SlideShare a Scribd company logo
Apa Bedanya Jurnal Penyesuaian dengan Pembetulan? 
Salah satu pertanyaan paling klasik di Akuntansi Keuangan adalah “apa bedanya jurnal 
penyesuaian dengan pembetulan?” Sebuah pertanyaan yang sangat mendasar. 
Dengan logika umum, yang namanya “disesuaikan” dengan “dibetulkan/dikoreksi” memang 
mirip-mirip. Ahli bahasa mungkin menyebut kata “disesuaikan” sebagai bentuk eufimisme atau 
penghalusan dari istilah “koreksi”. Inilah yang sering membuat masyarakat umum menjadi 
bingung ketika mencoba memahami akuntansi. 
Masyarakat umum bingung, mungkin tidak apa-apa, toh mereka tidak bekerja di bidang 
akuntansi. Namun menjadi repot ketika kebingungan yang sama terjadi pada mereka yang 
bekerja di bidang akuntansi. Kebingungan yang sama lumrah terjadi pada pelajar/mahasiswa 
jurusan Akuntansi—terutama di tahun-tahun pertama belajar. 
Agar terbebas dari kebingungan ini, hal pertama yang perlu disadari adalah: Akuntansi 
menggunakan istilah teknis tersendiri yang berbeda dengan istilah umum. 
“Penyesuaian” dan “Pembetulan/Koreksi”, dalam akuntansi, adalah dua hal yang samasekali 
berbeda, tidak bisa dicampuradukkan. Dan memahami perbedaannya, sangat mendasar bagi 
siapapun yang ingin menguasai akuntansi. 
Bisa dibilang, mampu atau tidaknya menjawab pertanyaan ini dengan baik, 
mencerminkan: 
 apakah seseorang sudah paham prosedur debit-credit (double-entry) atau belum; dan 
 apakah sudah menguasai teknik dasar menjurnal atau belum. 
Sebab, mustahil bisa membuat jurnal pembetulan dan penyesuaian jika belum paham prosedur 
debit-credit dan menjurnal. 
Lebih jauh lagi, mampu tidaknya seseorang menjawab pertanyaan yang sama juga 
mencerminkan apakah dia paham konsep dasar akrual dan deferal atau belum. 
“Okay. Lalu, apa beda jurnal penyesuaian dengan pembetulan?” mungkin ada yang sudah tak 
sabar. 
Kalau saya jawab “Jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan saldo akun agar mewakili kondisi 
sebenarnya dan Jurnal pembetulan untuk memperbaiki kesalahan jurnal,” apakah cukup?
Jika memang cukup, berarti itulah jawabannya. Jika belum cukup, maka perlu membahas jurnal 
pembetulan dan jurnal penyesuaian terlebih dahulu. Silahkan lanjutkan membaca. 
Jurnal Pembetulan (Correction Entry) 
Jurnal pembetulan adalah jurnal yang dipergunakan untuk membetulkan jurnal yang terlanjur 
salah dibuat—entah itu salah angka atau salah akun. 
“Untuk melakukan koreksi (pembetulan), mengapa perlu membuat jurnal?” Mungkin ada yang 
berpikir demikian. Jawabannya, karena asumsinya: 
 Pertama, pencatatan transaksi dilakukan secara manual (di atas kertas/buku jurnal). 
 Kedua, pencoteran atau type-x ditabukan dalam akuntansi. Ditabukan karena disamping 
terlihat tidak rapih juga menimbulkan keragu-raguan. 
Misalnya: Pada tanggal 10 Januari 2014 Annie menerima slip tunai pembayaran upah buruh. 
Untuk itu Annie membuat jurnal sbb: 
[Debit]. Upah Buruh = Rp 25,070,000,- 
[Kredit]. Kas = Rp 25,070,000,- 
Pagi-pagi, keeskokan harinya, tiba di kantor Annie sudah menemukan memo kecil dari Chief 
Accountant tertempel di atas mejanya dengan pesan, “Annie, kamu salah masukkan jurnal untuk 
pembayaran upah buruh, tolong buat koreksi.” 
Selesai membaca “surat cinta” itu, Annie mencari slip pembayaran upah buruh yang dimaksud 
dan membandingkannya dengan jurnal yang dimasukkan ke buku. Pada slip pembayaran Annie 
menemukan angka 27,700,000. Namun pada jurnal yang Annie masukkan angkanya Rp 
27,070,000. Jadi ada KESALAHAN ANGKA, sehingga terjadi selisih Rp 630,000 (=27,700,000 
– 27,070,000). 
Atas kesalahan tersebut, Annie tidak mencoret atau men-typeX jurnal yang salah, karena hal itu 
ditabukan dalam Akuntansi. Sebagai gantinya, Annie memasukkan JURNAL PEMBETULAN 
(correction entry), sbb: 
[Debit]. Upah Buruh = Rp 630,000,- 
[Kredit]. Kas = Rp 630,000,- 
Setelah jurnal pembetulan di masukkan maka total upah buruh yang diakui menjadi benar, yakni 
Rp 27,070,000 + Rp 630,000 = Rp 27,700,000, sesuai dengan angka yang tertera pada slip 
pembayaran upah buruh.
Begitu selesai memasukkan jurnal koreksi, Chief Accountant sudah ada di meja Annie. Dan 
mengatakan bahwa Annie juga salah memasukkan Pendapatan Bunga Jasa Giro dari bank. Oleh 
Annie, pendapatan bunga dari bank dimasukkan ke akun Pendapatan dengan jurnal: 
[Debit]. Kas = Rp 750,000 
[Kredit]. Pendapatan = Rp 750,000 
Seharusnya, pendapatan bunga dari bank dipisahkan dari pendapatan utama (hasil penjualan) dan 
dimasukkan ke akun “Pendapatan Jasa Giro.” Artinya, telah terjadi kesalahan akun. Untuk itu 
Annie harus membuat JURNAL PEMBETULAN sbb: 
[Debit]. Pendapatan = Rp 750,000 
[Kredit]. Pendapatan Bunga Jasa Giro = Rp 750,000 
CATATAN KHUSUS: Pendapatan bunga pada rekening giro perusahaan di bank TIDAK 
DIGABUNG dengan Pendapatan utama dari hasil penjualan. Sebab pendapatan ini sudah 
dikenakan “pajak bersifat final” oleh pihak bank, sehingga tidak dikenakan pajak lagi pada PPh 
perusahaan. Oleh sebab itu harus dipisahkan. Untuk pendapatan ini, biasanya perusahaan 
membuat akun khusus yang disebut “Pendapatan Bunga Jasa Giro.” 
Kesalahan akun juga disebut “salah klasifikasi akun,” oleh sebab itu jurnal pembetulan atas 
kesalahan akun sering disebut “jurnal reklasifikasi” (reclassification entry). Di tempat kerja, jika 
atasan mengatakan “tolong reclass” artinya anda diminta untuk membuat jurnal pembetulan atas 
kesalahan akun. 
“Pada jurnal reklasifikasi di atas, mengapa akun KAS tidak ikut di reklasifikasi?” mungkin 
ada yang berpikir seperti itu. 
Jawabannya: Sebab, yang salah klasifikasi hanya akun pendapatan saja, sedangkan akun kasnya 
sudah benar, sehingga tak perlu direklasifikasi lagi. Ini versi saat kita belajar di sekolah atau 
kampus. Dalam pekerjaan sesungguhnya, terutama jika menggunakan software akuntansi, 
prosedurnya sedikit berbeda (baca “Membuat Jurnal Pembetulan Dengan Software Akuntansi” 
setelah yang di bawah ini) 
Bagaimana jika kesalahan diketahui setelah tutup buku (saldo pendapatan dan beban telah di 
nol-kan)? Bagaimana membuat jurnalnya? Pertama, pertimbangkan, apakah perlu dibuatkan 
jurnal pembetulan atau tidak. Dasar pertimbangannya: Apakah bisa terkoreksi dengan sendirinya 
(self-corrected) atau tidak. Jika bisa terkoreksi dengan sendirinya maka tak perlu dibuatkan 
jurnal koreksi. Jika sebaliknya maka jurnal koreksi diperlukan.
Membuat Jurnal Pembetulan Dengan Software Akuntansi 
Terutama adik-adik pelajar dan mahasiswa, perlu menyadari bahwa contoh-contoh kasus jurnal 
pembetulan yang disajikan di sekolah/kampus—entah atas kesalahan angka atau kesalahan 
akun—selalu menggunakan asumsi: PROSES PENCATATAN TRANSAKSI DILAKUKAN 
SECARA MANUAL (di atas kertas buku jurnal). Contoh kasus di atas pun, juga, menggunakan 
asumsi bahwa Annie melakukan pekerjaannya di atas kertas (buku jurnal). 
Pada kenyataannya, di era komputer sekarang ini, sudah hampir semua perusahaan 
menggunakan software akuntansi. Sehingga, staf accounting pemula (fresh graduate) di 
perusahaan sering bingung ketika berhadapan dengan pekerjaan yang sesungguhnya. 
Dengan software akuntansi (termasuk Excel), staf accounting bisa memperbaiki kesalahan 
dengan cara melakukan editing (perbaikan) langsung pada jurnal yang salah saja, atau dengan 
cara menghapus transaksi yang salah untuk kemudian diganti dengan jurnal yang benar. 
Sehingga, TIDAK PERLU memasukkan jurnal pembetulan/koreksi lagi. 
Pada kasus Annie yang pertama (salah angka transaksi) di atas misalnya, dia bisa langsung 
mencari jurnal yang salah, lalu mengganti angka yang salah (27,070,000) dengan angka yang 
benar (27,700,000). Sedangkan pada kasus kedua, Annie bisa menghapus jurnal yang salah (pada 
akun Pendapatan) dan membuat jurnal baru pada akun yang benar (Pendapatan Jasa Giro) 
dengan tanggal yang dimajukan agar sesuai dengan transaksi aslinya. 
Namun hal itu tergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing yang bisa jadi berbeda 
antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perbedaan kebijakan terletak pada penentuan 
saat kapan system (software) dikunci (locked). 
Pada umumnya, perusahaan melakukan penguncian system untuk membatasi tindakan 
mengubah data tanpa seijin yang punya otorisasi. Begitu system dikunci, staf accounting 
tidak bisa lagi: 
1. melakukan editing langsung pada jurnal; 
2. menghapus catatan transaksi (jurnal); atau 
3. termasuk mengubah tanggal. 
Sekedar informasi. Perusahaan-perusahaan yang saya kendalikan, melakukan penguncian 
system setiap hari, yakni setelah pukul 6 sore. Tujuannya? Membuat staf accounting terbiasa 
untuk selalu fokus dan berhati-hati dalam bekerja. Pendekatan yang sama juga—secara 
sistemik—memaksa semua Chief Accountant untuk selalu melakukan ledger detail review setiap 
hari dan harus kelar sebelum pukul 6 sore. 
Jika ditemukan kesalahan pada transaksi yang telah lewat, setelah system dikunci, staf 
accounting harus memasukkan JURNAL PEMBETULAN/KOREKSI lewat modul khusus 
yang biasanya bisa dibuka oleh orang yang punya otoritas (Chief Accountant dan Controller).
Yang artinya juga, jurnal koreksi hanya boleh dilakukan dengan seijin (approval) orang yang 
