SlideShare a Scribd company logo
PORTOFOLIO VIROLOGI




                Oleh :
 Fitri Rahmawati            B1J008031
 Anna Yulita                B1J008098
 Aryo                       B1J008
 Adzani Ghani Ilmannafian   B1J009077



             Kelompok 5
             Rombongan I




KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
        FAKULTAS BIOLOGI
          PURWOKERTO
                 2011
I.     PENDAHULUAN

         Virus adalah parasit intraselular obligat yang hanya mengandung satu jenis
asam nukleat saja, RNA atau DNA. Setiap virus memperbanyak diri dalam sel inang
yang sesuai dengan memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang.
Siklus replikasi menghasilkan asam nukleat dan mantel protein virus dalam jumlah
yang banvak (Pelczar, 2008). Tidak hanya menginfeksi manusia, virus juga
menyebabkan penyakit pada hewan dan tumbuhan. Infeksi virus terhadap sel inang
yang dimasukinya dapat berefek ringan atau bahkan mati (Rahma, 2007).
         Virus tumbuhan dalam beberapa hal berbeda dengan virus yang menyerang
hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan tersebut adalah mekanisme penetrasi virus
ke dalam sel inang. Virus tumbuhan hanya dapat masuk ke dalam sel tumbuhan
melalui luka yang terjadi secara mekanis atau yang disebabkan oleh serangga vektor.
Hal ini disebabkan virus tumbuhan tidak mempunyai alat penetrasi untuk menembus
dinding sel tumbuhan (Akin, 2006). Percobaan Koch dan peneliti-peniliti telah
membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan penyakit tertentu pula dengan
mekanisme yang dikenal dengan Postulat Koch (Bos, 1990).
         Virus hewan masuk melalui penetrasi. Newcastle Disease atau disebut juga
penyakit Tetelo merupakan penyakit viral yang sangat menular pada unggas, bersifat
sistemik yang melibatkan saluran pernafasan dan menyerang berbagai jenis unggas
terutama ayam serta burung-burung liar. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit
Newcastle Disease antara lain berupa kematian ayam ditunjukkan dengan angka
mortalitas yang tinggi 80-100 %, penurunan produksi telur pada ayam petelur,
gangguan pertumbuhan, dan penurunan berat badan pada ayam pedaging (Alexander,
1991).
         Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan timbul dan
1.
II.       PEMBAHASAN

       Metode plaque merupakan metode yang umum digunakan dalam melihat
kuantitas infeksi virus dan              substansi virus. Infeksi partikel virus mengalami
multiplikasi pada area yang ditumbuhi bakteri. Sel-sel yang terinfeksi menghasilkan
zona jernih atau biasa disebut plak. Plak merupakan daerah yang jelas pada bidang
buram, mengindikasikan bakteri yang lisis oleh agen berupa virus atau antibiotik.
Plak akan terlihat pada sel-sel yang mati atau rusak. Kelebihan metode ini adalah
metode yang sederhana, mudah dilakukan dan biayanya terjangkau. Namun,
penghitungan jumlah virus yang menginfeksi tidak spesifik dikarenakan hanya
diasumsikan bahwa satu zona jernih adalah satu virus. Mekanisme terbentuknya plak
disebabkan karena virus mengalami fase lisis (Suryati, 2007).
       Infeksi secara litik melalui fase-fase sebagai berikut ini (Meyer, 2000) :
1. Fase adsorpsi dan infeksi
  Fag akan melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel hospes.
2. Fase replikasi (fase sintesa)
  DNA fag mengadakan replikasi (menyusun DNA) menggunakan DNA hospes
  sebagai bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-
  ratus molekul DNA baru virus yang lengakap dengan selubungnya.
3.Fase pembebasan virus (fag-fag baru)/ fase lisis
  Sesudah fag dewasa, sel hospes akan pecah (lisis), sehingga keluarlah virus atau
  fag yang baru. Sel hospes dalam praktikum ini menggunakan E.coli.
       Tidak terbentuknya plak bukan berarti virus tidak menginfeksi sel hospes,
karena virus tidak hanya mengalami fase lisis, tetapi juga mengalami fase lisogenik.
Infeksi secara lisogenik, melalui tahap berikut (Meyer, 2000):
1. Fase adsorpsi dan infeksi
  Fag menenpel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada hospes
  kemudian mengluarkan DNAnya kedalam tubuh hospes.
2. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan DNA hospes membentuk profag. Dalam bentuk profag,
  sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen
  yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang
  berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.
3. Fase pembelahan
  Bila sel hospes membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan
  hospes juga mengandung profag didalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-
  menerus selama sel bakteri yang mengandung profag membelah.
       Newcastle disease virus dapat menyerang unggas (ayam) dikarenakan virus
tersebar dimana-mana (udara, air, dan sebagainya). Virus dapat menempel pada
kandang ayam sehingga dalam kurun waktu tertentu dapat mengneksi ayam melalui
udara dan masuk melalui saluran pernapasan. Ayam-ayam yang berada salam kondisi
kurang baik akan mudah terserang virus ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan Admin
(2008) Infeksi oleh virus Newcastle Disease (ND) erjadi secara inhalasi . Kejadian
wabah penyakit Newcastle Disease seringkali terjadi pada kelompok ayam yang tidak
memiliki kekebalan atau pada kelompok yang memiliki kekebalan rendah akibat
terlambat divaksinasi atau karena kegagalan program vaksinasi.
       Pengamatan virus tanaman berbeda dengan pengamatan virus hewan. Apabila
pengamatan virus hewan dilakukan dengan menginjeksikan virus ke dalam telur,
pengamatan virus tanaman adalah dengan menggunakan teknik Postulat Koch.
Menurut Matthews (1970), keempat kriteria Postulat Koch harus dipenuhi untuk
menentukan hubungan sebab akibat antara virus dan penyakit yang ditimbulkan.
Kriteria ini dikenal dengan Postulat Koch yaitu :
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
   ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
   laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat
   menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah
   terinfeksi tersebut.
       Daun tanaman kacang-kacangan yang diinfeksi virus menunjukkan hasil uji
positif pada pengujian Postulat Koch. Postulat Koch ini dapat membuktikan bahwa
hasil isolasi tanaman sakit jika diinokulasikan pada tanaman sehat akan menghasilkan
gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit. Berbeda
dengan gejala yang ditimbulkan oleh mikroba lain, yang tidak memberikan gejala
yang sama dengantanaman yang telah terkena penyakit. Gejala penyakit yang
ditimbulkan oleh mikroba lain biasanya adalah sistemik (Admin, 2008).
       Gejala penyakit virus pada tanaman dibagi menjadi dua yaitu gejala eksternal
dan gejala internal. Gejala eksternal berupa gejala lokal dan gejala sistemik. Gejala
lokal merupakan gejala yang hanya terbatas pada situs infeksi primer dan dalam
virologi dikenal dengan istilah bercak lokal. Bercak lokal dapat berupa klorosis
karena hilang atau berkurangnya klorofil atau nekrosis karena terjadi kematian sel
tanaman inang. Gejala sistemik terjadi apabila virus yang diinokulasi pada tanaman
inang tidak hanya terbatas pada situs infeksi primer, tetapi menyebar ke bagian lain
dan menyebabkan terjadinya infeksi sekunder (Akin, 2006).
III.    KESIMPULAN DAN SARAN

                                  A. Kesimpulan

1. Metode plaque digunakan untuk mengetahui adanya virus pada sampel yang
   melisikan bakteri. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih,
   mengindikasikan bahwa ada virus yang melisiskan bakteri, sedangkan tidak
   adanya zona jernih menunjukkan bahwa tida aada virus yang melisis bakteri.
2. Postulat Koch dapat digunakan untuk membuktikan ada tidaknya agen infeksius
   misalnya virus yang menyebabkan penyakit. Keempat kriteria Postulat Koch
   harus dapat dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab akibat antara virus dan
   penyakit yang ditimbulkan.
3. Inokulasi virus hewan dapat dilakukan secara in ovo, in vivo, dan in vitro. Embrio
   yang terserang Newcastle Dissease Virus ditandai dengan pembentukan lesi pada
   CAM seperti timbul plak, lesi pada embrio seperti kekerdilan, perubahan warna
   kaki yang menjadi kehijauan, dan perkembangan otot serta buku yang abnormal.


                                       B. Saran

Pengulasan Eschericia coli pada saat praktikum Postulat Koch sebaiknya secara
merata agar hasil yang diperoleh maksimal. Tanaman kacang yang digunakan dalam
praktkum Postulat Koch dipastikan telah mengalami perlukaan sebelum diolesi virus
agar gejala yang timbul tampak dengan jelas. Telur yang digunakan dalam praktikum
NDV sebaiknya berasal dari tempat yang sama. Sama
DAFTAR PUSTAKA

Admin.         2008.      Newcastle      Disease      Virus          http://www.vet-
          klinik.com/Perunggasan/Newcastle-Disease.html

Akin, H. M. 2006. Virologi Tumbuhan. Kanisius, Yogyakarta.

Alexander,D.J. 1991. ND and Other Paramyxovirus Injection in Disease of Poultry,
      9th ed. Edited by Calnek, B. J., dkk. Iowa State University Press, Armes, Iowa.
      USA.

Bos, L. 1990. Pengantar Virologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
     Yogyakarta.

Matthews, R. E. F. 1970. Plant Virology. Academic Press, New York.

Mayer,       Gene.     2000.    Mirobiology          And   Immunology       OnLine.
         http://pathmicro.med.sc.edu/mhunt/replicat.htm

Pelczar, M.J. and E.C.S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta.

Rahma.       2007.    Virologi     (Struktur    dan          Taksonomi        Virus).
      http://rahma02.wordpress.com/2007/10/31/virologi.

Suryati. 2007. Prosedur Diagnostik Dengan Metode Klasik Dan Metode Molekuler.
       IPB, Bogor.

More Related Content

What's hot

Pepper yellow leaf curl virus (pylcv)
Pepper yellow leaf curl virus (pylcv)Pepper yellow leaf curl virus (pylcv)
Pepper yellow leaf curl virus (pylcv)
muhammad geraldine
 
Soal soal virologi fix
Soal soal virologi fixSoal soal virologi fix
Soal soal virologi fix
Nida Aziz II
 
Pembiakan dan asal virus
Pembiakan dan asal virusPembiakan dan asal virus
Pembiakan dan asal virus
riski albughari
 
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Rio Anggala
 
Tugas biologi tentang virus
Tugas biologi tentang virusTugas biologi tentang virus
Tugas biologi tentang virus
준노 박
 
01.birril azizah
01.birril azizah01.birril azizah
01.birril azizah
jackruto
 
Ppt virus dan bakteri
Ppt virus dan bakteriPpt virus dan bakteri
Ppt virus dan bakteri
Endang Lasminawati
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
tristyanto
 
Bab 2 virus by poslen simbolon,S.Pd
Bab 2 virus by poslen simbolon,S.PdBab 2 virus by poslen simbolon,S.Pd
Bab 2 virus by poslen simbolon,S.Pd
Poslen Simbolon Peabank
 
Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi
Kampus-Sakinah
 
Buku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiBuku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiYudi Aditya
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
Adriani Adriani
 
Virus
VirusVirus
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi Dasar
Catatan Medis
 
Makalah virus
Makalah virusMakalah virus
Makalah virus
Mutia Santika
 
Virologi
VirologiVirologi
Virologi
fikri asyura
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
Dokter Tekno
 

What's hot (19)

Pepper yellow leaf curl virus (pylcv)
Pepper yellow leaf curl virus (pylcv)Pepper yellow leaf curl virus (pylcv)
Pepper yellow leaf curl virus (pylcv)
 
Soal soal virologi fix
Soal soal virologi fixSoal soal virologi fix
Soal soal virologi fix
 
Plaque.tycka
Plaque.tyckaPlaque.tycka
Plaque.tycka
 
Pembiakan dan asal virus
Pembiakan dan asal virusPembiakan dan asal virus
Pembiakan dan asal virus
 
Presentasi virus bio
Presentasi virus bioPresentasi virus bio
Presentasi virus bio
 
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
 
Tugas biologi tentang virus
Tugas biologi tentang virusTugas biologi tentang virus
Tugas biologi tentang virus
 
01.birril azizah
01.birril azizah01.birril azizah
01.birril azizah
 
Ppt virus dan bakteri
Ppt virus dan bakteriPpt virus dan bakteri
Ppt virus dan bakteri
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
 
Bab 2 virus by poslen simbolon,S.Pd
Bab 2 virus by poslen simbolon,S.PdBab 2 virus by poslen simbolon,S.Pd
Bab 2 virus by poslen simbolon,S.Pd
 
Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi Pengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi
 
Buku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologiBuku ajar mikrobiologi
Buku ajar mikrobiologi
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi Dasar
 
Makalah virus
Makalah virusMakalah virus
Makalah virus
 
Virologi
VirologiVirologi
Virologi
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 

Similar to Portofolio virologi

37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziahlunalya
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziahlunalya
 
Pneu
PneuPneu
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Aulia Safitri
 
Lap ndv adz
Lap ndv adzLap ndv adz
Lap ndv adz
Dickdick Maulana
 
[1] VIROLOGI.pptx
[1] VIROLOGI.pptx[1] VIROLOGI.pptx
[1] VIROLOGI.pptx
ssuserfb2d46
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
AhmadAmirudin11
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
Ayyu Sari
 
Lks sri
Lks sriLks sri
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
RezkyMuhRezky
 
Ndv embrio
Ndv embrioNdv embrio
Ndv embrio
Dickdick Maulana
 
virus.pptx
virus.pptxvirus.pptx
virus.pptx
VerliatesyaTugas
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
Septian Muna Barakati
 
manfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusiamanfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusia
meidina silviaaa
 
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotikvaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
shovi fatimah
 
Power Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab VirusPower Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab Virus
Nafisatul Layli
 
Presentasi Biologi Virus
Presentasi Biologi VirusPresentasi Biologi Virus
Presentasi Biologi Virus
Bunga Bunga
 

Similar to Portofolio virologi (20)

37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
Lap postulatkoch adz
Lap postulatkoch adzLap postulatkoch adz
Lap postulatkoch adz
 
Pneu
PneuPneu
Pneu
 
Virus dan kanker
Virus dan kankerVirus dan kanker
Virus dan kanker
 
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
 
Lap ndv adz
Lap ndv adzLap ndv adz
Lap ndv adz
 
[1] VIROLOGI.pptx
[1] VIROLOGI.pptx[1] VIROLOGI.pptx
[1] VIROLOGI.pptx
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
Lks sri
Lks sriLks sri
Lks sri
 
Lks sri
Lks sriLks sri
Lks sri
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
Ndv embrio
Ndv embrioNdv embrio
Ndv embrio
 
virus.pptx
virus.pptxvirus.pptx
virus.pptx
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
manfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusiamanfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusia
 
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotikvaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
 
Power Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab VirusPower Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab Virus
 
Presentasi Biologi Virus
Presentasi Biologi VirusPresentasi Biologi Virus
Presentasi Biologi Virus
 

More from Dickdick Maulana

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Dickdick Maulana
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Dickdick Maulana
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Dickdick Maulana
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Dickdick Maulana
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Dickdick Maulana
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Dickdick Maulana
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
Dickdick Maulana
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Dickdick Maulana
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Dickdick Maulana
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies report
Dickdick Maulana
 
Water quality strategy
Water quality strategy Water quality strategy
Water quality strategy
Dickdick Maulana
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water
Dickdick Maulana
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
Dickdick Maulana
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Dickdick Maulana
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Dickdick Maulana
 
Tetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicateTetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicate
Dickdick Maulana
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahDickdick Maulana
 

More from Dickdick Maulana (20)

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies report
 
Kesling 2
Kesling 2 Kesling 2
Kesling 2
 
Water quality strategy
Water quality strategy Water quality strategy
Water quality strategy
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
 
Tetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicateTetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicate
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
 

Portofolio virologi

  • 1. PORTOFOLIO VIROLOGI Oleh : Fitri Rahmawati B1J008031 Anna Yulita B1J008098 Aryo B1J008 Adzani Ghani Ilmannafian B1J009077 Kelompok 5 Rombongan I KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2011
  • 2. I. PENDAHULUAN Virus adalah parasit intraselular obligat yang hanya mengandung satu jenis asam nukleat saja, RNA atau DNA. Setiap virus memperbanyak diri dalam sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang. Siklus replikasi menghasilkan asam nukleat dan mantel protein virus dalam jumlah yang banvak (Pelczar, 2008). Tidak hanya menginfeksi manusia, virus juga menyebabkan penyakit pada hewan dan tumbuhan. Infeksi virus terhadap sel inang yang dimasukinya dapat berefek ringan atau bahkan mati (Rahma, 2007). Virus tumbuhan dalam beberapa hal berbeda dengan virus yang menyerang hewan dan bakteri. Salah satu perbedaan tersebut adalah mekanisme penetrasi virus ke dalam sel inang. Virus tumbuhan hanya dapat masuk ke dalam sel tumbuhan melalui luka yang terjadi secara mekanis atau yang disebabkan oleh serangga vektor. Hal ini disebabkan virus tumbuhan tidak mempunyai alat penetrasi untuk menembus dinding sel tumbuhan (Akin, 2006). Percobaan Koch dan peneliti-peniliti telah membuktikan bahwa jasad renik tertentu menyebabkan penyakit tertentu pula dengan mekanisme yang dikenal dengan Postulat Koch (Bos, 1990). Virus hewan masuk melalui penetrasi. Newcastle Disease atau disebut juga penyakit Tetelo merupakan penyakit viral yang sangat menular pada unggas, bersifat sistemik yang melibatkan saluran pernafasan dan menyerang berbagai jenis unggas terutama ayam serta burung-burung liar. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit Newcastle Disease antara lain berupa kematian ayam ditunjukkan dengan angka mortalitas yang tinggi 80-100 %, penurunan produksi telur pada ayam petelur, gangguan pertumbuhan, dan penurunan berat badan pada ayam pedaging (Alexander, 1991). Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan timbul dan 1.
  • 3. II. PEMBAHASAN Metode plaque merupakan metode yang umum digunakan dalam melihat kuantitas infeksi virus dan substansi virus. Infeksi partikel virus mengalami multiplikasi pada area yang ditumbuhi bakteri. Sel-sel yang terinfeksi menghasilkan zona jernih atau biasa disebut plak. Plak merupakan daerah yang jelas pada bidang buram, mengindikasikan bakteri yang lisis oleh agen berupa virus atau antibiotik. Plak akan terlihat pada sel-sel yang mati atau rusak. Kelebihan metode ini adalah metode yang sederhana, mudah dilakukan dan biayanya terjangkau. Namun, penghitungan jumlah virus yang menginfeksi tidak spesifik dikarenakan hanya diasumsikan bahwa satu zona jernih adalah satu virus. Mekanisme terbentuknya plak disebabkan karena virus mengalami fase lisis (Suryati, 2007). Infeksi secara litik melalui fase-fase sebagai berikut ini (Meyer, 2000) : 1. Fase adsorpsi dan infeksi Fag akan melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel hospes. 2. Fase replikasi (fase sintesa) DNA fag mengadakan replikasi (menyusun DNA) menggunakan DNA hospes sebagai bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus- ratus molekul DNA baru virus yang lengakap dengan selubungnya. 3.Fase pembebasan virus (fag-fag baru)/ fase lisis Sesudah fag dewasa, sel hospes akan pecah (lisis), sehingga keluarlah virus atau fag yang baru. Sel hospes dalam praktikum ini menggunakan E.coli. Tidak terbentuknya plak bukan berarti virus tidak menginfeksi sel hospes, karena virus tidak hanya mengalami fase lisis, tetapi juga mengalami fase lisogenik. Infeksi secara lisogenik, melalui tahap berikut (Meyer, 2000): 1. Fase adsorpsi dan infeksi Fag menenpel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada hospes kemudian mengluarkan DNAnya kedalam tubuh hospes. 2. Fase penggabungan
  • 4. DNA virus bersatu dengan DNA hospes membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif. 3. Fase pembelahan Bila sel hospes membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan hospes juga mengandung profag didalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus- menerus selama sel bakteri yang mengandung profag membelah. Newcastle disease virus dapat menyerang unggas (ayam) dikarenakan virus tersebar dimana-mana (udara, air, dan sebagainya). Virus dapat menempel pada kandang ayam sehingga dalam kurun waktu tertentu dapat mengneksi ayam melalui udara dan masuk melalui saluran pernapasan. Ayam-ayam yang berada salam kondisi kurang baik akan mudah terserang virus ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan Admin (2008) Infeksi oleh virus Newcastle Disease (ND) erjadi secara inhalasi . Kejadian wabah penyakit Newcastle Disease seringkali terjadi pada kelompok ayam yang tidak memiliki kekebalan atau pada kelompok yang memiliki kekebalan rendah akibat terlambat divaksinasi atau karena kegagalan program vaksinasi. Pengamatan virus tanaman berbeda dengan pengamatan virus hewan. Apabila pengamatan virus hewan dilakukan dengan menginjeksikan virus ke dalam telur, pengamatan virus tanaman adalah dengan menggunakan teknik Postulat Koch. Menurut Matthews (1970), keempat kriteria Postulat Koch harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab akibat antara virus dan penyakit yang ditimbulkan. Kriteria ini dikenal dengan Postulat Koch yaitu : 1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang ditimbulkan. 2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium. 3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada tanaman yang sesuai dapat menimbulkan penyakit.
  • 5. 4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari tanaman yang telah terinfeksi tersebut. Daun tanaman kacang-kacangan yang diinfeksi virus menunjukkan hasil uji positif pada pengujian Postulat Koch. Postulat Koch ini dapat membuktikan bahwa hasil isolasi tanaman sakit jika diinokulasikan pada tanaman sehat akan menghasilkan gejala penyakit yang sama dengan tanaman yang telah terkena penyakit. Berbeda dengan gejala yang ditimbulkan oleh mikroba lain, yang tidak memberikan gejala yang sama dengantanaman yang telah terkena penyakit. Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh mikroba lain biasanya adalah sistemik (Admin, 2008). Gejala penyakit virus pada tanaman dibagi menjadi dua yaitu gejala eksternal dan gejala internal. Gejala eksternal berupa gejala lokal dan gejala sistemik. Gejala lokal merupakan gejala yang hanya terbatas pada situs infeksi primer dan dalam virologi dikenal dengan istilah bercak lokal. Bercak lokal dapat berupa klorosis karena hilang atau berkurangnya klorofil atau nekrosis karena terjadi kematian sel tanaman inang. Gejala sistemik terjadi apabila virus yang diinokulasi pada tanaman inang tidak hanya terbatas pada situs infeksi primer, tetapi menyebar ke bagian lain dan menyebabkan terjadinya infeksi sekunder (Akin, 2006).
  • 6. III. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Metode plaque digunakan untuk mengetahui adanya virus pada sampel yang melisikan bakteri. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih, mengindikasikan bahwa ada virus yang melisiskan bakteri, sedangkan tidak adanya zona jernih menunjukkan bahwa tida aada virus yang melisis bakteri. 2. Postulat Koch dapat digunakan untuk membuktikan ada tidaknya agen infeksius misalnya virus yang menyebabkan penyakit. Keempat kriteria Postulat Koch harus dapat dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab akibat antara virus dan penyakit yang ditimbulkan. 3. Inokulasi virus hewan dapat dilakukan secara in ovo, in vivo, dan in vitro. Embrio yang terserang Newcastle Dissease Virus ditandai dengan pembentukan lesi pada CAM seperti timbul plak, lesi pada embrio seperti kekerdilan, perubahan warna kaki yang menjadi kehijauan, dan perkembangan otot serta buku yang abnormal. B. Saran Pengulasan Eschericia coli pada saat praktikum Postulat Koch sebaiknya secara merata agar hasil yang diperoleh maksimal. Tanaman kacang yang digunakan dalam praktkum Postulat Koch dipastikan telah mengalami perlukaan sebelum diolesi virus agar gejala yang timbul tampak dengan jelas. Telur yang digunakan dalam praktikum NDV sebaiknya berasal dari tempat yang sama. Sama
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Admin. 2008. Newcastle Disease Virus http://www.vet- klinik.com/Perunggasan/Newcastle-Disease.html Akin, H. M. 2006. Virologi Tumbuhan. Kanisius, Yogyakarta. Alexander,D.J. 1991. ND and Other Paramyxovirus Injection in Disease of Poultry, 9th ed. Edited by Calnek, B. J., dkk. Iowa State University Press, Armes, Iowa. USA. Bos, L. 1990. Pengantar Virologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Matthews, R. E. F. 1970. Plant Virology. Academic Press, New York. Mayer, Gene. 2000. Mirobiology And Immunology OnLine. http://pathmicro.med.sc.edu/mhunt/replicat.htm Pelczar, M.J. and E.C.S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta. Rahma. 2007. Virologi (Struktur dan Taksonomi Virus). http://rahma02.wordpress.com/2007/10/31/virologi. Suryati. 2007. Prosedur Diagnostik Dengan Metode Klasik Dan Metode Molekuler. IPB, Bogor.