Dokumen tersebut membahas perbandingan periodisasi pemikiran ekonomi Islam dan konvensional serta faktor-faktor kejayaan ekonomi Islam pada masa lalu. Ekonomi Islam berbeda dari sistem ekonomi lain karena menekankan empat sifat yaitu kesatuan, keseimbangan, kebebasan, dan tanggung jawab. Masa kejayaan ekonomi Islam dipengaruhi faktor internal seperti konsistensi umat Islam dan ajaran Islam yang mendorong ke
¾ Sumber: Scanning dari buku Mansour Fakih, Jalan Lain: Manifesto Intelektual Organik, Insist
Press & Pustaka Pelajar
¾ Penggandaan maupun penyebarluasan untuk kepentingan pendidikan dan bukan
komersial diijinkan dengan tetap mencantumkan atribut penulis dan keterangan dokumen
ini secara lengkap.
¾ Modifikasi artikel atau penggandaan serta penyebarluasan artikel ini untuk kepentingan
komersial mensyaratkan permohonan ijin secara tertulis kepada Insist Pers melalui redaksi
Digital Journal Al-Manär atau secara langsung kepada Insist Pers.
¾ Sumber: Scanning dari buku Mansour Fakih, Jalan Lain: Manifesto Intelektual Organik, Insist
Press & Pustaka Pelajar
¾ Penggandaan maupun penyebarluasan untuk kepentingan pendidikan dan bukan
komersial diijinkan dengan tetap mencantumkan atribut penulis dan keterangan dokumen
ini secara lengkap.
¾ Modifikasi artikel atau penggandaan serta penyebarluasan artikel ini untuk kepentingan
komersial mensyaratkan permohonan ijin secara tertulis kepada Insist Pers melalui redaksi
Digital Journal Al-Manär atau secara langsung kepada Insist Pers.
Abstract: This literature study is explore and compare of Islamic scholar’s thought in contemporary era: Baqr al Sadr, Muhammad Abdul Mannan, Muhammad Nejatullah Siddiqi, Sayyed Haidar Naqf, Taqiyyuddin An Nabhanni, and Monzer Kahf. Islamic scholars are divided into three categories; frstly, an expert in the Islamic law (fqh) that is conducted in a legalistic and normative; secondly, more daring modernist group in their interpretation of Islamic teachings in order to answer the issues facing society today; thirdly practitioners or Muslim economists educational background in the West. They combine both
Islamic law and economic approach that is integrated to be Islamic economy. In fact, the construction of an Islamic economy system capable of delivering on welfare and social justice must be built on the basis of faith (akidah) and described in great detail the concepts of ownership, the role of the state, and distribution, including production and consumption. Even distribution of income in society into the most important thing in the construction of an Islamic economy system, but all of it was related to other elements. Therefore, the construction of an Islamic economy system can not stand alone, but must be integrated and connected with other elements.
Keywords: Islamic economy, Islamic scholars, Contemporary
Abstract: This literature study is explore and compare of Islamic scholar’s thought in contemporary era: Baqr al Sadr, Muhammad Abdul Mannan, Muhammad Nejatullah Siddiqi, Sayyed Haidar Naqf, Taqiyyuddin An Nabhanni, and Monzer Kahf. Islamic scholars are divided into three categories; frstly, an expert in the Islamic law (fqh) that is conducted in a legalistic and normative; secondly, more daring modernist group in their interpretation of Islamic teachings in order to answer the issues facing society today; thirdly practitioners or Muslim economists educational background in the West. They combine both
Islamic law and economic approach that is integrated to be Islamic economy. In fact, the construction of an Islamic economy system capable of delivering on welfare and social justice must be built on the basis of faith (akidah) and described in great detail the concepts of ownership, the role of the state, and distribution, including production and consumption. Even distribution of income in society into the most important thing in the construction of an Islamic economy system, but all of it was related to other elements. Therefore, the construction of an Islamic economy system can not stand alone, but must be integrated and connected with other elements.
Keywords: Islamic economy, Islamic scholars, Contemporary
Perbandingan periodisasi sistem ekonomi islam dan konvensionalEri Ridholloh
perbedaan perkembangan sistem ekonomi islam dan ekonomi konvesnsional dan tokoh tokoh yang berpengaruh pada periodenya, menemukan teori dan sistem yang terus berkembang
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. EKONOMI ISLAM
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang
dilhami oleh nilai-nilai Islam dan berpedoman pada Alquran dan
Hadist. Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda
dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan
(Welfare State). Berbeda dari kapitalisme karena Islam
menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang
miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu,
ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan kehidupan
sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi
dalam etika dan moral.
3. PERBEDAAN EKONOMI ISLAM DAN SISTEM
EKONOMI LAIN
Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi
kapitalis, sosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada
di tengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang
dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang
memberikan hampir semua tanggung jawab kepada warganya serta
komunis yang ekstrim, ekonomi Islam menetapkan bentuk perdagangan
serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan.
Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi
seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan
kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada setiap pelaku usaha.
4. SIFAT EKONOMI ISLAM
ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara
lain:
Kesatuan (unity)
Keseimbangan (equilibrium)
Kebebasan (free will)
Tanggung jawab (responsibility)
5. PERIODISASI EKONOMI ISLAM DAN
KONVENSIONAL
KONVENSIONAL PERIODISASI ISLAM
Klasik
Xenophon (440-355 SM)
Plato (427-357 SM)
Aristoteles (350 SM)
Sebelum Masehi
Bible : Masa Scolastic
St. Thomas Aquinas (1270 M)
St. Albertus Magnus (1206-1280
M)
Abad ke 1-11M
Masa Rasulullah (613-632 M)
Khulafaurrasyiddin (632-661 M)
Daulah Umayyah (abad 7-8 M)
Daulah Abbasiyah I (abad 8-11 M)
Masa Keemasan Islam
Sumber :Al-Qur’an dan Sunnah
Fase Pertama :
Abu Yusuf
Abu Ubaid
Al-Daudi
Syafi’i
Abu hanifah, dll
Great Gap
Ada Great Gap selama 500
tahun, the dark ages di
Barat. Namun masa
sesungguhnya masa ini
adalam masa keemasan di
dunia muslim. Beberapa
pemikiran ekonomi muslim
banyak dikutip tanpa di
sebutkan sumbernya.
Daulah Abbasiyah II (abad 11-
15 M)
Masa kemunduran Baghdad.
Baghdad jatuh ke tangan
Mongol.
Dinasti dilanjutkan turun-
temurun di Mesir dgn ibu kota
Kairo.
Fase ke dua :
Al-Ghazali (1055-1111 M)
Al-Mawardi (1058M)
Ibnu Hazm (1064 M)
Ibnu Taimiyah (1263-1328 M)
As-Syatibi (1388 M)
Ibnu Khaldun (1332-1404 M)
Al-Maqrizi (1364-1441 M)
6. KONVENSIONAL PERIODISASI ISLAM
Merkantilisme
Jean Bodin (1530-1596 M)
Thomas Mun (1571-1641 M)
J.B Colbert (1619-1683 M)
Sir William Petty (1623-1687
M)
Abad ke 15-20 M Fase ke tiga :
Kemunduran
Fisiokratis
Francis Quesnay (1694-1774 M)
Anne R.J. Turgot
Klasik & Neo Klasik
David Hume (1711-1776 M)
Adam Smith (1723-1790 M)
R. Maltus (1766-1834 M)
David Ricardo (1722-1823 M)
Jean Baptiste Say (1767-1832
M)
John Stuart Mill (1806-1873 M)
Sosialisme Komunitas Bersama
Robert Owen (1771-1858 M)
Charles Fourier (1772-1837 M)
Louis Blanc (1811-1882 M)
Buku-buku pemikir
muslim yg hilang dan
dikutip setelah di alih
bahasakan.
7. KONVENSIONAL PERIODISASI ISLAM
Kapitalis VS Sosialis,
Marxisme
John Stuart Mill (1806-
1873 M)
Karl Marx (1818-1883 M)
Engels (1848)
Keynes , Marshal
Al- Afghani (1897)
Syah Wali Allah (1703-
1762 M)
Simon Kuznes; WW.
Rustow; V. Lenin;
Milton Friedman
Abad 20 M. Iqbal (1873-1938
M)
8. FAKTOR MASA KEJAYAAN ISLAM
Faktor Internal
Konsisntensi dan Itiqomah Umat Islam pada ajaran
Islam
Ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju
Islam sebagai rahmat seluruh alam
Islam sebagi agama dakwah dalam keseimbangan
duniawi dan akhirat
9. FAKTOR MASA KEJAYAAN ISLAM
Faktor eksternal
Terjadinya asimiliasi antara bangsa arab dan
bangsa-bangsa lain yag lebih dulu mengalami
perkembangan ilmu pengetahuan
Gerakan terjemah, berusaha menerjemahkan kitab-
kitab asing yang giat. Perkembangan pengetahuan
umum terutama astronomi, kedokteran, filsafat,
kimia dan sejarah.