SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
"Peningkatan Sensitivitas Guru dalam Menciptakan Lingkungan Sekolah
yang Nyaman, Aman, Bersih, dan Disiplin: Sebuah Pendekatan STAR"
Oleh: Nova Mega Persada, S.E., M.Pd
Kepala Sekolah SD IT GIS Permata Ummi
I. Pendahuluan
Lingkungan sekolah yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin memberikan kontribusi
signifikan terhadap pengalaman belajar siswa. Dalam konteks ini, peran guru sebagai pengelola
lingkungan pembelajaran sangat penting. Namun, saat ini, terdapat kesenjangan antara kondisi
aktual lingkungan sekolah dan kondisi ideal yang diinginkan. Kesenjangan ini menimbulkan
tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai lingkungan pembelajaran yang optimal. Artikel
ini akan menguraikan praktik terbaik untuk meningkatkan sensitivitas guru dalam menciptakan
lingkungan sekolah yang memenuhi kriteria tersebut melalui pendekatan STAR (Situasi-
Tantangan-Aksi-Refleksi).
A. Latar Belakang
Kondisi saat ini di sebagian sekolah masih menunjukkan beberapa tantangan dalam
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan standar nyaman, aman, bersih, dan disiplin. Pada
kondisi kebersihan dan keteraturan, beberapa kelas mungkin belum mencapai standar
kebersihan dan keteraturan yang diinginkan. Ini dapat menciptakan rasa tidak nyaman dan
kurangnya fokus siswa pada pembelajaran, sedangkan seharusnya kelas yang bersih, tertata,
dan nyaman, menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang efektif. Pada
kondisi keamanan dan kedisiplinan, ada kemungkinan adanya tantangan dalam menjaga
keamanan di sekitar sekolah dan menerapkan disiplin yang efektif. Hal ini dapat menciptakan
ketidaknyamanan dan menurunkan kualitas pembelajaran, sedangkan lingkungan sekolah yang
aman, di mana siswa merasa dilindungi, dan penerapan disiplin yang positif untuk membentuk
perilaku yang baik. Kuanine, dkk (2023) menjadikan budaya sehat di sekolah yang
mengedepankan kebiasaan baik menjadi kekuatan.Budaya sekolah harus mendapat dukungan
dari berbagai pemangku kepentingan.Membangun budaya yang baik dan mengikuti semua
prinsip yang diperlukan untuk menciptakan disiplin dan mental peserta didik berdasarkan
kesadaran individu, diperlukan disiplin positif. Gusnarib Wahab (2021), Suasana yang nyaman
akan membantu otak bekerja lebih prima. Ketika pikiran sudah nyaman maka hati akan turut
senang. Sehingga belajar akan terasa mudah dicernadan mudah dipahami. Arisnaini (2022),
Kebersihan sangat mempengaruhi fokus belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi
maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai, dan ssiwapun
bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Astuti (2023),
Lingkungan merupakan tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
Tanpa adanya lingkungan yang bersih maka motivasi belajar siswa juga kurang optimal.
B. Rumusan Best Practice
Rumusan dari kajian ini adalah untuk menganalisis peran guru dalam menciptakan
lingkungan sekolah yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin serta mengeksplorasi strategi
peningkatan sensitivitas guru dalam mengatasi kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi
ideal di lingkungan sekolah.
C. Tujuan Best Practice
Tujuan dari kegiatan praktik baik ini adalah untuk mengidentifikasi peran guru dalam
menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin di sekolah; menilai
kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal di lingkungan sekolah, terutama terkait
dengan kebersihan, keamanan, dan kedisiplinan; mengidentifikasi tantangan utama yang
dihadapi guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran; membahas
strategi konkret yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan sensitivitas mereka
terhadap kebersihan, keamanan, keteraturan, dan disiplin; dan mengevaluasi dampak dari
implementasi strategi peningkatan sensitivitas guru terhadap perubahan positif dalam
lingkungan sekolah.
D. Manfaat Best Practice
Praktik ini memberikan manfaat antara lain dapat memberikan kontribusi pada
peningkatan kualitas lingkungan sekolah, menciptakan tempat yang nyaman, aman, bersih,
dan disiplin untuk siswa dan staf; memberikan panduan praktis bagi guru untuk
mengembangkan profesionalisme mereka, termasuk dalam manajemen lingkungan belajar;
meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dengan menciptakan lingkungan yang
mendukung pembelajaran positif; memberdayakan guru untuk mengambil peran manajerial
yang efektif dalam menciptakan dan memelihara lingkungan sekolah yang kondusif; dan
menambah wawasan dalam literatur mengenai peran guru dalam menciptakan lingkungan
sekolah yang ideal dan memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan yang lebih
