SlideShare a Scribd company logo
PENGARUH DOSIS IRADIASI TEHADAP SIFAT FISIK- KIMIA MEMBRAN
           KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELL




                                Gatot Trimulyadi Rekso

                       Pusat AplikasiTeknologi Isotop dan Radiasi
                             Badan Tenaga Nuklir Nasional
                 Jl. Cinere, Ps Jumat PO Box 7002 JKSL, Jakarta 12070
                   Fax : 021 7513270. E-mail : gatot28@batan.go.id


                                       ABSTRAK


Dalam upaya menaikkan nilai tambah dari polimer alam yang berasal dari limbah kulit
udang, telah dilakukan modifikasi khitosan menggunakan reaksi kopolimerisasi iradiasi
dengan polimer asam akrilat untuk mendapatkan suatu bahan membran. KM- Khitosan
dengan konsentrasi 3,0 % b/v dicampur dan dihomogenkan dengan asam akrilat.
Selanjutnya bahan dikemas dalam plastik film polipropilen (PP) dan diiradiasi pada dosis
5, 10, 15, 20, dan 25 kGy menggunakan sinar gamma. Kemudian dibuat film dengan
menuangkan larutan kental pada lempengan kaca dengan ketebalan 10 mm dan
keringkan dalam oven vacum 500 C. Pengujian film kitosan–asam akrilat meliputi uji
fraksi gel (padatan tidak larut) dengan metode ekstraksi soxlet, kekuatan tarik dengan alat
tensile strength dan analisis gugus fungsi dengan FTIR dan sifat termal dengan DSC.
Hasil penelitian menunjukkan dosis iradiasi yang optimal adalah 15 kGy diperoleh sifat
fisik film KM kitosan-akrilat yang tertinggi. Sifat film yang diperoleh sebagai berikut :
fraksi gel sebesar 85,0 % %, kekuatan tarik sebesar 148 kg/cm2 dan titik leleh sebesar
246,0 oC.




                                      ABSTRACT
In the purpose to increase the added value of the quality marine natural polymer,
modification of CM-chitosan has been carried out by copolymerization radiation with
acrylic acid to prepare a new material. C-M Chitosan with the concentrations ranged of
3.0 % was mixed and then homogenized with acrylic acid. The samples were packed in
the polypropylene (PP) plastic film then irradiated by gamma at the doses of 5, 10, 15, 20
and 25 kGy. For the preparing of thin film the chitosan solution was casting on the flat
glass for 10 mm thickness and dry by vacuum oven at 500C. After evaluation, it was
                                                                                      1
found that the chemical and physical showed that the best condition for copolymerization
of chitosan with acrylic acid was that in the irradiation dose of 15 kGy . Gel fraction
increases with increasing the irradiation dose till 15 kGy. The properties of chitosan -
acrylic acid copolymerization were as follows; gel fraction was 60%, the tensile strength
of the film was 148 Kg/cm2 and the melting point was 2460 C.
Kata kunci : Iradiasi sinar gamma; KM Khitosan


PENDAHULUAN
Polimer alam saat ini menjadi perhatian peneliti untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku
berbagai keperluan industri. Khitosan adalah polisakarida yang banyak terdapat di alam setelah
selulosa. Keberadaan khitosan di alam terutama terdapat sebagai limbah dari kulit udang dan
kepiting. Pemanfaatan limbah kulit udang dan kepiting sebagai khitosan selain dapat mengatasi
masalah lingkungan juga dapat menaikkan nilai tambah bagi petani udang, mengingat saat ini
limbah kulit udang hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Khitosan mempunyai sifat spesifik
yaitu adanya sifat bioaktif, biokompatibel, pengkelat, anti bakteri dan dapat terbiodegradasi.(1).
Hasil isolasi kulit udang dan kepiting akan menghasilkan senyawa khitin yang merupakan polimer
dari glukosamin yaitu polisakarida yang mengandung gugus asetatamida, sedangkan khitosan
merupakan hasil proses hidrolisa khitin dengan alkali sehingga terjadi proses deasetilasi dari
gugus asetamido menjadi gugus amina (2)


Fuel cell merupakan sumber energi alternatif pengganti minyak bumi yang bersifat dapat
diperbaharui, ramah lingkungan (bebas emisi CO2), dan mempunyai efisiensi tinggi. Fuel cell
dapat langsung mengubah energi kimia bahan bakar menjadi energi listrik seperti halnya
baterai. Untuk keperluan portable, jenis fuel cell yang sering digunakan antara lain Proton
Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) dan Direct Methanol Fuel Cell (DMFC). Salah satu
komponen yang penting dalam PEMFC dan DMFC adalah polielektrolit. Hingga saat ini
polielektrolit yang banyak digunakan adalah Nafion yang diproduksi oleh Du Pont. Nafion
mempunyai konduktivitas penghantar ion yang tinggi, sifat mekanik, dan kestabilan kimia serta
termal yang baik. Akan tetapi biaya produksi dan crossover metanol yang tinggi menjadi kendala
penggunaan Nafion. Oleh karena itu, saat ini banyak dikembangkan material baru yang
diharapkan       dapat      menggantikan        fungsi      Nafion      dalam       fuel     cell.
Salah satu material yang diduga dapat menggantikan Nafion adalah khitosan. Khitosan
merupakan polielektrolit alam dengan beberapa sifat penting yang diperlukan untuk material



                                                                                             2
membran. Sifat-sifat tersebut antara lain inert, hidrofilik, dan tidak larut dalam air serta pelarut
organik


Khitosan mempunyai gugus amin sehingga kitosan bersifat reaktif, dengan sifat fisika dan
kimia yang dimilikinya, salah satu aplikasi khitosan adalah sebagai membran fuel cell.
Khitosan sebagai polimer alam memiliki sifat fisik yang relatif rendah dibandingkan
polimer sintetis. Oleh karena itu, penambahan monomer sintetis akan memperkuat sifat
fisik film yang terbentuk sehingga dapat diaplikasikan sebagai bahan membran fuel
cell(4).



Penggunaan teknik iradiasi sinar gamma ditujukan untuk mendapatkan hasil ikat silang antara
KM-khitosan dan asam akrilat yang homogen dan mempunyai sifat fisik yang kuat. Selain itu,
teknik ini tidak mengurangi gugus aktif pada khitosan dan asam akrilat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan monomer asam akrilat
pada larutan KM-kitosan terhadap sifat fisika dan kimianya serta untuk meningkatkan
sifat film khitosan, sehingga diperoleh film khitosan dengan sifat fisik yang kuat, tidak
mudah rapuh dan dapat diaplikasikan sebagai bahan membrane fuel cell. Selain itu,
dengan melakukan penambahan berbagai variasi konsentrasi asam akrilat pada larutan
khitosan yang kemudian diiradiasi dengan sinar gamma, dapat diketahui peningkatan
sifat kimia dan fisika membran yang di hasilkan


Bahan dan metode
Bahan penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah limbah kulit udang putih (Penaeus merquensis)
yang diperoleh dari desa Gebang – Cirebon. Kulit udang dengan bobot lebih kurang 0,5
kg yang telah kering dibersihkan dari kotoran kotoran yang masih melekat, sehingga
diperoleh cangkang yang bersih selanjutnya dikeringkan dalam oven vakum pada
temperatur 500 C.



Prinsip Penelitian



                                                                                               3
Penelitian ini dilakukan dua tahap. Pada tahap pertama, Khitin diisolasi dari kulit udang melalui
proses deproteinasi dan demineralisasi. Lalu dilanjutkan dengan proses deasetilasi menjadi
kitosan. Pada tahap kedua, dilakukan pembuatan film khitosan-asam akrilat yang diiradiasi
dengan sinar gamma dari sumber Co-60, dilanjutkan pengeringan dalam oven vakum 500 C. Pada
tahap ini dilakukan penambahan berbagai variasi konsentrasi asam akrilat. Pengujian film
kitosan-asam akrilat meliputi uji fraksi gel dengan metode ekstraksi soxlet, kekuatan tarik
dengan alat tensile strength dan analisis gugus fungsi dengan FTIR dan sifat termal dengan DSC.


Isolasi khitin : Proses isolasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu :


Proses Deproteinasi : Sebanyak ±200 g sampel kulit udang ditambahkan larutan natrium
hidroksida 1 N (1:10 b/v), kemudian diaduk-aduk. Setelah itu dilakukan perendaman selama
satu malam. Kulit udang tersebut dicuci menggunakan air bersih sampai pH netral, disaring dan
dikeringkan.


Proses Demineralisasi : Kulit udang yang telah kering hasil dari proses deproteinasi
ditambahkan asam klorida 1 N (1:10 b/v), kemudian diaduk-aduk. Setelah itu dilakukan
perendaman selama satu malam. Kulit udang tersebut dicuci menggunakan air bersih sampai
pH netral, disaring dan dikeringkan.




Proses Deasetilasi Kitin : Kitin yang diperoleh dari hasil deproteinasi dan demineralisasi
kemudian dideasetilasi untuk mendapatkan kitosan. Khitin dimasukkan ke dalam beaker gelas,
ditambahkan natrium hidroksida 50% (1:15 b/v) lalu dipanaskan dalam penangas air selama tiga
jam pada suhu 110-120 oC. Setelah itu disaring, dan padatan yang diperoleh dicuci dengan
aquades sampai pH netral lalu dikeringkan dalam oven pada 1050C.


Pembuatan karboksilmetilkhitosan (KM-khitosan)
Khitosan yang dihasilkan ditambahkan isopropanol sambil diaduk kemudian tambahakan
natrium hidroksida 30% dan biarkan pada suhu kamar selama 3 jam. Kemudian reaksikan
dengan asam khloroasetat pada temperatur 600 C selama 2 jam, kemudian saring dan bilas
dengan metanol dan selanjutnya dicuci menggunakan etanol dan keringkan dalam oven vakum
dengan temperatur 500 C.



                                                                                            4
Pembuatan film KM-khitosan-asam akrilat


Pembuatan film KM-khitosan dengan dengan melarutkan 3 % dalam larutan asam asetat 1 %,
kemudian dibuat dengan cara pencetakan (casting) dalam bentuk lapisan tipis. Dilakukan
berbagai variasi konsentrasi asam akrilat yang ditambahkan pada larutan khitosan yaitu 0%;
0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5%; 3,0%; 3,5%; 4,0%; 4,5%; dan 5,0%;          yang kemudian diiradiasi
dengan sinar gamma pada dosis 10 kGy. .


Analisa film KM-kitosan-asam akrilat


Fraksi Gel


Ekstraksi dilakukan selama 8 jam, film KM-khitosan-asam akrilat yang telah diekstraksi kemudian
dikeringkan dalam oven pada 105oC, lalu ditimbang.


                              Fraksi gel = (W2 / W1) x 100%

Dimana: W1 = Berat sampel film khitosan-asam akrilat mula-mula (g).

W2 = Berat sampel film KM-khitosan-asam akrilat setelah ekstraksi (g).

Kekuatan Tarik


Untuk mengukur kekuatan tarik, sampel film KM-khitosan-asam akrilat dicetak terlebih dahulu
dengan alat pencetak, kemudian spesimen uji tersebut dijepit pada kedua ujungnya. Salah satu
ujung dibuat tetap dan diaplikasikan sebuah beban yang naik sedikit demi sedikit ke ujung
lainnya sampai sampel tersebut patah. Jarak perjalanan pendulum setelah sampel patah diambil
sebagai ukuran kekuatan impak. Pengujian kekuatan tarik ini menggunakan alat tensile strength.


Analisis Termal

Pengujian transisi termal film KM-khitosan-asam akrilat menggunakan alat Differential
Scanning Calorimetry (DSC). Sampel ditimbang              10 -15 mg, kemudian ditempatkan
dalam cangkir aluminium sangat kecil.            Sebagai referensinya digunakan          cangkir
aluminium kosong. Sampel dan referensi keduanya lalu dipanaskan. Energi disuplai


                                                                                             5
untuk menjaga suhu-suhu sampel dan referensi tetap konstan. Perbedaan daya listrik
antara sampel dan referensi (d Q/dt) dicatat dalam bentuk termogram.



Hasil dan pembahasan


Hasil dan pembahasan


Karakterisasi khitosan .

Hasil khitosan yang diperoleh dikarakterisasi antara lain warna secara, kadar air , masa molekul
relative dan derajat deasetilasi :

                               Tabel 1. Karakter khitosan hasil isolasi

                No         Analisa                          Hasil Analisa



                1          Kadar air (%)                    9,2

                2          Kadar abu (%)                    0,3

                3          Derajat Deasetilasi (%)          75,2

                4          Bobot Molekul (g/mol)            1,6590 x 104

                5          Viskositas (cPs)                 446,7



Khitosan dengan karakter seperti diatas, selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar khitosan
yang dipergunakan pada penelitian ini.




                                                                                           6
Gambar 1 . Film KM-kitosan akrilat yang dihasilkan

Fraksi Padatan

Grafik hasil analisis fraksi padatan dengan menggunakan metode ekstraksi soxlet
terhadap film KM-khitosan pada berbagai dosis iradiasi dengan konsentrasi asam akrilat
3 % dapat dilihat pada Gambar 1.

                         100

                         80
    Fraksi Padatan (%)




                         60

                         40

                         20

                           0
                               0     5       10      15        20        25    30         35

                                                  Dosis iradiasi (kGy)
                          Gambar 1 Hubungan antara dosis iradiasi dengan persentase fraksi padatan




Gambar 1 menunjukkan pengaruh dosis iradiasi terhadap fraksi padatan pada kopolimerisasi
asam akrilat-khitosan. Hasilnya menunjukkan persen frakasi padatan                         meningkat dengan
meningkatnya dosis iradiasi sampai dengan 15 kGy. Hal ini dapat dijelaskan bahwa makin
tingginya dosis iradiasi, jumlah radikal yang terbentuk juga bertambah sehingga difusi monomer
ke dalam matriks khitosan akan meningkat, di samping itu kemungkinan tumbukan antara
molekul monomer dengan radikal khitosan yang terbentuk akan meningkat pula. Akan tetapi
dosis iradiasi di atas 15 kGy                     fraksi padatan mulai terejadi penurunan.hal ini karena
homopolimer yang terbentuk lebih tinggi sehingga meningkatkan viskositas larutan                       yang
menyebabkan hambatan difusi monomer ke dalam matriks khitosan.

Pengukuran gugus fungsi dengan FTIR



                                                                                                       7
Untuk mengetahui telah terjadinya polimerisasi pada larutan KM-kitosan dilakukan pengujian
sifat-sifat serapan gelombang infra merah dengan Fourier Transform Infra Red. Pengujian ini
dilakukan pada sampel film khitosan dalam 1% asam asetat dan film KM-khitosan dalam 1%
asam asetat yang ditambahkan monomer asam akrilat dengan konsentrasi 3,0% dan diiradiasi
dengan dosis 15 kGy.

Untuk membandingkan serapan infra merah film kitosan tersebut, maka dipelajari perubahan
gugus fungsi yang terjadi melalui spektrum FT-IR yang ditunjukkan pada Gambar 2, 3..




                         Gambar 2 Spektrum FT-IR film KM-khitosan




 Gambar 3. Spektrum FT-IR film KM-khitosan yang ditambahkan 3,0% monomer asam
                                           akrilat



Ciri khas telah terjadi kopolimerisasi asam akrilat pada larutan KM-khitosan, yaitu dengan
ditunjukkan oleh perubahan nilai absorbansi gugus fungsi karbonil. Pada 1665 cm-1,
menunjukkan perubahan puncak gugus fungsi karbonil akibat penambahan monomer asam
akrilat.

                                                                                       8
Kekuatan Tarik


Grafik hasil analisis kuat tarik dengan menggunakan alat tensile strength terhadap film KM-
khitosan pada konsentrasi asam akrilat 3,0 % dengan berbagai dosis iradiasi dapat dilihat pada
Gambar 4. Tegangan putus merupakan salah satu parameter yang penting pada karakteristika
polimer yang menunjukkan kekuatan tariknya (tegangan putus). Gambar 4 menyajikan pengaruh
iradiasi terhadap tegangan putus film khhtosan-asam akkrilat. Terlihat bahwa dengan naiknya
dosis iradiasi hingga 15,0 kGy tegangan putus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dosis
iradiasi hingga 3,5 % terjadi reaksi ikatan silang optimum, tetapi pada dosis iradiasi di atas
15kGy terjadi penurunan nilai tegangan putus. Hal ini di karenakan terbentuknya pengikatan
silang anatara khitosan dan asam akrilat terjadi penurunan, sehingga kekuatan tariknya
menurun juga.




                                  160
       Kekuatan Tarik (kg/cm2 )




                                  120


                                   80


                                   40


                                    0
                                        0   10           20             30   40

                                                 Dosis Iradiasi (kGy)


Gambar 4. Hubungan antara dosis iradia dan kekuatan tarik film khitosan-akrilat

Sifat Termal KM-khitosan –akrilat (Differential Scanning Calorimetry )

Differential Scanning Calorimetry (DSC) menghasilkan kurva yang menunjukkan hubungan
antara perubahan kecepatan aliran energi (mW/mg) terhadap temperatur (0C). Pada penelitian
ini, dilakukan pengujian sifat termal pada film khitosan original dan film dari KM-khitosan yang
ditambahkan monomer asam akrilat dengan konsentrasi 3,0% dan diiradiasi pada dosis 15kGy.
                                                                                           9
Untuk mengetahui perubahan sifat termal yang terjadi pada sampel film khitosan tersebut
dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.




                        Gambar 5 Termogram DSC film KM khitosan




            Gambar 6 Termogram DSC film KM-khitosan-asam akrilat


         Tabel 2 dibawah ini menunjukkan puncak titik leleh dari film khitosan


   No. Bahan                                                  Titik leleh (0C)
   1.    Film khitosan tanpa iradiasi                         275,0
   2.    Film khitosan-asam akrilat 3,0% dengan iradiasi      246,0

                                                                                   1
                                                                                   0
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :



       Penambahan asam akrilat pada larutan kitosan dengan memakai teknik iradiasi sinar

       gamma pada dosis 15kGy dapat meningkatkan sifat fisik film kitosan.

       Dari hasil analisa gugusfungsi dengan FTIR dan sifat termal dengan DSC menunjukan

       telah terjadi reaksi polimerisasi antara khitosan dan asam akrilat.

       Sifat fisik dan kimia film khitosan akrilat yang diperoleh adalah fraksi gel 60 %, kekuatan

       tarik 148 kg/cm2 dan titik leleh 246 oC.




DAFTAR PUSTAKA




   1. Wahyuningsih, Sri et al . 2002. Percobaan Pendahuluan Pemisahan Kitin Dari
       Limbah Kulit Udang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju.
       Yogyakarta.


   2. Praptowidodo,V.S. 1998. Pengembangan Polimer Alam Chitin Untuk Proses
       Pemisahan Dengan Membran. Pengembangan Proses dan Perancangan Sistem
       Teknik Kimia. Institut Teknologi Bandung. Bandung.


   3. Hong, K.N.O, Meyers, S.P, Lee, K.S. 1989. Isolation and Characterization of
       Chitin From Crawfish Shell Waste. Journal of Agricultural and Food Chemistry.
       37(3): 575-579.

                                                                                              1
                                                                                              1
4. Angka, S.L, Maggy.T.Suhartono. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Pusat Kajian
   Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor: 99-100.


5. Knorr, D. 1984. Use of Continues Polymer in Food. Food Technology. 42: 593-
   595.


6. Karmas, E. 1982. Meat, Poultry and Seafood Technology. Noyes Data
   Corporation. USA: 392-405.Johnson. 1982. Peniston Utilizat




                                                                              1
                                                                              2
Pada Gambar 5 dan 6 muncul puncak endotermis dan eksotermis. Puncak endotermis tersebut
kemungkinan merupakan suhu penguapan pelarut khitosan 1% asam asetat dan puncak
eksotermis tersebut merupakan titik leleh dari khitosan.

Pada khitosan yang ditambahkan asam akrilat muncul puncak-puncak endotermis baru pada suhu
213,30 0C.   Puncak endotermis baru tersebut kemungkinan berasal dari reaksi dehidrasi gugus
karboksilat yang berdampingan dalam khitosan-asam akrilat. Reaksi dehidrasi gugus karboksilat akibat
pemanasan diperkirakan sebagai berikut:




                     H O
                                     NH2                    H O         NH2
                                                 -H2O
                 O
                                                        O
                                         O                        CH2           O
                           CH2               n                                      n
                           O                                      O
                           CH2                                    CH2
                                     O
                                                                            O
                           CH    C
                                                                  CH    C
                                     OH
                           CH2                                    CH2
                                     OH                                     O
                           CH    C
                                                                  CH    C
                                     O                                      O




                Gambar 7. Reaksi dehidrasi gugus karboksilat akibat pemanasan


Jadi, dengan munculnya puncak baru tersebut telah membuktikan bahwa telah terjadi reaksi
kopolimerisasi antara asam akrilat dengan khitosan.




                                                                                            1
                                                                                            3

More Related Content

What's hot

17 31-1-sm
17 31-1-sm17 31-1-sm
17 31-1-sm
dewawiguna1
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Melina Eka
 
Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1erwantihutri
 
Pembuatan Biodiesel
Pembuatan BiodieselPembuatan Biodiesel
Pembuatan Biodiesel
Bunga Sari
 
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILEN (PP)/POLI ASAM LAKT...
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILEN (PP)/POLI ASAM LAKT...PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILEN (PP)/POLI ASAM LAKT...
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILEN (PP)/POLI ASAM LAKT...Tb Didi Supriadi
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
Ernalia Rosita
 
Cara pembuatan lignin isolat
Cara pembuatan lignin isolatCara pembuatan lignin isolat
Cara pembuatan lignin isolat
JhonFeriantaTarigan
 
Biodiesel
BiodieselBiodiesel
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Setyopratomo
SetyopratomoSetyopratomo
Setyopratomo
ashari18
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
agta liem agta
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Ernalia Rosita
 

What's hot (13)

Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
17 31-1-sm
17 31-1-sm17 31-1-sm
17 31-1-sm
 
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1Laporan praktikum kimia dasar 1
Laporan praktikum kimia dasar 1
 
Pembuatan Biodiesel
Pembuatan BiodieselPembuatan Biodiesel
Pembuatan Biodiesel
 
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILEN (PP)/POLI ASAM LAKT...
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILEN (PP)/POLI ASAM LAKT...PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILEN (PP)/POLI ASAM LAKT...
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILEN (PP)/POLI ASAM LAKT...
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Cara pembuatan lignin isolat
Cara pembuatan lignin isolatCara pembuatan lignin isolat
Cara pembuatan lignin isolat
 
Biodiesel
BiodieselBiodiesel
Biodiesel
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Setyopratomo
SetyopratomoSetyopratomo
Setyopratomo
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 

Similar to Pengaruh dosis iradiasi tehadap sifat fisik

Paten Universitas Papua
Paten Universitas PapuaPaten Universitas Papua
Paten Universitas Papua
Unknown184372
 
dokumen paten
dokumen patendokumen paten
dokumen paten
Unknown184372
 
UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA DENGAN KAP...
UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA  DENGAN KAP...UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA  DENGAN KAP...
UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA DENGAN KAP...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Uji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakan
Uji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakanUji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakan
Uji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakan
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Peluang usaha chitin -chitosan
Peluang usaha chitin -chitosanPeluang usaha chitin -chitosan
Peluang usaha chitin -chitosan
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Bioteknologi Enzim Kitinase
Bioteknologi Enzim KitinaseBioteknologi Enzim Kitinase
Bioteknologi Enzim Kitinase
Nazila Hamid
 
Pengaruh Penambahan Akrilamida Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...
Pengaruh Penambahan Akrilamida  Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...Pengaruh Penambahan Akrilamida  Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...
Pengaruh Penambahan Akrilamida Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Gatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow release
Gatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow releaseGatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow release
Gatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow release
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
41003471
4100347141003471
41003471
desan45
 
Chitosan sebagai bahan pengawet tahu
Chitosan sebagai bahan pengawet tahuChitosan sebagai bahan pengawet tahu
Chitosan sebagai bahan pengawet tahu
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Membrane chitosan for fuel cell
Membrane chitosan for fuel cellMembrane chitosan for fuel cell
Membrane chitosan for fuel cell
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
MEMBRAN KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELL
MEMBRAN KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELLMEMBRAN KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELL
MEMBRAN KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELL
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptxPPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
amranfadila1
 
PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN
PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN
PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Skripsi ringkas leni
Skripsi ringkas leniSkripsi ringkas leni
Skripsi ringkas leniQurrota Ayun
 
Chitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi Rekso
Chitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi ReksoChitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi Rekso
Chitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi Rekso
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 

Similar to Pengaruh dosis iradiasi tehadap sifat fisik (20)

Paten Universitas Papua
Paten Universitas PapuaPaten Universitas Papua
Paten Universitas Papua
 
dokumen paten
dokumen patendokumen paten
dokumen paten
 
UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA DENGAN KAP...
UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA  DENGAN KAP...UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA  DENGAN KAP...
UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA DENGAN KAP...
 
Uji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakan
Uji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakanUji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakan
Uji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakan
 
Peluang usaha chitin -chitosan
Peluang usaha chitin -chitosanPeluang usaha chitin -chitosan
Peluang usaha chitin -chitosan
 
Bioteknologi Enzim Kitinase
Bioteknologi Enzim KitinaseBioteknologi Enzim Kitinase
Bioteknologi Enzim Kitinase
 
Pengaruh Penambahan Akrilamida Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...
Pengaruh Penambahan Akrilamida  Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...Pengaruh Penambahan Akrilamida  Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...
Pengaruh Penambahan Akrilamida Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...
 
Gatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow release
Gatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow releaseGatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow release
Gatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow release
 
41003471
4100347141003471
41003471
 
Chitosan sebagai bahan pengawet tahu
Chitosan sebagai bahan pengawet tahuChitosan sebagai bahan pengawet tahu
Chitosan sebagai bahan pengawet tahu
 
Membrane chitosan for fuel cell
Membrane chitosan for fuel cellMembrane chitosan for fuel cell
Membrane chitosan for fuel cell
 
MEMBRAN KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELL
MEMBRAN KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELLMEMBRAN KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELL
MEMBRAN KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELL
 
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptxPPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
 
PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN
PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN
PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN
 
Grafting=metode iradiasi
Grafting=metode iradiasiGrafting=metode iradiasi
Grafting=metode iradiasi
 
12345316
1234531612345316
12345316
 
Preparasi Kitin
Preparasi KitinPreparasi Kitin
Preparasi Kitin
 
Pemanfaatan Selulosa Asetat Eceng Gondok
Pemanfaatan Selulosa Asetat Eceng Gondok Pemanfaatan Selulosa Asetat Eceng Gondok
Pemanfaatan Selulosa Asetat Eceng Gondok
 
Skripsi ringkas leni
Skripsi ringkas leniSkripsi ringkas leni
Skripsi ringkas leni
 
Chitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi Rekso
Chitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi ReksoChitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi Rekso
Chitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi Rekso
 

More from Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia

PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Hidro gel-gatot-trimulyadi
Hidro gel-gatot-trimulyadiHidro gel-gatot-trimulyadi
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PENGARUH PERBANDINGAN  BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...PENGARUH PERBANDINGAN  BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Gatot trimulyadi
Gatot trimulyadiGatot trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot TrimulyadiSIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot TrimulyadiSIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN  BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN  BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PENGARUH PERBANDINGAN  BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...PENGARUH PERBANDINGAN  BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Gatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchange
Gatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchangeGatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchange
Gatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchange
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
IDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi rekso
IDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi reksoIDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi rekso
IDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi rekso
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Analisa usaha- chitin-chitosan
Analisa usaha- chitin-chitosanAnalisa usaha- chitin-chitosan
Analisa usaha- chitin-chitosan
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Gatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosan
Gatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosanGatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosan
Gatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosan
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow release
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow releaseGatot Trimulyadi - chitosan-slow release
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow release
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
APPLICATION OF ELECTRON ACCELERATOR : RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...
APPLICATION OF ELECTRON  ACCELERATOR :RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...APPLICATION OF ELECTRON  ACCELERATOR :RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...
APPLICATION OF ELECTRON ACCELERATOR : RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
PENGARUH DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...
PENGARUH  DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...PENGARUH  DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...
PENGARUH DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Gatot trimulyadi- Radiation Grafting
Gatot trimulyadi- Radiation GraftingGatot trimulyadi- Radiation Grafting
Gatot trimulyadi- Radiation Grafting
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 
Heat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot Trimulyadi
Heat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot TrimulyadiHeat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot Trimulyadi
Heat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot Trimulyadi
Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia
 

More from Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia (20)

PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
 
Hidro gel-gatot-trimulyadi
Hidro gel-gatot-trimulyadiHidro gel-gatot-trimulyadi
Hidro gel-gatot-trimulyadi
 
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PENGARUH PERBANDINGAN  BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...PENGARUH PERBANDINGAN  BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
 
Gatot trimulyadi
Gatot trimulyadiGatot trimulyadi
Gatot trimulyadi
 
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot TrimulyadiSIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
 
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot TrimulyadiSIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
 
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA  DENGAN TEKNIK IRADIASI   Gatot Trim...
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
 
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN  BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN  BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...
 
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PENGARUH PERBANDINGAN  BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...PENGARUH PERBANDINGAN  BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
 
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
 
Gatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchange
Gatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchangeGatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchange
Gatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchange
 
IDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi rekso
IDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi reksoIDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi rekso
IDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi rekso
 
Analisa usaha- chitin-chitosan
Analisa usaha- chitin-chitosanAnalisa usaha- chitin-chitosan
Analisa usaha- chitin-chitosan
 
Gatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosan
Gatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosanGatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosan
Gatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosan
 
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow release
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow releaseGatot Trimulyadi - chitosan-slow release
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow release
 
PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNGPENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
 
APPLICATION OF ELECTRON ACCELERATOR : RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...
APPLICATION OF ELECTRON  ACCELERATOR :RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...APPLICATION OF ELECTRON  ACCELERATOR :RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...
APPLICATION OF ELECTRON ACCELERATOR : RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...
 
PENGARUH DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...
PENGARUH  DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...PENGARUH  DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...
PENGARUH DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...
 
Gatot trimulyadi- Radiation Grafting
Gatot trimulyadi- Radiation GraftingGatot trimulyadi- Radiation Grafting
Gatot trimulyadi- Radiation Grafting
 
Heat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot Trimulyadi
Heat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot TrimulyadiHeat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot Trimulyadi
Heat shrinkable (LDPE)- Dr.Ir.Gatot Trimulyadi
 

Pengaruh dosis iradiasi tehadap sifat fisik

  • 1. PENGARUH DOSIS IRADIASI TEHADAP SIFAT FISIK- KIMIA MEMBRAN KM-KHITOSAN AKRILAT SEBAGAI BAHAN FUEL CELL Gatot Trimulyadi Rekso Pusat AplikasiTeknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Cinere, Ps Jumat PO Box 7002 JKSL, Jakarta 12070 Fax : 021 7513270. E-mail : gatot28@batan.go.id ABSTRAK Dalam upaya menaikkan nilai tambah dari polimer alam yang berasal dari limbah kulit udang, telah dilakukan modifikasi khitosan menggunakan reaksi kopolimerisasi iradiasi dengan polimer asam akrilat untuk mendapatkan suatu bahan membran. KM- Khitosan dengan konsentrasi 3,0 % b/v dicampur dan dihomogenkan dengan asam akrilat. Selanjutnya bahan dikemas dalam plastik film polipropilen (PP) dan diiradiasi pada dosis 5, 10, 15, 20, dan 25 kGy menggunakan sinar gamma. Kemudian dibuat film dengan menuangkan larutan kental pada lempengan kaca dengan ketebalan 10 mm dan keringkan dalam oven vacum 500 C. Pengujian film kitosan–asam akrilat meliputi uji fraksi gel (padatan tidak larut) dengan metode ekstraksi soxlet, kekuatan tarik dengan alat tensile strength dan analisis gugus fungsi dengan FTIR dan sifat termal dengan DSC. Hasil penelitian menunjukkan dosis iradiasi yang optimal adalah 15 kGy diperoleh sifat fisik film KM kitosan-akrilat yang tertinggi. Sifat film yang diperoleh sebagai berikut : fraksi gel sebesar 85,0 % %, kekuatan tarik sebesar 148 kg/cm2 dan titik leleh sebesar 246,0 oC. ABSTRACT In the purpose to increase the added value of the quality marine natural polymer, modification of CM-chitosan has been carried out by copolymerization radiation with acrylic acid to prepare a new material. C-M Chitosan with the concentrations ranged of 3.0 % was mixed and then homogenized with acrylic acid. The samples were packed in the polypropylene (PP) plastic film then irradiated by gamma at the doses of 5, 10, 15, 20 and 25 kGy. For the preparing of thin film the chitosan solution was casting on the flat glass for 10 mm thickness and dry by vacuum oven at 500C. After evaluation, it was 1
  • 2. found that the chemical and physical showed that the best condition for copolymerization of chitosan with acrylic acid was that in the irradiation dose of 15 kGy . Gel fraction increases with increasing the irradiation dose till 15 kGy. The properties of chitosan - acrylic acid copolymerization were as follows; gel fraction was 60%, the tensile strength of the film was 148 Kg/cm2 and the melting point was 2460 C. Kata kunci : Iradiasi sinar gamma; KM Khitosan PENDAHULUAN Polimer alam saat ini menjadi perhatian peneliti untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai keperluan industri. Khitosan adalah polisakarida yang banyak terdapat di alam setelah selulosa. Keberadaan khitosan di alam terutama terdapat sebagai limbah dari kulit udang dan kepiting. Pemanfaatan limbah kulit udang dan kepiting sebagai khitosan selain dapat mengatasi masalah lingkungan juga dapat menaikkan nilai tambah bagi petani udang, mengingat saat ini limbah kulit udang hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Khitosan mempunyai sifat spesifik yaitu adanya sifat bioaktif, biokompatibel, pengkelat, anti bakteri dan dapat terbiodegradasi.(1). Hasil isolasi kulit udang dan kepiting akan menghasilkan senyawa khitin yang merupakan polimer dari glukosamin yaitu polisakarida yang mengandung gugus asetatamida, sedangkan khitosan merupakan hasil proses hidrolisa khitin dengan alkali sehingga terjadi proses deasetilasi dari gugus asetamido menjadi gugus amina (2) Fuel cell merupakan sumber energi alternatif pengganti minyak bumi yang bersifat dapat diperbaharui, ramah lingkungan (bebas emisi CO2), dan mempunyai efisiensi tinggi. Fuel cell dapat langsung mengubah energi kimia bahan bakar menjadi energi listrik seperti halnya baterai. Untuk keperluan portable, jenis fuel cell yang sering digunakan antara lain Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) dan Direct Methanol Fuel Cell (DMFC). Salah satu komponen yang penting dalam PEMFC dan DMFC adalah polielektrolit. Hingga saat ini polielektrolit yang banyak digunakan adalah Nafion yang diproduksi oleh Du Pont. Nafion mempunyai konduktivitas penghantar ion yang tinggi, sifat mekanik, dan kestabilan kimia serta termal yang baik. Akan tetapi biaya produksi dan crossover metanol yang tinggi menjadi kendala penggunaan Nafion. Oleh karena itu, saat ini banyak dikembangkan material baru yang diharapkan dapat menggantikan fungsi Nafion dalam fuel cell. Salah satu material yang diduga dapat menggantikan Nafion adalah khitosan. Khitosan merupakan polielektrolit alam dengan beberapa sifat penting yang diperlukan untuk material 2
  • 3. membran. Sifat-sifat tersebut antara lain inert, hidrofilik, dan tidak larut dalam air serta pelarut organik Khitosan mempunyai gugus amin sehingga kitosan bersifat reaktif, dengan sifat fisika dan kimia yang dimilikinya, salah satu aplikasi khitosan adalah sebagai membran fuel cell. Khitosan sebagai polimer alam memiliki sifat fisik yang relatif rendah dibandingkan polimer sintetis. Oleh karena itu, penambahan monomer sintetis akan memperkuat sifat fisik film yang terbentuk sehingga dapat diaplikasikan sebagai bahan membran fuel cell(4). Penggunaan teknik iradiasi sinar gamma ditujukan untuk mendapatkan hasil ikat silang antara KM-khitosan dan asam akrilat yang homogen dan mempunyai sifat fisik yang kuat. Selain itu, teknik ini tidak mengurangi gugus aktif pada khitosan dan asam akrilat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan monomer asam akrilat pada larutan KM-kitosan terhadap sifat fisika dan kimianya serta untuk meningkatkan sifat film khitosan, sehingga diperoleh film khitosan dengan sifat fisik yang kuat, tidak mudah rapuh dan dapat diaplikasikan sebagai bahan membrane fuel cell. Selain itu, dengan melakukan penambahan berbagai variasi konsentrasi asam akrilat pada larutan khitosan yang kemudian diiradiasi dengan sinar gamma, dapat diketahui peningkatan sifat kimia dan fisika membran yang di hasilkan Bahan dan metode Bahan penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah limbah kulit udang putih (Penaeus merquensis) yang diperoleh dari desa Gebang – Cirebon. Kulit udang dengan bobot lebih kurang 0,5 kg yang telah kering dibersihkan dari kotoran kotoran yang masih melekat, sehingga diperoleh cangkang yang bersih selanjutnya dikeringkan dalam oven vakum pada temperatur 500 C. Prinsip Penelitian 3
