsur-unsur gas mulia diperoleh dengan cara penyulingan bertingkat udara cair, kecuali radon.  Radon diperoleh dari peluruhan radioaktif isotop radium-226.  Gas argon juga dapat diperoleh dengan pemanasan campuran udara dengan kalsium karbida. Golongan VIIIA Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 60. Kelimpahan Unsur-Unsur Periode Ketiga di Alam Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur- Unsur Periode Ketiga Unsur-Unsur Periode Ketiga Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 61. Kelimpahan Unsur-Unsur Periode Ketiga di Alam Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 62. 2. Sifat Kepriodikan Unsur-Unsur Periode Ketiga 1. Sifat Logam dan Nonlogam Unsur-Unsur Periode Ketiga Unsur logam: Na, Mg, dan Al. Unsur logam: Unsur semilogam: Si Unsur nonlogam: P, S, Cl, dan Ar. Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 63. 3. Sifat Reduktor dan Oksidator Unsur-Unsur Periode Ketiga unsur-unsur periode ketiga semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh karenanya, sifat oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang 4. Sifat Konduktor Listrik Dapat menghantarkan listrik: Na, Mg, dan Al. Tidak dapat menghantarkan listrik: P, S, Cl, dan Ar 5. Sifat Asam-Basa Unsur-Unsur Periode Ketiga Unsur-unsur periode ketiga semakin ke kanan sifat basanya semakin berkurang dan sifat asamnya semakin bertambah. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 64. Pembuatan asam sulfat: a. Proses kontak b. Proses bilik timbal Pembuatan 1. Natrium : elektrolisis lelehan NaCl 2. Magnesium : elektrolisis lelehan MgCl2 3. Aluminium : proses Bayer dan Hall-Heroult 4. Silikon : mereduksi SiO2 5. Fosfor : proses Wohler 6. Sulfur : cara Sisilia, cara Frasch, dan cara Claus 7. Klorin : elektrolisis larutan garam dapur Chip komputer dari silikon Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Unsur-Unsur Periode Ketiga Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 65. Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan Transisi Periode Empat di Alam Sifat-Sifat Unsur Golongan Transisi Periode Empat Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur- Unsur Golongan Transisi Periode Empat Unsur-Unsur GolonganTransisi Periode Empat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 66. Kelimpahan Unsur-Unsur Transisi Periode Empat di Alam 1. Skandium 0,0025% di kerak bumi. 2. Titanium 0,6% di kerak bumi. 3. Vanadium 0,02% di kerak bumi. 4. Krom 0,0122% di kerak bumi. 5. Mangan lumayan berlimpah di kerak bumi. 6. Besi berada di peringkat keempat berdasarkan kelimpahannya di alam. 7. Kobalt murni tidak ditemukan di alam. Kobalt ditemukan dalam persenyawaannya dengan nikel. 8. Nikel berada di peringkat ke-24 berdasarkan kelimpahannya kerak bumi. Bijih nikel Bijih krom Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 67. 1. Sifat-Sifat Unsur Golongan Transisi Periode Empat Sifat Logam Semua unsur transisi mempunyai sifat logam. Adanya ikatan logam ini mengakibatkan titik leleh, titik didih, dan densitas unsur transisi cukup besar sehingga bersifat keras dan kuat a. Sifat Logam  Semua unsur transisi mempunyai sifat logam.  Adanya ikatan logam ini mengakibatkan titik leleh, titik didih, dan densitas unsur transisi cukup besar sehingga bersifat keras dan kuat. b. Bilangan Oksidasi  Unsur transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi.  Unsur-unsur transisi periode empat bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron) sehingga bilangan oksidasinya bertanda positif. c. Senyawa Berwarna  Senyawa yang dibentuk dari ion-ion logam transisi sebagian besar berwarna.  Warna ini disebabkan oleh tingkat energi elektron pada unsur- unsur transisi hampir sama. Sifat-Sifat Unsur Golongan Transisi Periode Empat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 68. e. Ion Kompleks Unsur transisi dapat membentuk ion kompleks karena memiliki orbital-orbital yang masih kosong. Contoh nama senyawa kompleks: [Ag(NH3)2]Cl : diamin perak(I) klorida Na2[Cu(OH)4] : natrium tetrahidrokso kuprat(II) Sifat Logam d. Sifat Magnetik Unsur transisi yang menolak medan magnet. Contoh: unsur Zn Diamagnetik: Paramagnetik: Unsur transisi yang sedikit dapat ditarik medan magnet. Contoh: unsur Sc Feromagnetik: Unsur transisi yang dapat ditarik dengan sangat kuat oleh medan magnet Contoh: unsur Fe, Co, dan Ni Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 69. Titanium digunakan sebagai bahan badan pesawat Baja sebagai kerangka bangunan Tembaga sebagai bahan baku kabel listrik Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Unsur-Unsur Golongan Transisi Periode Empat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 70. BAB Gugus Fungsi Senyawa Karbon Haloalkana Alkohol dan Eter Aldehid dan Keton Asam Karboksilat dan Ester Minuman maupun makanan dengan rasa buah dapat diperoleh dengan menambahkan perisa buatan. Senyawa yang digunakan sebagai perisa buatan tersebut termasuk senyawa ester. Apa yang dimaksud dengan ester? IV Kembali ke daftar isi
  • 72. Tata Nama Haloalkana Aturan penamaan haloalkana sebagai berikut. a. Rantai induk berasal dari rantai terpanjang yang mengandung atom halogen. b. Atom C yang mengikat halogen diberi nomor serendah mungkin. c. Nama halogen ditulis sebagai awalan, diikuti nama alkananya, ditulis sesuai abjad. d. Jika terdapat lebih dari satu jenis atom halogen, penamaannya diurutkan sesuai kereaktifannya. Urutan kereaktifan atom halogen: F > Cl > Br > I. e. Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis, penamaannya diberi awalan di-, tri-, dan seterusnya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 73. Isomer Haloalkana Isomer kerangka terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi kerangka rantai induknya berbeda. Isomer Kerangka Isomer Posisi Isomer posisi terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, gugus fungsi sama, dan kerangka yang sama, tetapi letak/posisi gugus fungsinya berbeda. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 74. Sifat-Sifat Haloalkana a. Memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan senyawa alkana dengan jumlah atom karbon yang sama. b. Sukar larut dalam air. c. Haloalkana suku rendah berwujud gas dan haloalkana suku tinggi berwujud cair sampai padat. d. Dapat mengalami reaksi dengan logam Mg, Na, natrium alkoholat, KOH, AgOH, KCN, dan AgNO2, serta reaksi reduksi dan hidrolisis. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 75. Pembuatan Haloalkana  Reaksi Substitusi Alkana Pada reaksi ini atom H dari alkana akan disubstitusi oleh atom halogen  Reaksi Substitusi Alkohol Pada reaksi ini digunakan pereaksi asam halida dan hanya dapat menghasilkan senyawa monohaloalkana (monohalida)  Reaksi Adisi Alkena Pada reaksi ini, jika alkena diadisi memakai halogen akan terbentuk senyawa dihaloalkana. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 76. Kegunaan Haloalkana  Kloroform Kloroform bersifat anestesi sehingga banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran sebagai obat bius.  Iodoform (CHI3) Iodoform merupakan kristal padat berwarna kuning dan berbau khas. Iodoform digunakan di bidang kedokteran sebagai antiseptik  Karbon Tetraklorida (CCl4) Dalam rumah tangga, CCl4 digunakan untuk menghilangkan noda minyak atau lemak yang menempel pada pakaian. Dahulu CCl4 juga banyak digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran (extinguisher) serta pelarut lemak, lilin, damar, dan protein. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 77. Kegunaan Haloalkana  Freon Freon banyak digunakan untuk keperluan- keperluan berikut. 1) Pelarut lemak, minyak, dan damar. 2) Bahan pendingin pada freezer dan AC karena mempunyai titik didih – 30°C. 3) Sebagai aerosol pada hair spray dan body spray.  Iodoform (CHI3) Iodoform merupakan kristal padat berwarna kuning dan berbau khas. Iodoform digunakan di bidang kedokteran sebagai antiseptik.  Karbon Tetraklorida (CCl4) Dalam rumah tangga, CCl4 digunakan untuk menghilangkan noda minyak atau lemak yang menempel pada pakaian. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 78. Alkohol dan Eter Sifat-Sifat Alkohol Tata nama Alkohol Penggolongan Alkohol Isomer Alkohol Pembuatan Alkohol Kegunaan Alkohol Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 79. Alkohol dan Eter Sifat-Sifat Eter Tata nama Eter Isomer Eter Pembuatan Eter Kegunaan Eter Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 80. Alkohol Tata Nama Alkohol Nama IUPAC 1) Nama alkohol diturunkan dari nama alkana yaitu akhiran -a diganti –ol 2) Penomoran pada alkohol alifatik (rantai terbuka) dimulai dari ujung rantai induk yang paling dekat dengan gugus hidroksi (–OH). 3) Apabila rantai induk mengikat gugus alkil atau halida, penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang mengandung gugus –OH dan paling dekat dengan gugus substituennya. 4) Apabila rantai induk mengikat lebih dari satu gugus hidroksi, penamaannya menggunakan awalan di- untuk dua gugus –OH, tri- untuk tiga gugus –OH, dan tetra- untuk empat gugus –OH, dan seterusnya tepat sebelum akhiran -ol. Jadi, penamaan dimulai dengan menyebutkan posisi gugus –OH, diikuti nama alkana dengan akhiran -a tetap, lalu awalan di-, tri, tetra-, atau sesuai jumlah gugus –OH serta diikuti akhiran -ol. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 81. Alkohol Tata Nama Alkohol Nama Trivial Nama trivial alkohol dimulai dengan menyebutkan nama alkilnya, lalu diikuti dengan kata alkohol. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 82. Alkohol Penggolongan Alkohol  Alkohol Primer Alkohol primer terjadi apabila gugus hidroksi (–OH) terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat satu atom C lainnya).  Alkohol Sekunder Alkohol sekunder terjadi apabila gugus hidroksi (–OH) terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat dua atom C lainnya). Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 83. Alkohol Penggolongan Alkohol  Alkohol Tersier Alkohol tersier terjadi apabila gugus hidroksi (–OH) terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat tiga atom C lainnya) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 84. Alkohol Isomer Alkohol  Isomer Gugus Fungsi Alkohol dan eter dapat berisomer gugus fungsi satu sama lain. Artinya, alkohol dan eter dengan jumlah atom karbon yang sama, memiliki rumus molekul sama, tetapi memiliki gugus fungsi yang berbeda.  Isomer Optis Keisomeran optis terjadi pada senyawa yang memiliki atom C asimetris atau atom C kiral. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 85. Alkohol Sifat-Sifat Alkohol 1) Dengan massa molekul relatif (Mr) sama, titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih eter. Hal ini dikarenakan alkohol mempunyai ikatan hidrogen. Semakin besar massa molekul relatif alkohol, titik didihnya semakin tinggi. Titik didih alkohol rantai bercabang lebih rendah daripada titik didih alkohol rantai lurus. 2) Alkohol mudah larut dalam air. 3) Alkohol dapat mengalami reaksi dengan logam Na dan hidrogen halida, serta reaksi esterifikasi, oksidasi, dan dehidrasi. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 86. Alkohol Pembuatan Alkohol Hidrasi alkena dengan katalis asam menghasilkan etanol. Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan gas alam (metana) denganH2O dan gas H2. Fermentasi karbohidrat dengan bantuan ragi menghasilkan etanol. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 87. Alkohol Pembuatan Alkohol Melalui pereaksi Grignard dapat dihasilkan alkohol primer dan alkohol sekunder. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 88. Alkohol Kegunaan Alkohol Metanol a) Sebagai pelarut, bahan baku pembuatan formaldehid (untuk membuat polimer) dan campuran bahan bakar bensin. b) Sebagai bahan bakar Etanol a) Sebagai pembersih luka dan antiseptik. b) Sebagai spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri. c) Sebagai bahan bakar. Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar baik sendiri maupun dicampur dengan petrol (bensin). d) Sebagai pelarut. Etilen Glikol, sebagai zat antibeku pada radiator mobil, bahan baku serat sintetis seperti dakron, dan bahan pelunak/pelembut. Gliserol, sebagai pelembap dan pelembut pada losion dan berbagai kosmetik. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 89. Eter Tata Nama Eter Nama IUPAC Nama IUPAC eter yaitu alkoksi alkana. Alkil dengan jumlah atom C lebih sedikit dianggap sebagai gugus alkoksi, sedangkan alkil dengan jumlah atom C lebih banyak dianggap sebagai alkana. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 90. Eter Tata Nama Eter Nama Trivial Nama trivial eter adalah alkil alkil eter yaitu nama kedua gugus alkil ditulis di depan diikuti kata eter dan ditulis terpisah. Alkil-alkil ditulis sesuai urutan jumlah atom C. Apabila kedua alkil sama, diawali dengan kata “di” Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 91. Eter Isomer Eter  Isomer Posisi Isomer posisi terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi letak gugus fungsi berbeda.  