Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (SPP-IRT) di Kota Salatiga. SPP-IRT diberikan setelah pemohon memenuhi persyaratan seperti sertifikat penyuluhan keamanan pangan dan sarana produksi memenuhi syarat. SPP-IRT berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang. Pangan produksi IRTP tidak boleh diedarkan jika masa berlaku SPP-IRT telah berakhir
Rujukan untuk UMKM Pangan: Referensi informasi Standirasi Sertifikasi Pangan dari BPOM (2021), harap selalu update terhadap UU dan Peraturan yang berlaku.
Rujukan untuk UMKM Pangan: Referensi informasi Standirasi Sertifikasi Pangan dari BPOM (2021), harap selalu update terhadap UU dan Peraturan yang berlaku.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. PERATURAN BADAN POM RI No.22 TAHUN 2018
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI
RUMAH TANGGA
DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA
SEKSI FARMAMIN & PERBEKES
SITI ZUBAIDAH, S.Si, Apt
2. PEMBERIAN SPP IRT
* SPP IRT diberikan oleh Bupati/Walikota cq. Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu
* SPP IRT diberikan setelah IRTP memenuhi persyaratan sbb :
a. Sertifikat penyuluhan keamanan pangan
b. Hasil pemeriksaan sarana produksi pangan IRT memenuhi syarat
c. Label pangan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
* SPP – IRT berlaku paling lama 5 thn dan dapat diperpanjang melalui
permohonan SPP-IRT
* Apabila masa berlaku SPP-IRT telah berahkir, pangan produksi IRTP
dilarang untuk diedarkan.
3. Tata Cara Pemberian SPP-IRT
Pemohon mengajukan permohonan kepada Bupati/Walikota c.q Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan syarat
syarat antara lain :
a. Formulir permohonan SPP-IRT, memuat informasi sebagai berikut :
Nama jenis pangan
Nama dagang
Jenis kemasan
Berat Bersih
Bahan baku dan bahan lainnya yang digunakan/komposisi
Tahapan produksi
Nama, alamat, kode pos dan no telp IRTP
Nama Pemilik
Nama Penanggung Jawab
Informasi ttg masa simpan (kedaluwarsa)
Informasi tentang kode produksi
b. Dokumen lain, antara lain :
Surat keterangan / izin usaha dari Camat/Lurah/Kepala desa (IUMK)
Rancangan label pangan
Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (Bagi Pemohon baru)
4. 1. Pemohon (pemilik/penanggungjawab IRTP) wajib mengikuti
penyuluhan keamanan pangan yang diselenggarakan oleh
Dinas Kesehatan Kota
2. Sertifikat penyuluhan keamanan pangan diberikan kepada
pemilik/ penanggungjawab produksi yang telah mengikuti
penyuluhan
keamanan pangan
4
5. Lanjutan
3. Penomoran Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan adalah sbb:
123 / 4567/ 89
Keterangan :
a. Angka 1,2,3 pada kolom I, menunjukkan nomor urut tenaga yang
sudah memperoleh sertifikat di kab/kota, setiap awal tahun
dimulai dengan angka 001
b. Angka 4,5,6,7 pada kolom II, menunjukkan propinsi dan kota
penyelenggara penyuluhan keamanan pangan.
c. Angka 8,9 pada kolom III, menunjukkan tahun penerbitan sertifikat.
4. Pemeriksaan sarana produksi pangan industri rumah tangga pangan
oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kota. Apabila hasil pemeriksaan
setempat, IRT tersebut telah memenuhi syarat, maka SPP – IRT dapat
diterbitkan.
6. PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN
INDUSTRI RUMAH TANGGA
1. Setelah pemilik / penanggungjawab memiliki Sertifikat PKP
2. TENAGA PEMERIKSA :
- PNS
- memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas Pangan
Kabupaten / Kota (DFI)
- dilengkapi surat tugas dari Bupati / Walikota cq. Dinas
Kesehatan Kabuaten / Kota
3. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan POM RI tentang Tata Cara Pemeriksaan
Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
4. Hasil pemeriksaan menunjukkan level I – II akan diberi SPP-IRT
7. PEMBERIAN NOMOR P-IRT
Minimal 15 (lima belas)
digit P-IRT No. 1234567890123 – 45
Digit ke-1 = Jenis kemasan
Digit ke-4,5,6,7 = Kode Povinsi dan Kab/Kota
Digit ke-8,9 = Nomor urut produk pangan yang telah
Mendapat SPP-IRT
Digit ke-2,3 = Jenis produk
Digit ke-10,11,12,13 = Nomor urut IRTP di Kab/Kota
Digit ke-14,15 = Tahun berakhir masa berlaku
8. Izin Edar Pangan
Yaitu persetujuan hasil penilaian pangan olahan dalam rangka
peredaran pangan olahan yang dikeluarkan oleh :
1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota :
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP–
IRT)
2. Badan POM RI :
Izin Edar
(BPOM RI MD atau BPOM RI ML)
9. Jenis Pangan Olahan yang didaftarkan
di Dinas Kesehatan
Semua jenis pangan olahan kecuali :
Susu dan hasil olahannya
Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses dan
atau penyimpanan beku
Pangan kaleng berasam rendah (pH> 4,5)
Pangan bayi
Minuman beralkohol
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Pangan lain yang wajib SNI
Pangan lain yang ditetapkan oleh Badan POM seperti pangan berklaim,
pangan olahan tertentu, pangan iradiasi, pangan rekayasa genetika dan
minuman beralkohol
10. PENGERTIAN KODE
KODE PROVINSI : 2 (DUA) DIGIT
SUMATERA : 11 S/D 30
JAWA : 31 S/D 50
BALI, NTB,NTT : 51 S/D 60
KALIMANTAN : 61 S/D 70
SULAWESI : 71 S/D 80
AMBON : 81 S/D 90
PAPUA : 91 KE ATAS
KODE KABUPATEN/KOTA 4 (EMPAT) DIGIT
KABUPATEN : 01 S/D 70
KOTA : 71 KE ATAS
11. KODE KEMASAN PRIMER PANGAN IRTP
NO. KODE JENIS KEMASAN
1. 1 GELAS (GLASS)
2. 2 PLASTIK
3. 3 KARTON/KERTAS
4. 4 KALENG
5. 5 ALUMINIUM FOIL
6. 6 LAIN-LAIN
12. KODE JENIS PANGAN YANG DIIZINKAN UNTUK MEMPEROLEH SPP-IRT
KODE JENIS PANGAN
01 HASIL OLAHAN DAGING KERING
02 HASIL OLAHAN IKAN KERING
03 HASIL OLAHAN UNGGAS KERING
04 HASIL OLAHAN SAYUR
05 HASIL OLAHAN KELAPA
06 TEPUNG DAN HASIL OLAHNYA
07 MINYAK DAN LEMAK
08 SELAI, JELI DAN SEJENISNYA
09 GULA, KEMBANG GULA
10 KOPI DAN THE KERING
11 BUMBU
12 REMPAH-REMPAH
13 MINUMAN SERBUK
14 HASIL OLAHAN BUAH
15 HASIL OLAHAN BIJI-BIJIAN, KACANG-KACANGAN DAN UMBI
12
13. Jenis Pangan yang diizinkan untuk memperoleh SPP – IRT
01 . Hasil Olahan Daging Kering
Abon Daging
Dendeng Daging
Paru Goreng Kering
Kerupuk Kulit
Rendang Daging / Jeroan
dan sejenisnya
02.Hasil Olahan Ikan Kering
Abon
Ikan Kering
Ikan Asin
Ikan asap
Keripik ikan
Udang Kering ( Ebi )
Terasi kering
Ikan goreng
Dendeng Ikan
Rendang ikan
Serundeng Ikan
keripik Bekicot dan sejenisnya
16. 07. Minyak Dan Lemak
Minyak Kacang tanah
Minyak Kelapa
Minyak wijen
Minyak samin
08. Selai, Jeli Dan Sejenisnya
Jem / Selai
Jeli Buah
Jeli Agar
Jeli Bubuk rasa buah
Jeli rumput laut
Jeli Lidah buaya
Konnyaku
Marmalad
Serikaya
Cincau
09. Gula, Kembang Gula Dan Madu
Gula Merah
Gula Batu
Gula Semut
Kembang Gula / Permen
Kembang Gula coklat
Gulali
Madu
