Dokumen tersebut membahas strategi advokasi dan komunikasi untuk mengurangi stunting di Indonesia, dengan menjelaskan bahwa stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat meski pemerintah telah berupaya menurunkannya, serta perlunya program komunikasi untuk perubahan perilaku yang terkoordinasi guna mengatasi berbagai hambatan tercapainya gizi optimal pada 1000 hari pertama kehidupan.
1. Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh melalui pendekatan keluarga.
2. PIS-PK dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke rumah tangga untuk mengintegrasikan program kesehatan dan sumber daya kesehatan.
3. Pendekatan keluarga memungkinkan puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sas
Implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Padang Lawas Utara melalui pembudayaan Germas secara struktural dan masyarakat, dengan tujuan meningkatkan edukasi, lingkungan hidup, pencegahan penyakit, gizi dan aktivitas fisik masyarakat. Dilakukan melalui kampanye kesehatan, keterlibatan multi sektor, dan peran serta pemerintah daerah.
1. Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh melalui pendekatan keluarga.
2. PIS-PK dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke rumah tangga untuk mengintegrasikan program kesehatan dan sumber daya kesehatan.
3. Pendekatan keluarga memungkinkan puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sas
Implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di Kabupaten Padang Lawas Utara melalui pembudayaan Germas secara struktural dan masyarakat, dengan tujuan meningkatkan edukasi, lingkungan hidup, pencegahan penyakit, gizi dan aktivitas fisik masyarakat. Dilakukan melalui kampanye kesehatan, keterlibatan multi sektor, dan peran serta pemerintah daerah.
Program kerja sama UNICEF dan pemerintah Jawa Timur pada tahun 2023 mencakup beberapa bidang, yaitu gizi, air bersih dan sanitasi, kesehatan, pendidikan, perlindungan anak, kebijakan sosial, dan efektivitas program. Bidang-bidang tersebut akan difokuskan pada intervensi seperti pencegahan stunting dan malnutrisi, sanitasi yang dikelola dengan aman, eliminasi buang air besar di tempat terbuka,
Strategi Komunikasi Manajemen Kebersihan MenstruasiReza Hendrawan
Manejemen kebersihan menstruasi (MKM) merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi dan sanitasi yang diperlukan bagi anak usia sekolah dan remaja. Buku ini dapat digunakan sebagai panduan praktis bagi petugas di lembaga pemerintah atau pihak lainnya untuk melaksanakan strategi komunikasi manajemen kebersihan menstruasi melalui kegiatan advokasi, mobilisasi sosial, dan kampanye publik di sekolah dan luar sekolah.
1. Dokumen tersebut membahas kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada masa Pandemi COVID-19, yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan keluarga di Puskesmas.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan promosi dan pendidikan kesehatan di Indonesia. Beberapa poin kuncinya adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, fokus pada kelompok rentan, serta penekanan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat melalui upaya promotif dan preventif.
Rangkuman dokumen tersebut adalah: Pemerintah berkomitmen menurunkan stunting dan wasting sebagai sasaran utama 2020-2024 dengan target stunting 14% dan wasting 7% pada 2024. Upaya yang dilakukan meliputi program gizi untuk ibu hamil, menyusui, dan anak hingga usia 2 tahun serta remaja puteri, serta penguatan sistem surveilans, edukasi masyarakat, dan keterlibatan pemerintah daerah. Sasaran strategis pembinaan
Peraturan ini mengatur upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat di berbagai tatanan di Desa Ardi Mulyo untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu diterapkan di rumah tangga, lembaga pendidikan, tempat kerja, tempat umum, dan fasilitas kesehatan dengan menyesuaikan karakteristik masing-masing tatanan. Tujuannya adalah meningkatkan komitmen pemangku ke
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024 membahas capaian dan tantangan pelaksanaan program penurunan stunting di Indonesia, serta dampak pandemi Covid-19. Strategi ini menargetkan penurunan stunting hingga 14% pada 2024 melalui lima pilar utama."
Bab 1 Pendahuluan menjelaskan latar belakang pentingnya peringatan Pekan ASI Sedunia setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat ASI bagi bayi. ASI dijadikan sebagai makanan bayi terbaik berdasarkan rekomendasi WHO/UNICEF. Bab ini juga menjelaskan peraturan pemerintah terkait pemberian ASI eksklusif yang dilindungi.
Dokumen tersebut membahas manajemen pelayanan gizi spesifik di puskesmas untuk mencapai target penurunan stunting di Indonesia, termasuk implementasi delapan intervensi gizi prioritas dan peran petugas gizi puskesmas dalam siklus manajemen pelayanan kesehatan."
Program kerja sama UNICEF dan pemerintah Jawa Timur pada tahun 2023 mencakup beberapa bidang, yaitu gizi, air bersih dan sanitasi, kesehatan, pendidikan, perlindungan anak, kebijakan sosial, dan efektivitas program. Bidang-bidang tersebut akan difokuskan pada intervensi seperti pencegahan stunting dan malnutrisi, sanitasi yang dikelola dengan aman, eliminasi buang air besar di tempat terbuka,
Strategi Komunikasi Manajemen Kebersihan MenstruasiReza Hendrawan
Manejemen kebersihan menstruasi (MKM) merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi dan sanitasi yang diperlukan bagi anak usia sekolah dan remaja. Buku ini dapat digunakan sebagai panduan praktis bagi petugas di lembaga pemerintah atau pihak lainnya untuk melaksanakan strategi komunikasi manajemen kebersihan menstruasi melalui kegiatan advokasi, mobilisasi sosial, dan kampanye publik di sekolah dan luar sekolah.
1. Dokumen tersebut membahas kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada masa Pandemi COVID-19, yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan keluarga di Puskesmas.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan promosi dan pendidikan kesehatan di Indonesia. Beberapa poin kuncinya adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, fokus pada kelompok rentan, serta penekanan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat melalui upaya promotif dan preventif.
Rangkuman dokumen tersebut adalah: Pemerintah berkomitmen menurunkan stunting dan wasting sebagai sasaran utama 2020-2024 dengan target stunting 14% dan wasting 7% pada 2024. Upaya yang dilakukan meliputi program gizi untuk ibu hamil, menyusui, dan anak hingga usia 2 tahun serta remaja puteri, serta penguatan sistem surveilans, edukasi masyarakat, dan keterlibatan pemerintah daerah. Sasaran strategis pembinaan
Peraturan ini mengatur upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat di berbagai tatanan di Desa Ardi Mulyo untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu diterapkan di rumah tangga, lembaga pendidikan, tempat kerja, tempat umum, dan fasilitas kesehatan dengan menyesuaikan karakteristik masing-masing tatanan. Tujuannya adalah meningkatkan komitmen pemangku ke
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024 membahas capaian dan tantangan pelaksanaan program penurunan stunting di Indonesia, serta dampak pandemi Covid-19. Strategi ini menargetkan penurunan stunting hingga 14% pada 2024 melalui lima pilar utama."
Bab 1 Pendahuluan menjelaskan latar belakang pentingnya peringatan Pekan ASI Sedunia setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat ASI bagi bayi. ASI dijadikan sebagai makanan bayi terbaik berdasarkan rekomendasi WHO/UNICEF. Bab ini juga menjelaskan peraturan pemerintah terkait pemberian ASI eksklusif yang dilindungi.
Dokumen tersebut membahas manajemen pelayanan gizi spesifik di puskesmas untuk mencapai target penurunan stunting di Indonesia, termasuk implementasi delapan intervensi gizi prioritas dan peran petugas gizi puskesmas dalam siklus manajemen pelayanan kesehatan."
Similar to P3_Peta Strategi Advokasi 28_04_22.pptx (20)
1. PETA JALAN UNTUK
MENGEMBANGKAN STRATEGI
ADVOKASI DAN KOMUNIKASI UNTUK
PERUBAHAN PERILAKU DALAM UPAYA
MENGURANGI STUNTING DI
INDONESIA
2. PENURUNAN STUNTING TELAH MENJADI PRIORITAS NASIONAL DI
INDONESIA TERLEPAS DARI KEMAJUAN YANG TELAH BANYAK DICAPAI
DI BERBAGAI BIDANG, DAN KOMITMEN PEMERINTAH UNTUK
MENURUNKAN ANGKA MALNUTRISI, SITUASI GIZI DI INDONESIA
MASIH TETAP MERUPAKAN MASALAH.
DI TAHUN 2013, SEKITAR 9 JUTA BALITA (37%) DIPERKIRAKAN
MENDERITA GAGAL TUMBUH ATAU STUNTING.
UNTUK MEMERANGI STUNTING, PEMERINTAH INDONESIA
MENGELUARKAN PERATURAN PRESIDEN NO. 42/2013 TENTANG
‘GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI’ – YANG BERFOKUS
PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN, SEJALAN DENGAN GERAKAN
SUN (SCALING UP NUTRITION) GLOBAL.
3. SELANJUTNYA, DI TAHUN 2017 PEMERINTAH INDONESIA MELUNCURKAN
GERAKAN NASIONAL PENURUNAN STUNTING. PENURUNAN STUNTING PADA
ANAK BADUTA SEBESAR 28% DI TAHUN 2019 JUGA MERUPAKAN SALAH SATU
SASARAN DALAM RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
NASIONAL (RPJMN) 2015-2019 (BUKU II-2-97) YANG MENETAPKAN BAHWA
PROMOSI PERUBAHAN PERILAKU HARUS MENJADI SALAH SATU KOMPONEN
UTAMA DALAM STRATEGI PERCEPATAN PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT.
SELAIN ITU, WAKIL PRESIDEN JUSUF KALLA, SEBAGAI KETUA TIM NASIONAL
PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) MEMPERKENALKAN
KONSEP LIMA PILAR PENANGANAN STUNTING. INI MENCAKUP
PELAKSANAAN SUATU KAMPANYE NASIONAL YANG BERFOKUS PADA
PENGETAHUAN, PERUBAHAN PERILAKU, KOMITMEN POLITIK DAN
AKUNTABILITAS UNTUK MENURUNKAN PREVALENSI STUNTING.
PEMERINTAH INDONESIA TELAH MENETAPKAN 100 KABUPATEN YANG
MENJADI LOKASI PRIORITAS UNTUK INTERVENSI MULAI DI TAHUN 2018,
DENGAN RENCANA UNTUK DIPERLUAS DI 2019 – 2021.
4.
5. PRAKTIK GIZI IBU BAYI DAN ANAK (MIYCN) DAN KOMUNIKASI TINJAUAN
DOKUMEN (DESK REVIEW) YANG DILAKUKAN OLEH ALIVE AND THRIVE
DI TAHUN 2017 MERANGKUM BERBAGAI LITERATUR YANG ADA
TENTANG PRAKTIK GIZI IBU, BAYI DAN ANAK (MIYCN) DI INDONESIA
DENGAN FOKUS PADA ‘1000 HARI’ PERTAMA YANG MERUPAKAN
JENDELA PELUANG ASUPAN GIZI.
SECARA UMUM, DI SELURUH INDONESIA DAPAT DIDETEKSI
KESENJANGAN UNTUK SEMUA INDIKATOR MIYCN YANG TERUTAMA
DISEBABKAN OLEH KETIDAKSETARAAN YANG CUKUP MENCOLOK
DALAM KEKAYAAN, INFRASTRUKTUR, DAN TINGKAT URBANITAS/
RURALITAS.
6. MALNUTRISI TERUTAMA BURUK DI DAERAH DENGAN AKSES KE
SEKOLAH, PASAR DAN FASILITAS KESEHATAN YANG TERBATAS.
STUNTING BAHKAN DITEMUI PADA 24 HINGGA 29% ANAK YANG
BERASAL DARI RUMAH TANGGA DI KATEGORI TERKAYA.
TINJAUAN INI MENYAJIKAN PRAKTIK-PRAKTIK MIYCN TERKINI, HAL-HAL
YANG MERUPAKAN PENENTU KUNCI DARI MIYCN DAN PERILAKU
MENCARI PENGOBATAN YANG RELEVAN.
KESENJANGAN PENGETAHUAN YANG BERPOTENSI PENTING JUGA
DISEBUTKAN. TINJAUAN INI MENEGASKAN PERLUNYA SEBUAH
STRATEGI ADVOKASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PERUBAHAN PERILAKU
YANG MENYELURUH YANG DAPAT MENGATASI BERBAGAI HAMBATAN
TERHADAP PENCAPAIAN MIYCN YANG OPTIMAL DALAM 1000 HARI
PERTAMA KEHIDUPAN
7. STUNTING (TINGGI BADAN PENDEK RELATIF TERHADAP USIA)
■ SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT TIDAK MENGENAL ISTILAH STUNTING.
■ SAAT INI PARA IBU, PETUGAS KESEHATAN DAN PEMANGKU KEPENTINGAN
DI BIDANG NON-KESEHATAN TIDAK MENGANGGAP STUNTING SEBAGAI
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT.
■ BANYAK ORANG PERCAYA STUNTING BERKAITAN DENGAN FAKTOR
TURUNAN.
GIZI IBU
■ PENGURANGAN MAKAN DAN BERBAGAI MAKANAN YANG DIANGGAP
TABU SELAMA KEHAMILAN
■ POLA MAKAN DIPENGARUHI OLEH SUAMI DAN IBU/MERTUA SEBAGAI
PENGAMBIL KEPUTUSAN PERIHAL MAKANAN YANG DIBELI DAN DIKONSUMSI
■ DEFISIENSI ZAT GIZI MIKRO — ZAT BESI DAN KALSIUM BERPENGARUH
PADA IBU HAMIL
8. INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DAN ASI EKSKLUSIF 0-6 BULAN
■ INISIASI MENYUSUI DINI TIDAK UMUM DILAKUKAN; HANYA SEPARUH IBU MELAHIRKAN
MULAI MENYUSUI SATU JAM SETELAH BERSALIN
■ HANYA 1 DARI 2 BAYI BERUSIA 0-6 BULAN DISUSUI SECARA EKSKLUSIF
■ IBU YANG BERSALIN DENGAN BANTUAN TENAGA KESEHATAN LEBIH KECIL
KEMUNGKINANNYA UNTUK INISIASI MENYUSUI DINI ATAU DI HARI YANG SAMA
DIBANDINGKAN DENGAN IBU YANG BERSALIN DENGAN BANTUAN DUKUN BERSALIN ATAU
KELUARGA
■ PENGETAHUAN MENGENAI PRAKTIK MENYUSUI KURANG, MOTIVASI UNTUK MENYUSUI
TERBATAS, DAN KEPERCAYAAN DIRI YANG RENDAH MERUPAKAN HAMBATAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF
■ IBU TIDAK YAKIN MAMPU MEMPRODUKSI ASI DENGAN KUALITAS DAN KUANTITAS YANG
TEPAT
■ IBU YANG BEKERJA TERKENDALA UNTUK MEMBERI ASI EKLUSIF; MISALNYA, KETIADAAN
TEMPAT MENYUSUI YANG PRIVAT, JADWAL KERJA YANG KURANG FLEKSIBEL
■ MATERI PROMOSI, BERBAGAI SAMPEL PRODUK PENGGANTI ASI, DAN PELANGGARAN
KODE INTERNASIONAL PEMASARAN PRODUK PENGGANTI ASI ADALAH PENGHALANG
TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF.
9. PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)
■ MAKANAN PENDAMPING ASI UMUM DIBERIKAN CUKUP DINI.
SEPARUH DARI BAYI BERUSIA 4-5 BULAN YANG DISUSUI SUDAH DIBERI
MAKANAN PADAT ATAU SEMI-PADAT4 .
■ FREKUENSI PEMBERIAN MAKAN YANG MEMADAI BAGI BAYI BERUSIA
6-24 BULAN CUKUP BERMASALAH; HANYA DUA PERTIGA BAYI DIBERI
MAKAN SESERING YANG DIANJURKAN PER HARI
■ SEPARUH DARI IBU MENGAKU MEMBERI BAYINYA MAKAN HANYA
BILA BAYI MEMINTA
■ HANYA SEKITAR SEPERTIGA DARI BAYI USIA 6-23 BULAN DIBERI
MAKAN SESUAI REVISI ANJURAN WHO UNTUK PEMBERIAN MAKANAN
BAYI DAN ANAK (PMBA), TERMASUK FREKUENSI PEMBERIAN MAKAN
DAN ASI, SERTA KERAGAMAN PANGAN YANG MEMADAI.
10. PENILAIAN AKAN MATERI KOMUNIKASI TENTANG STUNTING
■ JELAS DIBUTUHKAN SEBUAH PAKET INFORMASI YANG DAPAT MENJADI
PANDUAN AGAR SEMUA UPAYA KOMUNIKASI MEMBERIKAN INFORMASI
YANG KONSISTEN DAN AKURAT.
■ WALAUPUN STUNTING MERUPAKAN MASALAH BESAR DI INDONESIA,
SEMENTARA SALAH SATU TEMUAN KUNCI DARI STUDI PENELITIAN YANG
DIJADIKAN RUJUKAN ADALAH KURANGNYA KESADARAN AKAN STUNTING,
HINGGA SAAT INI BELUM ADA KAMPANYE MENYELURUH YANG MENANGANI
MASALAH INI DENGAN TEPAT.
■ KAMPANYE BERSKALA NASIONAL YANG DILAKUKAN OLEH KEMENTERIAN
KESEHATAN TERUTAMA MEMPROMOSIKAN INTERVENSI UNTUK MENCEGAH
STUNTING SEPERTI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, STOP BUANG AIR BESAR
SEMBARANGAN (STOP BABS), CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS), DLL.
11. ■ ADA JUGA KAMPANYE YANG DILAKSANAKAN OLEH LSM DI TINGKAT SUB-
NASIONAL CONTOHNYA GAIN MENGENAI PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK.
■ SATU-SATUNYA UPAYA KOMUNIKASI UNTUK PERUBAHAN PERILAKU (BCC) SECARA
MENYELURUH DI TINGKAT NASIONAL DILAKSANAKAN OLEH IMA WORLDHEALTH DI
TAHUN 2016-2017, TAPI BERHUBUNG BUKTI STATISTIK MENGENAI KINERJA
PROGRAM SAAT INI TIDAK TERSEDIA, MAKA EFEKTIVITAS PROGRAM SULIT
DITENTUKAN.
■ DI BULAN DESEMBER 2017, IMA WORLDHEALTH MEMULAI SEBUAH KAMPANYE
BARU MENGENAI STUNTING. INI MERUPAKAN LANGKAH AWAL MENUJU ARAH
YANG TEPAT, WALAUPUN SEHARUSNYA INI DILAKUKAN SEBELUM MENJALANKAN
PROGRAM BCC.
■ BERAGAM KAMPANYE YANG SEDANG BERJALAN SAAT INI MEMANDU KE ARAH
YANG BERBEDA, DAN BANYAK DI ANTARANYA MEMBERIKAN INFORMASI YANG
TIDAK AKURAT. INI SEMAKIN MENEKANKAN PERLUNYA MENCAPAI SEBUAH
KONSENSUS MENGENAI BAGAIMANA MENANGANI MASALAH STUNTING, AGAR
UPAYA YANG DILAKSANAKAN DAPAT TERKOORDINASI DAN SELURUH LINI KEGIATAN
BERBICARA DENGAN SATU SUARA.
12. KOMUNIKASI UNTUK PERUBAHAN PERILAKU
MENINGKATKAN PENGETAHUAN.
BCC MEMASTIKAN BAHWA BERBAGAI KELOMPOK YANG BERBEDA MENERIMA
INFORMASI DASAR TENTANG MALNUTRISI SEBAGAI PENYEBAB UTAMA STUNTING
YANG DISAMPAIKAN DENGAN CARA YANG MUDAH DIMENGERTI
MEMBANGUN DIALOG DALAM MASYARAKAT.
BCC MENDORONG MASYARAKAT UNTUK MULAI BERDISKUSI MENGENAI FAKTA-
FAKTA DASAR TENTANG GIZI DAN FAKTOR YANG TURUT BERPERAN DALAM
MASALAH MALNUTRISI. BEBERAPA DI ANTARANYA ADALAH PERILAKU YANG TIDAK
TEPAT, PRAKTIK BUDAYA TERKAIT DENGAN MAKANAN DAN POLA MAKAN, SERTA
PENGARUH KELUARGA TERHADAP GIZI DI PERIODE ‘1000 HARI’.
MENDORONG PERUBAHAN.
BCC MENDORONG PERUBAHAN SIKAP DAN PRAKTIK YANG TEPAT SEPERTI INISIASI
MENYUSUI DINI, PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DALAM ENAM BULAN PERTAMA,
PEMBERIAN MAKAN YANG OPTIMAL SAAT USIA 6 HINGGA 23 BULAN,
KETERBUKAAN TERHADAP NORMA-NORMA SOSIAL, DAN KEBUTUHAN DASAR DARI
IBU HAMIL/MENYUSUI (NUTRISI UNTUK IBU), UNTUK MENCEGAH STUNTING
14. ADVOKASI
Advokasi adalah proses edukasi dan memotivasi agar kelompok sasaran yang
memiliki pengaruh mengambil tindakan tertentu dalam rangka mendukung
sebuah isu. Dalam hal ini isu tersebut adalah memprioritaskan upaya
penurunan stunting dengan cara menciptakan lingkungan yang mendukung
bagi ibu dan keluarga untuk mengadopsi praktik MIYCN yang optimal.
Dukungan dalam skala besar dapat berupa peraturan hukum yang
mendukung, kebijakan, pembiayaan atau perencanaan untuk gizi, sedangkan
kebutuhan, sasaran, ataupun tindakan kebijakan yang spesifik dibentuk oleh
hambatan, berikut sistem politik dan situasi sosial yang ada di Indonesia.
Advokasi penting dilaksanakan karena walaupun ibu dan keluarga dapat
dijangkau melalui sistem kesehatan dan kampanye media massa, hambatan
dari segi lingkungan masih tetap ada. Sebagai contoh, para ibu mungkin
harus kembali bekerja hanya dalam hitungan minggu setelah bersalin, dan ini
menyulitkan upaya pemberian ASI eksklusif. Ibu juga mungkin menerima
berbagai pesan yang menyesatkan dari produsen susu formula bayi terkait
dengan lemahnya regulasi dalam praktik pemasaran, sehingga ibu memberi
bayinya susu formula dan bukan ASI.
15. Penurunan stunting membutuhkan kerjasama dari berbagai sektor
(kesehatan, gizi, pendidikan, WASH (air, sanitasi, kebersihan), pertanian,
perlindungan sosial, dll.). Untuk situasi desentralisasi pemerintahan yang
berlaku di Indonesia, ini berarti advokasi harus diharmonisasikan di seluruh
sektor terkait, di berbagai tingkat pemerintahan, dan berbagai lokasi
geografis. Pemerintah pusat dapat menjadi pemimpin dalam memotivasi dan
memanfaatkan komitmen dari pimpinan di tingkat sub-nasional dan instansi
untuk bertindak.
Beberapa contoh upaya advokasi yang membuahkan hasil mencakup:
Melalui kerjasama erat dengan Serikat Perempuan Vietnam, di tahun 2012
para pemangku kepentingan melaksanakan kampanye advokasi intensif
kepada Parlemen terkait dengan cuti bersalin bergaji penuh serta Kode
Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI. Sebagai hasilnya, cuti
bersalin dengan gaji diperpanjang dari 4 bulan menjadi 6 bulan demi
mendukung pemberian ASI eksklusif, dan dikeluarkan larangan untuk iklan
produk pengganti ASI untuk anak baduta, sejalan dengan rekomendasi
global..
16. KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN MOBILISASI
MASYARAKAT
“Perubahan standar di dunia masih ditentukan melalui percakapan antar
individu.” - Atul Gawande.
