4. Food and Drugs
Administration (FDA)
mengkategorikan delapan jenis bahan
pangan yang umumnya menyebabkan
reaksi alergi pada individu sensitif.
Kelompok ini dikenal sebagai The Big 8
yang mencakup susu, kedelai, kacang
tanah, kerangkerangan, kacang pohon,
telur, gandum, dan ikan
6. Sel B atau Limfosit B adalah limfosit yang
memainkan peran penting pada imunitas humoral,
sedangkan limfosit lain yaitu sel T memainkan peran
penting imunitas seluler. Fungsi utama sel B adalah
untuk membuat antibodi melawan antigen. Sel B
adalah komponen sistem imun adaptif.
7. Respon sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh alergi pangan
ditandai dengan dihasilkannya
antibodi immunoglobulin-E (IgE)
Antibodi (disingkat Ab), juga dikenal
sebagai imunoglobulin (disingkat Ig)
,adalah protein berukuran besar
berbentuk huruf Y yang digunakan
oleh sistem imun untuk
mengidentifikasi dan menetralkan
benda asing
seperti bakteri dan virus patogen.
8.
9. Alergi ini ditandai dengan reaksi yang segera
terjadi pada menit-menit pertama atau jam
pertama setelah mengonsumsi pangan
penyebab alergi.
Tingkat keparahan reaksi bervariasi dari
ringan (misalnya gatal-gatal) hingga parah
(syok anafilaksis).
Alergi non-IgE muncul pada 2 sampai 48 jam
setelah mengonsumsi pangan.
10. Reaksi alergi pangan
atau hipersensitivitas
dipicu oleh protein yang
secara alami terdapat
pada bahan pangan.
Mekanisme reaksi
hipersensitivitas terjadi
dalam dua tahap, yaitu
sensitisasi dan aktivasi.
Sekresi histamin,
triptase, prostaglandin,
dan leukotrien yang
bertanggung jawab
terhadap munculnya
gejala alergi
13. Berdasarkan hasil penelitian systematic review dilaporkan prevalensi
alergi ikan berkisar antara 0-7% (Moonesinghe et al. 2016). Prevalensi
alergi ikan telah dilaporkan mencapai 3% pada populasi umum
Umumnya negara dengan tingkat konsumsi ikan yang tinggi memiliki
angka prevalensi alergi ikan yang juga lebih tinggi
Manifestasi klinis yang disebabkan oleh konsumsi ikan dapat
memengaruhi organ kulit (urtikaria dan angioedema), saluran pencernaan
(pembengkakan dan gatal pada lidah), saluran pernapasan
14.
15. Hasil penelitian mengidentifikasikan alergen ikan pada
berbagai bagian ikan, yaitu otot, kulit, tulang, telur, cairan
sperma, dan darah ikan. Berdasarkan data The World
Health Organization/International Union of Immunological
Societies (WHO/IUIS), dua belas protein penyebab alergi
pada spesies ikan yang berbeda berhasil diidentifikasi.
Parvalbumin dan protein minor lainnya (kolagen,
vitellogenin, enolase, aldolase, dan tropomiosin)
http://allergen.org/
16.
17.
18. Parvalbumin
Parvalbumin adalah protein pengikat kalsium
dengan berat molekul 10-15 kDa dan memiliki titik
isoelektrik 3,5-5. Parvalbumin merupakan
penyebab utama alergi ikan, 70-95 % reaksi alergi
terhadap ikan dan produk hasil olahan ikan
19. Parvalbumin ditemukan dalam
jumlah yang lebih tinggi pada ikan
dengan jaringan otot putih, misalnya
ikan cod atau ikan mas dibandingkan
dengan ikan dengan jaringan otot
merah dan sebagian kecil pada
organ otak dan gonad ikan
20. Parvalbumin yang baru saja teridentifikasi
sebagai alergen berasal dari spesies ikan
mas (Ctenopharyngodon idella), (Cyprinus
carpio) dan ikan patin atau catfish
(Pangasianodon hypophthalmus)
Ctenopharyngodon idella
Cyprinus carpio
Pangasianodon hypophthalmus
21. Teleostei adalah ikan termasuk
suku ikan sirip tulang,masuk
jenis ikan laut maupun ikan air
tawar biasa
22.
23.
24. Kolagen
Kolagen terdiri dari dua rantai a dan satu rantai b (dimer rantai a) dengan
berat molekul masing-masing 120 kDa dan 240 kDa. Kedua rantai kolagen
memiliki komposisi dan susunan asam amino yang berbeda membentuk
triple helix
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang, diketahui bahwa 50%
penderita alergi ikan bereaksi terhadap kolagen.
25. Tropomiosin merupakan protein pengikat aktin dengan berat molekul
33 kDa yang berperan dalam kontraksi otot. Umumnya tropomiosin
pada vertebrata tidak memicu alergi, meskipun memiliki kesamaan
dengan tropomiosin pada invertebrata.
Tropomiosin pada ikan mozambieque tilapia (Oreochromis
mossambicus) adalah satu-satunya tropomiosin dari ikan yang terdaftar
sebagai alergen pada WHO/IUIS.