SlideShare a Scribd company logo
SMA/MA Kelas XI Semester 1
Fisika
Oleh:
1. Risdiyani Chasanah
2. Rinawan Abadi
3. Fery Widiyanto
Disklaimer Daftar isi
Disklaimer
• PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu
Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.
• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara
ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya
sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
DAFTAR ISI
Dinamika Rotasi
dan Keseimbangan
Benda Tegar
Elastisitas
dan Hukum Hooke
Fluida Statis
Fluida Dinamis
Suhu dan Kalor
Teori Kinetik Gas
BAB
Materi
Keseimbangan Benda Tegar
 Syarat Keseimbangan Benda
 Titik Berat
 Jenis-Jenis Keseimbangan
Dinamika Rotasi
 Torsi (Momen Gaya)
 Momen Inersia
 Momentum Sudut
 Energi pada Gerak
Translasi
 Aplikasi Hukum II Newton
pada Gerak Rotasi
DINAMIKA ROTASI DAN
KESEIMBANGAN BENDA TEGARI
Kembali ke daftar isi
1. Torsi (Momen Gaya)
PENGERTIAN:
Momen gaya (torsi) adalah
sebuah besaran yang
menyatakan
besarnya gaya yang bekerja
pada benda sehingga
mengakibatkan benda
berotasi. Besarnya momen
gaya (torsi) tergantung
pada gaya yang dikeluarkan
serta jarak antara sumbu
putaran dan letak gaya.
Rumus
  Frsin
Keterangan:
 


 
Momen gaya (Nm)
F Gaya (N)
r Lengan gaya (m)
Sudut apit antara F dan r
A. Dinamika Rotasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Momen Inersia
Konsep:
Momen inersia adalah
ukuran kelembaman suatu
benda untuk berotasi
terhadap porosnya.
Rumus Momen Inersia
Sebuah Partikel:
 2
I mR
Rumus Momen Inersia
Benda Berbentuk:
Keterangan:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal Penyelesaian
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Momentum Sudut
Konsep:
Rumus: Keterangan:


 


 
L Momentum sudut
I Momen inersia
kecepatan sudut
m massa benda
v kecepatan benda
r jari jari
Hukum Kekekalan Momentum Sudut
“Apabila tidak ada gaya dari luar
yang bekerja pada benda, besar
momentum sudut sebelum dan
sesudahnya bernilai sama
(konstan)”
L1 = L2
I1ω1 = I2ω2
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Energi Gerak Translasi dan Rotasi
Energi Kinetik Translasi
Energi Kinetik Rotasi
Energi Potensial
 2
k Trans
1
E mv
2
 2
k Rot
1
E I
2
pE mgh
Energi Total
 
  
   
m k
m k Trans k Rot
2 2
E E E
E E E E
1 1
E mgh mv I
2 2





m
k Trans
k Rot
E energi total (J)
E energi mekanik (J)
E energi kinetik translasi (J)
E energi kinetik rotasi (J)
m massa (kg)
 
 
 
 



 

2
2
g percepatan gravitasi m/s
h ketinggian (h)
v kecepatan linier m/s
kecepatan sudut rad/s
I momen inersia kgm
Keterangan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Aplikasi Hukum II Newton
pada Gerak Rotasi
a. Gerak Rotasi
pada Katrol Pejal
 21
I MR
2
 
 
  
 
 
m
a g
1
m M
2
 
 
  
  
 
2 1
1 2
m m
a g
1
m m M
2
Percepatan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aplikasi Hukum II Newton
pada Gerak Rotasi
b. Benda Menggelinding pada Bidang Miring
Percepatan Benda
 



gsin
a
1 k
Kecepatan Gerak Benda
 


2gh
v
1 k
Keterangan:
v = kecepatan benda saat di dasar bidang miring
k = bilangan real inersia benda
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Video tentang Torsi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Keseimbangan Benda Tegar
Benda mengalami keseimbangan translasi jika
diam atau bergerak dengan kecepatan tetap.
Benda dikatakan mengalami keseimbangan
rotasi jika benda tersebut tidak berputar atau
berputar dengan kecepatan sudut tetap
Konsep
Syarat Keseimbangan
 XF 0  YF 0  0
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Titik Berat Bidang Dua Dimensi
Rumusan titik berat
atau pusat gravitasi
Rumusan titik pusat massa yang
berimpit dengan titik berat benda
Rumusan titik pusat massa benda
berbentuk pelat homogen
Rumusan titik pusat massa
benda berbentuk batang
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Titik Berat Bidang Tiga Dimensi
Rumusan titik berat
atau titik pusat gravitasi
Rumusan koordinat pusat massa
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Titik Berat Benda dengan Bentuk Khusus
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Jenis-Jenis Keseimbangan
Keseimbangan Stabil Keseimbangan Labil
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Penyelesaian
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Elastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas
• Tegangan
• Regangan
• Modulus Elastisitas
• Batas Elastisitas
Hukum Hooke
• Hukum Hooke
• Energi Potensial Elastis
• Tetapan Gaya pada Benda
Elastis
• Susunan Pegas
Elastisitas dan Hukum HookeII
Kembali ke daftar isi
1. Tegangan dan Regangan
Tegangan Regangan
Tegangan adalah besar gaya yang
bekerja pada suatu benda pada luas
penampang tertentu
F
A
 
2
2
tegangan (N/m )
F gaya (N)
A luas penampang (m )
 


Regangan adalah perubahan relatif
ukuran benda yang mengalami
tegangan.
0
l
e
l


t 0
0
t
e regangan
l l l
l pertambahan panjang benda (m)
l panjang benda mula-mula (m)
l panjang benda akhir (m)

  
 


A. Elastisitas
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Modulus Young
Modulus Young adalah besar gaya
yang bekerja pada luas penampang
tertentu untuk meregangkan benda.
 
 
0
0
Tegangan
Y
Regangan e
F A
l l
Fl
A l






 
 
 
 
 
 
2
2
2
0
Y modulus Young N/m
tegangan N/m
e regangan
F gaya N
A luas permukaan m
l pertambahan panjang benda m
l panjang mula-mula benda m

 



 

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Batas Elastisitas
Sifat elastisitas benda memiliki batas
sampai pada nilai gaya tertentu.
Apabila gaya yang diberikan lebih
kecil daripada batas elastisitas,
benda akan kembali ke bentuk
semula ketika gaya tersebut
dihilangkan. Akan tetapi, apabila
gaya yang diberikan lebih besar
daripada batas elastisitas benda,
benda tidak dapat kembali ke
bentuk semula. Benda secara
permanen berubah bentuk.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Seutas kawat memiliki diameter
0,7 mm dan Panjang 2 meter.
Kawat ditarik dengan gaya 5 N
sehingga bertambah panjang
0,6 mm. Hitunglah tegangan,
regangan, dan modulus Young
Kawat!
Contoh Soal
Tegangan
Regangan
Modulus Young
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Hukum Hooke
F k x Apabila pegas ditarik dengan suatu gaya
tanpa melampaui batas elastisitasnya,
pada pegas akan bekerja gaya pemulih
yang sebanding dengan simpangan benda
dari titik seimbangnya, tetapi arahnya
berlawanan dengan arah gerak benda
F = gaya pemulih (N)
k = konstanta pegas (N/m)
Δx = simpangan pegas (m)
1. Konsep Hukum Hooke
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Video Hukum Hooke
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2.Energi Potensial dan Tetapan Pegas Benda Elastis
Energi Potensial
Benda Elastis
Tetapan Pegas
Benda Elastis
2
p
1
E k x
2
 
pE energi potensial pegas (J)
k konstanta pegas (N/m)
x simpangan pegas (m)


 
0
YA
k
l

 2
2
0
k konstanta pegas (N/m)
Y modulus Young N/m
A luas permukaan (m )
l panjang pegas mula-mula (m)




Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Hukum Hooke Pada Susunan Pegas
Seri Paralel
1 2
1 1 1
...
k k k
   1 2k k k ...  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Made melakukan praktikum
menggunakan neraca pegas.
Saat neraca diberi beban 2 kg,
pegas bertambah 8 cm. Jika
Made mengganti dengan
beban sebesar 4 kg, berapakah
pertambahan panjang pegas?
Penyelesaian:
Konstanta pegas:
Pertambahan panjang pegas:
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Fluida Statis
Konsep Fluida Statis
 Tekanan  Kapilaritas
 Tekanan
Hidrostatis
 Viskositas
 Tekanan
Mutlak
 Hukum Pascall
 Tegangan
Permukaan Zat
Cair
 Hukum
Archimedes
Penerapan Hukum Fluida Statis
 Dongkrak
Hidrolik dan
Mesin Hidrolik
 Kapal Laut
 Rem Hidrolik  Kapal Selam
 Mengapung,
Melayang, dan
Tenggelam
 Balon Udara
 Hidrometer
FLUIDA STATISIII
Kembali ke daftar isi
A.Konsep Tekanan dan Tekanan
Hidrostatis
1. Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya
yang bekerja pada suatu bidang per
satuan luas bidang tersebut
F
p
A

2
2
p Tekanan (N/m )
F gaya (N)
A luas permukaan (m )



2.Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah tekanan zat
cair yang disebabkan oleh berat zat cair
itu sendiri.
hp gh 
2
h
3
2
p tekanan hidrostatis (N/m )
massa jenis zat cair (kg/m )
g percepatan gravitasi (m/s )
h kedalaman zat cair (m)

 


Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Tekanan Hidrostatis pada
Bejana yang Berisi
Gabungan Fluida
4. Tekanan Hidrostatis pada
Pipa U Berisi Gabungan
Fluida
N
h i i
i 1
p gh

   1 2
1 1 2 2
p p
h h

  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Tekanan mutlak
Tekanan mutlak dalam fluida
merupakan jumlah tekanan atmosfer
dengan tekanan hidrostatis.
G 0 Ap p p 
G
0
A
p tekanan mutlak (Pa)
p tekanan atmosfer (Pa)
p tekanan terukur (Pa)



Tekanan hidrostatis merupakan
tekanan terukur.
0p p gh  
6. Tegangan permukaan zat cair
Tegangan permukaan terjadi karena
adanya kohesi di bawah zat cair yang
lebih besar daripada kohesi di
permukaan zat cair sehingga permukaan
air akan cenderung mengerut dan
membentuk luas permukaan sekecil
mungkin
F
l
 
tegangan permukaan (N/m)
F gaya (N)
l panjang permukaan (m)
 


Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
7. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents)
adalah zat yang dapat mengaktifkan
permukaan karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada
permukaan atau antarmuka. Sabun
merupakan salah satu contoh dari
surfaktan
w
2l
 
8. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik
turunnya zat cair dalam pipa kapiler
(pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi
adanya kohesi dan adhesi antara zat
cair dengan dinding kapiler.
2 cos
h
gr
 


3
2
h kenaikan/penurunan fluida (m)
tegangan permukaan (N/m)
sudut kontak ( )
massa jenis zat cair (kg/m )
g percepatan gravitasi (m/s )
r jari jari kapiler (m)

 
  
 

 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
9. Viskositas
Gerakan dari lapisan fluida
akan menimbulkan gesekan
yang disebut viskositas
fluida. Makin besar
viskositas fluida, makin sulit
benda bergerak dalam fluida
tersebut.
sF 6 rv 
sF gaya stokes (N)
koefisien viskositas (Pa s)
r jari jari bola (m)
v kecepatan bola (m/s)

 
 

Kecepatan bola akan
bertambah karena
percepatan gravitasi bumi.
Akibatnya, bola mencapai
kecepatan terbesar yang
tetap dan dinamakan
kecepatan terminal.
 
2
bola fluida
2r g
v
9
  

2
3
bola
3
fluida
v kecepatan terminal (m/s)
r jari-jari bola (m)
g percepatan gravitasi (m/s )
koefisien viskositas (Pa s)
massa jenis bola (kg/m )
massa jenis fluida (kg/m )



 
 
 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Hukum-Hukum Fluida Statis
1. Hukum Pascall
Bunyi hukum Pascal: ”Tekanan yang
diberikan pada suatu fluida dalam
ruang tertutup diteruskan tanpa
berkurang ke setiap titik dalam fluida
dan ke dinding bejana”
1 2
1 2
1 2
p p
F F
A A


2. Hukum Pascall
Bunyi hukum Archimedes: ”Sebuah
benda yang tenggelam seluruhnya
atau sebagian dalam suatu fluida
diangkat ke atas oleh sebuah gaya
yang sama dengan berat fluida yang
dipindahkan”
A F F
A udara cair
F gV
F w w
 
 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Perhatikan gambar berikut!
Penyelesaian
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Penerapan Hukum Pascal
Pompa Hidrolik Dongkrak Hidrolik
Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil Rem Hidrolik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
b. Penerapan Hukum Archimedes
Syarat
benda mengapung
Syarat
benda melayang
Syarat
benda tenggelam
F B   F B   F B  
3
F
3
B
massa jenis fluida (kg/m )
massa jenis benda (kg/m )
 
 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
c. Penerapan Hukum Archimedes
Hidrometer Kapal Laut
Kapal Selam Balon Udara
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Hendra dan Hendrimembuat model
kapalmenggunakan 40 kalengbekas.
Tiap-tiapkalengmemilikimassa 50
gram. Kapaltersebutdicoba di air
sungai yang memilikimassajenis
1.000 kg/ m3
.
Saatkapaltercelupseluruhnya,
massa yang berada di
ataskapalsebesar 8 kg. Berapakah
volume tiap-tiapkaleng yang
digunakan Hendra dan
Hendriuntukmembuat model
kapal?
Contoh Soal Penyelesaian
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Fluida Dinamis
 Fluida Ideal
 Jenis Aliran Fluida
 Persamaan Kontinuitas
 Hukum Bernoulli
 Penerapan Persamaan
Kontinuitas
 Penerapan Hukum
Bernoulli
FLUIDA DINAMISIV
Kembali ke daftar isi
1. Fluida Ideal
Fluida Ideal
Tidak
Kompresibel
Tanpa
Gesekan
Aliran
Stasioner
Adanya perubahan
tekanan tidak
mengubah volume
fluida.
Pada saat fluida
mengalir, gesekan
antara fluida dengan
dinding tempat
mengalir dapat
diabaikan
Setiap partikel fluida
mempunyai garis alir
tertentu dan untuk luas
penampang yang sama
mempunyai laju aliran
yang sama
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Jenis Aliran Fluida
Aliran Fluida
Aliran laminer
Aliran turbulen
Pada aliran ini partikel fluida
mengikuti lintasan yang mulus
dan lintasan ini tidak saling
bersilangan. Aliran laminar
dijumpai pada air yang dialirkan
melalui pipa atau slang
Aliran yang ditandai dengan
adanya lingkaran-lingkaran tak
menentu dan menyerupai
pusaran. Aliran turbulen sering
dijumpai di sungai-sungai dan
selokan-selokan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
c. Persamaan Kontinuitas
Debit aliran fluida adalah besaran
laju volume atau jumlah volume
fluida yang mengalir persatuan
waktu.
V
Q
t



Debit aliran fluida sesaat merupakan
turunan pertama dari fungsi volume
(V) terhadap waktu (t).
dV
Q
dt

Volume fluida yang mengalir setiap
satuan waktu (debit) merupakan
perkalian antara luas penampang
dengan laju aliran fluida.
Q Av
Persamaan kontinuitas menyatakan
bahwa debit aliran fluida selalu
konstan.
1 2 N
1 1 2 2 N N
Q Q . . . Q
A v A v . . . A v
Av konstan
  
  

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
d. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli menyatakan
hubungan besaran fluida dalam pipa
antara tekanan, ketinggian, dan laju
dinamika.
21
p gh v konstan
2
    
3
2
p tekanan (Pa)
massa jenis fluida (kg/m )
g percepatan gravitasi (m/s )
h tinggi benda (m)
v laju fluida (m/s)

 



Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Perhatikan gambar berikut!
Jika diameter penampang
pipa besar dua kali diameter
penampang pipa kecil.
Berapa kecepatan aliran di
pipa kecil?
Contoh Soal
Penyelesaian:
   
 
2
1 2
1 1 2 2
2 2
1 1 2 2
2 2
1 1 2 2
2
1 1
2 2
2
2
2
2 2
2
2
2
2 2
2
2
Ditanyakan: v
Jawab:
Q Q
A v A v
1 1
d v d v
4 4
d v d v
d v
v
d
2d 5 m/s
v
d
4d 5 m/s
v
d
v 20 m/s


  





1 2
1
Diketahui:
d 2d
v 5 m/s


Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Penerapan Persamaan Kontinuitas
Ujung slang ditekan yang berarti
memperkecil penampang agar
diperoleh laju aliran air yang
lebih besar.
Slang Penyemprot
Pada pembuluh darah yang
mengalami penyempitan, laju aliran
darah lebih besar daripada laju aliran
pada pembuluh normal.
Penyempitan Pembuluh Darah
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Penerapan Hukum Bernoulli
Teorema Torriceli
Laju air
v 2gh
Jangkauan terjauh pancaran air
1x 2 h h
Waktu pancaran air mencapai tanah
 2 1
2 h h 2h
t
g g

 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Penerapan Hukum Bernoulli
Efek Venturi
Efek Venturi terjadi pada fluida
yang mengalir melalui sebuah pipa
yang menyempit, lalu melebar lagi
pada ketinggian yang sama. Efek
Venturi menyatakan bahwa jika
laju fluida bertambah, tekanan
berkurang
21
p v konstan
2
  
3
p tekanan (Pa)
massa jenis fluida (kg/m )
v laju fluida (m/s)

 

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Penerapan Hukum Bernoulli
Venturimeter dengan Manometer Venturimeter tanpa Manometer
 Hg f
1 2
1
f
2
2gh
v
A
1
A
 

  
      
 Hg f
2 2
2
f
1
2gh
v
A
1
A
 

  
      
1 2
1
2
2gh
v
A
1
A

 
 
 
2 2
2
2
2gh
v
A
1
A

 
 
 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Penerapan Hukum Bernoulli
Tabung Pitot
Tabung pitot merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur laju
aliran suatu gas atau udara. Dengan
mengetahui perbedaan ketinggian
raksa pada kedua kaki manometer,
aliran gas dapat ditentukan
kelajuannya.
f
u
2 gh
v



2
3
u
3
f
v kecepatan aliran udara (m/s)
g percepatan gravitasi (m/s )
h beda tinggi zat cair (m)
massa jenis udara mengalir (kg/m )
massa jenis zat cair dalam manometer (kg/m )



 
 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
PENERAPAN HUKUM BERNOULLI
Alat Penyemprot
Alat penyemprot obat antinyamuk dan
parfum, saat batang pengisap ditekan,
udara akan mengalir dengan kecepatan
tinggi dan melewati mulut pipa. Akibatnya,
tekanan di ujung menjadi kecil. Perbedaan
tekanan ini mengakibatkan cairan di dalam
tangki naik dan dihamburkan dengan halus
oleh aliran udara dari tabung pengisap.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Penerapan Hukum Bernoulli
Gaya Angkat Pesawat Terbang
Pesawat terbang dapat
terangkat ke udara karena
kelajuan udara yang melalui
sayap pesawat bagian sisi
atas lebih besar daripada
bagian sisi bawah
 1 2 1 2F F p p A  
 2 2
1 2 2 1
1
F F v v A
2
   
1
2
3
1
1
F gaya pada bagian bawah sayap (N)
F gaya pada bagian atas sayap (N)
massa jenis udara (kg/m )
v kelajuan udara bagian bawah sayap (m/s)
v kelajuan udara bagian atas sayap (m/s)
A luas penampang saya


 


 2
p (m )
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Perhatikan gambar berikut!
Sebuah bakbesarberisi air,
terdapatsebuahkeran. Jika g = 10
m/ s2
, berapakecepatan dan
jarakterjauhsemburan air keran?
Pembahasan
  2
v 2gh
v 2 10 m/s 0,45 m
v 9 m/s
v 3 m/s




Kecepatan semburan air
Jarak terjauh semburan air
   
1x 2 h h
x 2 0,45 m 0,4 m
x 2 0,18 m
x 0,6 2 m




Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Suhu dan Kalor
Suhu Pemuaian Kalor Perpindahan Kalor
Suhu dan Alat
Ukur Suhu
Skala Termometer
Zat Pengisi
Termometer
Pemuaian Zat
Padat
Pemuaian Zat Cair
Pemuaian Zat Gas
Pengertian Kalor
Asas Black
Kalor Jenis dan
Kapasitas Kalor
Perubahan
Wujud
Konduksi
Konveksi
Radiasi
SUHU DAN KALORV
Kembali ke daftar isi
A. Suhu
Jenis-Jenis Termometer
Termometer Raksa dan Alkohol Termometer Bimetal Termometer Hambatan
Termokopel Termometer Gas Pirometer
1. Suhu dan Alat Ukur Suhu
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Perbandingan skala titik beku air
dan titik didih air termometer
Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan
Reamur:
Q bQP bP
aP bP aQ bQ
T TT T
T T T T


 
Diketahui sebuah benda bersuhuTP jika
diukur menggunakan termometer P.
Ketika benda tersebut diukur dengan
termometer Q, suhuTQ dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut.
   C: F 32 :R: K 273
5:9: 4: 5
 
2. Skala Termometer
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kelebihan Air Raksa Kelebihan Alkohol
Kekurangan Air Raksa Kekurangan Alkohol
 Memiliki jangkauan pengukuran
suhu yang besar walaupun tidak
secepat raksa.
 Pemuaian alkohol bersifat teratur
(linear) terhadap kenaikan suhu.
 Lebih ekonomis.
 Titik didih alkohol rendah yaitu
78°C.
 Alkohol membasahi dinding
tabung.
 Raksa cepat memuai.
 Raksa memiliki jangkauan
pengukuran yang besar.
 Raksa tidak membasahi dinding
tabung.
 Pemuaian raksa teratur (linear)
terhadap kenaikan suhu.
 Harganya mahal.
 Raksa termasuk zat beracun.
 Raksa tidak dapat digunakan
untuk mengukur suhu sangat
rendah
3. Zat Pengisi Termometer
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Pemuian
a. Pemuian Panjang
 
0
0
L L T
L L 1 T
  
  
b. Pemuian Luas
 
0
0
A A T
A A 1 T
  
 
c. Pemuian Volume
 
0
0
V V T
V V 1 T
  
  
d. Hubungan Koefisien Pemuaian
2 3    
1. Pemuian Zat Padat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Pemuaian Zat Cair 3. Pemuaian Zat Gas
Pada umumnya, volume zat cair
bertambah jika mengalami kenaikan
suhu dan akan menyusut jika
mengalami penurunan suhu.
 
0
0
V V T
V V 1 T
  
  
Pada saat dipanaskan dari suhu 0°C
sampai 4°C, air justru akan
mengalami pengerutan (penyusutan
volume), sehingga massa jenisnya
meningkat. Keadaan ini berbeda
dengan zat cair pada umumnya.
Gas juga mengalami pemuaian ketika
terjadi kenaikan suhu dan mengalami
penyusutan ketika terjadi penurunan
suhu.
0
0
1
V V T
273
1
V V 1 T
273
  
 
   
 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Aluminium tipis memilikiluas 4
m2 (α=2,4 × 10−5 /°C). Aluminium
dipanaskan sehingga mengalami
kenaikan suhu sebesar 50°C. Hitung
luas aluminium sekarang!
Contoh Soal Pemuaian
Contoh Soal 1
Penyelesaian
 
 
     
  
0
0
2 5
2
2
A A 1 T
A A 1 2 T
A 4 m 1 2 4,8 10 / C 50 C
A 4 m 1 0,0024
A 4,0096 m

 
  
    
 

Contoh Soal 2
Kuningan sepanjang 1 meter dipanasi
hingga suhunya naik dari 10°C ke 50°C.
Jika koefisien pemuaian Panjang kuningan
sebesar 1,9 × 10−5 /°C, hitung
pertambahan panjang pada kuningan!
Penyelesaian
   
   
0
5
5
4
L L T
L 1 m 1,9 10 /°C 50 C 10 C
L 1 m 1,9 10 /°C 40 C
L 7,6 10 m



  
     
   
  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
C. Kalor
1. Pengertian Kalor
Kalor adalah energi panas zat yang
dapat berpindah dari suhu tinggi
ke suhu rendah. Satu kalori adalah
kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram
air untuk menaikkan suhunya 1°C.
1 kalori 4,2 joule
1 joule 0,24 kalori


Q mc T 
Q energi kalor (J)
m massa (kg)
c kalor jenis benda (J/kg C)
T kenaikan suhu ( C)


 
  
2. Asas Black
Asas Black menjelaskan tentang hukum
kekekalan energi kalor. Jika dua benda
berbeda suhu saling melakukan kontak,
akan terjadi aliran kalor dari benda
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu
lebih rendah sehingga mencapai
kesetimbangan termal. Asas Black
berlaku jika sistem terisolasi, maksudnya
tidak ada kalor yang masuk maupun
keluar sistem
serap lepasQ Q
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Kalor jenis (c) adalah banyaknya
kalor yang dibutuhkan oleh 1 kg
zat supaya suhunya naik atau
turun sebesar 1°C atau 1 K.
Q
c
m T


Kapasitas kalor (C) didefinisikan
sebagai kemampuan suatu benda
untuk menerima atau melepas
kalor sehingga dapat menaikkan
atau menurunkan suhu benda
sebesar 1°C atau 1 K.
Q
C
T


atau C mc
Q energi kalor (J)
C kapasitas kalor (J/ C)
m massa (kg)
c kalor jenis benda (J/kg C)
T kenaikan suhu ( C)

 

 
  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Perubahan Wujud
Perubahan wujud benda
dipengaruhi oleh energi kalor.
Perubahan wujud zat semacam ini
dinamakan perubahan fisika. Ada 3
jenis wujud benda yaitu cair, padat,
dan gas.
Dalam proses perubahan wujud terdapat
dua persamaan energi kalor yaitu kalor
perubahan suhu dan kalor perubahan
wujud.
Kalor Perubahan Suhu
Q mc T 
Kalor Perubahan Wujud
Q mL
Q energi kalor (J)
L kalor laten (J/kg)
m massa (kg)
c kalor jenis benda (J/kg C)
T kenaikan suhu ( C)



 
  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal Kalor
Contoh Soal 1
Besi 0,2 kg dipanaskan sampai suhu
120°C. Besi lalu dimasukkan ke
dalam 100 gram air bersuhu 30°C.
Jika kalor jenis air 4.200 J/kg °C dan
kalor jenis besi 525 J/kg °C, hitung
suhu akhir campuran!
Penyelesaian
   
       
     
Lepas Serap
b b b c a a c a
c c
c c
c
c
Q Q
m c T T m c T T
0,2 525 120 T 0,1 4.200 T 30
105 120 T 420 T 30
5T 240
T 48 C

  
  
  

 
Kalorimeter dengan kapasitas kalor 1.000
J/K diisi 100 g air bersuhu 30°C dengan
kalor jenis 4.200 J/kg K. Selanjutnya, ke
dalam calorimeter tersebut dimasukkan
200 gram besi yang suhunya 80°C (kalor
jenis besi 500 J/kgK). Berapakah suhu
akhir campuran?
Contoh Soal 2
Penyelesaian
          
     
Lepas Terima
Besi Kalorimeter Air
b b b k k a a a
c
c
Q Q
Q Q Q
m c T C T m c T
0,2 500 80 T 1.000 T 30 0,1 4.200 T 30
100 80 T 1.420 T 30
15,2T 506
T 33,29 C

 
    
    
  

 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Perpindahan Kalor
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Perpindahan Kalor
1. Konduksi 2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang
disertai dengan perpindahan partikel-
partikel penghantarnya.
Q
H hA T
t
  
2
H laju perpindahan kalor (J/s)
Q kalor yang berpindah/merambat (J)
t waktu (s)
k tetapan konveksi (W/m K)
A luas penampang (m )
T perbedaan suhu (K)
L panjang batang (m)





 

Konduksi adalah proses perpindahan
kalor tanpa diikuti perpindahan
partikel penghantarnya.
Q kA T
H
t L

 
2
2
H laju perpindahan kalor (J/s)
Q kalor yang berpindah/merambat (J)
t waktu (s)
h tetapan konveksi (W/m K)
A luas penampang (m )
T perbedaan suhu (K)





 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Radiasi
Radiasi adalah peristiwa perpindahan
kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektro-
magnetik tidak membutuhkan
partikel penghantar untuk merambat.
4
W T 
Laju kalor radiasi
Energi yang dipancarkan setiap
satuan waktu
4Q
H AT
t
  
Energi yang dipancarkan setiap satuan
waktu dengan emisivitas
4Q
H e AT
t
  
8 2 4
2
H laju kalor (J/s)
Q kalor yang terpancar (J)
t waktu (s)
e emisivitas benda (0 < e < 1)
tetapan Boltzmann 5,67 10 W/m K
A luas permukaan (m )
T suhu benda (K)





   


Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Konduksi Radiasi Konveksi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Perpindahan Kalor
 Contoh Soal 1
Jendela kaca di
sebuahkamarmemilikiluas 1,5 m2
.
Perbedaansuhuantarapermukaanjen
dela dan ruangansebesar 2°C.
Koefisienkonveksi pada keadaanitu
7,5 × 10−5 kal/s cm2 °C.
Berapakahlajukalor yang diterima
oleh jendela?
Pembahasan
   5 4
H hA T
H 7,5 10 1,5 10 2 kal/s
H 2,25 kal/s

 
   

 Contoh Soal 2
Luas penampangujungbatang
aluminium (k=50 kal/m s°C) adalah 1
cm2. Ujung-ujung batangbertemperatur
0°C dan 30°C. Jikapanjangbatang 1 m,
hitungbanyaknyakalor yang
merambatsetiapsekon!
Pembahasan
   4
kA T
H
L
50 1,5 10 2
H kal/s
1
H 0,1 kal/s


 


Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
BAB
Teori Kinetik Gas
Hukum dan
Persamaan Gas Ideal
 Hukum Boyle
 Hukum Charles
 Hukum Gay-Lussac
 Persamaan Umum Gas Ideal
 Persamaan yang Melibatkan
Hukum-Hukum Gas Ideal
Besaran-Besaran
Teori Kinetik Gas dan
Teori Ekipartisi Energi Gas
 Hubungan Tekanan dengan
Kecepatan Rata-Rata
 Hubungan Tekanan dengan
Energi Kinetik Rata-Rata Gas
 Hubungan Suhu dengan Energi
Kinetik Gas
 Kecepatan Efektif Gas Ideal
 Teori Ekipartisi Energi
TEORI KINETIK GASVI
Kembali ke daftar isi
Bunyi hukum Boyle: “Untuk jumlah
tetap gas ideal tetap di suhu yang
sama, P (tekanan) dan V (volume)
merupakan proporsional terbalik
(dimana yang satu ganda, yang
satunya setengahnya).”
pV konstan
atau
1 1 2 2p V p V
1.Hukum Boyle
3
1
2
3
1
2
p tekanan gas pada suhu tetap (Pa)
V volume gas pada suhu tetap (m )
p tekanan gas pada keadaan I (Pa)
p tekanan gas pada keadaan II (Pa)
V volume gas pada keadaan I (m )
V volume gas pada keadaan II (





 3
m )
A. Hukum dan Persamaan Gas Ideal
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Hukum Charles
Hukum Charles menyatakan
“jika gas dalam ruang tertutup
tekanannya dijaga konstan
maka volume gas dalam jumlah
tertentu berbanding lurus
dengan temperatur mutlaknya”
V
konstan
T
 atau
1 2
1 2
V V
T T

3
3
1
3
2
1
2
V volume gas pada tekanan tetap (m )
T suhu gas pada tekanan tetap (K)
V volume gas pada keadaan I (m )
V volume gas pada keadaan II (m )
T suhu gas pada keadaan I (K)
T suhu gas pada keadaan II (K)






Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Hukum Gay Lussac
Hukum Gay-Lussac menyatakan
bahwa tekanan dari suatu massa
gas berbanding lurus dengan
suhu mutlak gas, ketika volume
dipertahankan konstan.
1 2
1 2
p
konstan
T
p p
T T


1
2
1
2
p tekanan gas pada volume tetap (Pa)
T suhu gas pada volume tetap (K)
p tekanan gas pada keadaan I (Pa)
p tekanan gas pada keadaan II (Pa)
T suhu gas pada keadaan I (K)
T suhu gas pada keadaan II (K)






Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Persamaan Umum Gas Ideal
Persamaan gas ideal adalah persamaan yang
merepresentasikan hubungan antara tekanan dan
volume suatu gas dengan temperatur dan jumlah mol
gas. Persamaan gas ideal didasarkan hukum Boyle,
hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac.
A
pV nRT
m
pV RT
M
pM RT
N
pV RT
N
pV NkT


 


3
3
p tekanan (Pa)
V volume (m )
T suhu gas (K)
n jumlah mol (mol)
R tetapan umum gas (8,314 J/mol K)
m massa gas (kg)
M massa relatif gas (kg/kmol)
massa jenis (kg/m )
N jumlah partikel
k tetapan Boltzman (1,3







 

 23
8 10 J/K)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Persamaan yang Melibatkan Hukum-
Hukum Gas Ideal
Balon Udara
Gelembung
minuman bersoda
Ban meletus di bawah terik
sinar matahari
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2
0 rt
1 N
p m v
3 V
 
  
 
0
3
2 2 2
rt
p tekanan gas (Pa)
m massa partikel (kg)
N jumlah partikel
V volume ruangan (m )
v kelajuan kuadrat rata-rata (m /s )





B. Besaran-Besaran Teori Kinetik Gas dan Teori
Ekipartisi Energi Gas
1. Hubungan Tekanan dengan Kecepatan Rata-Rata
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Energi kinetik rata-rata sebanding
dengan kecepatan rata-rata kuadrat.
kNE2
p
3 V

k
3
p tekanan gas (Pa)
N jumlah partikel gas
E energi kinetik rata-rata (joule)
V volume gas (m )




2. Hubungan Antara Tekanan dengan Energi Kinetik
Rata-Rata Gas
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
k
3
E kT
2

 
k
28
E energi kinetik rata-rata (joule)
k konstanta Boltzmann 1,38 10 J/K
T suhu (K)


 

3. Hubungan Antara Suhu dengan Energi Kinetik Gas
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Kecepatan Efektif Gas Ideal
Dalam suatu ruangan dengan banyak molekul gas,
molekul-molekul tersebut bergerak secara acak.
Gerakan tiap-tiap molekul memiliki kelajuan yang tidak
seluruhnya sama. Kecepatan efektif didefinisikan
sebagai akar rata-rata kuadrat kecepatan.
 2
rms rt
v v atau  2 2
rms rt
v v
rms
0
3kT
v
m

rms
28
0
v kecepatan efektif (m/s)
k konstanta Boltzman (1,38 10 J/K)
T suhu (K)
m massa partikel (kg)


 


Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Teorema Ekipartisi Energi
a. Energi Kinetik Keseluruhan
Nilai energi kinetik pada sumbu X,
sumbu Y, dan sumbu Z.
       kx ky kz krt rt rtrt
1
E E E E
3
  
b. Derajat Kebebasan Gas
Monoatomik
Derajat kebebasan berkaitan
dengan kemampuan suatu molekul
melakukan gerakan satu dimensi
sehingga terbentuk energi mekanik
molekul. Derajat kebebasan
disingkat dengan df (degree of
freedom)
c. Teorema Ekipartisi Energi
Sejumlah partikel yang memenuhi
hukum gerak Newton pada suatu sistem
dengan suhu mutlak T memiliki energi
yang terbagi merata pada setiap derajat
kebebasan (df) sebesar
1
2
kT. Nilai tersebut
dinyatakan sebagai energi mekanik rata-
rata yang memiliki nilai sama dengan
energi kinetik rata-rata.
   m krt rt
1
E E df kT
2
 
   
 
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Teorema Ekipartisi Energi
Derajat Kebebasan Gas Diatomik
1. Pada suhu rendah ± 250 K, gas
diatomik memiliki nilai df = 3.
2. Pada suhu sedang ± 500 K, gas
diatomik memiliki nilai df = 5.
3. Pada suhu tinggi ± 1.000 K, gas
diatomik memiliki nilai df = 7.
Derajat Kebebasan Gas Poliatomik
Gas poliatomik melakukan gerakan
translasi, rotasi, dan vibrasi sehingga
derajat kebebasannya adalah
penjumlahan dari ketiga gerak
tersebut.
Energi Dalam
Energi dalam (internal energy) berasal
dari energi kinetik partikel gas karena
energi ikat diabaikan
 k rt
df df
U N E NkT nRT
2 2
  
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Contoh Soal
Contoh Soal 1
Sebuah tangki dengan volume 5 liter
berisi gas helium 1,5 mol pada suhu
20°C. Berapakah energi kinetik rata-
rata per molekul?
Pembahasan:
  
k
23
k
21
k
3
E kT
2
3
E 1,38 10 293 Joule
2
E 6,06 10 Joule



 
 
Contoh Soal 2
Dalam suatu ruangan tertutup terdapat
5,6 gram nitrogen bersuhu 7°C. Berapa
besar energi dalam nitrogen pada ruang
tersebut?
Pembahasan:
  
df
U nRT
2
3 m
U RT
2 M
3 5,6
U 8,314 280
2 28
U 698,376 Joule


 
  
 

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kembali ke awal

More Related Content

What's hot

hukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringhukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miring
Davi Conan
 
Hukum kepler
Hukum keplerHukum kepler
Hukum kepler
Kurniapeni Rahayu
 
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Zainal Abidin Mustofa
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
Eni Dahlia
 
Bahan ajar usaha dan energi
Bahan ajar usaha dan energiBahan ajar usaha dan energi
Bahan ajar usaha dan energi
dianahariyanti26
 
Usaha oleh gaya gesekan
Usaha oleh gaya gesekanUsaha oleh gaya gesekan
Usaha oleh gaya gesekan
SMA Negeri 9 KERINCI
 
ppt lasmig.pdf
ppt lasmig.pdfppt lasmig.pdf
ppt lasmig.pdf
Wery7
 
Gerak parabola 1
Gerak parabola 1Gerak parabola 1
Gerak parabola 1
Fikri Ghozaly
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2
Dedi Wahyudin
 
Susunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat IntiSusunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat Inti
Fita Permata
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
ririsarum
 
Fisika "Momentum dan impuls" kelas X
Fisika "Momentum dan impuls" kelas XFisika "Momentum dan impuls" kelas X
Fisika "Momentum dan impuls" kelas X
Putri Alfisyahrini
 
Rpp (impuls dan momentum)
Rpp (impuls dan momentum)Rpp (impuls dan momentum)
Rpp (impuls dan momentum)
eli priyatna laidan
 
momen inersia.ppt
momen inersia.pptmomen inersia.ppt
momen inersia.ppt
Husna631763
 
BAHAN AJAR USAHA DAN ENERGI KEL. 4.docx
BAHAN AJAR USAHA DAN ENERGI KEL. 4.docxBAHAN AJAR USAHA DAN ENERGI KEL. 4.docx
BAHAN AJAR USAHA DAN ENERGI KEL. 4.docx
elvasellya1
 
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-smaSoal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Jonathan Liviera Marpaunk
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Ukbm fis 11 3.1 - 4.1 dinamika rotasi wng2
Ukbm fis 11   3.1 - 4.1 dinamika rotasi wng2Ukbm fis 11   3.1 - 4.1 dinamika rotasi wng2
Ukbm fis 11 3.1 - 4.1 dinamika rotasi wng2
radar radius
 

What's hot (20)

hukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringhukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miring
 
Hukum kepler
Hukum keplerHukum kepler
Hukum kepler
 
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
 
Gerak Menggelinding
Gerak MenggelindingGerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
 
Bahan ajar usaha dan energi
Bahan ajar usaha dan energiBahan ajar usaha dan energi
Bahan ajar usaha dan energi
 
Usaha oleh gaya gesekan
Usaha oleh gaya gesekanUsaha oleh gaya gesekan
Usaha oleh gaya gesekan
 
ppt lasmig.pdf
ppt lasmig.pdfppt lasmig.pdf
ppt lasmig.pdf
 
Gerak parabola 1
Gerak parabola 1Gerak parabola 1
Gerak parabola 1
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2
 
Susunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat IntiSusunan Inti dan Sifat Inti
Susunan Inti dan Sifat Inti
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
 
Fisika "Momentum dan impuls" kelas X
Fisika "Momentum dan impuls" kelas XFisika "Momentum dan impuls" kelas X
Fisika "Momentum dan impuls" kelas X
 
Rpp (impuls dan momentum)
Rpp (impuls dan momentum)Rpp (impuls dan momentum)
Rpp (impuls dan momentum)
 
momen inersia.ppt
momen inersia.pptmomen inersia.ppt
momen inersia.ppt
 
Usaha, Energi, dan Daya
Usaha, Energi, dan DayaUsaha, Energi, dan Daya
Usaha, Energi, dan Daya
 
BAHAN AJAR USAHA DAN ENERGI KEL. 4.docx
BAHAN AJAR USAHA DAN ENERGI KEL. 4.docxBAHAN AJAR USAHA DAN ENERGI KEL. 4.docx
BAHAN AJAR USAHA DAN ENERGI KEL. 4.docx
 
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-smaSoal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
 
Dinamika Gerak
Dinamika GerakDinamika Gerak
Dinamika Gerak
 
Ukbm fis 11 3.1 - 4.1 dinamika rotasi wng2
Ukbm fis 11   3.1 - 4.1 dinamika rotasi wng2Ukbm fis 11   3.1 - 4.1 dinamika rotasi wng2
Ukbm fis 11 3.1 - 4.1 dinamika rotasi wng2
 

Similar to Power point pr fisika 11 a ed. 2019

Handout getaran harmonis
Handout getaran harmonisHandout getaran harmonis
Handout getaran harmonis
syifa tunnisa
 
silabus kelas 11 semester 2 dan soal serta indikatornya yang sudah tersusun s...
silabus kelas 11 semester 2 dan soal serta indikatornya yang sudah tersusun s...silabus kelas 11 semester 2 dan soal serta indikatornya yang sudah tersusun s...
silabus kelas 11 semester 2 dan soal serta indikatornya yang sudah tersusun s...
RrmishaEmyra
 
RPT FIZIK T4 KSSM 2023.docx
RPT FIZIK T4 KSSM 2023.docxRPT FIZIK T4 KSSM 2023.docx
RPT FIZIK T4 KSSM 2023.docx
Dang Dung
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
achieasik89
 
elastisitas dan hukum hooke.pptx
elastisitas dan hukum hooke.pptxelastisitas dan hukum hooke.pptx
elastisitas dan hukum hooke.pptx
DestiNoviyanti2
 
Dinamika gerak
Dinamika gerakDinamika gerak
Dinamika gerak
Aslam Napi XI
 
Bab ii gaya dan hukum newton
Bab ii  gaya dan hukum newtonBab ii  gaya dan hukum newton
Bab ii gaya dan hukum newton
Dedi Wahyudin
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
Rianda Ecoel
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impuls
Linda Rosita
 
Dinamika
DinamikaDinamika
Dinamika
FKIP UHO
 
F106 hk newton
F106 hk newtonF106 hk newton
F106 hk newton
bundariny
 
Elastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum HookeElastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum Hooke
Saffanahpertiwi
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
Rahmat Iqbal
 
Kisi kisi soal uas fisika kls xi 2014-2015
Kisi kisi soal uas fisika kls xi 2014-2015Kisi kisi soal uas fisika kls xi 2014-2015
Kisi kisi soal uas fisika kls xi 2014-2015
Riza Pribadi
 
12857872 fisika-sma-kelas-xi-bab-4-energi-usaha-dan-daya
12857872 fisika-sma-kelas-xi-bab-4-energi-usaha-dan-daya12857872 fisika-sma-kelas-xi-bab-4-energi-usaha-dan-daya
12857872 fisika-sma-kelas-xi-bab-4-energi-usaha-dan-dayaSissie Desi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
Adiet Iobe
 

Similar to Power point pr fisika 11 a ed. 2019 (20)

Handout getaran harmonis
Handout getaran harmonisHandout getaran harmonis
Handout getaran harmonis
 
silabus kelas 11 semester 2 dan soal serta indikatornya yang sudah tersusun s...
silabus kelas 11 semester 2 dan soal serta indikatornya yang sudah tersusun s...silabus kelas 11 semester 2 dan soal serta indikatornya yang sudah tersusun s...
silabus kelas 11 semester 2 dan soal serta indikatornya yang sudah tersusun s...
 
RPT FIZIK T4 KSSM 2023.docx
RPT FIZIK T4 KSSM 2023.docxRPT FIZIK T4 KSSM 2023.docx
RPT FIZIK T4 KSSM 2023.docx
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
elastisitas dan hukum hooke.pptx
elastisitas dan hukum hooke.pptxelastisitas dan hukum hooke.pptx
elastisitas dan hukum hooke.pptx
 
Dinamika gerak
Dinamika gerakDinamika gerak
Dinamika gerak
 
Bab ii gaya dan hukum newton
Bab ii  gaya dan hukum newtonBab ii  gaya dan hukum newton
Bab ii gaya dan hukum newton
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
Fafatio
FafatioFafatio
Fafatio
 
Dinamika
DinamikaDinamika
Dinamika
 
F106 hk newton
F106 hk newtonF106 hk newton
F106 hk newton
 
Elastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum HookeElastisitas dan Hukum Hooke
Elastisitas dan Hukum Hooke
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 
05 bab 4
05 bab 405 bab 4
05 bab 4
 
Kisi kisi soal uas fisika kls xi 2014-2015
Kisi kisi soal uas fisika kls xi 2014-2015Kisi kisi soal uas fisika kls xi 2014-2015
Kisi kisi soal uas fisika kls xi 2014-2015
 
12857872 fisika-sma-kelas-xi-bab-4-energi-usaha-dan-daya
12857872 fisika-sma-kelas-xi-bab-4-energi-usaha-dan-daya12857872 fisika-sma-kelas-xi-bab-4-energi-usaha-dan-daya
12857872 fisika-sma-kelas-xi-bab-4-energi-usaha-dan-daya
 
Gravitasi dan statika fluida
Gravitasi dan statika fluidaGravitasi dan statika fluida
Gravitasi dan statika fluida
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 

More from SMPITCITRABANGSA

Pola bilangan
Pola bilanganPola bilangan
Pola bilangan
SMPITCITRABANGSA
 
Thanking and apologizing expression
Thanking and apologizing expressionThanking and apologizing expression
Thanking and apologizing expression
SMPITCITRABANGSA
 
Power point pr ips 8a ed. 2019
Power point pr ips 8a ed. 2019Power point pr ips 8a ed. 2019
Power point pr ips 8a ed. 2019
SMPITCITRABANGSA
 
Pola bilangan
Pola bilanganPola bilangan
Pola bilangan
SMPITCITRABANGSA
 
Teksdeskripsi
Teksdeskripsi Teksdeskripsi
Teksdeskripsi
SMPITCITRABANGSA
 
Bab1senilukis 161211140439
Bab1senilukis 161211140439Bab1senilukis 161211140439
Bab1senilukis 161211140439
SMPITCITRABANGSA
 
PAI DAN BP KLS 7
PAI DAN BP  KLS 7PAI DAN BP  KLS 7
PAI DAN BP KLS 7
SMPITCITRABANGSA
 
Thank you and Apologize
Thank you and ApologizeThank you and Apologize
Thank you and Apologize
SMPITCITRABANGSA
 
Buah segar
Buah segarBuah segar
Buah segar
SMPITCITRABANGSA
 
Pemanfaatan serat
Pemanfaatan seratPemanfaatan serat
Pemanfaatan serat
SMPITCITRABANGSA
 

More from SMPITCITRABANGSA (10)

Pola bilangan
Pola bilanganPola bilangan
Pola bilangan
 
Thanking and apologizing expression
Thanking and apologizing expressionThanking and apologizing expression
Thanking and apologizing expression
 
Power point pr ips 8a ed. 2019
Power point pr ips 8a ed. 2019Power point pr ips 8a ed. 2019
Power point pr ips 8a ed. 2019
 
Pola bilangan
Pola bilanganPola bilangan
Pola bilangan
 
Teksdeskripsi
Teksdeskripsi Teksdeskripsi
Teksdeskripsi
 
Bab1senilukis 161211140439
Bab1senilukis 161211140439Bab1senilukis 161211140439
Bab1senilukis 161211140439
 
PAI DAN BP KLS 7
PAI DAN BP  KLS 7PAI DAN BP  KLS 7
PAI DAN BP KLS 7
 
Thank you and Apologize
Thank you and ApologizeThank you and Apologize
Thank you and Apologize
 
Buah segar
Buah segarBuah segar
Buah segar
 
Pemanfaatan serat
Pemanfaatan seratPemanfaatan serat
Pemanfaatan serat
 

Recently uploaded

Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 

Recently uploaded (20)

Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 

Power point pr fisika 11 a ed. 2019

  • 1. SMA/MA Kelas XI Semester 1 Fisika Oleh: 1. Risdiyani Chasanah 2. Rinawan Abadi 3. Fery Widiyanto Disklaimer Daftar isi
  • 2. Disklaimer • PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. • Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013. • Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja. • Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai kebutuhan. • Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
  • 3. DAFTAR ISI Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Elastisitas dan Hukum Hooke Fluida Statis Fluida Dinamis Suhu dan Kalor Teori Kinetik Gas
  • 4. BAB Materi Keseimbangan Benda Tegar  Syarat Keseimbangan Benda  Titik Berat  Jenis-Jenis Keseimbangan Dinamika Rotasi  Torsi (Momen Gaya)  Momen Inersia  Momentum Sudut  Energi pada Gerak Translasi  Aplikasi Hukum II Newton pada Gerak Rotasi DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGARI Kembali ke daftar isi
  • 5. 1. Torsi (Momen Gaya) PENGERTIAN: Momen gaya (torsi) adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada benda sehingga mengakibatkan benda berotasi. Besarnya momen gaya (torsi) tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya. Rumus   Frsin Keterangan:       Momen gaya (Nm) F Gaya (N) r Lengan gaya (m) Sudut apit antara F dan r A. Dinamika Rotasi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 6. 2. Momen Inersia Konsep: Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Rumus Momen Inersia Sebuah Partikel:  2 I mR Rumus Momen Inersia Benda Berbentuk: Keterangan: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 7. Contoh Soal Penyelesaian Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 8. 3. Momentum Sudut Konsep: Rumus: Keterangan:         L Momentum sudut I Momen inersia kecepatan sudut m massa benda v kecepatan benda r jari jari Hukum Kekekalan Momentum Sudut “Apabila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda, besar momentum sudut sebelum dan sesudahnya bernilai sama (konstan)” L1 = L2 I1ω1 = I2ω2 Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 9. 4. Energi Gerak Translasi dan Rotasi Energi Kinetik Translasi Energi Kinetik Rotasi Energi Potensial  2 k Trans 1 E mv 2  2 k Rot 1 E I 2 pE mgh Energi Total          m k m k Trans k Rot 2 2 E E E E E E E 1 1 E mgh mv I 2 2      m k Trans k Rot E energi total (J) E energi mekanik (J) E energi kinetik translasi (J) E energi kinetik rotasi (J) m massa (kg)               2 2 g percepatan gravitasi m/s h ketinggian (h) v kecepatan linier m/s kecepatan sudut rad/s I momen inersia kgm Keterangan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 10. 5. Aplikasi Hukum II Newton pada Gerak Rotasi a. Gerak Rotasi pada Katrol Pejal  21 I MR 2            m a g 1 m M 2             2 1 1 2 m m a g 1 m m M 2 Percepatan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 11. Aplikasi Hukum II Newton pada Gerak Rotasi b. Benda Menggelinding pada Bidang Miring Percepatan Benda      gsin a 1 k Kecepatan Gerak Benda     2gh v 1 k Keterangan: v = kecepatan benda saat di dasar bidang miring k = bilangan real inersia benda Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 12. Video tentang Torsi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 13. B. Keseimbangan Benda Tegar Benda mengalami keseimbangan translasi jika diam atau bergerak dengan kecepatan tetap. Benda dikatakan mengalami keseimbangan rotasi jika benda tersebut tidak berputar atau berputar dengan kecepatan sudut tetap Konsep Syarat Keseimbangan  XF 0  YF 0  0 Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 14. 1. Titik Berat Bidang Dua Dimensi Rumusan titik berat atau pusat gravitasi Rumusan titik pusat massa yang berimpit dengan titik berat benda Rumusan titik pusat massa benda berbentuk pelat homogen Rumusan titik pusat massa benda berbentuk batang Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 15. 2. Titik Berat Bidang Tiga Dimensi Rumusan titik berat atau titik pusat gravitasi Rumusan koordinat pusat massa Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 16. 3. Titik Berat Benda dengan Bentuk Khusus Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 17. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 18. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 19. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 20. 4. Jenis-Jenis Keseimbangan Keseimbangan Stabil Keseimbangan Labil Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 21. Contoh Soal Penyelesaian Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 22. BAB Elastisitas dan Hukum Hooke Elastisitas • Tegangan • Regangan • Modulus Elastisitas • Batas Elastisitas Hukum Hooke • Hukum Hooke • Energi Potensial Elastis • Tetapan Gaya pada Benda Elastis • Susunan Pegas Elastisitas dan Hukum HookeII Kembali ke daftar isi
  • 23. 1. Tegangan dan Regangan Tegangan Regangan Tegangan adalah besar gaya yang bekerja pada suatu benda pada luas penampang tertentu F A   2 2 tegangan (N/m ) F gaya (N) A luas penampang (m )     Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami tegangan. 0 l e l   t 0 0 t e regangan l l l l pertambahan panjang benda (m) l panjang benda mula-mula (m) l panjang benda akhir (m)         A. Elastisitas Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 24. 2. Modulus Young Modulus Young adalah besar gaya yang bekerja pada luas penampang tertentu untuk meregangkan benda.     0 0 Tegangan Y Regangan e F A l l Fl A l                   2 2 2 0 Y modulus Young N/m tegangan N/m e regangan F gaya N A luas permukaan m l pertambahan panjang benda m l panjang mula-mula benda m          Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 25. 3. Batas Elastisitas Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai pada nilai gaya tertentu. Apabila gaya yang diberikan lebih kecil daripada batas elastisitas, benda akan kembali ke bentuk semula ketika gaya tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang diberikan lebih besar daripada batas elastisitas benda, benda tidak dapat kembali ke bentuk semula. Benda secara permanen berubah bentuk. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 26. Seutas kawat memiliki diameter 0,7 mm dan Panjang 2 meter. Kawat ditarik dengan gaya 5 N sehingga bertambah panjang 0,6 mm. Hitunglah tegangan, regangan, dan modulus Young Kawat! Contoh Soal Tegangan Regangan Modulus Young Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 27. B. Hukum Hooke F k x Apabila pegas ditarik dengan suatu gaya tanpa melampaui batas elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang sebanding dengan simpangan benda dari titik seimbangnya, tetapi arahnya berlawanan dengan arah gerak benda F = gaya pemulih (N) k = konstanta pegas (N/m) Δx = simpangan pegas (m) 1. Konsep Hukum Hooke Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 28. Video Hukum Hooke Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 29. 2.Energi Potensial dan Tetapan Pegas Benda Elastis Energi Potensial Benda Elastis Tetapan Pegas Benda Elastis 2 p 1 E k x 2   pE energi potensial pegas (J) k konstanta pegas (N/m) x simpangan pegas (m)     0 YA k l   2 2 0 k konstanta pegas (N/m) Y modulus Young N/m A luas permukaan (m ) l panjang pegas mula-mula (m)     Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 30. 3. Hukum Hooke Pada Susunan Pegas Seri Paralel 1 2 1 1 1 ... k k k    1 2k k k ...   Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 31. Contoh Soal Made melakukan praktikum menggunakan neraca pegas. Saat neraca diberi beban 2 kg, pegas bertambah 8 cm. Jika Made mengganti dengan beban sebesar 4 kg, berapakah pertambahan panjang pegas? Penyelesaian: Konstanta pegas: Pertambahan panjang pegas: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 32. BAB Fluida Statis Konsep Fluida Statis  Tekanan  Kapilaritas  Tekanan Hidrostatis  Viskositas  Tekanan Mutlak  Hukum Pascall  Tegangan Permukaan Zat Cair  Hukum Archimedes Penerapan Hukum Fluida Statis  Dongkrak Hidrolik dan Mesin Hidrolik  Kapal Laut  Rem Hidrolik  Kapal Selam  Mengapung, Melayang, dan Tenggelam  Balon Udara  Hidrometer FLUIDA STATISIII Kembali ke daftar isi
  • 33. A.Konsep Tekanan dan Tekanan Hidrostatis 1. Tekanan Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang per satuan luas bidang tersebut F p A  2 2 p Tekanan (N/m ) F gaya (N) A luas permukaan (m )    2.Tekanan Hidrostatis Tekanan hidrostatis adalah tekanan zat cair yang disebabkan oleh berat zat cair itu sendiri. hp gh  2 h 3 2 p tekanan hidrostatis (N/m ) massa jenis zat cair (kg/m ) g percepatan gravitasi (m/s ) h kedalaman zat cair (m)      Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 34. 3. Tekanan Hidrostatis pada Bejana yang Berisi Gabungan Fluida 4. Tekanan Hidrostatis pada Pipa U Berisi Gabungan Fluida N h i i i 1 p gh     1 2 1 1 2 2 p p h h     Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 35. 5. Tekanan mutlak Tekanan mutlak dalam fluida merupakan jumlah tekanan atmosfer dengan tekanan hidrostatis. G 0 Ap p p  G 0 A p tekanan mutlak (Pa) p tekanan atmosfer (Pa) p tekanan terukur (Pa)    Tekanan hidrostatis merupakan tekanan terukur. 0p p gh   6. Tegangan permukaan zat cair Tegangan permukaan terjadi karena adanya kohesi di bawah zat cair yang lebih besar daripada kohesi di permukaan zat cair sehingga permukaan air akan cenderung mengerut dan membentuk luas permukaan sekecil mungkin F l   tegangan permukaan (N/m) F gaya (N) l panjang permukaan (m)     Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 36. 7. Surfaktan Surfaktan (surface active agents) adalah zat yang dapat mengaktifkan permukaan karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antarmuka. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan w 2l   8. Kapilaritas Kapilaritas adalah peristiwa naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler (pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi adanya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. 2 cos h gr     3 2 h kenaikan/penurunan fluida (m) tegangan permukaan (N/m) sudut kontak ( ) massa jenis zat cair (kg/m ) g percepatan gravitasi (m/s ) r jari jari kapiler (m)            Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 37. 9. Viskositas Gerakan dari lapisan fluida akan menimbulkan gesekan yang disebut viskositas fluida. Makin besar viskositas fluida, makin sulit benda bergerak dalam fluida tersebut. sF 6 rv  sF gaya stokes (N) koefisien viskositas (Pa s) r jari jari bola (m) v kecepatan bola (m/s)       Kecepatan bola akan bertambah karena percepatan gravitasi bumi. Akibatnya, bola mencapai kecepatan terbesar yang tetap dan dinamakan kecepatan terminal.   2 bola fluida 2r g v 9     2 3 bola 3 fluida v kecepatan terminal (m/s) r jari-jari bola (m) g percepatan gravitasi (m/s ) koefisien viskositas (Pa s) massa jenis bola (kg/m ) massa jenis fluida (kg/m )          Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 38. B. Hukum-Hukum Fluida Statis 1. Hukum Pascall Bunyi hukum Pascal: ”Tekanan yang diberikan pada suatu fluida dalam ruang tertutup diteruskan tanpa berkurang ke setiap titik dalam fluida dan ke dinding bejana” 1 2 1 2 1 2 p p F F A A   2. Hukum Pascall Bunyi hukum Archimedes: ”Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida diangkat ke atas oleh sebuah gaya yang sama dengan berat fluida yang dipindahkan” A F F A udara cair F gV F w w     Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 39. Contoh Soal Perhatikan gambar berikut! Penyelesaian Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 40. a. Penerapan Hukum Pascal Pompa Hidrolik Dongkrak Hidrolik Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil Rem Hidrolik Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 41. b. Penerapan Hukum Archimedes Syarat benda mengapung Syarat benda melayang Syarat benda tenggelam F B   F B   F B   3 F 3 B massa jenis fluida (kg/m ) massa jenis benda (kg/m )     Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 42. c. Penerapan Hukum Archimedes Hidrometer Kapal Laut Kapal Selam Balon Udara Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 43. Hendra dan Hendrimembuat model kapalmenggunakan 40 kalengbekas. Tiap-tiapkalengmemilikimassa 50 gram. Kapaltersebutdicoba di air sungai yang memilikimassajenis 1.000 kg/ m3 . Saatkapaltercelupseluruhnya, massa yang berada di ataskapalsebesar 8 kg. Berapakah volume tiap-tiapkaleng yang digunakan Hendra dan Hendriuntukmembuat model kapal? Contoh Soal Penyelesaian Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 44. BAB Fluida Dinamis  Fluida Ideal  Jenis Aliran Fluida  Persamaan Kontinuitas  Hukum Bernoulli  Penerapan Persamaan Kontinuitas  Penerapan Hukum Bernoulli FLUIDA DINAMISIV Kembali ke daftar isi
  • 45. 1. Fluida Ideal Fluida Ideal Tidak Kompresibel Tanpa Gesekan Aliran Stasioner Adanya perubahan tekanan tidak mengubah volume fluida. Pada saat fluida mengalir, gesekan antara fluida dengan dinding tempat mengalir dapat diabaikan Setiap partikel fluida mempunyai garis alir tertentu dan untuk luas penampang yang sama mempunyai laju aliran yang sama Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 46. 2. Jenis Aliran Fluida Aliran Fluida Aliran laminer Aliran turbulen Pada aliran ini partikel fluida mengikuti lintasan yang mulus dan lintasan ini tidak saling bersilangan. Aliran laminar dijumpai pada air yang dialirkan melalui pipa atau slang Aliran yang ditandai dengan adanya lingkaran-lingkaran tak menentu dan menyerupai pusaran. Aliran turbulen sering dijumpai di sungai-sungai dan selokan-selokan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 47. c. Persamaan Kontinuitas Debit aliran fluida adalah besaran laju volume atau jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu. V Q t    Debit aliran fluida sesaat merupakan turunan pertama dari fungsi volume (V) terhadap waktu (t). dV Q dt  Volume fluida yang mengalir setiap satuan waktu (debit) merupakan perkalian antara luas penampang dengan laju aliran fluida. Q Av Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa debit aliran fluida selalu konstan. 1 2 N 1 1 2 2 N N Q Q . . . Q A v A v . . . A v Av konstan        Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 48. d. Hukum Bernoulli Hukum Bernoulli menyatakan hubungan besaran fluida dalam pipa antara tekanan, ketinggian, dan laju dinamika. 21 p gh v konstan 2      3 2 p tekanan (Pa) massa jenis fluida (kg/m ) g percepatan gravitasi (m/s ) h tinggi benda (m) v laju fluida (m/s)       Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 49. Perhatikan gambar berikut! Jika diameter penampang pipa besar dua kali diameter penampang pipa kecil. Berapa kecepatan aliran di pipa kecil? Contoh Soal Penyelesaian:       2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Ditanyakan: v Jawab: Q Q A v A v 1 1 d v d v 4 4 d v d v d v v d 2d 5 m/s v d 4d 5 m/s v d v 20 m/s           1 2 1 Diketahui: d 2d v 5 m/s   Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 50. Penerapan Persamaan Kontinuitas Ujung slang ditekan yang berarti memperkecil penampang agar diperoleh laju aliran air yang lebih besar. Slang Penyemprot Pada pembuluh darah yang mengalami penyempitan, laju aliran darah lebih besar daripada laju aliran pada pembuluh normal. Penyempitan Pembuluh Darah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 51. Penerapan Hukum Bernoulli Teorema Torriceli Laju air v 2gh Jangkauan terjauh pancaran air 1x 2 h h Waktu pancaran air mencapai tanah  2 1 2 h h 2h t g g    Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 52. Penerapan Hukum Bernoulli Efek Venturi Efek Venturi terjadi pada fluida yang mengalir melalui sebuah pipa yang menyempit, lalu melebar lagi pada ketinggian yang sama. Efek Venturi menyatakan bahwa jika laju fluida bertambah, tekanan berkurang 21 p v konstan 2    3 p tekanan (Pa) massa jenis fluida (kg/m ) v laju fluida (m/s)     Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 53. Penerapan Hukum Bernoulli Venturimeter dengan Manometer Venturimeter tanpa Manometer  Hg f 1 2 1 f 2 2gh v A 1 A               Hg f 2 2 2 f 1 2gh v A 1 A              1 2 1 2 2gh v A 1 A        2 2 2 2 2gh v A 1 A        Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 54. Penerapan Hukum Bernoulli Tabung Pitot Tabung pitot merupakan alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran suatu gas atau udara. Dengan mengetahui perbedaan ketinggian raksa pada kedua kaki manometer, aliran gas dapat ditentukan kelajuannya. f u 2 gh v    2 3 u 3 f v kecepatan aliran udara (m/s) g percepatan gravitasi (m/s ) h beda tinggi zat cair (m) massa jenis udara mengalir (kg/m ) massa jenis zat cair dalam manometer (kg/m )        Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 55. PENERAPAN HUKUM BERNOULLI Alat Penyemprot Alat penyemprot obat antinyamuk dan parfum, saat batang pengisap ditekan, udara akan mengalir dengan kecepatan tinggi dan melewati mulut pipa. Akibatnya, tekanan di ujung menjadi kecil. Perbedaan tekanan ini mengakibatkan cairan di dalam tangki naik dan dihamburkan dengan halus oleh aliran udara dari tabung pengisap. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 56. Penerapan Hukum Bernoulli Gaya Angkat Pesawat Terbang Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara yang melalui sayap pesawat bagian sisi atas lebih besar daripada bagian sisi bawah  1 2 1 2F F p p A    2 2 1 2 2 1 1 F F v v A 2     1 2 3 1 1 F gaya pada bagian bawah sayap (N) F gaya pada bagian atas sayap (N) massa jenis udara (kg/m ) v kelajuan udara bagian bawah sayap (m/s) v kelajuan udara bagian atas sayap (m/s) A luas penampang saya        2 p (m ) Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 57. Contoh Soal Perhatikan gambar berikut! Sebuah bakbesarberisi air, terdapatsebuahkeran. Jika g = 10 m/ s2 , berapakecepatan dan jarakterjauhsemburan air keran? Pembahasan   2 v 2gh v 2 10 m/s 0,45 m v 9 m/s v 3 m/s     Kecepatan semburan air Jarak terjauh semburan air     1x 2 h h x 2 0,45 m 0,4 m x 2 0,18 m x 0,6 2 m     Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 58. BAB Suhu dan Kalor Suhu Pemuaian Kalor Perpindahan Kalor Suhu dan Alat Ukur Suhu Skala Termometer Zat Pengisi Termometer Pemuaian Zat Padat Pemuaian Zat Cair Pemuaian Zat Gas Pengertian Kalor Asas Black Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Perubahan Wujud Konduksi Konveksi Radiasi SUHU DAN KALORV Kembali ke daftar isi
  • 59. A. Suhu Jenis-Jenis Termometer Termometer Raksa dan Alkohol Termometer Bimetal Termometer Hambatan Termokopel Termometer Gas Pirometer 1. Suhu dan Alat Ukur Suhu Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 60. Perbandingan skala titik beku air dan titik didih air termometer Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur: Q bQP bP aP bP aQ bQ T TT T T T T T     Diketahui sebuah benda bersuhuTP jika diukur menggunakan termometer P. Ketika benda tersebut diukur dengan termometer Q, suhuTQ dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.    C: F 32 :R: K 273 5:9: 4: 5   2. Skala Termometer Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 61. Kelebihan Air Raksa Kelebihan Alkohol Kekurangan Air Raksa Kekurangan Alkohol  Memiliki jangkauan pengukuran suhu yang besar walaupun tidak secepat raksa.  Pemuaian alkohol bersifat teratur (linear) terhadap kenaikan suhu.  Lebih ekonomis.  Titik didih alkohol rendah yaitu 78°C.  Alkohol membasahi dinding tabung.  Raksa cepat memuai.  Raksa memiliki jangkauan pengukuran yang besar.  Raksa tidak membasahi dinding tabung.  Pemuaian raksa teratur (linear) terhadap kenaikan suhu.  Harganya mahal.  Raksa termasuk zat beracun.  Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu sangat rendah 3. Zat Pengisi Termometer Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 62. B. Pemuian a. Pemuian Panjang   0 0 L L T L L 1 T       b. Pemuian Luas   0 0 A A T A A 1 T      c. Pemuian Volume   0 0 V V T V V 1 T       d. Hubungan Koefisien Pemuaian 2 3     1. Pemuian Zat Padat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 63. 2. Pemuaian Zat Cair 3. Pemuaian Zat Gas Pada umumnya, volume zat cair bertambah jika mengalami kenaikan suhu dan akan menyusut jika mengalami penurunan suhu.   0 0 V V T V V 1 T       Pada saat dipanaskan dari suhu 0°C sampai 4°C, air justru akan mengalami pengerutan (penyusutan volume), sehingga massa jenisnya meningkat. Keadaan ini berbeda dengan zat cair pada umumnya. Gas juga mengalami pemuaian ketika terjadi kenaikan suhu dan mengalami penyusutan ketika terjadi penurunan suhu. 0 0 1 V V T 273 1 V V 1 T 273            Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 64. Aluminium tipis memilikiluas 4 m2 (α=2,4 × 10−5 /°C). Aluminium dipanaskan sehingga mengalami kenaikan suhu sebesar 50°C. Hitung luas aluminium sekarang! Contoh Soal Pemuaian Contoh Soal 1 Penyelesaian              0 0 2 5 2 2 A A 1 T A A 1 2 T A 4 m 1 2 4,8 10 / C 50 C A 4 m 1 0,0024 A 4,0096 m               Contoh Soal 2 Kuningan sepanjang 1 meter dipanasi hingga suhunya naik dari 10°C ke 50°C. Jika koefisien pemuaian Panjang kuningan sebesar 1,9 × 10−5 /°C, hitung pertambahan panjang pada kuningan! Penyelesaian         0 5 5 4 L L T L 1 m 1,9 10 /°C 50 C 10 C L 1 m 1,9 10 /°C 40 C L 7,6 10 m                    Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 65. C. Kalor 1. Pengertian Kalor Kalor adalah energi panas zat yang dapat berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Satu kalori adalah kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram air untuk menaikkan suhunya 1°C. 1 kalori 4,2 joule 1 joule 0,24 kalori   Q mc T  Q energi kalor (J) m massa (kg) c kalor jenis benda (J/kg C) T kenaikan suhu ( C)        2. Asas Black Asas Black menjelaskan tentang hukum kekekalan energi kalor. Jika dua benda berbeda suhu saling melakukan kontak, akan terjadi aliran kalor dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah sehingga mencapai kesetimbangan termal. Asas Black berlaku jika sistem terisolasi, maksudnya tidak ada kalor yang masuk maupun keluar sistem serap lepasQ Q Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 66. 3. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh 1 kg zat supaya suhunya naik atau turun sebesar 1°C atau 1 K. Q c m T   Kapasitas kalor (C) didefinisikan sebagai kemampuan suatu benda untuk menerima atau melepas kalor sehingga dapat menaikkan atau menurunkan suhu benda sebesar 1°C atau 1 K. Q C T   atau C mc Q energi kalor (J) C kapasitas kalor (J/ C) m massa (kg) c kalor jenis benda (J/kg C) T kenaikan suhu ( C)          Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 67. 4. Perubahan Wujud Perubahan wujud benda dipengaruhi oleh energi kalor. Perubahan wujud zat semacam ini dinamakan perubahan fisika. Ada 3 jenis wujud benda yaitu cair, padat, dan gas. Dalam proses perubahan wujud terdapat dua persamaan energi kalor yaitu kalor perubahan suhu dan kalor perubahan wujud. Kalor Perubahan Suhu Q mc T  Kalor Perubahan Wujud Q mL Q energi kalor (J) L kalor laten (J/kg) m massa (kg) c kalor jenis benda (J/kg C) T kenaikan suhu ( C)         Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 68. Contoh Soal Kalor Contoh Soal 1 Besi 0,2 kg dipanaskan sampai suhu 120°C. Besi lalu dimasukkan ke dalam 100 gram air bersuhu 30°C. Jika kalor jenis air 4.200 J/kg °C dan kalor jenis besi 525 J/kg °C, hitung suhu akhir campuran! Penyelesaian                   Lepas Serap b b b c a a c a c c c c c c Q Q m c T T m c T T 0,2 525 120 T 0,1 4.200 T 30 105 120 T 420 T 30 5T 240 T 48 C              Kalorimeter dengan kapasitas kalor 1.000 J/K diisi 100 g air bersuhu 30°C dengan kalor jenis 4.200 J/kg K. Selanjutnya, ke dalam calorimeter tersebut dimasukkan 200 gram besi yang suhunya 80°C (kalor jenis besi 500 J/kgK). Berapakah suhu akhir campuran? Contoh Soal 2 Penyelesaian                  Lepas Terima Besi Kalorimeter Air b b b k k a a a c c Q Q Q Q Q m c T C T m c T 0,2 500 80 T 1.000 T 30 0,1 4.200 T 30 100 80 T 1.420 T 30 15,2T 506 T 33,29 C                    Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 69. Perpindahan Kalor Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 70. B. Perpindahan Kalor 1. Konduksi 2. Konveksi Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel- partikel penghantarnya. Q H hA T t    2 H laju perpindahan kalor (J/s) Q kalor yang berpindah/merambat (J) t waktu (s) k tetapan konveksi (W/m K) A luas penampang (m ) T perbedaan suhu (K) L panjang batang (m)         Konduksi adalah proses perpindahan kalor tanpa diikuti perpindahan partikel penghantarnya. Q kA T H t L    2 2 H laju perpindahan kalor (J/s) Q kalor yang berpindah/merambat (J) t waktu (s) h tetapan konveksi (W/m K) A luas penampang (m ) T perbedaan suhu (K)        Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 71. 3. Radiasi Radiasi adalah peristiwa perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang elektro- magnetik tidak membutuhkan partikel penghantar untuk merambat. 4 W T  Laju kalor radiasi Energi yang dipancarkan setiap satuan waktu 4Q H AT t    Energi yang dipancarkan setiap satuan waktu dengan emisivitas 4Q H e AT t    8 2 4 2 H laju kalor (J/s) Q kalor yang terpancar (J) t waktu (s) e emisivitas benda (0 < e < 1) tetapan Boltzmann 5,67 10 W/m K A luas permukaan (m ) T suhu benda (K)            Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 72. Konduksi Radiasi Konveksi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 73. Perpindahan Kalor  Contoh Soal 1 Jendela kaca di sebuahkamarmemilikiluas 1,5 m2 . Perbedaansuhuantarapermukaanjen dela dan ruangansebesar 2°C. Koefisienkonveksi pada keadaanitu 7,5 × 10−5 kal/s cm2 °C. Berapakahlajukalor yang diterima oleh jendela? Pembahasan    5 4 H hA T H 7,5 10 1,5 10 2 kal/s H 2,25 kal/s          Contoh Soal 2 Luas penampangujungbatang aluminium (k=50 kal/m s°C) adalah 1 cm2. Ujung-ujung batangbertemperatur 0°C dan 30°C. Jikapanjangbatang 1 m, hitungbanyaknyakalor yang merambatsetiapsekon! Pembahasan    4 kA T H L 50 1,5 10 2 H kal/s 1 H 0,1 kal/s       Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 74. BAB Teori Kinetik Gas Hukum dan Persamaan Gas Ideal  Hukum Boyle  Hukum Charles  Hukum Gay-Lussac  Persamaan Umum Gas Ideal  Persamaan yang Melibatkan Hukum-Hukum Gas Ideal Besaran-Besaran Teori Kinetik Gas dan Teori Ekipartisi Energi Gas  Hubungan Tekanan dengan Kecepatan Rata-Rata  Hubungan Tekanan dengan Energi Kinetik Rata-Rata Gas  Hubungan Suhu dengan Energi Kinetik Gas  Kecepatan Efektif Gas Ideal  Teori Ekipartisi Energi TEORI KINETIK GASVI Kembali ke daftar isi
  • 75. Bunyi hukum Boyle: “Untuk jumlah tetap gas ideal tetap di suhu yang sama, P (tekanan) dan V (volume) merupakan proporsional terbalik (dimana yang satu ganda, yang satunya setengahnya).” pV konstan atau 1 1 2 2p V p V 1.Hukum Boyle 3 1 2 3 1 2 p tekanan gas pada suhu tetap (Pa) V volume gas pada suhu tetap (m ) p tekanan gas pada keadaan I (Pa) p tekanan gas pada keadaan II (Pa) V volume gas pada keadaan I (m ) V volume gas pada keadaan II (       3 m ) A. Hukum dan Persamaan Gas Ideal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 76. 2. Hukum Charles Hukum Charles menyatakan “jika gas dalam ruang tertutup tekanannya dijaga konstan maka volume gas dalam jumlah tertentu berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya” V konstan T  atau 1 2 1 2 V V T T  3 3 1 3 2 1 2 V volume gas pada tekanan tetap (m ) T suhu gas pada tekanan tetap (K) V volume gas pada keadaan I (m ) V volume gas pada keadaan II (m ) T suhu gas pada keadaan I (K) T suhu gas pada keadaan II (K)       Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 77. 3. Hukum Gay Lussac Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa tekanan dari suatu massa gas berbanding lurus dengan suhu mutlak gas, ketika volume dipertahankan konstan. 1 2 1 2 p konstan T p p T T   1 2 1 2 p tekanan gas pada volume tetap (Pa) T suhu gas pada volume tetap (K) p tekanan gas pada keadaan I (Pa) p tekanan gas pada keadaan II (Pa) T suhu gas pada keadaan I (K) T suhu gas pada keadaan II (K)       Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 78. 4. Persamaan Umum Gas Ideal Persamaan gas ideal adalah persamaan yang merepresentasikan hubungan antara tekanan dan volume suatu gas dengan temperatur dan jumlah mol gas. Persamaan gas ideal didasarkan hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac. A pV nRT m pV RT M pM RT N pV RT N pV NkT       3 3 p tekanan (Pa) V volume (m ) T suhu gas (K) n jumlah mol (mol) R tetapan umum gas (8,314 J/mol K) m massa gas (kg) M massa relatif gas (kg/kmol) massa jenis (kg/m ) N jumlah partikel k tetapan Boltzman (1,3            23 8 10 J/K)  Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 79. 5. Persamaan yang Melibatkan Hukum- Hukum Gas Ideal Balon Udara Gelembung minuman bersoda Ban meletus di bawah terik sinar matahari Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 80. 2 0 rt 1 N p m v 3 V        0 3 2 2 2 rt p tekanan gas (Pa) m massa partikel (kg) N jumlah partikel V volume ruangan (m ) v kelajuan kuadrat rata-rata (m /s )      B. Besaran-Besaran Teori Kinetik Gas dan Teori Ekipartisi Energi Gas 1. Hubungan Tekanan dengan Kecepatan Rata-Rata Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 81. Energi kinetik rata-rata sebanding dengan kecepatan rata-rata kuadrat. kNE2 p 3 V  k 3 p tekanan gas (Pa) N jumlah partikel gas E energi kinetik rata-rata (joule) V volume gas (m )     2. Hubungan Antara Tekanan dengan Energi Kinetik Rata-Rata Gas Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 82. k 3 E kT 2    k 28 E energi kinetik rata-rata (joule) k konstanta Boltzmann 1,38 10 J/K T suhu (K)      3. Hubungan Antara Suhu dengan Energi Kinetik Gas Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 83. 4. Kecepatan Efektif Gas Ideal Dalam suatu ruangan dengan banyak molekul gas, molekul-molekul tersebut bergerak secara acak. Gerakan tiap-tiap molekul memiliki kelajuan yang tidak seluruhnya sama. Kecepatan efektif didefinisikan sebagai akar rata-rata kuadrat kecepatan.  2 rms rt v v atau  2 2 rms rt v v rms 0 3kT v m  rms 28 0 v kecepatan efektif (m/s) k konstanta Boltzman (1,38 10 J/K) T suhu (K) m massa partikel (kg)       Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 84. 5. Teorema Ekipartisi Energi a. Energi Kinetik Keseluruhan Nilai energi kinetik pada sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z.        kx ky kz krt rt rtrt 1 E E E E 3    b. Derajat Kebebasan Gas Monoatomik Derajat kebebasan berkaitan dengan kemampuan suatu molekul melakukan gerakan satu dimensi sehingga terbentuk energi mekanik molekul. Derajat kebebasan disingkat dengan df (degree of freedom) c. Teorema Ekipartisi Energi Sejumlah partikel yang memenuhi hukum gerak Newton pada suatu sistem dengan suhu mutlak T memiliki energi yang terbagi merata pada setiap derajat kebebasan (df) sebesar 1 2 kT. Nilai tersebut dinyatakan sebagai energi mekanik rata- rata yang memiliki nilai sama dengan energi kinetik rata-rata.    m krt rt 1 E E df kT 2         Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 85. 5. Teorema Ekipartisi Energi Derajat Kebebasan Gas Diatomik 1. Pada suhu rendah ± 250 K, gas diatomik memiliki nilai df = 3. 2. Pada suhu sedang ± 500 K, gas diatomik memiliki nilai df = 5. 3. Pada suhu tinggi ± 1.000 K, gas diatomik memiliki nilai df = 7. Derajat Kebebasan Gas Poliatomik Gas poliatomik melakukan gerakan translasi, rotasi, dan vibrasi sehingga derajat kebebasannya adalah penjumlahan dari ketiga gerak tersebut. Energi Dalam Energi dalam (internal energy) berasal dari energi kinetik partikel gas karena energi ikat diabaikan  k rt df df U N E NkT nRT 2 2    Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
  • 86. Contoh Soal Contoh Soal 1 Sebuah tangki dengan volume 5 liter berisi gas helium 1,5 mol pada suhu 20°C. Berapakah energi kinetik rata- rata per molekul? Pembahasan:    k 23 k 21 k 3 E kT 2 3 E 1,38 10 293 Joule 2 E 6,06 10 Joule        Contoh Soal 2 Dalam suatu ruangan tertutup terdapat 5,6 gram nitrogen bersuhu 7°C. Berapa besar energi dalam nitrogen pada ruang tersebut? Pembahasan:    df U nRT 2 3 m U RT 2 M 3 5,6 U 8,314 280 2 28 U 698,376 Joule           Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab