Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini berbagai penyakit tidak menular melalui pemeriksaan risiko faktor seperti tekanan darah, kadar gula darah, dan kuesioner untuk penyakit paru obstruktif kronis. Dokumen ini juga menjelaskan penilaian status fungsional, mental, kognitif, dan nutrisi pasien lanjut usia menggunakan beberapa instrumen. Deteksi dini dipandang penting untuk diagnosis awal dan intervens
Dokumen tersebut merupakan makalah kasus geriatri mengenai seorang wanita berusia 63 tahun bernama Ny. T yang dirawat di RSUD Tangerang Selatan dengan keluhan utama susah buang air kecil. Dokumen ini berisi identitas pasien, riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan hasil penapisan gangguan kognitif dan depresi.
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan layanan kesehatan di sekolah yang mencakup penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, imunisasi, dan pemberian tablet tambah darah. Jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi status gizi, tanda vital, kesehatan gigi dan mulut, penglihatan, pendengaran, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan peran guru dan kader kesehatan sekolah dalam pelaks
Dokumen tersebut membahas tentang deteksi dini berbagai penyakit tidak menular melalui pemeriksaan risiko faktor seperti tekanan darah, kadar gula darah, dan kuesioner untuk penyakit paru obstruktif kronis. Dokumen ini juga menjelaskan penilaian status fungsional, mental, kognitif, dan nutrisi pasien lanjut usia menggunakan beberapa instrumen. Deteksi dini dipandang penting untuk diagnosis awal dan intervens
Dokumen tersebut merupakan makalah kasus geriatri mengenai seorang wanita berusia 63 tahun bernama Ny. T yang dirawat di RSUD Tangerang Selatan dengan keluhan utama susah buang air kecil. Dokumen ini berisi identitas pasien, riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan hasil penapisan gangguan kognitif dan depresi.
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan layanan kesehatan di sekolah yang mencakup penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, imunisasi, dan pemberian tablet tambah darah. Jenis pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi status gizi, tanda vital, kesehatan gigi dan mulut, penglihatan, pendengaran, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan peran guru dan kader kesehatan sekolah dalam pelaks
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptxtaty38478
Posyandu remaja memberikan layanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan antropometri, tekanan darah, dan konseling. Layanan ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan remaja serta mendeteksi masalah kesehatan dini. Posyandu remaja juga menyelenggarakan kegiatan informal edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran faktor risiko penyakit tidak menular dan deteksi dini gangguan, meliputi:
1) Pengukuran indeks massa tubuh, tinggi badan, dan lingkar perut untuk mendeteksi obesitas;
2) Tes penglihatan dan pendengaran untuk mendeteksi gangguan indra;
3) Pengukuran tekanan darah dan kadar gula darah untuk mendeteksi hipertensi dan diabetes.
Dokumen tersebut merangkum format pengkajian kesehatan anak yang meliputi pengumpulan data dasar, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan penilaian status nutrisi, aktivitas, persepsi, hubungan sosial, dan kebutuhan pendidikan kesehatan.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan gerontik untuk seorang laki-laki berusia 80 tahun dengan ketidakberdayaan. Dokumen ini meliputi pengkajian kesehatan, masalah, dan rencana intervensi keperawatan untuk meningkatkan fungsi dan kualitas hidup pasien.
16kako-PEMBEKALAN TIM PELAKSANA DESA.pptxAndrymaulana6
Dokumen tersebut membahas tentang pembekalan kader dalam pemberian makanan tambahan lokal, mencakup pengukuran antropometri, pembuatan pangan olahan untuk balita, serta pengolahan bahan pangan dan penyajian makanan yang sesuai standar gizi dan keamanan.
Pelatihan kader posyandu membahas tentang stunting dan antropometri. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlihat pendek. Stunting berdampak buruk jangka pendek dan panjang, seperti perkembangan yang tidak optimal dan produktivitas kerja yang rendah. Antropometri digunakan untuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Berbagai alat antropometri seperti dacin dan timbangan digital di
1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mentalMalenna Omar
Program Kesihatan Mental Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesihatan mental murid dan warga sekolah dengan mengenal pasti masalah awal, memberi kemahiran menangani stres dan masalah emosi, serta merujuk kes yang serius kepada pakar. Panduan ini menyediakan langkah-langkah untuk menangani isu kesihatan mental di sekolah.
Dokumen tersebut berisi dua lampiran satuan acara penyuluhan (SAP) tentang penyuluhan diet diabetes mellitus dan senam kaki diabetes mellitus untuk keluarga Ny. J. SAP mencakup topik, tujuan, materi, metode, media, waktu, tempat, dan evaluasi penyuluhan. Lampiran selanjutnya berisi materi penyuluhan tentang diet DM dan senam kaki DM.
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU REMAJA.pptxtaty38478
Posyandu remaja memberikan layanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan antropometri, tekanan darah, dan konseling. Layanan ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan remaja serta mendeteksi masalah kesehatan dini. Posyandu remaja juga menyelenggarakan kegiatan informal edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran faktor risiko penyakit tidak menular dan deteksi dini gangguan, meliputi:
1) Pengukuran indeks massa tubuh, tinggi badan, dan lingkar perut untuk mendeteksi obesitas;
2) Tes penglihatan dan pendengaran untuk mendeteksi gangguan indra;
3) Pengukuran tekanan darah dan kadar gula darah untuk mendeteksi hipertensi dan diabetes.
Dokumen tersebut merangkum format pengkajian kesehatan anak yang meliputi pengumpulan data dasar, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan penilaian status nutrisi, aktivitas, persepsi, hubungan sosial, dan kebutuhan pendidikan kesehatan.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan gerontik untuk seorang laki-laki berusia 80 tahun dengan ketidakberdayaan. Dokumen ini meliputi pengkajian kesehatan, masalah, dan rencana intervensi keperawatan untuk meningkatkan fungsi dan kualitas hidup pasien.
16kako-PEMBEKALAN TIM PELAKSANA DESA.pptxAndrymaulana6
Dokumen tersebut membahas tentang pembekalan kader dalam pemberian makanan tambahan lokal, mencakup pengukuran antropometri, pembuatan pangan olahan untuk balita, serta pengolahan bahan pangan dan penyajian makanan yang sesuai standar gizi dan keamanan.
Pelatihan kader posyandu membahas tentang stunting dan antropometri. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlihat pendek. Stunting berdampak buruk jangka pendek dan panjang, seperti perkembangan yang tidak optimal dan produktivitas kerja yang rendah. Antropometri digunakan untuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Berbagai alat antropometri seperti dacin dan timbangan digital di
1. garis panduan psikososial dan kesejahteraan mentalMalenna Omar
Program Kesihatan Mental Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kesihatan mental murid dan warga sekolah dengan mengenal pasti masalah awal, memberi kemahiran menangani stres dan masalah emosi, serta merujuk kes yang serius kepada pakar. Panduan ini menyediakan langkah-langkah untuk menangani isu kesihatan mental di sekolah.
Dokumen tersebut berisi dua lampiran satuan acara penyuluhan (SAP) tentang penyuluhan diet diabetes mellitus dan senam kaki diabetes mellitus untuk keluarga Ny. J. SAP mencakup topik, tujuan, materi, metode, media, waktu, tempat, dan evaluasi penyuluhan. Lampiran selanjutnya berisi materi penyuluhan tentang diet DM dan senam kaki DM.
2. PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM
1. Deteksi Dini ObesitasPengukuran Tinggi Badan,
Berat Badan dan Lingkar Perut
2. Deteksi Dini Masalah Mental dan Emosional SRQ 20
3. Skrining pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G)
Pemeriksaan Status fungsional, status mental dan
Kognitif
3. A. PENGUKURAN BERAT BADAN
Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau
digital, yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka
sampai menunjukkan angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala
Cara pengukuran:
1. Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak membawa
beban atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki.
2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus dengan
jarum penunjuk angka timbangan.
1. DETEKSI DINI OBESITAS
4. B. PENGUKURAN TINGGI BADAN
Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai
alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding
dalam posisi agak terbuka di bagian jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala
menempel pada dinding, posisi kepala tegak, pandangan mata lurus ke depan,
dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2
meter, yang sudah dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita
meteran ke atas sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan
mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.
12. 2. DETEKSI MASALAH MENTAL EMOSIONAL
• Self-Reporting Questionnaire
• Kuesioner untuk mendeteksi adanya masalah mental emosional
(GME)
• Bukan alat diagnosis gangguan jiwa
• Ada 20 pertanyaan
• Untuk pertanyaan 1-20, jika terdapat ≥ 6 Jawaban “YA”
– Interpretasi: Ada masalah mental emosional
– Maka sebaiknya DIRUJUK ke profesional kesehatan jiwa
(psikiater, psikolog, dokter umum dan perawat yang sudah dilatih
keswa)
13. NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah Anda sering menderita sakit kepala?
2. Apakah Anda tidak nafsu makan?
3. Apakah Anda sulit tidur?
4. Apakah Anda mudah takut?
5. Apakah Anda merasa tegang, cemas, dan khawatir?
6. Apakah tangan Anda gemetar?
7. Apakah pencernaan Anda terganggu/ buruk?
8. Apakah Anda sulit untuk berpikir jernih?
9. Apakah Anda merasa tidak bahagia?
10. Apakah Anda menangis lebih sering?
11. Apakah Anda merasa sulit untuk menikmati kegiatan?
12. Apakah Anda sulit dalam mengambil keputusan?
13. Apakah pekerjaan sehari-hari Anda terganggu?
14. Apakah Anda tidak mampu melakukan hal-hal yang
bermanfaat dalam hidup?
