Peraturan ini mengubah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 78 Tahun 2013 tentang pemberian tunjangan profesi dan kehormatan bagi dosen profesor. Perubahan ini memberikan tunjangan profesi dan kehormatan kepada dosen senior yang menjabat sebagai Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta.
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan akademik dosen. Dokumen ini menjelaskan tentang jabatan akademik, kualifikasi, kriteria, tugas, tanggung jawab, dan wewenang dosen; unsur kegiatan yang dinilai untuk menentukan angka kredit; serta tata cara penilaian dan penetapan kenaikan jabatan akademik.
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan akademik dosen. Dokumen ini menjelaskan tentang jabatan akademik, kualifikasi, kriteria, tugas, tanggung jawab, dan wewenang dosen; unsur kegiatan yang dinilai untuk menentukan angka kredit; serta tata cara penilaian dan penetapan kenaikan jabatan akademik.
Peraturan ini mengubah Pasal 5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan dengan memperpanjang jangka waktu pemenuhan beban kerja minimal 24 jam mengajar sampai 31 Desember 2011 dan mengatur redistribusi guru di tingkat kabupaten/kota.
Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Cijeungjing menetapkan pembagian tugas guru dalam proses pembelajaran, bimbingan konseling, dan tugas tambahan untuk semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Keputusan ini didasarkan pada peraturan pemerintah dan kebijakan sekolah terkait penugasan guru guna memperlancar proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Permendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan PembelajaranHadi Wuryanto
Tahun 2015 Pemerintah melakukan evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 dan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah yang baru melaksanakan Kurikulum 2013 selama 1 (satu) semester untuk kembali pada pelaksanaan Kurikulum Tahun 2006. Kebijakan tersebut berdampak pada terjadinya sebagian guru tidak dapat memenuhi beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu.
Akibatnya adalah mereka tidak akan memperoleh SKTP sebagai dasar untuk memperoleh tunjangan profesi.
Agar guru-guru tersebut tetap memperoleh tunjangan profesi, maka perlu peraturan yang mengakui kegiatan pembelajaran dan pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka 24 jam per minggu. Berdasarkan pertimbangan di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembimbingan Bagi Guru Yang Bertugas Pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 Pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 Pada Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015.
Peraturan ini mengatur proses perubahan perguruan tinggi negeri menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum. PTN harus memenuhi persyaratan tertentu seperti kinerja akademik yang bermutu, tata kelola yang baik, kelayakan finansial, tanggung jawab sosial, dan peran dalam pembangunan ekonomi. PTN wajib menyusun dokumen evaluasi diri, rencana pengembangan jangka panjang, rancangan statuta, dan
Peraturan ini mengubah Pasal 5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan dengan memperpanjang jangka waktu pemenuhan beban kerja minimal 24 jam mengajar sampai 31 Desember 2011 dan mengatur redistribusi guru di tingkat kabupaten/kota.
Keputusan Kepala SMP Negeri 1 Cijeungjing menetapkan pembagian tugas guru dalam proses pembelajaran, bimbingan konseling, dan tugas tambahan untuk semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Keputusan ini didasarkan pada peraturan pemerintah dan kebijakan sekolah terkait penugasan guru guna memperlancar proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Permendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan PembelajaranHadi Wuryanto
Tahun 2015 Pemerintah melakukan evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 dan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah yang baru melaksanakan Kurikulum 2013 selama 1 (satu) semester untuk kembali pada pelaksanaan Kurikulum Tahun 2006. Kebijakan tersebut berdampak pada terjadinya sebagian guru tidak dapat memenuhi beban mengajar 24 jam tatap muka per minggu.
Akibatnya adalah mereka tidak akan memperoleh SKTP sebagai dasar untuk memperoleh tunjangan profesi.
Agar guru-guru tersebut tetap memperoleh tunjangan profesi, maka perlu peraturan yang mengakui kegiatan pembelajaran dan pembimbingan di luar tatap muka sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja tatap muka 24 jam per minggu. Berdasarkan pertimbangan di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembimbingan Bagi Guru Yang Bertugas Pada SMP/SMA/SMK yang Melaksanakan Kurikulum 2013 Pada Semester Pertama Menjadi Kurikulum Tahun 2006 Pada Semester Kedua Tahun Pelajaran 2014/2015.
