Cerpen ini menceritakan perjalanan hidup seorang penyair muda yang awalnya tidak ingin menjadi penyair karena banyak kesulitan yang dihadapi. Namun setelah bertemu dengan seorang wanita bernama Anjani, ia mulai menerima takdirnya sebagai penyair dan menemukan motivasi baru dalam menulis puisi melalui cinta yang diberikan Anjani.
Teks ini memberikan pengantar tentang pilihan sajak yang dimasukkan ke dalam buku ini yang ditulis selama 30 tahun. Penyair menjelaskan proses pemilihan sajak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti keluarga, penyair lain, dan pembaca. Tujuan pengantar ini adalah memperkenalkan kumpulan sajak yang akan dibahas.
Cerita ini menceritakan latihan teater yang diselenggarakan oleh seorang sutradara untuk mengangkat kisah Dayang Sumbi. Salah satu pemeran utamanya, Sisy, tampak sangat terbawa peran sehingga terlihat kesurupan. Sutradara akhirnya memutuskan untuk mengganti Sisy karena khawatir kondisi kejiwaannya tidak akan mampu mengendalikan dirinya. Sisy kemudian dikembalikan ke rumah sak
Sajak Penerimaan karya Chairil Anwar menggambarkan sikap si aku yang berpandangan realistik. Walaupun si aku tahu bahwa si wanita sudah tidak murni lagi, si aku masih bersedia menerimanya kembali asalkan sepenuhnya untuk si aku saja.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Sepasang mata yang menyimpan duka mengisahkan tentang pertemuan seorang pengembara dengan seorang wanita di sebuah desa terpencil. Sepasang mata wanita itu menyimpan kesedihan yang membuat si pengembara tak tega meninggalkannya sendirian. Cerita wanita itu akhirnya membuat si pengembara terbawa perasaan dan menetap di desa itu untuk sementara waktu.
Teks ini memberikan pengantar tentang pilihan sajak yang dimasukkan ke dalam buku ini yang ditulis selama 30 tahun. Penyair menjelaskan proses pemilihan sajak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti keluarga, penyair lain, dan pembaca. Tujuan pengantar ini adalah memperkenalkan kumpulan sajak yang akan dibahas.
Cerita ini menceritakan latihan teater yang diselenggarakan oleh seorang sutradara untuk mengangkat kisah Dayang Sumbi. Salah satu pemeran utamanya, Sisy, tampak sangat terbawa peran sehingga terlihat kesurupan. Sutradara akhirnya memutuskan untuk mengganti Sisy karena khawatir kondisi kejiwaannya tidak akan mampu mengendalikan dirinya. Sisy kemudian dikembalikan ke rumah sak
Sajak Penerimaan karya Chairil Anwar menggambarkan sikap si aku yang berpandangan realistik. Walaupun si aku tahu bahwa si wanita sudah tidak murni lagi, si aku masih bersedia menerimanya kembali asalkan sepenuhnya untuk si aku saja.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Sepasang mata yang menyimpan duka mengisahkan tentang pertemuan seorang pengembara dengan seorang wanita di sebuah desa terpencil. Sepasang mata wanita itu menyimpan kesedihan yang membuat si pengembara tak tega meninggalkannya sendirian. Cerita wanita itu akhirnya membuat si pengembara terbawa perasaan dan menetap di desa itu untuk sementara waktu.
Cerpen ini menceritakan tentang seorang gadis yang kehilangan sahabatnya karena kecelakaan dan mengalami koma selama setahun. Gadis itu sangat sedih atas kepergian sahabatnya. Suatu hari dia bermimpi bertemu kembali dengan sahabatnya dan berkomunikasi dengannya.
K.D. 13 Mengidentifikasi alur, latar, dan penokohan dalam cerpen
1. Menjelaskan pengertian alur, latar, dan penokohan
2. Mengidentifikasi alur, latar, dan penokohan dalam cerpen
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasuarvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis alur cerita, termasuk alur maju, mundur, flashback, campuran, klimaks, antiklimaks, dan kronologis. Jenis-jenis alur ini berbeda dalam urutan peristiwa yang ditampilkan.
Pesona Air Mata ( Polemik Hidup Antara bahagia dan Kecewa) Karya Atteu Chua, ...deka_13
Puisi berbalut cerita ini lebih menerangkan tentang jejak beberapa kisah manusia yang nyata. Dengan demikian quote-quote atau kata-kata mutiaranya cenderung lahir dari beberapa pengalaman manusia yang hidup di muka bumi ini. Buku ini juga akan mengajarkan bagaimana menjadi manusia yang strong meskipun dalam kenyataannya ada saja yang menjadi hambatan. Hambatan menuju jalan kesuksesan itu adalah MEMULAI. Kadang-kadang manusia sangat sulit untuk memulai. memulai dari mana, apa dulu, dan bagaimana memulianya??? Polemik Hidup realita
SUKSES ITU PENTING TAPI JIKA KAMU BERSYUKUR MAKA KAMULAH YANG AKAN JAUH LEBIH SUKSES
-Atteu Chua, Deka_13, & Wildan Miris-
Cerita ini menceritakan tentang perjalanan cinta seorang siswi bernama Nessa dengan kekasihnya Asep. Awalnya hubungan mereka berjalan lancar hingga suatu hari Asep memutuskan hubungan mereka secara sepihak melalui telepon dan mengatakan ingin sendiri. Nessa sangat terpukul menerima keputusan sepihak ini namun berusaha menerimanya walaupun hatinya sangat sulit untuk melepas cinta yang tulus
Puisi "Tangis" menceritakan tentang seorang pembunuh yang melarikan diri dari desanya setelah membunuh seseorang. Ibunya yang sudah tua menunggu kepulangannya dengan cemas meski ia adalah seorang pembunuh. Puisi ini menggambarkan kasih sayang seorang ibu yang tak peduli dengan kesalahan anaknya.
Cerita ini menceritakan perjalanan seorang anak muda bernama Buyuang yang mencari ayahnya, Anggang, seorang raja lanun yang terkenal. Buyuang mengalami berbagai pengalaman dan rintangan dalam pencariannya, termasuk ditangkap oleh Syahbandar karena diduga mengetahui keberadaan Anggang. Akhirnya Buyuang bertemu dengan ayahnya dalam mimpi, di mana Anggang mengatakan takdir Buyuang adalah menjadi ra
Kelompok "LITOTES" membahas tentang cerpen dalam presentasinya. Mereka menjelaskan pengertian cerpen, jenis, tipe, ciri-ciri, unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen, serta tips dan contoh pembuatan cerpen. Presentasi memberikan gambaran umum tentang apa itu cerpen dan cara membuat cerpen yang baik.
DOA EMAK UNTUK ASA.
Sesungguhnya hidup itu memang indah... setidaknya itulah yang aku rasakan dalam dekapan Emak yang selalu hangat.
Asa kecil tak pernah jauh dari Emak yang mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan cinta seorang diri. Namun, saat beranjak dewasa, karena tuntutan keadaan yang mengharuskan Asa untuk berjuang pergi meninggalkan Emak dan hidup berdikari di negeri orang.
“Ketika doa Emak, perjuangan yang meneteskan air mata demi Asa,
Ketika cinta Emak, menguatkan alang rintang pada Asa”.
Cerita ini menceritakan seorang pelukis bernama Indrian yang sedang melukis potret kekasihnya, Ira. Ia tidak dapat menyelesaikan lukisan mata Ira karena merasa belum mampu menangkap keindahan mata kekasihnya itu. Suatu hari, Indrian menerima surat yang mengatakan Ira kehilangan penglihatannya akibat kecelakaan. Untuk menunjukkan cintanya, Indrian memutuskan untuk mencongkel kedua matanya
Cerita ini menceritakan perjalanan hidup seorang mahasiswi bernama Hana di Universiti Pendidikan Sultan Idris. Ia mengalami kesukaran berbahasa sebagai mahasiswi dari Sabah. Ia bertemu dengan Luqman yang menjadi teman dekatnya. Mereka bersama-sama menghadapi berbagai pengalaman selama kuliah.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh2222
1. Perempuan tua dan penyair berbincang di taman malam hari sambil memperhatikan pasangan-pasangan muda yang duduk di bangku taman.
