Materi berikut berisikan tentang definisi sterilisasi, desinfektan, dan antispetika. Selain itu juga terdapat penjelasan tentang macam-macam metode sterilisasi yang dapat diterapkan untuk produksi sediaan sediaan steril. Di setiap metode disertai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semoga bermanfaat.
S1 Farmasi Universitas Malahayati Bandar Lampung.
Program higiene dan sanitasi sarana pengolahan pangan mencakup higiene pekerja, sanitasi lingkungan pabrik, dan penanganan bahan baku untuk mencegah kontaminasi mikroba dan menjaga mutu produk pangan.
Dokumen tersebut membahas tentang limbah dan proses daur ulang limbah. Limbah dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, seperti korosif, beracun, reaktif, mudah meledak, dan mudah terbakar. Proses daur ulang limbah bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah, mencegah polusi, dan menghasilkan produk baru yang bermanfaat.
Materi berikut berisikan tentang definisi sterilisasi, desinfektan, dan antispetika. Selain itu juga terdapat penjelasan tentang macam-macam metode sterilisasi yang dapat diterapkan untuk produksi sediaan sediaan steril. Di setiap metode disertai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semoga bermanfaat.
S1 Farmasi Universitas Malahayati Bandar Lampung.
Program higiene dan sanitasi sarana pengolahan pangan mencakup higiene pekerja, sanitasi lingkungan pabrik, dan penanganan bahan baku untuk mencegah kontaminasi mikroba dan menjaga mutu produk pangan.
Dokumen tersebut membahas tentang limbah dan proses daur ulang limbah. Limbah dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, seperti korosif, beracun, reaktif, mudah meledak, dan mudah terbakar. Proses daur ulang limbah bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah, mencegah polusi, dan menghasilkan produk baru yang bermanfaat.
Keamanan kerja di BDRS memerlukan berbagai faktor seperti fisik bangunan, ruang kerja, pedoman, personil, peralatan, dan penanganan limbah yang sesuai standar keamanan, termasuk menerapkan universal precautions dan pelatihan kepada pegawai.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian infeksi, meliputi pengertian infeksi, rantai penularan infeksi, agen penyebab infeksi, cara penularannya, serta langkah-langkah pencegahan seperti cuci tangan, pemakaian sarung tangan, teknik aseptik, penanganan sampah medis, dan sterilisasi atau desinfeksi peralatan.
Keamanan kerja di BDRS memerlukan berbagai faktor seperti fisik bangunan, ruang kerja, pedoman, personil, peralatan, dan penanganan limbah yang sesuai standar keamanan, termasuk menerapkan universal precautions dan pelatihan kepada pegawai.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian infeksi, meliputi pengertian infeksi, rantai penularan infeksi, agen penyebab infeksi, cara penularannya, serta langkah-langkah pencegahan seperti cuci tangan, pemakaian sarung tangan, teknik aseptik, penanganan sampah medis, dan sterilisasi atau desinfeksi peralatan.
2. Kualitas Udara
• Desifeksi Udara: dry mist dengan H2O2
(direkomendasikan)
• TIDAK direkomendasikan:
– Fogging
– Sinar UV, KECUALI untuk terminal dekontaminasi ruangan
pasien infeksi airborne, misal TB
• Pembatasan jumlah personil di ruangan
• Ventilasi memadai
• Kapan kultur permukaan lingkungan?
– Tidak direkomendasikan rutin
– Terutama saat outbreak atau renovasi
3. Metode Desinfeksi Ruang/Lingkungan
• Metode Fisik
1. Ozon (O3)
2. Sinar UV dosis 1800-6500 uw/cm2, 240-280 nm
(dekontaminasi terminal)
3. Filtrasi/penyaringan, dengan HEPA
4. Kombinasi 1, 2, 3 dengan FASS
• Metode Kimia
1. Desinfeksi udara (H2O2)
2. Desinfeksi permukaan
4. Permukaan Lingkungan
• Permukaan lingkungan datar:
– Bebas debu
– Bebas sampah
– Bebas serangga & binatang pengganggu
• Di ruang perawatan TIDAK dianjurkan:
– Karpet
– Bunga segar maupun bunga plastik
– Tanaman pot
5. Desinfeksi Permukaan Lingkungan
• Kapan?
– permukaan horisontal secara rutin setiap hari
(minimal 2x/hari)
– Sebelum pasien masuk
– Setelah pasien keluar
– Bila terlihat kotor
6. Desinfeksi Permukaan Lingkungan
• Ruang Lingkup apa saja?
– Lantai
– Dinding, Pintu, Jendela, Gorden
– Langit-langit, Atap
– Barang yang sering tersentuh tangan, e.g: nakas
disamping tempat tidur,tepi tempat tidur (bed
rails), tiang infus, tombol telpon, gagang pintu,
permukaan meja kerja, anak kunci, dll.
– Sarana Prasarana Sanitasi (Wastafel, Kamar Mandi,
Closet, Urinal, Spoelhoek)
7. Pembersihan Permukaan Lingkungan
• Prinsip & Metode:
– cara basah (kain basah)
– Pembersihan kering/lantai dengan mop (bila mungkin
dari microfiber)
– Hindari penggunaan alat kebersihan yang dapat
menyebarkan debu, e.g: sapu ijuk
– Dengan desinfektan sesuai zonasi ruang
– Alat kebersihan dan mop berbeda di setiap ruangan
di zona risiko tinggi dan zona risiko sangat tinggi,
tidak digunakan untuk ruang lain
– Kode Warna untuk alat kebersihan dan mop
– Alat pembersih harus dicuci dan dikeringkan setelah
pakai dan sebelum disimpan
8. Pembersihan Permukaan Lingkungan
• Desinfektan yang digunakan:
– Larutan natrium hipoklorit 0.05 – 0.5% (paling
sering)
– Untuk area sempit: alkohol
– Untuk permukaan ruang rawat: larutan peroksida
(H2O2) 0.5 – 1.4%
– Untuk permukaan kamar operasi: larutan
peroksida (H2O2) 2%
– Untuk udara: H2O2 5-35% (dry mist)
9. Zonasi Ruangan
Pengelompokan ruangan menurut risiko penularan penyakit
• R. Operasi, R. Perawatan Gigi, R. Bedah Mulut, R.
Bersalin, IGD, R. Patologi
Zona Risiko
Sangat Tinggi
• R. Isolasi penyakit menular, R. Perawatan Intensif
(HCU), Laboratorium, Radiologi, Kamar Jenazah
Zona Risiko
Tinggi
• R. Rawat Inap bukan penyakit menular, Rawat
Jalan, R. Tunggu Pasien, Instalasi Gizi
Zona Risiko
Sedang
• R. Administrasi, R. Rapat, R. Diklat,
Zona Risiko
Rendah
10. Pembersihan Permukaan Lingkungan
di Kamar Bayi
• Jangan menggunakan desinfektan untuk
membersihkan boks bayi dan inkubator ketika
alat tersebut sedang terisi pasien
• Jika desinfektan digunakan untuk terminal
cleaning boks bayi dan inkubator, bilas
permukaan dengan air dan keringkan sebelum
digunakan lagi
CDC’s Infection Control Guideline, 2018
11. Pembersihan Tumpahan (spill) bahan
infeksius
• Prinsip:
– Gunakan APD (jika ada benda tajam, gunakan
penjepit/forceps dan buang benda tajam di safety box)
– Gunakan bahan absorbent sekali pakai untuk membersihkan
material tumpahan, buang di tempat sampah infeksius
– Bersihkan area terkontaminasi tumpahan dengan
desinfektan
Volume Tumpahan Desinfektan
Sedikit (< 10 mL) Na-Hipoklorit 5.25-6.15% diencerkan 1:100
Banyak (> 10 mL) Na-Hipoklorit 5.25-6.15% diencerkan 1:10
CDC’s Infection Control Guideline, 2018