Isomer Gugus Fungsi Alkoksi alkana berisomer gugus fungsi dengan alkohol Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 92. Eter Sifat-Sifat Eter Senyawa eter memiliki sifat-sifat sebagai berikut. 1) Merupakan cairan yang mudah menguap dan mudah terbakar. 2) Titik didih rendah, lebih rendah daripada alkohol dengan massa molekul relatif yang sama. 3) Sedikit larut dalam air. 4) Melarutkan senyawa-senyawa kovalen. 5) Bersifat anestetik. 6) Tidak reaktif serta tidak dapat dioksidasi, direduksi, dieliminasi, atau direaksikan dengan basa, tetapi dapat disubstitusikan dengan asam kuat. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 93. Eter Pembuatan Eter Reaksi asam sulfat dan etanol menghasilkan dietil eter dan etil hidrogen sulfat sebagai zat antara. Sintesis Williamson Pada sintesis ini terjadi reaksi antara alkil halida dengan alkoksida. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 94. Eter Kegunaan Eter  Eter digunakan sebagai pelarut dan obat anestesi. Senyawa eter yang diberikan melalui pernapasan sebagai obat bius, contohnya kloroform dan siklopropana.  Metiltersierbutil eter (MTBE) digunakan sebagai zat aditif pada bensin untuk menaikkan bilangan oktan bensin. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 97. Aldehid Tata Nama Aldehid Nama IUPAC Nama IUPAC alkanal diturunkan dari nama alkananya, dengan mengganti akhiran -a menjadi -al. Nama Trivial Nama trivial aldehid diturunkan dari nama trivial asam karboksilat yaitu dengan menghilangkan kata asam dan mengganti akhiran -at menjadi kata aldehid. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 98. Aldehid Isomer Aldehid  Isomer Kerangka Isomer kerangka terjadi karena ada atau tidak adanya cabang serta perbedaan letak cabang. Butanal mempunyai dua isomer yaitu:  Isomer Gugus Fungsi Gugus fungsi aldehid berisomer gugus fungsi dengan alkanon. Isomer gugus fungsi aldehid dan alkanon mempunyai rumus umum CnH2nO. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 99. Aldehid Sifat-Sifat Aldehid 1) Merupakan senyawa polar. 2) Mudah larut dalam air. 3) Melarutkan senyawa polar dan nonpolar. 4) Tidak mempunyai ikatan hidrogen. 5) Titik didihnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan senyawa karbon yang massa relatifnya hampir sama. 6) Dapat mengalami reaksi adisi, oksidasi, polimerisasi, dan autoredoks, serta dapat bereaksi dengan PX5 dan halogen. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 100. Aldehid Pembuatan Aldehid  Oksidasi Alkohol Primer  Reduksi Asam Karboksilat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 101. Aldehid Kegunaan Aldehid  Formaldehid Senyawa ini digunakan sebagai desinfektan, insektisida, pengawet mayat, dan dimanfaatkan dalam industri plastik.  Asetaldehid Asetaldehid merupakan bahan dasar pembuatan asam asetat dan butanol. Selain itu, asetaldehid digunakan dalam pembuatan zat warna, plastik, dan karet sintetis. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 102. Keton Tata Nama Keton Nama IUPAC Nama IUPAC alkanon diturunkan dari nama alkananya, tetapi akhiran -a diganti dengan -on. Untuk alkanon bercabang berlaku aturan sebagai berikut. 1) Rantai terpanjang/rantai induk harus mengandung gugus –CO–. 2) Rantai induk diberi nomor dari salah satu ujung sehingga posisi gugus fungsi mendapat nomor terkecil. 3) Cabang dan gugus pengganti lain ditulis terlebih dahulu sesuai abjad diikuti rantai induk. Posisi rantai induk diberi awalan angka. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 103. Keton Tata Nama Keton Nama Trivial Nama trivial keton yaitu alkil alkil keton. Gugus alkil ditulis secara terpisah diakhiri kata keton. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 104. Keton Isomer Keton  Isomer Kerangka Isomer kerangka terjadi karena ada atau tidak adanya cabang serta jenis cabang.  Isomer Posisi Isomer posisi terjadi karena perbedaan letak gugus fungsinya. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 105. Keton Sifat-Sifat Keton Keton memiliki sifat-sifat sebagai berikut. 1) Merupakan senyawa polar. 2) Larut dalam air. 3) Tidak mempunyai ikatan hidrogen. 4) Titik didih keton lebih tinggi dibandingkan hidrokarbon lain dengan massa molekul relatif hampir sama. 5) Mengalami reaksi adisi dan kondensasi serta bereaksi dengan PX5. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 106. Keton Pembuatan Keton  Oksidasi Alkohol Sekunder  Distilasi Kering Garam Alkali atau Alkali Tanah Karboksilat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 107. Keton Kegunaan Keton  Keton yang paling banyak digunakan yaitu aseton.  Aseton merupakan suku alkanon terendah, disebut juga propanon.  Aseton digunakan sebagai pelarut senyawa-senyawa organik, terutama untuk melarutkan beberapa macam plastik dan gas etuna.  Aseton juga digunakan sebagai tinner untuk membersihkan cat kuku/kuteks. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 108. Asam Karboksilat dan Ester Tata Nama Asam Karboksilat Isomer Asam Karboksilat Sifat-Sifat Asam Karboksilat Pembuatan Asam Karboksilat Kegunaan Asam Karboksilat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 109. Asam Karboksilat dan Ester Tata Nama Ester Isomer Ester Sifat-Sifat Ester Pembuatan Ester Kegunaan Ester Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 110. Asam Karboksilat Tata Nama Asam Karboksilat Nama IUPAC Nama karboksilat diturunkan dari nama alkananya dengan mengganti akhiran -a menjadi -oat dan diberi awalan asam. Nama Trivial Nama trivial asam karboksilat didasarkan pada sumbernya. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 111. Asam Karboksilat Isomer Asam Karboksilat  Isomer Kerangka Isomer kerangka terjadi karena ada atau tidak adanya cabang serta jenis dan letak cabang.  Isomer Gugus Fungsi Asam karboksilat berisomer gugus fungsi dengan ester. Rumus umum isomer gugus fungsi asam karboksilat dan ester adalah CnH2nO2. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 112. Asam Karboksilat Sifat-Sifat Asam Karboksilat Sifat-sifat asam karboksilat sebagai berikut. 1) Merupakan senyawa polar. 2) Titik didih tinggi karena mempunyai ikatan hidrogen. 3) Senyawa dengan atom C1 – C4 mudah larut dalam air, semakin banyak cabang kelarutannya dalam air semakin berkurang. 4) Mengalami reaksi-reaksi berikut. - Dapat bereaksi dengan logam, garam karbonat, dan basa alkali. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 113. Asam Karboksilat Sifat-Sifat Asam Karboksilat - Dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan ester (reaksi esterifikasi). - Dapat dioksidasi menghasilkan CO2 dan H2O. - Dapat bereaksi dengan PX5. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 114. Asam Karboksilat Pembuatan Asam Karboksilat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 115. Asam Karboksilat Kegunaan Asam Karboksilat 3) Asam oksalat digunakan untuk penghilang karat dan pereaksi pada pembuatan zat warna. 4) Asam tartrat digunakan untuk penyamakan, fotografi, pembuatan keramik, dan mengasamkan minuman serta permen. 2) Asam asetat digunakan sebagai pelarut, serta bahan baku untuk industri serat dan plastik. Asam asetat murni disebut asam asetat glasial. Cuka merupakan larutan 3–6% asam asetat dalam air, dibuat melalui peragian dari sari buah apel dan anggur atau dari pengenceran asam asetat sintesis. Beberapa contoh penggunaan asam karboksilat. 1) Asam formiat digunakan untuk penyamakan kulit, industri tekstil, dan penggumpalan lateks di perkebunan karet. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 116. Ester Tata Nama Ester Nama IUPAC Ester merupakan turunan asam karboksilat. Oleh karena itu, ester diberi nama dengan alkil alkanoat. Alkil diikat oleh atom O, sedangkan alkanoat meliputi alkil dan gugus fungsinya. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 117. Ester Tata Nama Ester Nama Trivial Nama trivial berasal dari alkil-alkil ester. Alkil-alkil ditulis sesuai urutan jumlah atom C diikuti kata ester. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 118. Ester Isomer Ester  Isomer Gugus Fungsi Ester berisomer gugus fungsi dengan asam karboksilat. Rumus umum isomer gugus fungsi asam karboksilat dan ester adalah CnH2nO2.  Isomer Kerangka Isomer kerangka terjadi karena ada atau tidak adanya cabang serta jenis dan letak cabang. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 119. Ester Sifat-Sifat Ester Sifat-sifat ester sebagai berikut. 1) Mudah menguap. 2) Sedikit larut dalam air. 3) Semakin besar massa molekul relatifnya, titik didih semakin tinggi. 4) Dapat mengalami reaksi-reaksi berikut. - Reaksi hidrolisis, terbentuk reaksi kesetimbangan antara asam karboksilat dengan alkohol. - Hidrolisis dengan basa menghasilkan suatu garam dan alkohol. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 120. Ester Sifat-Sifat Ester - Reaksi dengan alkohol menghasilkan ester lain dan alkohol lain. - Bereaksi dengan pereaksi Grignard menghasilkan alkohol. - Dapat direduksi menghasilkan alkohol. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 121. Ester Pembuatan Ester Ester dibuat dari reaksi asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi ini disebut esterifikasi. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 122. Ester Kegunaan Ester  Senyawa-senyawa ester banyak digunakan sebagai esens karena mempunyai aroma khas.  Senyawa-senyawa ester yang biasa digunakan sebagai esens sebagai berikut. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 123. BAB Benzena dan Senyawa Turunannya V Struktur Benzena Sifat-Sifat Benzena Reaksi-Reaksi Benzena Tata Nama Benzena Senyawa Turunan Benzena dan Kegunaannya Parasetamol Obat demam yang mengandung senyawa benzena. Kembali ke daftar isi
  • 124. Struktur Benzena Rumus struktur benzena (C6H6) berbentuk heksagonal planar. Sudut Ikatan C-C =120 o Kedudukan atom C dan H dalam molekul benzena bersifat ekuivalen, sedangkan ikatan rangkap selalu berpindah-pindah (beresonansi). August Kekule Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 125. Sifat-Sifat Benzena Sifat Fisika 1. Titik leleh 5,5°C, sedangkan titik didihnya 80,1°C. 2. Pada suhu kamar berwujud cair, tidak berwarna, mudah menguap, dan berbau khas. 3. Benzena bersifat nonpolar. 4. Benzena larut dalam pelarut organik seperti CCl4 (karbon tetraklorida), dietil eter, dan heksana, tetapi tidak larut dalam air. Sifat Kimia 1. Uap benzena bersifat toksik dan sedikit karsinogenik. 2. Benzena dapat dioksidasi sempurna dan menghasilkan gas CO2 dan H2O. Reaksi ini menghasilkan jelaga cukup tebal karena terbentuk banyak partikel karbon. 3. Benzena tidak dapat dioksidasi oleh Br2, H2O, dan KMnO4, tetapi dapat diadisi oleh H2 dan Cl2 dengan bantuan katalis Ni atau sinar matahari. 4. Atom-atom H pada molekul benzena dapat disubstitusikan oleh atom atau gugus atom menghasilkan senyawa turunan benzena. Benzena lebih mudah mengalami substitusi daripada reaksi adisi karena struktur cincin benzena bersifat stabil akibat adanya elektron-elektron terdelokalisasi. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 127. Reaksi Adisi Adisi Hidrogen  Adisi Benzena dengan hidrogen menghasilkan sikloheksana.  Reaksi ini berlangsung pada suhu 150°C menggunakan katalis nikel (Ni). Adisi Klorin  Adisi benzena oleh klorin (Cl2) dapat berlangsung dengan bantuan sinar matahari.  Pada adisi ini dihasilkan senyawa 1,2,3,4,5,6- heksakloro sikloheksana. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 128. Sulfonasi  Benzena bereaksi dengan asam sulfat (H2SO4).  Hasil reaksi berupa asam benzenasulfonat dan air. SO3 40°C Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 129. Alkilasi  Benzena bereaksi dengan haloalkana (RX).  Menggunakan katalis AlCl3.  Reaksi Umum:  Contoh: Reaksi pembuatan toluena Reaksi ini disebut reaksi sintesis Friedel-Crafts Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 130. Asilasi • Reaksi benzena dengan mensubstitusi atom H oleh gugus asil (CH3C=O). • Menggunakan katalis AlCl3. • Rumus Umum: • Contoh: Reaksi pembuatan asetofenon Asetofenon Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 131. Nitrasi  Benzena bereaksi dengan asam nitrat (HNO3 atau HONO2).  Reaksi nitrasi memerlukan katalis asam sulfat (H2SO4) pekat.  Reaksi berlangsung pada suhu 50°C.  Menghasilkan nitrobenzena. 50°C H2SO4 Nitrobenzena Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 132. Halogenasi  Benzena bereaksi dengan atom halogen (gologan VIIA).  Menggunakan katalis FeCl3, FeBr3, AlCl3, atau SbCl3.  