SlideShare a Scribd company logo
197
MULTIKULTURALISME: ANALISIS WACANA
KRITIS TERHADAP TEKS DALAM BUKU AJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MULTICULTURALISM: CRITICAL DISCOURSE
ANALYSIS OF TEXT IN ISLAMIC RELIGIOUS
EDUCATIONAL BOOKS
1
Nurochim, 2
Eva Royandi, 3
Agus Mauluddin, 4
Siti Ngaisah
1
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
nurochim@uinjkt.ac.id
2,3,4
CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial
royandi_250916@apps.ipb.ac.id,
agusmauluddin@sociologist.com,
sitingaisahcic@gmail.com
DOI: http://doi.org/10.312 91/jlk.v18i1.775
Received: September 2019; Accepted: Juni 2020; Published: Juni 2020
ABSTRACT
This research aims to find a "sense of power" in the text as a discourse.
The discourse chosen in this study is the Islamic Religious Education
textbook (PAI) which is used as a textbook. PAI textbooks selected from
Elementary School, Middle School and High School levels. The theory used
as the basis of analysis of this text is the theory of critical discourse
analysis (AWK) from Fairclough. The theory suggests that the text is a
discursive practice and social practice. The research method used is
library research method, because it uses ready-to-use text, as secondary
data. This research is a qualitative study because it uses non-numerical
data collection procedures with descriptive results, analyzed by non-
statistical methods, because the problem under study demands a thorough,
extensive, and in-depth exploration. The results of the analysis show that
textually, the textbooks used are textbooks that are prepared based on
standards in the form of government regulations regarding textbooks. The
discussion of multiculturalism in texts is inseparable from the practice of
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
198
producing and consuming texts. The state exercises control over the
production of PAI texts through the National Education Standards Agency
(BSNP) which authoritatively assesses the feasibility of textbooks for use in
learning.
Keywords: Critical Discourse Analysis, curriculum, Islamic Education,
Multiculturalism, Textbook lesson
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mencari “sense kuasa” pada teks sebagai
sebuah wacana. Wacana yang dipilih dalam penelitian ini adalah buku ajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) yang digunakan sebagai buku teks
pelajaran. Buku teks PAI yang dipilih dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Teori yang digunakan
sebagai landasan analisis terhadap teks ini adalah teori analisis wacana
kritis (AWK) dari Fairclough. Teori tersebut mengemukakan bahwa teks
merupakan praktik diskursif dan praktik sosial. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian pustaka, karena menggunakan teks
siap pakai, sebagai data sekunder. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif karena menggunakan prosedur pengumpulan data non-numerikal
dengan hasil diskriptif, dianalisis dengan metode non statistik, karena
masalah yang diteliti menuntut eksplorasi yang menyeluruh, luas, dan
mendalam. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara tekstual, buku ajar
yang digunakan, merupakan buku ajar yang disusun berdasarkan standar
yang berbentuk peraturan pemerintah mengenai buku ajar. Pembahasan
multikulturalisme dalam teks tidak terlepas dari praktik produksi dan
konsumsi teks. Negara melakukan kontrol terhadap produksi teks PAI
melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang secara otoritatif
menilai kelayakan buku teks untuk digunakan dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis, Kurikulum, Multikulturalisme,
Pendidikan Islam, pelajaran Buku Teks
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki sosiokultur dan geografis yang luas dan
beragam, ribuan gugusan pulau, populasi penduduk yang besar
terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan terdapat Agama Islam,
Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu, dan berbagai aliran
kepercayaan.1
Kemajemukan tersebut merupakan kekuatan sosial
1
M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Under-
standing Untuk Demokrasi Dan Keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2005),
29.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
199
yang saling bersinergi dan saling bekerja sama dalam
membangun bangsa. Namun, keberagaman ini juga dapat
menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan tepat. Rahardjo
mengemukakan bahwa ada beberapa orang atau kelompok yang
salah menafsirkan keberagaman sehingga menimbulkan ketega-
ngan dan konflik antarsuku, agama, ras, dan antargolongan.2
Berbagai konflik yang terjadi dan ditambah dengan konflik
internal agama terus mewarnai pola interaksi dalam keberaga-
man di Indonesia. Berbagai konflik agama yang ada disebut se-
bagai salah satu faktor timbulnya konflik horizontal yang
membuat kerugian jiwa dan raga. Keadaan ini menjadi fenomena
yang bertolak belakang dengan Bhinneka Tunggal Ika.
Pada konteks sejarah, realitas keagamaan yang diakui ini
utamanya dalam kaitan dengan keragaman agama di Indonesia
yang secara yuridis-formal telah dicontohkan oleh para pendiri
bangsa dengan dimasukkannya semangat pluralisme keagamaan.
Nilai-nilai tersebut termaktub dalam sila pertama rumusan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kemudian,
menjadikannya landasan dalam berbangsa dan bernegara seluruh
bangsa Indonesia. Terwujud juga nilai-nilai multikulturalisme
yang menjadi semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”.3
Nilai-nilai keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia
merupakan realitas sosiokultur yang harus diposisikan sebagai
kenyataan alamiah dalam konteks pembicaraan dengan porsi
yang berimbang. Keberagaman secara sosiokultur bermakna
memosisikan berbagai dialog terkait etnisitas bangsa pada suatu
tingkatan yang setara. Permasalahan yang kompleks terkait
etnisitas bangsa Indonesia tidak kemudian direfleksikan dari
banyaknya warga komunitas. Namun, lebih dilihat dari substansi
permasalahan yang sedang dihadapinya. Hal ini merupakan
2
Turnomo. Rahardjo, Menghargai Perbedaan Kultural: Mindfulness
Dalam Komunikasi Antar Etnis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 31.
3
Suyatno, "Multikulturalisme Dalam Sistem Pendidikan Agama Islam:
Problematika Pendidikan Agama Islam Di Sekolah," ADDIN 7, no. 1 (2013):
85–89.
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
200
perwujudan dari penegakkan rasa kebangsaan.4
Havilland meng-
artikan multikulturalisme sebagai interaksi sosial dan politik
antara orang-orang yang berbeda cara hidup dan berpikirnya
dalam masyarakat yang sama.5
Secara ideal, multikulturalisme
berarti penolakan terhadap kefanatikan, prasangka, dan rasisme,
serta mengembangkan penerimaan sikap menghargai kebudaya-
an tradisional orang lain.
Kebudayaan pada dasarnya merupakan suatu entitas keber-
agaman yang menunjukkan diri sebagai keniscayaan dalam
pluralisme. Multikulturalisme kemudian menjadi suatu kondisi
yang tidak terbantahkan karena masing-masing entitas perbedaan
dengan sendirinya menghendaki karakter yang beragam. Isu-isu
yang lahir dalam multikulturalisme adalah perbedaan untuk satu
kualitas persamaan (equality). Entitas perbedaan layaknya ras,
religi, feminitas, kelas, etnisitas, mempunyai hak yang sama
dalam kualitas, kelayakan dan keberlangsungan hidup.6
Berbagai permasalahan muncul dalam kehidupan multi-
kultur di Indonesia. Konflik-konflik terjadi di Indonesia umum-
nya muncul sebagai akibat keanekaragaman etnis, agama, ras,
dan adat, seperti konflik antaretnis yang terjadi di Sulawesi
Tengah, Papua, dan Kalimantan Barat. Misalnya konflik antar-
etnis di Kalimantan Barat terkait dengan kesenjangan yang
diterima suku asli Dayak dan Suku Madura akibat perlakuan
berbeda aparat birokrasi dan hukum yang berakibat pada
kekecewaan yang besar di komunitas etnis tersebut. Perasaan
demikian memuncak terwujud ke dalam sebuah konflik hori-
zontal. Komunitas Dayak yang merasa terpinggirkan semakin
termarjinal dengan berbagai kebijakan diskriminatif dan di waktu
yang sama aspek penegakan hukum kepada salah satu komunitas
4
Abdul Rachman Patji, Primordialisme Dalam Pluralitas Etnis, Dalam
Indonesia Menapak Masa Depan Dalam Kajian Sosial Dan Budaya. Ed.
Muhammad Hisyam, (Jakarta: Peradaban, 2001), 75.
5
William Havilland, Antropologi: Edisi Keempat Jilid 2, (Jakarta:
Erlangga, 1993), 75.
6
S Abdillah Ubed, Politik Identitas Etnik : Pergulatan Tanda Tanpa
Identitas, (Magelang: Indonesiatera, 2002), 57.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
201
tidak berjalan seperti seharusnya.7
Begitu juga konflik yang
terjadi di Poso, Sulawesi Tengah terjadi konflik yang bernuansa
SARA. Konflik ini bermula pada tanggal 24 Desember 1998.
Konflik dipicu oleh seorang pemuda yang berlainan kepercayaan
yaitu pemuda Kristen mabuk dengan pemuda Islam di dalam
Masjid. Bermula dari letupan konflik awal kemudian tahun
berikutnya di pertengahan April tahun 2000, terjadi lagi konflik
yang pemicunya dari perkelahian pemuda yang berlainan Agama
di terminal bus kota Poso, yang penyebabnya sama-sama karena
mabuk. Memuncak dengan konflik yang mengakibatkan terba-
karnya permukiman orang Pamona di Kelurahan Lambogia yang
kemudian disusul dengan warga komunitas Kristen melakukan
pembalasan.
Untuk menghindari konflik perlu membangun kesadaran
kolektif terhadap realitas multikultur. Kesadaran ini akan
melahirkan sikap toleransi memandang perbedaan bukan sebagai
ancaman yang harus diperangi. Menumbuhkan sikap toleransi ini
salah satunya melalui jalur pendidikan. Di dunia pendidikan
sendiri, akhir ini marak terjadi konflik atau ketegangan berlatar
belakang agama dan politik. Selain itu sering terjadi perundung-
an antarsiswa, atau tidak adanya rasa hormat siswa kepada guru.
Persaingan hidup, bidang ekonomi, dan konflik simbolik
pada saat ini semakin meningkat. Munculnya gerakan paham
atau keagamaan baru yang semakin lama semakin menunjukkan
grafik peningkatan intoleransi. Berdasarkan hal tersebut memun-
culkan kegelisahan tentang apakah agama mengajarkan anti
perbedaan atau kekerasan. Padahal seharusnya agama sebagai
pedoman hidup, setiap agama mengajarkan kedamaian, kasih
sayang, dan toleransi kepada pemeluknya. Sebagai contoh Islam
mengajarkan untuk tidak bersikap sewenang-wenang dan melam-
paui batas, berlaku santun, saling memaafkan, dan kasih sayang.
Oleh karena itu penting untuk melakukan kajian terhadap
komponen Pembelajaran Agama Islam, salah satunya adalah
mengkaji buku ajar yang digunakan di sekolah.
7
Ismardi and Arisman, "Meredam Konflik Dalam Upaya Harmonisasi
Antar Umat Beragama," Toleransi 6, no. 2 (2014): 200–222.
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
202
Penelitian terkait dengan buku teks pernah dilakukan
peneliti Murti Kusuma Wirasti (2001) yang melihat tema-tema
ideologi negara yang ada pada buku teks sejarah dalam rentang
waktu 1975-2001. Satu tema yang dikaji peneliti tersebut, seperti
nasionalisme: persatuan dan kesatuan.8
Peneliti Hyronimus
Purwanta (2012) mengkaji secara menarik tentang wacana
ideologi nasional dalam buku teks sejarah yang dibentuk sebagai
pengganti identitas lokal dan cenderung koersif.9
Hasil penelitian
yang dilakukannya senada dengan peneliti Agus Mulyana (2013)
yang membahas secara menarik tema nasionalisme dengan
militerisme yang kentara memiliki dominasi penulisan di ber-
bagai buku teks sejarah di Indonesia. Gagasan nasionalisme
dipandang sangat dominan dalam percaturan buku teks sejarah
yang utamanya berkaitan dengan narasi pembentukan negara-
bangsa. Sementara gagasan militerisme kentara dalam narasi
dalam sejarah perjuangan nasional Indonesia. Temuan penelitian
yang tidak jauh berbeda ditunjukkan juga oleh Purwanta (2013)
yang menemukan bahwa ideologi militerisme kentara dominan
dalam penulisan buku teks sejarah di Indonesia 1975-1994.10
Penelitian terkait wacana dalam buku teks sejarah juga pernah
dilakukan Indah Wahyu Puji Utami (2014) dengan memperlihat-
kan bahwa praktik wacana dalam buku teks sejarah erat kaitan-
nya dengan pengaruh dari kebijakan politik pendidikan yang
dilakukan oleh negara.11
8
M.K. Wirasti, Wacana Ideologi Negara Dalam Pendidikan: Analisis
Wacana Kritis Pada Buku-Buku Teks Pendidikan Untuk SD Dan SLTP Tahun
1975-2001, (Universitas Indonesia, 2012), 74.
9
Hieronymus Purwanta, “Kajian Perbandingan Historiografi Pendidi-
kan Di Amerika Serikat, Australia, Dan Indonesia,” Paramita: Historical
Studies Journal 25, no. 2 (2015): 154–168.
10
A. Mulyana, Historiografi Buku Teks Pelajaran Sejarah di Sekolah:
Antara Kepentingan Kekuasaan dan Studi Kritis. dalam http://berita.upi.edu/
2011/07/26/historiografi-buku-teks-pelajaran-di-sekolah/ diakses 25
Agustus 2019, pukul 12.55.
11
I.W.P Utami, Wacana Ideologi Negara Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA), (Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2012), 3.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
203
Penelitian ini merupakan Analisis Wacana Kritis. Dilaku-
kan dengan menganalisis dan menginterpretasi teks buku ajar
PAI yang digunakan oleh guru dan siswa. Konteks sosial,
historis, budaya, ekonomi, dan politik dilihat yang melingkupi
teks wacana yang ada dalam buku teks PAI. Analisis wacana
kritis merupakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan
dengan eksplanatif. Objek dalam penelitian ini dalah buku teks
PAI. Pendidikan Agama memiliki kekuatan untuk menanggapi
sejumlah konflik sosial yang selama ini terjadi. Sebab
pendidikan agama merupakan salah satu komponen kurikulum
yang diajarkan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi tidak
terlepas dari kajian normatif dan historis. Karena pendidikan
Agama tidak terlepas dari aspek normatif dan historis-empiris
maka menarik untuk mengkaji, meneliti, mencermati “paradig-
ma”, “konsep”, dan pemikiran oleh kurikulum, silabus, para pe-
ngajar, dan literatur dalam kondisi multikultur Indonesia.
Pendidikan agama yang mengedepankan multikutur dan keter-
bukaan untuk terhadap perbedaan mampu berkontribusi memper-
baiki relasi antar dan intra agama di kalangan para guru dan
selanjutnya ditransformasikan kepada siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuali-
tatif menggunakan analisis wacara kritis. Wacana didefinisikan
secara kritis dengan menempatan wacana sebagai konstruksi
yang tidak bebas nilai dan tidak netral. Wacana merupakan
wujud dari tindakan sosial yang diproduksi dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh pihak yang memproduksinya. Analisis wacana
adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Analisis
wacana kritis dalam penelitian ini memiliki arti suatu cara yang
digunakan untuk mengetahui prinsip, ideologi dan makna yang
terkandung dalam suatu wacana atau teks dilihat dari prespektif
penulis wacana tersebut.12
Desain penelitian ini adalah akan menganalisis wacana
multikulturalisme dalam buku teks Pendidikan Agama Islam
kurikulum 2013. Proses produksi wacana tersebut dan konteks
sosial politik yang melingkupi praktik wacana tersebut. Untuk
12
Van Dijk, Handbook of Discourse Analysis, (Oxford: Blackwell
Publisher, 2000), 84.
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
204
mengungkap hal tersebut menggunakan analisis wacana kritis
yang tidak hanya mengungkap sebuah wacana, tetapi konteks
wacana sehingga dapat sehingga diperoleh pemahaman yang
holistik mengenai wacana yang dianalisis. Oleh karena itu
penelitian ini menggunakan model analisis wana kritis yang
dikembangkan oleh Fairclough. Fairclough membagi analisis
wacana kritis menjadi tiga dimensi yakni: (1) teks yang
menggambarkan hubungan antar objek yang didefinisikan; (2)
praktik wacana, merupakan dimensi yang berhubungan dengan
proses produksi dan konsumsi teks; (3) praktik sosial budaya
yaitu melihat bangunan wacana yang berkembang dalam
masyarakat, melihat konteks luar dari teks, seperti ideologi atau
konteks sosial yang berkembang di masyarakat.13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Wacana Terhadap Buku Teks
Pendidikan Agama Islam
Negara memiliki standar baku tentang buku ajar. Pada
tahun 2016 pemerintah menerbitkan keputusan Menteri Pendidi-
kan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tentang penetapan
buku teks dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.14
Di tingkat pendidikan
tersebut, terdapat mata pelajaran pendidikan agama, pendidikan
agama di sekolah-sekolah maupun institusi pendidikan lainnya,
dianggap masih cenderung dogmatis serta kurang mengembang-
kan kemampuan berpikir kritis dan kreatif sehingga melahirkan
pemahaman agama yang tekstual dan eksklusif. Dalam konteks
inilah maka pendidikan agama melalui upaya pendekatan plu-
ralis-multikultural merupakan sebuah keniscayaan.
13
Norman Fairclough, "Critical Discourse Analysis," International
Advances in Engineering and Technology 7, no. 1 (2012), 15–25.
14
Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 116/P/2016 tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013
Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah.Keputusan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 116/P/2016 tentang, “Keputusan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia" (2016), 1-20.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
205
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 20 tahun 2016 tentang standar kompetensi lulusan
pendidikan dasar dan menengah, diungkapkan bahwa sistem
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.15
Hal ini menun-
jukkan bahwa pendidikan berdasarkan atas keragaman, pancasila
merupakan cerminan heterogenitas bangsa Indonesia, dan UUD
negara republik Indonesia disusun dengan latar belakang kera-
gaman yang ada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu pendidikan nasional berfungsi untuk membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dengan demikian manusia yang religius diharapkan dapat
terbentuk melalui proses pendidikan, manusia religius tidak
hanya taat beribadah kepada Tuhan, namun juga memiliki relasi
yang baik terhadap sesama manusia. Selain itu kualifikasi
kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keteram-
pilan. Dimensi sikap meliputi sikap religius dan sikap sosial,
yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berkarakter, jujur,
dan peduli, bertanggung jawab, pembelajar sejati sepanjang
hayat dan sehat jasmani-rohani sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkung-
an alam sekitar, bangsa, dan negara. Rumusan dimensi sikap ini
sama di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hanya
saja cakupan wilayahnya lebih luas meliputi kawasan regional
dan internasional.
Latar belakang Standar Kompetensi Lulusan termaktub
dalam UUD Tahun 1945, yaitu pada pasal 31 ayat (3) yang di
dalamnya mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengupa-
yakan dan melakukan penyelenggaraan suatu sistem pendidikan
tingkat nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia dalam kerangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diperkuat dengan peraturan perundang-
undangan. Berdasarkan amanat ini diterbitkanlah UU No 20
15
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia,
“Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar Dan Menengah”
(2016), https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004, 26.
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
206
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal lainnya,
berdasarkan pasal 2, UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berlandaskan
pada Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan Pasal 3 memberikan
penegasan bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi dalam
melakukan pengembangan kemampuan, pembentukan watak,
dan menciptakan peradaban bangsa yang bermarwah dalam
kerangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, memiliki
tujuan untuk melakukan pengembangan potensi para peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional yang diharapkan ini diperlukan profil kualifikasi lulusan
yang disarikan dalam standar kompetensi lulusan.
Standar Kompetensi Lulusan kemudian diuraikan ke dalam
bentuk KI (Kompetensi Inti), selanjutnya KI diurai ke dalam
bentuk KD (Kompetensi Dasar). KI merupakan tingkat kapasitas
untuk mencapai SKL yang perlu dimiliki seorang peserta didik di
setiap tingkatan kelas atau program yang menjadi dasar
pengembangan KD. KI ini mencakup beberapa aspek, di anta-
ranya sikap spiritual dan sikap sosial. Selain itu, aspek penge-
tahuan dan keterampilan, yang memiliki fungsi integrasi muatan
pembelajaran dalam mata pelajaran atau program dalam
mencapai SKL. KD menjadi kemampuan dasar sebagai syarat
untuk menguasai KI yang perlu dimiliki para peserta didik
dengan proses pembelajaran. KD merupakan tingkat kemampuan
dalam kaitannya dengan muatan pembelajaran dan perkembang-
an belajar yang mengacu pada KI. Sedangkan, SKL merupakan
profil lulusan yang akan dicapai oleh semua mata pelajaran pada
jenjang tertentu yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Buku ajar merupakan buku siswa yang sudah dipersiapkan
pemerintah dalam kerangka pengimplementasian kurikulum
2013. Buku siswa tersebut disusun dan dilakukan penelaahan
oleh pihak-pihak yang berada di bawah koordinasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, yang kemudian dipergunakan
dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku tersebut
menjadi “dokumen hidup” yang senantiasa mengalami perbaik-
an, kebaruan, dan dilakukan pemutakhiran yang disesuaikan
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
207
dengan perkembangan dan dinamika kebutuhan serta perubahan
zaman. Berbagai masukan dari pihak-pihak yang terlibat diala-
matkan kepada penulis dan laman http://buku.kemdikbud.go.id
atau melalui email buku@kemdikbud.go.id yang diharapkan
dapat meningkatkan mutu dari buku.16
Dapat dipahami bahwa
negara memiliki peran dalam mempersiapkan buku untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Penyusunan dan
penelaahan sebagai salah satu bentuk kontrol produksi di bawah
koordinasi Kementeran Pendidikan dan Kebudayaan yang
merupakan lembaga negara. Namun demikian perbaikan, pemba-
haruan, dan kemutakhiran diperlukan oleh buku ajar tersebut,
sehingga dapat meningkatkan mutu.17
Menunjukkan budi pekerti
yang baik, kasih sayang walaupun terdapat perbedaan. Hak
penciptaan buku dilindungi undang-undang, sehingga memini-
malisir adanya plagiasi. Buku ini ditulis dengan judul yang
cukup jelas dan peruntukan jenjang kelas pada satuan pendidikan
yang jelas. Pada jenjang ini pemerintah menyediakan salah satu
sarana pembelajaran yaitu buku ajar.
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini meru-
pakan sebuah penjabaran dari Standar Isi Kurikulum 2013 yang
memfokuskan pada aspek sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial
(KI-2). Walaupun demikian, agar KI-1 dan KI-2 dapat diimple-
mentasikan secara baik, maka perlu penjabaran pada aspek
pengetahuan dan ketrampilan. Hal ini kemudian diawali dengan
“Mari Mengamati” dan “Mari Renungkan” dengan menggugah
kepekaan para peserta didik terhadap berbagai isu aktual.
Selanjutnya, dapat menyelesaikan berbagai persoalan tersebut
dengan baik. Tugas-tugas disusun secara individual dan kelom-
pok. Tugas kelompok diharapkan dapat membentuk perilaku
kerjasama, saling menghargai pendapat, tugas kelompok ini
salah satu upaya untuk membentuk rasa tenggang rasa dan
toleransi. Tugas individu disusun mengetahui kompetensi penge-
tahuan yang sudah diperoleh siswa. Penulis buku ajar merupakan
para guru Agama Islam yang memiliki masa mengajar yang
16
Achmad Hasim and Otong Jaelani, Pendidikan Agama Islam Dan
Budi Pekerti, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), 75.
17
Hasim and Jaelani, h. 75.
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
208
lama, selain itu para penulis merupakan alumni sarjana dan
pascasarjana Pendidikan Agama Islam dari universitas berbasis
agama Islam.
Mengungkap Multikulturalisme dalam
contoh-contoh Konteks Substansi Buku Teks PAI
Multikulturalisme dalam pandangan guru dan siswa
Guru hendaknya memiliki peran dalam pendidikan huma-
nis, sehingga dapat mengembangkan sikap plurarisme sebagai
landasan pemikiran multikulturalisme. Guru memiliki tugas
untuk mengarahkan siswa pada penguasaan berbagai teks yang
ada pada buku pengajaran, yang mereka selalu dihadapkan pada
pertanyaan dan hapalan kulit luarnya saja atau pada ranah
kognitif saja, sedangkan substansi yang ada di dalam teks-teks
tersebut yang berupa penanaman berbagai nilai keagamaan
hilang begitu saja seiring terus bertambah dan bertumpuknya
pengetahuan kognitif dari mata pelajaran yang dipelajarinya di
sekolah. Namun pada buku teks yang disusun berdasarkan kuri-
kulum 2013, sudah disusun sesuai dengan konteks keseharian,
sehingga seharusnya dengan memahami buku ajar siswa dapat
meresapi nilai sosial dan spiritual.
Guru hendaknya melakukan diskusi dengan sesama guru
agama Islam dan antar guru agama, baik melalui musyawarah
guru mata pelajaran, sehingga tidak mengembangkan sikap
eksklusif dan fanatik inilah yang pada gilirannya melahirkan
sikap intoleranasi terhadap perbedaan agama dan sulit menerima
perbedaan etnis dan budaya serta ideologi yang tidak menyim-
pang pada ketentuan agama dan negara. Guru juga harus mem-
buat perubahan paradigma dan tata pikir keagamaan, sehingga
agama dapat memberikan sikap sosial dan spiritual yang dapat
digunakan dalam kehidupan multikulturalisme. Guru sebagai
mediator pertama untuk menterjemahkan nilai-nilai pluralisme
dan multikulturalisme kepada peserta didik, yang pada tahap
selanjutnya juga ikut berperan aktif dalam mentransformasikan
kesadaran toleransi secara lebih intensif dan masif.
Guru memiliki tugas dalam menciptakan para peserta didik
yang memiliki pemahaman dan perilaku keagamaan yang seim-
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
209
bang dan berjalan paralel dengan kemampuannya dalam konteks
kehidupan yang berbeda, yaitu dapat hidup bersama dengan
orang lain yang berbeda agama, etnis, dan budaya. Di kalangan
Muslim misalnya, tetap saja ada ditemukan sikap-sikap yang
memperlihatkan kecurigaan dan sentimen pada orang lain yang
berbeda dengannya, bahkan sesama Muslim yang berbeda golo-
ngan. Bahkan yang lebih menyedihkan ceramah-ceramah yang
seharusnya menyampaikan nasihat takwa, malah menyampaikan
hujatan-hujatan.
Pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama masih cende-
rung normatif, di mana pendidikan agama menyajikan norma-
norma yang seringkali tanpa ilustrasi sosial-budaya, sehingga
peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai
yang hidup dalam keseharian. Kurikulum yang dirancang hanya
menawarkan minimum kompetensi, tetapi pihak guru PAI sering
kali terpaku dengannya, sehingga kreativitas untuk memperkaya
materi kurang tumbuh, begitu juga dalam hal penerapan metode
pembelajaran yang cenderung bersifat monoton. Guru kurang
cepat tanggap dalam menghadapi perubahan paradigma pendeka-
tan pembelajaran, yang pada kurikulum 2013 dituntut untuk
menggunakan pendekatan saintifik.
Pemahaman keagamaan yang dibangun selama ini melalui
pendidikan agama berangkat dari suatu pandangan yang memosi-
sikan “agama” sebagai sebuah ajaran yang bersifat absolut, statis,
dan baku. Namun demikian jika terkait dengan ajaran Tauhid,
tetap absolut dan baku, karena dalam ajaran Islam bersaksi akan
adanya Tuhan dan Rasulullah yang itu mutlak, kemudian yang
terkait dengan rukun wajib tetap tidak bisa dirubah, seperti
bacaan-bacaan sholat yang wajib, atau syarat sahnya pelaksanaan
ibadah wajib.
Pendidikan secara makro, politik, ekonomi, sosial, dan
budaya, serta globalisasi turut memengaruhi corak kurikulum
dari mulai periode awal, yaitu masa kemerdekaan dan pemerin-
tahan orde lama, orde baru, reformasi, hingga kurikulum 2013
yang baru saja diimplementasikan. Kurikulum 2013 adalah
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan pengeta-
huan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
210
implementasi kurikulum, guru dituntut secara profesional meran-
cang pembelajaran secara efektif dan bermakna, mengorganisir
pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat,
menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompe-
tensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Kuri-
kulum 2013 lahir dalam kondisi sosial dan kultural Indonesia
yang heterogen. Pada kondisi sosial yang erat dengan era digital,
segala informasi dengan mudah meluas.
Multikulturalisme dalam Buku Ajar PAI
pada Satuan Pendidikan Sekolah Dasar
Achmad Hasim dan Otong Jaelani menulis buku Pendidik-
an Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas 1 (satu) SD/MI.
Buku ini merupakan pegangan yang digunakan oleh siswa. Pada
bagian disklaimer tertulis, Buku ini merupakan buku siswa yang
dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum
2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak
di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum
2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa
diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dina-
mika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai
kalangan yang dialamatkan kepada penulis dan laman http://
buku.kemdikbud.go.id atau melalui email buku@kemdikbud.
go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.18
Dapat
dipahami bahwa negara memiliki peran dalam mempersiapkan
buku untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Penyusun-
an dan penelaahan sebagai salah satu bentuk kontrol produksi di
bawah koordinasi Kementeran Pendidikan dan Kebudayaan yang
merupakan lembaga negara. Namun demikian perbaikan, pemba-
haruan, dan kemutakhiran diperlukan oleh buku ajar tersebut,
sehingga dapat meningkatkan mutu. Sampul depan buku tersebut
menggambarkan kekeluargaan sebagaimana yang diajarkan da-
lam Agama Islam,19
dan menunjukkan budi pekerti yang baik,
kasih sayang walaupun terdapat perbedaan. Hak penciptaan buku
18
Hasim and Jaelani, 75.
19
Hasim and Jaelani, 75.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
211
dilindungi undang-undang, sehingga meminimalisir adanya pla-
giasi. Buku ini ditulis dengan judul yang cukup jelas dan perun-
tukan jenjang kelas pada satuan pendidikan yang jelas. Pada
jenjang ini pemerintah menyediakan salah satu sarana pembela-
jaran yaitu buku ajar.
Kata pengantar yang disusun oleh penulis, mengenai kasih
sayang sebagai salah satu misi diutusnya Nabi oleh Allah. Selain
itu misi diutusnya Nabi adalah untuk menyempurnakan keluhu-
ran akhlak. Sejalan dengan itu, dijelaskan dalam al-Qur’an
bahwa Beliau diutus hanyalah untuk menebarkan kasih sayang
kepada semesta alam. Dengan demikian, di dalam ayat al-Qur’an
ini digunakan struktur gramatika yang menunjukkan sifat
eksklusif misi pengutusan Nabi.20
Dalam kata pengantar penulis
juga mengungkapkan tentang ajaran Agama Islam mengenai
Akhlak Mulia, akhlak mulia yang dipenuhi dengan sifat kasih
sayang sajalah yang bisa menjadi bukti kekuatan akidah dan
kebaikan ibadah. Hal tersebut selaras dengan Kurikulum 2013
yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh
antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, peserta
didik tidak hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan wawa-
sannya, tetapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya
serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya atau yang
berbudi pekerti luhur. Dapat dipahami bahwa penulis akan
mengantarkan pada pemahaman kepada peserta didik untuk
memiliki akhak mulia dan kasih sayang, yang hal tersebut selaras
dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013,
untuk mengembangkan pengetahuan dan sikap.
Daftar isi dari buku ini adalah Kata Pengantar, Daftar Isi,
masuk ke Pelajaran satu mengenai Kasih Sayang, Kasih Sayang
Nabi Muhammad saw, Kasih Sayang Allah Swt, selanjutnya
pelajaran ke dua mengenai Aku Cinta al-Qur’an, diawali dengan
Membaca Basmalah, Melafalkan Q.S. al-Fatihah, Menghafal
Surah al-Fatihah, Pesan Q.S. al-Fatihah, Lafal Huruf Hijaiyyah
dan Harakatnya. Masuk Pelajaran ketiga mengenai Iman kepada
Allah Swt., pokok bahasannya adalah Yakin Allah Swt. itu Ada
dan Allah Swt. itu Esa. Materi selanjutnya adalah pelajaran Ber-
20
Hasim and Jaelani, 75.
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
212
sih itu Sehat, dipaparkan mengenai bersuci, tata Cara Bersuci,
dan Hidup Bersih. Pelajaran selanjutnya adalah Cinta Nabi dan
Rasul, membahas tentang Teladan Nabi Adam a.s., Teladan Nabi
Nuh a.s., Teladan Nabi Hud a.s, Pelajaran selanjutnya adalah
Ayo Belajar, paparannya mengenai, Semangat Belajar Nabi Idris
a.s., Doa Belajar, Membaca dan Menulis, Rajin Belajar. Pelajar-
an selanjutnya adalah Ayo Belajar al-Qur’an, Berikut Adalah La-
fal Q.S. Al-Ikhlas., Hafal Q.S. Al-Ikhlas, Pesan Q.S. Al-Ikhlas.
Pelajaran selanjutnya Allah Swt. Maharaja, al-Malik, Dua
Kalimat Syahadat. Pelajaran selanjutnya adalah Ayo Kita Salat,
pokok paparannya adalah, Salat Wajib, Mengaji di sekitar
Rumah. Pelajaran selanjutnya adalah Perilaku Terpuji, memba-
has tentang Berkata yang Baik, Hormat dan Patuh, Bersyukur,
Pemaaf, Jujur, dan Percaya Diri. Dilengkap dengan Daftar
Pustaka, Profil Penulis, Profil Penelaah, Profil Editor, dan Profil
Ilustrator.21
Daftar isi buku ini menunjukkan bahwa materi yang
ditulis dalam buku ini pertama dan paling utama adalah kasih
sayang yang diajarkan oleh Nabi dan Allah swt. Ajaran menge-
nai membaca kitab suci dan mengakui ke Esaan Allah swt.
Mengenai kebersihan diri dan lingkungan sebagaimana yang
diajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Teladan
dari Nabi-Nabi, dan perilaku terpuji, shalat, dan syahadat. Secara
umum buku ini ditulis dengan mengacu pada kurikulum 2013,
SKL, dan Standar ini, yakni untuk memenuhi dimensi sikap
sosial, spritual, pengetahuan, dan keterampilan. Memahami dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam.
Pada penulisan pelajaran pertama, disajikan gambar-gam-
bar mengenai tata surya, pemandangan alam sekitar, hewan dan
tumbuhan, serta lingkungan sosial, interaksi antar sesama manu-
sia dan lingkungan. Terlihat buku ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memiliki rasa ingin tahu ketika melihat
gambar-gambar tersebut. Pada halaman selanjutnya siswa dimin-
ta untuk menceritakan gambar.22
21
Hasim and Jaelani, 75.
22
Hasim and Jaelani, 75.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
213
Berikut ini adalah salah satu isi dari pelajaran pertama
tentang kasih sayang.23
Riwayat tersebut menunjukkan bahwa
Nabi Muhammad memiliki sifat kasih sayang kepada anak-anak,
diharapkan dari riwayat tersebut siswa dapat mengambil contoh
mengenai sifat kasih sayang Nabi Muhammad sebagai Rasul
Allah, mencontoh sifat kasih sayang Nabi merupakan salah satu
dari menjalankan dan mengamalkan ajaran agama Islam, yang
berkaitan dengan hubungan dengan sesama makhluk Allah.
Selain ada riyawat, penulis menyertakan sholawat atau pujian
kepada Nabi Muhammad, berupa Sholawat Badriyah, supaya
rahmat dan keselamatan bagi Nabi Muhammad Saw, sebagai
bentuk kasih sayang kepada Nabi Muhammad.
Buku siswa pada kurikulum 2013 jenjang kelas 1 SD/MI
ini penuh akan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa,
sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu. Secara keseluruhan
buku ini dipenuhi oleh gambar berwarna yang menarik siswa
pada usia kelas 1. Tugas-tugas yang diberikan berupa pertanya-
an-pertanyaan reflektif keseharian yang dijawab dengan penuh
kejujuran, dengan harapan dapat melatih kejujuran dan kepriba-
dian siswa. Tugas ini menggugah siswa untuk memiliki ketelada-
nan kasih sayang kepada Nabi Muhammad SAW, seperti meno-
long sesama teman. Selain tugas individu juga terdapat tugas
yang harus dilaksanakan secara berkelompok untuk membentuk
kerjasama, dan menghargai perbedaan pendapat.24
Dalam kegiat-
an ini pula mengajarkan bagaimana jika terjadi perbedaan penda-
pat atau persamaan pendapat, sehingga pesan multikulturalisme
tercermin dalam kegiatan ini.
Multikulturalisme dalam Buku Ajar PAI
pada Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Buku PAI dan Budi Pekerti ini untuk kelas VII SMP/MTs.,
tertuang disklaimer yang berisi bahwa buku tersebut menerima
saran dan kritik, merupakan buku siswa yang dipersiapkan
Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku
siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah
23
Hasim and Jaelani, 75.
24
Hasim and Jaelani, 75.
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
214
koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan diper-
gunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013.25
Dapat
dipahami bahwa pemerintah melakukan kontrol terhadap penga-
daap buku ajar yang digunakan pada level kelas VII SMP/MTs.
Sebagaimana diamanatkan pada Pasal 3 UU No. 20 Sisdiknas
Tahun 2003 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
tujuan pendidikan adalah: “Berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta ber-
tanggung jawab”, maka buku PAI dan Budi Pekerti ini diharap-
kan menjadi media untuk terwujudnya harapan tersebut. Negara
merumuskan tujuan pendidikan yang akan diwujudkan melalui
salah satunya adalah media buku ajar pendidikan Agama Islam.
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini
merupakan penjabaran dari Standar Isi Kurikulum 2013 yang
menitikberatkan pada aspek sikap spiritual (Kompetensi Inti 1)
dan sikap sosial (Kompetensi Inti 2). Namun demikian, agar KI-
1 dan KI-2 dapat terimplementasi dengan benar, dijabarkan pula
aspek pengetahuan dan ketrampilan. Diawali dengan “Mari
Mengamati” dan “Mari Renungkan” menggugah kepekaan peser-
ta didik terhadap isu-isu aktual, kemudian bisa menyelesaikan
masalah-masalah tersebut dengan baik. Tugas-tugas disusun se-
cara individual dan kelompok. Tugas kelompok diharapkan dapat
membentuk perilaku kerjasama, saling menghargai pendapat,
tugas kelompok ini salah satu upaya untuk membentuk rasa
tenggang rasa dan toleransi. Tugas individu disusun mengetahui
kompetensi pengetahuan yang sudah diperoleh siswa. Tugas-
tugas disusun dengan baik sesuai dengan usia jenjang kelas VII
SMP/MTs.
Dalam buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti ini tidak
semua pengetahuan dan keterampilan dijabarkan secara luas. Hal
ini sengaja dilakukan agar peserta didik mau mencari informasi
lain sebagai pendalaman dan perluasan materi. Oleh karena itu,
setelah selesai sub pokok bahasan, peserta didik diminta untuk
mengerjakan tugas dalam bentuk ”aktivitas siswa”. Hal ini sesuai
25
Hasim and Jaelani, 75.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
215
dengan prinsip pengembangan kurikulum 2013, bahwa peserta
didik harus mencari tahu, bukan diberi tahu. Sementara di setiap
akhir bab ditambah dengan “Menerapkan Perilaku Mulia”, ini
dimaksudkan agar nilai-nilai ajaran Islam secara konkret bisa
diwujudkan dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Tema pertama buku ini adalah mengenai lebih dekat
dengan Allah SWT, dengan mempelajari materi tentang Iman
kepada Allah SWT, Makna Asmaul Husna, dan Hikmah Beriman
kepada Allah SWT. Tema kedua adalah Hidup Tenang dengan
Kejujuran, Amanah, dan Istiqomah. Tema ketiga adalah Semua
Bersih, Hidup Jadi Nyaman, sub temanya adalah Tentang
Taharah, Cara Taharah, dan Hikmah Taharah. Tema keempat
adalah Indahnya Kebersaman dengan Berjamaah, sub temanya
adalah Tata Cara Salat Berjamaah, Pembiasaan Salat Berjamaah.
Tema kelima adalah Selamat Datang Nabi Kekasihku, sub
temanya adalah Kehadiran Sang Kekasih, Nabi Muhammad saw.
Diangkat Menjadi Rasul, dan Dakwah Nabi Muhammad saw. di
Mekah. Tema keenam adalah Dengan Ilmu Pengetahuan Semua
Menjadi Lebih Mudah, sub temanya adalah Mari Membaca, Q.S.
Ar-Rahman/55: 33, Membaca Q.S. Al-Mujadalah/58: 11, Q.S.
ar-Rahman/55: 33, dan Perilaku Orang yang Cinta Ilmu Penge-
tahuan. Tema ketujuh adalah Ingin Meneladani Ketaatan Mala-
ikat-Malaikat Allah SWT., sub temanya adalah Siapakah Malai-
kat Itu? Nama dan Tugas Malaikat, Perilaku Beriman kepada
Malaikat Allah SWT. Tema kedelapan adalah Berempati Itu
Mudah, Menghormati Itu Indah. Tema kesembilan adalah
Memupuk Rasa Persatuan pada Hari yang Kita Tunggu, sub
temanya adalah Apa salat Jumat itu?, Ketentuan salat Jumat, Aku
Ingin Bisa Salat Jumat. Tema kesepuluh adalah Islam Memberi-
kan Kemudahan melalui Salat Jamak dan Qashar. Tema kesebe-
las adalah Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membang-
gakan, sub temanya adalah Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah,
Berita Gembira dari Kota Yajrib, Perjalanan Hijrah Rasulullah
saw. Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah. Tema kedua-
belas adalah Al-Khulafau Ar-Rasyidin, Penerus Perjuangan Nabi
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
216
Muhammad saw. Tema ketiga belas adalah Hidup Lebih Damai
dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.26
Buku ini pada bagian awal menampilkan peta konsep, hal
ini penting, sebab memberikan arah yang jelas hal-hal yang harus
dipahami oleh siswa. Peta konsep atau mind mapping dapat diar-
tikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan
konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang. Mind
maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala
arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind
maping mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir
kreatif. Mind mapping yang sering disebut dengan peta konsep
adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga
merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan.
Multikulturalisme dalam Buku Ajar PAI
pada Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Buku ini juga merupakan buku yang dipersiapkan oleh
pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku
ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan
dalam tahap awal penerapan. Buku ini disusun berdasarkan
amanat Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Isi
Kurikulum 2013. Sedangkan sistematika penyusunan buku dida-
sarkan pada Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses. Dalam standar proses, pembelajaran dilakukan
dengan memaksimalkan kemapuan siswa melalui pendekatan
saintifik melalui langkah-langkah mengamati, menanya, menco-
ba, menalar, dan mengomunikasikan. Selanjutnya, langkah-lang-
kah tersebut diintegrasikan ke dalam penulisan buku melalui
proses dan rubrikasi Membuka Relung Hati (mengamati), Meng-
kritisi Sekitar Kita (menanya), Memperkaya Khazanah Peserta
Didik (menalar), Menerapkan Perilaku Mulia (mencoba dan
mengomunikasikan).
26
Muhammad Ahsan, Sumiyati, and Mustahdi, Pendidikan Agama
Islam Dan Budi Pekerti Untuk Kelas VII Tingkat SMP/MTs (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), 87.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
217
Pada bagian pertama uraian materi pada buku ini adalah
aku selalu dekat dengan Allah, diawali dengan mengimani Allah
swt melalui Asmaul Husna. Sehingga diharapkan siswa dapat
memperoleh nilai dan perilaku mulia sebagai pribadi yang der-
mawan, jujur, amanah, tawakal, tangguh, toleran adil. Perilaku
ini diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat yang multikultur,
pada bab ini uraian materi mempertimbangkan kondisi multi-
kultur dalam kehidupan di Indonesia.27
Dengan beriman kepada
Allah, manusia akan menjadikan tujuh sifat Allah SWT dalam al-
Asmā’u al-Ḥusnā sebagai pedoman hidupnya, dengan berperila-
ku adil, pemaaf, bijaksana, menjadi pemimpin yang baik, selalu
berintrospeksi diri, berbuat baik dan berkasih sayang, bertakwa,
menjaga kesucian, menjaga keselamatan diri, berusaha menjadi
orang yang terpercaya, memberikan rasa aman pada orang lain,
suka bersedekah, dan sebagainya.
Pada bab kedua uraiannya mengenai berbusana muslim dan
muslimah cermin kepribadian dan keindahan. Siswa diharapkan
dapat berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti menutup aurat, memahami aurat
dan batasan-batasannya, memahami dalil menutup aurat, dan
membiasakan perikaku berbisana Muslim dan Muslimah dalam
kehidupan sehari-hari. Islam mengajarkan bahwa busana memili-
ki fungsi utama sebagai penutup aurat selain fungsi-fungsi yang
lain seperti fungsi sebagai hiasan dan penahan rasa panas atau
dingin. Dengan demikian, maka bagi orang-orang yang beriman
busana adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan
terutama bagi kalangan perempuan. Kewajiban menutup aurat
disyari’atkan untuk kepentingan manusia itu sendiri sebagai
wujud kasih sayang dan perhatian Allah SWT. Terhadap kemas-
lahatan hamba-Nya di muka bumi.28
Pada bab ketiga uraiannya mengenai mempertahankan
kejujuran sebagai cermin kepribadian, siswa dibimbing untuk
memahami makna jujur, dalil mengenai kejujuran, dan hikmah
perilaku jujur, sehingga diharapkan siswa dapat berperilaku
27
Ahsan, Sumiyati, and Mustahdi, 80.
28
Nelti Khairiyah and Endi Suhendi Zen, Pendidikan Agama Dan Budi
Pekerti Untuk Kelas X (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., 2017), 85.
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
218
mulia jujur dalam niat, jujur dalam lisan, dan jujur dalam per-
buatan. Kejujuran akan menciptakan ketenangan, kedamaian,
keselamatan, kesejahteraan, dan kenikmatan lahir batin baik di
dunia maupun di akhirat kelak. Sementara, kedustaan menimbul-
kan kegoncangan, kegelisahan, konflik sosial, kekacauan, kehi-
naan, dan kesengsaraan lahir dan batin di dunia terlebih di akhi-
rat.29
Kejujuran ini penting dalam kehidupan sosial Indonesia
yang multikultur.
Pada bab keempat uraian materi mengenai Al-Qur’an dan
hadits adalah pedoman hidupku. Uraian materinya antara lain
kedudukan Al-qur’an sebagai sumber hukum Islam, kedudukan
Hadits sebagai sumber hukum Islam, dan Ijtihad sebagai sumber
hukum Islam, diharapkan materi ini berdampak adanya perilaku
yang menjadikan Al-Qur’an, hadits, dan Ijtihad sebagai pedoman
hidup. Di dalam Al-Qur’an dan Hadits dipaparkan mengenai tata
cara atau aturan mengenai ibadah kepada Allah dan interaksi
dengan sesama manusia, semua sudut kehidupan manusia diba-
has dalam Al-Qur’an, sehingga kehidupan bermasyarakat tidak
kacau. Bersikap rasional, kritis, dan logis dalam beragama berarti
selalu menanyakan landasan dan dasar (dalil) atas setiap amalan
keagamaan yang dilakukan. Dengan cara ini, seseorang akan
dapat terbebas dari taqlid. Lawan taqlid adalah ittiba,’ yaitu
melaksanakan amalan-amalan keagamaan dengan mengetahui
landasan dan dasarnya (dalil).30
Pada bab kelima penulis buku ini menguraikan meneladai
perjuangan Rasulullah saw di Mekah. Siswa dibimbing untuk
memahami perjuangan Rasulullah saw di Mekah, dengan mema-
hami substansi Rasul di Mekah dan Strategi dakwah Rasul di
Mekah, sehingga siswa dapat menerapkan sikap tangguh dan
semangat menegakkan kebenaran. Dakwah Nabi di Mekah ber-
langsung selama 13 tahun. Selama itu Nabi menanamkan nilai-
nilai tauhid dan mengajarkan akhlak mulia. Nilai-nilai ketauhi-
dan ini membuat Nabi dan sahabat-sahabatnya tangguh mengha-
29
Nelti Khairiyah and Zen, 85.
30
Nelti Khairiyah and Zen, 85.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
219
dapi berbagai kesulitan dan rintangan serta tetap bersemangat
menyampaikan kebenaran.31
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini meru-
pakan penjabaran dari Standar Isi Kurikulum 2013 yang menitik-
beratkan pada aspek sikap spiritual (Kompetensi Inti 1) dan sikap
sosial (Kompetensi Inti 2). Namun demikian, agar KI-1 dan KI-2
dapat terimplementasi dengan benar, dijabarkan pula aspek
pengetahuan dan ketrampilan. Buku Ajar Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti semua jenjang disusun untuk menggugah
kepekaan peserta didik terhadap isu-isu aktual, kemudian bisa
menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan baik. Tugas-
tugas disusun secara individual dan kelompok. Tugas kelompok
diharapkan dapat membentuk perilaku kerjasama, saling meng-
hargai pendapat, tugas kelompok ini salah satu upaya untuk
membentuk rasa tenggang rasa dan toleransi. Tugas individu
disusun mengetahui kompetensi pengetahuan yang sudah dipero-
leh siswa. Dapat disimpulkan bahwa buku ajar yang digunakan
disemua jenjang mengandung unsur multikulturalisme dan sesuai
dengan konten keIslaman serta sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh pemerintah linier.
PENUTUP
Pembahasan ideologi multikulturalisme yang muncul
dalam buku teks pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak lepas
dari praktik produksi dan konsumsi teks. Negara melakukan
kontrol terhadap produksi teks pendidikan Agama Islam melalui
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang menilai kela-
yakan buku teks untuk digunakan dalam pembelajaran. Penulis
maupun penerbit mengikuti rambu-rambu yang telah ditentukan
oleh BSNP agar buku yang diajukan bisa lolos. Begitu pula
dengan kontrol terhadap konsumsi buku teks. Meskipun negara
telah mengeluarkan regulasi mengenai buku teks pelajaran, tetapi
belum tentu buku teks yang telah ditetapkan oleh pemerintah
digunakan sebagai buku acuan wajib dalam pembelajaran. Hal
ini menunjukkan melemahnya kontrol negara dalam produksi
maupun konsumsi buku teks.
31
Nelti Khairiyah and Zen, 85.
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
220
Kontrol yang dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk
standar terhadap proses pendidikan. Pemerintah melalui melaku-
kan kontrol pada proses pendidikan dalam bentuk Peraturan
Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 dirubah pertama kali dengan
PP No. 32 tahun 2013, dirubah kedua kali dengan PP nomor 13
tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar
Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang
berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidi-
kan nasional dan harus dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau
satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan berfungsi se-
bagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.
Negara memiliki peran dalam mempersiapkan buku untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Penyusunan dan pene-
laahan sebagai salah satu bentuk kontrol produksi di bawah
koordinasi Kementeran Pendidikan dan Kebudayaan yang
merupakan lembaga negara. Negara juga memiliki peran untuk
memberikan kriteria buku ajar yang digunakan di sekolah. Dapat
dipahami bahwa multikulturalisme juga merupakan salah satu
ideologi yang dikembangkan pemerintah, salah satunya melaui
pendidikan. Buku ajar khususnya Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti mengandung konten multikulturalisme. Proses
produksi dan konsumsinya dilingkupi oleh standar yang diten-
tukan oleh pemerintah, jika proses produksi dan komsumsinya
sudah mencakup ideologi multikulturalisme, maka proses pendi-
dikan memberikan kontibusi bagi kehidupan multikultur yang
damai dan toleran.
Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks
dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk.
221
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahsan, Muhammad, Sumiyati, and Mustahdi. Pendidikan Agama
Islam Dan Budi Pekerti Untuk Kelas VII Tingkat SMP/
MTs. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2016.
Dijk, Van. Handbook of Discourse Analysis. Oxford: Blackwell
Publisher, 2000.
Hasim, Achmad, and Otong Jaelani. Pendidikan Agama Islam
Dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016.
Havilland, William. Antropologi: Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta:
Erlangga, 1993.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 20
Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Pendidikan Dasar dan Menengah (2016). https://doi.org/10.
1017/CBO9781107415324.004.
Nelti Khairiyah, and Endi Suhendi Zen. Pendidikan Agama Dan
Budi Pekerti Untuk Kelas X. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan., 2017.
Patji, Abdul Rachman. Primordialisme Dalam Pluralitas Etnis,
Dalam Indonesia Menapak Masa Depan Dalam Kajian
Sosial Dan Budaya. Ed. Muhammad Hisyam. Jakarta:
Peradaban, 2001.
Rahardjo, Turnomo. Menghargai Perbedaan Kultural: Mind-
fulness Dalam Komunikasi Antar Etnis. Yogyakarta: Pusta-
ka Pelajar, 2005.
Ubed, S Abdillah. Politik Identitas Etnik : Pergulatan Tanda
Tanpa Identitas. Magelang: Indonesiatera, 2002.
Utami, I.W.P. “Wacana Ideologi Negara Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Sejarah Sekolah Menengah Atas
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222
222
(SMA).” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.
Wirasti, M.K. “Wacana Ideologi Negara Dalam Pendidikan:
Analisis Wacana Kritis Pada Buku-Buku Teks Pendidikan
Untuk SD Dan SLTP Tahun 1975-2001.” Universitas
Indonesia, 2012.
Yaqin, M. Ainul. Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Un-
derstanding Untuk Demokrasi Dan Keadilan. Yogyakarta:
Pilar Media, 2005.
Jurnal
Fairclough, Norman. “Critical Discourse Analysis.” Interna-
tional Advances in Engineering and Technology 7, no. 1
(2012): 15–25.
Purwanta, Hieronymus. Kajian Perbandingan Historiografi Pen-
didikan Di Amerika Serikat, Australia, Dan Indonesia,”
Paramita: Historical Studies Journal 25, no. 2 (2015).
Suyatno. “Multikulturalisme Dalam Sistem Pendidikan Agama
Islam: Problematika Pendidikan Agama Islam Di Sekolah.”
ADDIN 7, no. 1 (2013): 85–89.
Peraturan Perundang-undangan
Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 116/P/2016 tentang Penetapan Buku
Teks Pelajaran Kurikulum 2013 Untuk Pendidikan Dasar
Dan Menengah. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebu-
dayaan Republik Indonesia Nomor 116/P/2016 tentang
Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia (2016).

More Related Content

What's hot

Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Ali Murfi
 
SITI ROHMAH
SITI ROHMAHSITI ROHMAH
SITI ROHMAH
Safitri
 
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalResensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
sitirohmah71
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Yhana Hadayana
 
PLURALISME AGAMA.pptx
 PLURALISME AGAMA.pptx PLURALISME AGAMA.pptx
PLURALISME AGAMA.pptx
El Roi Sipahelut
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikultural
Salma Van Licht
 
Multikultural
MultikulturalMultikultural
Multikultural
Anto Kolarov
 
Makalah 123
Makalah 123Makalah 123
Makalah 123
M Saidi Basri
 
Pendidikan multikultural
Pendidikan multikulturalPendidikan multikultural
Pendidikan multikulturaljunot90
 
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahPengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahHari Adi
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologi
Zurie Hafiez
 
Rpp 1 paham nas lib
Rpp 1 paham nas libRpp 1 paham nas lib
Rpp 1 paham nas lib
Ressa
 
Rpp 4 nasionalisme filipina mesir
Rpp 4 nasionalisme filipina mesirRpp 4 nasionalisme filipina mesir
Rpp 4 nasionalisme filipina mesir
Ressa
 
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranpendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranAndy Wilson
 
Contoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel PenelitianContoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel Penelitian
Uwes Chaeruman
 
Pergumulan jaringan intelektual keislaman
Pergumulan jaringan intelektual keislamanPergumulan jaringan intelektual keislaman
Pergumulan jaringan intelektual keislaman
Qowim Musthofa
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanDedi Yulianto
 

What's hot (20)

Nanda ppt
Nanda pptNanda ppt
Nanda ppt
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
 
SITI ROHMAH
SITI ROHMAHSITI ROHMAH
SITI ROHMAH
 
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalResensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
 
PLURALISME AGAMA.pptx
 PLURALISME AGAMA.pptx PLURALISME AGAMA.pptx
PLURALISME AGAMA.pptx
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikultural
 
Multikultural
MultikulturalMultikultural
Multikultural
 
Makalah 123
Makalah 123Makalah 123
Makalah 123
 
Pendidikan multikultural
Pendidikan multikulturalPendidikan multikultural
Pendidikan multikultural
 
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahPengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologi
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
Rpp 1 paham nas lib
Rpp 1 paham nas libRpp 1 paham nas lib
Rpp 1 paham nas lib
 
Rpp 4 nasionalisme filipina mesir
Rpp 4 nasionalisme filipina mesirRpp 4 nasionalisme filipina mesir
Rpp 4 nasionalisme filipina mesir
 
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranpendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
 
Contoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel PenelitianContoh Artikel Penelitian
Contoh Artikel Penelitian
 
Pergumulan jaringan intelektual keislaman
Pergumulan jaringan intelektual keislamanPergumulan jaringan intelektual keislaman
Pergumulan jaringan intelektual keislaman
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
 

Similar to Multikultur lektur nur

Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikultur
Jiyanto Mumtaz
 
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenBias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Ali Murfi
 
iwayan sukarma.pdf
iwayan sukarma.pdfiwayan sukarma.pdf
iwayan sukarma.pdf
ARREZAWICAKSONO
 
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
2220202187
 
Tugas makalah gender
Tugas makalah genderTugas makalah gender
Tugas makalah gender
DIKNAS PENDIDIKAN
 
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
MuhammadFazri29
 
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
abuzaf
 
Review buku mpki
Review buku mpkiReview buku mpki
Review buku mpki
محمد المنير
 
Pemikiran KH Abdurahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi.pptx
Pemikiran KH Abdurahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi.pptxPemikiran KH Abdurahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi.pptx
Pemikiran KH Abdurahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi.pptx
ARIKDJ1
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiAnang Sarbaini
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitian
RoisMansur
 
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
InternationalJournal Ihya' 'Ulum al-Din
 
Makalah m. zainuddin
Makalah m. zainuddinMakalah m. zainuddin
Makalah m. zainuddinFelix Juanto
 
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxPendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
AINUR ROFIQ97
 
Resensi stud islam
Resensi stud islamResensi stud islam
Resensi stud islam
Nurul Hikmah
 
Ideologi, identitas dan komunikasi budaya
Ideologi, identitas dan komunikasi budayaIdeologi, identitas dan komunikasi budaya
Ideologi, identitas dan komunikasi budaya
ilhamsyah .
 
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
Succes Zen
 
10709 23197-1-pb
10709 23197-1-pb10709 23197-1-pb
10709 23197-1-pb
Kiki684298
 
Agamaketerbukaandandemokrasi 170901055359
Agamaketerbukaandandemokrasi 170901055359Agamaketerbukaandandemokrasi 170901055359
Agamaketerbukaandandemokrasi 170901055359
muhammad tarmizi
 
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGANAGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
primagraphology consulting
 

Similar to Multikultur lektur nur (20)

Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikultur
 
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenBias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
 
iwayan sukarma.pdf
iwayan sukarma.pdfiwayan sukarma.pdf
iwayan sukarma.pdf
 
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
Artikel MENDORONG KRITISITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN FIQIH DAN MODERAS...
 
Tugas makalah gender
Tugas makalah genderTugas makalah gender
Tugas makalah gender
 
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
2018_Iqbal_PAI_Multikultural.pdf
 
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
 
Review buku mpki
Review buku mpkiReview buku mpki
Review buku mpki
 
Pemikiran KH Abdurahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi.pptx
Pemikiran KH Abdurahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi.pptxPemikiran KH Abdurahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi.pptx
Pemikiran KH Abdurahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi.pptx
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilai
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitian
 
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
Karakter Hubungan dan Harmonisasi Kehidupan Antara Kelompok Keagamaan Rifa’iy...
 
Makalah m. zainuddin
Makalah m. zainuddinMakalah m. zainuddin
Makalah m. zainuddin
 
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxPendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
 
Resensi stud islam
Resensi stud islamResensi stud islam
Resensi stud islam
 
Ideologi, identitas dan komunikasi budaya
Ideologi, identitas dan komunikasi budayaIdeologi, identitas dan komunikasi budaya
Ideologi, identitas dan komunikasi budaya
 
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
STUDI TERHADAP PERGAULAN LINTAS AGAMA DALAM MENINGKATKAN KEARIFAN SOSIAL MAHA...
 
10709 23197-1-pb
10709 23197-1-pb10709 23197-1-pb
10709 23197-1-pb
 
Agamaketerbukaandandemokrasi 170901055359
Agamaketerbukaandandemokrasi 170901055359Agamaketerbukaandandemokrasi 170901055359
Agamaketerbukaandandemokrasi 170901055359
 
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGANAGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
AGAMA, KETERBUKAAN DAN DEMOKRASI : HARAPAN DAN TANTANGAN
 

More from SitiNgaisahSPdMPd

Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolahKekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
SitiNgaisahSPdMPd
 
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantrenUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
SitiNgaisahSPdMPd
 
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyahIndeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
SitiNgaisahSPdMPd
 
Pendidikan kebencanaan
Pendidikan kebencanaanPendidikan kebencanaan
Pendidikan kebencanaan
SitiNgaisahSPdMPd
 
The innovation of human resource management in education to improve school qu...
The innovation of human resource management in education to improve school qu...The innovation of human resource management in education to improve school qu...
The innovation of human resource management in education to improve school qu...
SitiNgaisahSPdMPd
 
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswaUsaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
SitiNgaisahSPdMPd
 
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakUsaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
SitiNgaisahSPdMPd
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
SitiNgaisahSPdMPd
 
Analisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingAnalisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stunting
SitiNgaisahSPdMPd
 
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
SitiNgaisahSPdMPd
 
Uks dan daya ungkit sdm
Uks dan daya ungkit sdmUks dan daya ungkit sdm
Uks dan daya ungkit sdm
SitiNgaisahSPdMPd
 
Ilmu sosial dan keterampilan berpikir matematis
Ilmu sosial dan keterampilan berpikir matematisIlmu sosial dan keterampilan berpikir matematis
Ilmu sosial dan keterampilan berpikir matematis
SitiNgaisahSPdMPd
 
Elementary education nur
Elementary education nurElementary education nur
Elementary education nur
SitiNgaisahSPdMPd
 
Organisasi sekolah di masa pademi
Organisasi sekolah di masa pademiOrganisasi sekolah di masa pademi
Organisasi sekolah di masa pademi
SitiNgaisahSPdMPd
 

More from SitiNgaisahSPdMPd (14)

Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolahKekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
 
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantrenUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
 
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyahIndeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
 
Pendidikan kebencanaan
Pendidikan kebencanaanPendidikan kebencanaan
Pendidikan kebencanaan
 
The innovation of human resource management in education to improve school qu...
The innovation of human resource management in education to improve school qu...The innovation of human resource management in education to improve school qu...
The innovation of human resource management in education to improve school qu...
 
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswaUsaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
 
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakUsaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Analisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingAnalisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stunting
 
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
 
Uks dan daya ungkit sdm
Uks dan daya ungkit sdmUks dan daya ungkit sdm
Uks dan daya ungkit sdm
 
Ilmu sosial dan keterampilan berpikir matematis
Ilmu sosial dan keterampilan berpikir matematisIlmu sosial dan keterampilan berpikir matematis
Ilmu sosial dan keterampilan berpikir matematis
 
Elementary education nur
Elementary education nurElementary education nur
Elementary education nur
 
Organisasi sekolah di masa pademi
Organisasi sekolah di masa pademiOrganisasi sekolah di masa pademi
Organisasi sekolah di masa pademi
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
annisaqatrunnadam5
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 

Multikultur lektur nur

  • 1. 197 MULTIKULTURALISME: ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP TEKS DALAM BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MULTICULTURALISM: CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS OF TEXT IN ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATIONAL BOOKS 1 Nurochim, 2 Eva Royandi, 3 Agus Mauluddin, 4 Siti Ngaisah 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta nurochim@uinjkt.ac.id 2,3,4 CIC Lembaga Riset dan Konsultan Sosial royandi_250916@apps.ipb.ac.id, agusmauluddin@sociologist.com, sitingaisahcic@gmail.com DOI: http://doi.org/10.312 91/jlk.v18i1.775 Received: September 2019; Accepted: Juni 2020; Published: Juni 2020 ABSTRACT This research aims to find a "sense of power" in the text as a discourse. The discourse chosen in this study is the Islamic Religious Education textbook (PAI) which is used as a textbook. PAI textbooks selected from Elementary School, Middle School and High School levels. The theory used as the basis of analysis of this text is the theory of critical discourse analysis (AWK) from Fairclough. The theory suggests that the text is a discursive practice and social practice. The research method used is library research method, because it uses ready-to-use text, as secondary data. This research is a qualitative study because it uses non-numerical data collection procedures with descriptive results, analyzed by non- statistical methods, because the problem under study demands a thorough, extensive, and in-depth exploration. The results of the analysis show that textually, the textbooks used are textbooks that are prepared based on standards in the form of government regulations regarding textbooks. The discussion of multiculturalism in texts is inseparable from the practice of
  • 2. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 198 producing and consuming texts. The state exercises control over the production of PAI texts through the National Education Standards Agency (BSNP) which authoritatively assesses the feasibility of textbooks for use in learning. Keywords: Critical Discourse Analysis, curriculum, Islamic Education, Multiculturalism, Textbook lesson ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mencari “sense kuasa” pada teks sebagai sebuah wacana. Wacana yang dipilih dalam penelitian ini adalah buku ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) yang digunakan sebagai buku teks pelajaran. Buku teks PAI yang dipilih dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Teori yang digunakan sebagai landasan analisis terhadap teks ini adalah teori analisis wacana kritis (AWK) dari Fairclough. Teori tersebut mengemukakan bahwa teks merupakan praktik diskursif dan praktik sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian pustaka, karena menggunakan teks siap pakai, sebagai data sekunder. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena menggunakan prosedur pengumpulan data non-numerikal dengan hasil diskriptif, dianalisis dengan metode non statistik, karena masalah yang diteliti menuntut eksplorasi yang menyeluruh, luas, dan mendalam. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara tekstual, buku ajar yang digunakan, merupakan buku ajar yang disusun berdasarkan standar yang berbentuk peraturan pemerintah mengenai buku ajar. Pembahasan multikulturalisme dalam teks tidak terlepas dari praktik produksi dan konsumsi teks. Negara melakukan kontrol terhadap produksi teks PAI melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang secara otoritatif menilai kelayakan buku teks untuk digunakan dalam pembelajaran. Kata Kunci: Analisis Wacana Kritis, Kurikulum, Multikulturalisme, Pendidikan Islam, pelajaran Buku Teks PENDAHULUAN Indonesia memiliki sosiokultur dan geografis yang luas dan beragam, ribuan gugusan pulau, populasi penduduk yang besar terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan terdapat Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu, dan berbagai aliran kepercayaan.1 Kemajemukan tersebut merupakan kekuatan sosial 1 M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Under- standing Untuk Demokrasi Dan Keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2005), 29.
  • 3. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 199 yang saling bersinergi dan saling bekerja sama dalam membangun bangsa. Namun, keberagaman ini juga dapat menimbulkan konflik jika tidak dikelola dengan tepat. Rahardjo mengemukakan bahwa ada beberapa orang atau kelompok yang salah menafsirkan keberagaman sehingga menimbulkan ketega- ngan dan konflik antarsuku, agama, ras, dan antargolongan.2 Berbagai konflik yang terjadi dan ditambah dengan konflik internal agama terus mewarnai pola interaksi dalam keberaga- man di Indonesia. Berbagai konflik agama yang ada disebut se- bagai salah satu faktor timbulnya konflik horizontal yang membuat kerugian jiwa dan raga. Keadaan ini menjadi fenomena yang bertolak belakang dengan Bhinneka Tunggal Ika. Pada konteks sejarah, realitas keagamaan yang diakui ini utamanya dalam kaitan dengan keragaman agama di Indonesia yang secara yuridis-formal telah dicontohkan oleh para pendiri bangsa dengan dimasukkannya semangat pluralisme keagamaan. Nilai-nilai tersebut termaktub dalam sila pertama rumusan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kemudian, menjadikannya landasan dalam berbangsa dan bernegara seluruh bangsa Indonesia. Terwujud juga nilai-nilai multikulturalisme yang menjadi semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”.3 Nilai-nilai keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan realitas sosiokultur yang harus diposisikan sebagai kenyataan alamiah dalam konteks pembicaraan dengan porsi yang berimbang. Keberagaman secara sosiokultur bermakna memosisikan berbagai dialog terkait etnisitas bangsa pada suatu tingkatan yang setara. Permasalahan yang kompleks terkait etnisitas bangsa Indonesia tidak kemudian direfleksikan dari banyaknya warga komunitas. Namun, lebih dilihat dari substansi permasalahan yang sedang dihadapinya. Hal ini merupakan 2 Turnomo. Rahardjo, Menghargai Perbedaan Kultural: Mindfulness Dalam Komunikasi Antar Etnis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 31. 3 Suyatno, "Multikulturalisme Dalam Sistem Pendidikan Agama Islam: Problematika Pendidikan Agama Islam Di Sekolah," ADDIN 7, no. 1 (2013): 85–89.
  • 4. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 200 perwujudan dari penegakkan rasa kebangsaan.4 Havilland meng- artikan multikulturalisme sebagai interaksi sosial dan politik antara orang-orang yang berbeda cara hidup dan berpikirnya dalam masyarakat yang sama.5 Secara ideal, multikulturalisme berarti penolakan terhadap kefanatikan, prasangka, dan rasisme, serta mengembangkan penerimaan sikap menghargai kebudaya- an tradisional orang lain. Kebudayaan pada dasarnya merupakan suatu entitas keber- agaman yang menunjukkan diri sebagai keniscayaan dalam pluralisme. Multikulturalisme kemudian menjadi suatu kondisi yang tidak terbantahkan karena masing-masing entitas perbedaan dengan sendirinya menghendaki karakter yang beragam. Isu-isu yang lahir dalam multikulturalisme adalah perbedaan untuk satu kualitas persamaan (equality). Entitas perbedaan layaknya ras, religi, feminitas, kelas, etnisitas, mempunyai hak yang sama dalam kualitas, kelayakan dan keberlangsungan hidup.6 Berbagai permasalahan muncul dalam kehidupan multi- kultur di Indonesia. Konflik-konflik terjadi di Indonesia umum- nya muncul sebagai akibat keanekaragaman etnis, agama, ras, dan adat, seperti konflik antaretnis yang terjadi di Sulawesi Tengah, Papua, dan Kalimantan Barat. Misalnya konflik antar- etnis di Kalimantan Barat terkait dengan kesenjangan yang diterima suku asli Dayak dan Suku Madura akibat perlakuan berbeda aparat birokrasi dan hukum yang berakibat pada kekecewaan yang besar di komunitas etnis tersebut. Perasaan demikian memuncak terwujud ke dalam sebuah konflik hori- zontal. Komunitas Dayak yang merasa terpinggirkan semakin termarjinal dengan berbagai kebijakan diskriminatif dan di waktu yang sama aspek penegakan hukum kepada salah satu komunitas 4 Abdul Rachman Patji, Primordialisme Dalam Pluralitas Etnis, Dalam Indonesia Menapak Masa Depan Dalam Kajian Sosial Dan Budaya. Ed. Muhammad Hisyam, (Jakarta: Peradaban, 2001), 75. 5 William Havilland, Antropologi: Edisi Keempat Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1993), 75. 6 S Abdillah Ubed, Politik Identitas Etnik : Pergulatan Tanda Tanpa Identitas, (Magelang: Indonesiatera, 2002), 57.
  • 5. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 201 tidak berjalan seperti seharusnya.7 Begitu juga konflik yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah terjadi konflik yang bernuansa SARA. Konflik ini bermula pada tanggal 24 Desember 1998. Konflik dipicu oleh seorang pemuda yang berlainan kepercayaan yaitu pemuda Kristen mabuk dengan pemuda Islam di dalam Masjid. Bermula dari letupan konflik awal kemudian tahun berikutnya di pertengahan April tahun 2000, terjadi lagi konflik yang pemicunya dari perkelahian pemuda yang berlainan Agama di terminal bus kota Poso, yang penyebabnya sama-sama karena mabuk. Memuncak dengan konflik yang mengakibatkan terba- karnya permukiman orang Pamona di Kelurahan Lambogia yang kemudian disusul dengan warga komunitas Kristen melakukan pembalasan. Untuk menghindari konflik perlu membangun kesadaran kolektif terhadap realitas multikultur. Kesadaran ini akan melahirkan sikap toleransi memandang perbedaan bukan sebagai ancaman yang harus diperangi. Menumbuhkan sikap toleransi ini salah satunya melalui jalur pendidikan. Di dunia pendidikan sendiri, akhir ini marak terjadi konflik atau ketegangan berlatar belakang agama dan politik. Selain itu sering terjadi perundung- an antarsiswa, atau tidak adanya rasa hormat siswa kepada guru. Persaingan hidup, bidang ekonomi, dan konflik simbolik pada saat ini semakin meningkat. Munculnya gerakan paham atau keagamaan baru yang semakin lama semakin menunjukkan grafik peningkatan intoleransi. Berdasarkan hal tersebut memun- culkan kegelisahan tentang apakah agama mengajarkan anti perbedaan atau kekerasan. Padahal seharusnya agama sebagai pedoman hidup, setiap agama mengajarkan kedamaian, kasih sayang, dan toleransi kepada pemeluknya. Sebagai contoh Islam mengajarkan untuk tidak bersikap sewenang-wenang dan melam- paui batas, berlaku santun, saling memaafkan, dan kasih sayang. Oleh karena itu penting untuk melakukan kajian terhadap komponen Pembelajaran Agama Islam, salah satunya adalah mengkaji buku ajar yang digunakan di sekolah. 7 Ismardi and Arisman, "Meredam Konflik Dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama," Toleransi 6, no. 2 (2014): 200–222.
  • 6. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 202 Penelitian terkait dengan buku teks pernah dilakukan peneliti Murti Kusuma Wirasti (2001) yang melihat tema-tema ideologi negara yang ada pada buku teks sejarah dalam rentang waktu 1975-2001. Satu tema yang dikaji peneliti tersebut, seperti nasionalisme: persatuan dan kesatuan.8 Peneliti Hyronimus Purwanta (2012) mengkaji secara menarik tentang wacana ideologi nasional dalam buku teks sejarah yang dibentuk sebagai pengganti identitas lokal dan cenderung koersif.9 Hasil penelitian yang dilakukannya senada dengan peneliti Agus Mulyana (2013) yang membahas secara menarik tema nasionalisme dengan militerisme yang kentara memiliki dominasi penulisan di ber- bagai buku teks sejarah di Indonesia. Gagasan nasionalisme dipandang sangat dominan dalam percaturan buku teks sejarah yang utamanya berkaitan dengan narasi pembentukan negara- bangsa. Sementara gagasan militerisme kentara dalam narasi dalam sejarah perjuangan nasional Indonesia. Temuan penelitian yang tidak jauh berbeda ditunjukkan juga oleh Purwanta (2013) yang menemukan bahwa ideologi militerisme kentara dominan dalam penulisan buku teks sejarah di Indonesia 1975-1994.10 Penelitian terkait wacana dalam buku teks sejarah juga pernah dilakukan Indah Wahyu Puji Utami (2014) dengan memperlihat- kan bahwa praktik wacana dalam buku teks sejarah erat kaitan- nya dengan pengaruh dari kebijakan politik pendidikan yang dilakukan oleh negara.11 8 M.K. Wirasti, Wacana Ideologi Negara Dalam Pendidikan: Analisis Wacana Kritis Pada Buku-Buku Teks Pendidikan Untuk SD Dan SLTP Tahun 1975-2001, (Universitas Indonesia, 2012), 74. 9 Hieronymus Purwanta, “Kajian Perbandingan Historiografi Pendidi- kan Di Amerika Serikat, Australia, Dan Indonesia,” Paramita: Historical Studies Journal 25, no. 2 (2015): 154–168. 10 A. Mulyana, Historiografi Buku Teks Pelajaran Sejarah di Sekolah: Antara Kepentingan Kekuasaan dan Studi Kritis. dalam http://berita.upi.edu/ 2011/07/26/historiografi-buku-teks-pelajaran-di-sekolah/ diakses 25 Agustus 2019, pukul 12.55. 11 I.W.P Utami, Wacana Ideologi Negara Dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA), (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012), 3.
  • 7. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 203 Penelitian ini merupakan Analisis Wacana Kritis. Dilaku- kan dengan menganalisis dan menginterpretasi teks buku ajar PAI yang digunakan oleh guru dan siswa. Konteks sosial, historis, budaya, ekonomi, dan politik dilihat yang melingkupi teks wacana yang ada dalam buku teks PAI. Analisis wacana kritis merupakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan dengan eksplanatif. Objek dalam penelitian ini dalah buku teks PAI. Pendidikan Agama memiliki kekuatan untuk menanggapi sejumlah konflik sosial yang selama ini terjadi. Sebab pendidikan agama merupakan salah satu komponen kurikulum yang diajarkan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi tidak terlepas dari kajian normatif dan historis. Karena pendidikan Agama tidak terlepas dari aspek normatif dan historis-empiris maka menarik untuk mengkaji, meneliti, mencermati “paradig- ma”, “konsep”, dan pemikiran oleh kurikulum, silabus, para pe- ngajar, dan literatur dalam kondisi multikultur Indonesia. Pendidikan agama yang mengedepankan multikutur dan keter- bukaan untuk terhadap perbedaan mampu berkontribusi memper- baiki relasi antar dan intra agama di kalangan para guru dan selanjutnya ditransformasikan kepada siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuali- tatif menggunakan analisis wacara kritis. Wacana didefinisikan secara kritis dengan menempatan wacana sebagai konstruksi yang tidak bebas nilai dan tidak netral. Wacana merupakan wujud dari tindakan sosial yang diproduksi dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pihak yang memproduksinya. Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Analisis wacana kritis dalam penelitian ini memiliki arti suatu cara yang digunakan untuk mengetahui prinsip, ideologi dan makna yang terkandung dalam suatu wacana atau teks dilihat dari prespektif penulis wacana tersebut.12 Desain penelitian ini adalah akan menganalisis wacana multikulturalisme dalam buku teks Pendidikan Agama Islam kurikulum 2013. Proses produksi wacana tersebut dan konteks sosial politik yang melingkupi praktik wacana tersebut. Untuk 12 Van Dijk, Handbook of Discourse Analysis, (Oxford: Blackwell Publisher, 2000), 84.
  • 8. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 204 mengungkap hal tersebut menggunakan analisis wacana kritis yang tidak hanya mengungkap sebuah wacana, tetapi konteks wacana sehingga dapat sehingga diperoleh pemahaman yang holistik mengenai wacana yang dianalisis. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan model analisis wana kritis yang dikembangkan oleh Fairclough. Fairclough membagi analisis wacana kritis menjadi tiga dimensi yakni: (1) teks yang menggambarkan hubungan antar objek yang didefinisikan; (2) praktik wacana, merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks; (3) praktik sosial budaya yaitu melihat bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat, melihat konteks luar dari teks, seperti ideologi atau konteks sosial yang berkembang di masyarakat.13 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Wacana Terhadap Buku Teks Pendidikan Agama Islam Negara memiliki standar baku tentang buku ajar. Pada tahun 2016 pemerintah menerbitkan keputusan Menteri Pendidi- kan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tentang penetapan buku teks dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.14 Di tingkat pendidikan tersebut, terdapat mata pelajaran pendidikan agama, pendidikan agama di sekolah-sekolah maupun institusi pendidikan lainnya, dianggap masih cenderung dogmatis serta kurang mengembang- kan kemampuan berpikir kritis dan kreatif sehingga melahirkan pemahaman agama yang tekstual dan eksklusif. Dalam konteks inilah maka pendidikan agama melalui upaya pendekatan plu- ralis-multikultural merupakan sebuah keniscayaan. 13 Norman Fairclough, "Critical Discourse Analysis," International Advances in Engineering and Technology 7, no. 1 (2012), 15–25. 14 Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 116/P/2016 tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah.Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 116/P/2016 tentang, “Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia" (2016), 1-20.
  • 9. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 205 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 tahun 2016 tentang standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah, diungkapkan bahwa sistem pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.15 Hal ini menun- jukkan bahwa pendidikan berdasarkan atas keragaman, pancasila merupakan cerminan heterogenitas bangsa Indonesia, dan UUD negara republik Indonesia disusun dengan latar belakang kera- gaman yang ada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu pendidikan nasional berfungsi untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan demikian manusia yang religius diharapkan dapat terbentuk melalui proses pendidikan, manusia religius tidak hanya taat beribadah kepada Tuhan, namun juga memiliki relasi yang baik terhadap sesama manusia. Selain itu kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keteram- pilan. Dimensi sikap meliputi sikap religius dan sikap sosial, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berkarakter, jujur, dan peduli, bertanggung jawab, pembelajar sejati sepanjang hayat dan sehat jasmani-rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkung- an alam sekitar, bangsa, dan negara. Rumusan dimensi sikap ini sama di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hanya saja cakupan wilayahnya lebih luas meliputi kawasan regional dan internasional. Latar belakang Standar Kompetensi Lulusan termaktub dalam UUD Tahun 1945, yaitu pada pasal 31 ayat (3) yang di dalamnya mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengupa- yakan dan melakukan penyelenggaraan suatu sistem pendidikan tingkat nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia dalam kerangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diperkuat dengan peraturan perundang- undangan. Berdasarkan amanat ini diterbitkanlah UU No 20 15 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, “Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar Dan Menengah” (2016), https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004, 26.
  • 10. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 206 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal lainnya, berdasarkan pasal 2, UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan Pasal 3 memberikan penegasan bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi dalam melakukan pengembangan kemampuan, pembentukan watak, dan menciptakan peradaban bangsa yang bermarwah dalam kerangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, memiliki tujuan untuk melakukan pengembangan potensi para peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang diharapkan ini diperlukan profil kualifikasi lulusan yang disarikan dalam standar kompetensi lulusan. Standar Kompetensi Lulusan kemudian diuraikan ke dalam bentuk KI (Kompetensi Inti), selanjutnya KI diurai ke dalam bentuk KD (Kompetensi Dasar). KI merupakan tingkat kapasitas untuk mencapai SKL yang perlu dimiliki seorang peserta didik di setiap tingkatan kelas atau program yang menjadi dasar pengembangan KD. KI ini mencakup beberapa aspek, di anta- ranya sikap spiritual dan sikap sosial. Selain itu, aspek penge- tahuan dan keterampilan, yang memiliki fungsi integrasi muatan pembelajaran dalam mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL. KD menjadi kemampuan dasar sebagai syarat untuk menguasai KI yang perlu dimiliki para peserta didik dengan proses pembelajaran. KD merupakan tingkat kemampuan dalam kaitannya dengan muatan pembelajaran dan perkembang- an belajar yang mengacu pada KI. Sedangkan, SKL merupakan profil lulusan yang akan dicapai oleh semua mata pelajaran pada jenjang tertentu yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Buku ajar merupakan buku siswa yang sudah dipersiapkan pemerintah dalam kerangka pengimplementasian kurikulum 2013. Buku siswa tersebut disusun dan dilakukan penelaahan oleh pihak-pihak yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang kemudian dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku tersebut menjadi “dokumen hidup” yang senantiasa mengalami perbaik- an, kebaruan, dan dilakukan pemutakhiran yang disesuaikan
  • 11. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 207 dengan perkembangan dan dinamika kebutuhan serta perubahan zaman. Berbagai masukan dari pihak-pihak yang terlibat diala- matkan kepada penulis dan laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui email buku@kemdikbud.go.id yang diharapkan dapat meningkatkan mutu dari buku.16 Dapat dipahami bahwa negara memiliki peran dalam mempersiapkan buku untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Penyusunan dan penelaahan sebagai salah satu bentuk kontrol produksi di bawah koordinasi Kementeran Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan lembaga negara. Namun demikian perbaikan, pemba- haruan, dan kemutakhiran diperlukan oleh buku ajar tersebut, sehingga dapat meningkatkan mutu.17 Menunjukkan budi pekerti yang baik, kasih sayang walaupun terdapat perbedaan. Hak penciptaan buku dilindungi undang-undang, sehingga memini- malisir adanya plagiasi. Buku ini ditulis dengan judul yang cukup jelas dan peruntukan jenjang kelas pada satuan pendidikan yang jelas. Pada jenjang ini pemerintah menyediakan salah satu sarana pembelajaran yaitu buku ajar. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini meru- pakan sebuah penjabaran dari Standar Isi Kurikulum 2013 yang memfokuskan pada aspek sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Walaupun demikian, agar KI-1 dan KI-2 dapat diimple- mentasikan secara baik, maka perlu penjabaran pada aspek pengetahuan dan ketrampilan. Hal ini kemudian diawali dengan “Mari Mengamati” dan “Mari Renungkan” dengan menggugah kepekaan para peserta didik terhadap berbagai isu aktual. Selanjutnya, dapat menyelesaikan berbagai persoalan tersebut dengan baik. Tugas-tugas disusun secara individual dan kelom- pok. Tugas kelompok diharapkan dapat membentuk perilaku kerjasama, saling menghargai pendapat, tugas kelompok ini salah satu upaya untuk membentuk rasa tenggang rasa dan toleransi. Tugas individu disusun mengetahui kompetensi penge- tahuan yang sudah diperoleh siswa. Penulis buku ajar merupakan para guru Agama Islam yang memiliki masa mengajar yang 16 Achmad Hasim and Otong Jaelani, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), 75. 17 Hasim and Jaelani, h. 75.