Sirup
Gula kapas Aromanis
Enting – enting / Kipang Kacang / Ampang
Noga
Coklat cetak
17. 10. Kopi dan Teh Kering
Kopi Biji Kering / bubuk
Teh / Teh Hijau / Hitam Daun kering /bubuk
Kopi Campur (kopi gilingan dengan campuran gandum,
jagung atau wijen, margarin atau gula.Kadar kopi tidak
kurang dari 50 %)
11. Bumbu
Bumbu Masakan kering
Bumbu Cabe
Bawang Goreng
Cuka fermentasi / vinegar
Kecap Asin / Manis
Saos Cabe
Saos Tomat
Saos Ikan
Tauco
Sambal
Bumbu Kacang / Pecel
Petis
12. Rempah –Rempah
Bawang Merah Kering / Bubuk
Bawang Putih Kering / Bubuk
Cabe Kering / Bubuk
Cengkeh Kering / Bubuk
Jahe Kering / Bubuk
Kayu Manis kering / bubuk
Ketumbar kering / bubuk
Kunyit Kering / Bubuk
Lada Putih / Hitam kering / bubuk
Biji Pala kering/ Bubuk
Bunga pala kering / bubuk
18. 13. Minuman Serbuk
Minuman serbuk Kopi
Minuman serbuk berperisa (rasa jeruk,
rasa anggur)
Minuman serbuk kopi gula
Minuman Rumput Laut
Minuman Serbuk kopi gula,susu
Minuman serbuk kopi gula, creamer
Minuman Serbuk tradisional
Minuman serbuk kedele
Minuman serbuk Kurma
Minuman serbuk Teh
Minuman Serbuk daun/batang/kulit
tanaman/ akar / bunga
Minuman serbuk jahe
14. Hasil Olahan Buah
Keripik Buah
Buah Kering
Lempok Buah
Asinan Buah
Manisan Buah
Wajit / Wajik buah
Pisang Sale
20. DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA
SEKSI FARMAMIN & PERBEKES
SITI ZUBAIDAH, S.Si, Apt
20
Pengaturan & Penggunaan
Bahan Tambahan Pangan
21. 21
Bahan yang ditambahkan ke dalam
pangan untuk mempengaruhi sifat atau
bentuk pangan
• Mengawetkan pangan
• Memberikan warna
• Mencegah ketengikan
• Meningkatkan cita rasa
Mempengaruhi kualitas pangan
Bahan Tambahan Pangan (BTP) ???
22. Penggunaan yang tepat
sesuai takaran batas aman
akan memberikan manfaat
teknologi terhadap mutu
pangan
Penggunaan yang tidak
tepat atau melebihi takaran
yang aman dapat
membahayakan kesehatan
22
Penggunaan BTP
23. 1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 Tahun
2012 tentang Bahan Tambahan Pangan
2. Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1999
tentang Label dan Iklan Pangan
3. Peraturan Kepala Badan POM No 13 Tahun 2013
tentang Batas Maksimum Penggunaan BTP
(26 Peraturan)
http://jdih.pom.go.id/
Regulasi BTP
24. 1. Bahan Pengkarbonasi (No.4 )
2. Humektan (No.5)
3. Pembawa (No.6)
4. Perlakuan Tepung (No.7)
5. Pengatur Keasaman (No.8)
6. Pengeras (No.9)
7. Antikempal (No.10)
8. Pengembang (No.11)
9. Pelapis (No.12)
10.Antibuih (No.13)
11.Propelan (No.14)
12.Pengental (No. 15)
13. Garam Pengemulsi (No.16)
14. Gas untuk Kemasan (No.17)
15. Sekuestran (No.18)
16. Pembentuk Gel (No.19)
17. Pengemulsi (No.20)
18. Peretensi Warna (No.21)
19. Pembuih (No.22)
20. Penguat Rasa* (No.23)
21. Penstabil (No.24)
22. Peningkat Volume (No.25)
23. Pengawet* (No. 36)
24. Pewarna* (No.37)
25. Antioksidan* (No.38)
26. Pemanis* (No. 4 Tahun 2014)
Semua peraturan tersebut dapat diunduh
di : http://jdih.pom.go.id/
*) PP 69/1999 : Pangan yang mengandung BTP ini
harus mencantumkan pula nama BTP, dan nomor
indeks khusus untuk pewarna
24
Peraturan Kepala Badan POM
terkait Batas Maksimum Penggunaan BTP
(terdapat 26 golongan)
25. Penguat rasa
• PERKA BPOM NO 23 TH 2013 tentang Batas Maksimum
Penggunaan BTP Penguat rasa (No 23)
• Fungsinya :
a. Memperkuat rasa pada pangan
b. Memperkuat aroma pada pangan
c. Menciptakan rasa yang lebih baik
Vetsin
Mengandung MSG (Mono Sodium Glutamat)
Asam glutamat menghantar sinyal-sinyal antar sel otak, dan
dapat memberikan cita rasa pada makanan
25
26. Pewarna
• Memberi kesan menarik bagi
konsumen
• Menyeragamkan warna makanan
• Menstabilkan warna
• Menutupi perubahan warna
selama proses pengolahan
• Mengatasi perubahan warna
selama penyimpanan
27. Ciri2 Pangan dengan
Pewarna Non Pangan
Jenis pangan Ciri-ciri
Berbagai
pangan yang
diberi pewarna
berbahaya ini
- Warna mencolok dan cenderung
berpendar
- Banyak memberikan titik-titik
warna karena tidak homogen
(misalnya pada kerupuk, es
puter)
27
28. Mengawetkan pangan yang mudah rusak
menghambat atau memperlambat proses fermentasi,
pengasaman atau penguraian yang disebabkan oleh
mikroba
Pengawet
29. Tidak
mengandung
kalori, cocok untuk
penderita penyakit
gula (diabetes)
siklamat (30-80x);
sakarin (300x);
sorbitol; aspartam
• Rasanya lebih manis
• Membantu mempertajam
penerimaan terhadap rasa
manis
• Harganya lebih murah
Pemanis Buatan
30. Permenkes: penderita diabetes atau sedang menjalani
diet kalori
Batas maksimum siklamat adalah 500 mg – 3 g/kg bahan
Batas maksimum sakarin adalah 50 – 300 mg/kg bahan
Siklamat :Amerika sudah DILARANG
31. Keterangan label
1. Tulisan "Bahan Tambahan Pangan" atau
"Food Additive“
2. Nama golongan BTP, misalnya pewarna,
pengawet, dll
3. Nomor pendaftaran produk BTP
(BPOM RI MD atau BPOM RI ML dengan
12 digit)
4. Takaran penggunaan dalam pangan utk
pengawet
5. Tertera No. indeks untuk pewarna
6. Logo huruf M didalam lingkaran
berwarna hitam
32. Bahan berbahaya pada pangan
Pewarna tekstil ; Rhodamin; Methanyl yellow
Formalin
Boraks (bleng, pijar)
Antibiotika
Logam berat melebihi ambang batas
Cemaran mikroba melebihi ambang batas
Residu pestisida melebihi ambang batas
Bahan tambahan pangan melebihi ambang batas
33. Tips Menghindari Bahan Tambahan Terlarang
Dan Berbahaya
Waspadai bahan baku jika:
Warnanya terlalu cerah (misalnya mie, kerupuk, saos, tahu)
bisa jadi mengandung pewarna terlarang.
Teksturnya sangat kenyal (misalnya mie basah, bakso, ikan dan
tahu) atau agak tegang (misalnya ayam potong), dengan umur
simpan yang panjang (lebih dari satu-dua hari) pada suhu
ruang kemungkinan besar mengandung formalin dan
boraks.
Tidak dihinggapi lalat (seperti ayam, ikan, tahu)
kemungkinan besar mengandung formalin karena formalin
berfungsi sebagai pembasmi lalat.
Bau menyimpang dari bau normalnya.
34. Tips Menghindari Bahan Tambahan Terlarang
Dan Berbahaya
Untuk Konsumen
Perhatikan kemasannya, apakah bersih & tertutup dari debu.
Tidak terpedaya dengan harga murah.
Amati warnanya jika terlalu cerah kemungkinan besar
mengandung pewarna sintetis.
Cicipi rasanya jika terdapat rasa menyimpang, mungkin
mengandung BT terlarang atau BTP yang berlebihan.
Amati kelayakan daya simpan produk curigai jika kondisinya tidak
logis, mungkinan mengandung pengawet berbahaya.
36. CARA CEK PRODUK TERDAFTAR
DI BADAN POM MELALUI HP
ANDROID
Klik Playstore
Cari cek BPOM / pom.go.id
Pilih Data Produk teregistrasi (Badan Pengawas Obat dan
Makanan )
Klik Pasang/Install Terima
Tunggu beberapa saat sampai muncul tulisan
BUKA/OPEN
Klik BUKA/OPEN
37. a. Klik Nomor Registrasi
kemudian pilih salah satu
pilihan :
Nama atau Nama
Dagang (Merk)
Nomor Registrasi
Jumlah dan Kemasan
Bentuk Sediaan
Komposisi
Nama Perusahaan
Pendaftar / Produsen
b. Pilih salah satu kemudian
ketik sesuai pilihan Anda
c. Klik CARI