Menghasilkan halobenzena (benzena yang memiliki gugus halogen) dan asam kuat. Klorobenzena Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 133. Penamaan IUPAC = substituen + benzena Tata Nama Senyawa Turunan Benzena X = substituen/cabang Contoh: Etilbenzena Klorobenzena Nitrobenzena 1. Benzena Monosubstituen Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 134. Apabila dua atom H pada benzena diganti dengan atom atau gugus atom lain, maka akan terjadi tiga macam posisi (tiga isomer). Urutan prioritas gugus: 2. Benzena Bisubstituen Orto (1,2) Meta (1,3) Para (1,4) –COOH > –SO3H > –CHO > –CN > –OH > –NH2 > –R(alkil) > –NO2 > –X (halogen) o-dimetilbenzena (o-xilena) m-kloroanilina p-nitrofenol Contoh: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 135. Posisi substituen dinyatakan dengan angka. 3. Benzena Trisubstituen atau Lebih 1,2,4-trinitrobenzena 2,4,6-trinitrotoluena Contoh: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 136. 4. Benzena Terikat pada Rantai Karbon Apabila suatu cincin benzena terikat pada rantai karbon yang panjang (>6) atau pada rantai alkana bergugus fungsi maka cincin benzena tersebut dianggap sebagai substituen yang dinamakan gugus fenil. 3-fenil-1-pentanol 3-fenilheptana Contoh: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 137. 5. Gabungan Cincin Benzena (Polibenzena) Naftalena Antrasena Fenantrena Pirena Benzo(α) piren Krisena Benzofluorantena Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 138. Senyawa Turunan Benzena dan Kegunaannya Kegunaan: 1. Toluena  Bahan dasar pembuatan asam benzoat (bahan pengawet di industri makanan).  Bahan dasar pembuatan bahan peledak seperti TNT.  Pelarut senyawa karbon. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 139. 2. Fenol  Bahan pelarut pada pemurnian minyak pelumas.  Bahan pembuat zat warna.  Bahan dasar pembuatan plastik bakelit dengan cara mereaksikan fenol dengan formaldehid.  Bahan desinfektan atau pembunuh kuman pada pembersih lantai. Kegunaan: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 140.  Sebagai antijamur pada bedak dan salep untuk mengobati penyakit kulit seperti panu, kadas, dan kurap. Asam salisilat dapat diesterifikasi dengan alkohol dan asam Metil salisilat banyak diperdagangkan dengan nama minyak gandapura 3. Asam Salisilat Kegunaan: Metil salisilat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 141. 4. Anilina Kegunaan: Anilin banyak digunakan sebagai zat warna diazo pada batik, katun, dan tinta. Kegunaan: 5. Stirena Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 142. BAB VI Polimer Tata Nama Polimer Penggolongan Polimer Sifat-Sifat Polimer Reaksi Polimerisasi Kegunaan dan Dampak Polimer Baterai dengan teknologi kertas ramah lingkungan Menggunakan polimer rekayasa Sumber: bit.ly/2WtxRW Kembali ke daftar isi
  • 143. Tata Nama Polimer Berdasarkan Monomer  Monomer Hanya Terdiri Atas Satu Kata poli + monomer Nama Monomer Nama Polimer Stirena Polistirena Etena Polietena  Monomer Hanya Terdiri Atas Satu Kata poli + (monomer) Nama Monomer Nama Polimer 1-pentena Poli(1-pentena) Metil metakrilat Poli(metil metakrilat)
  • 144. Tata Nama Polimer Berdasarkan Taktisitas i/s +poli + monomer i = isotaktik s = sindiotaktik Keterangan: Disusun oleh monomer stirena dengan posisi gugus fenil sama Berdasarkan Isomer cis/trans +nomor ikatan + poli + monomer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 145. Aturan Penamaan Polimer Menurut IUPAC: 1. Mengidentifikasi unit struktur terkecil (CRU). 2. Menentukan subunit CRU sebagai prioritas berdasarkan ikatan yang ditulis dari kiri ke kanan. 3. Memberikan nomor substituen dari kiri ke kanan. 4. Memberikan nama dengan diawali kata 'poli' dan nama CRU dikurung. Berdasarkan Unit Dasar (IUPAC) Tata Nama Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 147. Berdasarkan Asalnya Polimer alam yaitu polimer yang tersedia secara alami di alam dan berasal dari makhluk hidup.  Contoh: amilum, selulosa, protein, asam nukleat, karet alam Polimer Alam Polimer semisintetis yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia. Polimer Semisintetis  Contoh: selulosa nitrat  Polimer buatan yaitu polimer yang tidak terdapat di alam, tetapi disintesis atau dibuat dari monomer-monomernya dalam reaktor di industri kimia. Contoh: polietena, nilon, dakron Polimer Buatan (Sintetis) Penggolongan Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 148. Berdasarkan Jenis Monomernya Homopolimer  Homopolimer disebut juga polimer linear yaitu polimer yang tersusun atas monomer-monomer yang sama atau sejenis.  Contoh: PVC, protein, karet alam Kopolimer  Kopolimer yaitu polimer yang tersusun atas monomer-monomer yang berlainan jenis.  Contoh: nilon, tetoron, bakelit  Berdasarkan susunan monomernya, kopolimer dibedakan menjadi kopolimer bergantian, kopolimer blok, kopolimer bercabang, dan kopolimer tidak beraturan. (A) kopolimer tidak beraturan (B) kopolimer bergantian (C) kopolimer blok (D) kopolimer bercabang Penggolongan Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 149. Penggolongan Polimer Berdasarkan Sifat Terhadap Pemanasan atau Sifat Kekenyalanny a Termoplastik • Polimer termoplastik memiliki sifat-sifat antara lain berat molekul kecil, tidak tahan terhadap panas, jika dipanaskan akan melunak, jika didinginkan akan mengeras, mudah diregangkan, fleksibel, titik leleh rendah, dapat dibentuk ulang (daur ulang), mudah larut dalam pelarut yang sesuai, dan memiliki struktur molekul linear atau bercabang.  Contoh: polietilena, PVC, polistirena Termosetting  Polimer termosetting memiliki sifat-sifat antara lain keras dan kaku (tidak fleksibel), jika didinginkan akan mengeras, tidak dapat dibentuk ulang, tidak dapat larut dalam pelarut apa pun, jika dipanaskan pada suhu yang terlalu tinggi akan meleleh, tahan terhadap asam dan basa, serta memiliki ikatan silang antarrantai molekul.  Contoh: bakelit, poliester, uretana Elastomer  Elastomer merupakan polimer yang elastik atau dapat mulur jika ditarik, tetapi kembali ke awal jika gaya tarik ditiadakan.  Contoh: karet sintetis SBR Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 150. Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya Polimer Linear  Polimer linear yaitu polimer yang tersusun denga unit ulang berikatan satu sama lainnya membentuk rantai polimer yang panjang.  Contoh: polietena dan polivinil klorida Polimer Bercabang  Polimer bercabang yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang membentuk cabang pada rantai utama.  Contoh: glikogen Polimer Berikatan Silang (Cross-linking)  Polimer berikatan silang yaitu polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya. Contoh: bakelit dan resin urea formaldehida Penggolongan Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 151. Berdasarkan Penggunaan Polimer  Polimer yang dimanfaatkan sebagai serat misalnya kain dan benang.  Contoh: poliester, nilon, dan dakron Serat Plastik  Polimer yang dimanfaatkan sebagai plastik.  Contoh: bakelit, polietilena, PVC, polistirena, dan polipropilena Penggolongan Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 152.  Sifat fisik polimer Sifat fisik polimer ditentukan oleh:  panjang rantai atau jumlah monomer;  susunan rantai;  tingkat percabangan pada rantai;  gugus fungsi pada monomer;  ikatan silang antarrantai polimer;  penambahan zat aditif.  Sifat mekanik polimer Sifat mekanik polimer meliputi:  kekuatan (strength);  elongation;  modulus;  ketangguhan (toughness).  Sifat termal polimer Sifat termal polimer meliputi:  koefisien pemuaian termal;  panas jenis;  koefisien hantaran termal;  titik tahan panas.  Stabilitas panas  Kelenturan  Ketahanan terhadap mikroorganisme Sifat-Sifat Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 153. Polimerisasi Adisi Reaksi Polimerisasi Reaksi penggabungan sejumlah monomer menjadi polimer Polimerisasi Kondensasi Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 154. Reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap menjadi ikatan tunggal Polimerisasi Adisi Alami  Polimerisasi adisi alami merupakan reaksi polimerisasi pada makhluk hidup.  Contoh: pembentukan karet alam atau poliisoprena. Reaksi Umum: Polimerisasi Adisi Sintesis  Polimerisasi adisi sintesis merupakan reaksi polimerisasi yang sengaja dilakukan di laboratorium atau industri.  Contoh : pembentukan polivinilklorida (PVC) dari vinil klorida. Polimerisasi Adisi Reaksi Polimerisasi Reaksi penggabungan sejumlah monomer menjadi polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 155. Reaksi yang terjadi jika dua atau lebih monomer sejenis atau berbeda jenis bergabung membentuk molekul besar sambil melepaskan molekul- molekul kecil, seperti H2O, NH3, dan HCl. Reaksi umum: Polimerisasi Kondensasi Alami Contoh:  Pembentukan glikogen dan amilum dari α–D-glukosa  Pembentukan protein dari asam amino Polimerisasi Kondensasi Sintesis Contoh: Pembentukan nilon atau poliamida dari asam adipat dan heksametilendiamin Polimerisasi Adisi Polimerisasi Kondensasi Reaksi Polimerisasi Reaksi penggabungan sejumlah monomer menjadi polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 156. No Polimer Monomer Kegunaan 1 Polietilena (Polietena) etilena Polietilena dengan densitas rendah (LDPE)  pembungkus makanan, kantong plastik, dan jas hujan. Polietilena densitas tinggi (HDPE)  botol plastik, botol detergen, mainan, ember dan panci, serta untuk pelapis kawat dan kabel. 2 Polipropilena (Polipropena) propilena Karung dan tali plastik, serta botol minuman. 3 Teflon tetrafluoroeti- lena pelapis barang yang tahan panas, seperti tangki di pabrik kimia, pelapis panci dan penggorengan antilengket, serta pelapis dasar setrika. Kegunaan dan Dampak Penggunaan Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 157. No Polimer Monomer Kegunaan 4 Polivinilklorida (PVC) vinil klorida atau kloro etilena pipa, slang keras, lapisan lantai, dan piringan hitam. 5 Bakelit fenol dan formaldehid Bakelit dipakai pada peralatan listrik, kotak isolator, toilet, kabinet radio, pembuatan lembaran laminasi, asbak, serta perekat plywood. 6 Polimetilmeta- krilat (PMMA) metil metakrilat bahan pencampur gelas dan pencampur logam, lampu belakang mobil, dan kaca jendela, badan pesawat terbang. 7 Serat akrilat asam akrilat (asam 2- propenoat) jaket, kaus kaki, karpet, dan bahan pakaian dalam. Kegunaan dan Dampak Penggunaan Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 158. No Polimer Monomer Kegunaan 8 Dakron asam tereftalat dan etilen glikol serat tekstil, film tipis yang kuat, pita perekam magnetik, dan bahan balon cuaca yang dikirim ke stratosfer. 9 Polikloroprena (Neoprena) 2-kloro-1,3- butadiena slang oli. 10 SBR (Styrene- Butadiene Rubber) stirena dan 1,3-butadiena ban kendaraan bermotor. 11 Polistirena atau Polifenil Etena stirena genting, cangkir, mangkuk, mainan, stirofoam, kabin pada radio, TV, dan tape. Kegunaan dan Dampak Penggunaan Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 159. No Polimer Monomer Kegunaan 12 Nilon asam adipat dan heksametilendiamina tali, jala, parasut, jas hujan, dan tenda. 13 Kevlar asam benzena-1,4- dikarboksilat dan 1,4-diaminobenzena rompi antipeluru. 14 Karet alam isoprena ban. 15 Polivinil alkohol etanol bak air. Kegunaan dan Dampak Penggunaan Polimer Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 160. Makromolekul Karbohidrat, Protein, dan Lipid Bab VII Jaring Laba-Laba tersusun atas ribuan benang berukuran nano yang tersusun secara paralel. Setiap helai jaring laba-laba terbuat dari protein β-keratin. Protein ---> Makromolekul Karbohidrat Lipid Protein Kembali ke daftar Isi
  • 161. Karbohidrat Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) dengan rumus umum Cn(H2O)m. Nama karbohidrat berasal dari karbon yang berarti mengandung unsur karbon dan hidrat yang berarti air.  Monosakarida Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana karena tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Pengertian Penggolongan Karbohidrat  Polisakarida Polisakarida merupakan polimer alam yang tersusun atas unit-unit monosakarida membentuk rantai panjang melalui reaksi kondensasi.  Oligosakarida Oligosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 162.  Monosakarida merupakan senyawa terkecil dalam golongan karbohidrat dengan rumus CnH2nOn dimana n= 3 – 8  C3H6O3 : triosa  C4H8O4 : tetrosa dan seterusnya  Setiap molekul monosakarida memiliki 1 gugus keton atau 1 gugus aldehida.  Gugus aldehida selalu berada di atom C pertama.  Gugus keton selalu berada di atom C kedua. Monosakarida Aldosa (misal: glukosa) memiliki gugus aldehida pada salah satu ujungnya. Ketosa (misal: fruktosa) biasanya memiliki gugus keto pada atom C 2. Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 163. Notasi D dan L  Berdasarkan letak gugus –OH terakhir, mono-sakarida struktur Fischer dibagi menjadi dua yaitu:  D (dektsro = kanan)  L (levo = kiri). Kedua senyawa tersebut berperan sebagai isomer satu sama lain.  Untuk gula dengan atom C asimetrik lebih dari 1, notasi D atau L ditentukan oleh atom C asimetrik terjauh dari gugus aldehida atau keto. Penampilan dalam bentuk gambar Proyeksi Fischer. Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab Monosakarida