Peraturan ini mengatur proses perubahan perguruan tinggi negeri menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum. PTN harus memenuhi persyaratan tertentu seperti kinerja akademik yang bermutu, tata kelola yang baik, kelayakan finansial, tanggung jawab sosial, dan peran dalam pembangunan ekonomi. PTN wajib menyusun dokumen evaluasi diri, rencana pengembangan jangka panjang, rancangan statuta, dan
Peraturan ini mengatur tentang pemberian tunjangan profesi dan tunjangan kehormatan bagi dosen yang menduduki jabatan akademik profesor. Tunjangan profesi diberikan kepada profesor yang memenuhi syarat melaksanakan tridharma perguruan tinggi dan tidak terikat pada lembaga lain, sedangkan tunjangan kehormatan memberikan penghargaan kepada profesor yang telah menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarluaskan gagasannya
Peraturan Menteri ini mengatur tentang pemberian tunjangan profesi dosen dan tunjangan kehormatan profesor. Tunjangan profesi diberikan kepada dosen dengan jabatan akademik tertentu yang memenuhi syarat melaksanakan tridharma perguruan tinggi dan kinerja penelitian. Sedangkan tunjangan kehormatan diberikan kepada profesor yang memenuhi syarat kinerja penelitian dan pembimbingan lebih tinggi. Tunjangan dapat dihentikan
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang dosen, mulai dari sertifikasi dosen, hak-hak dosen seperti tunjangan profesi, tunjangan khusus untuk daerah terpencil, dan tunjangan kehormatan bagi profesor. Dosen wajib memiliki sertifikat pendidik yang diberikan setelah lulus uji kompetensi berupa penilaian portofolio. Hak-hak dosen meliputi tunjangan profesi bagi dosen tetap yang memenuhi kriteria tert
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 26 TAHUN 2015
TENTANG
REGISTRASI PENDIDIK PADA PERGURUAN TINGGI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA,
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 mengatur tentang dosen, meliputi ketentuan umum, sertifikasi dosen, dan hak-hak dosen seperti tunjangan profesi, tunjangan khusus untuk daerah terpencil, dan tunjangan kehormatan bagi profesor. Dosen wajib memiliki sertifikat pendidik yang diberikan setelah lulus uji kompetensi berupa penilaian portofolio. Hak-hak dosen diatur untuk memotivasi dan mening
[Ringkasan]
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 mengatur tentang dosen, meliputi ketentuan umum, sertifikasi dosen, dan hak-hak dosen seperti tunjangan profesi, tunjangan khusus untuk daerah terpencil, dan tunjangan kehormatan bagi profesor. Dosen wajib memiliki sertifikat pendidik yang diberikan setelah lulus uji kompetensi berupa penilaian portofolio, dan sertifikat tersebut berlaku sepanjang dosen masih
Peraturan ini mengatur tentang pengangkatan dosen tetap non PNS di PTN dan dosen tetap di PTS. Dosen tetap harus memenuhi persyaratan umum seperti usia, agama, dan kesehatan, serta persyaratan khusus seperti pendidikan minimal S2 dan lulus seleksi. PTN dan PTS dapat mengangkat dosen tetap jika memenuhi rasio dosen dan mahasiswa, dan disetujui Direktur Jenderal. Dosen tetap berhak atas penghasilan, jamin
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tunjangan profesi bagi guru dan dosen, tunjangan khusus bagi guru dan dosen yang ditugaskan di daerah terpencil, serta tunjangan kehormatan bagi dosen yang memiliki jabatan profesor. Tunjangan-tunjangan tersebut diberikan untuk menghargai profesionalitas dan mengkompensasi kesulitan yang dihadapi.
Peraturan Presiden ini mengatur status kepegawaian dosen dan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi negeri baru dengan mengangkat mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dosen dan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi negeri baru harus memenuhi syarat tertentu untuk diangkat menjadi PPPK dan dapat diberhentikan dengan atau tanpa hormat berdasarkan alasan-alasan tertentu. Peraturan ini mulai berl
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulumNur Yasin
Peraturan Menteri ini mengatur tentang ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan bagi guru yang beban mengajarnya tidak terpenuhi setelah perubahan kurikulum dari 2013 ke 2006. Ekuivalensi kegiatan tersebut diakui setinggi-tingginya 6 jam per minggu dan meliputi kegiatan sebagai wali kelas, pembina OSIS, dan guru piket.
Peraturan Menteri ini mengatur tentang ekuivalensi kegiatan pembelajaran/pembimbingan bagi guru yang beban mengajarnya tidak terpenuhi setelah perubahan kurikulum dari 2013 ke 2006. Ekuivalensi kegiatan tersebut diakui setinggi-tingginya 6 jam per minggu dan meliputi kegiatan sebagai wali kelas, pembina OSIS, dan guru piket.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas reformulasi skema penelitian di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas penelitian, efektivitas pengelolaan, dan kinerja penelitian perguruan tinggi dengan mengubah skema penelitian menjadi 14 skema baru dan memperkenalkan sistem indeksasi jurnal Sinta untuk mendukung publikasi ilmiah mandiri.
This document discusses challenges in linking research to policymaking and efforts to address this "know-do gap." It describes participatory action research (PAR) as an approach that can help bridge this gap by involving stakeholders like policymakers, citizens, and researchers in jointly understanding problems and designing potential solutions through collaborative and iterative research, action, and reflection. The document suggests that PAR could help policymakers by providing a starting point for deliberations on challenges they face.
