Guru adalah teladan, bagaimana budaya sekolah bisa dibentuk bermula dari guru yang dapat dijadikan teladan.
Guru menjadi teladan apabila memiliki sensitifitas terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, pengasuhan, pembimbingan yang ada di sekolah dan berkaitan erat dengan peserta didik.
Peningkatan Sensitivitas Guru dalam Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Nyaman.pdf
1.
2. "Peningkatan Sensitivitas Guru dalam Menciptakan Lingkungan Sekolah
yang Nyaman, Aman, Bersih, dan Disiplin: Sebuah Pendekatan STAR"
Oleh: Nova Mega Persada, S.E., M.Pd
Kepala Sekolah SD IT GIS Permata Ummi
I. Pendahuluan
Lingkungan sekolah yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin memberikan kontribusi
signifikan terhadap pengalaman belajar siswa. Dalam konteks ini, peran guru sebagai pengelola
lingkungan pembelajaran sangat penting. Namun, saat ini, terdapat kesenjangan antara kondisi
aktual lingkungan sekolah dan kondisi ideal yang diinginkan. Kesenjangan ini menimbulkan
tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai lingkungan pembelajaran yang optimal. Artikel
ini akan menguraikan praktik terbaik untuk meningkatkan sensitivitas guru dalam menciptakan
lingkungan sekolah yang memenuhi kriteria tersebut melalui pendekatan STAR (Situasi-
Tantangan-Aksi-Refleksi).
A. Latar Belakang
Kondisi saat ini di sebagian sekolah masih menunjukkan beberapa tantangan dalam
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan standar nyaman, aman, bersih, dan disiplin. Pada
kondisi kebersihan dan keteraturan, beberapa kelas mungkin belum mencapai standar
kebersihan dan keteraturan yang diinginkan. Ini dapat menciptakan rasa tidak nyaman dan
kurangnya fokus siswa pada pembelajaran, sedangkan seharusnya kelas yang bersih, tertata,
dan nyaman, menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang efektif. Pada
kondisi keamanan dan kedisiplinan, ada kemungkinan adanya tantangan dalam menjaga
keamanan di sekitar sekolah dan menerapkan disiplin yang efektif. Hal ini dapat menciptakan
ketidaknyamanan dan menurunkan kualitas pembelajaran, sedangkan lingkungan sekolah yang
aman, di mana siswa merasa dilindungi, dan penerapan disiplin yang positif untuk membentuk
perilaku yang baik. Kuanine, dkk (2023) menjadikan budaya sehat di sekolah yang
mengedepankan kebiasaan baik menjadi kekuatan.Budaya sekolah harus mendapat dukungan
dari berbagai pemangku kepentingan.Membangun budaya yang baik dan mengikuti semua
prinsip yang diperlukan untuk menciptakan disiplin dan mental peserta didik berdasarkan
kesadaran individu, diperlukan disiplin positif. Gusnarib Wahab (2021), Suasana yang nyaman
akan membantu otak bekerja lebih prima. Ketika pikiran sudah nyaman maka hati akan turut
senang. Sehingga belajar akan terasa mudah dicernadan mudah dipahami. Arisnaini (2022),
Kebersihan sangat mempengaruhi fokus belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi
maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai, dan ssiwapun
bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Astuti (2023),
Lingkungan merupakan tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa.
Tanpa adanya lingkungan yang bersih maka motivasi belajar siswa juga kurang optimal.
B. Rumusan Best Practice
Rumusan dari kajian ini adalah untuk menganalisis peran guru dalam menciptakan
lingkungan sekolah yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin serta mengeksplorasi strategi
3. peningkatan sensitivitas guru dalam mengatasi kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi
ideal di lingkungan sekolah.
C. Tujuan Best Practice
Tujuan dari kegiatan praktik baik ini adalah untuk mengidentifikasi peran guru dalam
menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin di sekolah; menilai
kesenjangan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal di lingkungan sekolah, terutama terkait
dengan kebersihan, keamanan, dan kedisiplinan; mengidentifikasi tantangan utama yang
dihadapi guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran; membahas
strategi konkret yang dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan sensitivitas mereka
terhadap kebersihan, keamanan, keteraturan, dan disiplin; dan mengevaluasi dampak dari
implementasi strategi peningkatan sensitivitas guru terhadap perubahan positif dalam
lingkungan sekolah.
