Biosfer merupakan lapisan tempat hidup organisme di Bumi yang meliputi litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Biosfer terbagi menjadi ekosistem daratan, laut, dan air tawar yang dihuni berbagai jenis organisme mulai dari individu hingga tingkat biosfer itu sendiri. Faktor elevasi, lintang geografis, iklim, dan kesuburan tanah mempengaruhi persebaran flora dan fauna.
Pada materi keanekaragaman hayati ini, maka akan kita bahas tentang:
Pengertian Keanekaragaman Hayati,
Penyebab terjadinya Keanekaragaman Hayati,
Tingkat Keanekaragaman Hayati,
Sebaran Keanekaragaman Hayati di Permukaan Bumi,
Keanekaragaman Hayati Indonesia,
Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia,
Ancaman dan Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Pada materi keanekaragaman hayati ini, maka akan kita bahas tentang:
Pengertian Keanekaragaman Hayati,
Penyebab terjadinya Keanekaragaman Hayati,
Tingkat Keanekaragaman Hayati,
Sebaran Keanekaragaman Hayati di Permukaan Bumi,
Keanekaragaman Hayati Indonesia,
Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia,
Ancaman dan Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Materi dalam powerpoint ini menjelaskan keanekaragaman hayati dalam berbagai tingkatan yaitu gen, jenis, dan ekositem. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai pembagian ekosistem dan keanekaragaman hayati di Indonesia (flora dan fauna).
Materi dalam powerpoint ini menjelaskan keanekaragaman hayati dalam berbagai tingkatan yaitu gen, jenis, dan ekositem. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai pembagian ekosistem dan keanekaragaman hayati di Indonesia (flora dan fauna).
Keanekaragaman Hayati:
Pengertian keanekaragaman hayati,
Penyebab terjadinya keanekaragaman hayati,
Tingkat keanekaragaman hayati,
Sebaran keanekaragaman hayati,
Pola Sebaran keanekaragaman hayati,
Keanekaragaman hayati Indonesia,
Manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia,
Ancaman dan usaha pelestarian keanekaragaman hayati,
1. Pengertian Biosfer
Secara etimologi biosfer merupakan gabungan dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup
dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat)
makhluk hidup. Biosfer meliputi lapisan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Ketiga lapisan
tersebut saling berinteraksi dan membentuk lapisan biosfer tempat ditemukannya
kehidupan di bumi. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat masing-masing di
biosfer untuk tetap hidup sesuai dengan caranya. Tempat hidup itu disebut habitat, yaitu
tempat hidup suatu organisme. Tempat hidup dengan unsurunsurnya beserta makhluk
hidup yang tinggal di suatu kawasan secara keseluruhan akan membentuk sistem
kehidupan yang disebut ekosistem. Sistem kehidupan di biosfer yang sebesar bumi secara
umum dibagi menjadi ekosistem daratan (terrestrial ecosystem), ekosistem laut (marine
ecosystem), dan ekosistem air tawar (fresh water ecosystem).
Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat yang
paling sederhana individu ke tingkat organisasi yang paling kompleks (biosfer). Tingkat
organisasi dari bawah ke atas, semakin kompleks. tingkatan ekologis tersebut adalah :
1. Organisme (Individu) adalah suatu benda hidup, atau makhluk hidup.
2. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembangbiak
pada suatu daerah
tertentu. Misalnya, populasi manusia di Jakarta, populasi banteng di Baluran, atau
populasi badak di
Ujung Kulon.
3. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis yang menempati suatu daerah
tertentu
4. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang
saling memengaruhi.
5. Biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah:
1. elevasi dan morfologi
Suatu tempat memiliki ketinggian tertentu bila dihitung dari permukaan air laut (0 m).
Semakin kearah pegunungan semakin tinggi tempat tersebut inilah yang disebut dengan
elevasi. sedangkan morfologi adalah bentuk bentang alam atau kondisi relief yang
berbentuk pegunungan, bukit, dataran tinggi, dataran rendah, lereng, jurang, dsb.
Pengaruh elevasi dan morfologis terhadap persebaran flora dan fauna adalah semakin
tinggi letak suatu tempat akan memiliki kecendrungan suhu yang semakin rendah serta
kelembaban udara dan curah hujan yang tinggi. Kondisi elevasi dan morfologi ini
2. menyebabkan flora dan fauna memiliki adaptasi lingkungan sesui dengan karakteristik
flora dan fauna tersebut. Contohnya kelapa sawit, kelapa, padi dan tebu lebih sesuai hidup
di dataran rendah, sedangkan pohon pinus, teh dan bunga lonceng lebih sesuai hidup di
dataran tinggi.
2. Letak lintang Geografis
Letak lintang suatu tempat, yaitu iklim yang didasarkan
atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada
pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang
terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari, berdasarkan
iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim
dingin. ada kecendrungan makin besar akan semakin sedikit variasi flora dan fauna yang
dapat hidup, walaupun ada pengecualian di daerah padang pasir yang secara fisik tidak
dapat memenuhi syarat kehidupan dalam jumlah yang relatif banyak
3. Klimatologis
Kondisi iklim yang memiliki kelembaban udara cukup tinggi dan penyinaran matahari
yang relatif banyak menyebabkan penyebaran flora dan fauna relatif cukup besar. Dilain
pihak pada wilayah yang memiliki kelembaban udara cukup rendah dan suhu sangat
rendah (padang pasir) ataupun suhu sangat rendah (kutub) akan menyebabkan penyebaran
flora dan fauna yang relatif sedikit
4. Kesuburan tanah
Kondisi tanah yang subur secara ideal apabila terdiri atas 45%
unsur anorganik, 5% unsur organik, 25% unsur air dan 25% unsur udara. Komposisi unsur
tanah pada umumnya mampu memberikan kebutuhan dasar tanaman walaupun kebutuhan
masing-masing tumbuhan berbeda-beda. Pada kawasan tanah yang subur seperti tanah
vulkanis, tufa vulkanis, podzol, margalit, alluvial terdapat berbagai jenis vegetasi disertai
dengan jenis serangga dan unggas. Sedangkan pada tanah yang kurang subur seperti tanah
laterit, terarosa, dan kapur flora dan fauna kurang berkembang dengan baik.
3. Persebaran Fauna di Dunia
Fauna , dari bahasa Latin , atau alam hewan artinya
adalah khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau periode
tertentu. Istilah yang sejenis untuk tumbuhan adalah flora / Nabatah . Nabatah, alam hewan
dan bentuk kehidupan lain sepertifungi dalam suatu kesatuan disebut biota . Penulisan
Nabatah dan alam hewan biasanya ditulis di depan nama geografis , misalnya alam
hewan transisi , alam hewan Asia atau alam hewan Australia
Subdivisi fauna
Epifauna, Epifauna adalah hewan yang hidup di atas permukaan sedimen atau tanah.
Infauna, Infauna adalah hewan akuatik yang hidup di dasar substratum, bukan di
permukaannya. Biasanya, hewan infauna semakin jarang ditemukan seiring bertambahnya
kedalam air dan jaraknya dari garis pantai.
Microfauna, Microfauna adalah hewan mikroskopik atau sangat kecil (biasanya termasuk
hewan-hewan protozoa dan hewan yang sangat kecil, seperti rotifera).
Makrofauna, Macrofauna adalah organisme darat atau laut yang panjang tubuhnya lebih
dari atau sama dengan satu milimeter.
Megafauna, Megafauna adalah hewan besar pada tempat dan zaman tertentu. Misalnya,
megafauna Australia.
Meiofauna, Meiofauna adalah hewan invertebrata perairan berukuran kecil yang hidup di
air tawar dan air laut (asin). Istilah Meiofauna diartikan sebagai kumpulan organisme yang
lebih besar dari mikrofauna, tetapi lebih kecil dari makrofauna. Organisme ini bisa
melewati saringan berukuran 1 mm, tapi tidak dapat melewati saringan berukuran 45
μm (ukuran dapat berbeda-beda berdasarkan researcher).
Mesofauna, Mesofauna adalah hewan invertebrata daratan berukuran besar,
seperti arthropoda, cacing tanah, and nematoda.
Lain-Lain
Meliputi avifauna, yang berarti "fauna unggas" dan piscifauna (atau ichthyofauna), yang
berarti "fauna ikan".