  • 164. Berdasarkan bentuk ikatan tetrahedral yang dibentuk atom C, molekul karbohidrat lebih stabil dalam bentuk siklik. Rumus Haworth menggambarkan struktur lingkar karbohidrat dengan ikatan antara C pertama dengan O-hidroksil pada atom C kelima. Nama monosakarida didasarkan pada posisi gugus –OH pada atom C pertama. Jika posisi gugus –OH pada atom C pertama mengarah ke bawah disebut struktur α. Akan tetapi, jika gugus –OH tersebut mengarah ke atas disebut struktur β. Monosakarida Struktur Siklik Monosakarida Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 165. • Glukosa terdapat dalam gula merah, madu, buah anggur, dan serum darah Glukosa • Fruktosa terdapat dalam gula pasir, sari buah, dan madu. Fruktosa merupakan jenis gula yang paling manis Fruktosa • Galaktosa merupakan monosakarida yang dihasilkan dari proses hidrolisis gula susu (laktosa) sehingga tidak ditemukan dalam keadaan bebas Galaktosa • Senyawa pentosa tidak terdapat di alam dalam keadaan bebas. Contoh senyawa aldopentosa antara lain arabinosa, xilosa, ribosa, dan 2-deoksiribosa. Arabinosa diperoleh dari pengolahan gom arab. Xilosa diperoleh dari hidrolisis jerami atau kayu. Ribosa dan 2-deoksiribosa merupakan komponen asam nukleat dan diperoleh dengan cara hidrolisis. Pentosa Jenis Monosakarida di Alam Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab Monosakarida
  • 166. Monosakarida • Apabila dilarutkan dalam air, monosakarida dapat memutar bidang polarisasi Murotasi • Aldehid dan alkohol primer dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat Oksidasi • Gugus aldehid atau keton dapat direduksi menjadi alkohol Reduksi • Monosakarida (yang mengandung gugus hidroksil) dapat membentuk ester dengan asam organik dan anorganik. Pembentukan Ester • Tiap-tiap molekul monosakarida dapat saling berikatan membentuk rantai panjang melalui ikatan glikosida Pembentukan Glikosida Reaksi-Reaksi pada Monosakarida Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 167. Stakiosa Stakiosa merupakan tetrasakarida yang tersusun atas dua galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Stakiosa tidak mempunyai sifat mereduksi. Rafinosa Rafinosa merupakan trisakarida yang tersusun atas galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Hidrolisis rafinosa oleh enzim sukrase menghasilkan fruktosa dan melibiosa. Laktosa Laktosa merupakan disakarida yang tersusun atas glukosa dan galaktosa. Laktosa berasa kurang manis, merupakan gula pereduksi, serta mampu mengalami mutarotasi. Laktosa disebut gula susu karena terdapat dalam susu sapi dan susu ibu. Maltosa Maltosa adalah disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun enzim. Sukrosa Sukrosa adalah gula pasir yang kita kenal berasal dari gula tebu atau gula bit. Sukrosa juga terdapat dalam gula aren, gula kelapa, madu, nanas, dan wortel. Oligosakarida Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 168. Polisakarida  Polisakarida mempunyai molekul yang besar dan lebih kompleks dibanding monosakarida maupun oligosakarida.  Jenis polisakarida: pati, glikogen, dan selulosa. Pati • Sedikit larut dalam air dingin • Daya reduksi Glikogen • Mudah larut dalam air panas • Larutannya Selulosa • Tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 169. Sifat Fisik  Karbohidrat berwujud padat pada suhu kamar.  Semua karbohidrat bersifat optis aktif.  Sebagian besar karbohidrat dapat memutar bidang polarisasi.  Sebagian besar karbohidrat dapat memutar bidang polarisasi cahaya.  Monosakarida dan disakarida berasa manis dan larut dalam air, sedangkan polisakarida berasa tawar dan tidak larut dalam air. Sifat Kimia  Hidrolisis : polisakarida disakarida monosakarida  Fermentasi : glukosa etanol + CO2  Dehidrasi : karbohidrat karbon + H2O  Oksidasi : reaksi oksidasi karbohidart menghasilkan asam  Reaksi karbohidrat dengan hidroksida logam mengakibatkan karbohidrat teroksidasi, sedangkan hidroksida logam akan tereduksi. Sifat-Sifat Karbohidrat H2O/H+ H2O/H+ H2SO4 Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 170. Reaksi Identifikasi Karbohidrat Tujuan: membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif. Tujuan: membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin). 1. Uji Molisch 2. Uji Iodin Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 171. Tujuan: mengetahui adanya ketosa (fruktosa) atau membedakan antara glukosa dengan fruktosa. Tujuan: membedakan antara glukosa dengan galaktosa. Uji ini menggunakan asam nitrat pekat. Reaksi antara karbohidrat dengan asam nitrat pekat menghasilkan asam musat yang dapat larut air, kecuali laktosa dan galaktosa. 3. Uji Seliwanoff Reaksi Identifikasi Karbohidrat 4. Uji Asam Musat Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 172. Protein  Protein merupakan senyawa makromolekul yang tersusun atas asam amino.  Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani Contoh: susu dan telur.  Protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati Contoh: kacang-kacangan. Asam Amino Protein (Polipeptida) Penggolongan Protein Identifikasi Protein Denaturasi Protein Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 173.  Asam amino merupakan senyawa monomer penyusun protein dengan struktur sebagai berikut.  Sifat-sifat asam amino:  Dapat larut dalam air dan pelarut polar, tetapi sukar larut dalam pelarut nonpolar.  Bersifat amfoter.  Dalam larutannya, membentuk zwitter ion.  Bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan gas N2.  Bersifat optis-aktif (dapat memutar cahaya terpolarisasi) karena mempunyai atom (kristal). Asam Amino Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 174. Asam Amino Penggolongan Asam Amino Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab Berdasarkan Pembentuknya Asam amino esensial Asam amino nonesensial Berdasarkan Struktur Gugus R (Rantai Samping) Asam amino dengan rantai samping netral Asam amino dengan rantai samping asam Asam amino dengan rantai samping basa