berwenang. Tujuannya? Jelas untuk pengendalian intern—atasan menjadi selalu tahu setiap ada 
kesalahan. 
Membuat jurnal koreksi dengan menggunakan software akuntansi juga agak berbeda jika 
dibandingkan manual. Untuk contoh kasus kedua misalnya, Annie tidak bisa membuat jurnal 
dengan cara melawankan Akun pendapatan dengan akun pendapatan lainnya (karena sama-sama 
bersaldo kredit). Akun Pendapatan hanya bisa dilawankan dengan akun Piutang atau Kas (dan 
akun Biaya hanya bisa dilawankan dengan akun Utang atau Kas). 
Untuk melakukan reklasifikasi, bila bekerja menggunakan software, Annie harus membuat jurnal 
pembalik (reversal entry) terlebih dahulu, sbb: 
[Debit]. Pendapatan = 750,000 
[Kredit]. Kas = 750,000 
Dengan jurnal pembalik di atas maka posisi saldo masing-masing akun kembali ke posisi semula. 
Setelah itu baru membuat jurnal dengan akun yang benar, yakni: 
[Debit]. Kas = Rp 750,000 
[Kredit]. Pendapatan Bunga Jasa Giro = Rp 750,000 
Itulah sedikit perbedaan antara membuat jurnal pembetulan dalam lingkungan manual dan 
terkomputerisasi—sekedar untuk diketahui saja, khususnya untuk adik-adik pelajar dan 
mahasiswa. 
Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entry) 
Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entry) adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan nilai 
saldo akun-akun tertentu agar sesuai dengan kondisi sebenarnya. 
Bagaimana caranya membuat jurnal penyesuaian? Tergantung saldo akun mana yang akan 
disesuaikan. Akun yang saldonya perlu disesuaikan biasanya akun yang timbul akibat adanya 
pengakuan biaya yang disegerakan (=diakrualkan) atau ditunda (=dideferalkan). Beberapa 
contoh akun yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian, antara lain: 
1. Deposit Supplier dan Biaya Dibayar Di Muka (Prepaid) 
Prinsip Kesesuaian (Matching Principle) menganjurkan agar setiap “Beban/Biaya” dan 
“Pendapatan” saling bersesuaian (matched). Konkretnya, dalam konteks ini, beban/Biaya yang 
timbul di suatu periode hanya diakui sejumlah yang bisa dihubungkan dengan pendapatan yang 
bisa dihasilkan pada periode yang sama.
Untuk memenuhi prinsip ini maka, beban/biaya yang kemanfaatannya diperkirakan lebih dari 
satu periode TIDAK diakui secara sekaligus pada saat timbul, melainkan dialokasikan dan diakui 
secara bertahap sesuai dengan manfaat yang ditimbulkan per periodenya. 
CONTOH KASUS: 
Untuk rencana penjualan Januari 2014, PT. JAK memesan barang di UD Makmur senilai 
Rp 100,000,000 pada tanggal 20 Desember 2013. Barang rencananya akan diterima secara 
bertahap mulai tanggal 5 hingga 10 Januri 2014. Untuk pemesanan itu, tanggal 22 
Desember 2013 PT JAK membayar UD makmur sebesar nilai pesanan. 
Atas pengaluaran tersebut PT JAK tidak mencatatnya sebagai persediaan. Sebagai gantinya PT. 
JAK memasukkan jurnal sbb: 
[Debit] Deposit Supplier = Rp 100,000,000 (masuk ke Neraca) 
[Kredit]. Kas = Rp 100,000,000 (mengurangi saldo Kas di Neraca) 
Nah, akun “Deposit Supplier” inilah yang harus disesuaikan dengan kondisi sebenarnya, yakni 
setiap kali barang persediaan diterima. Misalnya, ketika barang tahap pertama diterima senilai 
Rp 40 juta pada tanggal 5 Januari 2014, PT JAK membuat JURNAL PENYESUAIAN sebagai 
berikut: 
[Debit]. Persediaan Barang Jadi = Rp 40,000,000 (saldo persediaan di Neraca bertambah 40 juta) 
[Kredit]. Deposit Supplier = Rp 40,000,000 (saldo Desposit Supplier di Neraca berkurang 40 
juta) 
Ketika barang tahap 2 diterima senilai Rp 60 jutaTanggal 8 Januari 2014, PT JAK membuat 
JURNAL PENYESUAIAN lagi sbb: 
[Debit]. Persediaan Barang Jadi = Rp 60,000,000 (total saldo persediaan menjadi 40+60 juta) 
[Kredit]. Deposit Supplier = Rp 60,000,000 (sisa saldo Desposit Supplier di Neraca nol) 
(Catatan: Deposit Supplier di atas bisa juga disebut “Persediaan Dibayar Dimuka”, esensinya 
sama saja) 
Pengakuan bertahap juga diterapkan pada transaksi Sewa yang manfaatnya lebih dari 
satu periode. 
CONTOH KASUS: 
Untuk mengantisipasi pemadaman listrik yang kerap terjadi, tanggal 15 Desember 2013 
PT JAK menyewa mesin Genset senilai Rp 75 juta untuk penggunaan hingga 15 Maret 
2014. 
Saat Sewa dibayar, PT JAK tidak membebankan biaya sewa seketika di bulan Desember 2013. 
Sebagai gantinya, PT JAK mencatat dengan jurnal sbb:
[Debit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 75,000,000 (masuk Neraca) 
[Kredit]. Kas = Rp 75,000,000 (mengurangi saldo Kas di neraca) 
Nah, saldo “Sewa Dibayar Di Muka” inilah yang terus disesuaikan setiap periodenya 
berdasarkan penggunaannya sehingga mencerminkan kondisi sebenarnya. Jelang tutup buku 31 
Desember 2013 misalnya, PT JAK membuat JURNAL PENYESUAIAN sebagai berikut: 
[Debit]. Biaya Sewa = Rp 12,500,000 (dibiayakan dan mengurangi Laba Des 2013) 
[Kredit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 12,500,000 (mengurangi saldo Sewa Dibayar Dimuka di 
Neraca) 
(Catatan: Rp 12,500,000 adalah porsi biaya sewa untuk Desember 2013 (=75 juta:3)/2) 
Pada tanggal 31 Januari 2014 nanti, PT JAK akan membuat penyesuaian saldo Sewa Dibayar Di 
Muka lagi, sbb: 
[Debit]. Biaya Sewa = Rp 25,000,000 (mengurangi Laba Januari 2014) 
[Kredit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 25,000,000 (mengurangi saldo Sewa Dibayar Dimuka di 
Neraca) 
(Catatan: Rp 25,000,000 (=75 juta:3) adalah porsi biaya sewa untuk Januari 2014.) 
Pada tanggal 28 Februari 2014 nanti, PT JAK akan membuat penyesuaian saldo Sewa Dibayar 
Di Muka lagi, sbb: 
[Debit]. Biaya Sewa = Rp 25,000,000 (mengurangi Laba Februari 2014) 
[Kredit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 25,000,000 (mengurangi saldo Sewa Dibayar Dimuka di 
Neraca) 
(Catatan: Rp 25,000,000 (=75 juta:3) adalah porsi biaya sewa untuk Februari 2014). 
Pada saat ini saldo Sewa Dibayar Di Muka akan menunjukkan angka Rp 12,500,000 (=75 juta – 
12,500,000 – 25,000,000 – 25,000,000). Sehingga, pada tanggal 31 Maret 2014 PT JAK akan 
memasukkan jurnal penyesuaian terakhir untuk saldo Sewa Dibayar Di Muka, sbb: 
[Debit]. Biaya Sewa = Rp 12,500,000 (mengurangi Laba Maret 2014) 
[Kredit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 12,500,000 (mengurangi saldo Sewa Dibayar Dimuka di 
Neraca) 
(Catatan: Rp 12,500,000 ((=75 juta:3)/2) adalah porsi biaya sewa untuk Maret 2014). 
Setelah jurnal penyesuaian ini dimaksukkan maka saldo Sewa Dibayar Dimuka akan 
menunjukkan angka 0 (nol) alias habis. 
Catatan: Tidak hanya “Deposit Supplier” dan “Sewa Dibayar Di Muka” saja, pada adasarnya 
setiap biaya yang memiliki kemanfaataan lebih dari 1 periode diperlakukan seperti di atas, 
sehingga membutuhkan jurnal penyesuaian di setiap akhir periodenya.
2. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi 
Saldo akun “Akumulasi Penyusutan” (kontra akun Aset Tetap) dan “Akumulasi Amortisasi” 
(kontra akun Aset Tak berwujud) juga memerlukan penyesuaian di akhir periode. Sebab saldo 
kedua akun ini meningkat seiring dengan semakin berkurangnya nilai manfaat atau nilai buku 
Aset. 
CONTOH KASUS: 
Tanggal 1 Januari 2013 PT. JAK membeli Aset berupa mesin produksi senilai Rp 
25,000,000 secara tunai dan langsung dioperasikan. Umur Ekonomis mesin di perkirakan 
mencapai 8 tahun. Atas mesin ini, PT JAK tidak mencadangkan nilai residu. Untuk 
menyusutan nilai Aset, PT JAK menggunakan Metode Garis Lurus. Penutupan Buku PT 
JAK dilakukan secara tahunan, yakni setiap tanggal 31 Desember. 
Untuk mengakui aset Mesin Produksi, tangal 1 Januari 2013 PT JAK membuat jurnal sbb: 
[Debit]. Mesin = Rp 25,000,000 
[Kredit]. Kas = Rp 25,000,000 
Atas penggunaan mesin tersebut PT. JAK menghitung penyusutan per tahun sbb: 
Tarif Penyusutan Per Tahun = (1/Umur Ekonomis) x 100% = (1/8) x 100% = (100/8)% =12, 5% 
per tahun. 
Penyusutan Per Tahun = (Nilai Perolehan-Nilai Residu) x Tarif = 25,000,000 x 12,5% = Rp 
3,125,000/tahun. 
Sehingga jadwal penyusutan mesin menjadi sbb: 
Pada jadwal penyusutan di atas terlihat bawa, akumulasi penyusutan—yang mengurangi nilai 
buku atau nilai manfaat—terus meningkat seiring dengan lamanya penggunaan mesin. Oleh 
sebab itu, PT JAK perlu melakukan PENYESUAIAN saldo “Akumulasi Penyusutan” setiap 
akhir periode buku (seperti nampak dalam jadwal di atas) yang dimulai tanggal 31 Desember 
2013.
Sehingga, pada tanggal 31 Desember 2013 PT JAK mengakui “Beban Penyusutan Mesin 
Produksi” di satu sisinya (Laba/Rugi) dan Akumulasi Penyusutan Mesin di sisi lainnya, dengan 
jurnal sbb: 
[Debit]. Beban Penyusutan Mesin Produksi = Rp 3,125,000 (masuk L/R) 
[Kredit]. Akumulasi Penyusutan Mesin produksi = Rp 3,125,000 (Masuk Neraca) 
Sejak saat itu, PT JAK terus membuat JURNAL PENYESUAIAN atas saldo akun “Akumulasi 
Penyusutan Mesin Produksi “ setiap tanggal 31 Desember, hingga saldonya sama dengan “Nilai 
Perolehan Mesin” (Rp 25 Juta) dan Nilai Buku (=Nilai Perolehan Mesin – Akumulasi 
Penyusutan) sama dengan nol alias habis, yang menurut jadwal akan terjadi pada tanggal 31 
Desember 2019. 
Jurnal penyesuaian juga diperlukan untuk saldo akun aset tetap lainnya dan semua saldo akun 
“Akumulasi Amortisasi” aset tak berwujud, dengan cara yang sama. 
3. Deposit Pelanggan dan Pendapatan Diterima Di Muka 