Sebagai satu bentuk komunikasi yang paling efektif, komunikasi antar pribadi
atau IPC melibatkan percakapan tatap muka dan interaksi dengan para ibu
atau anggota keluarga. Melalui IPC, petugas di lini terdepan dapat
meningkatkan kesadaran m asyarakat mengenai dampak malnutrisi yang
dapat menyebabkan stunting, menjelaskan pentingnya asupan gizi yang baik
dalam berbagai tahap dari periode 1000 hari pertama, dan memberi saran
mengenai cara-cara yang dapat mencegah stunting. Mobilisasi masyarakat
dapat menggerakkan pemuka pendapat setempat untuk mengenali
pentingnya asupan gizi yang tepat demi mencegah stunting, sehingga
mereka dapat mendukung petugas masyarakat dan mendorong penerapan
praktik gizi yang dianjurkan.
17.
18.
19. PENGGUNAAN DATA SECARA STRATEGIS
Keputusan yang didasarkan pada data akan menghasilkan program yang
lebih baik. Untuk itu dilakukan penelitian yang dapat memandu rancangan
program, agar program berfokus pada intervensi yang terbukti efektif
menurunkan stunting. Pengumpulan data dasar memungkinkan program
untuk menetapkan target yang realistis, spesifik dan relevan terhadap
wilayah geografis yang menjadi wilayah sasaran program.
Data juga membantu terbentuknya kemitraan yang berkesinambungan,
menentukan prioritas advokasi dan pengambilan keputusan dalam program.
Penelitian formatif, analisis lanskap, pemindaian media, survei dan
pemetaan pemangku kepentingan turut menentukan rancangan program
yang disesuaikan dengan kondisi negara yang bersangkutan. Rancangan dan
implementasi program terus diperbaiki berdasarkan informasi dari studi
khusus serta data rutin. Tim pemantauan internal dan tim evaluasi eksternal
dapat mengumpulkan data dan membandingkannya dengan indikator inti
sehingga cakupan program terus dipantau. Melalui sistem pemantauan,
pelaksana kegiatan dapat mengetahui apakah program berjalan sesuai
harapan, atau perlu dilakukan tindakan perbaikan.
20.
21. Mengapa kita perlu melakukan advokasi?
Advokasi dan komunikasi adalah dua hal yang berbeda, tapi masing-masing
saling melengkapi dan meneguhkan. Perbedaan utama antara kedua hal ini
tidak hanya terletak pada kelompok sasaran, tapi juga pada jalur dan materi
komunikasi yang digunakan untuk menjangkau kelompok sasaran.
Komunikasi bertujuan untuk mengubah pengetahuan dan perilaku individu,
sementara sasaran advokasi adalah pembuat kebijakan, pemimpin dan
pengambil keputusan di berbagai tingkat, untuk mengubah sebuah
kebijakan, perundangan atau program yang spesifik. Dalam menetapkan
tujuannya, sebuah program advokasi harus mempertimbangkan: ■ Motivasi
politik, ekonomi, sosial dan/atau budaya dari kelompok sasaran. ■ Sumber
daya yang tersedia seperti dana, SDM dan dukungan politik. ■ Hambatan dan
rintangan yang membuat kelompok sasaran tidak dapat bertindak. ■
Kemampuan program mencari solusi untuk mengatasi hambatan dan
rintangan tersebut.
22.
23.
24.
25. Perencanaan Strategi Komunikasi
2. Mempersiapkan strategi komunikasi untuk meningkatkan kesadaran
tentang stunting melalui lokakarya pemangku kepentingan untuk menyusun
panduan nasional berisikan istilah dan pesan kunci. Adalah penting untuk
menyelenggarakan sebuah pertemuan di mana para pakar di bidang gizi dan
komunikasi dari Gerakan SUN serta wakil dari mitra pengembangan dapat
berdiskusi dan menyepakati pesan-pesan kunci yang perlu disampaikan bagi
kelompok sasaran yang berbeda, sambil menyusun suatu panduan
komunikasi mengenai stunting. Melalui pertemuan ini pemangku
kepentingan dapat mencapai konsensus yang menjamin keseragaman
komunikasi, sehingga semua kampanye komunikasi untuk penurunan
stunting memberi pesan yang jelas dan konsisten.