D. Manfaat Best Practice
Praktik ini memberikan manfaat antara lain dapat memberikan kontribusi pada
peningkatan kualitas lingkungan sekolah, menciptakan tempat yang nyaman, aman, bersih,
dan disiplin untuk siswa dan staf; memberikan panduan praktis bagi guru untuk
mengembangkan profesionalisme mereka, termasuk dalam manajemen lingkungan belajar;
meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dengan menciptakan lingkungan yang
mendukung pembelajaran positif; memberdayakan guru untuk mengambil peran manajerial
yang efektif dalam menciptakan dan memelihara lingkungan sekolah yang kondusif; dan
menambah wawasan dalam literatur mengenai peran guru dalam menciptakan lingkungan
sekolah yang ideal dan memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan yang lebih
baik.
II. Pembahasan
A. Situasi:
Guru sering dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut kepekaan terhadap
lingkungan sekolah. Tantangan seperti kebersihan kelas, keamanan siswa, dan disiplin dapat
memengaruhi kualitas pembelajaran. Situasi ini mencakup kondisi actual sekolah yang tidak
tertata dengan baik, kekurangan sumber daya, Tingkat keamanan yang memerlukan perhatian
khusus serta tingkat disiplin yang kurang terkendali. Seringkali, guru merasa terbatas dalam
Upaya mereka untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, bersih, dan disiplin.
B. Tantangan:
1. Kebersihan dan Keteraturan: Kelas yang kotor dan tidak tertata dengan baik.
Memberikan tantangan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan teratur untuk
meningkatkan kenyamanan siswa.
2. Keamanan dan Kedisiplinan: Tantangan dalam menjaga keamanan dan menerapkan
disiplin di sekolah, sekolah harus dapat menjamin lingkungan yang aman dan
menciptakan disiplin yang positif.
C. Aksi:
1. Program Kebersihan Bersama: Guru mengorganisir program bersama untuk
membersihkan kelas secara berkala, melibatkan siswa untuk meningkatkan rasa
4. memiliki terhadap lingkungan. Program kebersihan bersama di sekolah dasar dapat
dirancang untuk melibatkan siswa, guru, dan staf sekolah dalam upaya bersama untuk
menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. Berikut adalah beberapa kegiatan
program kebersihan bersama:
a. Pembersihan Kelas Bersama: Setiap kelas dapat dijadwalkan untuk melakukan
pembersihan bersama secara rutin. Siswa dan guru membersihkan dan merapikan
ruang kelas mereka, memastikan meja, kursi, dan peralatan pembelajaran tetap
bersih dan tertata.
b. Pembersihan Area Terbuka: Melibatkan siswa dalam membersihkan area terbuka
seperti halaman, lapangan, atau taman sekolah. Mereka dapat membersihkan
sampah, merapikan taman, atau melakukan kegiatan kebersihan lainnya di area
terbuka.
c. Pengelolaan Sampah Sekolah: Membuat program pengelolaan sampah di sekolah,
dengan melibatkan siswa dalam pemilahan sampah organik dan anorganik. Ini
dapat mencakup penyediaan tempat sampah yang jelas dan kampanye edukasi
mengenai pentingnya pengelolaan sampah.
d. Mural Kebersihan: Mengadakan kegiatan seni mural yang berfokus pada tema
kebersihan dan lingkungan sehat. Siswa dapat bersama-sama membuat lukisan
mural di dinding sekolah yang mencerminkan pesan-pesan positif terkait
kebersihan.
e. Penyuluhan Kebersihan: Melibatkan ahli kebersihan atau petugas kebersihan
dalam memberikan penyuluhan kepada siswa tentang kebersihan pribadi,
kebersihan lingkungan, dan pentingnya menjaga kebersihan untuk kesehatan.
f. Kompetisi Kelas Bersih: Mengadakan kompetisi antar kelas untuk merangsang
semangat kebersihan. Kelas yang meraih prestasi tertinggi dalam menjaga
kebersihan dan keteraturan dapat mendapatkan penghargaan atau pengakuan.