4. Persebaran Fauna di Dunia
Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian
dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace(1876). Ada beberapa faktor alam yang
mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor
fisik yang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya perairan (sungai, danau, laut),
daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll), iklim (suhu, tekanan udara,
kelembaban, dll). Alfred Russel Wallace mengelompokkan persebaran fauna di dunia
menjadi 6 wilayah, yaitu:
Zona Australis
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia
baru, Papua, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini
adalah kanguru, kiwi, koala, platipus, terdapat juga beberapa jenis burung yang khas
wilayah ini seperti burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan kelompok reptil antara lain
buaya, kura-kura, ular piton.[1]
Zona Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika dari sebelah
selatan Gurun Sahara, Madagaskar, dan Asia Barat. Hewan yang khas daerah ini
adalah gajah afrika, badak afrika, gorila, babon, simpanse, jerapah,mamalia padang
rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, dan mamalia
pemakan serangga yaitutrenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda nil yang
hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda nil namun
5. lebih kecil. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah
Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan,kelelawar, dan anjing.[2]
Zona Neartik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub
Utara, danGreenland. Hewan khas daerah ini adalah kalkun liar, tikus
berkantung, bison, muskox, caribou, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa
jenis hewan yang ada di wilayah Paleartik seperti kelinci,kelelawar, anjing, kucing,
dan bajing.[3]
Zona Neotropik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko.
Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan bagian selatan beriklim sedang.
Hewan endemiknya ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon, ilama (sejenis unta)
di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Neotropikal sangat terkenal
sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangat beragam dan spesifik seperti
beberapa jenis monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal,
beberapa spesies burung dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.[4]
Zona Oriental
Tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Fauna Indonesia yang masuk di
wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Hewan yang khas ini adalah harimau, orang
utan, gibon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula
dua, gajah, beruang, antilope, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang
hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak,
dan harimau.[5]
Zona Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Rusia, daerah
sekitar kutub utara sampai pegunungan Himalaya, kepulauan Inggris di Eropa
Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik dan benua Afrika paling utara.
Beberapa jenis fauna paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu, panda di
cina, unta di afrika utara, binatang kutub seperti rusa, kucing kutub, beruang kutub.
Binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain, kelinci, berbagai spesies anjing,
kelelawar, bajing dan kijang telah menyebar ke wilayah lain.[6]
6. Flora
Flora, dari bahasa Latin, alam tumbuhan atau nabatah adalah khazanah segala macam
jenis tanaman atau tumbuhan. Biasanya ditulis di depan nama geografis. Misalnya,
nabatahJawa, nabatah Asia atau nabatah Australia.
Untuk hewan hal ini disebut fauna/alam hewan. Alam tumbuhan dan hewan berarti semua
khazanah kehidupan tanpa mikroba.
Persebaran Flora di Dunia
Berikut macam-macam bioma di bumi yang diklasifikasikan ke dalam 7 bioma yaitu:
1. Hutan hujan tropis (tropic rain forest)
2. Hutan gugur (decidous forest)
3. Tundra
4. Taiga (boreal forest)
5. Sabana (savana)
6. Padang Rumput (stepa)
7. Gurun (desert)
Pada tahun 1889, Clinton Hart Merriam, seorang peneliti biologi alam berpendapat bahwa
tipe tumbuhan pada suatu daerah di pengaruhi oleh suhu. Kemudian dapat dibuktikan
adanya faktor kelembaban ternyata lebih berperan daripada faktor suhu. Curah hujan yang
tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman besar. Sebaliknya, semakin
kita bergerak ke daerah dengan curah hujan rendah tumbuhan akan didominasi oleh
tumbuhan kecil, padang rumput dan akhirnya kaktus atau tanaman padang pasir.
Komunitas flora secara umum di dunia dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
Hutan, tumbuhan utama berupa pohon-pohon besar
Padang rumput, tumbuhan utama adalah rumput
Gurun, tumbuhan utama adalah kaktus.
Setiap jenis komunitas tumbuhan tersebut, dibagi lagi menjadi beberapa jenis komunitas.
Berikut ini adalah macam-macam komunitas organisme tumbuhan berdasarkan perubahan
naik garis lintang (yang berarti pola penurunan suhunya) dalam pembagian zona menurut
suhu.
Hutan tropis
Di daerah hutan basah tropika terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan, yang mungkin
berbeda dengan yang lain. Hutan-hutan basah tropika di seluruh dunia mempunyai
persamaan. Sepanjang tahun hutan cukup mendapatkan air dan keadaan alamnya
memungkinkan terjaginya pertumbuhan yang lama sehingga komunitas hutan tersebut
kompleks. Misalnya, terdapat di daerah tropika dan subtropika yang ada di Indonesia,
daerah Australia bagian utara, Papua, Afrika Tengah dan Amerika Tengah. Pohon-pohon
utama memiliki ketinggian antara 20-40 meter dengan cabang-cabangnya yang berdaun
lebat sehingga membentuk suatu tudung yang mengakibatkan hutan menjadi gelap. Dasar
hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutantersebut secara langsung.
Kelembaban selalu tinggi dan tetap dengan rata-rata 25 °C. Pada hutan bawah tropika
7. selain pepohonan yang tinggi, terdapat tumbuhan yang khas yaitu liana dan
epifit. Rotan adalah jenis liana, sedangkan anggrek adalah jenis epifit.[1]
Hutan gugur
Di daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan kadang-kadang
ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal-hal
berikut:
Curah hujan merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta adanya
musim dingin dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan penyesuaian yaitu
dengan menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim
gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti.
Tumbuhan semusim mati pada musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan
yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.
Perbedaan hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan jaraknya. Di hutan
gugur, jarak antara pohon-pohonnya tidak terlalu padat dan jumlah spesiesnya sedikit,
yaitu antara 10-20 spesies.[2]
Padang rumput
Daerah padang rumput ini terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika.
Curah hujan pada umumnya antara 250-500 mm per tahun. Hujan yang tidak teratur dan
porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan
yang dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah
padang rumput yang relatif basah, seperti yang terdapat di Amerika Utara, rumputnya
dapat mencapai 3 meter, misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses. Sedangkan
daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Contohnya adalah
rumput buffalo grasses dan rumput grama. Padang rumput terdiri dari beberapa macam
seperti berikut:
Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujan rendah. Jenis tumbuhan yang
ada adalah rumput-rumput kerdil
Praire (padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang bengan
musim panas. Rumput di praire lebih tinggi di bandingkan dengan rumput tundra.
Stepa terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari
rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
Sabana berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi.
Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah sabana adalah jenis tumbuhan yang tahan
terhadap kelembaban rendah.[3]
Padang gurun
Daerah gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput.
Keadaan alam dari padang rumput kearah gurun biasanya makin jauh makin gersang.
Curah hujan rendah yaitu sekitar 250 mm per tahun atau kurang. Hujan lebat jarang terjadi
dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan terjadi penguapan tinggi sehingga
suhu siang hari sangat panas. Pada musim panas, suhu dapat lebih dari 40 °C. Perbedaan
suhu siang dan malam hari sangat besar. Tumbuhan yang dapat hidup menahun di gurun
adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap kekurangan air dan penguapan yang
8. cepat. Pada umumnya, tumbuhan tumbuhan yang hidup di gurun berdaun kecil seperti duri
atau tidak berdaun. Tumbuhan tersebut berakar panjang sehingga dapat mengambil air dari
tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon. Apabila hujan turun,
tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga dan berbuah dengan cepat. Hal ini dapat
terjadi dalam beberapa hari saja setelah hujan, tetapi sempat menghasilkan biji untuk
berkembang lagi pada musim berikutnya.[4]
Taiga
aiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang terdapat di
hutan taiga misalnya konifera, terutama pohon picia, alder (alnus), birch (betula),
dan juniper (juniperus). Daerah ini merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies
pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara (Siberia Utara, Rusia, Amerika
Tengah dan utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3
sampai 6 bulan.[5]
Tundra
Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan kebanyakan di daerah lingkungan
kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang dan gelap dan musim panas
yang panjang dan serta terang terus menerus. Daerah tundra di kutub dapat ini dapat
mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 23½°LU/LS. Di daerah
ini tidak ada pohon yang tinggi, kalau ada pohon maka pohon itu terlihat pendek seperti
semak. Di daerah tundra ini banyak terdapat lumut terutama sphagnum dan lichens(lumut
kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang
mencolok dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek sehingga pada musim
pertumbuhan, pemandangannya sangat indah. Tumbuhan di daerah ini dapat beradaptasi
terhadap keadaan yang dingin sehingga akan tetap hidup meskipun dalam keadaan beku. [6]
Persebaran Flora Di Indonesia
Hutan Musim
Hutan musim terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki
perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau
pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh
hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa
Tengah dan Jawa Timur.[7]
Hutan Hujan Tropis
Hutan ini terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan
dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang
tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia, hutan hujan tropis
terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.[8]
Sabana
Sabana terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput
yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur.[9]
9. Stepa
Stepa adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah
hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terdapat di Nusa Tenggara Timur. Stepa sangat
cocok untuk peternakan.[10]
Hutan Bakau atau Mangrove
Hutan bakau tumbuh di dekat pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di
pantai Papua, Sumatera bagian timur, Jawabagian utara, Kalimantan Barat dan Kalimantan
Selatan.[11]