The Indonesia HiT reports the significant improvement in the health status of the population over the last 25 years through transitional period in all fields. However, the country faces remaining and foreseeing challenges in communicable diseases and emerging NCDs. The HiT concludes with the future challenges of expanding coverage of National health insurance scheme (JKN), reducing regional disparities in health-care services, managing resources and engaging private sector.
The Indonesia HiT reports the significant improvement in the health status of the population over the last 25 years through transitional period in all fields. However, the country faces remaining and foreseeing challenges in communicable diseases and emerging NCDs. The HiT concludes with the future challenges of expanding coverage of National health insurance scheme (JKN), reducing regional disparities in health-care services, managing resources and engaging private sector.
http://www.wpro.who.int/asia_pacific_observatory/hits/myanmar_pns1_en.pdf
What are the challenges facing Myanmar in progressing towards Universal Health Coverage?
https://www.irrawaddy.com/specials/challenges-impede-development-of-myanmars-public-health.html
Challenges Impede Development of Myanmar’s Public Health
https://europa.eu/capacity4dev/capacity-building-in-public-health-for-development/document/health-sector-reforms-myanmar-giving-more-space-public-health-interventions-ncds
Health Sector Reforms in Myanmar, giving more space for public health interventions for NCDs
This presentation describe the Health care system in Pakistan.
In this presentation complete information our health system in Pakistan. The advantage and disadvantage are clearly define in presentation.
https://dogblaze.com/
Pakistan faces many challenges at the beginning of the second decade of the 21stcentury:
• Decades-long struggle with macroeconomic stabilisation arising from unsustainable fiscal policies
• Pressure of demography
• Legacy of economic distortions
• Battering from external events, including earthquakes, floods and a continuing
longstanding low intensity conflict
• A large and loss-making public sector that impedes market development
• Low and declining productivity
• Heightened expectations of the population for a better life from a democratic
government.
Our growth experience of the last four decades has been volatile annual growth and
declining trend in long run growth patterns. In addition, productivity growth (a
measure of efficiency) has been low in comparison to our comparators. For the last
four years per-capita incomes have not increased in real terms while double-digit
inflation has prevailed.
References
Economic Survey of Pakistan 2010-2011
A.Islam. Health Sector Reform in Pakistan: Future Directions.
http://www.who.int/en/
An Introduction to Health Planning in Developing Countries assessed at http://heapol.oxfordjournals.org/content/7/4/local/back-matter.pdf
http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736%2805%2971146-6/fulltext
The education policy in India has changed after 34 years.
This presentation contains major changes made in the National Education policy of 2020 and what will be its future impact.
Do share your reviews about the New Eduction policies.
http://www.wpro.who.int/asia_pacific_observatory/hits/myanmar_pns1_en.pdf
What are the challenges facing Myanmar in progressing towards Universal Health Coverage?
https://www.irrawaddy.com/specials/challenges-impede-development-of-myanmars-public-health.html
Challenges Impede Development of Myanmar’s Public Health
https://europa.eu/capacity4dev/capacity-building-in-public-health-for-development/document/health-sector-reforms-myanmar-giving-more-space-public-health-interventions-ncds
Health Sector Reforms in Myanmar, giving more space for public health interventions for NCDs
This presentation describe the Health care system in Pakistan.
In this presentation complete information our health system in Pakistan. The advantage and disadvantage are clearly define in presentation.
https://dogblaze.com/
Pakistan faces many challenges at the beginning of the second decade of the 21stcentury:
• Decades-long struggle with macroeconomic stabilisation arising from unsustainable fiscal policies
• Pressure of demography
• Legacy of economic distortions
• Battering from external events, including earthquakes, floods and a continuing
longstanding low intensity conflict
• A large and loss-making public sector that impedes market development
• Low and declining productivity
• Heightened expectations of the population for a better life from a democratic
government.
Our growth experience of the last four decades has been volatile annual growth and
declining trend in long run growth patterns. In addition, productivity growth (a
measure of efficiency) has been low in comparison to our comparators. For the last
four years per-capita incomes have not increased in real terms while double-digit
inflation has prevailed.
References
Economic Survey of Pakistan 2010-2011
A.Islam. Health Sector Reform in Pakistan: Future Directions.
http://www.who.int/en/
An Introduction to Health Planning in Developing Countries assessed at http://heapol.oxfordjournals.org/content/7/4/local/back-matter.pdf
http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736%2805%2971146-6/fulltext
The education policy in India has changed after 34 years.
This presentation contains major changes made in the National Education policy of 2020 and what will be its future impact.
Do share your reviews about the New Eduction policies.
Strategi FK Swasta Menyikapi Hospital-Based Program Residen Dokter SpesialisMuhammad Idham Rahman
Ini adalah slide materi kegiatan Forum Dekan Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia (FORDEK AFKSI), Bandung, 2023
Narasumber : Prof. Laksono Trisantoro, dr., M.Sd., Ph.D
(Staf Khusus Menteri Kesehatan)
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?Suprijanto Rijadi
Puskesmas lahir tahun 1968 untuk melakukan 6 kegiatan kesehatan masyarakat, salahsatunya adalah pelayanan kesehatan. Namun dalam perkembangannya alokasi pembiayaan kesehatan selalu berorientasi pada Upaya kesehatan Perorangan UKP (pengobatan/penyembuhan) daripada Upaya Kesehatan Masyarakat UKM (Gizi, Imunisasi, Kesehatan Ibu dan anakdll). Trend alokasi anggaran kesehatan 2004 - 2012, pembiayaan kes dari masyarakat/sawsta adalah 70% dan pembiayaaan pemerintah hanya 30%. Yang 70% masyarakat utk UKP. dan yang 30% pemerintah yang 80%nya untuk UKP dan hanya 10% utk UKM. Jadi alokasi biaya utk UKM hanyalah 3% dari biaya kes nasional. Dengan lahirnya BPJS sejak 2014 maka pasien berobat ke Puskesmas 100-200 orang perhari, dan 80% waktu petugas Puskesmas utk pengobatan (UKP). Jadi Puskesmas singkatan Pusat kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 02 - KIS adalah BPJS yang Dipercepat 5 Tahun?Suprijanto Rijadi
Program Unggulan Jokowi adalah Kartu Indonesia Sehat KIS, Kalau KIS diberlakukan tahun 2015 yad, maka Program KIS adalah sama dengan Program BPJS yang dipercepat 5 tahun. Mampukah anggaran pemerintah membiayainya, Sanggupkah fasilitas layanan kesehatan di grass root melaksanakannya?
Tantangan Kesehatan Kabinet Jokowi 01 - Paradigma Sakit Sebagai Dasar Pembang...Suprijanto Rijadi
Orientasi pembangunan kesehatan kita selama Era Suharto dan SBY berorientasi pada Paradigma Sakit. Apakah Kabinet Jokowi tetap menjalankan pembangunan kesehatan berdasar Paradigma Sakit, ataukah mampu merubahnya menjadi berdasar Paradigma Sehat?
Draft Final Sistem kesehatan Daerah Kabupaten WonosoboSuprijanto Rijadi
http://www.sistemkesehatandaerah.com
Hasil akhir diskusi selama 2 bulan dalam perumusan Siskesda Wonosobo tergambarkan dari draft Final Siskesda Kab Wonosobo ini.
Secara ringkas diuraikan komponen2 utama dari Siskesda Kab Wonosobo
Membangun Siskesda Wonosobo part 3 - Merumuskan Upaya KesehatanSuprijanto Rijadi
http://www.sistemkesehatandaerah.com
Dalam perumusan materi Siskesda Wonosobo harus dirumuksn Kegiatan Upaya Kesehatan, UU Kesehatan menggariskan 17 jenis kegiatan kesehatan, Sistem Kes Nasioanal membagi jadi 23 kegiatan. Siskesda Wonosobo mengambil 16 jenis Kegiatan Kesehatan yang menjadi Prioritas Kab Wonsobo utk 5 tahun kedepan
PP 74 tahun 2012 Perubahan PP 23/2005 tentang Pengelolaan Badan layanan UmumSuprijanto Rijadi
PP 74 tahun 2012 merubah beberapa pola keuangan yang diatur pada PP 23 tahun 2005, sehingga pengelolaan keuangan bisa menjadi lebih fleksibel bagi Unit Pelaksana BLU
PP 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum ini merubah pola keuangan lembaga pemerintahan seperti rumah sakit, Universitas sehingga mereka boleh memakai langsung penghasilan operasionalnya. Dan juga PP ini mendorong transformasi lembaga kantor agar bertindak selaku "business entity" walaupun tidak berorientasi pada keuntungan semata
Uu 40 thn 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)Suprijanto Rijadi
Dalam Undang Undang 40/2004 tentang SJSN ini dibahas sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, baik jaminan kesehatan, jaminan sosial tenaga kerja.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Pokok Pokok UU no 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
1. Pokok-‐pokok
UU
No.20
tahun
2013
tentang
Pendidikan
Kedokteran
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
September
2013
1
2.
Isu
Pokok
UU
Pendidikan
Kedokteran
:
Kondisi
Sebelum
&
Implikasinya
3. TUJUAN
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
UU
pendidikan
kedokteran
diharapkan
mampu
:
1. Mengintegrasikan
peran
pendidikan/akademik
dan
layanan
kesehatan/profesi,
dimana
secara
operasional
dikelola
oleh
kementerian
dibawah
sektor
pendidikan
dan
kesehatan.
2. mengatasi
berbagai
problem
dalam
rangka
menjaga
mutu,
yang
terkait
dengan
proses
seleksi,
proses
pembelajaran,
ketersediaan
sarana
dan
prasarana
serta
alat-‐alat
laboratorium,
Dosen,
tenaga
pendidik
dan
masalah
pendanaan
pendidikan
kedokteran,
3. memberi
kepasAan
hukum,
disamping
undang-‐undang
yang
sudah
ada
yaitu
Undang-‐undang
Nomor
20
tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
dan
Undang-‐
undang
Nomor
29
tahun
2004
tentang
PrakAk
Kedokteran
4. Isu
Pokok
UU
Pendidikan
Kedokteran
1. Program
Dokter
layanan
primer
2. Integrasi
akademik-‐profesi
3. Integrasi
FK-‐RSP
(termasuk
wahana
pendidikan
kedokteran)
4. Pembiayaan
pendidikan
5. Seleksi
mahasiswa
6. Kuota
mahasiswa
7. Uji
kompetensi
8. Internsip
(sebagai
kelanjutan
setelah
program
profesi
dokter)
9. Sistem
penjaminan
mutu
10. Standar
nasional
pendidikan
kedokteran
11. Afirmasi
(untuk
mendukung
pemerataan
distribusi
dokter)
5. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
UU
No.12/2012
Og
Pendidikan
Tinggi
ISU
POKOK
Integrasi
akademik-‐profesi
PENGATURAN
UU
DIKDOK
Program
profesi
dokter
dan
profesi
dokter
gigi
merupakan
program
lanjutan
yang
Adak
terpisahkan
dari
program
sarjana
KEBIJAKAN
LANJUTAN
Permendikbud
Masa
transisi
:
2
tahun
Implikasi
Kebijakan
:
• Pembaharuan
izin
prodi
akademik-‐profesi
(satu
surat
untuk
2
izin,
yaitu
prodi
akademik
dan
prodi
profesi)
• Pembaharuan
instrumen
akreditasi
• Penetapan
aturan
nomor
induk
mahasiswa
untuk
program
akademik
dan
profesi
(apakah
akan
satu-‐kesatuan
atau
terpisah)
• Implikasi
penyesuaian
struktur
organisasi
prodi
akademik
dan
profesi
terhadap
struktur
organisasi
dekanat
• SeAap
prodi
harus
menjadi
Fakultas
dalam
waktu
5
tahun
(pasal
59)
6. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
ISU
POKOK
PENGATURAN
UU
DIKDOK
• K e r j a s a m a
F K / F K G
• UU
No.
Integrasi
FK-‐RSP
dengan
RSP
utama,
RSP
44/2009
Og
RS
(termasuk
wahana
Afiliasi,
RSP
Satelit
dan
pendidikan
w a h a n a
p e n d i d i k a n
• UU
No.
kedokteran)
kedokteran
12/2012
Og
• Kerjasama
dilakukan
Pendidikan
s e c a r a
t e r i n t e g r a s i
Tinggi
(fungsional
dan/atau
struktural)
Implikasi
Kebijakan
:
KEBIJAKAN
LANJUTAN
Peraturan
Pemerintah
Masa
transisi
:
3
tahun
• Perlunya
aturan
lanjutan
dan
panduan
terkait
implementasi
kerja
sama
dan
pembagian
tugas
dan
fungsi
antara
Kemdikbud
dan
Kemkes
• Perlu
sinkronisasi
dengan
PP
RSP
7. Intregrasi
Pendidikan
Akademik-‐Profesi,
Internsip,
Spesialis-‐Subspesialis
ORGANISASI
PROFESI
PROFESI
AKADEMIK
Min
7
semester
144
SKS
Min
3
semester
IN
TERN
SIP
Sked
SPESIALIS
Dokter
60%RS
+
40
%
PKM
FAKULTAS
KEDOKTERAN
RUMAH
SAKIT
PENDIDIKAN
S
u
b
Sp
S
u
b
Sp
S
u
b
Sp
S
S
u
u
b
b
Sp
Sp
8. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
• Perpres
No.
72/2012
tentang
SKN
• Standar
Pendidikan
Profesi
Dokter
yang
disahkan
oleh
KKI
(revisi
2012)
ISU
POKOK
Program
Dokter
Layanan
Primer
(DLP)
PENGATURAN
UU
DIKDOK
• Program
DLP
merupakan
kelanjutan
dari
program
p r o f e s i
d o k t e r
d a n
program
internsip
yang
setara
dengan
program
dokter
spesialis
• DLP
ditujukan
untuk
m e m e n u h i
l a y a n a n
k e s e h a t a n
A n g k a t
pertama
KEBIJAKAN
LANJUTAN
Peraturan
Pemerintah
Masa
transisi
:
2
tahun
Implikasi
Kebijakan
:
• Perumusan
learning
outcomes,
standar
kompetensi,
kurikulum,
kualifikasi
dosen,
dan
uji
kompetensi
khusus
• Nomenklatur
pendidikan
khusus
DLP
• Perumusan
kebijakan
kewenangan
pelayanan
untuk
DLP
9. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
ISU
POKOK
UU
No.12/2012
Pembiayaan
Og
Pendidikan
pendidikan
Tinggi
PENGATURAN
UU
DIKDOK
• Menteri
menetapkan
standar
satuan
biaya
operasional
Pendidikan
• FK
&
FKG
wajib
melaporkan
satuan
biaya
operasional
kepada
Menteri
melalui
pemimpin
PT
KEBIJAKAN
LANJUTAN
Permendikbud
Masa
transisi
:
2
tahun
Implikasi
Kebijakan
:
• Penyesuaian
pendanaan
pendidikan
dengan
kebijakan
UKT
dan
BOPTN
(untuk
PTN)
• Standardisasi
unit
cost
pendidikan
kedokteran
untuk
program
akademik
dan
program
profesi
serta
spesialis
10. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
• UU
No.
12/2012
Og
Pendidikan
Tinggi
ISU
POKOK
Seleksi
mahasiswa
Implikasi
Kebijakan
:
PENGATURAN
UU
DIKDOK
• Seleksi
penerimaan
mahasiswa
dilakukan
secara
nasional
• Seleksi
memperhaAkan
prinsip
pemerataan
akses
dan
afirmasi
melalui
jalur
khusus
KEBIJAKAN
LANJUTAN
Permendikbud
Masa
transisi
:
2
tahun
• Penetapan
metode,
waktu
dan
paniAa
seleksi
serta
waktu
penerimaan
mahasiswa
baru
baik
untuk
program
profesi
maupun
spesialis
• Penyesuaian
dengan
kebijakan
kuota
penerimaan
mahasiswa
pendidikan
kedokteran
11. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
ISU
POKOK
PENGATURAN
UU
DIKDOK
• UU
No.29/2004
Kuota
mahasiswa
• Kuota
nasional
diatur
tentang
standar
melalui
Peraturan
pendidikan
Menteri
setelah
profesi
dokter
berkoordinasi
dengan
menteri
yang
• UU
No.12/2012
menyelenggarakan
Og
Pendidikan
urusan
pemerintahan
di
Tinggi
bidang
kesehatan
KEBIJAKAN
LANJUTAN
• Permendikbud
• SE
Dirjen
DikA
mengenai
Kuota
Penerimaan
Mahasiswa
FK
(sebagai
aturan
awal)
Masa
transisi
:
2
tahun
Implikasi
Kebijakan
:
• Sanksi
moratorium
penerimaan
mahasiswa
baru
bagi
FK
yang
melanggar
ketentuan
• Pengurangan
kuanAtas
lulusan
FK,
peningkatan
kualitas
lulusan
FK
• Kemungkinan
pembukaan
prodi
baru
yang
lebih
memenuhi
standar
12. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
• UU
No.
29/2004
Og
Prak_k
Kedokteran
• UU
No.
12/2012
Og
Pendidikan
Tinggi
ISU
POKOK
PENGATURAN
UU
DIKDOK
Uji
Kompetensi
• Uji
kompetensi
dilaksanakan
secara
nasional
sebelum
mengangkat
sumpah
Dokter
dan
Dokter
Gigi
(exit
exam)
• Lulusan
mendapatkan
serAfikat
kompetensi
yang
dikeluarkan
oleh
PT
Implikasi
Kebijakan
:
KEBIJAKAN
LANJUTAN
Permendikbud
Masa
transisi
:
2
tahun
• Biaya
pendidikan
kedokteran
lebih
besar
karena
biaya
uji
kompetensi
masuk
pada
biaya
pendidikan
• Perlu
aturan
teknis
terkait
mekanisme
pemberikan
serAfikat
profesi
dan
serAfikat
kompetensi
13. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
• Permenkes
No.
299/2010
Og
penyelenggaraan
program
internsip
dan
penempatan
dokter
pasca
internship
• Perkonsil
No.
1/2010
Og
internsip
ISU
POKOK
Internsip
PENGATURAN
UU
DIKDOK
• Program
profesi
dokter
dilanjutkan
dengan
program
internsip
(masuk
pada
ranah
profesi/pelayanan)
• Internsip
sebagai
program
pemahiran
dan
pemandirian
Dokter
yang
merupakan
bagian
dari
program
penempatan
wajib
sementara
dan
diperhitungkan
sebagai
masa
kerja
KEBIJAKAN
LANJUTAN
Peraturan
Pemerintah
Masa
transisi
:
2
tahun
Implikasi
Kebijakan
:
• Penyusunan
PP
yang
mengatur
posisi
dan
pengelolaan
program
internsip,
pembagian
wewenang
Kemkes
dan
Kemdikbud
dalam
implementasi
internsip,
serta
pembiayaannya
14. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
ISU
POKOK
PENGATURAN
UU
DIKDOK
KEBIJAKAN
LANJUTAN
• UU
No.12/2012
Sistem
Pengaturan
SPM
sesuai
Permendikbud
Og
Pendidikan
Penjaminan
aturan
yang
berlaku
Tinggi
Mutu
Masa
transisi
:
• Permendikbud
2
tahun
Og
SPM-‐PT
&
SNPT
Implikasi
Kebijakan
:
• Implementasi
sistem
penjaminan
mutu
eksternal
dan
sistem
penjaminan
mutu
internal
melalui
LAM
PSKes
dan
LUK
15. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
• UU
No.29/2004
Og
Prak_k
Kedokteran
• UU
No.12/2012
Og
Pendidikan
Tinggi
• Standar
pendidikan
profesi
dokter/
dokter
gigi,
dokter
spesialis/dokter
gigi
spesialis
yang
disahkan
KKI
(revisi
2012)
PENGATURAN
UU
DIKDOK
ISU
POKOK
Standar
Nasional
Pendidikan
Kedokteran
(SNPK)
SNPK
mengacu
pada
SNPT
dan
disusun
bersama
oleh
asosiasi
insAtusi
pendidikan,
organisasi
profesi,
asosiasi
rumah
sakit
pendidikan
dan
kementerian
bidang
kesehatan
• SNPK
ditetapkan
oleh
Menteri
dengan
merujuk
pada
Standar
pendidikan
profesi
dokter/dokter
gigi,
dokter
spesialis/dokter
gigi
spesialis
yang
disahkan
KKI
• FK
&
FKG
wajib
melaksanakan
kurikulum
berdasarkan
SNPK
•
KEBIJAKAN
LANJUTAN
Permendikbud
Masa
transisi
:
2
tahun
Implikasi
Kebijakan
:
• Harmonisasi
SNPK
dengan
standar
pendidikan
profesi
dokter/dokter
gigi
(termasuk
dokter
spesialis/dokter
gigi
spesialis
)
yang
disahkan/diperAmbangkan
oleh
KKI
dan
ditetapkan
Menteri
• Perlu
pengaturan
pola
insenAf
untuk
program
spesialis
• Menjadi
aspek
legal
dari
implementasi
kebijakan
SPM
&
standar
pendidikan
kedokteran
secara
nasional
16. Standar
Pendidikan
Tinggi
Menurut
Pasal
54
UU
No.
12
Tahun
2012
Tentang
Pendidikan
Tinggi
Standar
Nasional
Standar
Nasional
Pendidikan
Pendidikan
Standar
Standar
Peneli_an
Peneli_an
Standar
Pengabdian
Standar
engabdian
Kepada
Masyarakat
Kepada
asyarakat
Standar
Isi
SNPT
Ditetapkan
oleh
Menteri
atas
usul
BSNPT
Standar
Hasil
Standar
Hasil
Standar
Proses
Standar
Arah
Standar
Arah
Standar
Kompetensi
Lulusan
Standar
Proses
Standar
Proses
Standar
Kompetensi
PeneliA
Standar
Kompetensi
Pelaksana
Standar
Pendanaan
Standar
Pendanaan
Standar
Sarana
&
Prasarana
Standar
Sarana
&
Prasarana
Standar
Outcome
Standar
Outcome
Standar
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan
Standar
Sarana
&
Prasarana
Standar
Pengelolaan
SPT
Standar
Pembiayaan
Standar
Penllaian
Pendidikan
SPT
Ditetetapkan
oleh
se_ap
perguruan
_nggi
1.
standar
bidang
akademik
2.
standar
bidang
non
akademik
17. Posisi
SNPK
pada
Pendidikan
Kedokteran
(Integrasi
Pendidikan
dan
Pelayanan)
SNP
SNPT
Permendikbud
KKI
SNPK
SPSKD
&
SPSKDG
• SNPK
:
Standar
Nasional
Pendidikan
Kedokteran
(+
standar
peneliAan
+
standar
pengabdian
masyarakat
+
standar
biaya
pendidikan
)
• SPSKD
:
Standar
Pendidikan
&
Standar
Kompetensi
Dokter
(termasuk
spesialis)
• SPSKDG
:
Standar
Pendidikan
&
Standar
Kompetensi
Dokter
Gigi
(termasuk
spesialis)
18. Harmonisasi
Standar
Nasional
Pendidikan
Tinggi
(SNPT)
pada
Standar
Nasional
Pendidikan
Kedokteran
(SNPK)
SNPT*
Isi
Proses
Kompete
nsi
SDM
Sarpras
Kelola
Biaya
SNPK
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Standar
Pendidikan
Profesi
Dokter/Drg
(tmsk
spesialis)
**
X
X
X
X
X
X
X
*)
SNPT
yang
diatur
pada
UU
Pendidikan
Tinggi
**)
standar
yang
disahkan
oleh
KKI
Nilai
Pene Peng
liAan
mas
19. PENGATURAN
ISU
POKOK
UU
PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
PENGATURAN
SEBELUMNYA
• UU
No.12/2012
Og
Pendidikan
Tinggi
ISU
POKOK
Afirmasi
PENGATURAN
UU
DIKDOK
• Beasiswa
dan
bantuan
biaya
pendidikan
untuk
mahasiswa
dan
dosen
• Program
afirmasi
untuk
pemenuhan
kebutuhan
dokter
spesialis
melalui
penempatan
tahap
mandiri
pendidikan
di
RS
selain
RSP
KEBIJAKAN
LANJUTAN
Permendikbud
Masa
transisi
:
2
tahun
Implikasi
Kebijakan
:
• Aksesibilitas
‘putra
daerah’
untuk
mendapatkan
pendidikan
kedokteran
yang
berkualitas
baik
• Implementasi
harmonisasi
kebijakan
pemerintah
daerah
setempat
terhadap
kebutuhan
pelayanan
kesehatan
dan
pendidikan
kedokteran
• Kontribusi
sistem
pendidikan
kedokteran
terhadap
kebutuhan
pelayanan
kesehatan
di
daerah
21. Pendidikan
Pelayanan
9
KONSEP
DASAR
RUMAH
SAKIT
PENDIDIKAN
(RSP)
RS
Pendidikan
berfungsi
sebagai
contoh
(pemandu)
fasilitas
layanan
kesehatan
yang
mengedepankan
pelayanan
prima
9
kesehatan,
keselamatan
pasien
dan
penghargaan
terhadap
hak-‐hak
pasien/klien/komunitas/masyarakat
yang
terjangkau,
mudah
diakses,
berkeadilan
dan
berbasis
bukA
(evidence
based)
RS
Pendidikan
menyelenggarakan
pelayanan
terintegrasi
untuk
masalah
lansia
(penyakit
degeneraAf);
penyakit
akibat
perilaku
dan
budaya;
akibat
kerja;
akibat
disparitas
pelayanan/geografis;
infeksi
(termasuk
pinere);
traumatologi
8
(kecelakaan)
dan
beyond
health
(sebagai
provider
kesehatan
dalam
universal
coverage/SJSN)
dan
Adak
berbasis
departemen
RS
Pendidikan
digunakan
untuk
menghasilkan
dokter
layanan
primer
(Angkat
dasar)
secara
holisAk/komprehensif
untuk
menjawab
problem
kesehatan
bangsa
Indonesia
masa
kini
dan
masa
depan
dengan
menekankan
juga
aspek
promoAf
dan
7
prevenAf
dalam
mencapai
MDGs,
masalah
lansia
(penyakit
degeneraAf);
penyakit
akibat
perilaku
dan
budaya;
akibat
kerja;
akibat
disparitas
pelayanan/geografis;
infeksi
(termasuk
pinere);
traumatologi
(kecelakaan)
dan
beyond
health
(sebagai
provider
kesehatan
dalam
universal
coverage/SJSN)
RS
Pendidikan
merupakan
insAtusi
utama
yang
membina
jejaring
wahana
pendidikan
sebagai
satu
enAtas
tersendiri
yang
sesuai
dengan
Standar
Kompetensi
Dokter
Indonesia
dan
Standar
Pendidikan
Profesi
Dokter,
serta
Standar
Kompetensi
6
tenaga
kesehatan
lainnya
yang
dilengkapi
dengan
sistem
IT
dan
atau
visiAng
dosen
klinik
dalam
rangka
koordinasi
pencapaian
kompetensi
sebagaimana
buAr
(1)
dan
buAr
(2)
RS
Pendidikan
harus
memenuhi
profesionalitas
inA
dari
4
keilmuan
klinis
dasar
(bedah,
penyakit
dalam,
anak
dan
5
kandungan)
dan
8
keilmuan
klinis
lainnya
(Radiologi,
Anestesi,
Patologi,
Kulit
dan
Kelamin,
THT,
Mata,
Neurologi
dan
Psikiatri
)
RS
Pendidikan
harus
menyediakan
real
paAent
yang
memadai
(jenis
dan
jumlahnya)
dan
atau
simulasi
tentang
pasien
yang
relevan
untuk
mencapai
kompetensi
tertentu
3
E_ka
Peneli_an
4
RS
Pendidikan
berfungsi
sebagai
wahana
pendidikan
bagi
tenaga
kesehatan
dan
tenaga
non
kesehatan
lainnya
baik
di
RS
maupun
jejaringnya
untuk
meningkatkan
kualitas
pelayanan
yang
berkelanjutan
dan
pengembangan
profesi
berkelanjutan
2
RS
Pendidikan
merupakan
insAtusi
yang
berfungsi
sebagai
pelaksana
peneliAan
translasional
dalam
rangka
pengembangan
pelayanan
dan
pendidikan
dokter
layanan
primer
dan
tenaga
kesehatan
lain
1
RSP
harus
mengutamakan
aspek
medikoeAk
dan
medikolegal
profesi
dalam
melaksanakan
pelayanan
dan
pendidikan
oleh
DPJP
22. RANAH
PENDIDIKAN
1. Nomenklatur
prodi
:
program
profesi
dokter
2. Program
profesi
(KKNI
level
7?/8?)
3. Uji
kompetensi
sebagai
exit
exam
4. Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
:
80%
isi
kurikulum
+
20%
muatan
unggulan
lokal
DLP
sesuai
Standar
Pendidikan
&
Standar
Kompetensi
Dokter
(revisi
2012)
1.
2.
3.
4.
RANAH
PELAYANAN
Konsep
Program
Dokter
Layanan
Primer
(DLP)
Nomenklatur
prodi
:
program
DLP
Program
spesialis
(KKNI
level
8?/9?)
Uji
kompetensi
khusus
oleh
kolegium
Kurikulum
:
80
%
(spesialis
dokter
keluarga)
+
20
%
(kebutuhan
khusus,
terutama
manajemen
kesehatan
primer)
1.
Kompetensi
lulusan
:
Profesionalitas
yang
Luhur,
Mawas
Diri
dan
Pengembangan
Diri,
Komunikasi
EfekAf,
Pengelolaan
Informasi,
Landasan
Ilmiah
Ilmu
Kedokteran,
Keterampilan
Klinis
dan
Pengelolaan
Masalah
Kesehatan
2.
Menjalankan
fungsi
sebagai
gate
keeper
3.
Masuk
pada
skema
pembiayaan
BPJS
?
1. Kompetensi
khusus
DLP
:
Primary
care
management,
Family
Medicine
Approach,
Spesific
problem
solving
skill,
Comprehensive
approach,
Community
orientaBon,
HolisBc
approacH
&
Team
work
2.
Menjalankan
fungsi
sebagai
gate
keeper
atau
hospital
based
(perlu
perumusan
sesuai
target
Kemkes)
3.
Masuk
pada
skema
pembiayaan
BPJS
DLP
sesuai
UU
Pendidikan
Kedokteran
23. Konsep
Program
Dokter
Layanan
Primer
(DLP)
Kebijakan
pada
masa
transisi
selama
2
tahun
(2014-‐2015)
:
• Pembentukan
Am
khusus
pengembang
DLP
yang
terdiri
dari
unsur
:
Ditjen
DikA
Kemdikbud,
Dit.
BUK
&
BPSDM
Kemkes,
Dekan
FK
akreditasi
A,
KDPI
• Penentuan
cuH
off
period
implementasi
DLP
(lulusan
mulai
periode
kapan?)
• Program
peningkatan
kompetensi
dokter
menjadi
DLP
melalui
CPD
terstruktur
(dilakukan
oleh
organisasi
profesi/Kolegium
Dokter
Primer
Indonesia)
- Apakah
program
CPD
terstruktur
akan
dilanjutkan
(pasca
masa
transisi),
paralel
dengan
program
CPD
spesialis
?
- Konversi
kum
CPD
melalui
credit
earning
• Diperlukan
dukungan
dari
Ditjen
DikA
dan
Kemkes
untuk
pengembangan
program
DLP
terutama
yang
terkait
dengan
beasiswa,
wahana,
program
penempatan,
dan
lainnya
26. Peraturan
Lanjutan
UU
Dikdok
:
PP
PASAL
PADA
UU
DIKDOK
NORMA
PENGATURAN
ATURAN
LEBIH
LANJUT
DARI
UU
DIKTI/LAINNYA
Pasal
6
ayat
(6)
Syarat
dan
ketentuan
• PP
Profesi
pembentukan
• Permendikbud
Fakultas
Kedokteran
serta
penyelenggaraan
dan
penambahan
program
pengelolaan
PT
studi
Pasal
7
ayat
(9)
Program
dokter
layanan
primer
dan
program
internsip
• PP
Profesi
• Permenkes
Internsip
27. Peraturan
Lanjutan
UU
Dikdok
:
PP
PASAL
PADA
UU
DIKDOK
NORMA
PENGATURAN
ATURAN
LEBIH
LANJUT
DARI
UU
DIKTI/LAINNYA
Pasal
21
ayat
(4)
Kesetaraan,
pengakuan,
• PP
Penugasan
dosen
&
dan
angka
kredit
Dosen
pemberian
insenAf
di
Rumah
Sakit
• PP
Jabatan
fungsional
Pendidikan
dan
Wahana
dosen
dan
angka
Pendidikan
Kedokteran
kreditnya
(Kemenpan)
Pasal
45
Kerja
sama
FK
dengan
RSP
dan
wahana
pendidikan
kedokteran
PP
RSP
(Kemkes)
28. Peraturan
Lanjutan
UU
Dikdok
:
Permendikbud
PASAL
PADA
UU
DIKDOK
NORMA
PENGATURAN
ATURAN
LEBIH
LANJUT
DARI
UU
DIKTI/LAINNYA
Pasal
8
Fakultas
Kedokteran
• PP
Profesi
ayat
(5)
yang
menyelenggarakan
• Permendikbud
program
dokter
layanan
penyelenggaraan
dan
primer,
dokter
spesialis-‐
pengelolaan
PT
subspesialis,
dan
dokter
gigi
spesialis-‐
subspesialis
Pasal
17
Penyelenggaraan
ayat
(3)
program
magister
dan/
atau
program
doktor
• Permendikbud
penyelenggaraan
dan
pengelolaan
PT
29. Peraturan
Lanjutan
UU
Dikdok
:
Permendikbud
PASAL
PADA
UU
DIKDOK
NORMA
PENGATURAN
ATURAN
LEBIH
LANJUT
DARI
UU
DIKTI/LAINNYA
Pasal
9
ayat
(2)
Kuota
nasional
mahasiwa
prodi
kedokteran
• Permendikbud
penerimaan,
persyaratan
&
hak
mahasiswa
• Surat
Edaran
Dirjen
DikA
kg
kuota
mahasiswa
kedokteran
Pasal
19
ayat
(4)
Penempatan
Mahasiswa
• Permendikbud
program
dokter
layanan
penerimaan,
persyaratan
primer,
dokter
spesialis-‐
&
hak
mahasiswa
subspesialis,
dan
dokter
gigi
• Permenkes
tentang
spesialis-‐
subspesialis
di
program
penempatan
rumah
sakit
selain
Rumah
(Kemkes)
Sakit
Pendidikan
30. Peraturan
Lanjutan
UU
Dikdok
:
Permendikbud
PASAL
PADA
UU
DIKDOK
NORMA
PENGATURAN
ATURAN
LEBIH
LANJUT
DARI
UU
DIKTI/LAINNYA
Pasal
22
ayat
(2)
Warga
negara
asing
yang
dapat
menjadi
Dosen
atau
Revisi
permendiknas
kg
izin
pendidik
asing
pada
satuan
pendidikan
formal
Pasal
27
ayat
(6)
Seleksi
penerimaan
calon
mahasiswa
• Permendikbud
penerimaan,
persyaratan
&
hak
mahasiswa
• Surat
Edaran
Dirjen
DikA
kg
kuota
mahasiswa
baru
pendidikan
kedokteran
dosen
tamu
31. Peraturan
Lanjutan
UU
Dikdok
:
Permendikbud
PASAL
PADA
UU
DIKDOK
NORMA
PENGATURAN
ATURAN
LEBIH
LANJUT
DARI
UU
DIKTI/LAINNYA
Pasal
29
ayat
(2)
Seleksi
penerimaan
mahasiswa
program
dokter
layanan
primer,
dokter
spesialis-‐
subspesialis,
dan
dokter
gigi
spesialis-‐subspesialis
Pasal
30
ayat
(5)
Calon
mahasiswa
warga
Permendikbud
penerimaan,
persyaratan
&
negara
asing
hak
mahasiswa
Pasal
31
ayat
(3)
Hak
dan
kewajiban
Mahasiswa
32. Peraturan
Lanjutan
UU
Dikdok
:
Permendikbud
PASAL
PADA
UU
DIKDOK
Pasal
35
NORMA
PENGATURAN
Beasiswa
dan/atau
bantuan
biaya
pendidikan
Pasal
36
ayat
Tata
cara
pelaksanaan
uji
(4)
kompetensi
ATURAN
LEBIH
LANJUT
DARI
UU
DIKTI/LAINNYA
Permendikbud
beasiswa
dan
bantuan
biaya
pendidikan
• Permendikbud
SerAfikat
Kompetensi
• SE
Dirjen
DikA
untuk
UKDI
sbg
exit
exam
33. Peraturan
Lanjutan
UU
Dikdok
:
Permendikbud
PASAL
PADA
UU
DIKDOK
NORMA
PENGATURAN
ATURAN
LEBIH
LANJUT
DARI
UU
DIKTI/LAINNYA
Pasal
47
Sistem
Penjaminan
Mutu
• Permendikbud
SPM
PT
• Permendikbud
SNPT
• Permendikbud
Sistem
akreditasi
Pasal
52
ayat
(3)
Standar
satuan
biaya
operasional
Pendidikan
Kedokteran
yang
diberlakukan
untuk
semua
perguruan
Anggi
penyelenggara
Pendidikan
Kedokteran
PP
bentuk
&
mekanisme
pendanaan