baik.
II. Pembahasan
A. Situasi:
Guru sering dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut kepekaan terhadap
lingkungan sekolah. Tantangan seperti kebersihan kelas, keamanan siswa, dan disiplin dapat
memengaruhi kualitas pembelajaran. Situasi ini mencakup kondisi actual sekolah yang tidak
tertata dengan baik, kekurangan sumber daya, Tingkat keamanan yang memerlukan perhatian
khusus serta tingkat disiplin yang kurang terkendali. Seringkali, guru merasa terbatas dalam
Upaya mereka untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin.
B. Tantangan:
1. Kebersihan dan Keteraturan: Kelas yang kotor dan tidak tertata dengan baik.
Memberikan tantangan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan teratur untuk
meningkatkan kenyamanan siswa.
2. Keamanan dan Kedisiplinan: Tantangan dalam menjaga keamanan dan menerapkan
disiplin di sekolah, sekolah harus dapat menjamin lingkungan yang aman dan
menciptakan disiplin yang positif.
C. Aksi:
1. Program Kebersihan Bersama: Guru mengorganisir program bersama untuk
membersihkan kelas secara berkala, melibatkan siswa untuk meningkatkan rasa
memiliki terhadap lingkungan. Program kebersihan bersama di sekolah dasar dapat
dirancang untuk melibatkan siswa, guru, dan staf sekolah dalam upaya bersama untuk
menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Berikut adalah beberapa kegiatan
program kebersihan bersama:
a. Pembersihan Kelas Bersama: Setiap kelas dapat dijadwalkan untuk melakukan
pembersihan bersama secara rutin. Siswa dan guru membersihkan dan merapikan
ruang kelas mereka, memastikan meja, kursi, dan peralatan pembelajaran tetap
bersih dan tertata.
b. Pembersihan Area Terbuka: Melibatkan siswa dalam membersihkan area terbuka
seperti halaman, lapangan, atau taman sekolah. Mereka dapat membersihkan
sampah, merapikan taman, atau melakukan kegiatan kebersihan lainnya di area
terbuka.
c. Pengelolaan Sampah Sekolah: Membuat program pengelolaan sampah di sekolah,
dengan melibatkan siswa dalam pemilahan sampah organik dan anorganik. Ini
dapat mencakup penyediaan tempat sampah yang jelas dan kampanye edukasi
mengenai pentingnya pengelolaan sampah.
d. Mural Kebersihan: Mengadakan kegiatan seni mural yang berfokus pada tema
kebersihan dan lingkungan sehat. Siswa dapat bersama-sama membuat lukisan
mural di dinding sekolah yang mencerminkan pesan-pesan positif terkait
kebersihan.
e. Penyuluhan Kebersihan: Melibatkan ahli kebersihan atau petugas kebersihan
dalam memberikan penyuluhan kepada siswa tentang kebersihan pribadi,
kebersihan lingkungan, dan pentingnya menjaga kebersihan untuk kesehatan.
f. Kompetisi Kelas Bersih: Mengadakan kompetisi antar kelas untuk merangsang
semangat kebersihan. Kelas yang meraih prestasi tertinggi dalam menjaga
kebersihan dan keteraturan dapat mendapatkan penghargaan atau pengakuan.
g. Pelatihan Praktik Kebersihan: Menyelenggarakan sesi pelatihan untuk siswa
mengenai praktik kebersihan, seperti mencuci tangan dengan benar, menjaga
kebersihan gigi, dan kebiasaan sehari-hari lainnya yang mendukung kebersihan
pribadi.
h. Pembersihan Bersama Sekolah: Menyelenggarakan kegiatan pembersihan bersama
sekolah secara berkala, melibatkan siswa, guru, dan staf sekolah. Ini dapat
mencakup pembersihan halaman sekolah, koridor, dan area umum lainnya.
i. Proyek Tanaman dan Kebersihan: Menggabungkan program kebersihan dengan
proyek tanaman. Siswa dapat membersihkan area sekitar tempat tanaman,
menanam tanaman yang menyegarkan udara, dan merawatnya bersama-sama.
j. Lomba Ide Kebersihan: Mengadakan lomba di antara siswa untuk mengusulkan ide
dan inisiatif kreatif yang dapat meningkatkan kebersihan dan kenyamanan di
sekolah. Ide terbaik dapat diimplementasikan sebagai bagian dari program
kebersihan bersama.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, siswa tidak hanya terlibat dalam menjaga
kebersihan lingkungan, tetapi juga belajar nilai-nilai kebersihan, tanggung jawab, dan
kerjasama tim. Program kebersihan bersama tidak hanya menciptakan lingkungan fisik
yang bersih, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya kebersihan dan
kesehatan di kalangan siswa.
2. Pelatihan Keamanan dan Disiplin: Menyelenggarakan pelatihan rutin untuk guru
tentang praktik keamanan terbaik dan strategi penerapan disiplin positif. Pelatihan
dapat membantu guru untuk mengelola situasi yang mungkin menciptakan tantangan
keamanan dan disiplin di lingkungan pembelajaran. Berikut adalah kegiatan pelatihan
yang dapat diimplementasikan:
a. Simulasi Keadaan Darurat: Melibatkan guru dalam simulasi keadaan darurat,
seperti kebakaran atau gempa bumi. Pelatihan ini tidak hanya mencakup tindakan
keamanan, tetapi juga strategi untuk menjaga ketenangan siswa dan mengatur
evakuasi dengan efektif.