  • 4. Penelitian ini dilakukan dua tahap. Pada tahap pertama, Khitin diisolasi dari kulit udang melalui proses deproteinasi dan demineralisasi. Lalu dilanjutkan dengan proses deasetilasi menjadi kitosan. Pada tahap kedua, dilakukan pembuatan film khitosan-asam akrilat yang diiradiasi dengan sinar gamma dari sumber Co-60, dilanjutkan pengeringan dalam oven vakum 500 C. Pada tahap ini dilakukan penambahan berbagai variasi konsentrasi asam akrilat. Pengujian film kitosan-asam akrilat meliputi uji fraksi gel dengan metode ekstraksi soxlet, kekuatan tarik dengan alat tensile strength dan analisis gugus fungsi dengan FTIR dan sifat termal dengan DSC. Isolasi khitin : Proses isolasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu : Proses Deproteinasi : Sebanyak ±200 g sampel kulit udang ditambahkan larutan natrium hidroksida 1 N (1:10 b/v), kemudian diaduk-aduk. Setelah itu dilakukan perendaman selama satu malam. Kulit udang tersebut dicuci menggunakan air bersih sampai pH netral, disaring dan dikeringkan. Proses Demineralisasi : Kulit udang yang telah kering hasil dari proses deproteinasi ditambahkan asam klorida 1 N (1:10 b/v), kemudian diaduk-aduk. Setelah itu dilakukan perendaman selama satu malam. Kulit udang tersebut dicuci menggunakan air bersih sampai pH netral, disaring dan dikeringkan. Proses Deasetilasi Kitin : Kitin yang diperoleh dari hasil deproteinasi dan demineralisasi kemudian dideasetilasi untuk mendapatkan kitosan. Khitin dimasukkan ke dalam beaker gelas, ditambahkan natrium hidroksida 50% (1:15 b/v) lalu dipanaskan dalam penangas air selama tiga jam pada suhu 110-120 oC. Setelah itu disaring, dan padatan yang diperoleh dicuci dengan aquades sampai pH netral lalu dikeringkan dalam oven pada 1050C. Pembuatan karboksilmetilkhitosan (KM-khitosan) Khitosan yang dihasilkan ditambahkan isopropanol sambil diaduk kemudian tambahakan natrium hidroksida 30% dan biarkan pada suhu kamar selama 3 jam. Kemudian reaksikan dengan asam khloroasetat pada temperatur 600 C selama 2 jam, kemudian saring dan bilas dengan metanol dan selanjutnya dicuci menggunakan etanol dan keringkan dalam oven vakum dengan temperatur 500 C. 4
  • 5. Pembuatan film KM-khitosan-asam akrilat Pembuatan film KM-khitosan dengan dengan melarutkan 3 % dalam larutan asam asetat 1 %, kemudian dibuat dengan cara pencetakan (casting) dalam bentuk lapisan tipis. Dilakukan berbagai variasi konsentrasi asam akrilat yang ditambahkan pada larutan khitosan yaitu 0%; 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5%; 3,0%; 3,5%; 4,0%; 4,5%; dan 5,0%; yang kemudian diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 10 kGy. . Analisa film KM-kitosan-asam akrilat Fraksi Gel Ekstraksi dilakukan selama 8 jam, film KM-khitosan-asam akrilat yang telah diekstraksi kemudian dikeringkan dalam oven pada 105oC, lalu ditimbang. Fraksi gel = (W2 / W1) x 100% Dimana: W1 = Berat sampel film khitosan-asam akrilat mula-mula (g). W2 = Berat sampel film KM-khitosan-asam akrilat setelah ekstraksi (g). Kekuatan Tarik Untuk mengukur kekuatan tarik, sampel film KM-khitosan-asam akrilat dicetak terlebih dahulu dengan alat pencetak, kemudian spesimen uji tersebut dijepit pada kedua ujungnya. Salah satu ujung dibuat tetap dan diaplikasikan sebuah beban yang naik sedikit demi sedikit ke ujung lainnya sampai sampel tersebut patah. Jarak perjalanan pendulum setelah sampel patah diambil sebagai ukuran kekuatan impak. Pengujian kekuatan tarik ini menggunakan alat tensile strength. Analisis Termal Pengujian transisi termal film KM-khitosan-asam akrilat menggunakan alat Differential Scanning Calorimetry (DSC). Sampel ditimbang 10 -15 mg, kemudian ditempatkan dalam cangkir aluminium sangat kecil. Sebagai referensinya digunakan cangkir aluminium kosong. Sampel dan referensi keduanya lalu dipanaskan. Energi disuplai 5
  • 6. untuk menjaga suhu-suhu sampel dan referensi tetap konstan. Perbedaan daya listrik antara sampel dan referensi (d Q/dt) dicatat dalam bentuk termogram. Hasil dan pembahasan Hasil dan pembahasan Karakterisasi khitosan . Hasil khitosan yang diperoleh dikarakterisasi antara lain warna secara, kadar air , masa molekul relative dan derajat deasetilasi : Tabel 1. Karakter khitosan hasil isolasi No Analisa Hasil Analisa 1 Kadar air (%) 9,2 2 Kadar abu (%) 0,3 3 Derajat Deasetilasi (%) 75,2 4 Bobot Molekul (g/mol) 1,6590 x 104 5 Viskositas (cPs) 446,7 Khitosan dengan karakter seperti diatas, selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar khitosan yang dipergunakan pada penelitian ini. 6
  • 7. Gambar 1 . Film KM-kitosan akrilat yang dihasilkan Fraksi Padatan Grafik hasil analisis fraksi padatan dengan menggunakan metode ekstraksi soxlet terhadap film KM-khitosan pada berbagai dosis iradiasi dengan konsentrasi asam akrilat 3 % dapat dilihat pada Gambar 1. 100 80 Fraksi Padatan (%) 60 40 20 0 0 5 10 15 20 25 30 35 Dosis iradiasi (kGy) Gambar 1 Hubungan antara dosis iradiasi dengan persentase fraksi padatan Gambar 1 menunjukkan pengaruh dosis iradiasi terhadap fraksi padatan pada kopolimerisasi asam akrilat-khitosan. Hasilnya menunjukkan persen frakasi padatan meningkat dengan meningkatnya dosis iradiasi sampai dengan 15 kGy. Hal ini dapat dijelaskan bahwa makin tingginya dosis iradiasi, jumlah radikal yang terbentuk juga bertambah sehingga difusi monomer ke dalam matriks khitosan akan meningkat, di samping itu kemungkinan tumbukan antara molekul monomer dengan radikal khitosan yang terbentuk akan meningkat pula. Akan tetapi dosis iradiasi di atas 15 kGy fraksi padatan mulai terejadi penurunan.hal ini karena homopolimer yang terbentuk lebih tinggi sehingga meningkatkan viskositas larutan yang menyebabkan hambatan difusi monomer ke dalam matriks khitosan. Pengukuran gugus fungsi dengan FTIR 7
  • 8. Untuk mengetahui telah terjadinya polimerisasi pada larutan KM-kitosan dilakukan pengujian sifat-sifat serapan gelombang infra merah dengan Fourier Transform Infra Red. Pengujian ini dilakukan pada sampel film khitosan dalam 1% asam asetat dan film KM-khitosan dalam 1% asam asetat yang ditambahkan monomer asam akrilat dengan konsentrasi 3,0% dan diiradiasi dengan dosis 15 kGy. Untuk membandingkan serapan infra merah film kitosan tersebut, maka dipelajari perubahan gugus fungsi yang terjadi melalui spektrum FT-IR yang ditunjukkan pada Gambar 2, 3.. Gambar 2 Spektrum FT-IR film KM-khitosan Gambar 3. Spektrum FT-IR film KM-khitosan yang ditambahkan 3,0% monomer asam akrilat Ciri khas telah terjadi kopolimerisasi asam akrilat pada larutan KM-khitosan, yaitu dengan ditunjukkan oleh perubahan nilai absorbansi gugus fungsi karbonil. Pada 1665 cm-1, menunjukkan perubahan puncak gugus fungsi karbonil akibat penambahan monomer asam akrilat. 8
  • 9. Kekuatan Tarik Grafik hasil analisis kuat tarik dengan menggunakan alat tensile strength terhadap film KM- khitosan pada konsentrasi asam akrilat 3,0 % dengan berbagai dosis iradiasi dapat dilihat pada Gambar 4. Tegangan putus merupakan salah satu parameter yang penting pada karakteristika polimer yang menunjukkan kekuatan tariknya (tegangan putus). Gambar 4 menyajikan pengaruh iradiasi terhadap tegangan putus film khhtosan-asam akkrilat. Terlihat bahwa dengan naiknya dosis iradiasi hingga 15,0 kGy tegangan putus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dosis iradiasi hingga 3,5 % terjadi reaksi ikatan silang optimum, tetapi pada dosis iradiasi di atas 15kGy terjadi penurunan nilai tegangan putus. Hal ini di karenakan terbentuknya pengikatan silang anatara khitosan dan asam akrilat terjadi penurunan, sehingga kekuatan tariknya menurun juga. 160 Kekuatan Tarik (kg/cm2 ) 120 80 40 0 0 10 20 30 40 Dosis Iradiasi (kGy) Gambar 4. Hubungan antara dosis iradia dan kekuatan tarik film khitosan-akrilat Sifat Termal KM-khitosan –akrilat (Differential Scanning Calorimetry ) Differential Scanning Calorimetry (DSC) menghasilkan kurva yang menunjukkan hubungan antara perubahan kecepatan aliran energi (mW/mg) terhadap temperatur (0C). Pada penelitian ini, dilakukan pengujian sifat termal pada film khitosan original dan film dari KM-khitosan yang ditambahkan monomer asam akrilat dengan konsentrasi 3,0% dan diiradiasi pada dosis 15kGy. 9
  • 10. Untuk mengetahui perubahan sifat termal yang terjadi pada sampel film khitosan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6. Gambar 5 Termogram DSC film KM khitosan Gambar 6 Termogram DSC film KM-khitosan-asam akrilat Tabel 2 dibawah ini menunjukkan puncak titik leleh dari film khitosan No. Bahan Titik leleh (0C) 1. Film khitosan tanpa iradiasi 275,0 2. Film khitosan-asam akrilat 3,0% dengan iradiasi 246,0 1 0
  • 11. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : Penambahan asam akrilat pada larutan kitosan dengan memakai teknik iradiasi sinar gamma pada dosis 15kGy dapat meningkatkan sifat fisik film kitosan. Dari hasil analisa gugusfungsi dengan FTIR dan sifat termal dengan DSC menunjukan telah terjadi reaksi polimerisasi antara khitosan dan asam akrilat. Sifat fisik dan kimia film khitosan akrilat yang diperoleh adalah fraksi gel 60 %, kekuatan tarik 148 kg/cm2 dan titik leleh 246 oC. DAFTAR PUSTAKA 1. Wahyuningsih, Sri et al . 2002. Percobaan Pendahuluan Pemisahan Kitin Dari Limbah Kulit Udang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju. Yogyakarta. 2. Praptowidodo,V.S. 1998. Pengembangan Polimer Alam Chitin Untuk Proses Pemisahan Dengan Membran. Pengembangan Proses dan Perancangan Sistem Teknik Kimia. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 3. Hong, K.N.O, Meyers, S.P, Lee, K.S. 1989. Isolation and Characterization of Chitin From Crawfish Shell Waste. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 37(3): 575-579. 1 1
  • 12. 4. Angka, S.L, Maggy.T.Suhartono. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor: 99-100. 5. Knorr, D. 1984. Use of Continues Polymer in Food. Food Technology. 42: 593- 595. 6. Karmas, E. 1982. Meat, Poultry and Seafood Technology. Noyes Data Corporation. USA: 392-405.Johnson. 1982. Peniston Utilizat 1 2
  • 13. Pada Gambar 5 dan 6 muncul puncak endotermis dan eksotermis. Puncak endotermis tersebut kemungkinan merupakan suhu penguapan pelarut khitosan 1% asam asetat dan puncak eksotermis tersebut merupakan titik leleh dari khitosan. Pada khitosan yang ditambahkan asam akrilat muncul puncak-puncak endotermis baru pada suhu 213,30 0C. Puncak endotermis baru tersebut kemungkinan berasal dari reaksi dehidrasi gugus karboksilat yang berdampingan dalam khitosan-asam akrilat. Reaksi dehidrasi gugus karboksilat akibat pemanasan diperkirakan sebagai berikut: H O NH2 H O NH2 -H2O O O O CH2 O CH2 n n O O CH2 CH2 O O CH C CH C OH CH2 CH2 OH O CH C CH C O O Gambar 7. Reaksi dehidrasi gugus karboksilat akibat pemanasan Jadi, dengan munculnya puncak baru tersebut telah membuktikan bahwa telah terjadi reaksi kopolimerisasi antara asam akrilat dengan khitosan. 1 3