Pendapatan yang diterima di suatu periode, oleh perusahaan hanya boleh diakui sejumlah yang 
bisa dihubungkan dengan beban/biaya yang timbul di periode yang sama. Sedangkan selisihnya 
diakui entah sebagai “Deposit Pelanggan” atau “Pendapatan Diterima Di Muka”. Saldo akun 
inilah yang disesuaikan setiap akhir periodenya. 
CONTOH KASUS: 
Pada tanggal 25 November 2013 PT JAK menerima pesanan dari True Company Inc 
sebesar Rp 750 Juta. Karena keterbatasan kapasitas produksi, maka pengiriman barang 
disepakati secara bertahap, dengan jadwal sbb: 
 Tanggal 25 Januari 2014, senilai Rp 250 Juta; 
 Tanggal 25 Februari 2014, senilai Rp 250 Juta; dan 
 Tanggal 25 Maret 2014, senilai Rp 250 Juta. 
Dari transaksi tersebut, pada tanggal 1 Desember 2013 PT JAK menerima pembayaran 
penuh sebesar Rp 750 Juta. Atas pembayaran yang diterima, oleh PT JAK belum boleh 
diakui sebagai Pendapatan. 
Sebab belum timbul beban dan biaya sehubungan dengan pemesanan barang tersebut. Untuk 
sementara, uang yang diterima diakui sebagai “Deposit Pelanggan” dengan jurnal sbb: 
[Debit]. Kas = Rp 750,000,000 (masuk ke Neraca) 
[Kredit]. Deposit Pelanggan = Rp 750,000,000 (masuk ke kelompok Liabilitas di Neraca)
Nah saldo “Deposit Pelanggan” inilah yang memerlukan JURNAL PENYESUAIAN setiap kali 
PT JAK mengakui “Pendapatan” di satu sisinya dan pengakuan “Harga Pokok Penjualan” di sisi 
lainnya, yakni saat pengiriman barang. 
Sesuai jadwal, PT JAK mengirimkan barang tahap pertama pada tanggal 25 Januari 2014 senilai 
Rp 250 Juta dengan Harga Pokok Penjualan sebesar Rp 150 juta, dan memasukkan JURNAL 
PENYESUAIAN sbb: 
[Debit]. Deposit Pelanggan = 250,000,000 (mengurangi saldo Deposit pelanggan) 
[Kredit]. Penjualan = Rp 250,000,000 (masuk Laba/Rugi Januari 2014) 
Dan: 
[Debit]. Harga Pokok Penjualan = Rp 150,000,000 (masuk Laba/Rugi januari 2014) 
[Kredit]. Persediaan = Rp 150,000,000 (mengurangi saldo Persediaan di Neraca) 
PT. JAK akan terus membuat JURNAL PENYESUAIAN atas saldo Depostit Pelanggan hingga 
nilainya mencapai nol alias habis, yang dijadwalkanakan terjadi pada tanggal 25 Maret 2014. 
Disamping akun “Deposit Pelanggan”, akun lain yang perlu penyesuaian adalah akun 
“Penadapatan Diterima Di Muka.” 
CONTOH KASUS: 
PT JAK menyewakan salahsatu ruang kantornya senilai Rp 100 juta kepada PT Maju 
Jaya selama 5 tahun. Atas Sewa tersebut PT JAK menerima pembayaran penuh. 
Sama seperti Deposit Pelanggan, penerimaan pembayaran sewa ini juga tidak diakui sebagai 
pendapatan, melainkan sebagai “Pendapatan Sewa Diterima Di Muka” yang saldonya akan 
disesuaikan setiap akhir periode dengan memasukkan JURNAL PENYESUAIAN. 
4. Biaya Diakrualkan 
Suatu biaya diakrualkan apabila biaya tersebut sudah harus diakui sementara angka pastinya 
belum diketahui. Kondisi ini lumrah terjadi pada biaya listrik, biaya telepon dan biaya gaji. 
CONTOH KASUS: 
Sesuai dengan prinsip kesesuaian (matching principle), pengunaan listrik PT. JAK untuk 
bulan Januari 2014 harus diakui di bulan yang sama, sementara tagihan dari PLN 
biasanya baru diterima sekitar tanggal 15-20 Februari 2014—sehingga angka “Biaya 
Listrik” belum diketahui secara pasti.
Agar biaya listrik Januari bisa diakui di bulan Januari maka menjelang penutupan buku (31 
Januari 2014) PT JAK mengakrualkan Biaya Listrik dengan menggunakan tagihan bulan 
sebelumnya sebagai patokan. Sehingga pengakuan “Biaya Listrik” diakrualkan dengan jurnal 
sbb: 
[Debit]. Biaya Listrik = Rp 50,500,000 (masuk ke Laba/Rugi) 
[Kredit]. Biaya Diakrualkan = Rp 50,500,000 (Masuk ke Liabilita di Neraca) 
(Catatan: Angka Rp 50,500,000 diambil dari tagihan listrik bulan sebelumnya). 
Disamping itu, PT JAK juga mengakrualkan “Biaya Telpon” untuk Januari 2014, karena 
kondisi yang sama dengan Biaya Listrik. Menggunakan biaya telepon bulan sebelumnya, pada 
tanggal 31 Januari PT JAK mengakrualkan pengakuan biaya telepon dengan jurnal sbb: 
[Debit]. Biaya Telepon = Rp 7,500,000 (masuk ke Laba/Rugi) 
[Kredit]. Biaya Diakrualkan = Rp 7,500,000 (Masuk ke Liabilita di Neraca) 
(Catatan: Angka Rp 7,500,000 diambil dari tagihan telepon bulan sebelumnya). 
PT JAK bayar gaji setiap tanggal 5, sehingga untuk Biaya Gaji bulan Januari 2014 angka 
pastinya baru bisa diketahui antara tanggal 2-3 Februari 2014. Agar biaya gaji bulan Januari 
bisa diakui diakui di bulan yang sama, maka tanggal 31 Januari 2014 PT JAK mengakrualkan 
biaya gaji sbb: 
[Debit]. Biaya Gaji = Rp 125,800,000 (masuk ke Laba/Rugi) 
[Kredit]. Biaya Diakrualkan = Rp 125,800,000 (Masuk ke Liabilita di Neraca) 
(Catatan: Angka Rp 125,800,000 diambil dari catatan Biaya Gaji bulan sebelumnya). 
Yang paling penting untuk disadari dalam hal ini adalah: biaya listrik, biaya telepon dan 
biaya gaji PT JAK belum mewakili kondisi sebenarnya. Sehingga, pengakuan “Laba/Rugi” 
PT JAK untuk periode Januari 2014 bisa jadi lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya. 
Artinya juga, akun “Laba Ditahan” PT JAK di Neraca juga belum mewakili nilai sebenarnya. 
Untuk itu perlu di sesuaikan ketika tagihan masing-masing biaya dketahui secara pasti. 
Misalnya: 
Tanggal 3 Februari 2014, Bagian HRD PT. JAK mengajukan Biaya Gaji untuk Januari 
2014 sebesar Rp 128,000,000. Dari sini staf accounting PT JAK mengetahui bahwa Biaya Gaji 
yang dibebankan di Januari 2014 lebih kecil Rp 2,200,000 (=128,000,000 – 125,800,000) 
diabandingkan biaya sebenarnya. Berarti pengakuan “Laba” PT JAK untuk Januari 2014 menjadi 
lebih diakui Rp 2,200,000—thus saldo “Laba Ditahan” juga menjadi lebih diakui sejumlah yang 
sama. Untuk itu perlu disesuaikan agar mewakili kondisi sebenaranya dengan memasukkan 
JURNAL PENYESUAIAN sbb: 
[Debit]. Laba Ditahan = Rp 2,200,000 (Saldo Laba Ditahan berkurang 2,200,000) 
[Debit]. Biaya Diakrualkan = Rp 125,800,000 (Saldo Biaya Diakrualkan menjadi nol) 
[Kredit]. Utang Gaji = Rp 128,000,000 (Sesuai yang diajukan HRD)
Saat gaji dibayarkan (Tanggal 5 Februari 2014), PT. JAK memasukkan Jurnal sbb: 
[Debit]. Utang Gaji = Rp 128,000,000 (saldo Utang Gaji menjadi nol) 
[Kredit]. Kas = Rp 128,000,000 (saldo Kas berkurang Rp 128,000,000) 
Pada tanggal 15 Februari 2014 PT JAK menerima tagihan dari PLN untuk penggunaan 
Listrik Januari 2014 sebesar Rp 49,000,000. Sehingga pengakuan Biaya Listrik Januari lebih 
besar Rp 1,500,000 (=50,500,000 – 49,000,000) dibandingkan tagihannya. Artinya saldo Laba 
Ditahan kurang diakui sebesar yang sama. Agar mewakili kondisi sebenarnya, maka PT. JAK 
memasukan JURNAL PENYESUAIAN sbb: 
[Debit]. Biaya Diakrualkan = Rp 50,500,000 (Saldo Biaya Diakrualkan menjadi nol) 
[Kredit]. Laba Ditahan = Rp 1,500,000 (Saldo Laba Ditahan bertambah 1,500,000) 
[Kredit]. Utang – PLN = Rp 49,000,000 (Sesuai tagihan dari PLN) 
Saat Listrik di bayar (Tanggal 18 Februari 2014), PT. JAK memasukkan Jurnal sbb: 
[Debit]. Utang – PLN = Rp 49,000,000 (saldo Utang-PLN menjadi nol) 
[Kredit]. Kas = Rp 49,000,000 (saldo Kas berkurang Rp 49,000,000) 
Pada tanggal 17 Februari 2014 PT JAK menerima tagihan dari PT TELKOM 
INDONESIA untuk penggunaan telepon Januari 2014 sebesar Rp 7,000,000. Sehingga 
pengakuan Biaya Telepon Januari lebih besar Rp 500,000 (=7,500,000-7,000,000) dibandingkan 
tagihannya. Artinya saldo Laba Ditahan juga kurang diakui sebesar Rp 500,000. Supaya 
mewakili kondisi sebenarnya, maka PT. JAK memasukan JURNAL PENYESUAIAN sbb: 
[Debit]. Biaya Diakrualkan = Rp 7,500,000 (Saldo Biaya Diakrualkan menjadi nol) 
[Kredit]. Laba Ditahan = Rp 500,000 (Saldo Laba Ditahan bertambah 500,000) 
[Kredit]. Utang – PT TELKOM = Rp 7,000,000 (Sesuai tagihan dari PT TELKOM) 
Saat Telepon di bayar (Tanggal 19 Februari 2014), PT. JAK memasukkan Jurnal sbb: 
[Debit]. Utang – PT TELKOM = Rp 7,000,000 (saldo Utang – PT TELKOM menjadi nol) 
[Kredit]. Kas = Rp 7,000,000 (saldo Kas berkurang Rp 49,000,000) 
Itulah yang disebut jurnal penyesuaian (adjustment entry). 
Kesimpulan: Jurnal Pembetulan vs Penyesuaian 
Jurnal pembetulan dan jurnal penyesuaian, 2 jenis jurnal yang dibuat untuk maksud berbeda. 
“Jurnal Pembetulan/Koreksi” (Correction Entry), adalah jurnal khusus yang dibuat untuk 
memperbaiki keslahan jurnal. Perbaikan atas kesalahan akun sering disebut “reklasifikasi.” 
Kesalahan jurnal bisa terjadi pada akun mana saja. Bila kesalahan terjadi pada transaksi di
periode yang sama, jurnal pembetulan selalu dianjurkan. Namun bila kesalahan terjadi di periode 
berbeda, maka perlu mempertimbangkan apakah kesalahan tergolong self-corrected atau tidak. 
Jurnal koreksi diperlukana pada transaksi yang tidak self-corrected. 
Sedangkan “Jurnal Penyesuaian” (Adjustment Entry) adalah jurnal yang dibuat untuk 
menyesuaikan nilai saldo akun-akun tertentu agar sesuai dengan kondisi sebenarnya. Akun yang 
saldonya perlu disesuaikan biasanya akun yang timbul akibat adanya pengakuan biaya yang 
disegerakan (=diakrualkan) atau ditunda (=dideferalkan). Beberapa contoh akun yang biasanya 
memerlukan jurnal penyesuaian, antara lain: Deposit Supplier, Biaya Dibayar Di Muka 
(Prepaid), Akumulasi Penyusutan/Amortisasi, Deposit Pelanggan dan Pendapatan Diterima 
Dimuka, Biaya Diakrualkan

