Makalah ini membahas tentang pelaksanaan penelitian kuantitatif. Secara garis besar, makalah ini menjelaskan tentang variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, sumber data, pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan dalam penelitian kuantitatif.
Teks tersebut merupakan proposal penelitian yang membahas pengaruh partisipasi dan kepuasan pemakai terhadap kinerja sistem informasi. Proposal ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian taraf signifikansi dalam statistika. Taraf signifikansi
menunjukkan kemungkinan hasil penelitian yang didapat adalah benar dan bukan karena kebetulan. Semakin
kecil nilai taraf signifikasinya, semakin kuat bukti bahwa hasil penelitian tersebut benar dan tidak terjadi
secara kebetulan.
Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1Fitri Riyanto
Dokumen tersebut membahas metode pengabdian kepada masyarakat yang terdiri dari 7 tahapan utama, yaitu analisis situasi masyarakat, identifikasi masalah, menentukan tujuan, merencanakan pemecahan masalah, pendekatan sosial, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi hasil. Tahapan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan dengan melibatkan mereka secara aktif dalam pro
Slide ini mempresentasikan mengenai tahapan validasi untuk startup dengan mejelaskan metoda, hipotesis, dan metrik yang digunakan dalam 4 tahapn validasi. Yakni validasi masalah, validasi produk, validasi pasar, dan validasi pembeli.
Tujuan presentasi ini adalah audien dapat mengimplementasikan tahapan-tahapan validasi secara benar untuk meningkatkan rasio kesuksesan dalam tahap early stage startup mereka.
Presentasi dibawakan oleh Hilman Fajrian, founder Social Lab dan Arkademi, kepada 60 founder startup binaan Telkom Balikpapan di Telkom Learning Center Balikpapan, 27 September 2017.
Teks tersebut merupakan proposal penelitian yang membahas pengaruh partisipasi dan kepuasan pemakai terhadap kinerja sistem informasi. Proposal ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian taraf signifikansi dalam statistika. Taraf signifikansi
menunjukkan kemungkinan hasil penelitian yang didapat adalah benar dan bukan karena kebetulan. Semakin
kecil nilai taraf signifikasinya, semakin kuat bukti bahwa hasil penelitian tersebut benar dan tidak terjadi
secara kebetulan.
Metoda pengabdian pada masyarakat pak gatot1Fitri Riyanto
Dokumen tersebut membahas metode pengabdian kepada masyarakat yang terdiri dari 7 tahapan utama, yaitu analisis situasi masyarakat, identifikasi masalah, menentukan tujuan, merencanakan pemecahan masalah, pendekatan sosial, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi hasil. Tahapan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan dengan melibatkan mereka secara aktif dalam pro
Slide ini mempresentasikan mengenai tahapan validasi untuk startup dengan mejelaskan metoda, hipotesis, dan metrik yang digunakan dalam 4 tahapn validasi. Yakni validasi masalah, validasi produk, validasi pasar, dan validasi pembeli.
Tujuan presentasi ini adalah audien dapat mengimplementasikan tahapan-tahapan validasi secara benar untuk meningkatkan rasio kesuksesan dalam tahap early stage startup mereka.
Presentasi dibawakan oleh Hilman Fajrian, founder Social Lab dan Arkademi, kepada 60 founder startup binaan Telkom Balikpapan di Telkom Learning Center Balikpapan, 27 September 2017.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hasil belajar siswa mata diklat elektronika fundamental dengan pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SMKN 29 Jakarta Selatan dengan harapan dapat mengembangkan hasil belajar siswa melalui pemanfaatan e-learning."
Dokumen tersebut membahas tentang skala pengukuran dalam penelitian, termasuk pengertian skala pengukuran, macam-macam skala pengukuran seperti skala nominal, ordinal, interval dan rasio, serta contoh-contoh penggunaan skala tersebut dalam penelitian."
Dokumen tersebut membahas tentang skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap suatu gejala sosial. Skala Likert memberikan responden pilihan jawaban berjenjang yang diberi skor. Total skor kemudian digunakan untuk menentukan kategori sikap responden, yaitu sangat positif, positif, negatif, atau sangat negatif.
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
Dokumen tersebut merupakan hasil diskusi kelompok tentang topik "Problem Solving Learning" yang diadakan oleh Program Studi Pendidikan IPA Fisika Universitas Negeri Semarang. Diskusi ini membahas tentang contoh penerapan problem solving learning dalam pembelajaran fisika, teori belajar yang mendasari problem solving learning, dan langkah-langkah menerapkan problem solving dalam pembelajaran fisika.
Penyakit akibat kekurangan dan kelebihan mineralshintamardina
Dokumen ini membahas dampak kelebihan dan kekurangan beberapa mineral terhadap tubuh, seperti natrium, klorida, kalsium, fosfor, magnesium, dan belerang. Kekurangan mineral dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, kejang, dan penyakit lainnya, sementara kelebihan mineral dapat memicu batu ginjal, hipertensi, dan gangguan sistem saraf pusat. Dianjurkan mengonsumsi makanan kaya mineral dan mengurangi asupan mak
Ringkasan dokumen ini memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap kualitas pelayanan Dinas Pendidikan Nasional Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini menganalisis tiga dimensi faktor persepsi yaitu perilaku persepsi, objek persepsi, dan konteks situasi. Hasilnya menunjukkan ketiga dimensi tersebut berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan. Faktor-faktor perse
Media booklet dikembangkan untuk membantu pembelajaran IPS tentang manusia masa pra aksara. Booklet dinilai layak oleh ahli dan guru, dan disukai siswa. Booklet berpotensi meningkatkan pemahaman siswa tentang materi tersebut.
Pengujian produk adalah kegiatan untuk menilai kesesuaian fungsi dan kualitas produk baru agar memiliki masa depan yang baik dan memberikan keuntungan jangka panjang. Terdapat empat jenis pengujian yaitu teknis, preferensi konsumen, simulasi pasar, dan pasar. Pengujian bertujuan untuk mengetahui kesesuaian fungsi, tingkat permintaan, ketahanan, keamanan, bahan baku, kelayakan, dan persetujuan pemerintah
Dokumen tersebut membahas tentang analisis data kuantitatif dan statistik. Terdapat berbagai jenis analisis data kuantitatif seperti uji perbandingan t-student, analisis varians, analisis korelasi, dan analisis regresi. Dokumen juga menjelaskan statistik deskriptif dan inferensial serta contoh-contoh metode statistik parametrik dan non-parametrik."