g. Pelatihan Praktik Kebersihan: Menyelenggarakan sesi pelatihan untuk siswa
mengenai praktik kebersihan, seperti mencuci tangan dengan benar, menjaga
kebersihan gigi, dan kebiasaan sehari-hari lainnya yang mendukung kebersihan
pribadi.
h. Pembersihan Bersama Sekolah: Menyelenggarakan kegiatan pembersihan bersama
sekolah secara berkala, melibatkan siswa, guru, dan staf sekolah. Ini dapat
mencakup pembersihan halaman sekolah, koridor, dan area umum lainnya.
i. Proyek Tanaman dan Kebersihan: Menggabungkan program kebersihan dengan
proyek tanaman. Siswa dapat membersihkan area sekitar tempat tanaman,
menanam tanaman yang menyegarkan udara, dan merawatnya bersama-sama.
j. Lomba Ide Kebersihan: Mengadakan lomba di antara siswa untuk mengusulkan ide
dan inisiatif kreatif yang dapat meningkatkan kebersihan dan kenyamanan di
sekolah. Ide terbaik dapat diimplementasikan sebagai bagian dari program
kebersihan bersama.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, siswa tidak hanya terlibat dalam menjaga
kebersihan lingkungan, tetapi juga belajar nilai-nilai kebersihan, tanggung jawab, dan
kerjasama tim. Program kebersihan bersama tidak hanya menciptakan lingkungan fisik
yang bersih, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya kebersihan dan
kesehatan di kalangan siswa.
5. 2. Pelatihan Keamanan dan Disiplin: Menyelenggarakan pelatihan rutin untuk guru
tentang praktik keamanan terbaik dan strategi penerapan disiplin positif. Pelatihan
dapat membantu guru untuk mengelola situasi yang mungkin menciptakan tantangan
keamanan dan disiplin di lingkungan pembelajaran. Berikut adalah kegiatan pelatihan
yang dapat diimplementasikan:
a. Simulasi Keadaan Darurat: Melibatkan guru dalam simulasi keadaan darurat,
seperti kebakaran atau gempa bumi. Pelatihan ini tidak hanya mencakup tindakan
keamanan, tetapi juga strategi untuk menjaga ketenangan siswa dan mengatur
evakuasi dengan efektif.
b. Pelatihan Teknik Disiplin Positif: Mengadakan sesi pelatihan yang fokus pada
teknik disiplin positif. Guru dapat mempelajari cara memberikan umpan balik yang
konstruktif, memotivasi siswa dengan cara positif, dan menciptakan aturan kelas
yang jelas dan konsisten.
c. Pembahasan Kasus Disiplin: Menyelenggarakan forum diskusi atau lokakarya
yang melibatkan guru dalam membahas studi kasus nyata terkait dengan situasi
disiplin. Guru dapat saling berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama untuk
menghadapi situasi serupa di masa depan.
d. Pelatihan Pertolongan Pertama: Melibatkan guru dalam pelatihan pertolongan
pertama, termasuk penanganan luka ringan, tanda-tanda darurat medis, dan
pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama. Guru dapat merasa lebih siap
menghadapi situasi darurat yang melibatkan kesehatan siswa.
e. Penggunaan Teknologi Keamanan: Memperkenalkan guru pada teknologi
keamanan yang dapat membantu meningkatkan keamanan di lingkungan sekolah,
seperti penggunaan kamera pengawas, penggunaan aplikasi keamanan, atau sistem
komunikasi darurat.
f. Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong guru untuk terlibat dalam pembelajaran
kolaboratif mengenai teknik-teknik keamanan dan disiplin. Guru dapat berbagi
praktik terbaik mereka dan membangun rencana bersama untuk menghadapi
tantangan keamanan dan disiplin.
g. Pelatihan Pencegahan Pelecehan: Menyelenggarakan pelatihan khusus tentang
pencegahan pelecehan, baik dari sesama siswa maupun dari pihak luar. Guru dapat
dilibatkan dalam pengenalan tanda-tanda pelecehan, cara melaporkan, dan
tindakan preventif.
h. Sesi Permainan Peran: Menggunakan permainan peran untuk melibatkan guru
dalam situasi-situasi disiplin atau keamanan. Ini dapat membantu guru untuk
mengasah keterampilan komunikasi mereka dan meningkatkan respon terhadap
situasi yang mungkin timbul.
i. Penyelenggaraan Drill Keamanan Rutin: Melibatkan guru dalam penyelenggaraan
drill keamanan rutin, termasuk evakuasi cepat dan prosedur keamanan lainnya. Ini
membantu memastikan bahwa guru terbiasa dengan tindakan yang harus diambil
dalam situasi darurat.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, guru dapat memperoleh keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan keamanan dan disiplin di
sekolah dasar dengan cara yang efektif dan positif.