b. Pelatihan Teknik Disiplin Positif: Mengadakan sesi pelatihan yang fokus pada
teknik disiplin positif. Guru dapat mempelajari cara memberikan umpan balik yang
konstruktif, memotivasi siswa dengan cara positif, dan menciptakan aturan kelas
yang jelas dan konsisten.
c. Pembahasan Kasus Disiplin: Menyelenggarakan forum diskusi atau lokakarya
yang melibatkan guru dalam membahas studi kasus nyata terkait dengan situasi
disiplin. Guru dapat saling berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama untuk
menghadapi situasi serupa di masa depan.
d. Pelatihan Pertolongan Pertama: Melibatkan guru dalam pelatihan pertolongan
pertama, termasuk penanganan luka ringan, tanda-tanda darurat medis, dan
pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama. Guru dapat merasa lebih siap
menghadapi situasi darurat yang melibatkan kesehatan siswa.
e. Penggunaan Teknologi Keamanan: Memperkenalkan guru pada teknologi
keamanan yang dapat membantu meningkatkan keamanan di lingkungan sekolah,
seperti penggunaan kamera pengawas, penggunaan aplikasi keamanan, atau sistem
komunikasi darurat.
f. Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong guru untuk terlibat dalam pembelajaran
kolaboratif mengenai teknik-teknik keamanan dan disiplin. Guru dapat berbagi
praktik terbaik mereka dan membangun rencana bersama untuk menghadapi
tantangan keamanan dan disiplin.
g. Pelatihan Pencegahan Pelecehan: Menyelenggarakan pelatihan khusus tentang
pencegahan pelecehan, baik dari sesama siswa maupun dari pihak luar. Guru dapat
dilibatkan dalam pengenalan tanda-tanda pelecehan, cara melaporkan, dan
tindakan preventif.
h. Sesi Permainan Peran: Menggunakan permainan peran untuk melibatkan guru
dalam situasi-situasi disiplin atau keamanan. Ini dapat membantu guru untuk
mengasah keterampilan komunikasi mereka dan meningkatkan respon terhadap
situasi yang mungkin timbul.
i. Penyelenggaraan Drill Keamanan Rutin: Melibatkan guru dalam penyelenggaraan
drill keamanan rutin, termasuk evakuasi cepat dan prosedur keamanan lainnya. Ini
membantu memastikan bahwa guru terbiasa dengan tindakan yang harus diambil
dalam situasi darurat.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, guru dapat memperoleh keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan keamanan dan disiplin di
sekolah dasar dengan cara yang efektif dan positif.
D. Refleksi:
1. Evaluasi Hasil Program Kebersihan: Mengevaluasi dampak program kebersihan
bersama terhadap persepsi siswa terhadap lingkungan kelas dan mengidentifikasi area
perbaikan. Hal ini merupakan langkah penting untuk memahami dampak dan
keberhasilan program yang telah diimplementasikan. Berikut adalah refleksi setelah
mengevaluasi hasil Program Kebersihan:
Setelah mengimplementasikan Program Kebersihan selama enam bulan, saya, bersama
dengan tim guru dan siswa, melakukan evaluasi mendalam untuk memahami dampak
program tersebut. Berikut adalah beberapa refleksi terkait hasil evaluasi:
a. Partisipasi Siswa: Situasi Awal siswa menunjukkan tingkat partisipasi yang
bervariasi dalam kegiatan kebersihan. Setelah program dijalankan, terjadi
peningkatan partisipasi siswa. Banyak siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan
membersihkan kelas dan area terbuka sekolah.
b. Kebersihan Ruang Kelas: Situasi Awal, beberapa kelas memiliki kondisi
kebersihan yang kurang memadai, dengan adanya program kebersihan bersama,
kebersihan ruang kelas secara signifikan meningkat. Siswa terlibat dalam
merapikan dan membersihkan ruang kelas mereka dengan lebih rutin.
c. Keterlibatan Orang Tua: Situasi Awal, partisipasi orang tua dalam kegiatan
kebersihan terbatas, melalui kampanye komunikasi dan undangan terbuka,
beberapa orang tua mulai aktif terlibat. Mereka ikut serta dalam kegiatan
membersihkan sekolah dan mendukung upaya kebersihan.
d. Sikap dan Kesadaran: Situasi awal, sikap siswa terhadap kebersihan bervariasi,
dengan sebagian kecil yang kurang menyadari pentingnya kebersihan. Terjadi
perubahan positif dalam sikap dan kesadaran siswa terhadap kebersihan. Mereka
mulai menyadari dampak positif yang dihasilkan oleh lingkungan bersih.
e. Perubahan Perilaku: Situasi awal, beberapa siswa memiliki kebiasaan tidak baik
terkait dengan kebersihan. Program kebersihan membawa perubahan perilaku yang
positif. Siswa lebih cenderung menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
mereka.
f. Keberlanjutan Program: Situasi awal, tantangan dalam menjaga keberlanjutan
program. Perlu adanya strategi tambahan untuk menjaga keberlanjutan program.
Diperlukan upaya terus-menerus untuk memelihara semangat dan partisipasi siswa
dan staf.
g. Dampak Psikologis: Sebelumnya ada ketidaknyamanan psikologis akibat
lingkungan yang kurang bersih. Terjadi perubahan signifikan dalam kondisi
psikologis siswa dan staf. Mereka melaporkan rasa nyaman dan kebanggaan
terhadap lingkungan sekolah yang bersih.
Program kebersihan telah memberikan dampak positif pada lingkungan sekolah.
Evaluasi ini membantu kami memahami pencapaian dan tantangan yang dihadapi.
Adapun langkah selanjutnya, perlu terus mengoptimalkan partisipasi dan merancang
strategi berkelanjutan untuk menjaga kebersihan dan kesadaran siswa terhadap
pentingnya kebersihan.
2. Analisis Keberhasilan Pelatihan: Melakukan analisis efektivitas pelatihan keamanan
dan disiplin, mengumpulkan umpan balik dari guru dan siswa untuk memperbaiki
metode yang digunakan. Setelah menyelenggarakan pelatihan keamanan dan disiplin
untuk guru di sekolah dasar, saya melakukan refleksi terhadap keberhasilan pelatihan
tersebut. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dievaluasi:
a. Partisipasi guru dalam pelatihan tergolong baik, tetapi ada beberapa yang kurang
aktif, Meskipun sebagian besar guru berpartisipasi, ada beberapa yang perlu lebih
didorong. Mungkin perlu pendekatan personal dan insentif lebih lanjut untuk
meningkatkan partisipasi.
b. Varian tingkat pemahaman guru terhadap materi pelatihan. Dalam sesi refleksi,
beberapa guru menyatakan kesulitan dalam memahami sebagian materi. Perlu
ditingkatkan pendekatan pengajaran yang lebih interaktif dan penjelasan lebih rinci
pada topik yang dianggap sulit.
c. Beberapa guru enggan berpartisipasi dalam sesi diskusi. Sesi diskusi memerlukan
penyelenggaraan yang lebih terstruktur. Melibatkan guru dalam diskusi kelompok
kecil atau studi kasus dapat meningkatkan interaksi dan pertukaran ide.
d. Ketidakpastian dalam penerapan praktik yang diajarkan dalam kegiatan sehari-
hari. Perlu dibuat rencana tindak lanjut yang lebih konkret dan langkah-langkah
praktis untuk membantu guru menerapkan konsep-konsep pelatihan dalam
keseharian mereka.
e. Diberikan umpan balik secara lisan di akhir pelatihan. Umpan balik lisan
memberikan wawasan yang berharga, tetapi perlu dibuat formulir umpan balik
tertulis untuk mengumpulkan tanggapan yang lebih rinci dan mendalam.
f. Guru tidak dilibatkan dalam proses evaluasi diri terkait penguasaan materi.
Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan evaluasi diri dapat
membantu mereka mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan
merencanakan tindakan perbaikan.
g. Rencana pembelajaran jangka panjang setelah pelatihan tidak terlalu jelas. Perlu
disusun rencana tindak lanjut berkelanjutan, seperti sesi pemantapan, mentoring,
atau tindakan kolaboratif, untuk memastikan kontinuitas pembelajaran.
Analisis keberhasilan pelatihan menunjukkan beberapa aspek yang perlu ditingkatkan.
Langkah-langkah perbaikan termasuk pengembangan strategi partisipasi yang lebih
aktif, perancangan materi pelatihan yang lebih sesuai, dan pemberian kesempatan
evaluasi diri kepada guru. Evaluasi ini menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas
pelatihan ke depannya dan memastikan dampak positif yang lebih besar pada praktik
pengajaran sehari-hari.
III. Kesimpulan:
Meningkatkan sensitivitas guru terhadap lingkungan sekolah yang nyaman, aman, bersih,
dan disiplin adalah langkah penting menuju peningkatan kualitas pembelajaran. Melalui
pendekatan STAR, guru dapat mengidentifikasi tantangan, mengambil tindakan yang tepat, dan
secara terus-menerus merefleksikan upaya mereka untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang kondusif.
IV. Daftar Pustaka:
Arisnaini, 2022, Kebersihan Kelas Dan Pengaruhnya Terhadap Fokus Belajar Siswa Pada MIN
7 Banda Aceh., https://ojs.serambimekkah.ac.id/serambi-
akademika/article/download/5543/4079
Astuti, 2023, Implikasi Kebersihan terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN 2 Loktabat Utara.,
http://jonedu.org/index.php/joe.
Dr. Gusnarib Wahab, 2021, E-book, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran., Penerbit Adab.
Indramayu.
Hasnidar, S. H. S. "Pendidikan estetika dan karakter peduli lingkungan sekolah." Jurnal
Serambi Ilmu, 2019.serambimekkah.ac.id
Ismail, M. J. "Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Menjaga Kebersihan di Sekolah."
Guru Tua: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2021.e-journal.id
Khotimah, V. K., Wibisana, E., and Azhar, S. "Penerapan Program Unit Kesehatan Sekolah
(UKS) Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di SD Negeri Poris Pelawad 06."
PENSA, 2021.stitpn.ac.id
Kuanine, 2023, Upaya Guru Menciptakan Lingkungan Yang Nyaman Melalui Manajemen
Budaya Sekolah Yang Positif., https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/jmpk/index
Sahib Saleh, 2021, E-book Pendidikan Kesehatan Sekolah., Eureka Media Aksara.
Purbalingga.

More Related Content

Similar to Peningkatan Sensitivitas Guru dalam Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Nyaman.pdf

Pengertian dan konsep
Pengertian dan konsepPengertian dan konsep
Pengertian dan konsep
Zanie Yanie
 
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptxkelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
Erlindano18
 
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdfPEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PutraZendrato
 
Uploaded file 129983671631271983
Uploaded file 129983671631271983Uploaded file 129983671631271983
Uploaded file 129983671631271983
Irma Aznita Kambali
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajar
laila zulfa
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajar
laila zulfa
 
Ppt ptk inge
Ppt ptk ingePpt ptk inge
Ppt ptk inge
15022013
 

Similar to Peningkatan Sensitivitas Guru dalam Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Nyaman.pdf (20)

Konsep dasar manajemen kelas
Konsep dasar manajemen kelasKonsep dasar manajemen kelas
Konsep dasar manajemen kelas
 
Pengertian dan konsep
Pengertian dan konsepPengertian dan konsep
Pengertian dan konsep
 
Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelasKeterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas
 
Klmpk 9 pengelolaan kelas
Klmpk 9 pengelolaan kelasKlmpk 9 pengelolaan kelas
Klmpk 9 pengelolaan kelas
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
 
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru Manajemen Kelas
 
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptxKONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
KONEKSI ANTAR MATAERI 3.2.pptx
 
Manajemen kelas
Manajemen kelasManajemen kelas
Manajemen kelas
 
Pengkol
PengkolPengkol
Pengkol
 
RESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELASRESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELAS
 
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptxkelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
 
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdfPEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
PEMBELAJARAN_BERDIFERENSIASI_WEBINAR_IKM_BBGP_DIY1.pdf
 
2.docx
2.docx2.docx
2.docx
 
Pedagogik
Pedagogik Pedagogik
Pedagogik
 
Uploaded file 129983671631271983
Uploaded file 129983671631271983Uploaded file 129983671631271983
Uploaded file 129983671631271983
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajar
 
Strategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajarStrategi belajar mengajar
Strategi belajar mengajar
 
Peranan Guru dalam Pengelolaan Kelas-Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Peranan  Guru  dalam Pengelolaan Kelas-Mata Kuliah Profesi KependidikanPeranan  Guru  dalam Pengelolaan Kelas-Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Peranan Guru dalam Pengelolaan Kelas-Mata Kuliah Profesi Kependidikan
 
Ppt ptk inge
Ppt ptk ingePpt ptk inge
Ppt ptk inge
 
Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpikFahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpik
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

Peningkatan Sensitivitas Guru dalam Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Nyaman.pdf

  • 1.
  • 2. "Peningkatan Sensitivitas Guru dalam Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Nyaman, Aman, Bersih, dan Disiplin: Sebuah Pendekatan STAR" Oleh: Nova Mega Persada, S.E., M.Pd Kepala Sekolah SD IT GIS Permata Ummi I. Pendahuluan Lingkungan sekolah yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin memberikan kontribusi signifikan terhadap pengalaman belajar siswa. Dalam konteks ini, peran guru sebagai pengelola lingkungan pembelajaran sangat penting. Namun, saat ini, terdapat kesenjangan antara kondisi aktual lingkungan sekolah dan kondisi ideal yang diinginkan. Kesenjangan ini menimbulkan tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai lingkungan pembelajaran yang optimal. Artikel ini akan menguraikan praktik terbaik untuk meningkatkan sensitivitas guru dalam menciptakan lingkungan sekolah yang memenuhi kriteria tersebut melalui pendekatan STAR (Situasi- Tantangan-Aksi-Refleksi). A. Latar Belakang Kondisi saat ini di sebagian sekolah masih menunjukkan beberapa tantangan dalam menciptakan lingkungan yang sesuai dengan standar nyaman, aman, bersih, dan disiplin. Pada kondisi kebersihan dan keteraturan, beberapa kelas mungkin belum mencapai standar kebersihan dan keteraturan yang diinginkan. Ini dapat menciptakan rasa tidak nyaman dan kurangnya fokus siswa pada pembelajaran, sedangkan seharusnya kelas yang bersih, tertata, dan nyaman, menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang efektif. Pada kondisi keamanan dan kedisiplinan, ada kemungkinan adanya tantangan dalam menjaga keamanan di sekitar sekolah dan menerapkan disiplin yang efektif. Hal ini dapat menciptakan ketidaknyamanan dan menurunkan kualitas pembelajaran, sedangkan lingkungan sekolah yang aman, di mana siswa merasa dilindungi, dan penerapan disiplin yang positif untuk membentuk perilaku yang baik. Kuanine, dkk (2023) menjadikan budaya sehat di sekolah yang mengedepankan kebiasaan baik menjadi kekuatan.Budaya sekolah harus mendapat dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.Membangun budaya yang baik dan mengikuti semua prinsip yang diperlukan untuk menciptakan disiplin dan mental peserta didik berdasarkan kesadaran individu, diperlukan disiplin positif. Gusnarib Wahab (2021), Suasana yang nyaman akan membantu otak bekerja lebih prima. Ketika pikiran sudah nyaman maka hati akan turut senang. Sehingga belajar akan terasa mudah dicernadan mudah dipahami. Arisnaini (2022), Kebersihan sangat mempengaruhi fokus belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai, dan ssiwapun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Astuti (2023), Lingkungan merupakan tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Tanpa adanya lingkungan yang bersih maka motivasi belajar siswa juga kurang optimal. B. Rumusan Best Practice Rumusan dari kajian ini adalah untuk menganalisis peran guru dalam menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin serta mengeksplorasi strategi
  • 3. peningkatan sensitivitas guru dalam mengatasi kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal di lingkungan sekolah. C. Tujuan Best Practice Tujuan dari kegiatan praktik baik ini adalah untuk mengidentifikasi peran guru dalam menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin di sekolah; menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal di lingkungan sekolah, terutama terkait dengan kebersihan, keamanan, dan kedisiplinan; mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran; membahas strategi konkret yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan sensitivitas mereka terhadap kebersihan, keamanan, keteraturan, dan disiplin; dan mengevaluasi dampak dari implementasi strategi peningkatan sensitivitas guru terhadap perubahan positif dalam lingkungan sekolah. D. Manfaat Best Practice Praktik ini memberikan manfaat antara lain dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas lingkungan sekolah, menciptakan tempat yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin untuk siswa dan staf; memberikan panduan praktis bagi guru untuk mengembangkan profesionalisme mereka, termasuk dalam manajemen lingkungan belajar; meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dengan menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran positif; memberdayakan guru untuk mengambil peran manajerial yang efektif dalam menciptakan dan memelihara lingkungan sekolah yang kondusif; dan menambah wawasan dalam literatur mengenai peran guru dalam menciptakan lingkungan sekolah yang ideal dan memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan yang lebih baik. II. Pembahasan A. Situasi: Guru sering dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut kepekaan terhadap lingkungan sekolah. Tantangan seperti kebersihan kelas, keamanan siswa, dan disiplin dapat memengaruhi kualitas pembelajaran. Situasi ini mencakup kondisi actual sekolah yang tidak tertata dengan baik, kekurangan sumber daya, Tingkat keamanan yang memerlukan perhatian khusus serta tingkat disiplin yang kurang terkendali. Seringkali, guru merasa terbatas dalam Upaya mereka untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin. B. Tantangan: 1. Kebersihan dan Keteraturan: Kelas yang kotor dan tidak tertata dengan baik. Memberikan tantangan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan teratur untuk meningkatkan kenyamanan siswa. 2. Keamanan dan Kedisiplinan: Tantangan dalam menjaga keamanan dan menerapkan disiplin di sekolah, sekolah harus dapat menjamin lingkungan yang aman dan menciptakan disiplin yang positif. C. Aksi: 1. Program Kebersihan Bersama: Guru mengorganisir program bersama untuk membersihkan kelas secara berkala, melibatkan siswa untuk meningkatkan rasa
  • 4. memiliki terhadap lingkungan. Program kebersihan bersama di sekolah dasar dapat dirancang untuk melibatkan siswa, guru, dan staf sekolah dalam upaya bersama untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Berikut adalah beberapa kegiatan program kebersihan bersama: a. Pembersihan Kelas Bersama: Setiap kelas dapat dijadwalkan untuk melakukan pembersihan bersama secara rutin. Siswa dan guru membersihkan dan merapikan ruang kelas mereka, memastikan meja, kursi, dan peralatan pembelajaran tetap bersih dan tertata. b. Pembersihan Area Terbuka: Melibatkan siswa dalam membersihkan area terbuka seperti halaman, lapangan, atau taman sekolah. Mereka dapat membersihkan sampah, merapikan taman, atau melakukan kegiatan kebersihan lainnya di area terbuka. c. Pengelolaan Sampah Sekolah: Membuat program pengelolaan sampah di sekolah, dengan melibatkan siswa dalam pemilahan sampah organik dan anorganik. Ini dapat mencakup penyediaan tempat sampah yang jelas dan kampanye edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah. d. Mural Kebersihan: Mengadakan kegiatan seni mural yang berfokus pada tema kebersihan dan lingkungan sehat. Siswa dapat bersama-sama membuat lukisan mural di dinding sekolah yang mencerminkan pesan-pesan positif terkait kebersihan. e. Penyuluhan Kebersihan: Melibatkan ahli kebersihan atau petugas kebersihan dalam memberikan penyuluhan kepada siswa tentang kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan, dan pentingnya menjaga kebersihan untuk kesehatan. f. Kompetisi Kelas Bersih: Mengadakan kompetisi antar kelas untuk merangsang semangat kebersihan. Kelas yang meraih prestasi tertinggi dalam menjaga kebersihan dan keteraturan dapat mendapatkan penghargaan atau pengakuan. g. Pelatihan Praktik Kebersihan: Menyelenggarakan sesi pelatihan untuk siswa mengenai praktik kebersihan, seperti mencuci tangan dengan benar, menjaga kebersihan gigi, dan kebiasaan sehari-hari lainnya yang mendukung kebersihan pribadi. h. Pembersihan Bersama Sekolah: Menyelenggarakan kegiatan pembersihan bersama sekolah secara berkala, melibatkan siswa, guru, dan staf sekolah. Ini dapat mencakup pembersihan halaman sekolah, koridor, dan area umum lainnya. i. Proyek Tanaman dan Kebersihan: Menggabungkan program kebersihan dengan proyek tanaman. Siswa dapat membersihkan area sekitar tempat tanaman, menanam tanaman yang menyegarkan udara, dan merawatnya bersama-sama. j. Lomba Ide Kebersihan: Mengadakan lomba di antara siswa untuk mengusulkan ide dan inisiatif kreatif yang dapat meningkatkan kebersihan dan kenyamanan di sekolah. Ide terbaik dapat diimplementasikan sebagai bagian dari program kebersihan bersama. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, siswa tidak hanya terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga belajar nilai-nilai kebersihan, tanggung jawab, dan kerjasama tim. Program kebersihan bersama tidak hanya menciptakan lingkungan fisik yang bersih, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan di kalangan siswa.
  • 5. 2. Pelatihan Keamanan dan Disiplin: Menyelenggarakan pelatihan rutin untuk guru tentang praktik keamanan terbaik dan strategi penerapan disiplin positif. Pelatihan dapat membantu guru untuk mengelola situasi yang mungkin menciptakan tantangan keamanan dan disiplin di lingkungan pembelajaran. Berikut adalah kegiatan pelatihan yang dapat diimplementasikan: a. Simulasi Keadaan Darurat: Melibatkan guru dalam simulasi keadaan darurat, seperti kebakaran atau gempa bumi. Pelatihan ini tidak hanya mencakup tindakan keamanan, tetapi juga strategi untuk menjaga ketenangan siswa dan mengatur evakuasi dengan efektif. b. Pelatihan Teknik Disiplin Positif: Mengadakan sesi pelatihan yang fokus pada teknik disiplin positif. Guru dapat mempelajari cara memberikan umpan balik yang konstruktif, memotivasi siswa dengan cara positif, dan menciptakan aturan kelas yang jelas dan konsisten. c. Pembahasan Kasus Disiplin: Menyelenggarakan forum diskusi atau lokakarya yang melibatkan guru dalam membahas studi kasus nyata terkait dengan situasi disiplin. Guru dapat saling berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama untuk menghadapi situasi serupa di masa depan. d. Pelatihan Pertolongan Pertama: Melibatkan guru dalam pelatihan pertolongan pertama, termasuk penanganan luka ringan, tanda-tanda darurat medis, dan pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama. Guru dapat merasa lebih siap menghadapi situasi darurat yang melibatkan kesehatan siswa. e. Penggunaan Teknologi Keamanan: Memperkenalkan guru pada teknologi keamanan yang dapat membantu meningkatkan keamanan di lingkungan sekolah, seperti penggunaan kamera pengawas, penggunaan aplikasi keamanan, atau sistem komunikasi darurat. f. Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong guru untuk terlibat dalam pembelajaran kolaboratif mengenai teknik-teknik keamanan dan disiplin. Guru dapat berbagi praktik terbaik mereka dan membangun rencana bersama untuk menghadapi tantangan keamanan dan disiplin. g. Pelatihan Pencegahan Pelecehan: Menyelenggarakan pelatihan khusus tentang pencegahan pelecehan, baik dari sesama siswa maupun dari pihak luar. Guru dapat dilibatkan dalam pengenalan tanda-tanda pelecehan, cara melaporkan, dan tindakan preventif. h. Sesi Permainan Peran: Menggunakan permainan peran untuk melibatkan guru dalam situasi-situasi disiplin atau keamanan. Ini dapat membantu guru untuk mengasah keterampilan komunikasi mereka dan meningkatkan respon terhadap situasi yang mungkin timbul. i. Penyelenggaraan Drill Keamanan Rutin: Melibatkan guru dalam penyelenggaraan drill keamanan rutin, termasuk evakuasi cepat dan prosedur keamanan lainnya. Ini membantu memastikan bahwa guru terbiasa dengan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, guru dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan keamanan dan disiplin di sekolah dasar dengan cara yang efektif dan positif.
  • 6. D. Refleksi: 1. Evaluasi Hasil Program Kebersihan: Mengevaluasi dampak program kebersihan bersama terhadap persepsi siswa terhadap lingkungan kelas dan mengidentifikasi area perbaikan. Hal ini merupakan langkah penting untuk memahami dampak dan keberhasilan program yang telah diimplementasikan. Berikut adalah refleksi setelah mengevaluasi hasil Program Kebersihan: Setelah mengimplementasikan Program Kebersihan selama enam bulan, saya, bersama dengan tim guru dan siswa, melakukan evaluasi mendalam untuk memahami dampak program tersebut. Berikut adalah beberapa refleksi terkait hasil evaluasi: a. Partisipasi Siswa: Situasi Awal siswa menunjukkan tingkat partisipasi yang bervariasi dalam kegiatan kebersihan. Setelah program dijalankan, terjadi peningkatan partisipasi siswa. Banyak siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan membersihkan kelas dan area terbuka sekolah. b. Kebersihan Ruang Kelas: Situasi Awal, beberapa kelas memiliki kondisi kebersihan yang kurang memadai, dengan adanya program kebersihan bersama, kebersihan ruang kelas secara signifikan meningkat. Siswa terlibat dalam merapikan dan membersihkan ruang kelas mereka dengan lebih rutin. c. Keterlibatan Orang Tua: Situasi Awal, partisipasi orang tua dalam kegiatan kebersihan terbatas, melalui kampanye komunikasi dan undangan terbuka, beberapa orang tua mulai aktif terlibat. Mereka ikut serta dalam kegiatan membersihkan sekolah dan mendukung upaya kebersihan. d. Sikap dan Kesadaran: Situasi awal, sikap siswa terhadap kebersihan bervariasi, dengan sebagian kecil yang kurang menyadari pentingnya kebersihan. Terjadi perubahan positif dalam sikap dan kesadaran siswa terhadap kebersihan. Mereka mulai menyadari dampak positif yang dihasilkan oleh lingkungan bersih. e. Perubahan Perilaku: Situasi awal, beberapa siswa memiliki kebiasaan tidak baik terkait dengan kebersihan. Program kebersihan membawa perubahan perilaku yang positif. Siswa lebih cenderung menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar mereka. f. Keberlanjutan Program: Situasi awal, tantangan dalam menjaga keberlanjutan program. Perlu adanya strategi tambahan untuk menjaga keberlanjutan program. Diperlukan upaya terus-menerus untuk memelihara semangat dan partisipasi siswa dan staf. g. Dampak Psikologis: Sebelumnya ada ketidaknyamanan psikologis akibat lingkungan yang kurang bersih. Terjadi perubahan signifikan dalam kondisi psikologis siswa dan staf. Mereka melaporkan rasa nyaman dan kebanggaan terhadap lingkungan sekolah yang bersih. Program kebersihan telah memberikan dampak positif pada lingkungan sekolah. Evaluasi ini membantu kami memahami pencapaian dan tantangan yang dihadapi. Adapun langkah selanjutnya, perlu terus mengoptimalkan partisipasi dan merancang strategi berkelanjutan untuk menjaga kebersihan dan kesadaran siswa terhadap pentingnya kebersihan.
  • 7. 2. Analisis Keberhasilan Pelatihan: Melakukan analisis efektivitas pelatihan keamanan dan disiplin, mengumpulkan umpan balik dari guru dan siswa untuk memperbaiki metode yang digunakan. Setelah menyelenggarakan pelatihan keamanan dan disiplin untuk guru di sekolah dasar, saya melakukan refleksi terhadap keberhasilan pelatihan tersebut. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dievaluasi: a. Partisipasi guru dalam pelatihan tergolong baik, tetapi ada beberapa yang kurang aktif, Meskipun sebagian besar guru berpartisipasi, ada beberapa yang perlu lebih didorong. Mungkin perlu pendekatan personal dan insentif lebih lanjut untuk meningkatkan partisipasi. b. Varian tingkat pemahaman guru terhadap materi pelatihan. Dalam sesi refleksi, beberapa guru menyatakan kesulitan dalam memahami sebagian materi. Perlu ditingkatkan pendekatan pengajaran yang lebih interaktif dan penjelasan lebih rinci pada topik yang dianggap sulit. c. Beberapa guru enggan berpartisipasi dalam sesi diskusi. Sesi diskusi memerlukan penyelenggaraan yang lebih terstruktur. Melibatkan guru dalam diskusi kelompok kecil atau studi kasus dapat meningkatkan interaksi dan pertukaran ide. d. Ketidakpastian dalam penerapan praktik yang diajarkan dalam kegiatan sehari- hari. Perlu dibuat rencana tindak lanjut yang lebih konkret dan langkah-langkah praktis untuk membantu guru menerapkan konsep-konsep pelatihan dalam keseharian mereka. e. Diberikan umpan balik secara lisan di akhir pelatihan. Umpan balik lisan memberikan wawasan yang berharga, tetapi perlu dibuat formulir umpan balik tertulis untuk mengumpulkan tanggapan yang lebih rinci dan mendalam. f. Guru tidak dilibatkan dalam proses evaluasi diri terkait penguasaan materi. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan evaluasi diri dapat membantu mereka mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan merencanakan tindakan perbaikan. g. Rencana pembelajaran jangka panjang setelah pelatihan tidak terlalu jelas. Perlu disusun rencana tindak lanjut berkelanjutan, seperti sesi pemantapan, mentoring, atau tindakan kolaboratif, untuk memastikan kontinuitas pembelajaran. Analisis keberhasilan pelatihan menunjukkan beberapa aspek yang perlu ditingkatkan. Langkah-langkah perbaikan termasuk pengembangan strategi partisipasi yang lebih aktif, perancangan materi pelatihan yang lebih sesuai, dan pemberian kesempatan evaluasi diri kepada guru. Evaluasi ini menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas pelatihan ke depannya dan memastikan dampak positif yang lebih besar pada praktik pengajaran sehari-hari. III. Kesimpulan: Meningkatkan sensitivitas guru terhadap lingkungan sekolah yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin adalah langkah penting menuju peningkatan kualitas pembelajaran. Melalui pendekatan STAR, guru dapat mengidentifikasi tantangan, mengambil tindakan yang tepat, dan secara terus-menerus merefleksikan upaya mereka untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif.
  • 8. IV. Daftar Pustaka: Arisnaini, 2022, Kebersihan Kelas Dan Pengaruhnya Terhadap Fokus Belajar Siswa Pada MIN 7 Banda Aceh., https://ojs.serambimekkah.ac.id/serambi- akademika/article/download/5543/4079 Astuti, 2023, Implikasi Kebersihan terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN 2 Loktabat Utara., http://jonedu.org/index.php/joe. Dr. Gusnarib Wahab, 2021, E-book, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran., Penerbit Adab. Indramayu. Hasnidar, S. H. S. "Pendidikan estetika dan karakter peduli lingkungan sekolah." Jurnal Serambi Ilmu, 2019.serambimekkah.ac.id Ismail, M. J. "Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Menjaga Kebersihan di Sekolah." Guru Tua: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2021.e-journal.id Khotimah, V. K., Wibisana, E., and Azhar, S. "Penerapan Program Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di SD Negeri Poris Pelawad 06." PENSA, 2021.stitpn.ac.id Kuanine, 2023, Upaya Guru Menciptakan Lingkungan Yang Nyaman Melalui Manajemen Budaya Sekolah Yang Positif., https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/jmpk/index Sahib Saleh, 2021, E-book Pendidikan Kesehatan Sekolah., Eureka Media Aksara. Purbalingga.