PRIVATE GOODS: PENDIDIKAN
Disusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Disusun Oleh
Aloysius Gregorius Bora 16719251003
Agus Prasetyo Irtanto. W. 16719251005
Zuhdan Kamal Abdillah 16719251008
Lita Apriani Rustian 16719251009
PENDIDIKAN EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Fuhr Heri
Makalah ini membahas tentang variabel, populasi, dan sampel dalam penelitian kuantitatif. Terdapat definisi dan jenis-jenis variabel seperti variabel bebas, terikat, dan pengganggu. Jenis variabel meliputi kontinu, diskrit, moderator, dan kontrol. Makalah ini juga menjelaskan populasi sebagai wilayah umum yang diteliti, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk penelitian.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hasil belajar siswa mata diklat elektronika fundamental dengan pemanfaatan e-learning sebagai media pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SMKN 29 Jakarta Selatan dengan harapan dapat mengembangkan hasil belajar siswa melalui pemanfaatan e-learning."
Dokumen tersebut membahas tentang skala pengukuran dalam penelitian, termasuk pengertian skala pengukuran, macam-macam skala pengukuran seperti skala nominal, ordinal, interval dan rasio, serta contoh-contoh penggunaan skala tersebut dalam penelitian."
Dokumen tersebut membahas tentang skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap suatu gejala sosial. Skala Likert memberikan responden pilihan jawaban berjenjang yang diberi skor. Total skor kemudian digunakan untuk menentukan kategori sikap responden, yaitu sangat positif, positif, negatif, atau sangat negatif.
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
Dokumen tersebut merupakan hasil diskusi kelompok tentang topik "Problem Solving Learning" yang diadakan oleh Program Studi Pendidikan IPA Fisika Universitas Negeri Semarang. Diskusi ini membahas tentang contoh penerapan problem solving learning dalam pembelajaran fisika, teori belajar yang mendasari problem solving learning, dan langkah-langkah menerapkan problem solving dalam pembelajaran fisika.
Penyakit akibat kekurangan dan kelebihan mineralshintamardina
Dokumen ini membahas dampak kelebihan dan kekurangan beberapa mineral terhadap tubuh, seperti natrium, klorida, kalsium, fosfor, magnesium, dan belerang. Kekurangan mineral dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, kejang, dan penyakit lainnya, sementara kelebihan mineral dapat memicu batu ginjal, hipertensi, dan gangguan sistem saraf pusat. Dianjurkan mengonsumsi makanan kaya mineral dan mengurangi asupan mak
Ringkasan dokumen ini memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap kualitas pelayanan Dinas Pendidikan Nasional Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini menganalisis tiga dimensi faktor persepsi yaitu perilaku persepsi, objek persepsi, dan konteks situasi. Hasilnya menunjukkan ketiga dimensi tersebut berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan. Faktor-faktor perse
Media booklet dikembangkan untuk membantu pembelajaran IPS tentang manusia masa pra aksara. Booklet dinilai layak oleh ahli dan guru, dan disukai siswa. Booklet berpotensi meningkatkan pemahaman siswa tentang materi tersebut.
Pengujian produk adalah kegiatan untuk menilai kesesuaian fungsi dan kualitas produk baru agar memiliki masa depan yang baik dan memberikan keuntungan jangka panjang. Terdapat empat jenis pengujian yaitu teknis, preferensi konsumen, simulasi pasar, dan pasar. Pengujian bertujuan untuk mengetahui kesesuaian fungsi, tingkat permintaan, ketahanan, keamanan, bahan baku, kelayakan, dan persetujuan pemerintah
Dokumen tersebut membahas tentang analisis data kuantitatif dan statistik. Terdapat berbagai jenis analisis data kuantitatif seperti uji perbandingan t-student, analisis varians, analisis korelasi, dan analisis regresi. Dokumen juga menjelaskan statistik deskriptif dan inferensial serta contoh-contoh metode statistik parametrik dan non-parametrik."
PRIVATE GOODS: PENDIDIKAN
Disusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Disusun Oleh
Aloysius Gregorius Bora 16719251003
Agus Prasetyo Irtanto. W. 16719251005
Zuhdan Kamal Abdillah 16719251008
Lita Apriani Rustian 16719251009
PENDIDIKAN EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
Makalah met.pen kuan (variabel, populasi & sampel)Fuhr Heri
Makalah ini membahas tentang variabel, populasi, dan sampel dalam penelitian kuantitatif. Terdapat definisi dan jenis-jenis variabel seperti variabel bebas, terikat, dan pengganggu. Jenis variabel meliputi kontinu, diskrit, moderator, dan kontrol. Makalah ini juga menjelaskan populasi sebagai wilayah umum yang diteliti, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif berfokus pada data berupa angka dan statistik, sedangkan penelitian kualitatif berfokus pada data non-numerik yang disajikan secara naratif. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan pendekatan, asumsi, tujuan, dan peran peneliti antara kedua jenis penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang metode penelitian administrasi, termasuk kriteria penelitian ilmiah, metode ilmiah, format usul penelitian, kriteria judul yang baik, identifikasi topik penelitian, dan berbagai variabel dan konsep lainnya yang relevan dengan penelitian administrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang metode penelitian administrasi, termasuk kriteria penelitian ilmiah, metode ilmiah, format usul penelitian, kriteria judul yang baik, identifikasi topik penelitian, dan berbagai variabel dan konsep lainnya yang relevan dengan penelitian administrasi.
Makalah ini membahas metodologi penelitian yang mencakup beberapa bab seperti variabel penelitian, pengumpulan data, skala pengukuran, populasi dan sampel, serta desain penelitian. Variabel penelitian dibedakan menjadi variabel independen, dependen, moderator, dan intervening. Proses pengumpulan data meliputi literatur studi, pilot study, merumuskan pertanyaan, mencatat dan mengkode data, serta menguji validitas dan reliabilitas.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan penelitian kuantitatif yang mencakup variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data."
Variabel dan pengumpulan data merupakan bagian penting dalam penelitian. Variabel adalah karakteristik atau sifat yang dapat berbeda-beda antara subjek penelitian, dan diklasifikasikan berdasarkan jenis datanya. Terdapat variabel tergantung, bebas, intervensi, dan moderator. Pengumpulan data dapat bersumber dari primer seperti wawancara atau sekunder seperti dokumen. Metode pengumpulan data meliputi wawancara,
Dokumen tersebut membahas tentang metode ilmiah dan keanekaragaman makluk hidup. Secara garis besar, metode ilmiah adalah langkah sistematis untuk menemukan kebenaran ilmu pengetahuan melalui proses observasi, eksperimen, dan verifikasi. Dokumen juga menjelaskan tentang keanekaragaman hayati di Indonesia yang sangat tinggi karena berada di daerah tropis dengan berbagai ekosistem.
Edwin junianto, ceacilia sri mindarti, tugas diskusi 2.1, ut, 2018 convertededwinjunianto
Laporan penelitian ini membahas pengembangan bahan ajar dalam peningkatan hasil belajar manajemen sumber daya manusia. Pengembangan bahan ajar merupakan variabel bebas sedangkan peningkatan hasil belajar adalah variabel terikat. Laporan ini memenuhi kaidah logis dan empiris dengan menjelaskan hubungan antar variabel dan melakukan pengumpulan data secara kuantitatif. Tahapan penelitian meliputi perumusan masalah, k
[Metpen pgsd2015] 3. metode penelitian 2,3,12 (kelompok 5)Ida Susanti
Dokumen tersebut membahas tentang proses penelitian kuantitatif yang meliputi penentuan masalah, variabel, dan paradigma penelitian. Langkah pertama adalah menentukan masalah penelitian berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, kemudian merumuskan masalah dan menentukan variabel-variabel yang akan diteliti untuk menjawab masalah penelitian. Langkah selanjutnya adalah menentukan kerangka berpikir atau parad
Makalah ini membahas tentang ragam penelitian yang dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, variabel, dan kuantitatif atau kualitatif. Ragam penelitian dilihat dari tujuannya adalah eksploratif, pengembangan, dan verifikatif. Sedangkan dari pendekatannya ada longitudinal dan silang.
Materi 6 Subyek Obyek Variabel Penelitian.pptxAnaSarahKurnia
Dokumen tersebut membahas tentang penelitian ilmiah, termasuk definisi penelitian, fungsi penelitian ilmiah, struktur pengkajian ilmiah, variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian seperti subyek, responden, obyek, dan jenis-jenis variabel beserta klasifikasinya.
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
Materi ini sangat penting sebagai kita pendidik di smk untuk apa untuk memberikan motifasi kepada kita sebagai pendidik di smk bahwa tujuan akhir kita tidak hanya transfer ilmu saja melainkan juga mengantar peserta didik menuju du di
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
1. PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF
DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH
METODE PENELITIAN PENDIDIKAN I
ABDUL RAHIM
SARKAWI
PUPUT NOVEL
PUTRI HANDAYANI
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI HUBBULWATHAN DURI
2017
2. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan umat
di dunia.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besar nya kepada Bapak
Mohd Rafi Riyawi M.Pd I selaku pembimbing mata kuliah Metode Penelitian
Pendidikan I serta segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang mengenai pembahasan mata kuliah “PELAKSANAAN PENELITIAN
KUANTITATIF ”
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok Metode
Penelitian Pendidikan I. Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan
kritik dari pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Duri, 1 Oktober 2017
Penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................3
A. VARIABEL.....................................................................................................3
B. DEFINISI OPERASIONAL...........................................................................9
C. INSTRUMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANNYA.....................11
D. DATA SUMBER DATA PENELITIAN..........................................................13
E. PENGUMPULAN DATA...............................................................................14
F. ANALISIS DATA...........................................................................................19
G. PENARIKAN KESIMPULAN.......................................................................21
BAB III PENUTUP....................................................................................................22
A. KESIMPULAN...............................................................................................22
B. SARAN...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis
untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.
Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan,
dan/atau mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua
perilaku dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai
penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke arah tujuan ini berhubungan dengan
pemerolehan pengetahuan dan pengembangan serta pengujian teori-teori.
Eksistensi dari suatu teori yang dapat hidup sangat mempermudah kemajuan ilmu
pengetahuan yang secara simultan menjelaskan banyak fenomena. Dibandingkan
dengan sumber pengetahuan yang lain, seperti pengalaman, otoritas, penalaran
induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode ilmiah tidak diragukan, paling
efisien dan paling terpercaya.
Banyak masalah diasosiasikan dengan pengalaman dan otoritas sebagai
sumber pengetahuan yang secara grafis diilustrasikan oleh sebuah cerita tentang
Aristoteles. Menurut cerita, suatu hari Aristoles menangkap seekor lalat dan
secara hati-hati menghitung dan menghitung kembali kakinya. Kemudian ia
mengumumkan bahwa lalat mempunyai lima kaki. Tidak seorangpun meragukan
kata-kata Aristoteles. Untuk beberapa tahun penemuannya diterima secara tidak
kritis. Karena lalat yang ditangkap Aristoteles telah mengalami kejadian kakinya
hilang satu. Apakah Anda percaya atau tidak cerita tersebut, itu telah memberikan
ilustrasi keterbatasan bertumpu pada pengalaman seseorang dan otoritas sebagai
sumber ilmu pengetahuan.
Pada kajian ini akan dideskripsikan tentang teknik pelaksanaan penelitian
kuantitatif sebagai suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan
paradigma-paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
(seperti, pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel-variabel,
hipotesis-hipotesis, dan pertanyaan-pertanyaan spesifik, menggunakan
5. pengukuran dan observasi, dan pengujian teori), menggunakan strategi-strategi
penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari deskripsi yang dikemukakan pada latar belakang, dikemukakan
beberapa permasalahan pokok sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi tentang variabel penelitian?