6. D. Refleksi:
1. Evaluasi Hasil Program Kebersihan: Mengevaluasi dampak program kebersihan
bersama terhadap persepsi siswa terhadap lingkungan kelas dan mengidentifikasi area
perbaikan. Hal ini merupakan langkah penting untuk memahami dampak dan
keberhasilan program yang telah diimplementasikan. Berikut adalah refleksi setelah
mengevaluasi hasil Program Kebersihan:
Setelah mengimplementasikan Program Kebersihan selama enam bulan, saya, bersama
dengan tim guru dan siswa, melakukan evaluasi mendalam untuk memahami dampak
program tersebut. Berikut adalah beberapa refleksi terkait hasil evaluasi:
a. Partisipasi Siswa: Situasi Awal siswa menunjukkan tingkat partisipasi yang
bervariasi dalam kegiatan kebersihan. Setelah program dijalankan, terjadi
peningkatan partisipasi siswa. Banyak siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan
membersihkan kelas dan area terbuka sekolah.
b. Kebersihan Ruang Kelas: Situasi Awal, beberapa kelas memiliki kondisi
kebersihan yang kurang memadai, dengan adanya program kebersihan bersama,
kebersihan ruang kelas secara signifikan meningkat. Siswa terlibat dalam
merapikan dan membersihkan ruang kelas mereka dengan lebih rutin.
c. Keterlibatan Orang Tua: Situasi Awal, partisipasi orang tua dalam kegiatan
kebersihan terbatas, melalui kampanye komunikasi dan undangan terbuka,
beberapa orang tua mulai aktif terlibat. Mereka ikut serta dalam kegiatan
membersihkan sekolah dan mendukung upaya kebersihan.
d. Sikap dan Kesadaran: Situasi awal, sikap siswa terhadap kebersihan bervariasi,
dengan sebagian kecil yang kurang menyadari pentingnya kebersihan. Terjadi
perubahan positif dalam sikap dan kesadaran siswa terhadap kebersihan. Mereka
mulai menyadari dampak positif yang dihasilkan oleh lingkungan bersih.
e. Perubahan Perilaku: Situasi awal, beberapa siswa memiliki kebiasaan tidak baik
terkait dengan kebersihan. Program kebersihan membawa perubahan perilaku yang
positif. Siswa lebih cenderung menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
mereka.
f. Keberlanjutan Program: Situasi awal, tantangan dalam menjaga keberlanjutan
program. Perlu adanya strategi tambahan untuk menjaga keberlanjutan program.
Diperlukan upaya terus-menerus untuk memelihara semangat dan partisipasi siswa
dan staf.
g. Dampak Psikologis: Sebelumnya ada ketidaknyamanan psikologis akibat
lingkungan yang kurang bersih. Terjadi perubahan signifikan dalam kondisi
psikologis siswa dan staf. Mereka melaporkan rasa nyaman dan kebanggaan
terhadap lingkungan sekolah yang bersih.
Program kebersihan telah memberikan dampak positif pada lingkungan sekolah.
Evaluasi ini membantu kami memahami pencapaian dan tantangan yang dihadapi.
Adapun langkah selanjutnya, perlu terus mengoptimalkan partisipasi dan merancang
strategi berkelanjutan untuk menjaga kebersihan dan kesadaran siswa terhadap
pentingnya kebersihan.