  • 175. Struktur Protein  Membentuk zwitter ion di dalam air  Dapat mengalami denaturasi (kerusakan struktur) akibat pemanasan, perubahan pH, pelarut organik, gerakan mekanik, dan adanya ion logam  Jika dilarutkan dalam air, mempunyai viskositas (kekentalan) lebih besar daripada air. Viskositas tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi, dan suhu larutan  Sebagian besar protein bersifat koloid hidrofil  Dapat dihidrolisis menjadi asam amino dengan asam encer atau enzim protease Sifat-Sifat Protein Protein (Polipeptida) Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 176. • Protein nabati • Protein hewani Berdasarkan sumber asal •Protein globular (menggulung) •Protein fibrous (memanjang berupa serat atau serabut) Berdasarkan bentuknya •Protein majemuk •Protein tunggal Berdasarkan hasil hidrolisisnya • Protein transpor atau pembangun • Protein cadangan • Protein kontraktil Berdasarkan fungsinya • α-keratin • β-keratin • Kolagen Berdasarkan gugus alkil pada rantai protein • Protein struktural, • Protein pelindung • hormon Penggolongan Protein Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 177.  Reaksi Biuret Jika sampel protein ditambah beberapa tetes CuSO4 dan NaOH akan berwarna merah muda sampai ungu. Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan peptida.  Reaksi Xantoprotein Jika sampel protein ditambah asam nitrat pekat dan dipanaskan akan berwarna kuning. Jika ditambah basa, larutan akan berwarna jingga. Uji ini untuk mengetahui protein yang mengandung inti benzena.  Reaksi Millon Jika sampel protein dipanaskan dengan merkuri nitrat (Hg(NO3)2) lalu ditambah asam nitrit akan terbentuk cincin yang berwarna merah. Uji ini untuk mengetahui adanya asam amino dengan gugus fenil.  Reaksi Uji Belerang Jika sampel protein direaksikan dengan NaOH lalu dipanaskan dan ditambah Pb(CH3COOH)2 atau Pb(NO3)2akan terjadi endapan hitam yang berasal dari PbS. Uji ini untuk mengetahui adanya belerang dalam protein. Identifikasi Protein Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 178.  Reaksi Sakaguchi Jika sampel protein ditambah dengan pereaksi Sakaguchi (campuran naftol dan natrium hipobromit) akan menghasilkan warna merah. Uji ini untuk mengetahui adanya gugus guanidin dalam protein.  Reaksi Hopkins-Cole Jika sampel protein dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole kemudian ditambahkan asam sulfat perlahan-lahan, campuran tersebut akan membentuk lapisan di bawah larutan protein hingga terjadi cincin antara kedua lapisan. Uji ini untuk mengetahui adanya gugus indol dalam protein.  Reaksi Ninhidrin Jika sampel asam amino atau protein ditambah dengan pereaksi ninhidrin, akan terbentuk senyawa kompleks yang ditandai dengan warna biru-ungu pada larutan. Senyawa kompleks tersebut terbentuk karena gugus –NH2 bebas bereaksi dengan ninhidrin. Identifikasi Protein Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 179. Denaturasi protein dapat terjadi karena perlakuan-perlakuan berikut.  Mencampur Protein dengan Larutan Garam (NaCl) Sampel protein seperti albumin yang dicampur dengan larutan garam akan mengalami saltingout. Hal ini disebabkan rusaknya ikatan peptida yang dimiliki albumin oleh larutan garam.  Memanaskan Protein Memanaskan protein berarti menaikkan suhu protein. Suhu tinggi dapat mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik nonpolar pada molekul protein.  Menambahkan Alkohol pada Protein Penambahan alkohol pada protein juga dapat merusak ikatan hidrogen. Denaturasi Protein Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 180. Lipid  Lipid berasal dari bahasa Yunani lipos yang berarti lemak.  Para ahli biokimia mengelompokkan lemak dan senyawa yang mirip lemak ke dalam golongan lipid. Kesepakatan ini sudah disetujui Kongres Internasional Kimia Murni dan Terapan (IUPAC). Asam Lemak Lemak Fosfolipid Lilin Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 181. Asam lemak adalah asam organik golongan asam karboksilat yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam Lemak Asam Lemak Jenuh Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan rangkap dua pada rantai karbonnya. Contoh:  asam butirat  asam kaproat  asam miristat  asam stearat Pengertian Asam Lemak Jenuh Asam lemak tidak jenuh mengandung ikatan rangkap dua pada rantai karbonnya. Contoh:  asam oleat  asam linoleat  asam palmitoleat Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 182. Berdasarkan proses sintesisnya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak esensial dan asam lemak nonesensial.  Asam lemak esensial adalah asam lemak yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan hanya dapat diperoleh dari makanan. Contoh: asam linoleat dan asam linolenat.  Asam lemak nonesensial dapat disintesis tubuh dari nutrisi makanan. Contoh: asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat. Asam Lemak Penggolongan Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 183. Lemak dibedakan menjadi dua berdasarkan bentuk fisiknya yaitu lemak dan minyak.  Istilah lemak biasa digunakan untuk lemak yang berbentuk padat pada suhu ruangan. Lemak berbentuk padat karena sebagian besar tersusun atas asam lemak jenuh.  Istilah minyak digunakan untuk lemak yang berbentuk cair pada suhu ruangan. Minyak tersusun atas asam lemak tidak jenuh. Lemak Lemak merupakan senyawa ester trigliserida yang terbentuk dari tiga asam lemak dengan gliserol. Pengertian Penggolongan Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 184.  Reaksi Hidrolisis  Reaksi hidrolisis lemak berjalan dengan asam, basa, atau enzim tertentu. Hidrolisis lemak dengan basa (NaOH atau KOH) menghasilkan gliserol dan garam asam lemak yang biasa disebut sabun.  Sabun dari NaOH adalah sabun keras, sedangkan sabun dari KOH adalah sabun lunak/cair. Proses ini disebut penyabunan (saponifikasi).  Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi lemak atau minyak menimbulkan rasa dan bau tidak sedap. Proses ini disebut ketengikan. Lemak Reaksi pada Lemak Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 185.  Fosfolipid atau fosfatidat adalah gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat.  Fosfatidil kolin (lesitin) berupa zat padat lunak seperti lilin, berwarna putih, higroskopis, dan dapat berubah menjadi cokelat jika terkena cahaya.  Asam lemak yang biasa menyusun lesitin antara lain asam palmitat, asam stearat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Fosfolipid Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
  • 186.  Lilin merupakan ester dari asam lemak rantai panjang dengan alkohol rantai panjang (antara 14 sampai 34 atom karbon).  Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Lilin tidak mudah terhidrolisis dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak.  Lilin dari lebah madu terbentuk dari campuran beberapa senyawa, terutama mirisilpalmitat. Sementara itu, lilin dari paus sebagian besar terbentuk dari setilpalmitat. Lilin Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab