Allah adalah sumber dari segala hikmat. Dia maha bijak, adil dan baik. Terpisah dari Kristus, orang-orang paling bijaksana yang pernah hidup sekalipun tidak dapat memahami-Nya. Mereka mungkin mengaku bijaksana; mereka mungkin merasa bangga dalam pencapaian mereka; namun ilmu pengetahuan belaka, selain dari kebenaran agung yang berpusat di dalam Kristus, adalah sia-sia. ‘Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya: ... tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.’
Kita tahu, bahwa Allah sungguh memiliki rancangan yang sangat baik mengenai kita, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan [Yeremia 29:11]. Nah, persoalannya, ada banyak dari kita yang tidak siap untuk menuai dan menikmati hari depan yang penuh harapan, yang telah disediakan Allah di dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, kita perlu senantiasa mengupgrade diri kita, supaya kita selalu siap sedia untuk menuai dan menikmati hari depan yang penuh harapan di dalam berbagai aspek hidup kita.
1. Pelajaran 2 untuk 13 Oktober 2018
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Amsal 9:10
“‘Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN,
dan mengenal Yang Mahakudus adalah
pengertian.’”
2. TUHAN ingin umat-Nya
bersatu. Mematuhi
kehendak-Nya adalah
penting untuk mencapai
kesatuan. Ketika kita
dipersatukan, sukacita dan
kemakmuran memenuhi
jemaat dan Injil diberitakan
dengan penuh kuasa.
Sayangnya, umat TUHAN
tidak selalu menjadi teladan
yang baik. Oleh karena itu,
kita harus mempelajari
sejarah umat Allah, sehingga
kita dapat belajar dari
kesalahan masa lalu dan
dapat bersatu hari ini.
BANGSA ISRAEL
Kembalilah anak-anak
murtad
Apa yang benar menurut
pandangannya sendiri
Pembagian bangsa Ibrani
GEREJA KRISTEN
Perpecahan di Korintus
Serigala akan datang
3. “KEMBALILAH, HAI ANAK-ANAK MURTAD!”
“Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi
bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN,
Allahmu.” (Ulangan 28:2)
TAAT
TIDAK TAAT
Hidup yang
damai dan
berkelimpahan
(Ul. 28:1-14)
Perang dan
konflik
(Ul. 28:15-68)
Kita dapat melihat pola ini sepanjang sejarah
Israel. Sayangnya, ketidaktaatan lebih
dominan daripada kepatuhan.
Namun, TUHAN selalu berada di sisi mereka.
Ia mengutus para nabi untuk memanggil
umat-Nya agar bertobat karena Ia mengasihi
mereka (Yeremia 3:14-15; 31:3).
Allah menetapkan kondisi yang sangat jelas ketika
Israel akan memasuki Tanah Perjanjian:
TUHAN rindu memberikan kemakmuran, persatuan dan kesehatan bagi umat-
Nya. Ia mampu melakukannya ketika kita hidup dalam iman dan ketaatan.
4. “Jika engkau datang dekat kepada Yesus
dan berusaha untuk menghiasi profesimu
dengan kehidupan yang teratur dan
percakapan yang saleh, kakimu akan dijaga
agar tidak tersesat ke jalan terlarang. Jika
engkau tetap berjaga, tetap berdoa, jika
engkau melakukan segalanya seolah-olah
engkau berada di hadirat Allah secara
langsung, engaku akan diselamatkan dari
menyerah pada godaan, dan dapat
berharap untuk tetap murni, tanpa noda,
dan tidak kotor sampai akhirnya.”
E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 5, cp. 12, p. 148)
5. APA YANG BENAR MENURUT
PANDANGANNYA SENDIRI
Orang-orang Israel mengikuti keinginan duniawi
mereka sendiri dan tidak menaati hukum Allah.
Mereka membuat dua kesalahan serius:
a) Mereka menyembah kepada allah-allah lain(Hakim 2:11-13)
b) Mereka menikahi perempuan Kanaan (Hakim 3:5-7)
Mereka dengan sadar melangkah menjauh dari
perisai pelindung TUHAN. Israel menderita
perang dan dosa-dosa yang mengerikan sebagai
akibat dari pilihan tersebut. Lebih lanjut,
orang-orang non-Yahudi salah memahami
karakter dan hukum ALLAH yang sejati karena
teladan Israel yang buruk.
Melakukan apa pun yang saya inginkan
memiliki hasil yang buruk. Mari membuat
keputusan tegas untuk melakukan kehendak
TUHAN sejak saat ini.
“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang
Israel; setiap orang berbuat apa yang benar
menurut pandangannya sendiri.” (Hakim 21:25)
6. PEMBAGIAN
BANGSA
IBRANI
Mengapa ALLAH membagi Israel menjadi 2 kerajaan?
Rehabeam, putra Salomo, mencari kebijaksanaan di tempat yang salah. Dia
tidak mendengar permintaan rakyatnya, dia ganas dan kejam.
“Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak
mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab
raja: "Bagian apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak
memperoleh warisan dari anak Isai itu! Ke kemahmu, hai
orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!"
Maka pergilah orang Israel ke kemahnya.” (1 Raja 12:16 )
Di mana kita dapat menemukan hikmat untuk membuat keputusan yang benar?
Alkitab mendorong kita untuk mendapatkan hikmat, dan takut akan TUHAN
adalah permulaan pengetahuan (Amsal 4:7; 9:10). Kita hanya perlu
memintanya: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat,
hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua
orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit .” (Yak. 1:5).
7. PERPECAHAN
DI KORINTUS
Ada golongan-golongan di
jemaat di Korintus: Sebagian
mengatakan mereka berasal
dari golongan Apolos, yang lain
dari olongan Paulus, yang
lainnya dari golongan Kefas dan
yang lain dari golongan Kristus.
Saudara-saudari di Korintus
mengidolakan orang-orang baik
dan pekerjaan mereka. Hal
tersebut membawa
perpecahan.
Saya golongan
Apolos, karena
ia fasih
berbicara
Saya golongan
Paulus, karena
ia mengajar
kasih karunia
Saya golongan
kefas, karena
dulu ia
bersama
YESUS
Saya
golongan
YESUS
Inti dari persatuan adalah
Kristus. Ia adalah teladan kita
dan kita harus mengarahkan
pandangan kita pada-Nya.
Ketika kita semua memandang
kepada salib, kita disatukan
dalam tujuan yang sama.
“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,
demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu
seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara
kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu
dan sehati sepikir.” (1 Korintus 1:10)
8. “SERIGALA
AKAN DATANG”
“Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi,
serigala-serigala yang ganas akan masuk ke
tengah-tengah kamu dan tidak akan
menyayangkan kawanan itu.” (Kisah 20:29)
Paulus mengamarkan jemaat
tentang orang-orang yang
menyebabkan perpecahan untuk
mengambil keuntungan dari
jemaat.
Guru-guru palsu akan selalu ada,
tetapi kita dapat mengalahkan
mereka dan mempertahankan
persatuan dalam Gereja.
Berikut adalah beberapa nasihat
untuk mengalahkan penyesatan
(2Timotius 2:14-19 dan 3:12-17:
Pelajarilah Alkitab, pahamilah dan ajarkan.
Hindari pembicaraan yang tidak berguna dan spekulatif.
Bicaralah tentang kebenaran.Taatilah perintah TUHAN.
9. “Rantai kasih emas, yang mengikat hati orang-orang
percaya dalam kesatuan, dalam ikatan persekutuan dan
kasih, dan dalam kesatuan dengan Kristus dan Bapa,
membuat hubungan itu sempurna, dan membawa
kepada dunia kesaksian kekuatan Kekristenan yang
tidak dapat diperdebatkan...
E.G.W. (That I May Know Him, June 16)
Maka egoisme akan tercabut
dan ketidaksetiaan tidak akan
ada. Tidak akan ada
pertikaian dan perpecahan.
Tidak akan ada sifat keras
kepala dalam diri orang yang
terikat kepada Kristus.”