Dokumen tersebut membahas konsep dan strategi pengembangan wilayah kecamatan tertinggal di Kabupaten Jember. Terdapat beberapa kecamatan di Jember yang memiliki pertumbuhan ekonomi relatif tertinggal dibandingkan kecamatan lain di kabupaten tersebut. Dokumen ini menganalisis tipologi pertumbuhan ekonomi per kecamatan, mengetahui sektor basis di daerah tertinggal, dan mengetahui laju pertumbuhan ekonomi di kecamatan tertinggal untuk
Konsep dan Strategi Pengembangan Wilayah Kecamatan Tertinggal di Kabupaten Jember
1. ALIFIANA HAFIDIAN R (3608 100 012)
LEGINA ASRI (3609 100 028)
DEVI ANDALUSIA (3609 100 031)
DWI RETNO A (3609 100 041)
RINI RATNA W N (3609 100 058)
mempersembahkan
K ON S EP D A N S TR A TEGI
PEN GEM B A N GA N
WI L A YA H
K EC.TER TI N GGA L
K A B .J EM B ER
4. • Kabupaten Jember secara agregat memiliki besaran
PDRB atas dasar harga berlaku yang paling besar, akan
tetapi PDRB perkapitanya lebih kecil di bandingkan
kabupaten Banyuwangi. Hal ini disebabkan karena jumlah
penduduk Kabupaten Jember lebih besar
dibandingkan Kabupaten Banyuwangi atau Kabupaten
Situbondo yang selisih besaran PDRB atas dasar harga
berlakunya sama besarnya.
5. Agregat PDRB, Pendapatan Perkapita
Adhb dan Pertumbuha Ekonomi eks
Karisidenan Basuki dan Propinsi Jawa
Timur 2007
Kabupaten
n PDRB Adhb
B b PDRB Adhk
B k Pendapatan n Pertumbuhan
n
(Juta Rp.)
a ) (Juta Rp.)
a ) Perkapita
a Ekonomi i
Adhp p (Persen)
)
(Rp.))
(1)
) (2)) (3)) (4)) (5)
)
Jemberr 16.306.131,966 9.226.767,89
9 6.540.150
0 5,98
8
Bondowoso o 4.044.269,41
1 1.974.898,45
5 4.592.721
1 5,69
9
Situbondo o 5.768.431,49
9 3.013.285,64
4 7.510.847
7 5,64
4
Banyuwangi i 15.525.572,544 9.347.615,18
8 7.257.836
6 5,62
2
Ekss 41.644.405,400 23.562.567,166
Karisidenan n
Besukii
Propinsi Jawa
i a 534.919.332,96 287.814.813,96
6 6 13.779.058
8 6,61
1
Timurr
PDRB Kabupaten Jember, 2007
6. Kabupaten Jember merupakan kabupaten yang memiliki karakteristik
potensi ekonomi yang terletak di sektor pertanian. Kondisi makro perekonomian
kabupaten Jember pada tahun 2007 semakin baik bila dibandingkan tahun
sebelumnya. Kabupaten Jember sebagai salah satu lumbung beras nya propinsi Jawa
Timur, mencerminkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki
peranan yang cukup besar (leading sector) atau sekitar 44,5 persen dari total
nilai tambah yang tercipta di tahun 2007 dalam perekonomian Kabupaten Jember.
Sehingga dapat dikatakan struktur ekonomi di Jember, serta merupakan type agraris.
Kabupaten Jember memiliki 31 Kecamatan. Disetiap Kecamatan memiliki
potensi yang berbeda-beda sesuai dengan hasil komuditas yang dimiliki disetiap
Kecamatan. Tidak meratanya pertumbuhan perekonomian disetiap kecamatan di
Kabupaten Jember membutuhkan konsep dan strategi upaya dalam
pemerataan ekonomi dibeberapa kecamatan tertinggal yang ada di Kabupaten
Jember. Sebagai langkah awal pemerataan tersebut dibutuhkan penanganan
dibeberapa kecamatan yang tertinggal di Kabupaten Tertinggal.