Dasar pemikiran:
26. DASAR PEMIKIRAN
• Penelitian formatif dan sumber informasi lain yang diidentifikasi melalui
kajian pustaka memberi cukup banyak informasi untuk dijadikan panduan
merancang strategi komunikasi dengan tujuan meningkatkan kesadaran
akan stunting.
• Sebuah panduan komunikasi mengenai stunting perlu disusun di tingkat
nasional agar semua upaya komunikasi memberikan informasi yang
konsisten dan akurat.
• Di tingkat nasional perlu dibuat standarisasi istilah dan pesan kunci.
• Lokakarya yang dihadiri pemangku kepentingan nasional dan setempat
akan membantu pencapaian konsensus mengenai strategi nasional dan
panduan komunikasi mengenai stunting.
• Lokakarya tersebut juga membantu meningkatkan kapasitas pemangku
kepentingan untuk upaya komunikasi di bidang gizi di masa mendatang.
27.
28. 4. Implementasi kampanye media massa untuk meningkatkan
kesadaran tentang stunting dan 1000 hari pertama
Tahap pertama dari upaya penurunan stunting adalah membuat kelompok sasaran sadar
bahwa malnutrisi dapat menyebabkan stunting serta mempengaruhi tumbuh kembang
anak-anak Indonesia. Kampanye ini harus dikembangkan oleh organisasi komunikasi
profesional, berdasarkan strategi komunikasi untuk menciptakan kesadaran tentang
stunting, dan mengikuti panduan yang telah disepakati. Materi komunikasi harus melalui
pre-tes dengan kelompok sasaran sebelum dijadikan materi kampanye.
Dasar pemikiran:
■ Penelitian yang ada mencatat bahwa kurangnya kesadaran para ibu, anggota keluarga
dan petugas kesehatan mengenai stunting, penyebab dan konsekuensi stunting adalah
salah satu penghalang upaya pencegahan stunting
■ Penelitian yang telah dilakukan juga melaporkan kurangnya pemahaman mengenai arti
dari 1000 hari pertama kehidupan
■ Sebelum individu dan masyarakat dapat mengubah perilaku mereka, langkah pertama
yang perlu dilakukan adalah membuat mereka sadar betapa malnutrisi berdampak pada
keluarga dan masyarakat.
■ Media massa adalah sarana yang paling efisien untuk meningkatkan kesadaran pada
kelompok sasaran
29. 5. Implementasi kampanye BCC nasional untuk pencegahan stunting
Di tahap kedua dari upaya penurunan stunting, setelah kelompok sasaran memahami
penyebab dan dampak dari stunting pada anak-anak, maka dapat dimulai upaya untuk
mengubah perilaku kunci yang menyebabkan stunting. Kampanye media massa harus
menjadi bagian dari program BCC yang menyeluruh. Ini mencakup advokasi, komunikasi
antar pribadi dan mobilisasi masyarakat, dengan dukungan lembaga pemerintah dan
pemangku kepentingan di tingkat nasional dan setempat. Sekali lagi, semua materi
komunikasi perlu dikembangkan oleh organisasi komunikasi profesional dan disetujui oleh
komite. Materi harus didasarkan pada strategi BCC yang telah disepakati, dan melalui
proses pre-tes dengan kelompok sasaran sebelum dijadikan materi final kampanye BCC.
Dasar pemikiran:
■ Kampanye meningkatkan kesadaran tentang stunting yang berdiri sendiri tidak akan
menghasilkan perubahan perilaku.
■ Program BCC yang diatur dan dilaksanakan dengan baik akan berdampak pada perilaku
untuk mengurangi stunting
• Saat individu dan masyarakat memahami fakta dasar mengenai dampak malnutrisi serta
cara pencegahannya, mereka akan cukup peka untuk mengadopsi perilaku baru, dan
belajar keterampilan baru untuk meningkatkan asupan gizi melalui komunikasi antar
pribadi dan upaya mobilisasi masyarakat