Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan bahan alam untuk mengobati hipertensi. Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati dan banyak spesies tumbuhan yang memiliki khasiat obat, termasuk untuk menurunkan tekanan darah. Dokumen ini menjelaskan beberapa tanaman obat tradisional yang umum digunakan untuk hipertensi beserta cara penggunaannya, serta langkah-langkah aman dalam mengolah obat tradisional di rumah

1. Pengenalan Bahan Alam
Untuk Hipertensi
Muhammad Sa’ad, M.Farm
Wirun, Mojolaban, 15-16 Desember 2022

2. Pendahuluan
➢ Indonesia Urutan Kedua terkaya dalam keanekaragaman
hayati, terkaya #1 bila biota laut diikutkan (40,000 spesies di
Bumi, Indonesia memiliki 30,000)
➢ 9,600 spesies diketahui memiliki khasiat obat
➢ 300 spesies digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh
Industri Obat Tradisional
➢ 400 etnis → kaya pengetahuan tradisional

3. Pendahuluan
Obat bahan alam
Indonesia dibagi
menjadi 3,
berdasarkan
tingkat pembuktian
khasiat,
persyaratan bahan
baku, dan
pemanfatannya:
3
Penggunaan turun menurun
Bahan baku tidak di standarisasi
Untuk Pengobatan Sendiri
Pembuktian khasiat & kemanan dgn Uji
Preklinik
Bahan baku di standarisasi
Untuk Pengobatan Sendiri
Pembuktian khasiat & kemanan dgn Uji
Preklinik & Klinik
Bahan baku & produk jadi di standarisasi
Untuk Pelayanan Kesehatan Formal
Obat Tradisional: Bahan atau ramuan bahan yang berupa
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
(BPOM, 2019)

4. Herbal Untuk Hipertensi
Mengkudu (Morinda citrifolia)
Nama Daerah: Pace, Kemudu, Cengkudu,
Kodhuk, Wengkudu, Noni
Bagian yang digunakan: Buah
Indikasi: Hipertensi
Kontraindikasi: kehamilan, laktasi, anak,
hiperkalemia, alergi
Peringatan: Gastritis, obat diabetes, urin merah
muda-coklat
Efek Samping: sedasi, mual, muntah, alergi,
hiperkalemia
Interaksi: Obat ACE Inhibitor, Anatgonis
Receptor Angiotensin II, diuretic hemat kalium,
mengurangi efek imunosupresan
Posologi: 2x1 kapsul (500 mg ekstrak)/Hari

5. Herbal Untuk Hipertensi
Rosela
(Hibiscus sabdarifa)
Nama Daerah: Gamet Walanda, Kasturi Roriha, Merambos Ijo, Kesew Jawe,
Asem Rejang, Asam Jarot
Bagian yang digunakan: Kelopak Bunga
Indikasi: Hipertensi ringan dan sedang
Kontraindikasi: anak
Peringatan: Gastritis
Efek Samping: alergi & hipersensitif
Interaksi: floroquinolon, asetaminofen, estrogen
Posologi: 3x1 tea bag (3g serbuk)/hari, seduh dalam 1 cangkir air ; 1x1
kapsul (500mg ekstrak)/hari

6. Herbal Untuk Hipertensi
Seledri (Apium graveolens)
Nama Daerah: Seledri, Saladri
Bagian yang digunakan: Herba
Indikasi: Hipertensi
Kontraindikasi: gangguan ginjal
akut, infeksi ginjal, dan kehamilan,
alergi
Peringatan: Herba lebih dari 200g
sekali minum → penurunan tekanan
darah tajam, syok, diuretik
Efek Samping: alergi dermatitis
Interaksi: obat antihipertensi,
diuretik, pengencer darah (aspirin,
warfarin)
Posologi: 3x1 tablet (2g serbuk
biji)/hari; 3x1 kapsul (100mg ekstrak
herba)/hari

7. Herbal Untuk Diuretik
Alang-alang (Imperium cylindrica)
Nama Daerah: Naleueng lakoe,
hilalang, tingen, puang, padang,
buhang, belalang, bolalang, eurih,
kebut, angbengan, pandengo, padanga
Bagian yang digunakan:
Akar/Rimpang
Indikasi: Diuretik
Kontraindikasi: belum diketahui
Peringatan: belum diketahui
Efek Samping: pusing, mual, ingin
defekasi
Interaksi: belum diketahui
Posologi: 3x1 sachet (10g serbuk)/hari;
rebus dengan 2 gelas air sampai
menjadi 1 gelas

8. Herbal Untuk Diuretik
Kumis kucing (Orthosipon stamineus)
Nama Daerah: Kumis ucing, brengos kucing, songot koceng, remujung,
sesaseyan
Bagian yang digunakan: daun
Indikasi: Diuretik
Kontraindikasi: hipersensitif, udem karena penyakit jantung atau ginjal
Peringatan: hindari jangka waktu lama, dianjurkan banyak minum air putih (2
liter per hari)
Efek Samping: -
Interaksi: belum diketahui
Posologi: 3x1 kapsul (280 mg ekstrak)/hari

9. Herbal Untuk Diuretik
Meniran (Phylantus niruri)
Nama Daerah: Gosau na dungi, gosau
madungi roriha, daun gendong anak,
memeniran
Bagian yang digunakan: Herba
Indikasi: Diuretik
Kontraindikasi: kehamilan, penyakit jantung,
hipoglikemia
Peringatan: dosis tinggi → aborsi, pemakaian
berlebih → impotensi
Efek Samping: hipotensi, hipoglikemia,
gangguan elektrolit
Interaksi: obat antihipertensi, meningkatkan
kerja insulin/obat antidiabetes
Posologi: 2x1 kapsul (25mg ekstrak)/hari

10. Saintifikasi Jamu

11. Bahan dan Formulasi
Bahan: Herba Seledri, herba pegagan, daun kumis kucing,
rimpang temulawak, rimpang kunyit dan herba meniran
Formulasi Ramuan:
Rebusan:
• herba seledri 5g
• herba pegagan 3g
• daun kumis kucing 3g
• rimpang temulawak 3g
• rimpang kunyit 3g
• herba meniran 3g
Seduhan:
• herba seledri 5g
• herba pegagan 3g
• daun kumis kucing 3g
• rimpang temulawak 3g
• rimpang kunyit 3g
• herba meniran 3g

12. Penggunaan
Seduhan jamu hipertensi dapat menghilangkan gejala klinis hipertensi
(pusing/sakit kepala, tengkuk kaku/ cengeng dan pegel linu) subjek
penelitian sedikit lebih cepat dari pada rebusan jamu hipertensi
Kesimpulan

13. ➢ Obat Herbal →
✓Tunggal, atau racikan;
✓tanaman utuh (herba), rajangan, serbuk, ekstrak
(sari);
✓Segar, atau dikeringkan
➢ Obat herbal segar → jamu gendong
➢ Bahan baku kering → dihaluskan/digiling (jamu
serbuk), jamu instan
➢ Bahan baku ekstrak → ekstrak dikeringkan,
dimasukan kapsul/dibuat tablet
Teknik Meracik Obat Herbal

14. Bahan baku obat herbal
• Bahan baku segar → perhatikan usia pemanenan
– Misal, rimpang (jahe, kunir, temulawak, dll) dipanen pada 8-
10 bulan, pada musim kemarau
• Bahan baku kering → perhatikan cara pengeringannya
(oven/sinar matahari), misal:
– Akar, kayu, kulit batang → umumnya dikeringkan dengan
sinar matahari langsung
– Daun, bunga, buah → oven 50oC, atau sinar matahari ditutup
dengan kain gelap

15. Meracik Obat Herbal
• Tujuan meracik → mendapatkan efek sinergisme
• Meracik obat herbal/jamu yang rasional, mengikuti
prinsip 4T+1W:
– Tepat bahan baku
– Tepat dosis
– Tepat waktu penggunaan
– Tepat cara penggunaan
– Waspada efek samping

16. Tepat Bahan Baku
Lempuyang, ada beberapa jenis lempuyang
– Lempuyang emprit → menambah napsu makan
– Lempuyang wangi → melangsingkan badan
– Lempuyang gajah
Tepat Dosis
• Misalnya, untuk menurunkan tekanan
darah dengan mentimun, cukup 1 buah
mentimun, bila lebih dari 3 buah → tensi
drop
• Dosis obat herbal menggunakan istilah
antropometri → genggam, jimpit, ruas, dll
Meracik Obat Herbal