7. • TUJUAN
M erum uskan konsep dan strategi pengem bangan
wilayah kecam atan tertinggal d i K abupaten Jem ber
• SASARAN
4. M engid entifikasi tipologi perkem bangan ekonom i d i m asing-m asing
kecam atan
5. M engetahui sektor basis d i setiap kecam atan.
6. M engetahui seberapa cepat pertum buhan perekonom ian d isetiap
kecam ataN
7. M erum uskan strategi pengem bangan wilayah kecam atan tertinggal d i
K abupaten Jem ber
8. Adapun ruang lingkup dalam pembahasan
ini adalah 18 kecamatan dengan
klasifikasi pertumbuhan ekonomi
yang relatif tertinggal di
Kabupaten Jember
11. Teori Pengembangan Wilayah (1)
Pertumbuhan Jalur Cepat Teori Basis Ekspor
Yang Disinergikan Richardson
• Bagaimana sektor tersebut • Teori basis ekspor membagi
memberikan nilai tambah yang kegiatan produksi yang terdapat di
lebih besar dan dapat berproduksi dalam satu wilayah berdasarkan
dalam waktu yang relative sektor basis dan sektor non
singkat, serta memberikan basis
sumbangan perekonomian yang • Teori basis ekspor membuat
cukup besar dengan kebutuhan asumsi pokok bahwa ekspor
modal yang sama adalah unsur independen dalam
• Menggabungkan kebijakan jalur pengeluaran
cepat dan mensinergikannya • Sektor lain hanya meningkat
dengan sektor lain yang terkait apabila pendapatan daerah secara
akan mampu membuat keseluruhan meningkat. Jadi satu-
perekonomian tumbuh lebih satunya yang bisa meningkat
cepat secara bebas adalah ekspor
12. Teori Pengembangan Wilayah (2)
Kebijakan Umum Pengembangan Wilayah
• Sejalan dengan teori basis ekspor
• Masyarakat didorong untuk menkonsumsi produk
lokal
• Pemilihan jalur cepat (sektor&komoditi yang
tumbuh cepat) dan mensinergikan perekonomian
wilayah
• Pentingnya menarik investor untuk kegiatan baru
atau perluasan untuk usaha yang telah ada
• Perbaikan mutu SDM sebagai pengambil peran
dalam gerak perekonomian
13. Konsep Pembangunan Ekonomi
Wilayah (1)
• Alkadri (1999), tolak ukur bagi kemajuan
pembangunan suatu wilayah adalah dapat dilihat
dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
perdapatan perkapita yang merata dan tingkat
pengangguran yang rendah. Sedangkan
stabilitas politik, kepastian hukum, kelembagaan
sosial, budaya dan kelestarian lingkungan hidup
berperan untuk keseimbangan dan pemerataan
dari waktu ke waktu saja
14. Konsep Pembangunan Ekonomi
Wilayah (2)
• Nugrojo (2004), Pembangunan daerah bukan
saja didasarkan pada alasan fisik geografis,
sumber daya alam atau sumber daya manusia,
akan tetapi juga di dalamnya menyimpan
potensi-potensi ekonomi (kesenjangan
ekonomi) yang harus dikenali dan diperbaiki
15. Konsep Pembangunan Ekonomi
Wilayah (3)
• Widodo (2006), kaitan antara indikator
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
dengan kesenjangan yang terjadi antar daerah,
adalah distribusi pendapatan, kemiskinan,
pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga
kerja dan inflasi
16. Pemerataan Pembangunan
Ekonomi
• Samosir (2004), strategi tingkat makro lebih fokus pada
pengembangan prasarana dan sarana transportasi intra
dan antar wilayah sebagai bagian dari sistem
transportasi nasional untuk memudahkan kegiatan
atau lalu lintas kegiatan ekonomi, pemanfaatan SDA
secara tepat dengan memperhatikan faktor ambang
batas produksi, pelestarian fungsi lingkungan hidup,
peningkatan peran sektor swasta, penguatan
kelembagaan pemerintah dan masyarakat termasuk
peran serta kalangan pendidik dari berbagai jenjang
yang mendukung dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia
17. Alat Analisa (1)
• Location Quotient (LQ)
Suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu
sektor di suatu daerah terhadap besarnya peranan
sektor tersebut secara nasional
• Apabila LQ≥1 maka sektor tersebut merupakan sektor basis
• Apabila LQ<1maka sektor tersebut adalah sektor non basis
18. Alat Analisa (2)
• LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif
dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama
berkembang, sedangkan bagi sektor yang baru atau
sedang tumbuh maka LQ tidak dapat digunakan
karena produk totalnya belum menggambarkan
kapasitas riil daerah tersebut
• Metode LQ tidak memberikan penjelasan atas faktor
penyebab perubahan pertumbuhan sektor, yang akan
dijelaskan dengan metode shift-share.