1) Indonesia has a large and diverse population of over 238 million people spread across its over 17,000 islands.
2) Higher education in Indonesia has expanded greatly since independence, with literacy rates rising from 5% in 1945 to 94% in 2010 and the number of university students increasing from under 2,000 to nearly 5 million in that period.
3) This expansion of education has contributed to the growth of a new middle class in Indonesia, which has increased from 2.5 million people in 1970 to over 100 million people in 2010.
The World Bank offers the Robert S. McNamara Fellowships Program which provides up to $25,000 for PhD candidates to conduct development-related research at a host institution in a World Bank member country under a research advisor. Eligible candidates must be citizens of developing countries, under 35, have a master's degree and have completed PhD coursework and exams. Successful fellows return home upon completion to work. Applications for 2015 funding are open from January 7 to February 11 through the World Bank Scholarships Program website.
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
1. 1
SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 89 TAHUN 2013
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 78 TAHUN 2013
TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI DAN TUNJANGAN
KEHORMATAN BAGI DOSEN YANG MENDUDUKI JABATAN AKADEMIK
PROFESOR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2013 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta, jabatan
Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta diduduki
oleh dosen senior yang berstatus sebagai pegawai negeri
sipil dan merupakan tugas tambahan;
b. bahwa dosen senior yang menduduki jabatan Koordinator
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu mendapat tunjangan profesi
dan tunjangan kehormatan bagi dosen yang menduduki
jabatan akademik profesor;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pemberian Tunjangan
Profesi dan Tunjangan Kehormatan bagi Dosen yang
Menduduki Jabatan Akademik Profesor;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
2. 2
3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5007);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus
Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormata Profesor
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5016);
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 38
Tahun 2013;
7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor
60/P Tahun 2013;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 78 TAHUN 2013
TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI DAN
TUNJANGAN KEHORMATAN BAGI DOSEN YANG
MENDUDUKI JABATAN AKADEMIK PROFESOR.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pemberian Tunjangan Profesi dan
Tunjangan Kehormatan bagi Dosen yang Menduduki Jabatan Akademik
Profesor diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 2 diubah, sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 2
(1) Tunjangan profesi diberikan kepada Profesor apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
3. 3
a. memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi nomor registrasi
Dosen oleh Kementerian;
b. melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja
paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling
banyak sepadan dengan 16 (enam belas) SKS pada setiap semester
sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan ketentuan:
1) beban kerja pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan
dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan tinggi
yang bersangkutan; dan
2) beban kerja pengabdian kepada masyarakat dapat
dilaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan
atau melalui lembaga lain.
c. tidak terikat sebagai tenaga tetap pada lembaga lain di luar satuan
pendidikan tinggi tempat yang bersangkutan bertugas;
d. terdaftar pada Kementerian sebagai dosen tetap; dan
e. berusia paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun.
(2) Dosen tetap yang mendapat penugasan sebagai pimpinan perguruan
tinggi yang bersangkutan sampai dengan tingkat jurusan atau nama
lain yang sejenis atau sebagai Koordinator Koordinasi Perguruan
Tinggi Swasta tetap memperoleh tunjangan profesi sepanjang yang
bersangkutan melaksanakan darma pendidikan paling sedikit
sepadan dengan 3 (tiga) SKS di perguruan tinggi yang bersangkutan.
2. Ketentuan Pasal 3 ayat (2) diubah, sehingga Pasal 3 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 3
(1) Tunjangan kehormatan diberikan kepada Profesor yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi nomor registrasi
Dosen oleh Kementerian;
b. melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja
paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) SKS dan paling
banyak sepadan dengan 16 (enam belas) SKS pada setiap semester
sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan ketentuan:
1) beban kerja pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan
dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan tinggi
yang bersangkutan; dan
2) beban kerja pengabdian kepada masyarakat dapat
dilaksanakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan
atau melalui lembaga lain;
4. 4
c. tidak terikat sebagai tenaga tetap pada lembaga lain di luar satuan
pendidikan tinggi tempat yang bersangkutan bertugas;
d. terdaftar pada Kementerian sebagai Dosen tetap; dan
e. berusia paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun.
(2) Profesor yang mendapat penugasan sebagai pimpinan perguruan
tinggi yang bersangkutan sampai dengan tingkat jurusan atau nama
lain yang sejenis atau sebagai Koordinator Koordinasi Perguruan
Tinggi Swasta tetap memperoleh tunjangan kehormatan sepanjang
yang bersangkutan melaksanakan dharma pendidikan paling sedikit
sepadan dengan 3 (tiga) SKS di perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal II
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Agustus 2013
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Agustus 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
TTD.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1065
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
TTD.
Muslikh, S.H.
NIP. 195809151985031001