2. Bagaimana ulasan tentang definisi operasional?
3. Bagaimana penyusunan instrumen penelitian dan pengembangannya?
4. Bagaimana ulasan tentang Sumber Data?
5. Bagaimana ulasan tentang Pengumpulan Data?
6. Bagaimana ulasan tentang Analisis Data?
7. Bagaimana ulasan tentang Penarikan Simpulan?
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. VARIABEL
1. Pengertian Variabel Penelitian
Variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, karena variabel
bertujuan sebagai landasan mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data,
dan sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah variabel harus dapat
diamati dan dapat diukur. Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Arikunto menyebutkan bahwa variabel penelitian adalah objek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.1 Ibnu Hajar mengartikan
variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.2 Sementara itu,
Sutrisno Hadi menyatakan bahwa variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi,
perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.3 M. Nazir
menyebutkan bahwa variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam
nilai.4
Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1)
variabel jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani,
pedagang). Variabel penelitian dapat dipahami sebagai atribut yang
mencerminkan pengertian atau bangunan pengertian dan memiliki nilai. Contoh,
tinggi badan, kenapa dianggap sebagai variabel?, karena memiliki nilai dan antara
satu dan yang lain memiliki tinggi badan yang berbeda. Selengkapnya dapat
dilihat dari contoh berikut: Masalah banyaknya kosakata dalam buku pelajaran
menyulitkan siswa, maka variabel yang bisa diambil adalah ukuran banyaknya
1Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 99.
2IbnuHajar, Dasar-dasar Metodologi PenelitianKuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta: GrafindoPersada, 1999), h. 156.
3Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h. 137.
4Moh. Nasir, Metode Penelitian (Cet. IV; Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h. 149.
7. kosakata, dan ukuran kemampuan siswa. Jadi konsep yang menjadi perhatian
dalam suatu penelitian, itulah yang menjadi variabel penelitian. Sehingga dapat
didefinisikan bahwa variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Hal ini
mengakibatkan variabel dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok atau lebih.
2. Macam-macam Variabel Penelitian
Dalam hubungannya antara satu variabel dengan variabel yang lain,
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi variabel idependen, variabel
dependen, variabel moderator, dan variabel kontrol. Variabel-variabel tersebut
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Variabel Independen; disebut juga dengan variabel bebas yaitu merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
b. Variabel Dependen; disebut dengan variabel terikat yaitu variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c. Variabel Moderator; Variabel moderator disebut juga dengan variabel
independen kedua yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen.
d. Variabel Intervering; variabel yang secara teoritis yang mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
e. Variabel Kontrol; variabel yang dapat dikendalikan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Umumnya variabel kontrol sering digunakan peneliti
untuk jenis penelitian perbandingan.5
Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat B. Sandjaja dan Albertus yang
membedakan variabel sebagai berikut:
a. Variabel Bebas; disebut dengan variabel independent yaitu variabel yang
diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain dan biasanya variabel ini
5Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfa Beta, 2012), h. 39.
8. dimanipulasi, diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
variabel lain.
b. Variabel Tergantung; variabel dependent merupakan variabel yang timbul
karena sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel
bebas. Dalam sebuah penelitian variabel tergantung diamati dan diukur
untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas.
c. Variabel Moderator; disebut juga dengan variabel bebas kedua yaitu
variabel yang dipilih, diukur, diamati dan dimanipulasi oleh peneliti
karena diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan
variabel tergantung.
d. Variabel Kontrol; Variabel kontrol yaitu variabel yang dikontrol oleh
peneliti untuk menetralkan pengaruhnya terhadap variabel tergantung.
e. Variabel Antara; atau intervening variabel adalah faktor yang secara
teoritik mempengaruhi hubungan variabel bebas dan variabel tergantung.
Variabel ini juga dapat diukur dan diamati,namun pengaruhnya dapat
disimpulkan dari hubungan yang ada antara variabel bebas dan variabel
tergantung.6
Budiyono berpendapat lain dilihat dari segi proses kuantifikasi variabel
dibedakan menjadi variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan
variabel ratio.
a. Variabel Nominal; variabel yang di tetapkan berdasar atas proses
penggolongan. Misalnya: jenis kelamin (dipilah dalam pria dan wanita),
jenis pekerjaan (dipilah dalam PNS dan swasta) dan lain-lain.
b. Variabel Ordinal; variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam
atribut tertentu. misalnya ranking mahasiswa dalam suatu mata kuliah
(dipilah dalam ranking tinggi, sedang dan rendah).
c. Variabel Interval; variabel yang dihasilkan dari suatu pengukuran di mana
pengukuran itu di asumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama. Sifat
yang melekat pada variabel ini yaitu adanya penggolongan, urutan atau
6B. Sandjaja dan Albertus. Panduan Penelitian (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya, 2006), h. 84.
9. ranking dan satuan pengukuran. Misalnya prestasi belajar, penghasilan dan
sikap yang dinyatakan dalam skor.
d. Variabel Ratio; variabel dalam kuantifikasinya terdapat nol mutlak. Sifat
variabel ratio yaitu adanya penggolongan, ranking, satuan pengukuran dan
nol mutlak.7
Lebih lanjut Budiyono menyatakan bahwa menurut fungsinya, variabel
dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sering
disebut dengan variabel independen atau variabel penyebab. Variabel terikat
dipikirkan sebagai variabel yang keadaannya tergantung (terikat) kepada variabel
bebas.8
Arikunto membedakan variabel menjadi variabel kuantitatif dan variabel
kualitatif. Variabel kuantitatif dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu: menjadi
variabel diskrit dan variabel kontinum (discrete and continuous).
a. Variabel Diskrit; disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik
karena hanya diategorikan dalam 2 jawaban yang berlawanan yaitu “ya”
dan “tidak”.
b. Variabel Kontinum; dipisahkan dalam 3 variabel kecil yaitu varibel
ordinal, interval, dan rasio.9
Lebih lanjut Arikunto mengungkapkan bahwa variabel penelitian ditinjau
dari sifatnya dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Variabel Statis; variabel yang tidak dapat dirubah keberadaannya seperti
jenis kelamin, tempat tinggal, dan lain-lain.
b. Variabel Dinamis; variabel yang dapat dirubah keberadaannya, berupa
pegubahan, peningkatan, atau penurunan. Misalnya, kedisiplinan, motivasi
kepedulian, dan lain-lain.10
7Budiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2003), h. 27.
8Budiyono. Metode Penelitian Pendidikan, h. 29.
9Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, h. 116.
10Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, h. 123.
10. 3. Macam-macam Paradigma Penelitian
Paradigma mengacu pada model penyelidikan dan alat khusus, instrumen
dan prosedur yang diterima secara universal yang digunakan untuk meneliti dalam
disiplin keilmuan.11 Paradigma penelitian memiliki akar filosofis yaitu peneliti
secara sadar atau tidak sadar mengikuti paradigma yang membentuk cara
berpikirnya kearah pendekatan umum. Artinya sebuah masalah penelitian dapat
mengambil berbagai pendekatan sebagaimana ditentukan oleh peneliti. Di dalam
paradigma itu sendiri ada pihak-pihak yang berkeberatan terhadap metode
tertentu, namun ada juga pihak yang menerima
Denzin dan Lincoln mendefinisikan Paradigm as basic belief systems
based on ontological, epistomological, and methodological assumptions. A
paradigm may be viewed as a set of basic beliefs (or metaphysics) that deals with
ultimates or first principle.12 (Paradigma merupakan sistem keyakinan dasar
berdasarkan asumsi ontologis, epistomologis, dan metodologi. Suatu paradigma
dapat dipandang sebagai seperangkat kepercayaan dasar (atau yang berada di
balik fisik yaitu metafisik) yang bersifat pokok atau prinsip utama). Sedangkan
Guba menyatakan suatu paradigma dapat dicirikan oleh respon terhadap tiga
pertanyaan mendasar yaitu pertanyaan ontologi, epistomologi, dan metodologi.13
Landasan berpikir pendekatan kuantitatif adalah filsafat positivisme yang
pertama kali diperkenalkan oleh Emile Durkhim (1964). Pandangan filsafat
positivisme adalah bahwa tindakan-tindakan manusia terwujud dalam gejala-
gejala sosial yang disebut fakta-fakta sosial. Fakta-fakta sosial tersebut harus
dipelajari secara objektif, yaitu dengan memandangnya sebagai “benda,” seperti
benda dalam ilmu pengetahuan alam. Caranya dengan melakukan observasi atau
mengamati fakta sosial untuk melihat kecenderungan-kecenderungannya,
menghubungkan dengan fakta-fakta sosial lainnya, dengan demikian
kecenderungan-kecenderungan suatu fakta sosial tersebut dapat diidentifikasi.
Penggunaan data kuantitatif diperlukan dalam analisis yang dapat
11PeilingWang, “Methodologies andMethods for User Behavioral Research.” pada jurnal Annual Review of Information
Science and Technology (ARIST), vol. 34, 1999), h. 56.
12Denzin dan Lincoln (ed.), HandBook of Qualitative Research (London: Sage PublicationThousandOaks, 1994),h. 107.
13Egon Guba, The Paradigm of Dialog (London: Sage Publication Thousand Oaks, 1990), h. 18.
11. dipertanggungjawabkan kesahihannya demi tercapainya ketepatan data dan
ketepatan penggunaan model hubungan variabel bebas dan variabel tergantung.14
Pada buku yang lain Suparlan menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif
memusatkan perhatiannya pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik
tertentu dalam kehidupan manusia, yang dinamakan variabel. Hakikat hubungan
antara variabel-variabel dianalisis dengan menggunakan teori yang objektif.
Karena sasaran kajian dari penelitian kuantitatif adalah gejala-gejala, sedangkan
gejala-gejala yang ada dalam kehidupan manusia itu tidak terbatas banyaknya dan
tidak terbatas pula kemungkinan-kemungkinan variasi dan hierarkinya, maka juga
diperlukan pengetahuan statistik. Statistik dalam penelitian kuantitatif berguna
untuk menggolong-golongkan dan menyederhanakan variasi dan hierarki yang
ada dengan ketepatan yang dapat diukur, termasuk juga dalam penganalisaan dari
data yang telah dikumpulkan.15
Dari uraian Suparlan tersebut sudah jelas perbedaan yang fundamental
antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Agar terdapat gambaran
yang lebih rinci perbedaan penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif akan
dikemukakan pandangan Cresswell (1994), Denzin & Lincoln (1994), Guba &
Lincoln (1994), dan Moustyan (1995) dalam Neuman sebagai berikut.16
a. Quantitative Style (Model Kuantitatif)
Measure objective facts (mengukur fakta yang objektif)
Focus on variabels (terfokus pada variabel-variabel)
Reliability is key (reliabilitas merupakan kunci)
Value free (bersifat bebas nilai)
Independent of context (tidak tergantung pada konteks)
Many cases subjects (terdiri atas kasus atau subjek yang banyak)
Statistical analysis (menggunakan analisis statistik)
Researcher is detached (peneliti tidak terlibat)
14Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Ujung Pandang: Unhas, 1997), h. 95.
15Suparlan Suhartono, Konsep Dasar Filsafat IlmuPengetahuan(UjungPandang: ProgramPascasarjana UNHAS, 1997),
h. 6-7
16W.L. Neuman,Social ResearchMethods; Qualitative and Quantitative Approaches (Boston: Pearson Education Inc,
1997), h. 14.
12. b. Qualitative Style (Model Kualitatif)
Construct social reality, cultural meaning (mengonstruksi realitas
sosial, makna budaya)
Focus on interactive processes, events (berfokus pada proses
interpretasi dan peristiwa-peristiwa)
Authenticity is key (keaslian merupakan kunci)
Values are present and explicit (nilai hadir dan nyata / tidak bebas
nilai)
Situationally constrained (terikat pada situasi / terikat pada konteks)
Few cases subjects (terdiri atas beberapa kasus atau subjek)
Thematic analysis (bersifat analisis tematik)
Researcher is involved (peneliti terlibat)
B. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena.17 Mendefinisikan variabel secara operasional adalah menggambarkan
atau mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga variabel
tersebut bersifat spesifik (tidak beinterpretasi ganda) dan terukur (observable atau
measurable).
Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan
ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah cara di mana
variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya sehingga dalam Definisi
Operasional mencakup penjelasan tentang :
1. Nama variabel
2. Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian.
3. Hasil Ukur / Kategori
4. Skala Pengukuran.
17A. Alimul Hidayat, Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data (Surabaya: Salemba, 2007), h. 73.
13. Defenisi operasional adalah mendefenisikan suatu variabel yang akan
diamati dalam proses dengan mana variabel itu akan diukur.18 Defenisi
operasional adalah mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-
kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati, dan dapat
diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.19
Operasionalisasi variabel merupakan proses mengubah definisi nominal
menjadi definisi operasional. Misalnya definisi nominal dari disiplin adalah
"tingkat kepatuhan seseorang kepada aturan-aturan yang dikeluarkan oleh
organisasi". Definisi operasionalnya: Masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.00,
setiap tanggal 17 mengikuti apel, tidak merokok di tempat yang ada larangan
merokok, meminta ijin kepada yang berwenang jika meninggalkan kantor pada
saat jam kerja, dan lain sebagainya. Definisi operasional tidak boleh mempunyai
makna yang berbeda dengan definisi nominal. Oleh karena itu, sebelum menyusun
defenisi operasional, peneliti harus membuat definisi nominal terlebih dahulu
variabel penelitiannya. Definisi nominal dari variabel penelitian seharusnya secara
eksplisit telah dinyatakan dalam kerangka pemikiran. Definisi nominal dapat
diangkat dari berbagai pendapat para akhli yang memang banyak membicarakan,
menulis tentang variabel yang ditelitinya. Kalau variabelnya adalah "Peran Kepala
Desa", maka peneliti harus mempelajari konsep "peran Kepala Desa". Apa itu
peran?. Peneliti tidak bisa hanya mengutip satu atau dua pendapat saja. Makin
banyak pendapat para akhli yang dikutip, makin besar kemungkinan kebenaran
makna definisi nominal variabel penelitiannya. Untuk memudahkan, langkah awal
yang bisa diambil guna menyusun definisi nominal variabel penelitian adalah
melihat kamus umum. Kalau variabel tersebut berasal dari kata asing, misalnya
dari bahasa Inggris, maka kamus bahasa Inggris yang dipakai. Baru setelah itu
mencari dari buku-buku khusus yang membahas konsep atau variabel
penelitiannya. Jika buku yang dibacanya cukup tebal sehingga sulit menemukan
kata yang dicarinya, manfaatkan indeks yang ada di buku tersebut. Melalui
18L.N. Jewel dan Siegel Marc, Psikologi Industri/Organisasi Modern, diterjemahkan oleh A. Hadyana Pudjaatmaka dan
Maetasari (Jakarta: Archan, 1998), h. 27.
19Koentrjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 23.
14. indeks, peneliti dapat dengan mudah menemukan nomor halaman di mana kata
yang dimaksudkan dibahas.20
C. INSTRUMEN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANNYA
Instrumen memegang peranan penting dalam suatu penelitian. Mutu
penelitian sangat dipengaruhi oleh instrumen penelitian yang digunakan, karena
kevalidan dan kesahihan data yang diperoleh dalam suatu penelitian dsangat
ditentukan oleh tepat tidaknya dalam memilih instrumen penelitian. Instrumen
atau alat pengumpul data adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam suatu penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan dalam penelitian.
Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian kita dapat
menggunakan instrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan
instrumen yang dibuat sendiri. Penggunaan instrumen yang telah tersedia adalah
instrumen yang sudah ditetapkan atau dibakukan untuk mengumpulkan data
variabel penelitian yang telah ditentukan. Akan tetapi jika istrumen baku belum
tersedia untuk variabel tertentu dalam penelitian tersebut maka peneliti dapat
menyusun sendiri instrumen yang yang akan digunakan oleh peneliti dalam
melakukan penelitian.
Suryabrata mendefisikan instrumen penelitian adalah alat yang digunakan
untuk merekam yang pada umumnya secara kuantitatif.21 Arikunto
mendefinisikan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.22 Sedangkan Ibnu Hajar
menyebutkan bahwa instrumen penelitian adalah merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang
karakteristik dan objektif.23
20Hasan Mustafa. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia. 1997), h. 61.
21Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2008), h. 52.
22Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), h. 134.
23Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, h. 160.
15. Dari uraian beberapa pakar di atas, dapat penulis mengambil suatu
generalisasi bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
sebuah research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara
kuantitatif dan disusun secara sistematis.
Instrumen yang dipergunakan dalam upaya pengumpulan data suatu
penelitian itu harus memperhatikan validitas dan reliabelitas, karena
sesungguhnya data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Menurut
Sukidin, dkk (2010:100) berpendapat bahwa instrumen valid adalah instrumen
yang mampu mengukur apa yang seharusnya diukur misalnya bahwa penggaris
adalah alat yang valid untuk mengukur panjang, bukan untuk mengukur berat.
Sedangkan instrumen reliable adalah instrumen yang konsisten (tepat/akurat)
dalam mengukur yang seharusnya diukur.24
Sutrisno Hadi menyebutkan bahwa yang menjadi instrumen yang valid itu
memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1) pengukuran dengan alat pengukur
yang lain sebagi prediktor, (2) adanya standisasi group tertentu untuk mengadakan
observasi sebagai sebuah kriterium, (3) diselidiki ada atau tidaknya kecocokan
antara hasil prediktor dengan hasil kriterium.25
Setyosari berpendapat bahwa validitas terbagi menjadi 2 (dua) yaitu : (1)
validitas logis, yakni diperoleh dengan usaha yang sangat hati-hati sehingga
secara logika instrumen itu dicapai menurut validitas yang dikehendaki, (2)
validitas empiris, yaitu validitas yang diperoleh berdasarkan pengalaman.26
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat dikatakan bahwa di dalam
penyusunan instrumen penelitian suatu penelitian, data yang dihasilkan nanti
harus mempunyai kebenaran yang dapat diukur serta mempunyai konsistensi
kebenaran terhadap suatu objek. Hal ini dimaksudkan supaya ada relevansi antara
hipotesis dan kenyataan yang diperoleh melalui pengalaman secara optimal yang
dengannya kesahihan penelitian dapat diterima secara logis oleh akal.
Menyusun instrumen penelitian penelitian dilakukan setelah peneliti
memahami betul apa yang menjadi variabel penelitian. Pemahaman peneliti
terhadap variabel dan hubungan antar variabel akan mempermudah peneliti dalam
24Sukidin, dkk., Manajemen Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Insan Cendekia, 2010), h. 100.
25Sutrisno Hadi, Metodologi Research, h. 123.
26Punaji Setyosari,Metode Penelitian Pendidikan Dalam Pengembangan (Jakarta : Prenada Media Group, 2012), h. 205.
16. menentukan dan menyusun intrumen penelitian yang akan digunakan. Setelah
memahami variabel peneliti dapat menyusun instrumen untuk dapat menjabarkan
kedalam bentuk sub variabel, indikator, deskriptor dan butir-butir pertanyaan dan
angket dalam daftar cocok atau pedoman observasi. Dengan demikian maka
instrumen penelitan menjadi hal penting untuk menjaga agar penelitian yang
dilakukan tersebut bermutu dan berkualitas.
D. DATA SUMBER DATA PENELITIAN
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah
ketersediaan sumber data. Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation
(menerangkan, menjeleskan), karena itu bersifat to learn about the people
(masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih bersifat understanding
(memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to learn about
the people (masyarakat sebagai subyek).
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan
berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah,
data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
17. E. PENGUMPULAN DATA
Proses pengumpulan data penelitian kuantitatif harus terprogram dan
terencana. Hal-hal yang harus disiapkan oleh peneliti dalam tahap pengumpulan
data adalah sebagai berikut.
a. Membuat schedule penelitian
Schedule penelitian berisi hal-hal yang harus dikerjakan, kapan waktunya
dan deadline selesai dan lain-lain.
b. Persiapan admisintrasi
Persiapan administrasi yang dimaksud seperti meliputi persiapan surat-
menyurat, pengurusan ijin penelitian, persiapan pertemuan-pertemuan, persiapan
alat-alat penelitian, dan lain-lain.
c. Organisasi tim peneliti
Organisasi ini untuk penelitian kolektif, untuk penelitian individual tidak
memerlukan pengorganisasian seperti ini.
d. Penyusuan anggaran penelitian
Bagi penelitian individual penyusuan anggaran tidak mutlak diperlukan
karena semua pengeluaran langsung dikoordinasi sendiri dengan biaya sendiri.
Tapi bagi penelitian kolektif yang membutuhkan donor dari pihak lain maka perlu
membuat rencana anggaran dana.
e. Lembaga donor
Lembaga donor ini dibagi menjadi dua yaitu lembaga donor pemerintah
dan non pemrintah.
f. Ujicoba dan revisi instrument penelitian
Adapun instrument penelitian yang membutuhkan uji coba adalah jenis
angket. Sedangkan jenis wawancara, observasi, interview, dokumentasi dan
lainnya tidak harus diuji cobakan. Karena instrument ini selalu bersama peneliti.
g. Field workers dan tenaga asisten
Tenaga bantu ini diperlukan biasanya dalam penelitian kuantitatif yang
dilakukan pada populasi yang sangat luas. Sehingga peneliti membutuhkan
bantuan orang lain.
18. h. Mengambil data dilapangan
Apabila seluruh persiapan penelitian diatas sudah selesai maka
pengumpulan data bisa dimulai. Beberapa ahli mengatakan bahwa jika suatu
penelitian sudah sampai pada pengumpulan data maka penelitian tersebut 80%
sudah selesai.
Adapun etika dalam pengumpulan data yang sebaiknya diterapkan peneliti
adalah: pertama, mampu meyakinkan bahwa privasi dan kerahasiaan responden
adalah tanggung jawab peneliti. Kedua, tujuan penelitian harus dijelaskan pada
subjek penelitan. Ketiga, jangan bertanya data yang sifatnya pribadi yang tidak
ada sangkut pautnya dengan tujuan penelitian. Keempat, jika responden tidak
setuju atau tidak tertarik untuk memberikan respon maka harus tetap di hormati.
Lima, tidak boleh terjadi distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan
selama penelitian.
1. Metode Pengumpulan Data Penelitian Kuantitatif
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),
dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan
metode tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Metode pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data
mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan
reliabel.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian
yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan
kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau reliabel,
19. apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan
datanya. Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan
kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang
sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan
tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian,
akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan
penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan
reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau
kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai
fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut,
pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan
proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket
(questionnaire), wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari
settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada
laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden,
dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi
cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi.
20. a. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Sugiyono mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh
peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai
berikut:
Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
peneliti.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden.
Iskandar mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai
berikut:
Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan
tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi
untuk mengukur variabel yang diteliti.
Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket
harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
21. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa
terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak
terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan
negatif.
Pertanyaan tidak mendua
Tidak menanyakan yang sudah lupa
Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak
menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang
umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal
yang sulit.
c. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan sistematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Hal-hal yang perlu
diperhatikan observer agar pelaksanaannya efektif yaitu:
Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai obyek yang akan
diobservasi.
Memahami tujuan penelitian secara holistik.
Mengadakan pencatatan yang komprehensif.
Menentukan cara dan alat yang digunakan dalam mencatat data
Memiliki keterampilan menggunakan cara dan alat hasil observasi.
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen
pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian
atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu
petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala
bertingkat. Misalnya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya
22. mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang,
atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.
F. ANALISIS DATA
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian merupakan bagian yang
amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan data dapat diberi
arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data
mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam kelompok-
kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi sehingga mempunyai
makna.
Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan
yang terjadi dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran dan pemaknaan.
Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-data
lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Misalnya dalam
penelitian kuantitatif, baik melalui pengolahan statistik inferensial maupun
statistik deskriptif. Dalam penelitian kuantitatif, angka-angka yang diperoleh
melalui alat pengumpul data harus diolah secara kuantitatif.
Analisis penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan pendekatan analisis
kuantitatif secara deskriptif dan atau analisis kuantitatif secara inferensial. Sesuai
dengan namanya analisis deskriptif adalah analisis yang hanya akan
mendeskripsikan keadaan suatu gejala yang telah direkam melalui alat ukur
kemudian diolah sesuai dengan fungsinya. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya
dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga memberi suatu kesan lebih
mudah dipahami maknanya oleh siapapun yang membutuhkan informasi terhadap
gejala yang diamati. Statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas
mengorganisasi data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur,
ringkas dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan,sehingga dapat
ditarik pengertian atau makna tertentu.
Statistik inferensial fungsinya lebih luas, sebab tidak hanya sekedar
menggambarkan fenomena, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih
23. luas ke dalam wilayah populasi. Penggunaan statistik inferensial menuntut
pensyaratan yang ketat dalam penentuan sampel yang representative.
Adapun langkah-langkah atau tahapan pengolahan data jenis penelitian
kuantitatif adalah:
a. Memeriksa (Editing)
Pada tahapan ini data yang terkumpul melalui daftar pertanyaan atau
pernyataan baik kuesioner maupun wawancara perlu dibaca kembali. Editing
adalah proses memeriksa data yang sudah terkumpul, meliputi kelengkapan isian,
keterbatasan tulisan, kejelasan jawaban, relevansi jawaban, keseragaman satuan
data yang digunakan, dan lain-lain.
b. Memberi Tanda Kode (Coding)
Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang merupakan jawaban
responden perlu diberi kode untuk memudahkan dalam menganalisi data. Hal ini
sangat penting artinya apalagi pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
bantuan komputer. Pemberian kode pada data apat dilakukan dengan melihat
jawaban dari jenis pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Uraian tersebut
mendasari batasan pengertian Coding adalah kegiatan pemberian kode pada setiap
data yang terkumpul disetiap instrument penelitian.
c. Tabulasi Data (Tabulating)
Tabulasi data merupakan proses penyajian data yang dilakukan dengan
cara memasukkan data ke dalam table atau daftar untuk memudahkan dalam
pengamatan dan evaluasi. Tabulasi data dapat menjadi gambaran tentang hasil
penelitian karena data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum
dalam tabel yang mudah dipahami maknanya.
Pengolahan statistik sederhana dapat disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi relatif berupa persentase, mean, median dan modus. Dapat pula
menyajikan dalam bentuk tabel silang. Kegunaan tabel silang antara lain:
Menganalisis hubungan antar variabel.
Mengatur data untuk keperluan statistic
24. Mengontrol variabel tertentu sehingga dapat dianalisis tentang ada
tidaknya hubungan tertentu.
Memeriksa kesalahan-kesalahan dalam kode ataupun jawaban instrument.
d. Interpretasi Data
Setelah data yang terkumpul diolah dan dianalisis statistik, harus
diinterpretasikan atau ditafsirkan agar penarikan kesimpulan lebih mudah
dilakukan. Interpretasi merupakan penjelasan rinci tentang arti dan makna materi
yang dipaparkan. Interpretasi memiliki dua aspek, yaitu:
Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, maksudnya
menghubungkan hasil suatu penelitian dengan penelitian sebelumnya.
Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat
menjelaskan.
Kedudukan interpretasi dalam rangkaian proses analisis data penelitian
sangat urgen. Interpretasi harus dilakukan dengan cermat, sebab kualitas analisis
sangat tergantung dari kualitas interpretasi yang dibuat peneliti terhadap data.
G. PENARIKAN KESIMPULAN
Penarikan kesimpulan bagi peneliti merupakan hal yang perlu kehati-
hatian khusus. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, peneliti akan
membuat generalisasi dan kesimpulan dari hasil penelitian. Generalisasi disebut
sebagai suatu hal yang berkaitan dengan pembentukan gagasan peneliti
berdasarkan interpretasi data. Dalam penelitian generalisasi harus mempunyai
kaitan dengan teori yang mendasari penelitian.
Kesimpulan pada dasarnya adalah jawaban dari rumusan masalah yang
telah ditetapkan pada bagian awal penelitian, sehingga idealnya kesimpulan
penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang diajukan. Dapat pula
dikatakan bahwa kesimpulan adalah jawaban atas rumusan masalah.
25. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari kajian yang dikemukakan, dapat dikemukakan beberapa poin penting
sebagai kesimpulan, yaitu:
1. Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
2. Variabel dapat dibedakan dari aspek hubungan antara variabel, proses
kuantifikasi variabel, fungsi, dan sifat variabel.
3. Pada penelitian model kuantitatif, dilihat dari: 1) mengukur fakta yang
objektif, 2) Terfokus pada variabel-variabel, 3) Reliabilitas merupakan
kunci, 4) Bersifat bebas nilai, 5) Tidak tergantung pada konteks, 6)
Terdiri atas kasus atau subjek yang banyak, 7) Menggunakan analisis
statistik, dan 8) Peneliti tidak terlibat. Sedangkan pada model Kualitatif,
dilihat dari: 1) Mengonstruksi realitas sosial, makna budaya, 2)
Berfokus pada proses interpretasi dan peristiwa-peristiwa, 3) Keaslian
merupakan kunci, 4) Nilai hadir dan nyata / tidak bebas nilai, 5) Terikat
pada situasi / terikat pada konteks, 6) Terdiri atas beberapa kasus atau
subjek, 7) Bersifat analisis tematik, dan 8) Peneliti terlibat.
4. Definisi operasional mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap
suatu objek atau fenomena, sehingga variabel tersebut bersifat spesifik
(tidak beinterpretasi ganda) dan terukur (observable atau measurable).
5. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam sebuah
research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah
secara kuantitatif dan disusun secara sistematis.
26. 6. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari
tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh
peneliti dari sumber yang sudah ada.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat, pemakalah menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun
terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca maupun pemakalah.
27. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2000.
Arikunto, Suharsimi. Metode Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:Rineka Cipta, 2006.
Budiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University
Press, 2003.
Denzin dan Lincoln. ed. Hand Book of Qualitative Research. London: Sage
Publication Thousand Oaks, 1994.
Guba, Egon. The Paradigm of Dialog. London: Sage Publication Thousand Oaks,
1990.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset, 1994.
Hajar, Ibnu. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.
Jakarta: Grafindo Persada, 1999.
Hidayat, A. Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis Data.
Surabaya: Salemba, 2007.
Jewel, L.N. dan Siegel Marc, Psikologi Industri/Organisasi Modern,
diterjemahkan oleh A. Hadyana Pudjaatmaka dan Maetasari. Jakarta:
Archan, 1998.
Koentrjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
Mustafa, Hasan. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia
Indonesia. 1997.
Nasir, Moh. Metode Penelitian. Cet. IV; Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005.
Neuman, W.L. Social Research Methods; Qualitative and Quantitative
Approaches. Boston: Pearson Education Inc, 1997.
Sandjaja, B. dan Albertus. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya,
2006.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan Dalam Pengembangan. Jakarta :
Prenada Media Group, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta, 2012.
Suhartono, Suparlan. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Ujung Pandang: Unhas, 1997.
28. Suharttono, Suparlan. Konsep Dasar Filsafat Ilmu Pengetahuan. Ujung Pandang:
Program Pascasarjana UNHAS, 1997.
Sukidin. dkk., Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Insan Cendekia,
2010.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,
2008.
Wang, Peiling. “Methodologies and Methods for User Behavioral Research.” pada
jurnal Annual Review of Information Science and Technology. ARIST),
vol. 34, 1999.