2. Perempuan tua beranggapan bahwa pasangan-pasangan itu sudah mati meski masih hidup, sementara penyair menghargai romantisme dan impian masa muda mereka.
3. Perdebatan berlanjut mengenai arti kehidupan dan penuaan.
Kisah meja dapur menceritakan tentang kehidupan sehari-hari di dapur rumah tangga. Meja dapur menjadi saksi bisu aktivitas memasak dan obrolan seputar urusan rumah tangga dan pasar. Meja dapur menjadi tempat berbagi makanan dan saling memagut daging layaknya pengantin baru.
Cerpen ini menceritakan tentang seorang gadis yang kehilangan sahabatnya karena kecelakaan dan mengalami koma selama setahun. Gadis itu sangat sedih atas kepergian sahabatnya. Suatu hari dia bermimpi bertemu kembali dengan sahabatnya dan berkomunikasi dengannya.
K.D. 13 Mengidentifikasi alur, latar, dan penokohan dalam cerpen
1. Menjelaskan pengertian alur, latar, dan penokohan
2. Mengidentifikasi alur, latar, dan penokohan dalam cerpen
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasuarvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis alur cerita, termasuk alur maju, mundur, flashback, campuran, klimaks, antiklimaks, dan kronologis. Jenis-jenis alur ini berbeda dalam urutan peristiwa yang ditampilkan.
Pesona Air Mata ( Polemik Hidup Antara bahagia dan Kecewa) Karya Atteu Chua, ...deka_13
Puisi berbalut cerita ini lebih menerangkan tentang jejak beberapa kisah manusia yang nyata. Dengan demikian quote-quote atau kata-kata mutiaranya cenderung lahir dari beberapa pengalaman manusia yang hidup di muka bumi ini. Buku ini juga akan mengajarkan bagaimana menjadi manusia yang strong meskipun dalam kenyataannya ada saja yang menjadi hambatan. Hambatan menuju jalan kesuksesan itu adalah MEMULAI. Kadang-kadang manusia sangat sulit untuk memulai. memulai dari mana, apa dulu, dan bagaimana memulianya??? Polemik Hidup realita
SUKSES ITU PENTING TAPI JIKA KAMU BERSYUKUR MAKA KAMULAH YANG AKAN JAUH LEBIH SUKSES
-Atteu Chua, Deka_13, & Wildan Miris-
Cerita ini menceritakan tentang perjalanan cinta seorang siswi bernama Nessa dengan kekasihnya Asep. Awalnya hubungan mereka berjalan lancar hingga suatu hari Asep memutuskan hubungan mereka secara sepihak melalui telepon dan mengatakan ingin sendiri. Nessa sangat terpukul menerima keputusan sepihak ini namun berusaha menerimanya walaupun hatinya sangat sulit untuk melepas cinta yang tulus
Puisi "Tangis" menceritakan tentang seorang pembunuh yang melarikan diri dari desanya setelah membunuh seseorang. Ibunya yang sudah tua menunggu kepulangannya dengan cemas meski ia adalah seorang pembunuh. Puisi ini menggambarkan kasih sayang seorang ibu yang tak peduli dengan kesalahan anaknya.
Cerita ini menceritakan perjalanan seorang anak muda bernama Buyuang yang mencari ayahnya, Anggang, seorang raja lanun yang terkenal. Buyuang mengalami berbagai pengalaman dan rintangan dalam pencariannya, termasuk ditangkap oleh Syahbandar karena diduga mengetahui keberadaan Anggang. Akhirnya Buyuang bertemu dengan ayahnya dalam mimpi, di mana Anggang mengatakan takdir Buyuang adalah menjadi ra
Kelompok "LITOTES" membahas tentang cerpen dalam presentasinya. Mereka menjelaskan pengertian cerpen, jenis, tipe, ciri-ciri, unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen, serta tips dan contoh pembuatan cerpen. Presentasi memberikan gambaran umum tentang apa itu cerpen dan cara membuat cerpen yang baik.
DOA EMAK UNTUK ASA.
Sesungguhnya hidup itu memang indah... setidaknya itulah yang aku rasakan dalam dekapan Emak yang selalu hangat.
Asa kecil tak pernah jauh dari Emak yang mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan cinta seorang diri. Namun, saat beranjak dewasa, karena tuntutan keadaan yang mengharuskan Asa untuk berjuang pergi meninggalkan Emak dan hidup berdikari di negeri orang.
“Ketika doa Emak, perjuangan yang meneteskan air mata demi Asa,
Ketika cinta Emak, menguatkan alang rintang pada Asa”.
Cerita ini menceritakan seorang pelukis bernama Indrian yang sedang melukis potret kekasihnya, Ira. Ia tidak dapat menyelesaikan lukisan mata Ira karena merasa belum mampu menangkap keindahan mata kekasihnya itu. Suatu hari, Indrian menerima surat yang mengatakan Ira kehilangan penglihatannya akibat kecelakaan. Untuk menunjukkan cintanya, Indrian memutuskan untuk mencongkel kedua matanya
Cerita ini menceritakan perjalanan hidup seorang mahasiswi bernama Hana di Universiti Pendidikan Sultan Idris. Ia mengalami kesukaran berbahasa sebagai mahasiswi dari Sabah. Ia bertemu dengan Luqman yang menjadi teman dekatnya. Mereka bersama-sama menghadapi berbagai pengalaman selama kuliah.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh2222
1. Perempuan tua dan penyair berbincang di taman malam hari sambil memperhatikan pasangan-pasangan muda yang duduk di bangku taman.
2. Perempuan tua beranggapan bahwa pasangan-pasangan itu sudah mati meski masih hidup, sementara penyair menghargai romantisme dan impian masa muda mereka.
3. Perdebatan berlanjut mengenai arti kehidupan dan penuaan.
Kisah meja dapur menceritakan tentang kehidupan sehari-hari di dapur rumah tangga. Meja dapur menjadi saksi bisu aktivitas memasak dan obrolan seputar urusan rumah tangga dan pasar. Meja dapur menjadi tempat berbagi makanan dan saling memagut daging layaknya pengantin baru.
Puisi pertama menggambarkan perasaan penyair yang ingin menerima kekasihnya kembali meskipun sudah berubah. Puisi kedua membandingkan pekerjaan nelayan menangkap ikan dengan takdir Tuhan yang menangkap jiwa manusia. Cerita pendek menggambarkan pemuda bernama Harun yang memikirkan impiannya untuk berlayar seperti temannya.
Cerita ini menceritakan tentang seorang lelaki yang membawa adik perempuannya, Peni, ke rumah sakit setelah menemukannya dalam keadaan lemah di sebuah klinik aborsi. Lelaki itu merasa bersalah karena gagal menjaga dan mendidik Peni. Ia juga cemas menyampaikan kejadian ini kepada ibunya.
Cerita ini menceritakan kisah cinta segitiga antara Panji, Anggraini dan Sekartaji. Anggraini rela mati bunuh diri demi membiarkan Panji menikah dengan Sekartaji agar dua kerajaan bisa bersatu. Panji sangat terpukul dengan kematian Anggraini dan berniat untuk meninggalkan kerajaan. Sekartaji merasa kasihan pada Panji dan ingin menghiburnya.
Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Alyssia yang iri dengan saudara kembarnya, Alyssa. Ia merencanakan pembunuhan terhadap Alyssa dan kekasihnya. Kemudian, Alyssa bangkit dari kematian sebagai makhluk halus yang ingin membalas dendam. Pada akhirnya, kakak dari pencerita terungkap sebagai dalang di balik semua kejadian.
Puisi-puisi ini menceritakan tentang cinta, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial. Puisi pertama dan kedua mendeskripsikan perasaan cinta sang penyair kepada seorang wanita bernama Narti. Puisi ketiga menggambarkan kehidupan buruh tani yang menderita kemiskinan meskipun bekerja keras. Puisi selanjutnya menggambarkan kisah cinta antara Joki Tobing dan Widuri yang disaksikan latar belakang kemisk
Cerpen ini menceritakan perjalanan seorang wanita yang sedang bepergian sendirian menggunakan pesawat dan bus. Ia mengingat masa lalunya bersama suami dan anak-anaknya serta pertemuannya dengan seorang pria di pesawat. Cerita ini juga membahas tentang berbagai makna cinta dalam hidup sang narator.
Penulis merindukan cinta pertamanya yang kini telah berubah. Ia mengingat masa lalu dan kenangan bersama cinta pertamanya. Penulis berharap agar cinta pertamanya dapat kembali seperti dulu.
Cerpen ini menceritakan kisah seorang perempuan desa yang terjebak dalam rumah bordil setelah ditipu kekasihnya. Ia berusaha mengumpulkan uang untuk membebaskan diri dan membantu keluarganya. Suatu hari ia bertemu dengan seorang lelaki yang memperlakukannya dengan baik dan memberinya harapan untuk memulai hidup baru. Namun, harapan itu pupus setelah ia membaca berita kematian lelaki terse
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Similar to Penyair muda, istri muda (leo kelana) (20)
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
1. Batam Pos
Minggu, 02 Desember 2007
Penyair Muda, Istri Muda
Cerpen: Leo Kelana
Jika aku bertemu Tuhan, maka yang pertama kulakukan adalah memprotesNya.
MenyalahkanNya. MenggugatNya. Aku kecewa karena doaku puluhan tahun lalu Ia
kabulkan. Aku sungguh terluka. Karena saat itu aku tak sungguh-sungguh berdoa. Aku tak
serius. Hanya bercanda. Seperti kata penyair yang tegak berteriak. Seakan suaranya
membelah langit. Meluluh-lantak bumi.
"Aku bergurau dengan Tuhan ketika malam menjadi kelam. Ketika hujan turun dari langit
seperti kaki-kaki merpati yang bermain di seng rumah. Ketika halilintar menyambar lalu
cicak di pohon kelapa gemetar. Ketika sepi mencekam lalu aku mulai berpikir bunuh diri.
Tuhan menuntunku mandi ke kali, bermain air yang keruh karena hujan belum reda sejak
pagi dan aku menjadi lupa bunuh diri."
Aku kecewa karena cita-citaku menjadi penyair Ia kabulkan. Apa enaknya jadi penyair?
Dan sialnya ini menjadi semacam garis takdir yang tak mungkin kutolak. Tak bisa
kusiasati. Ideku seakan mati.
Puluhan perempuan menolak cintaku karena kebetulan aku penyair. Mereka tahu karena
sering melihat namaku muncul di koran hari Minggu dan beberapa buku antologi puisi.
Mereka membaca puisi-puisiku seakan membaca alur hidupku sendiri. Mereka kemudian
sepakat mengatakan aku tukang gombal. Tukang tipu. Pembohong. Bahkan lebih dari itu,
mereka menuduh pekerjaanku hanya menghayal belaka.
"Apa yang bisa kuandalkan darimu. Cinta tidak butuh puisi. Cinta tak memerlukan hayalan.
Apa bisa kenyang dengan puisi?"
Siapa tidak kecewa disemprot seperti itu. Siapa tidak jengkel diremehkan seperti tai keledai
yang bikin sengak jalanan. Tapi, apa benar aku hanya berhayal? Tidak! Aku tidak berhayal.
Aku hanya bermimpi. Lalu apa bedanya hayal dan mimpi? Entahlah!
Menjadi penyair layaknya sebuah kutukan bagiku. Cita-citaku waktu kecil menjadi
presiden. Tapi ketika kulihat presiden di negeriku tidak ada yang becus dan sunguh-sungguh
serius mengurusi bangsa, aku jadi takut. Aku tak lagi bercita-cita menjadi
presiden. Aku tak mau menjadi seonggok daging yang dicaci-maki karena gagal memberi
kesejahteraan bagi rakyatnya. Apalagi jika kelak setelah aku menjabat, negeriku diliputi
malapetaka karena hartanya kucuri, kukorupsi, kumakan sendiri, tentunya dengan
mengeluarkan berbagai macam proposal fiksi. Maka cita-citaku kuubah menjadi pilot.
Aku sering membayangkan terbang ke mana-mana. Melihat dunia dari kaki langit. Jalan-jalan
ke Eropa dan Amerika. Menunaikan ibadah haji ke Mekah setiap tahun. Atau sesekali
mampir di Taj Mahal, tembok raksasa di Cina, bahkan ke Casablanca, sebuah kota di benua
Afrika yang membuatku berdecak kagum karena nama itu menjadi nama parfum
kesukaanku. Tentu enak bukan? Apalagi itu semua kulakukan gratis. Cuma-cuma!
Tapi cita-citaku menjadi pilot kugagalkan. Aku ngeri melihat belakangan ini di negeriku
pesawat berjatuhan seperti daun di musim gugur. Ada yang hilang tanpa ketahuan
rimbanya. Ada yang gagal take off karena mesin rusak parah. Bahkan ada yang jungkir
balik ketika landing. Roda pesawat copot karena baut lupa dipasang. Belum lagi anganku
jalan-jalan ke Eropa terancam gagal. Pesawat dari negeriku tidak diperkenankan terbang ke
sana karena alasan keselamatan. Orang-orang Eropa tidak mau ambil risiko jika suatu saat
2. hal-hal yang sangat ngeri terjadi. Misalnya saja, pesawat dari negeriku jatuh di kota Paris
atau London karena mesin tiba-tiba mati.
Begitu juga keinginanku beribadah haji tiap tahun. Arab Saudi, sahabat terbaik negeriku,
tiba-tiba berubah. Aku tak mengerti mengapa dia ikut-ikutan mem-black list pesawat dari
negeriku. Burung Garuda mendapat lampu merah.
Membuat Menteri Goda Gado belingsatan seperti cacing kepanasan. Ratusan ribu jamaah
haji akan ia gagalkan jika burung Garuda benar-benar tak diijinkan terbang ke Arab Saudi.
Terang saja karena haji adalah area bisnis paling basah. Tak perlu keringat tapi uang akan
melimpah. Begitulah barangkali. Karena hidup di negeriku sebagian besar diliputi oleh kata
barangkali. Ah!
Lalu dalam keadaan seperti itu, menjadi pilot sama saja mimpi buruk. Tidak ada enaknya!
O...aku mau jadi tentara saja. Oh...tidak! Aku tak mau jadi tentara. Dulu aku sering melihat
mereka membunuhi mahasiswa. Entah mengapa, menyebut kata tentara saja bulu kudukku
berdiri. Terang karena berita yang kudengar tentang mereka adalah yang jelek-jelek melulu.
Mereka membunuh saudara sendiri di mana-mana. Bahkan baru-baru ini, di sebuah pelosok
di Jawa Timur, beberapa tentara menyarangkan peluru dengan bangganya ke dada rakyat
tak berdosa. Dan konyolnya lagi, itu disanggah sebagai pelanggaran berat hak azasi
manusia. Sungguh malang hidup di negeri penuh ironi!
Maka kutukan itu menjelmalah. Aku memilih menjadi penyair. Seorang penyair datang ke
sekolahku. Membaca puisi-puisinya. Aku tak sadar bahwa yang dibaca adalah imajinasi
bukan cerita hidup sendiri. Dalam puisi itu aku dengar penyair menjadi Dewa Penyelamat.
Penyair berpakansi bukan saja ke Eropa atau Amerika. Akan tetapi ke planet Mars bahkan
ke surga sekaligus. Penyair tidak hanya bercinta dengan perempuan-perempuan tercantik di
dunia. Melainkan dengan Dewi Venus dan bidadari surga sekalian. Penyair bisa bolak-balik
ke Mekah tiap hari untuk haji. Kudengar mereka sering bergurau dengan Tuhan ketika
malam menjadi kelam. Sungguh enaknya bukan main. Tapi ternyata tidak begitu! Dan itu
kusadari setelah aku dikerangkeng dalam dunia penyair dan tak mungkin lari.
Kusadari semua hanya imaji belaka ketika aku sudah benar-benar gila. Semua orang bilang
aku tidak waras. Aku terjangkit maniak depresi sangat akut, sindrom bipolar. Suasan hati
tak menentu dan berubah-ubah, dari euforia berlebihan menjadi putus asa tak hingga. Aku
menjadi sangat tertekan dengan setiap imajinasi dalam puisiku. Dan aku mulai berpikir
untuk mengakhiri semuanya dengan bunuh diri. Mengikuti jejak seniman seperti, Vincent
Van Gogh, Herman Melville, Edgar Allan Poe, dan Virginia Woolf, yang gagal berperang
dengan dirinya kemudian mengakhiri hidup dengan tragis. Seluruh waktu dan tenagaku
hampir habis terkuras mencari jalan paling damai menuju mati, selain tanpa henti berpuisi.
Bagiku puisi adalah darah yang jika berhenti mengalir berarti aku telah mati. Nasib sial
sungguh! Dalam puisi-puisiku aku bahkan menginginkan mati. "Aku ingin mati, Tuhan/ tuk
menemu Mu//mari... mari sudahi sandiwara/ tak tahan kuingin bermesra/ kita
bersua//hangus mampus/ diriku padaMu tak berdaya//rapuh lepuh/ diriku padaMu hilang
musnah.//"
Detik-detik dalam hidupku adalah sakaratulmaut. Prosesi menuju mati. Aku memesan peti
mati dari kayu jati. Melihat ulahku, Ayah mengurungku dalam kamar. Benda-benda tajam
dijauhkan dari jangkauanku. Jendela kaca diganti kayu kemudian dipaku dengan keras.
Pintu kamar dikunci, digembok. Di kamarku aku nyaris tak berteman. Kecuali dengan
spidol hitam, kertas lusuh, pensil yang tintanya mewangi, dan tentu saja bayanganku sendiri
yang sering kuajak diskusi.
3. Maka setiap aku ekstasi untuk mati, tidak ada hal lain kulakukan kecuali menulis puisi.
Dinding kamarku adalah sahabat paling setia yang pernah kutemui. Dia diam saja ketika
tanganku gatal kemudian menulisi kulitnya yang putih bersih dengan spidol hitam. Yang
kutulis bukan hanya puisi sendiri, tapi juga puisi orang-orang terkenal seperti Chairil
Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Umar Khayyam.
"Di kamar ini pernah tinggal/ sebuah jiwa yang terus menyala.//Ditemani tawa-tawa palsu/
sambil tangan dan pena/ saling bersiasat untuk menulis apa saja/ di dindingnya;/ dinding
tak jadi dicat merah!//"
"Kamar begini,/ 3 x 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa!""barangkali hidup adalah/ doa
yang panjang, dan sunyi adalah minuman keras./ ia merasa tuhan sedang memandangnya
dengan curiga;/ ia pun bergegas.//
"Bangunlah, Cintaku, bangun! Fajar cerlang tiba/ Reguk anggur perlahan-lahan dan petik
kecapi/ Tak ada nyawa yang abadi di tempat ini/ Di antara mereka yang pergi, tak seorang
pun kembali//"
Aku lelah. Aku hilang arah. Aku frustasi. Aku ingin lekas mati.
*****
Jika aku bertemu Tuhan saat ini, maka yang pertama akan kulakukan adalah menciumNya.
MemelukNya. Berterima kasih padaNya. Aku sungguh beruntung karena doaku Ia
kabulkan. Doa yang tidak serius untuk menjadi penyair. Aku sungguh beruntung. Melebihi
apa yang akan kucapai jika aku menjadi presiden, pilot, atau tentara. Anugerah apa pula
yang paling berharga bagi lelaki kecuali istri cantik penuh cinta nan setia? Ahai...! Hanya
satu perempuan yang sungguh menerima cintaku. Dan aku tak butuh lebih dari itu.
"Mas tahu Anjani jatuh cinta karena apa?" tanya istriku. "Karena Anjani kasihan Mas mau
bunuh diri?" jawabku.
"Bukan itu. Anjani jatuh cinta karena puisi-puisi Mas yang menyentuh hati dan
menggetarkan jiwa," ucap Anjani tersenyum dan lesung pipitnya menggodaku seketika.
"Mas dapat inspirasi dari mana?" lanjutnya lagi.
"Inspirasi tak cukup membuat seorang penyair melahirkan karya. Ia mesti punya motivasi."
Anjani mengernyitkan dahi. Pandangnya yang serupa cahaya bening bintang kejora
mengarah padaku. Ia menunggu lanjutan kalimatku.
"Hidup yang direnungkan adalah inspirasi terbesarku. Dan senyummu adalah motivasi yang
paling nyata," terangku dengan mimik sangat serius. Di luar malam makin lelap.
Cinta membuat perang dunia kelihatan sederhana!***
Kairo, Buus Indah Permai; Senin 11:40 23062007