Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
2. LATAR BELAKANG
UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan, mendefinisikan Ketahanan Pangan merupakan kondisi
terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya Pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan.
TIGA PILAR KETAHANAN PANGAN
PEMANFAATAN PANGAN
3
Kemampuan rumah tangga untuk
memperoleh pangan yang cukup dalam
jumlah dan mutu yang baik secara
ekonomi maupun sosial
Kondisi tersedianya pangan secara fisik
di suatu daerah yang diperoleh dari
produksi domestic, cadangan pangan
dan impor.
Penggunaan pangan oleh rumah tangga
pada suatu masyarakat dengan tujuan
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi
yang dibutuhkan agar dapat hidup sehat
dan produktif secara berkelanjutan
KETERJANGKAUAN PANGAN
2
KETERSEDIAAN PANGAN
1
3. INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4
TAHUN 2022 TENTANG PERCEPATAN PENGHAPUSAN
KEMISKINAN EKSTRIM
01
03
02
DASAR PELAKSANAAN
04
KEPUTUSAN MENKO BIDANG PMK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN
2022 TENTANG KABUPATEN/KOTA PRIORITAS PERCEPATAN PENGHAPUSAN
KEMISKINAN EKSTRIM TAHUN 2022 - 2024
05
EVALUASI TERHADAP RENJA SKPD TAHUN 2023 LINGKUP BIDANG PPM
4. ISUDANSTRATEGIPENANGGULANGANKEMISKINAN
Strategi
Penanggulangan
Kemiskinan
PENDIDIKAN
Akses layanan dasar, Pendidikan Wajib 12
tahun, Kartu Indonesia Pintar (KIP)
KESEHATAN
Layanan dan Infrastruktur kesehatan, FKTP-
FKRTL, KIS/ PBI
SOSIAL
Perlindungan sosial berupa bantuan sosial
(BPNT, PKH, Lansia, Disabilitas), jaminan
sosial (JKN-PBI)
INFRASTRUKTUR DASAR
Akses layanan dasar (sanitasi air bersih) dan
Pembangunan RUTILAHU
PEREKONOMIAN/ MENINGKATKAN PENDAPATAN
KORPORASI PERTANIAN dalam rangka penguatan faktor
input (subsidi pupuk, kepemilikan lahan, teknologi
penyuluh; PELATIHAN DAN AKSES PEKERJAAN (padat
karya dan pelatihan); AKSES PERMODALAN (KUR); BPUM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Kelembagaan, BUMDes, Dana Desa
BAZNAS/ CSR
GARUT CERDAS (Bantuan Pendidikan), GARUT SEHAT
(Bantuan pengobatan dan penanganan ODF), GARUT
PEDULI (Bantuan RUTILAHU, Bantuan Langsung seperti
kebakaran, GARUT MAKMUR (Bantuan Modal Usaha)
INTEGRASI DAN DIGITALISASI DATA
PENDUDUK MISKIN
Pengelolaan data dalam merangkai seluruh
program perlindungan sosial (data bersumber
dari DTKS, Data kependudukan Dukcapil)
5. CAKUPAN LAYANAN
PROGRAM INTERVENSI
PERCEPATAN PENURUNAN
KEMISKINAN EKSTRIM
PADA DKP KAB. GARUT
Fasilitasi P2L
Fasilitasi Pekarangan
Pangan Lestari (P2L)
berupa pemberian
benih sayuran, tanaman
pangan lainnya dan
sumber protein hayati
dan bahan pertanaman
bagi Poktan/KWT untuk
Ketersediaan dan
Keterjangkauan Pangan
dilingkungan sekitar
dengan penanaman
tanaman cepat panen,
shg masyarakat tidak
membeli dan bisa
memanen sendiri secara
cepat.
Sarana penunjang
Pemasangan Bander/Baliho di Desa
tentang pentingnya Gerakan
Pemanfaatan Lahan Pekarangan
untuk menanggulangan Dampak
Kenaikan BBM
Sarana Penunjang
Pemberian leaflet/buku panduan
tentang Gerakan Pemanfaatan Lahan
Pekarangan agar masyarakat
mengerti tata cara budidaya, panen
sampai pemasaran tanamannya
Sosialisai/Edukasi
Gerakan Pemanfaatan
lahan pekarangan, untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
kemampuan masyarakat
dalam memanfaatkan
pekarangan menjadi
sumber pemenuhan
pangan dan gizi keluarga
serta dapat menjadi
sumber pendapatan
tambahan keluarga
PERCEPATAN PENURUNAN KEMISKINAN
EKSTRIM
6. Anggaran yang Dibutuhkan
Sub Kegiatan Pelaksanaan Pencaiapan
Target Konsumsi Pangan Per Kapita/Tahun
Sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi
Fasilitasi
Pekarangan Pangan
Lestari (P2L)
Sosialisasi
meningkatkan
pengetahuan
Pangan
Pemasangan
Spanduk/Baliho/
Banner
Sasaran :
Sumber Pendapatan
tambahan keluarga
di 21 Poktan/KWT di
Daerah Miskin
Ekstrim @ Rp.
12.500.000,- = Rp.
262.500.000,-
Edukasi/Sosialisasi
Gerakan
Pemanfaatan Lahan
Sarana Penunjang Sarana Penunjang
Sasaran :
Anggota
Poktan/KWT
sebanyak 25 org x
21 Poktan/KWT
@ Rp. 15.000
(snack) = Rp.
7.875.000,-
Pemberian Leaflet
Gerakan
Pemanfaatan
Lahan
Sasaran :
Anggota
Poktan/KWT di
Kabupaten Garut
sehingga
mengerti tentang
Pemanfataan
Lahan
Pekarangan
sebanyak 2.900 lb
x Rp. 7.500,- = Rp.
7.875.000,-
Sasaran Kantor
Desa di
Kabupaten Garut
tentang Gerakan
Pemanfaatan
Lahan
Pekarangan untuk
menanggulangan
Dampak Kenaikan
BBM sebanyak 21
Buah x @ Rp.
375.000,- = Rp.
21.750.000,-
Pemberian Benih,
Sarana penanaman
dan bahan
pertanaman
7. TUJUAN AKHIR KEGIATAN MENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTRIM
Tujuan dari Gerakan Pemanfataan Lahan Pekarangan
Memandirikan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan konsumsi pangan melalui ketersediaan
pangan hasil P2L
Menjadikan P2L sebagai sumber pendapatan
tambahan keluarga dimana hasil panen dapat
dijual
PEKARANGAN PANGAN LESTARI (P2L)
Meningkatnya Pengetahuan
Poktan/KWT/Masyarakat melalui Pemberian
Leaflet tentang Pentingnya Gerakan Pekarangan
Pemanfataan Lahan bagi Masyarakat dan pada
akhirnya bisa mengembangkan Pola P2L tersebut
ke masyarakat yang lain
Memberikan Pemahaman tentang Gerakan
Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan
pemasangan Baliho/Banner/Spanduk di Desa
menjadikan Gerakan Pekarangan tersebut untuk
menanggulangan rawan pangan karena bisa tanam
dan panen sendiri dipekarangan
EDUKASI/SOSIALISASI