15. Apakah Anda kehilangan minat pada berbagai hal?
16. Apakah Anda merasa tidak berharga?
17. Apakah Anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri
hidup?
18. Apakah Anda merasa lelah sepanjang waktu?
19. Apakah Anda mengalami rasa tidak enak di perut?
20. Apakah Anda mudah lelah?
SELF REPORTING
QUESTIONAIR
• Petunjuk: Bacalah petunjuk ini seluruhnya
sebelum mulai mengisi.
• Pertanyaan berikut berhubungan dengan
masalah yang mungkin mengganggu Anda
selama 30 hari terakhir.
• Apabila Anda menganggap pertanyaan itu
Anda alami dalam 30 hari terakhir, berilah
tanda silang (X) pada kolom Y (berarti
Ya). Sebaliknya, Apabila Anda
menganggap pertanyaan itu tidak Anda
alami dalam 30 hari terakhir, berilah tanda
silang (X) pada kolom T (Tidak).
• Jika Anda tidak yakin tentang jawabannya,
berilah jawaban yang paling sesuai di
antara Y dan T.
• Kami tegaskan bahwa jawaban Anda
bersifat rahasia dan akan digunakan
hanya untuk membantu pemecahan
masalah Anda
14. 3. SKRINING PENGKAJIAN PARIPURNA PASIEN GERIATRI
(P3G)
Kader juga dapat membantu petugas kesehatan melakukan penilaian
risiko jatuh, GDS dan AMT dalam melakukan wawancara, namun
TIDAK MELAKUKAN penjumlahan skor atau menyimpulkan hasil
penilaian.
Sasaran : Usia ≥ 60 tahun
• Dilakukan 1 tahun sekali saat kontak pertama kali dengan
petugas/kader
• Menggunakan Instrumen Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri
(P3G) Penilaian Risiko Jatuh, GDS & AMT
• Dilakukan oleh kader terlatih
15. a. AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI (AKS)
Pemeriksaan AKS dilakukan menggunakan Instrumen Aktivitas Kehidupan
Sehari hari (AKS) /Activity of Daily Living (ADL) dengan Indeks Barthel
1
2
Cara Pelaksanaan:
Kader menanyakan 10 kegiatan sehari-hari yang tercantum di kuesioner dan memberi
skala angka (seperti yang tertera berikut ini). Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor
hasil akhir pemeriksaan.
Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):
20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5 – 8 : Ketergantungan berat (C)
0 – 4 : Ketergantungan total (C)
PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL
16. NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL
1
Mengendalikan rangsang BAB
0
1
2
Tidak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
Kadang-kadang tak terkendali (1 x/ minggu)
Terkendali teratur
2
2
Mengendalikan rangsang
BAK
0
1
2
Tak terkendali atau pakai kateter
Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam)
Mandiri
2
3
Membersihkan diri (mencuci
wajah, menyikat rambut, mencukur kumis, sikat gigi)
0
1
Butuh pertolongan orang lain Mandiri
Mandiri
1
4
Penggunaan WC (keluar
masuk WC, melepas/memakai celana, cebok,
menyiram)
0
1
2
Tergantung pertolongan orang lain
Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat
mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain
Mandiri
2
5
Makan minum (jika makan harus berupa potongan,
dianggap dibantu)
0
1
2
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong makanan
Mandiri
2
6
Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan
sebaliknya (termasuk duduk di tempat tidur)
0
1
2
3
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
Bantuan minimal 1 orang
Mandiri
3
7
Berjalan di tempat rata (atau jika tidak bisa berjalan,
menjalankan kursi roda)
0
1
2
Tidak mampu
Bisa (pindah) dengan kursi roda Berjalan dengan bantuan 1 orang
Mandiri
3
8
Berpakaian (termasuk memasang tali sepatu,
mengencangkan sabuk)
0
1
2
Tergantung orang lain
Sebagian dibantu (mis: mengancing baju)
Mandiri
2
9 Naik turun tangga
0
1
2
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri
1
10 Mandi
0
1
Tergantung orang lain
Mandiri
1
TOTAL 19
Contoh:
Tabel 1. Penilaian Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS) / Activity of Daily Living (ADL) dengan Instrumen
Indeks Barthel Modifikasi
Skor Barthel Index (Nilai AKS
/ ADL):
20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan
ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan
sedang (B)
5 – 8 : Ketergantungan
berat (C)
0 – 4 : Ketergantungan total
(C)
17. b. PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
NO RISIKO SKALA HASIL
1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4
2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3
3 Kebingungan setiap saat (contoh:pasien yang mengalami
demensia)
3
4 Nokturia/Inkontinen 3
5 Kebingungan intermiten (contoh pasien yang mengalami
delirium/Acute confusional state)
2
6 Kelemahan umum 2
7 Obat-obat berisiko tinggi (diuretic, narkotik, sedative,
antipsikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat
hipoglikemik, antidepresan, neuroleptic, NSAID)
2
8 Riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir 2
9 Osteoporosis 1
10 Gangguan pendengaran dan/atau penglihatan 1
11 Usia 70 tahun ke atas 1
Jumlah
Tingkat risiko :
Risiko rendah bila skor 1-3
Lakukan intervensi risiko
rendah
Risiko tinggi bila skor ≥ 4
Lakukan intervensi risiko
tinggi
Menggunakan instrumen penilaian risiko jatuh pada lansia
yang berisi 11 pertanyaan
18. C. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN KOGNITIF
a. Status Mental b. STATUS KOGNITIF
Diisi hasil pemeriksaan status mental yang
berhubungan dengan keadaan mental
emosional, sesuai dengan instrumen
pemeriksaan status mental Geriatric
Depression Scale (GDS)
Jumlah skor diantara 5-9 :
kemungkinan besar ada gangguan
depresi.
Jumlah skor 10 atau lebih: ada
gangguan depresi
Menggunakan instrumen Abbreviated Mental
Test (AMT) atau Mini Cog dan Clock Drawing
Test (CDT4) atau Mini Mental State
Examination (MMSE)
Cara Pelaksanaan:
1. Minta pasien untuk menjawab pertanyaan
tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol
(0) jika salah dan satu (1) jika benar
2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak
dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3. Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat
19. No Pertanyaan Skor
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? YA TIDAK
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan
minat
/kesenangan anda?
YA TIDAK
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? YA TIDAK
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA TIDAK
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap saat? YA TIDAK
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? YA TIDAK
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup anda? YA TIDAK
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA TIDAK
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke
luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
YA TIDAK
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
YA TIDAK
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini menyenangkan? YA TIDAK
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat
kini?
YA TIDAK
13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA TIDAK
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? YA TIDAK
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari
anda?
YA TIDAK
TOTAL SKOR
Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Anda selama dua minggu terakhir.
Panduan pengisian instrumen GDS
a. Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksa
akan menanyakan keadaan perasaannya
dalam dua minggu terakhir, tidak ada
jawaban benar salah, jawablah ya atau
tidak sesuai dengan perasaan yang
paling tepat akhir-akhir ini.
b. Bacakan pertanyaan nomor 1 – 15
sesuai dengan kalimat yang tertulis,
tunggu jawaban pasien. Jika jawaban
kurang jelas, tegaskan lagi apakah
pasien ingin menjawab ya atau tidak.
Llingkari jawaban pasien tsb
c. Setelah semua pertanyaan dijawab,
hitunglah jumlah jawaban yang bercetak
tebal. Setiap jawaban (ya/tidak) yang
bercetak tebal diberi nilai satu (1).
d. Jumlah skor diantara 5-9 : kemungkinan
besar ada gangguan depresi.
e. Jumlah skor 10 atau lebih: ada gangguan
depresi
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)
20. Salah = 0 Benar = 1
A Berapakah umur Anda?
B Jam berapa sekarang?
C Di mana alamat rumah Anda?
D Tahun berapa sekarang?
E Saat ini kita sedang berada di mana?
F Mampukah pasien mengenali dokter atau perawat?
G Tahun berapa Indonesia merdeka?
H Siapa nama presiden RI sekarang?
I Tahun berapa Anda lahir?
j Menghitung mundur dari 20 sampai 1
Jumlah skor:
K
Perasaan hati (afek): pilih yang sesuai dengan kondisi pasien
1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
INSTRUMEN
ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)
Cara Pelaksanaan:
1. Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol (0) jika salah dan satu (1) jika benar
2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3. Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat