Dokumen tersebut membahas tentang virologi yang mencakup pengertian virus, siklus replikasi virus, penyebab penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan, perbedaan virus tumbuhan dan hewan, metode diagnosis virus seperti metode plaque dan postulat Koch beserta penerapannya untuk mendeteksi virus tanaman dan Newcastle disease virus pada unggas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang uji Postulat Koch untuk mengetahui penularan penyakit tanaman yang disebabkan virus menggunakan metode sap.
2. Metode yang digunakan adalah pengamatan gejala penyakit pada tanaman, pembuatan ekstrak daun yang sakit, dan inokulasi ekstrak tersebut pada tanaman sehat.
3. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih yang menand
Dokumen tersebut membahas tentang pengamatan virus pada bakteri dengan metode plaque. Metode ini digunakan untuk mengetahui adanya virus pada sampel yang melisiskan bakteri. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih yang mengindikasikan lisis bakteri akibat infeksi virus, sedangkan hasil negatif tidak menunjukkan adanya zona jernih. Sampel diambil dari limbah ternak untuk mencari virus yang menginfeksi hewan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah penemuan virus, struktur dan sifat virus, peranan virus dalam kehidupan manusia, pengklasifikasian virus, dan reproduksi virus. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa virus merupakan organisme subselular yang hanya dapat bereproduksi di dalam sel inang, dan terdiri atas bahan genetik yang terbungkus oleh kapsid protein. Virus dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia
Postulat Koch digunakan untuk mendeteksi virus pada tanaman kacang panjang. Berdasarkan hasil percobaan, diamati gejala serupa pada tanaman yang diinokulasi SAP dibandingkan kontrol, sehingga terbukti adanya virus penyebab penyakit."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang uji Postulat Koch untuk mengetahui penularan penyakit tanaman yang disebabkan virus menggunakan metode sap.
2. Metode yang digunakan adalah pengamatan gejala penyakit pada tanaman, pembuatan ekstrak daun yang sakit, dan inokulasi ekstrak tersebut pada tanaman sehat.
3. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih yang menand
Dokumen tersebut membahas tentang pengamatan virus pada bakteri dengan metode plaque. Metode ini digunakan untuk mengetahui adanya virus pada sampel yang melisiskan bakteri. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih yang mengindikasikan lisis bakteri akibat infeksi virus, sedangkan hasil negatif tidak menunjukkan adanya zona jernih. Sampel diambil dari limbah ternak untuk mencari virus yang menginfeksi hewan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah penemuan virus, struktur dan sifat virus, peranan virus dalam kehidupan manusia, pengklasifikasian virus, dan reproduksi virus. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa virus merupakan organisme subselular yang hanya dapat bereproduksi di dalam sel inang, dan terdiri atas bahan genetik yang terbungkus oleh kapsid protein. Virus dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia
Postulat Koch digunakan untuk mendeteksi virus pada tanaman kacang panjang. Berdasarkan hasil percobaan, diamati gejala serupa pada tanaman yang diinokulasi SAP dibandingkan kontrol, sehingga terbukti adanya virus penyebab penyakit."
Dokumen tersebut membahas tentang soal-soal virologi yang terkait dengan virus pencernaan, virus SSP dan kulit, virus hepatitis, virus AIDS dan lentivirus, serta cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. Terdapat berbagai pertanyaan mengenai identifikasi virus penyebab penyakit tertentu berdasarkan ciri-cirinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pembiakan virus dalam biakan sel, termasuk jenis-jenis biakan sel dan cara mendeteksi sel yang terinfeksi virus. Ada tiga jenis biakan sel yaitu primer, diploid, dan berkelanjutan. Infeksi virus dapat dideteksi melalui perubahan morfologi sel, ekspresi protein virus, hemadsorpsi, interferensi virus, dan transformasi sel.
Biologi mempelajari makhluk hidup dari tingkat molekul hingga ekosistem. Organisme dikelompokkan menjadi arkebakteri, eubakteri, protista, dan jamur/hewan. Virus memiliki struktur protein dan asam nukleat, serta mereplikasi dengan menginfeksi inang. Bakteri bereproduksi melalui transformasi, konjugasi, dan transduksi. Protista terdiri dari jamur-jamuran dan protozoa.
Virus adalah organisme mikroskopis yang hidup sebagai parasit di dalam sel inang. Virus terdiri atas genom berupa DNA atau RNA yang dibungkus oleh kapsid protein. Virus hanya dapat berkembang biak di dalam sel inang dengan cara memanfaatkan mesin sel untuk mereplikasi genom dan komponennya. Virus dapat menginfeksi sel manusia, hewan, maupun tumbuhan dan menyebabkan berbagai penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang virus dan bakteri. Virus dijelaskan memiliki struktur dan replikasi yang berbeda dari organisme hidup lainnya, sedangkan bakteri dibedakan menjadi archaebacteria, eubacteria, dan dikelompokkan berdasarkan bentuk dan keberadaannya. Metode isolasi bakteri juga dijelaskan.
Virus memiliki berbagai peranan bagi kehidupan. Beberapa virus dapat menyebabkan penyakit pada manusia seperti influenza, cacar, campak, hepatitis, polio, herpes, rabies, AIDS, Ebola, dan dengue. Namun, ada juga virus yang berguna bagi kehidupan seperti virus yang membantu proses fermentasi pada makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang virus, mulai dari ciri-ciri, struktur, reproduksi, replikasi, perbedaan antara daur litik dan lisogenik, contoh virus yang merugikan bagi tumbuhan, hewan, dan manusia beserta gejala dan cara penularannya. Tujuan pembelajaran adalah memahami tentang virus.
Mikrobiologi mempelajari kehidupan mikroorganisme. Mikroba ditemukan di hampir seluruh aspek kehidupan manusia dan dapat bermanfaat atau merugikan. Sejarah mikrobiologi dimulai dari penemuan mikroskopik pada abad ke-17 yang memungkinkan penelitian sel lebih lanjut. Teori penyakit diakibatkan mikroba dikembangkan pada abad ke-19. Klasifikasi dan penamaan tak
Dokumen ini membahas sejarah penemuan virus, struktur, siklus replikasi, klasifikasi, dan dampak virus. Virus ditemukan pada abad ke-19 melalui penelitian penyakit tanaman tembakau. Virus memiliki berbagai bentuk dan ukuran sangat kecil. Replikasi hanya terjadi di dalam sel inang dengan menginvasi dan memanfaatkan sel. Virus diklasifikasi berdasarkan jenis sel inangnya. Virus dapat menyebabkan
Virus memiliki ukuran kecil, genom DNA atau RNA, dan hanya dapat bereplikasi di dalam sel hidup. Struktur virus terdiri atas kapsid, nukleokapsid, dan komposisi protein, asam nukleat, lipid, dan karbohidrat. Virus dapat menyebabkan penyakit dengan masuk ke dalam sel inang dan mereplikasi. Terapi antivirus seperti analog nukleosida dan inhibitor enzim virus dapat menghambat replikasi virus.
Dokumen tersebut membahas tentang soal-soal virologi yang terkait dengan virus pencernaan, virus SSP dan kulit, virus hepatitis, virus AIDS dan lentivirus, serta cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. Terdapat berbagai pertanyaan mengenai identifikasi virus penyebab penyakit tertentu berdasarkan ciri-cirinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pembiakan virus dalam biakan sel, termasuk jenis-jenis biakan sel dan cara mendeteksi sel yang terinfeksi virus. Ada tiga jenis biakan sel yaitu primer, diploid, dan berkelanjutan. Infeksi virus dapat dideteksi melalui perubahan morfologi sel, ekspresi protein virus, hemadsorpsi, interferensi virus, dan transformasi sel.
Biologi mempelajari makhluk hidup dari tingkat molekul hingga ekosistem. Organisme dikelompokkan menjadi arkebakteri, eubakteri, protista, dan jamur/hewan. Virus memiliki struktur protein dan asam nukleat, serta mereplikasi dengan menginfeksi inang. Bakteri bereproduksi melalui transformasi, konjugasi, dan transduksi. Protista terdiri dari jamur-jamuran dan protozoa.
Virus adalah organisme mikroskopis yang hidup sebagai parasit di dalam sel inang. Virus terdiri atas genom berupa DNA atau RNA yang dibungkus oleh kapsid protein. Virus hanya dapat berkembang biak di dalam sel inang dengan cara memanfaatkan mesin sel untuk mereplikasi genom dan komponennya. Virus dapat menginfeksi sel manusia, hewan, maupun tumbuhan dan menyebabkan berbagai penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang virus dan bakteri. Virus dijelaskan memiliki struktur dan replikasi yang berbeda dari organisme hidup lainnya, sedangkan bakteri dibedakan menjadi archaebacteria, eubacteria, dan dikelompokkan berdasarkan bentuk dan keberadaannya. Metode isolasi bakteri juga dijelaskan.
Virus memiliki berbagai peranan bagi kehidupan. Beberapa virus dapat menyebabkan penyakit pada manusia seperti influenza, cacar, campak, hepatitis, polio, herpes, rabies, AIDS, Ebola, dan dengue. Namun, ada juga virus yang berguna bagi kehidupan seperti virus yang membantu proses fermentasi pada makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang virus, mulai dari ciri-ciri, struktur, reproduksi, replikasi, perbedaan antara daur litik dan lisogenik, contoh virus yang merugikan bagi tumbuhan, hewan, dan manusia beserta gejala dan cara penularannya. Tujuan pembelajaran adalah memahami tentang virus.
Mikrobiologi mempelajari kehidupan mikroorganisme. Mikroba ditemukan di hampir seluruh aspek kehidupan manusia dan dapat bermanfaat atau merugikan. Sejarah mikrobiologi dimulai dari penemuan mikroskopik pada abad ke-17 yang memungkinkan penelitian sel lebih lanjut. Teori penyakit diakibatkan mikroba dikembangkan pada abad ke-19. Klasifikasi dan penamaan tak
Dokumen ini membahas sejarah penemuan virus, struktur, siklus replikasi, klasifikasi, dan dampak virus. Virus ditemukan pada abad ke-19 melalui penelitian penyakit tanaman tembakau. Virus memiliki berbagai bentuk dan ukuran sangat kecil. Replikasi hanya terjadi di dalam sel inang dengan menginvasi dan memanfaatkan sel. Virus diklasifikasi berdasarkan jenis sel inangnya. Virus dapat menyebabkan
Virus memiliki ukuran kecil, genom DNA atau RNA, dan hanya dapat bereplikasi di dalam sel hidup. Struktur virus terdiri atas kapsid, nukleokapsid, dan komposisi protein, asam nukleat, lipid, dan karbohidrat. Virus dapat menyebabkan penyakit dengan masuk ke dalam sel inang dan mereplikasi. Terapi antivirus seperti analog nukleosida dan inhibitor enzim virus dapat menghambat replikasi virus.
Dokumen tersebut membahas tentang konsensus mengenai pneumonia. Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan utama baik di negara berkembang maupun maju. Pneumonia komuniti disebabkan oleh berbagai bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, dan bakteri gram negatif. Gejala klinisnya meliputi demam, batuk, dan tanda-tanda infeksi saluran pernapasan.
Telur ayam berembrio digunakan untuk menginokulasi virus Newcastle Disease. Virus diinokulasikan ke dalam ruang alantois telur melalui jarum suntik. Telur diinkubasi selama 3 hari dan dibandingkan dengan kontrol. Telur yang diinokulasi 0,2 cc virus menunjukkan lesi pada embrio, sedangkan 0,4 cc menunjukkan lesi pada embrio, otot, dan buku. Semakin besar konsentrasi virus, gejalanya semakin kompleks.
Virus dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Dokumen ini membahas tentang sejarah penemuan virus, ciri-ciri dan struktur virus, serta cara replikasi virus di dalam sel inang melalui siklus litik atau lisogenik. Juga dibahas dampak virus yang dapat merugikan seperti menyebabkan penyakit influenza, campak, polio, hepatitis, AIDS pada manusia, serta penyakit pada tanaman dan hewan.
Dokumen tersebut membahas tentang virus, mulai dari pengertian, sejarah penemuan, ciri-ciri, struktur, reproduksi, dan peranan virus bagi kehidupan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa virus adalah makhluk hidup aselular yang menginfeksi sel inang untuk bereproduksi, dan dapat berperan baik atau buruk terhadap kehidupan."
Virus merupakan organisme peralihan antara benda mati dan makhluk hidup yang hanya memiliki satu jenis asam nukleat dan tidak memiliki sel. Virus hanya dapat berkembang biak di dalam sel inang dan memiliki berbagai bentuk serta ukuran. Reproduksi virus melibatkan proses infeksi, replikasi asam nukleat, dan pembebasan virus baru. Virus dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, hewan, dan tumbu
Telur ayam berembrio digunakan untuk menginokulasi virus Newcastle Disease. Virus diinokulasikan ke dalam ruang alantois embrio berumur 10-12 hari. Setelah inkubasi selama 2-4 hari, embrio yang terinfeksi akan menunjukkan gejala hemoragi pada kepala dan leher serta terlihat lebih kecil dibandingkan embrio normal.
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Terdapat penjelasan mengenai definisi imunologi, contoh penyakit seperti sindrom Goodpasture, gonore, dan tuberkulosis yang disebabkan oleh gangguan sistem imun.
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotikshovi fatimah
Dokumen tersebut membahas tentang vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik. Secara singkat, dibahas mengenai jenis-jenis vaksin dan antibiotik, fungsi antibodi monoklonal dan antibodi, serta cara mendapatkan kekebalan tubuh.
Dokumen ini membahas tentang virus, mulai dari pengertian, penemuan, ciri-ciri, struktur, reproduksi, peran bagi kehidupan, serta contoh virus yang menyerang manusia, hewan, dan tumbuhan. Virus dideskripsikan sebagai parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme hidup dan berkembang biak dengan memanfaatkan sel inang.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 mengatur tentang Rumah Sakit dengan tujuan mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, memberikan perlindungan kepada pasien dan sumber daya manusia di rumah sakit, serta memberikan kepastian hukum bagi semua pihak. Undang-undang ini mengatur tentang tugas, fungsi, tanggung jawab pemerintah, persyaratan pendirian rumah sakit termasuk l
Keputusan Menteri Kesehatan ini menetapkan Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi seluruh pekerja rumah sakit. Dokumen ini menjelaskan prinsip, program, dan kebijakan pelaksanaan K3RS serta standar-standar yang terkait dengan pelayanan kesehatan kerja, keselamatan kerja, perbekalan kesehatan, pengelolaan bahan ber
Peraturan Menteri Kesehatan mengatur tentang Program Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan Departemen Kesehatan untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan lanjutan. Peserta program adalah tenaga kesehatan yang bekerja di Departemen Kesehatan dan instansi lain untuk kepentingan nasional. Mereka berhak mengikuti pendidikan dan mendapat dukungan biaya sesuai dengan kur
Dokumen tersebut membahas tentang penyehatan makanan dan minuman di rumah sakit. Beberapa poin utama meliputi dasar hukum dan peraturan terkait, pengendalian faktor kontaminasi makanan dan minuman mulai dari pemilihan bahan, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan hingga penyajian, serta uji kualitas dan keamanan pangan secara berkala untuk mencegah penularan penyakit.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun di Kota Bandung. Dokumen ini menjelaskan definisi kunci terkait limbah berbahaya seperti penghasil, pengumpul, pengangkut, pengolah limbah berbahaya serta kegiatan penyimpanan, pengumpulan dan pengolahan limbah berbahaya.
Limbah berasal dari berbagai aktivitas manusia dan alam yang berbentuk padat, cair, dan gas. Sampah kota umumnya terdiri atas organik dan anorganik yang tidak berguna lagi tetapi dapat didaur ulang. Pengelolaan sampah perkotaan meliputi pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan yang berkelanjutan untuk mencegah pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas konsep pengelolaan sampah berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Dijelaskan bahwa pengurangan sampah melalui 3R merupakan pendekatan utama pengelolaan sampah sesuai UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah. Berbagai contoh penerapan 3R pada berbagai sektor juga dijelaskan.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengamanan rokok bagi kesehatan dengan mengatur kandungan nikotin dan tar pada rokok, persyaratan produksi dan penjualan rokok, larangan iklan dan promosi rokok tertentu, serta penetapan kawasan tanpa rokok seperti tempat umum dan tempat kerja. Tujuannya untuk mencegah penyakit akibat merokok bagi individu dan masyarakat.
This document provides an overview of clean coal technologies, including their operation, costs, and efficiencies. It discusses pulverized coal, supercritical pulverized coal, circulating fluidized bed combustion, and integrated gasification combined cycle. Capital costs for the technologies range from $1,235 to $2,688 per kW without carbon capture and $2,270 to $3,893 per kW with capture. Heat rates are typically lower for integrated gasification combined cycle and supercritical pulverized coal. The document also examines fuel considerations, carbon dioxide concentration and capture methods.
The World Health Organization's Water Quality and Health Strategy for 2013-2020 has five strategic objectives:
1) Obtain rigorous evidence on water quality and health issues.
2) Provide updated, harmonized water quality guidelines and resources.
3) Strengthen Member States' capacity to manage water quality.
4) Facilitate implementation through partnerships and support to Member States.
5) Monitor the impact of activities on policies and practice.
The strategy aims to reduce waterborne and water-related diseases by providing evidence-based guidance, coordination and support for water interventions.
This document from the World Health Organization provides an overview of pharmaceuticals in drinking water. It finds that while trace levels of pharmaceuticals are detected in surface waters and to a lesser extent drinking water, concentrations are generally below 0.1 μg/L. Risk assessments from the UK, Australia and US conclude that exposure from levels found in drinking water is extremely unlikely to cause adverse health impacts. Wastewater is a major source, and treatment processes can remove varying amounts depending on the pharmaceutical and process, with conventional removal generally between 20-90% and advanced processes achieving higher removal. A water safety plan approach focusing on preventing pharmaceuticals from entering the water system through improved regulations, take-back programs and consumer awareness is recommended over emphas
Model ekologi menunjukkan hubungan antara lingkungan fisik, biologis, sosial dengan faktor host dan agen penyakit. Faktor lingkungan seperti udara, air, dan radiasi dapat memengaruhi kesehatan, sementara agen penyakit infeksius dan limbah industri kimia juga berperan. Lingkungan fisik, biologis, dan sosial dipandang dapat menyebabkan berbagai penyakit modern.
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan dan lingkupnya, mencakup pengertian kesehatan lingkungan, lingkungan hidup, pengaruh lingkungan terhadap kesehatan, serta hubungan antara manusia dan lingkungan."
Dokumen tersebut membahas pencemar kimia lingkungan air termasuk pencemar organik seperti pestisida dan senyawa persisten serta pencemar anorganik seperti logam berat. Zat-zat tersebut dapat memasuki tubuh melalui berbagai portal dan menyebabkan efek akut maupun kronis seperti gangguan sistem saraf dan kanker. Contoh kasus keracunan air akibat logam berat di antaranya terjadi di Minamata, Jepang.
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendiDickdick Maulana
This document provides information about a book titled "Metode penelitian survai / editor Masri Singarimbun, Sofian Effendi" published in 1982 in Jakarta, Indonesia by LP3ES. The book is edited by Masri Singarimbun and Sofian Effendi and is about research methodologies with a focus on survey methods. It has x pages and 265 pages in total with illustrations and measures 22 cm. The book falls under the subject area of research methodologies in education.
Tetraethyl orthosilicate (TEOS) is a colorless liquid with the formula Si(OC2H5)4. It is used as a precursor to silicon dioxide in semiconductors and to produce coatings. TEOS easily converts to silicon dioxide when exposed to water through a hydrolysis reaction. It also converts to silicon dioxide and diethyl ether when heated above 600°C.
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Portofolio virologi
1. PORTOFOLIO VIROLOGI
Oleh :
Fitri Rahmawati B1J008031
Anna Yulita B1J008098
Aryo B1J008
Adzani Ghani Ilmannafian B1J009077
Kelompok 5
Rombongan I
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2011
2. I. PENDAHULUAN
Virus adalah parasit intraselular obligat yang hanya mengandung satu jenis
asam nukleat saja, RNA atau DNA. Setiap virus memperbanyak diri dalam sel inang
yang sesuai dengan memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang.
Siklus replikasi menghasilkan asam nukleat dan mantel protein virus dalam jumlah
yang banvak (Pelczar, 2008). Tidak hanya menginfeksi manusia, virus juga
menyebabkan penyakit pada hewan dan tumbuhan. Infeksi virus terhadap sel inang
yang dimasukinya dapat berefek ringan atau bahkan mati (Rahma, 2007).
Virus tumbuhan dalam beberapa hal berbeda dengan virus yang menyerang
hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan tersebut adalah mekanisme penetrasi virus
ke dalam sel inang. Virus tumbuhan hanya dapat masuk ke dalam sel tumbuhan
melalui luka yang terjadi secara mekanis atau yang disebabkan oleh serangga vektor.
Hal ini disebabkan virus tumbuhan tidak mempunyai alat penetrasi untuk menembus
dinding sel tumbuhan (Akin, 2006). Percobaan Koch dan peneliti-peniliti telah
membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan penyakit tertentu pula dengan
mekanisme yang dikenal dengan Postulat Koch (Bos, 1990).
Virus hewan masuk melalui penetrasi. Newcastle Disease atau disebut juga
penyakit Tetelo merupakan penyakit viral yang sangat menular pada unggas, bersifat
sistemik yang melibatkan saluran pernafasan dan menyerang berbagai jenis unggas
terutama ayam serta burung-burung liar. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit
Newcastle Disease antara lain berupa kematian ayam ditunjukkan dengan angka
mortalitas yang tinggi 80-100 %, penurunan produksi telur pada ayam petelur,
gangguan pertumbuhan, dan penurunan berat badan pada ayam pedaging (Alexander,
1991).
Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan timbul dan
1.
3. II. PEMBAHASAN
Metode plaque merupakan metode yang umum digunakan dalam melihat
kuantitas infeksi virus dan substansi virus. Infeksi partikel virus mengalami
multiplikasi pada area yang ditumbuhi bakteri. Sel-sel yang terinfeksi menghasilkan
zona jernih atau biasa disebut plak. Plak merupakan daerah yang jelas pada bidang
buram, mengindikasikan bakteri yang lisis oleh agen berupa virus atau antibiotik.
Plak akan terlihat pada sel-sel yang mati atau rusak. Kelebihan metode ini adalah
metode yang sederhana, mudah dilakukan dan biayanya terjangkau. Namun,
penghitungan jumlah virus yang menginfeksi tidak spesifik dikarenakan hanya
diasumsikan bahwa satu zona jernih adalah satu virus. Mekanisme terbentuknya plak
disebabkan karena virus mengalami fase lisis (Suryati, 2007).
Infeksi secara litik melalui fase-fase sebagai berikut ini (Meyer, 2000) :
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Fag akan melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel hospes.
2. Fase replikasi (fase sintesa)
DNA fag mengadakan replikasi (menyusun DNA) menggunakan DNA hospes
sebagai bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-
ratus molekul DNA baru virus yang lengakap dengan selubungnya.
3.Fase pembebasan virus (fag-fag baru)/ fase lisis
Sesudah fag dewasa, sel hospes akan pecah (lisis), sehingga keluarlah virus atau
fag yang baru. Sel hospes dalam praktikum ini menggunakan E.coli.
Tidak terbentuknya plak bukan berarti virus tidak menginfeksi sel hospes,
karena virus tidak hanya mengalami fase lisis, tetapi juga mengalami fase lisogenik.
Infeksi secara lisogenik, melalui tahap berikut (Meyer, 2000):
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Fag menenpel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada hospes
kemudian mengluarkan DNAnya kedalam tubuh hospes.
2. Fase penggabungan
4. DNA virus bersatu dengan DNA hospes membentuk profag. Dalam bentuk profag,
sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen
yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang
berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.
3. Fase pembelahan
Bila sel hospes membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan
hospes juga mengandung profag didalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-
menerus selama sel bakteri yang mengandung profag membelah.
Newcastle disease virus dapat menyerang unggas (ayam) dikarenakan virus
tersebar dimana-mana (udara, air, dan sebagainya). Virus dapat menempel pada
kandang ayam sehingga dalam kurun waktu tertentu dapat mengneksi ayam melalui
udara dan masuk melalui saluran pernapasan. Ayam-ayam yang berada salam kondisi
kurang baik akan mudah terserang virus ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan Admin
(2008) Infeksi oleh virus Newcastle Disease (ND) erjadi secara inhalasi . Kejadian
wabah penyakit Newcastle Disease seringkali terjadi pada kelompok ayam yang tidak
memiliki kekebalan atau pada kelompok yang memiliki kekebalan rendah akibat
terlambat divaksinasi atau karena kegagalan program vaksinasi.
Pengamatan virus tanaman berbeda dengan pengamatan virus hewan. Apabila
pengamatan virus hewan dilakukan dengan menginjeksikan virus ke dalam telur,
pengamatan virus tanaman adalah dengan menggunakan teknik Postulat Koch.
Menurut Matthews (1970), keempat kriteria Postulat Koch harus dipenuhi untuk
menentukan hubungan sebab akibat antara virus dan penyakit yang ditimbulkan.
Kriteria ini dikenal dengan Postulat Koch yaitu :
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit.
5. 4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah
terinfeksi tersebut.
Daun tanaman kacang-kacangan yang diinfeksi virus menunjukkan hasil uji
positif pada pengujian Postulat Koch. Postulat Koch ini dapat membuktikan bahwa
hasil isolasi tanaman sakit jika diinokulasikan pada tanaman sehat akan menghasilkan
gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit. Berbeda
dengan gejala yang ditimbulkan oleh mikroba lain, yang tidak memberikan gejala
yang sama dengantanaman yang telah terkena penyakit. Gejala penyakit yang
ditimbulkan oleh mikroba lain biasanya adalah sistemik (Admin, 2008).
Gejala penyakit virus pada tanaman dibagi menjadi dua yaitu gejala eksternal
dan gejala internal. Gejala eksternal berupa gejala lokal dan gejala sistemik. Gejala
lokal merupakan gejala yang hanya terbatas pada situs infeksi primer dan dalam
virologi dikenal dengan istilah bercak lokal. Bercak lokal dapat berupa klorosis
karena hilang atau berkurangnya klorofil atau nekrosis karena terjadi kematian sel
tanaman inang. Gejala sistemik terjadi apabila virus yang diinokulasi pada tanaman
inang tidak hanya terbatas pada situs infeksi primer, tetapi menyebar ke bagian lain
dan menyebabkan terjadinya infeksi sekunder (Akin, 2006).
6. III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Metode plaque digunakan untuk mengetahui adanya virus pada sampel yang
melisikan bakteri. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih,
mengindikasikan bahwa ada virus yang melisiskan bakteri, sedangkan tidak
adanya zona jernih menunjukkan bahwa tida aada virus yang melisis bakteri.
2. Postulat Koch dapat digunakan untuk membuktikan ada tidaknya agen infeksius
misalnya virus yang menyebabkan penyakit. Keempat kriteria Postulat Koch
harus dapat dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab akibat antara virus dan
penyakit yang ditimbulkan.
3. Inokulasi virus hewan dapat dilakukan secara in ovo, in vivo, dan in vitro. Embrio
yang terserang Newcastle Dissease Virus ditandai dengan pembentukan lesi pada
CAM seperti timbul plak, lesi pada embrio seperti kekerdilan, perubahan warna
kaki yang menjadi kehijauan, dan perkembangan otot serta buku yang abnormal.
B. Saran
Pengulasan Eschericia coli pada saat praktikum Postulat Koch sebaiknya secara
merata agar hasil yang diperoleh maksimal. Tanaman kacang yang digunakan dalam
praktkum Postulat Koch dipastikan telah mengalami perlukaan sebelum diolesi virus
agar gejala yang timbul tampak dengan jelas. Telur yang digunakan dalam praktikum
NDV sebaiknya berasal dari tempat yang sama. Sama
7. DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2008. Newcastle Disease Virus http://www.vet-
klinik.com/Perunggasan/Newcastle-Disease.html
Akin, H. M. 2006. Virologi Tumbuhan. Kanisius, Yogyakarta.
Alexander,D.J. 1991. ND and Other Paramyxovirus Injection in Disease of Poultry,
9th ed. Edited by Calnek, B. J., dkk. Iowa State University Press, Armes, Iowa.
USA.
Bos, L. 1990. Pengantar Virologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Matthews, R. E. F. 1970. Plant Virology. Academic Press, New York.
Mayer, Gene. 2000. Mirobiology And Immunology OnLine.
http://pathmicro.med.sc.edu/mhunt/replicat.htm
Pelczar, M.J. and E.C.S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta.
Rahma. 2007. Virologi (Struktur dan Taksonomi Virus).
http://rahma02.wordpress.com/2007/10/31/virologi.
Suryati. 2007. Prosedur Diagnostik Dengan Metode Klasik Dan Metode Molekuler.
IPB, Bogor.