19. Alat Analisa (3)
• LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif
dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama
berkembang, sedangkan bagi sektor yang baru atau
sedang tumbuh maka LQ tidak dapat digunakan
karena produk totalnya belum menggambarkan
kapasitas riil daerah tersebut
• Metode LQ tidak memberikan penjelasan atas faktor
penyebab perubahan pertumbuhan sektor, yang akan
dijelaskan dengan metode shift-share.
20. Alat Analisa (4)
• Shift-share anaylisis ini menggunakan metode
pengisolasian berbagai faktor yang menyebabkan
perubahan struktur sektor di suatu daerah dalam
pertumbuhannya dari satu kurun waktu ke kurun
waktu berikutnya
• Analisis shift-share diuraikan menjadi komponen shift
dan komponen share
21. Alat Analisa (5)
• Komponen national share (N) adalah banyaknya
pertambahan lapangan kerja regional seandainya
proporsi perubahannya sama dengan laju
pertambahan nasional
• Komponen ini dapat dijadikan sebagai kriteria bagi
daerah yang bersangkutan untuk mengukur apakah
daerah itu tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dari
pertumbuhan nasional rata-rata
Nsi,t = Er,i,t-n (EN,t / EN,t-n ) – Er,i,t-n
22. Alat Analisa (6)
• Proportional Share, Melihat pengaruh sektor i secara
nasional terhadap pertumbuhan lapangan kerja sektor
i pada wilayah analisis
Pr,i,t = {(EN,i,t / EN,i,t-n) – (EN,t / EN,t-n) } x Er,i,t,n
• Differential Shift, Menggambarkan penyimpangan
antara pertumbuhan sektor i di wilayah analisis
terhadap pertumbuhan sektor i secara nasional
D r,i,t = {( E r,i,t – (E N,i,t / E N,i,t-n ) E r,i,t-n }
25. • Batas Wilayah
Utara : Probolinggo dan Bondowoso
Timur : Banyuwangi
Selatan : Samudera Hindia
Barat : Lumajang
Luas 2.948,87 km2
Total Penduduk 2,332,726 jiwa
Kepadatan 707,47 jiwa/km2
Jumlah Kecamatan 31 Kecamatan
26. • P e r t a n ia n ( u m u m n y a d i S e lu r u h K e c a m a t a n ) ,
beberapa produk unggulannya adalah sebagai berikut:
2. Kopi
3. Kakau
4. Karet
5. Kelapa
6. Tebu
• P e r i k a n a n , Kecamatan Gumukmas, Puger, Ambulu,
Wuluhan dan Kencong (Perikanan Laut), Kecamatan
Rambipuji, Kalisat dan Bangsalsari (Perikanan darat)
• P e r t a m b a n g a n /g a l i a n C , Kecamatan Puger,
Pakusari, Sumbersari, Kalisat, Wuluhan, Arjasa, Ledokombo
dan Rambipuji
27. • PDRB Kabupaten Jember:
Tahun 2006 : 8.705.996
Tahun 2007 : 9.226.728
Persentasi PDRB Paling Tinggi diperoleh dari SEKTOR
PERTANIAN mencapai 44% dari Total
PDRB Kab.JEMBER
28. Sektor 2006 2007
PRIMER 48,47 48,33
1. Pertanian 44,64 44,50
2. Pertambangan dan Penggalian 3,83 3,83
SEKUNDER 11,42 11,49
1. Industri Pengolahan 7,28 7,33
2. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.88 0,89
3. Bangunan/Konstruksi 3,26 3,27
TERSIER 40,10 40,16
1. Perdagangan, Hotel dan Restoran 19,46 19,50
2. Pengangkutan dan Komunikasi 4,38 4,38
3. Keuangan, persewaan dan jasa 6,23 6,29
perusahaan
4.Jasa-Jasa 10,03 9,99
KABUPATEN JEMBER DALAM ANGKA 2007 ANALISA 2012
Pendapatan per kapita sebesar Rp 1.164.857,93. Laju inflasi selama lima tahun
terakhir menunjukkan kecenderungan menurun sebesar 5,53%. Inflasi tertinggi tercatat
pada tahun 2001 sebesar 13,92%, dan inflasi terendah pada tahun 2003 sebesar
5,20%.
30. • Membuat Tipologi pertumbuhan
ekonomi per Kecamatan
• Mengetahui sektor basis di daerah yang
relatif tertinggal
• Mengetahui laju pertumbuhan ekonomi
di Kecamatan yang relatif tertinggal
31. • Menggunakan metode Klassen Tipologi
• Parameter : Perbandingan laju
pertumbuhan ekonomi kecamatan
dengan pertumbuhan PDRB per
kecamatan dan Besaran kontribusi PDRB
Kecamatan thp PDRB Kabupaten
34. Maju Kontribusi PDRB
Terteka Cepa
n t
• Kecamatan Kaliwates Maju
• Kecamatan Wuluhan
• Kecamatan Puger
• Kecamatan Tanggul
• Kecamatan Ambulu
• Kecamatan Bangsalsari • Kecamatan Sumberbaru
• Kecamatan Patrang • Kecamatan Silo
• Kecamatan Sumber sariC
Pertumbuhan
PDRB
• Kecamatan Rambipuji
• Kecamatan Jember
• Kecamatan Kalisat
Relatif
Tertinggal
36. Kecamatan Pertanian Pertambangan Industri Listrik Bangunan Perdaganga Pengangkutan Keuangan Jasa
n
Jelbuk V V V
Sukowno V V V V V
Sumberjambe V V V V
Ledokombo V V V V
Kencong V V
Gumukmas V V V
Tempurejo V V V
Panti V V V V
Sukorambi V V V
Semboro V
Umbulsari V V V
Arjasa V V
Pakusari V V V V
Mayang V V V V
Balung V V V V V V
Ajung V V V V
Jenggawa V V V V V
Mumbulsari V V V V
38. • Mayoritas kecamatan tertinggal mengalami
perlambatan dalam pertumbuhan sektor
pertanian, pertambangan, pengangkutan,
dan jasa
• Seluruh kecamatan tertinggal telah
mengalami percepatan pada sektor industri
pengolahan, listrik, air
bersih;bangunan;perdagangan,hotel, dan
restoran;keuangan
39. “ Sustainable Economic Development”
Konsep pengembangan ini menitik beratkan pada
kestabilan dan pemerataan pertumbuhan
perekonomian yang berbasis pada potensi
wilayah di Kabupaten Jember
40. • Mendorong pertumbuhan sektor pertanian
(intensifikasi pertanian, pemasaran hingga
ekspor)
• Menciptakan daya tarik wilayah guna
mendorong pertumbuhan sektor
pertambangan, pengangkutan, dan jasa
• Pengadaan dan perbaikan infrastruktur
penunjang kegiatan perekonomian
• Mendorong masyarakat untuk
memproduksi produk lokal dengan tetap
menjaga kualitas agar mudah memasuki
pasaran ekspor