Dokumen tersebut membahas perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan alam, mulai dari pendekatan kebenaran ilmu alam secara rasional dan empiris, ilmuan-ilmuan yang meletakkan dasar sains seperti Copernicus, Kepler, dan Galileo, serta kriteria ilmiah dan non ilmiah.
Pengertian dan Hubungan Filsafat dengan Ilmu, Agama, dan SeniSyahrizalYusuf
Tugas Presentasi Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Nama : M. Syahrizal Yusuf
Kelas : 17B
Nim : 17060464048
Prodi : S1 Pend. Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Olahraga
Universitas Negeri Surabaya
Pengertian dan Hubungan Filsafat dengan Ilmu, Agama, dan SeniSyahrizalYusuf
Tugas Presentasi Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Nama : M. Syahrizal Yusuf
Kelas : 17B
Nim : 17060464048
Prodi : S1 Pend. Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Olahraga
Universitas Negeri Surabaya
TUGAS 1 FILSAFAT_HENNY HERLINA_NPM A2M022068.pdfhennyherlina2
Pengetahuan membutuhkan persepsi atau penggunaan indra untuk memahami fakta
empiris dan dunia fisik.
Ilmu pengetahuan atau sains menggunakan paradigma pengetahuan empiris dengan
pengumpulan data dan eksperimen atau observasi.
Pengetahuan tentang fakta-fakta abstrak atau non-empiris bergantung pada
penalaran.
Intuisi sering diyakini sebagai semacam akses langsung ke pengetahuan apriori.
Ingatan memungkinkan kita untuk mengingat dan mempertahankan pengetahuan
dari masa lalu.
Pengetahuan juga dapat ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui
kesaksian atau pembenaran yang diberikan oleh sumber tepercaya
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Memahami
perkembangan dan
pengembangan Ilmu
Pengetahuan Alam
3. LATAR BELAKANG
PENGETAHUAN DIPEROLEH DENGAN
BERBAGAI PENDEKATAN :
PENDEKATAN KEPERCAYAAN : KEBENARAN
ATAS DASAR KEPERCAYAAN → PENGETAHUAN
IRRASIONAL (PAHAM IRRASIONALISME)
PENDEKATAN AKAL/NALAR/LOGIKA/RASIO :
KEBENARAN ATAS DASAR
AKAL/LOGIKA/NALAR/RASIO → PENGETAHUAN
RASIONAL (PAHAM RASIONALISME)
4. PENDEKATAN KEBENARAN ILMU ALAM
PENDEKATAN KEBENARAN I
DORONGAN UNTUK MEMUASKAN DIRI
SENDIRI UNTUK MEMENUHI RASA INGIN TAHU
(CURIOSITY) DAN MEMAHAMI HAKIKAT
ALAM SEMESTA DAN ISINYA
BERSIFAT NON PRKATIS/TEORITIS
PURE SCIENCE
5. PENDEKATAN KEBENARAN II
BERSIFAT PRAKTIS
ILMU PENGETAHUAN DIMANFAATKAN UNTUK
MENINGKATKAN TARAP HIDUP YANG LEBIH
TINGGI
APPLIED SCIENCE
6. KAPAN ILMU ALAMIAH LAHIR ?
SECARA WAKTU SULIT DITENTUKAN
APABILA PENDEKATAN KEBENARAN
TERTUMPU PADA RATIONAL APPROACH
AND EMPIRIC APPROACH
KEBENARAN YANG SECARA RASIONAL
DAPAT DIMENGERTI DAN DIFAHAMI SERTA
DIBUKTIKAN SECARA FAKTA DAN
MENGGUNAKAN PERALATAN ILMIAH
7. MASA FILOSUF MUSLIM DI PERSIA : SEPERTI ILMU
PERBINTANGAN, ILMU KIMIA DAN ILMU
KEDOKTERAN (ILMU TERAPAN)
ILMUAN BARAT : SETELAH DITEMUKANNYA
TEROPONG BINTANG
Ibnu Haitam (956 M)
Hans Lippershey (1608)
Gallileo (1564 –1642 M)
8. Ilmuan yang meletakkan
dasar sains
Nikolas Copernicus (1473 – 1543 M), De
Revolutionibus Orbium Caelestium (Peredaran
alam semesta)
Matahari adalah pusat dari system solar, dimana
system itu bumi adalah salah satu planet diantara
planet-planet lain yang beredar mengelilingi
matahari.
Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama
bumi mengelilingi matahari.
Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur
yang mengakibatkan adanya siang dan malam
dan pandangan gerakan bintang-bintang.
9. Bruno (1548 – 1600 M)
Jagat raya ini tidak ada batasnya
Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat raya
Johannes Kepler (1571 – 1630 M )
Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada
suatu garis edar yang berbentuk elips dengan suatu
focus.
Bila ditarik garis imajinasi dari planet ke matahari
dan sementara itu ia bergerak menurut garis
edarnya, maka luas bidang yang ditempuh pada
jangka waktu yang sama adalah sama.
Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah
planet mengelilingi matahari secara penuh adalah
sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata
planet itu terhadap matahari.
10. Galileo Galilei (1564 –1642 M)
menemukan teleskop
hasil penemuannya bahwa teori Geosentri
dianggap salah dan yang benar adalah teori
Heliosentris
11. Kriteria ilmiah
SISTEMATIS, bertautan dan meiliki hubungan
kebanaran yang saling mendukung dengan
pengetahuan lainnya (tidak berdiri sendiri)
dan memiliki langkah yang tersusun dalam
menemukannya
BEROBJEK, justifikasi objek
BERMETODA, metoda ilmiah (scientific
methode) yang operasional terarah dan
terukur dan mengandung fakta kongkrit
sehingga menghasilkan kebenaran
UNIVERSAL, berlaku menyeluruh
12. Kriteria non ilmiah
PERASAAN, cara untuk menarik kesimpulan
yang tidak berdasarkan nalar dan bersifat
subjektif
INTUITIF, Kegiatan berpikir yang tidak
analistis, tidak berdasarkan pola berpikir
tertentu, pendapat yang berdasar intuisi
timbul dari pengetahuan-pengetahuannya
yang terdahulu melalui proses berpikir yang
tidak disadari
TRIAL AND ERROR, memperoleh pengetahuan
melalui coba-coba atau untung-untungan
dan lebih cenderung error daripada berhasil