More Related Content

What's hot

Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Futurum2
 
Bab 2 auditing
Bab 2 auditingBab 2 auditing
Bab 2 auditing
Yorim N. Lasboi
 
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19 Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
Lukman Nulhakim
 
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringMateri Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Ibas Ibnu Patriandana
 
Pengendalian Internal Dan Kas
Pengendalian Internal Dan KasPengendalian Internal Dan Kas
Pengendalian Internal Dan Kas
fuji21
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmas ijup
 
kertas kerja pertemuan 10.pptx
kertas kerja pertemuan 10.pptxkertas kerja pertemuan 10.pptx
kertas kerja pertemuan 10.pptx
IsmiAis2
 
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanKebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Gendro Budi Purnomo
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
Danang Mahendra
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
RiaMennita
 
Manajemen atas Kombinasi BIsnis Perusahaan
Manajemen atas Kombinasi BIsnis  PerusahaanManajemen atas Kombinasi BIsnis  Perusahaan
Manajemen atas Kombinasi BIsnis Perusahaan
laras504325
 
Rangkuman audit
Rangkuman auditRangkuman audit
Rangkuman audit
ryan purnama
 
Ch07 indo-version
Ch07 indo-versionCh07 indo-version
Ch07 indo-version
Gant Pria
 
Siklus Akuntansi
Siklus AkuntansiSiklus Akuntansi
Siklus Akuntansi
WEST NUSA TENGGARA
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
chikma jaoharah
 
Kas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bankKas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bank
Rahmatia Azzindani
 
Wesel Tagih
Wesel TagihWesel Tagih
Wesel Tagih
fitrahusaid
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendek
Prass Anjar
 
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
dewi masita
 
pengantar Akuntansi perpajakan
pengantar Akuntansi perpajakan pengantar Akuntansi perpajakan
pengantar Akuntansi perpajakan
Asep suryadi
 

What's hot (20)

Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwillPsak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
Psak 22 (revisi 2010) - bab 3 goodwill
 
Bab 2 auditing
Bab 2 auditingBab 2 auditing
Bab 2 auditing
 
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19 Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
Modul Praktek Komputer Akuntansi MYOB Versi 19
 
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringMateri Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
 
Pengendalian Internal Dan Kas
Pengendalian Internal Dan KasPengendalian Internal Dan Kas
Pengendalian Internal Dan Kas
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian audit
 
kertas kerja pertemuan 10.pptx
kertas kerja pertemuan 10.pptxkertas kerja pertemuan 10.pptx
kertas kerja pertemuan 10.pptx
 
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahanKebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi & kesalahan
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
 
Manajemen atas Kombinasi BIsnis Perusahaan
Manajemen atas Kombinasi BIsnis  PerusahaanManajemen atas Kombinasi BIsnis  Perusahaan
Manajemen atas Kombinasi BIsnis Perusahaan
 
Rangkuman audit
Rangkuman auditRangkuman audit
Rangkuman audit
 
Ch07 indo-version
Ch07 indo-versionCh07 indo-version
Ch07 indo-version
 
Siklus Akuntansi
Siklus AkuntansiSiklus Akuntansi
Siklus Akuntansi
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
Kas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bankKas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bank
 
Wesel Tagih
Wesel TagihWesel Tagih
Wesel Tagih
 
Utang jangka pendek
Utang jangka pendekUtang jangka pendek
Utang jangka pendek
 
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
 
pengantar Akuntansi perpajakan
pengantar Akuntansi perpajakan pengantar Akuntansi perpajakan
pengantar Akuntansi perpajakan
 

Similar to Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?

Akuntansi
AkuntansiAkuntansi
Akuntansi
Phoetry Alis
 
Cara membuat rekonsiliasi bank
Cara membuat rekonsiliasi bankCara membuat rekonsiliasi bank
Cara membuat rekonsiliasi bank
Ruliarsa Arif Pranowo
 
OfficeCentral User Manual (Bahasa Indonesia): Accounting (Akuntansi)
OfficeCentral User Manual (Bahasa Indonesia): Accounting (Akuntansi)OfficeCentral User Manual (Bahasa Indonesia): Accounting (Akuntansi)
OfficeCentral User Manual (Bahasa Indonesia): Accounting (Akuntansi)
Authentic Venture Sdn Bhd
 
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksiJurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
berlianz
 
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksiJurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Artawimbawa Surim
 
9612.ppt
9612.ppt9612.ppt
9612.ppt
Diivaa1
 
Akuntansi excel
Akuntansi excelAkuntansi excel
Akuntansi excel
agustaws
 
Adjustment and Reversing Entries
Adjustment and Reversing Entries Adjustment and Reversing Entries
Adjustment and Reversing Entries
MoBit coffee
 
Chapterr6.en.id
Chapterr6.en.idChapterr6.en.id
Chapterr6.en.id
ermadiana1
 
Modul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 fullModul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 full
PELANGI ANGGITA
 
Modul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 fullModul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 full
PELANGI ANGGITA
 
Modul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 fullModul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 full
PELANGI ANGGITA
 
Akuntansi
AkuntansiAkuntansi
Cara mudah membuat jurnal akuntansi
Cara mudah membuat jurnal akuntansiCara mudah membuat jurnal akuntansi
Cara mudah membuat jurnal akuntansiMas Tri Sragen
 
Aplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansiAplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansi
Andri_Gustian_Wahyudi
 
Aplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansiAplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansi-excel(2)
Aplikasi akuntansi-excel(2)Aplikasi akuntansi-excel(2)
Aplikasi akuntansi-excel(2)
Pungki Ariefin
 
Aplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansiAplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansi
Vento Pontus
 
Memahami logika laporan keuangan (neraca dan laba rugi)
Memahami logika laporan keuangan (neraca dan laba rugi)Memahami logika laporan keuangan (neraca dan laba rugi)
Memahami logika laporan keuangan (neraca dan laba rugi)Mas Tri Sragen
 
Persamaan dasar Akuntansi.docx
Persamaan dasar Akuntansi.docxPersamaan dasar Akuntansi.docx
Persamaan dasar Akuntansi.docx
Zukét Printing
 

Similar to Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan? (20)

Akuntansi
AkuntansiAkuntansi
Akuntansi
 
Cara membuat rekonsiliasi bank
Cara membuat rekonsiliasi bankCara membuat rekonsiliasi bank
Cara membuat rekonsiliasi bank
 
OfficeCentral User Manual (Bahasa Indonesia): Accounting (Akuntansi)
OfficeCentral User Manual (Bahasa Indonesia): Accounting (Akuntansi)OfficeCentral User Manual (Bahasa Indonesia): Accounting (Akuntansi)
OfficeCentral User Manual (Bahasa Indonesia): Accounting (Akuntansi)
 
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksiJurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
 
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksiJurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
Jurnal, posting, neraca saldo & jurnal koreksi
 
9612.ppt
9612.ppt9612.ppt
9612.ppt
 
Akuntansi excel
Akuntansi excelAkuntansi excel
Akuntansi excel
 
Adjustment and Reversing Entries
Adjustment and Reversing Entries Adjustment and Reversing Entries
Adjustment and Reversing Entries
 
Chapterr6.en.id
Chapterr6.en.idChapterr6.en.id
Chapterr6.en.id
 
Modul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 fullModul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 full
 
Modul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 fullModul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 full
 
Modul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 fullModul payroll myob v13 full
Modul payroll myob v13 full
 
Akuntansi
AkuntansiAkuntansi
Akuntansi
 
Cara mudah membuat jurnal akuntansi
Cara mudah membuat jurnal akuntansiCara mudah membuat jurnal akuntansi
Cara mudah membuat jurnal akuntansi
 
Aplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansiAplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansi
 
Aplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansiAplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansi
 
Aplikasi akuntansi-excel(2)
Aplikasi akuntansi-excel(2)Aplikasi akuntansi-excel(2)
Aplikasi akuntansi-excel(2)
 
Aplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansiAplikasi akuntansi
Aplikasi akuntansi
 
Memahami logika laporan keuangan (neraca dan laba rugi)
Memahami logika laporan keuangan (neraca dan laba rugi)Memahami logika laporan keuangan (neraca dan laba rugi)
Memahami logika laporan keuangan (neraca dan laba rugi)
 
Persamaan dasar Akuntansi.docx
Persamaan dasar Akuntansi.docxPersamaan dasar Akuntansi.docx
Persamaan dasar Akuntansi.docx
 

Recently uploaded

Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
nugrohoaditya12334
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
ssuser781f6d1
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
azfikar96
 

Recently uploaded (15)

Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
 

Jurnal penyesuaian v Jurnal Pembetulan?

  • 1. Apa Bedanya Jurnal Penyesuaian dengan Pembetulan? Salah satu pertanyaan paling klasik di Akuntansi Keuangan adalah “apa bedanya jurnal penyesuaian dengan pembetulan?” Sebuah pertanyaan yang sangat mendasar. Dengan logika umum, yang namanya “disesuaikan” dengan “dibetulkan/dikoreksi” memang mirip-mirip. Ahli bahasa mungkin menyebut kata “disesuaikan” sebagai bentuk eufimisme atau penghalusan dari istilah “koreksi”. Inilah yang sering membuat masyarakat umum menjadi bingung ketika mencoba memahami akuntansi. Masyarakat umum bingung, mungkin tidak apa-apa, toh mereka tidak bekerja di bidang akuntansi. Namun menjadi repot ketika kebingungan yang sama terjadi pada mereka yang bekerja di bidang akuntansi. Kebingungan yang sama lumrah terjadi pada pelajar/mahasiswa jurusan Akuntansi—terutama di tahun-tahun pertama belajar. Agar terbebas dari kebingungan ini, hal pertama yang perlu disadari adalah: Akuntansi menggunakan istilah teknis tersendiri yang berbeda dengan istilah umum. “Penyesuaian” dan “Pembetulan/Koreksi”, dalam akuntansi, adalah dua hal yang samasekali berbeda, tidak bisa dicampuradukkan. Dan memahami perbedaannya, sangat mendasar bagi siapapun yang ingin menguasai akuntansi. Bisa dibilang, mampu atau tidaknya menjawab pertanyaan ini dengan baik, mencerminkan:  apakah seseorang sudah paham prosedur debit-credit (double-entry) atau belum; dan  apakah sudah menguasai teknik dasar menjurnal atau belum. Sebab, mustahil bisa membuat jurnal pembetulan dan penyesuaian jika belum paham prosedur debit-credit dan menjurnal. Lebih jauh lagi, mampu tidaknya seseorang menjawab pertanyaan yang sama juga mencerminkan apakah dia paham konsep dasar akrual dan deferal atau belum. “Okay. Lalu, apa beda jurnal penyesuaian dengan pembetulan?” mungkin ada yang sudah tak sabar. Kalau saya jawab “Jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan saldo akun agar mewakili kondisi sebenarnya dan Jurnal pembetulan untuk memperbaiki kesalahan jurnal,” apakah cukup?
  • 2. Jika memang cukup, berarti itulah jawabannya. Jika belum cukup, maka perlu membahas jurnal pembetulan dan jurnal penyesuaian terlebih dahulu. Silahkan lanjutkan membaca. Jurnal Pembetulan (Correction Entry) Jurnal pembetulan adalah jurnal yang dipergunakan untuk membetulkan jurnal yang terlanjur salah dibuat—entah itu salah angka atau salah akun. “Untuk melakukan koreksi (pembetulan), mengapa perlu membuat jurnal?” Mungkin ada yang berpikir demikian. Jawabannya, karena asumsinya:  Pertama, pencatatan transaksi dilakukan secara manual (di atas kertas/buku jurnal).  Kedua, pencoteran atau type-x ditabukan dalam akuntansi. Ditabukan karena disamping terlihat tidak rapih juga menimbulkan keragu-raguan. Misalnya: Pada tanggal 10 Januari 2014 Annie menerima slip tunai pembayaran upah buruh. Untuk itu Annie membuat jurnal sbb: [Debit]. Upah Buruh = Rp 25,070,000,- [Kredit]. Kas = Rp 25,070,000,- Pagi-pagi, keeskokan harinya, tiba di kantor Annie sudah menemukan memo kecil dari Chief Accountant tertempel di atas mejanya dengan pesan, “Annie, kamu salah masukkan jurnal untuk pembayaran upah buruh, tolong buat koreksi.” Selesai membaca “surat cinta” itu, Annie mencari slip pembayaran upah buruh yang dimaksud dan membandingkannya dengan jurnal yang dimasukkan ke buku. Pada slip pembayaran Annie menemukan angka 27,700,000. Namun pada jurnal yang Annie masukkan angkanya Rp 27,070,000. Jadi ada KESALAHAN ANGKA, sehingga terjadi selisih Rp 630,000 (=27,700,000 – 27,070,000). Atas kesalahan tersebut, Annie tidak mencoret atau men-typeX jurnal yang salah, karena hal itu ditabukan dalam Akuntansi. Sebagai gantinya, Annie memasukkan JURNAL PEMBETULAN (correction entry), sbb: [Debit]. Upah Buruh = Rp 630,000,- [Kredit]. Kas = Rp 630,000,- Setelah jurnal pembetulan di masukkan maka total upah buruh yang diakui menjadi benar, yakni Rp 27,070,000 + Rp 630,000 = Rp 27,700,000, sesuai dengan angka yang tertera pada slip pembayaran upah buruh.
  • 3. Begitu selesai memasukkan jurnal koreksi, Chief Accountant sudah ada di meja Annie. Dan mengatakan bahwa Annie juga salah memasukkan Pendapatan Bunga Jasa Giro dari bank. Oleh Annie, pendapatan bunga dari bank dimasukkan ke akun Pendapatan dengan jurnal: [Debit]. Kas = Rp 750,000 [Kredit]. Pendapatan = Rp 750,000 Seharusnya, pendapatan bunga dari bank dipisahkan dari pendapatan utama (hasil penjualan) dan dimasukkan ke akun “Pendapatan Jasa Giro.” Artinya, telah terjadi kesalahan akun. Untuk itu Annie harus membuat JURNAL PEMBETULAN sbb: [Debit]. Pendapatan = Rp 750,000 [Kredit]. Pendapatan Bunga Jasa Giro = Rp 750,000 CATATAN KHUSUS: Pendapatan bunga pada rekening giro perusahaan di bank TIDAK DIGABUNG dengan Pendapatan utama dari hasil penjualan. Sebab pendapatan ini sudah dikenakan “pajak bersifat final” oleh pihak bank, sehingga tidak dikenakan pajak lagi pada PPh perusahaan. Oleh sebab itu harus dipisahkan. Untuk pendapatan ini, biasanya perusahaan membuat akun khusus yang disebut “Pendapatan Bunga Jasa Giro.” Kesalahan akun juga disebut “salah klasifikasi akun,” oleh sebab itu jurnal pembetulan atas kesalahan akun sering disebut “jurnal reklasifikasi” (reclassification entry). Di tempat kerja, jika atasan mengatakan “tolong reclass” artinya anda diminta untuk membuat jurnal pembetulan atas kesalahan akun. “Pada jurnal reklasifikasi di atas, mengapa akun KAS tidak ikut di reklasifikasi?” mungkin ada yang berpikir seperti itu. Jawabannya: Sebab, yang salah klasifikasi hanya akun pendapatan saja, sedangkan akun kasnya sudah benar, sehingga tak perlu direklasifikasi lagi. Ini versi saat kita belajar di sekolah atau kampus. Dalam pekerjaan sesungguhnya, terutama jika menggunakan software akuntansi, prosedurnya sedikit berbeda (baca “Membuat Jurnal Pembetulan Dengan Software Akuntansi” setelah yang di bawah ini) Bagaimana jika kesalahan diketahui setelah tutup buku (saldo pendapatan dan beban telah di nol-kan)? Bagaimana membuat jurnalnya? Pertama, pertimbangkan, apakah perlu dibuatkan jurnal pembetulan atau tidak. Dasar pertimbangannya: Apakah bisa terkoreksi dengan sendirinya (self-corrected) atau tidak. Jika bisa terkoreksi dengan sendirinya maka tak perlu dibuatkan jurnal koreksi. Jika sebaliknya maka jurnal koreksi diperlukan.
  • 4. Membuat Jurnal Pembetulan Dengan Software Akuntansi Terutama adik-adik pelajar dan mahasiswa, perlu menyadari bahwa contoh-contoh kasus jurnal pembetulan yang disajikan di sekolah/kampus—entah atas kesalahan angka atau kesalahan akun—selalu menggunakan asumsi: PROSES PENCATATAN TRANSAKSI DILAKUKAN SECARA MANUAL (di atas kertas buku jurnal). Contoh kasus di atas pun, juga, menggunakan asumsi bahwa Annie melakukan pekerjaannya di atas kertas (buku jurnal). Pada kenyataannya, di era komputer sekarang ini, sudah hampir semua perusahaan menggunakan software akuntansi. Sehingga, staf accounting pemula (fresh graduate) di perusahaan sering bingung ketika berhadapan dengan pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan software akuntansi (termasuk Excel), staf accounting bisa memperbaiki kesalahan dengan cara melakukan editing (perbaikan) langsung pada jurnal yang salah saja, atau dengan cara menghapus transaksi yang salah untuk kemudian diganti dengan jurnal yang benar. Sehingga, TIDAK PERLU memasukkan jurnal pembetulan/koreksi lagi. Pada kasus Annie yang pertama (salah angka transaksi) di atas misalnya, dia bisa langsung mencari jurnal yang salah, lalu mengganti angka yang salah (27,070,000) dengan angka yang benar (27,700,000). Sedangkan pada kasus kedua, Annie bisa menghapus jurnal yang salah (pada akun Pendapatan) dan membuat jurnal baru pada akun yang benar (Pendapatan Jasa Giro) dengan tanggal yang dimajukan agar sesuai dengan transaksi aslinya. Namun hal itu tergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing yang bisa jadi berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perbedaan kebijakan terletak pada penentuan saat kapan system (software) dikunci (locked). Pada umumnya, perusahaan melakukan penguncian system untuk membatasi tindakan mengubah data tanpa seijin yang punya otorisasi. Begitu system dikunci, staf accounting tidak bisa lagi: 1. melakukan editing langsung pada jurnal; 2. menghapus catatan transaksi (jurnal); atau 3. termasuk mengubah tanggal. Sekedar informasi. Perusahaan-perusahaan yang saya kendalikan, melakukan penguncian system setiap hari, yakni setelah pukul 6 sore. Tujuannya? Membuat staf accounting terbiasa untuk selalu fokus dan berhati-hati dalam bekerja. Pendekatan yang sama juga—secara sistemik—memaksa semua Chief Accountant untuk selalu melakukan ledger detail review setiap hari dan harus kelar sebelum pukul 6 sore. Jika ditemukan kesalahan pada transaksi yang telah lewat, setelah system dikunci, staf accounting harus memasukkan JURNAL PEMBETULAN/KOREKSI lewat modul khusus yang biasanya bisa dibuka oleh orang yang punya otoritas (Chief Accountant dan Controller).
  • 5. Yang artinya juga, jurnal koreksi hanya boleh dilakukan dengan seijin (approval) orang yang berwenang. Tujuannya? Jelas untuk pengendalian intern—atasan menjadi selalu tahu setiap ada kesalahan. Membuat jurnal koreksi dengan menggunakan software akuntansi juga agak berbeda jika dibandingkan manual. Untuk contoh kasus kedua misalnya, Annie tidak bisa membuat jurnal dengan cara melawankan Akun pendapatan dengan akun pendapatan lainnya (karena sama-sama bersaldo kredit). Akun Pendapatan hanya bisa dilawankan dengan akun Piutang atau Kas (dan akun Biaya hanya bisa dilawankan dengan akun Utang atau Kas). Untuk melakukan reklasifikasi, bila bekerja menggunakan software, Annie harus membuat jurnal pembalik (reversal entry) terlebih dahulu, sbb: [Debit]. Pendapatan = 750,000 [Kredit]. Kas = 750,000 Dengan jurnal pembalik di atas maka posisi saldo masing-masing akun kembali ke posisi semula. Setelah itu baru membuat jurnal dengan akun yang benar, yakni: [Debit]. Kas = Rp 750,000 [Kredit]. Pendapatan Bunga Jasa Giro = Rp 750,000 Itulah sedikit perbedaan antara membuat jurnal pembetulan dalam lingkungan manual dan terkomputerisasi—sekedar untuk diketahui saja, khususnya untuk adik-adik pelajar dan mahasiswa. Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entry) Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entry) adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan nilai saldo akun-akun tertentu agar sesuai dengan kondisi sebenarnya. Bagaimana caranya membuat jurnal penyesuaian? Tergantung saldo akun mana yang akan disesuaikan. Akun yang saldonya perlu disesuaikan biasanya akun yang timbul akibat adanya pengakuan biaya yang disegerakan (=diakrualkan) atau ditunda (=dideferalkan). Beberapa contoh akun yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian, antara lain: 1. Deposit Supplier dan Biaya Dibayar Di Muka (Prepaid) Prinsip Kesesuaian (Matching Principle) menganjurkan agar setiap “Beban/Biaya” dan “Pendapatan” saling bersesuaian (matched). Konkretnya, dalam konteks ini, beban/Biaya yang timbul di suatu periode hanya diakui sejumlah yang bisa dihubungkan dengan pendapatan yang bisa dihasilkan pada periode yang sama.
  • 6. Untuk memenuhi prinsip ini maka, beban/biaya yang kemanfaatannya diperkirakan lebih dari satu periode TIDAK diakui secara sekaligus pada saat timbul, melainkan dialokasikan dan diakui secara bertahap sesuai dengan manfaat yang ditimbulkan per periodenya. CONTOH KASUS: Untuk rencana penjualan Januari 2014, PT. JAK memesan barang di UD Makmur senilai Rp 100,000,000 pada tanggal 20 Desember 2013. Barang rencananya akan diterima secara bertahap mulai tanggal 5 hingga 10 Januri 2014. Untuk pemesanan itu, tanggal 22 Desember 2013 PT JAK membayar UD makmur sebesar nilai pesanan. Atas pengaluaran tersebut PT JAK tidak mencatatnya sebagai persediaan. Sebagai gantinya PT. JAK memasukkan jurnal sbb: [Debit] Deposit Supplier = Rp 100,000,000 (masuk ke Neraca) [Kredit]. Kas = Rp 100,000,000 (mengurangi saldo Kas di Neraca) Nah, akun “Deposit Supplier” inilah yang harus disesuaikan dengan kondisi sebenarnya, yakni setiap kali barang persediaan diterima. Misalnya, ketika barang tahap pertama diterima senilai Rp 40 juta pada tanggal 5 Januari 2014, PT JAK membuat JURNAL PENYESUAIAN sebagai berikut: [Debit]. Persediaan Barang Jadi = Rp 40,000,000 (saldo persediaan di Neraca bertambah 40 juta) [Kredit]. Deposit Supplier = Rp 40,000,000 (saldo Desposit Supplier di Neraca berkurang 40 juta) Ketika barang tahap 2 diterima senilai Rp 60 jutaTanggal 8 Januari 2014, PT JAK membuat JURNAL PENYESUAIAN lagi sbb: [Debit]. Persediaan Barang Jadi = Rp 60,000,000 (total saldo persediaan menjadi 40+60 juta) [Kredit]. Deposit Supplier = Rp 60,000,000 (sisa saldo Desposit Supplier di Neraca nol) (Catatan: Deposit Supplier di atas bisa juga disebut “Persediaan Dibayar Dimuka”, esensinya sama saja) Pengakuan bertahap juga diterapkan pada transaksi Sewa yang manfaatnya lebih dari satu periode. CONTOH KASUS: Untuk mengantisipasi pemadaman listrik yang kerap terjadi, tanggal 15 Desember 2013 PT JAK menyewa mesin Genset senilai Rp 75 juta untuk penggunaan hingga 15 Maret 2014. Saat Sewa dibayar, PT JAK tidak membebankan biaya sewa seketika di bulan Desember 2013. Sebagai gantinya, PT JAK mencatat dengan jurnal sbb:
  • 7. [Debit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 75,000,000 (masuk Neraca) [Kredit]. Kas = Rp 75,000,000 (mengurangi saldo Kas di neraca) Nah, saldo “Sewa Dibayar Di Muka” inilah yang terus disesuaikan setiap periodenya berdasarkan penggunaannya sehingga mencerminkan kondisi sebenarnya. Jelang tutup buku 31 Desember 2013 misalnya, PT JAK membuat JURNAL PENYESUAIAN sebagai berikut: [Debit]. Biaya Sewa = Rp 12,500,000 (dibiayakan dan mengurangi Laba Des 2013) [Kredit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 12,500,000 (mengurangi saldo Sewa Dibayar Dimuka di Neraca) (Catatan: Rp 12,500,000 adalah porsi biaya sewa untuk Desember 2013 (=75 juta:3)/2) Pada tanggal 31 Januari 2014 nanti, PT JAK akan membuat penyesuaian saldo Sewa Dibayar Di Muka lagi, sbb: [Debit]. Biaya Sewa = Rp 25,000,000 (mengurangi Laba Januari 2014) [Kredit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 25,000,000 (mengurangi saldo Sewa Dibayar Dimuka di Neraca) (Catatan: Rp 25,000,000 (=75 juta:3) adalah porsi biaya sewa untuk Januari 2014.) Pada tanggal 28 Februari 2014 nanti, PT JAK akan membuat penyesuaian saldo Sewa Dibayar Di Muka lagi, sbb: [Debit]. Biaya Sewa = Rp 25,000,000 (mengurangi Laba Februari 2014) [Kredit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 25,000,000 (mengurangi saldo Sewa Dibayar Dimuka di Neraca) (Catatan: Rp 25,000,000 (=75 juta:3) adalah porsi biaya sewa untuk Februari 2014). Pada saat ini saldo Sewa Dibayar Di Muka akan menunjukkan angka Rp 12,500,000 (=75 juta – 12,500,000 – 25,000,000 – 25,000,000). Sehingga, pada tanggal 31 Maret 2014 PT JAK akan memasukkan jurnal penyesuaian terakhir untuk saldo Sewa Dibayar Di Muka, sbb: [Debit]. Biaya Sewa = Rp 12,500,000 (mengurangi Laba Maret 2014) [Kredit]. Sewa Dibayar Di Muka = Rp 12,500,000 (mengurangi saldo Sewa Dibayar Dimuka di Neraca) (Catatan: Rp 12,500,000 ((=75 juta:3)/2) adalah porsi biaya sewa untuk Maret 2014). Setelah jurnal penyesuaian ini dimaksukkan maka saldo Sewa Dibayar Dimuka akan menunjukkan angka 0 (nol) alias habis. Catatan: Tidak hanya “Deposit Supplier” dan “Sewa Dibayar Di Muka” saja, pada adasarnya setiap biaya yang memiliki kemanfaataan lebih dari 1 periode diperlakukan seperti di atas, sehingga membutuhkan jurnal penyesuaian di setiap akhir periodenya.
  • 8. 2. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Saldo akun “Akumulasi Penyusutan” (kontra akun Aset Tetap) dan “Akumulasi Amortisasi” (kontra akun Aset Tak berwujud) juga memerlukan penyesuaian di akhir periode. Sebab saldo kedua akun ini meningkat seiring dengan semakin berkurangnya nilai manfaat atau nilai buku Aset. CONTOH KASUS: Tanggal 1 Januari 2013 PT. JAK membeli Aset berupa mesin produksi senilai Rp 25,000,000 secara tunai dan langsung dioperasikan. Umur Ekonomis mesin di perkirakan mencapai 8 tahun. Atas mesin ini, PT JAK tidak mencadangkan nilai residu. Untuk menyusutan nilai Aset, PT JAK menggunakan Metode Garis Lurus. Penutupan Buku PT JAK dilakukan secara tahunan, yakni setiap tanggal 31 Desember. Untuk mengakui aset Mesin Produksi, tangal 1 Januari 2013 PT JAK membuat jurnal sbb: [Debit]. Mesin = Rp 25,000,000 [Kredit]. Kas = Rp 25,000,000 Atas penggunaan mesin tersebut PT. JAK menghitung penyusutan per tahun sbb: Tarif Penyusutan Per Tahun = (1/Umur Ekonomis) x 100% = (1/8) x 100% = (100/8)% =12, 5% per tahun. Penyusutan Per Tahun = (Nilai Perolehan-Nilai Residu) x Tarif = 25,000,000 x 12,5% = Rp 3,125,000/tahun. Sehingga jadwal penyusutan mesin menjadi sbb: Pada jadwal penyusutan di atas terlihat bawa, akumulasi penyusutan—yang mengurangi nilai buku atau nilai manfaat—terus meningkat seiring dengan lamanya penggunaan mesin. Oleh sebab itu, PT JAK perlu melakukan PENYESUAIAN saldo “Akumulasi Penyusutan” setiap akhir periode buku (seperti nampak dalam jadwal di atas) yang dimulai tanggal 31 Desember 2013.
  • 9. Sehingga, pada tanggal 31 Desember 2013 PT JAK mengakui “Beban Penyusutan Mesin Produksi” di satu sisinya (Laba/Rugi) dan Akumulasi Penyusutan Mesin di sisi lainnya, dengan jurnal sbb: [Debit]. Beban Penyusutan Mesin Produksi = Rp 3,125,000 (masuk L/R) [Kredit]. Akumulasi Penyusutan Mesin produksi = Rp 3,125,000 (Masuk Neraca) Sejak saat itu, PT JAK terus membuat JURNAL PENYESUAIAN atas saldo akun “Akumulasi Penyusutan Mesin Produksi “ setiap tanggal 31 Desember, hingga saldonya sama dengan “Nilai Perolehan Mesin” (Rp 25 Juta) dan Nilai Buku (=Nilai Perolehan Mesin – Akumulasi Penyusutan) sama dengan nol alias habis, yang menurut jadwal akan terjadi pada tanggal 31 Desember 2019. Jurnal penyesuaian juga diperlukan untuk saldo akun aset tetap lainnya dan semua saldo akun “Akumulasi Amortisasi” aset tak berwujud, dengan cara yang sama. 3. Deposit Pelanggan dan Pendapatan Diterima Di Muka Pendapatan yang diterima di suatu periode, oleh perusahaan hanya boleh diakui sejumlah yang bisa dihubungkan dengan beban/biaya yang timbul di periode yang sama. Sedangkan selisihnya diakui entah sebagai “Deposit Pelanggan” atau “Pendapatan Diterima Di Muka”. Saldo akun inilah yang disesuaikan setiap akhir periodenya. CONTOH KASUS: Pada tanggal 25 November 2013 PT JAK menerima pesanan dari True Company Inc sebesar Rp 750 Juta. Karena keterbatasan kapasitas produksi, maka pengiriman barang disepakati secara bertahap, dengan jadwal sbb:  Tanggal 25 Januari 2014, senilai Rp 250 Juta;  Tanggal 25 Februari 2014, senilai Rp 250 Juta; dan  Tanggal 25 Maret 2014, senilai Rp 250 Juta. Dari transaksi tersebut, pada tanggal 1 Desember 2013 PT JAK menerima pembayaran penuh sebesar Rp 750 Juta. Atas pembayaran yang diterima, oleh PT JAK belum boleh diakui sebagai Pendapatan. Sebab belum timbul beban dan biaya sehubungan dengan pemesanan barang tersebut. Untuk sementara, uang yang diterima diakui sebagai “Deposit Pelanggan” dengan jurnal sbb: [Debit]. Kas = Rp 750,000,000 (masuk ke Neraca) [Kredit]. Deposit Pelanggan = Rp 750,000,000 (masuk ke kelompok Liabilitas di Neraca)
  • 10. Nah saldo “Deposit Pelanggan” inilah yang memerlukan JURNAL PENYESUAIAN setiap kali PT JAK mengakui “Pendapatan” di satu sisinya dan pengakuan “Harga Pokok Penjualan” di sisi lainnya, yakni saat pengiriman barang. Sesuai jadwal, PT JAK mengirimkan barang tahap pertama pada tanggal 25 Januari 2014 senilai Rp 250 Juta dengan Harga Pokok Penjualan sebesar Rp 150 juta, dan memasukkan JURNAL PENYESUAIAN sbb: [Debit]. Deposit Pelanggan = 250,000,000 (mengurangi saldo Deposit pelanggan) [Kredit]. Penjualan = Rp 250,000,000 (masuk Laba/Rugi Januari 2014) Dan: [Debit]. Harga Pokok Penjualan = Rp 150,000,000 (masuk Laba/Rugi januari 2014) [Kredit]. Persediaan = Rp 150,000,000 (mengurangi saldo Persediaan di Neraca) PT. JAK akan terus membuat JURNAL PENYESUAIAN atas saldo Depostit Pelanggan hingga nilainya mencapai nol alias habis, yang dijadwalkanakan terjadi pada tanggal 25 Maret 2014. Disamping akun “Deposit Pelanggan”, akun lain yang perlu penyesuaian adalah akun “Penadapatan Diterima Di Muka.” CONTOH KASUS: PT JAK menyewakan salahsatu ruang kantornya senilai Rp 100 juta kepada PT Maju Jaya selama 5 tahun. Atas Sewa tersebut PT JAK menerima pembayaran penuh. Sama seperti Deposit Pelanggan, penerimaan pembayaran sewa ini juga tidak diakui sebagai pendapatan, melainkan sebagai “Pendapatan Sewa Diterima Di Muka” yang saldonya akan disesuaikan setiap akhir periode dengan memasukkan JURNAL PENYESUAIAN. 4. Biaya Diakrualkan Suatu biaya diakrualkan apabila biaya tersebut sudah harus diakui sementara angka pastinya belum diketahui. Kondisi ini lumrah terjadi pada biaya listrik, biaya telepon dan biaya gaji. CONTOH KASUS: Sesuai dengan prinsip kesesuaian (matching principle), pengunaan listrik PT. JAK untuk bulan Januari 2014 harus diakui di bulan yang sama, sementara tagihan dari PLN biasanya baru diterima sekitar tanggal 15-20 Februari 2014—sehingga angka “Biaya Listrik” belum diketahui secara pasti.
  • 11. Agar biaya listrik Januari bisa diakui di bulan Januari maka menjelang penutupan buku (31 Januari 2014) PT JAK mengakrualkan Biaya Listrik dengan menggunakan tagihan bulan sebelumnya sebagai patokan. Sehingga pengakuan “Biaya Listrik” diakrualkan dengan jurnal sbb: [Debit]. Biaya Listrik = Rp 50,500,000 (masuk ke Laba/Rugi) [Kredit]. Biaya Diakrualkan = Rp 50,500,000 (Masuk ke Liabilita di Neraca) (Catatan: Angka Rp 50,500,000 diambil dari tagihan listrik bulan sebelumnya). Disamping itu, PT JAK juga mengakrualkan “Biaya Telpon” untuk Januari 2014, karena kondisi yang sama dengan Biaya Listrik. Menggunakan biaya telepon bulan sebelumnya, pada tanggal 31 Januari PT JAK mengakrualkan pengakuan biaya telepon dengan jurnal sbb: [Debit]. Biaya Telepon = Rp 7,500,000 (masuk ke Laba/Rugi) [Kredit]. Biaya Diakrualkan = Rp 7,500,000 (Masuk ke Liabilita di Neraca) (Catatan: Angka Rp 7,500,000 diambil dari tagihan telepon bulan sebelumnya). PT JAK bayar gaji setiap tanggal 5, sehingga untuk Biaya Gaji bulan Januari 2014 angka pastinya baru bisa diketahui antara tanggal 2-3 Februari 2014. Agar biaya gaji bulan Januari bisa diakui diakui di bulan yang sama, maka tanggal 31 Januari 2014 PT JAK mengakrualkan biaya gaji sbb: [Debit]. Biaya Gaji = Rp 125,800,000 (masuk ke Laba/Rugi) [Kredit]. Biaya Diakrualkan = Rp 125,800,000 (Masuk ke Liabilita di Neraca) (Catatan: Angka Rp 125,800,000 diambil dari catatan Biaya Gaji bulan sebelumnya). Yang paling penting untuk disadari dalam hal ini adalah: biaya listrik, biaya telepon dan biaya gaji PT JAK belum mewakili kondisi sebenarnya. Sehingga, pengakuan “Laba/Rugi” PT JAK untuk periode Januari 2014 bisa jadi lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya. Artinya juga, akun “Laba Ditahan” PT JAK di Neraca juga belum mewakili nilai sebenarnya. Untuk itu perlu di sesuaikan ketika tagihan masing-masing biaya dketahui secara pasti. Misalnya: Tanggal 3 Februari 2014, Bagian HRD PT. JAK mengajukan Biaya Gaji untuk Januari 2014 sebesar Rp 128,000,000. Dari sini staf accounting PT JAK mengetahui bahwa Biaya Gaji yang dibebankan di Januari 2014 lebih kecil Rp 2,200,000 (=128,000,000 – 125,800,000) diabandingkan biaya sebenarnya. Berarti pengakuan “Laba” PT JAK untuk Januari 2014 menjadi lebih diakui Rp 2,200,000—thus saldo “Laba Ditahan” juga menjadi lebih diakui sejumlah yang sama. Untuk itu perlu disesuaikan agar mewakili kondisi sebenaranya dengan memasukkan JURNAL PENYESUAIAN sbb: [Debit]. Laba Ditahan = Rp 2,200,000 (Saldo Laba Ditahan berkurang 2,200,000) [Debit]. Biaya Diakrualkan = Rp 125,800,000 (Saldo Biaya Diakrualkan menjadi nol) [Kredit]. Utang Gaji = Rp 128,000,000 (Sesuai yang diajukan HRD)
  • 12. Saat gaji dibayarkan (Tanggal 5 Februari 2014), PT. JAK memasukkan Jurnal sbb: [Debit]. Utang Gaji = Rp 128,000,000 (saldo Utang Gaji menjadi nol) [Kredit]. Kas = Rp 128,000,000 (saldo Kas berkurang Rp 128,000,000) Pada tanggal 15 Februari 2014 PT JAK menerima tagihan dari PLN untuk penggunaan Listrik Januari 2014 sebesar Rp 49,000,000. Sehingga pengakuan Biaya Listrik Januari lebih besar Rp 1,500,000 (=50,500,000 – 49,000,000) dibandingkan tagihannya. Artinya saldo Laba Ditahan kurang diakui sebesar yang sama. Agar mewakili kondisi sebenarnya, maka PT. JAK memasukan JURNAL PENYESUAIAN sbb: [Debit]. Biaya Diakrualkan = Rp 50,500,000 (Saldo Biaya Diakrualkan menjadi nol) [Kredit]. Laba Ditahan = Rp 1,500,000 (Saldo Laba Ditahan bertambah 1,500,000) [Kredit]. Utang – PLN = Rp 49,000,000 (Sesuai tagihan dari PLN) Saat Listrik di bayar (Tanggal 18 Februari 2014), PT. JAK memasukkan Jurnal sbb: [Debit]. Utang – PLN = Rp 49,000,000 (saldo Utang-PLN menjadi nol) [Kredit]. Kas = Rp 49,000,000 (saldo Kas berkurang Rp 49,000,000) Pada tanggal 17 Februari 2014 PT JAK menerima tagihan dari PT TELKOM INDONESIA untuk penggunaan telepon Januari 2014 sebesar Rp 7,000,000. Sehingga pengakuan Biaya Telepon Januari lebih besar Rp 500,000 (=7,500,000-7,000,000) dibandingkan tagihannya. Artinya saldo Laba Ditahan juga kurang diakui sebesar Rp 500,000. Supaya mewakili kondisi sebenarnya, maka PT. JAK memasukan JURNAL PENYESUAIAN sbb: [Debit]. Biaya Diakrualkan = Rp 7,500,000 (Saldo Biaya Diakrualkan menjadi nol) [Kredit]. Laba Ditahan = Rp 500,000 (Saldo Laba Ditahan bertambah 500,000) [Kredit]. Utang – PT TELKOM = Rp 7,000,000 (Sesuai tagihan dari PT TELKOM) Saat Telepon di bayar (Tanggal 19 Februari 2014), PT. JAK memasukkan Jurnal sbb: [Debit]. Utang – PT TELKOM = Rp 7,000,000 (saldo Utang – PT TELKOM menjadi nol) [Kredit]. Kas = Rp 7,000,000 (saldo Kas berkurang Rp 49,000,000) Itulah yang disebut jurnal penyesuaian (adjustment entry). Kesimpulan: Jurnal Pembetulan vs Penyesuaian Jurnal pembetulan dan jurnal penyesuaian, 2 jenis jurnal yang dibuat untuk maksud berbeda. “Jurnal Pembetulan/Koreksi” (Correction Entry), adalah jurnal khusus yang dibuat untuk memperbaiki keslahan jurnal. Perbaikan atas kesalahan akun sering disebut “reklasifikasi.” Kesalahan jurnal bisa terjadi pada akun mana saja. Bila kesalahan terjadi pada transaksi di
  • 13. periode yang sama, jurnal pembetulan selalu dianjurkan. Namun bila kesalahan terjadi di periode berbeda, maka perlu mempertimbangkan apakah kesalahan tergolong self-corrected atau tidak. Jurnal koreksi diperlukana pada transaksi yang tidak self-corrected. Sedangkan “Jurnal Penyesuaian” (Adjustment Entry) adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan nilai saldo akun-akun tertentu agar sesuai dengan kondisi sebenarnya. Akun yang saldonya perlu disesuaikan biasanya akun yang timbul akibat adanya pengakuan biaya yang disegerakan (=diakrualkan) atau ditunda (=dideferalkan). Beberapa contoh akun yang biasanya memerlukan jurnal penyesuaian, antara lain: Deposit Supplier, Biaya Dibayar Di Muka (Prepaid), Akumulasi Penyusutan/Amortisasi, Deposit Pelanggan dan Pendapatan Diterima Dimuka, Biaya Diakrualkan