7. 2. Analisis Keberhasilan Pelatihan: Melakukan analisis efektivitas pelatihan keamanan
dan disiplin, mengumpulkan umpan balik dari guru dan siswa untuk memperbaiki
metode yang digunakan. Setelah menyelenggarakan pelatihan keamanan dan disiplin
untuk guru di sekolah dasar, saya melakukan refleksi terhadap keberhasilan pelatihan
tersebut. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dievaluasi:
a. Partisipasi guru dalam pelatihan tergolong baik, tetapi ada beberapa yang kurang
aktif, Meskipun sebagian besar guru berpartisipasi, ada beberapa yang perlu lebih
didorong. Mungkin perlu pendekatan personal dan insentif lebih lanjut untuk
meningkatkan partisipasi.
b. Varian tingkat pemahaman guru terhadap materi pelatihan. Dalam sesi refleksi,
beberapa guru menyatakan kesulitan dalam memahami sebagian materi. Perlu
ditingkatkan pendekatan pengajaran yang lebih interaktif dan penjelasan lebih rinci
pada topik yang dianggap sulit.
c. Beberapa guru enggan berpartisipasi dalam sesi diskusi. Sesi diskusi memerlukan
penyelenggaraan yang lebih terstruktur. Melibatkan guru dalam diskusi kelompok
kecil atau studi kasus dapat meningkatkan interaksi dan pertukaran ide.
d. Ketidakpastian dalam penerapan praktik yang diajarkan dalam kegiatan sehari-
hari. Perlu dibuat rencana tindak lanjut yang lebih konkret dan langkah-langkah
praktis untuk membantu guru menerapkan konsep-konsep pelatihan dalam
keseharian mereka.
e. Diberikan umpan balik secara lisan di akhir pelatihan. Umpan balik lisan
memberikan wawasan yang berharga, tetapi perlu dibuat formulir umpan balik
tertulis untuk mengumpulkan tanggapan yang lebih rinci dan mendalam.
f. Guru tidak dilibatkan dalam proses evaluasi diri terkait penguasaan materi.
Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan evaluasi diri dapat
membantu mereka mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan
merencanakan tindakan perbaikan.
g. Rencana pembelajaran jangka panjang setelah pelatihan tidak terlalu jelas. Perlu
disusun rencana tindak lanjut berkelanjutan, seperti sesi pemantapan, mentoring,
atau tindakan kolaboratif, untuk memastikan kontinuitas pembelajaran.
Analisis keberhasilan pelatihan menunjukkan beberapa aspek yang perlu ditingkatkan.
Langkah-langkah perbaikan termasuk pengembangan strategi partisipasi yang lebih
aktif, perancangan materi pelatihan yang lebih sesuai, dan pemberian kesempatan
evaluasi diri kepada guru. Evaluasi ini menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas
pelatihan ke depannya dan memastikan dampak positif yang lebih besar pada praktik
pengajaran sehari-hari.
III. Kesimpulan:
Meningkatkan sensitivitas guru terhadap lingkungan sekolah yang nyaman, aman, bersih,
dan disiplin adalah langkah penting menuju peningkatan kualitas pembelajaran. Melalui
pendekatan STAR, guru dapat mengidentifikasi tantangan, mengambil tindakan yang tepat, dan
secara terus-menerus merefleksikan upaya mereka untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang kondusif.
8. IV. Daftar Pustaka:
Arisnaini, 2022, Kebersihan Kelas Dan Pengaruhnya Terhadap Fokus Belajar Siswa Pada MIN
7 Banda Aceh., https://ojs.serambimekkah.ac.id/serambi-
akademika/article/download/5543/4079
Astuti, 2023, Implikasi Kebersihan terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN 2 Loktabat Utara.,
http://jonedu.org/index.php/joe.
Dr. Gusnarib Wahab, 2021, E-book, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran., Penerbit Adab.
Indramayu.
Hasnidar, S. H. S. "Pendidikan estetika dan karakter peduli lingkungan sekolah." Jurnal
Serambi Ilmu, 2019.serambimekkah.ac.id
Ismail, M. J. "Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Menjaga Kebersihan di Sekolah."
Guru Tua: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 2021.e-journal.id
Khotimah, V. K., Wibisana, E., and Azhar, S. "Penerapan Program Unit Kesehatan Sekolah
(UKS) Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di SD Negeri Poris Pelawad 06."
PENSA, 2021.stitpn.ac.id
Kuanine, 2023, Upaya Guru Menciptakan Lingkungan Yang Nyaman Melalui Manajemen
Budaya Sekolah Yang Positif., https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/jmpk/index
Sahib Saleh, 2021, E-book Pendidikan Kesehatan Sekolah., Eureka Media Aksara.
Purbalingga.