17. Satuan takar
dalam penggunaan ramuan obat tradisional
• 1 genggam setara dengan 80 g bahan segar
• bahan kering (simplisia) setara dengan 40-60 %
dari bahan segar
• 1 ibu jari setara dengan 8 cm atau 10 g bahan
segar
• 1 cangkir setara dengan 100 mL
• 1 gelas = 1 gelas belimbing setara dengan 200
mL
• 1 sendok makan (sdm) setara dengan 15 mL
• 1 sendok teh (sdt) setara dengan 5 mL
Meracik Obat Herbal

18. Tepat Waktu Penggunaan
Misal, jamu yang mengandung kunir tidak boleh dikonsumsi pada ibu hamil
trimester pertama (menyebabkan keguguran), trimester akhir diperbolehkan
Tepat Cara Penggunaan
• Misalnya, daun kecubung untuk asma
• Penggunaannya 7 lembar daun kering,
dibakar, asapnya dihisap
• Daun direbus, diminum → mabok kecubung
Meracik Obat Herbal

19. Waspada Efek Samping
Beberapa tanaman obat bisa menyebabkan efek samping serius, misal:
daun tapak dara dapat menyebabkan sumsum tulang belakang kering
Meracik Obat Herbal

20. Bagaimana langkah aman
mengolah Obat Tradisional di
Rumah Tangga?
• Alat & Tempat → pastikan bersih, bahan stainless steel
• Kebersihan diri → pakaian bersih, tangan bersih, dll
• Sortasi → pisahkan benda asing dr bahan obat
• Pencucian → dicuci dengan air mengalir, bila kotoran melekat
kuat, dapat dengan bantuan sikat lembut
• Penirisan → dilakukan setelah pencucian untuk
menghilangkan sisa air
• Perajangan → untuk memperkecil ukuran → hasil penyarian
lebih optimal → gunakan pisau antikarat

21. Merebus atau menyeduh bahan dengan air bersih secukupnya
menggunakan wadah yang berbahan logam antikarat atau keramik dengan
air mendidih dengan lama pendiaman disesuaikan dengan simplisia nabati
yang digunakan. Untuk akar, rimpang, kayu, kulit batang, buah atau biji
dapat dilakukan pendiaman yang lebih lama untuk menyari zat
berkhasiatnya dibandingkan bunga dan daun.
– Simplisia nabati segar/kering direbus dalam air mendidih
suhu 100oC selama 15-30 menit tergantung kemudahan
penyarian
– Serbuk kering dapat diseduh dalam satu gelas air mendidih
selama 5 menit
Bagaimana langkah aman
mengolah Obat Tradisional di
Rumah Tangga?

22. Bagaimana langkah aman
mengolah Obat Tradisional di
Rumah Tangga?
• Konsumsi dan Penyimpanan
– Larutan hasil rebusan yang diperoleh kemudian
disaring dan diminum pada kondisi hangat.
– Simpan dalam wadah yang sesuai (hindari botol
bekas, kondisi suhu sejuk dan tidak terlalu lama.
– Pastikan sebelum dikonsumsi tidak terjadi perubahan
organoleptik (bau, rasa dan warna) dari obat
tradisional yang disimpan.

23. Apa yang harus diperhatikan ketika
memanfaatkan obat tradisional?

24. Referensi
1. Permenkes No.6 Tahun 2016 Tentang Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
2. Kemenkes RI No.381/MENKES/SK/III/2017 Tentang Kebijakan Obat Tradisional
Nasional
3. Kemenkes RI No. HK.01.07/MENKES/187/2017 Tentang Formularium Ramuan Obat
Tradisional Indonesia
4. B2P2TOOT, 2017, Jamu Saintifik Suatu Lompatan Ilmiah Pengembangan Jamu
5. Triyono A, Ridha P, Ardianto D, 2018, Uji Klinik Khasiat Sediaan Rebusan Ramuan
Jamu Hipertensi Dibanding Seduhan Jamu Hipertensi, Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia Vol.16 No.1: 78-85
6. Perka BPOM Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat
Tradisional
7. BPOM, 2020, Buku Saku Obat Tradisional Untuk Daya Tahan Tubuh
8. https://www.jamudigital.com/berita?id=Ragam_Cara_Teknik_Meracik_Herbal,
diposting Rabu, 30 Mei 2018, diakses Rabu, 14 Desember 2022