Dokumen tersebut membahas tentang hemodialisa. Hemodialisa adalah proses pembersihan darah dari limbah dan racun untuk pasien gagal ginjal dengan menggunakan mesin dialisis. Proses ini mengeluarkan limbah melalui proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi melalui membran semipermeabel. Komplikasi yang dapat terjadi adalah hipotensi, emboli udara, nyeri dada, dan pruritus. Propinsi dengan jumlah pasien hemodialisa ter
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik. Pembahasan meliputi pengertian, patofisiologi, pengkajian, diagnosa, dan tindakan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam merawat pasien gagal ginjal kronik dengan penerapan teori asuhan keperawatan.
1. Gagal ginjal adalah kondisi dimana fungsi ginjal menurun hingga tidak mampu lagi menyaring darah dan membuang limbah.
2. Penyebabnya antara lain penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, batu ginjal, dan autoimun.
3. Pemeriksaan seperti USG, CT scan, atau MRI dapat membantu mendiagnosis gagal ginjal.
Dokumen tersebut merangkum tentang prosedur hemodialisis untuk membersihkan darah pasien gagal ginjal dari zat sisa dan racun. Prosedur ini bekerja dengan mendialiskan darah pasien melalui membran semipermeabel untuk memisahkan zat-zat tersebut ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sementara darah bersih kembali ke tubuh pasien. Dokumen juga menjelaskan tujuan, prinsip kerja, indikasi, kontraindik
Format pengkajian pasien hemodialisa mencakup identitas pasien, penanggung jawab, keluhan utama, riwayat kesehatan, kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa, dan tindakan. Format ini digunakan untuk menilai kondisi pasien secara menyeluruh.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik. Pembahasan meliputi pengertian, patofisiologi, pengkajian, diagnosa, dan tindakan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam merawat pasien gagal ginjal kronik dengan penerapan teori asuhan keperawatan.
1. Gagal ginjal adalah kondisi dimana fungsi ginjal menurun hingga tidak mampu lagi menyaring darah dan membuang limbah.
2. Penyebabnya antara lain penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, batu ginjal, dan autoimun.
3. Pemeriksaan seperti USG, CT scan, atau MRI dapat membantu mendiagnosis gagal ginjal.
Dokumen tersebut merangkum tentang prosedur hemodialisis untuk membersihkan darah pasien gagal ginjal dari zat sisa dan racun. Prosedur ini bekerja dengan mendialiskan darah pasien melalui membran semipermeabel untuk memisahkan zat-zat tersebut ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sementara darah bersih kembali ke tubuh pasien. Dokumen juga menjelaskan tujuan, prinsip kerja, indikasi, kontraindik
Format pengkajian pasien hemodialisa mencakup identitas pasien, penanggung jawab, keluhan utama, riwayat kesehatan, kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa, dan tindakan. Format ini digunakan untuk menilai kondisi pasien secara menyeluruh.
Dokumen tersebut merangkum pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, diagnostik, dan penatalaksanaan penyakit ginjal kronik. Topik utama mencakup definisi penyakit ginjal kronik, kriteria diagnostik, klasifikasi berdasarkan tingkat penyakit dan etiologi, faktor risiko dan mekanisme penyakit, pendekatan diagnostik, serta tujuan penatalaksanaan seperti mengendalikan faktor risiko
Teks tersebut membahas tentang hemodialisa sebagai pengobatan untuk gagal ginjal. Hemodialisa digunakan untuk mengeluarkan limbah metabolik dan kelebihan cairan dari tubuh dengan cara memisahkan darah pasien dari cairan dialisis melalui membran semipermeabel. Proses ini mengeluarkan zat-zat seperti urea dan kreatinin dari darah melalui proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi."
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah dengan mengalirkannya melalui membran dializer untuk menghilangkan limbah dan zat beracun. Proses ini digunakan untuk menggantikan fungsi ginjal pada pasien gagal ginjal maupun keracunan akut.
PPT-Chronic Kidney Disease-Muhammad Lukman Hakim, Amd.KepHanaYulia4
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kondisi dimana organ ginjal sudah tidak mampu mengeluarkan limbah metabolik tubuh akibat gangguan fungsi ekskresi dan non-ekskresi. Pasien Ny. D dirawat dengan diagnosis CKD berdasarkan gejala sesak nafas, edema, dan peningkatan ureum darah serta kreatinin darah. Perawatan meliputi koreksi cairan dan elektrolit, obat hipertensi dan diabetes, serta edukasi gizi dan aktivitas.
Gagal ginjal kronik adalah kondisi progresif dan tidak dapat disembuhkan dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengeluarkan limbah dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, menyebabkan penumpukan limbah dan gejala seperti hipertensi, edema, dan gangguan neurologis. Asuhan keperawatan penting untuk pasien gagal ginjal kronik meliputi pengawasan fungsi ginjal dan gejala, manaj
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONISpjj_kemenkes
Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien gagal ginjal kronis. Gangguan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti diabetes, hipertensi, dan infeksi yang menyebabkan kerusakan pada nefron secara progresif. Diagnosa keperawatan umum meliputi kelebihan volume cairan, gangguan nutrisi, dan kurangnya toleransi aktifitas. Perencanaan keperawatan bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan
Dokumen ini membahas tentang pasien hemodialisa di berbagai provinsi di Indonesia. Jumlah pasien hemodialisa terbanyak berada di Pulau Jawa dengan 25.446 pasien, sedangkan jumlah terendah di Pulau Sulawesi dengan 15.128 pasien. Jumlah pasien baru hemodialisa di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit ginjal kronik (PGK), termasuk definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, perjalanan klinis, dan manifestasi klinis PGK. PGK ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara progresif yang dapat berakhir dengan gagal ginjal. Penyebab utamanya bervariasi antara negara, tetapi diabetes dan hipertensi adalah penyebab terbesar di Amerika Serikat dan
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat agar tercapai kesehatan optimal. Dokumen ini juga membahas tentang penyebab gagal ginjal akut dan kronik seperti diabetes, hipertensi, infeksi, serta tahapan perjalanan klinis gagal ginjal akut dan kronik.
Dokumen tersebut merangkum pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, diagnostik, dan penatalaksanaan penyakit ginjal kronik. Topik utama mencakup definisi penyakit ginjal kronik, kriteria diagnostik, klasifikasi berdasarkan tingkat penyakit dan etiologi, faktor risiko dan mekanisme penyakit, pendekatan diagnostik, serta tujuan penatalaksanaan seperti mengendalikan faktor risiko
Teks tersebut membahas tentang hemodialisa sebagai pengobatan untuk gagal ginjal. Hemodialisa digunakan untuk mengeluarkan limbah metabolik dan kelebihan cairan dari tubuh dengan cara memisahkan darah pasien dari cairan dialisis melalui membran semipermeabel. Proses ini mengeluarkan zat-zat seperti urea dan kreatinin dari darah melalui proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi."
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah dengan mengalirkannya melalui membran dializer untuk menghilangkan limbah dan zat beracun. Proses ini digunakan untuk menggantikan fungsi ginjal pada pasien gagal ginjal maupun keracunan akut.
PPT-Chronic Kidney Disease-Muhammad Lukman Hakim, Amd.KepHanaYulia4
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kondisi dimana organ ginjal sudah tidak mampu mengeluarkan limbah metabolik tubuh akibat gangguan fungsi ekskresi dan non-ekskresi. Pasien Ny. D dirawat dengan diagnosis CKD berdasarkan gejala sesak nafas, edema, dan peningkatan ureum darah serta kreatinin darah. Perawatan meliputi koreksi cairan dan elektrolit, obat hipertensi dan diabetes, serta edukasi gizi dan aktivitas.
Gagal ginjal kronik adalah kondisi progresif dan tidak dapat disembuhkan dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk mengeluarkan limbah dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, menyebabkan penumpukan limbah dan gejala seperti hipertensi, edema, dan gangguan neurologis. Asuhan keperawatan penting untuk pasien gagal ginjal kronik meliputi pengawasan fungsi ginjal dan gejala, manaj
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONISpjj_kemenkes
Dokumen ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien gagal ginjal kronis. Gangguan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti diabetes, hipertensi, dan infeksi yang menyebabkan kerusakan pada nefron secara progresif. Diagnosa keperawatan umum meliputi kelebihan volume cairan, gangguan nutrisi, dan kurangnya toleransi aktifitas. Perencanaan keperawatan bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan
Dokumen ini membahas tentang pasien hemodialisa di berbagai provinsi di Indonesia. Jumlah pasien hemodialisa terbanyak berada di Pulau Jawa dengan 25.446 pasien, sedangkan jumlah terendah di Pulau Sulawesi dengan 15.128 pasien. Jumlah pasien baru hemodialisa di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penyakit ginjal kronik (PGK), termasuk definisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, perjalanan klinis, dan manifestasi klinis PGK. PGK ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara progresif yang dapat berakhir dengan gagal ginjal. Penyebab utamanya bervariasi antara negara, tetapi diabetes dan hipertensi adalah penyebab terbesar di Amerika Serikat dan
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat agar tercapai kesehatan optimal. Dokumen ini juga membahas tentang penyebab gagal ginjal akut dan kronik seperti diabetes, hipertensi, infeksi, serta tahapan perjalanan klinis gagal ginjal akut dan kronik.
Obat-obatan adalah sumber umum cedera ginjal akut. Dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu, rata-rata pasien saat ini lebih tua, memiliki lebih banyak penyakit penyerta, dan terpapar lebih banyak prosedur diagnostik dan terapeutik yang berpotensi merusak fungsi ginjal. Obat yang terbukti menyebabkan nefrotoksisitas mengerahkan efek toksiknya melalui satu atau lebih mekanisme patogenik umum. Nefrotoksisitas yang diinduksi obat cenderung lebih umum di antara pasien tertentu dan dalam situasi klinis tertentu. Oleh karena itu, pencegahan yang berhasil membutuhkan pengetahuan tentang mekanisme patogenik cedera ginjal, faktor risiko terkait pasien, faktor risiko terkait obat, dan tindakan pencegahan, ditambah dengan kewaspadaan dan intervensi dini.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakoterapi gagal ginjal yang mencakup definisi, prevalensi, etiologi, patogenesis, dan klasifikasi gagal ginjal akut dan kronik."
Majalah ini membahas berbagai topik terkait penyakit ginjal dan hipertensi. Beberapa artikel membahas tentang pentingnya diet protein rendah dalam menunda perburukan fungsi ginjal pada pasien gagal ginjal kronik. Artikel lain membahas tentang nefropati IgA, pengobatan dosis tunggal infeksi saluran kemih, hipertensi pada diabetes dan kehamilan, serta nefropati akibat penyakit tropis. Majalah ini bertuju
Dokumen tersebut memberikan data jumlah pasien hemodialisa di RSUD Syamsudin SH Sukabumi tahun 2015. Jumlah total pasien selama setahun adalah 2750 orang dengan rata-rata 229 pasien per bulan. Penurunan pasien terbesar terjadi pada bulan November dengan 204 pasien, sementara peningkatan terbesar pada Desember dengan 236 pasien.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. HEMODIALISA
( Disusun untuk memenuh tugas SIK )
Disusun Oleh :
Akbar El Qodar
Dicky Rinaldi
Dhea Apriliani
Inten Herlianti Anugrah
Yusep Ginan Muhsini
4B, S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2019
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga
komposisi darah dengan mencegah menumpuknya limbah dan
mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga level elektrolit
seperti sodium, potasium dan fosfat tetap stabil, serta memproduksi
hormon dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan darah,
membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap kuat.Penyakit ginjal
kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan
prevalens dan insidens gagal ginjal yang meningkat, prognosis yang buruk
dan biaya yang tinggi. Prevalensi PGK meningkat seiring meningkatnya
jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes melitus serta
hipertensi. Sekitar 1 dari 10 populasi global mengalami PGK pada stadium
tertentu (http://www.worldkidneyday.org/faqs/chronic-kidney-disease/).
Hasil systematic review dan meta-analysis yang dilakukan oleh
Hill et al, 2016, mendapatkan prevalensi global PGK sebesar 13,4%.
Menurut hasil Global Burden of Disease tahun 2010, PGK merupakan
penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia tahun 1990 dan meningkat
menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Sedangkan di Indonesia, perawatan
penyakit ginjal merupakan ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS
kesehatan setelah penyakit jantung. Penyakit ginjal kronis awalnya tidak
3. menunjukkan tanda dan gejala namun dapat berjalan progresif menjadi
gagal ginjal. Penyakit ginjal bisa dicegah dan ditanggulangi dan
kemungkinan untuk mendapatkan terapi yang efektif akan lebih besar jika
diketahui lebih awal. ( Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI, 2017 ).
B. KONSEP DASAR PENYAKIT
Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat
menjalankan fungsinya secara normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua
bagian besar yakni gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Pada gagal
ginjal kronik penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan – lahan tetapi
dapat berlangsung terus selama berbulan – bulan atau bertahun – tahun
sampai ginjal tidak dapat berfungsi sama sekali atau end stage renal
disease ( Soemantri,2012 dalam Danny 2015 ).
Hemodialisa merupakan tindakan pengobatan yang dilakukan pada
pasien GGK supaya mampu bertahan hidup. Namun demikian, tindakan
tersebut mempunyai efek samping pada kondisi fisik serta psikologis
pendetita GGK ( Kemenkes, 2018, dalam NurseLine Journal, 2019 ).
Terapi hemodialisis merupakan teknologi tinggi sebagai terapi pengganti
untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolism atau racun tertentu dari
peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea,
kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permiabel
sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana
terjadi prosesdifusi, osmosis danultra filtrasi ( Brunner & Suddarth,2009
4. dalam Hagita, Bayhakki, Woferst, 2015 ). Terapi pengganti ginjal
hemodialisis sangat bermanfaat bagi klien dengan penyakit ginjal tahap
akhir karena ginjal merupakan alat vital dalam tubuh yang menjaga
homeostasis tubuh, namun terapi hemodialisis bukan berarti tidak berisiko
dan tidak mempunyai efek samping. Berbagai permasalahan dan
komplikasi dapat terjadi pada klien yang menjalani hemodialysis ( Hagita,
Bayhakki, Woferst, 2015 ).
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “ Apakah Hemodialisa itu ?
“.
5. BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Hemodialisis
1. Pengertian
Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada
pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis
jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien
dengan penyakit ginjal stadium akhir atau end stage renal disease
(ESRD) yang memerlukan terapi jangka panjang atau permanen.
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen
yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan
(Suharyanto dan Madjid, 2009).
Hemodialisis adalah proses pembersihan darah oleh
akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien
dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang
membutuhkan dialisis waktu singkat. Penderita gagal ginjal kronis,
hemodialisis akan mencegah kematian. Hemodialisis tidak
menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal dan tidak mampu
mengimbangi hilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yang
dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapinya
terhadap kualitas hidup pasien (Brunner & Suddarth, 2006 ;
Nursalam, 2006).
6. 2. Tujuan
Terapi hemodialisis mempunyai beberapa tujuan. Tujuan
tersebut diantaranya adalah menggantikan fungsi ginjal dalam
fungsi ekskresi (membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh,
seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain),
menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang
seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat, meningkatkan
kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal serta
Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan
yang lain (Suharyanto dan Madjid, 2009).
Dialisis didefinisikan sebagai difusi molekul dalam cairan
yang melalui membran semipermeabel sesuai dengan gradien
konsentrasi elektrokimia. Tujuan utama Hemodialisis adalah untuk
mengembalikan suasana cairan ekstra dan intrasel yang sebenarnya
merupakan fungsi dari ginjal normal. Dialisis dilakukan dengan
memindahkan beberapa zat terlarut seperti urea dari darah ke
dialisat. dan dengan memindahkan zat terlarut lain seperti
bikarbonat dari dialisat ke dalam darah. Konsentrasi zat terlarut
dan berat molekul merupakan penentu utama laju difusi. Molekul
kecil, seperti urea, cepat berdifusi, sedangkan molekul yang
susunan yang kompleks serta molekul besar, seperti fosfat, β2-
microglobulin, dan albumin, dan zat terlarut yang terikat protein
seperti p- cresol, lebih lambat berdifusi. Disamping difusi, zat
terlarut dapat melalui lubang kecil (pori-pori) di membran dengan
bantuan proses konveksi yang ditentukan oleh gradien tekanan
hidrostatik dan osmotik – sebuah proses
7. yang dinamakan ultrafiltrasi (Cahyaning, 2009)). Ultrafiltrasi saat
berlangsung, tidak ada perubahan dalam konsentrasi zat terlarut;
tujuan utama dari ultrafiltrasi ini adalah untuk membuang kelebihan
cairan tubuh total. Sesi tiap dialisis, status fisiologis pasien harus
diperiksa agar peresepan dialisis dapat disesuaikan dengan tujuan
untuk masing-masing sesi. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyatukan komponen peresepan dialisis yang terpisah namun
berkaitan untuk mencapai laju dan jumlah keseluruhan pembuangan
cairan dan zat terlarut yang diinginkan. Dialisis ditujukan untuk
menghilangkan komplek gejala (symptoms) yang dikenal sebagai
sindrom uremi (uremic syndrome), walaupun sulit membuktikan
bahwa disfungsi sel ataupun organ tertentu merupakan penyebab
dari akumulasi zat terlarut tertentu pada kasus uremia (Lindley,
2011).
3. Prinsip yang mendasari kerja hemodialisis
Aliran darah pada hemodialisis yang penuh dengan toksin
dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke dializer tempat
darah tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan lagi ke
tubuh pasien. Sebagian besar dializer merupakan lempengan rata
atau ginjal serat artificial berongga yang berisi ribuan tubulus
selofan yang halus dan bekerja sebagai membran semipermeabel.
Aliran darah akan melewati tubulus tersebut sementara cairan
dialisat bersirkulasi di sekelilingnya. Pertukaran limbah dari darah
ke dalam cairan dialisat akan terjadi melalui membrane
semipermeabel tubulus (Brunner & Suddarth, 2006)
8. Tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis, yaitu
difusi, osmosis, ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah di dalam darah
dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah
yang memiliki konsentrasi tinggi, ke cairan dialisat dengan
konsentrasi yang lebih rendah (Lavey, 2011). Cairan dialisat
tersusun dari semua elektrolit yang penting dengan konsentrasi
ekstrasel yang ideal. Kelebihan cairan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses osmosis. Pengeluaran air dapat dikendalikan
dengan menciptakan gradien tekanan, dimana air bergerak dari
daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke
tekanan yang lebih rendah (cairan dialisat). Gradient ini dapat
ditingkatkan melalui penambahan tekanan negative yang dikenal
sebagai ultrafiltrasi pada mesin dialisis. Tekanan negative
diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan penghisap pada
membran dan memfasilitasi pengeluaran air (Elizabeth, et all,
2011)).
4. Penatalakasanaan pasien yang menjalani hemodialisis
Hemodialisis merupakan hal yang sangat membantu pasien
sebagai upaya memperpanjang usia penderita. Hemodialisis tidak
dapat menyembuhkan penyakit ginjal yang diderita pasien tetapi
hemodialisis dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan pasien
yang gagal ginjal (Anita, 2012).
Pasien hemodialisis harus mendapat asupan makanan yang
cukup agar tetap dalam gizi yang baik. Gizi kurang merupakan
prediktor yang penting untuk terjadinya kematian pada pasien
hemodialisis. Asupan protein diharapkan 1-1,2 gr/kgBB/hari
dengan 50 % terdiri atas asupan protein dengan nilai biologis
tinggi. Asupan kalium diberikan 40-70 meq/hari. Pembatasan
kalium sangat diperlukan, karena itu makanan tinggi kalium seperti
buah-buahan dan umbi-umbian tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.
Jumlah asupan cairan dibatasi sesuai dengan jumlah urin yang ada
ditambah insensible water loss. Asupan natrium dibatasi 40- 120
mEq.hari guna mengendalikan tekanan darah dan edema. Asupan
tinggi natrium akan menimbulkan rasa haus yang selanjutnya
9. mendorong pasien untuk minum. Bila asupan cairan berlebihan
maka selama periode di antara dialisis akan terjadi kenaikan berat
badan yang besar (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia, 2006).
Banyak obat yang diekskresikan seluruhnya atau atau
sebagian melalui ginjal. Pasien yang memerlukan obat-obatan
(preparat glikosida jantung, antibiotik, antiaritmia, antihipertensi)
harus dipantau dengan ketat untuk memastikan agar kadar obat-
obatan ini dalam darah dan jaringan dapat dipertahankan tanpa
menimbulkan akumulasi toksik. Resiko timbulnya efek toksik
akibat obat harus dipertimbangkan (Hudak & Gallo, 2010).
5. Komplikasi
Komplikasi terapi dialisis mencakup beberapa hal seperti
hipotensi, emboli udara, nyeri dada, gangguan keseimbangan
dialisis, dan pruritus. Masing – masing dari point tersebut
(hipotensi, emboli udara, nyeri dada, gangguan keseimbangan
dialisis, dan pruritus) disebabkan oleh beberapa faktor. Hipotensi
terjadi selama terapi dialisis ketika cairan dikeluarkan. Terjadinya
hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat,
rendahnya dialisis natrium, penyakit jantung, aterosklerotik,
neuropati otonomik, dan kelebihan berat cairan. Emboli udara
terjadi jika udara memasuki sistem vaskuler pasien (Hudak &
Gallo, 2010 ). Nyeri dada dapat terjadi karena PCO₂ menurun
bersamaan dengan terjadinya sirkulasi darah diluar tubuh,
sedangkan gangguan keseimbangan dialisis terjadi karena
perpindahan cairan serebral dan muncul sebagai serangan kejang.
Komplikasi ini kemungkinan terjadinya lebih besar jika terdapat
gejala uremia yang berat. Pruritus terjadi selama terapi dialisis
ketika produk akhir metabolisme meninggalkan kulit (Smelzer,
2008).
10. Terapi hemodialisis juga dapat mengakibatkan komplikasi
sindrom disekuilibirum, reaksi dializer, aritmia, temponade
jantung, perdarahan intrakranial, kejang, hemolisis, neutropenia,
serta aktivasi komplemen akibat dialisis dan hipoksemia, namun
komplikasi tersebut jarang terjadi. (Brunner & Suddarth, 2008).
11. BAB III
DATA & GRAFIK
PROVINSI Jumlah Pasien Hemodialisa
SUMATRA 19621
SULAWESI 15128
KALIMANTAN 17193
PAPUA 21050
JAWA 25446
12. Berdasarkan tabel dan grafik di slide sebelumnya, sebagian besar
pulau yang memiliki pasien baru hemodialisa adalah pulau Jawa dengan
jumlah 25446 jiwa, dan sebagian kecil pulau yang memiliki pasien baru
hemodialisa adalah pulau Sulawesi dengan jumlah 19621.
13. BAB IV
Analisis Data
Angka pasien baru hemodialisa di Indonesia masih tinggi bahkan
bertambah setiap tahunnya. Data Report Of Indonesian Renal Registry
tahun 2016 Jumlah pasien baru terus meningkat dari tahun ke tahun ,
pasien aktif adalah seluruh pasien baik pasien baru tahun 2016 maupun
pasien lama dari tahun sebelumnya yang masih menjalani hemodialisa
rutin dan masih hidup sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
14. BAB V
Penutup
A. Simpulan
Angka pasien baru hemodialisa di Indonesia masih tinggi bahkan
bertambah setiap tahunnya. Data Report Of Indonesian Renal Registry
tahun 2016 Jumlah pasien baru terus meningkat dari tahun ke tahun ,
pasien aktif adalah seluruh pasien baik pasien baru tahun 2016 maupun
pasien lama dari tahun sebelumnya yang masih menjalani hemodialisa
rutin dan masih hidup sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. Pada
tahun 2016 pasien aktif meningkat tajam hal ini menunjukkan lebih
banyak pasien yang dapat menjalani hemodialisis lebih lama, tampaknya
faktor JKN berperan dalam menjaga kelangsungan terapi ini. Hal ini
menunjukan bahwa 90 % dibiayai oleh JKN baik PBI maupun non PBI.
B. Saran
Menurut kami, kejadian GGK yang melakukan hemodialisa perlu
ditangani dengan serius. mengingat jumlah pasien baru yang terus
meningkat setiap tahunnya.