  • 12. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 208 lama, selain itu para penulis merupakan alumni sarjana dan pascasarjana Pendidikan Agama Islam dari universitas berbasis agama Islam. Mengungkap Multikulturalisme dalam contoh-contoh Konteks Substansi Buku Teks PAI Multikulturalisme dalam pandangan guru dan siswa Guru hendaknya memiliki peran dalam pendidikan huma- nis, sehingga dapat mengembangkan sikap plurarisme sebagai landasan pemikiran multikulturalisme. Guru memiliki tugas untuk mengarahkan siswa pada penguasaan berbagai teks yang ada pada buku pengajaran, yang mereka selalu dihadapkan pada pertanyaan dan hapalan kulit luarnya saja atau pada ranah kognitif saja, sedangkan substansi yang ada di dalam teks-teks tersebut yang berupa penanaman berbagai nilai keagamaan hilang begitu saja seiring terus bertambah dan bertumpuknya pengetahuan kognitif dari mata pelajaran yang dipelajarinya di sekolah. Namun pada buku teks yang disusun berdasarkan kuri- kulum 2013, sudah disusun sesuai dengan konteks keseharian, sehingga seharusnya dengan memahami buku ajar siswa dapat meresapi nilai sosial dan spiritual. Guru hendaknya melakukan diskusi dengan sesama guru agama Islam dan antar guru agama, baik melalui musyawarah guru mata pelajaran, sehingga tidak mengembangkan sikap eksklusif dan fanatik inilah yang pada gilirannya melahirkan sikap intoleranasi terhadap perbedaan agama dan sulit menerima perbedaan etnis dan budaya serta ideologi yang tidak menyim- pang pada ketentuan agama dan negara. Guru juga harus mem- buat perubahan paradigma dan tata pikir keagamaan, sehingga agama dapat memberikan sikap sosial dan spiritual yang dapat digunakan dalam kehidupan multikulturalisme. Guru sebagai mediator pertama untuk menterjemahkan nilai-nilai pluralisme dan multikulturalisme kepada peserta didik, yang pada tahap selanjutnya juga ikut berperan aktif dalam mentransformasikan kesadaran toleransi secara lebih intensif dan masif. Guru memiliki tugas dalam menciptakan para peserta didik yang memiliki pemahaman dan perilaku keagamaan yang seim-
  • 13. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 209 bang dan berjalan paralel dengan kemampuannya dalam konteks kehidupan yang berbeda, yaitu dapat hidup bersama dengan orang lain yang berbeda agama, etnis, dan budaya. Di kalangan Muslim misalnya, tetap saja ada ditemukan sikap-sikap yang memperlihatkan kecurigaan dan sentimen pada orang lain yang berbeda dengannya, bahkan sesama Muslim yang berbeda golo- ngan. Bahkan yang lebih menyedihkan ceramah-ceramah yang seharusnya menyampaikan nasihat takwa, malah menyampaikan hujatan-hujatan. Pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama masih cende- rung normatif, di mana pendidikan agama menyajikan norma- norma yang seringkali tanpa ilustrasi sosial-budaya, sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian. Kurikulum yang dirancang hanya menawarkan minimum kompetensi, tetapi pihak guru PAI sering kali terpaku dengannya, sehingga kreativitas untuk memperkaya materi kurang tumbuh, begitu juga dalam hal penerapan metode pembelajaran yang cenderung bersifat monoton. Guru kurang cepat tanggap dalam menghadapi perubahan paradigma pendeka- tan pembelajaran, yang pada kurikulum 2013 dituntut untuk menggunakan pendekatan saintifik. Pemahaman keagamaan yang dibangun selama ini melalui pendidikan agama berangkat dari suatu pandangan yang memosi- sikan “agama” sebagai sebuah ajaran yang bersifat absolut, statis, dan baku. Namun demikian jika terkait dengan ajaran Tauhid, tetap absolut dan baku, karena dalam ajaran Islam bersaksi akan adanya Tuhan dan Rasulullah yang itu mutlak, kemudian yang terkait dengan rukun wajib tetap tidak bisa dirubah, seperti bacaan-bacaan sholat yang wajib, atau syarat sahnya pelaksanaan ibadah wajib. Pendidikan secara makro, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, serta globalisasi turut memengaruhi corak kurikulum dari mulai periode awal, yaitu masa kemerdekaan dan pemerin- tahan orde lama, orde baru, reformasi, hingga kurikulum 2013 yang baru saja diimplementasikan. Kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan pengeta- huan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam
  • 14. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 210 implementasi kurikulum, guru dituntut secara profesional meran- cang pembelajaran secara efektif dan bermakna, mengorganisir pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompe- tensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Kuri- kulum 2013 lahir dalam kondisi sosial dan kultural Indonesia yang heterogen. Pada kondisi sosial yang erat dengan era digital, segala informasi dengan mudah meluas. Multikulturalisme dalam Buku Ajar PAI pada Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Achmad Hasim dan Otong Jaelani menulis buku Pendidik- an Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas 1 (satu) SD/MI. Buku ini merupakan pegangan yang digunakan oleh siswa. Pada bagian disklaimer tertulis, Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dina- mika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis dan laman http:// buku.kemdikbud.go.id atau melalui email buku@kemdikbud. go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.18 Dapat dipahami bahwa negara memiliki peran dalam mempersiapkan buku untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Penyusun- an dan penelaahan sebagai salah satu bentuk kontrol produksi di bawah koordinasi Kementeran Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan lembaga negara. Namun demikian perbaikan, pemba- haruan, dan kemutakhiran diperlukan oleh buku ajar tersebut, sehingga dapat meningkatkan mutu. Sampul depan buku tersebut menggambarkan kekeluargaan sebagaimana yang diajarkan da- lam Agama Islam,19 dan menunjukkan budi pekerti yang baik, kasih sayang walaupun terdapat perbedaan. Hak penciptaan buku 18 Hasim and Jaelani, 75. 19 Hasim and Jaelani, 75.
  • 15. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 211 dilindungi undang-undang, sehingga meminimalisir adanya pla- giasi. Buku ini ditulis dengan judul yang cukup jelas dan perun- tukan jenjang kelas pada satuan pendidikan yang jelas. Pada jenjang ini pemerintah menyediakan salah satu sarana pembela- jaran yaitu buku ajar. Kata pengantar yang disusun oleh penulis, mengenai kasih sayang sebagai salah satu misi diutusnya Nabi oleh Allah. Selain itu misi diutusnya Nabi adalah untuk menyempurnakan keluhu- ran akhlak. Sejalan dengan itu, dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa Beliau diutus hanyalah untuk menebarkan kasih sayang kepada semesta alam. Dengan demikian, di dalam ayat al-Qur’an ini digunakan struktur gramatika yang menunjukkan sifat eksklusif misi pengutusan Nabi.20 Dalam kata pengantar penulis juga mengungkapkan tentang ajaran Agama Islam mengenai Akhlak Mulia, akhlak mulia yang dipenuhi dengan sifat kasih sayang sajalah yang bisa menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan ibadah. Hal tersebut selaras dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, peserta didik tidak hanya diharapkan bertambah pengetahuan dan wawa- sannya, tetapi juga meningkat kecakapan dan keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya atau yang berbudi pekerti luhur. Dapat dipahami bahwa penulis akan mengantarkan pada pemahaman kepada peserta didik untuk memiliki akhak mulia dan kasih sayang, yang hal tersebut selaras dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013, untuk mengembangkan pengetahuan dan sikap. Daftar isi dari buku ini adalah Kata Pengantar, Daftar Isi, masuk ke Pelajaran satu mengenai Kasih Sayang, Kasih Sayang Nabi Muhammad saw, Kasih Sayang Allah Swt, selanjutnya pelajaran ke dua mengenai Aku Cinta al-Qur’an, diawali dengan Membaca Basmalah, Melafalkan Q.S. al-Fatihah, Menghafal Surah al-Fatihah, Pesan Q.S. al-Fatihah, Lafal Huruf Hijaiyyah dan Harakatnya. Masuk Pelajaran ketiga mengenai Iman kepada Allah Swt., pokok bahasannya adalah Yakin Allah Swt. itu Ada dan Allah Swt. itu Esa. Materi selanjutnya adalah pelajaran Ber- 20 Hasim and Jaelani, 75.
  • 16. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 212 sih itu Sehat, dipaparkan mengenai bersuci, tata Cara Bersuci, dan Hidup Bersih. Pelajaran selanjutnya adalah Cinta Nabi dan Rasul, membahas tentang Teladan Nabi Adam a.s., Teladan Nabi Nuh a.s., Teladan Nabi Hud a.s, Pelajaran selanjutnya adalah Ayo Belajar, paparannya mengenai, Semangat Belajar Nabi Idris a.s., Doa Belajar, Membaca dan Menulis, Rajin Belajar. Pelajar- an selanjutnya adalah Ayo Belajar al-Qur’an, Berikut Adalah La- fal Q.S. Al-Ikhlas., Hafal Q.S. Al-Ikhlas, Pesan Q.S. Al-Ikhlas. Pelajaran selanjutnya Allah Swt. Maharaja, al-Malik, Dua Kalimat Syahadat. Pelajaran selanjutnya adalah Ayo Kita Salat, pokok paparannya adalah, Salat Wajib, Mengaji di sekitar Rumah. Pelajaran selanjutnya adalah Perilaku Terpuji, memba- has tentang Berkata yang Baik, Hormat dan Patuh, Bersyukur, Pemaaf, Jujur, dan Percaya Diri. Dilengkap dengan Daftar Pustaka, Profil Penulis, Profil Penelaah, Profil Editor, dan Profil Ilustrator.21 Daftar isi buku ini menunjukkan bahwa materi yang ditulis dalam buku ini pertama dan paling utama adalah kasih sayang yang diajarkan oleh Nabi dan Allah swt. Ajaran menge- nai membaca kitab suci dan mengakui ke Esaan Allah swt. Mengenai kebersihan diri dan lingkungan sebagaimana yang diajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Teladan dari Nabi-Nabi, dan perilaku terpuji, shalat, dan syahadat. Secara umum buku ini ditulis dengan mengacu pada kurikulum 2013, SKL, dan Standar ini, yakni untuk memenuhi dimensi sikap sosial, spritual, pengetahuan, dan keterampilan. Memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam. Pada penulisan pelajaran pertama, disajikan gambar-gam- bar mengenai tata surya, pemandangan alam sekitar, hewan dan tumbuhan, serta lingkungan sosial, interaksi antar sesama manu- sia dan lingkungan. Terlihat buku ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki rasa ingin tahu ketika melihat gambar-gambar tersebut. Pada halaman selanjutnya siswa dimin- ta untuk menceritakan gambar.22 21 Hasim and Jaelani, 75. 22 Hasim and Jaelani, 75.
  • 17. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 213 Berikut ini adalah salah satu isi dari pelajaran pertama tentang kasih sayang.23 Riwayat tersebut menunjukkan bahwa Nabi Muhammad memiliki sifat kasih sayang kepada anak-anak, diharapkan dari riwayat tersebut siswa dapat mengambil contoh mengenai sifat kasih sayang Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah, mencontoh sifat kasih sayang Nabi merupakan salah satu dari menjalankan dan mengamalkan ajaran agama Islam, yang berkaitan dengan hubungan dengan sesama makhluk Allah. Selain ada riyawat, penulis menyertakan sholawat atau pujian kepada Nabi Muhammad, berupa Sholawat Badriyah, supaya rahmat dan keselamatan bagi Nabi Muhammad Saw, sebagai bentuk kasih sayang kepada Nabi Muhammad. Buku siswa pada kurikulum 2013 jenjang kelas 1 SD/MI ini penuh akan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa, sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu. Secara keseluruhan buku ini dipenuhi oleh gambar berwarna yang menarik siswa pada usia kelas 1. Tugas-tugas yang diberikan berupa pertanya- an-pertanyaan reflektif keseharian yang dijawab dengan penuh kejujuran, dengan harapan dapat melatih kejujuran dan kepriba- dian siswa. Tugas ini menggugah siswa untuk memiliki ketelada- nan kasih sayang kepada Nabi Muhammad SAW, seperti meno- long sesama teman. Selain tugas individu juga terdapat tugas yang harus dilaksanakan secara berkelompok untuk membentuk kerjasama, dan menghargai perbedaan pendapat.24 Dalam kegiat- an ini pula mengajarkan bagaimana jika terjadi perbedaan penda- pat atau persamaan pendapat, sehingga pesan multikulturalisme tercermin dalam kegiatan ini. Multikulturalisme dalam Buku Ajar PAI pada Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Buku PAI dan Budi Pekerti ini untuk kelas VII SMP/MTs., tertuang disklaimer yang berisi bahwa buku tersebut menerima saran dan kritik, merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah 23 Hasim and Jaelani, 75. 24 Hasim and Jaelani, 75.
  • 18. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 214 koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan diper- gunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013.25 Dapat dipahami bahwa pemerintah melakukan kontrol terhadap penga- daap buku ajar yang digunakan pada level kelas VII SMP/MTs. Sebagaimana diamanatkan pada Pasal 3 UU No. 20 Sisdiknas Tahun 2003 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan adalah: “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta ber- tanggung jawab”, maka buku PAI dan Budi Pekerti ini diharap- kan menjadi media untuk terwujudnya harapan tersebut. Negara merumuskan tujuan pendidikan yang akan diwujudkan melalui salah satunya adalah media buku ajar pendidikan Agama Islam. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini merupakan penjabaran dari Standar Isi Kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada aspek sikap spiritual (Kompetensi Inti 1) dan sikap sosial (Kompetensi Inti 2). Namun demikian, agar KI- 1 dan KI-2 dapat terimplementasi dengan benar, dijabarkan pula aspek pengetahuan dan ketrampilan. Diawali dengan “Mari Mengamati” dan “Mari Renungkan” menggugah kepekaan peser- ta didik terhadap isu-isu aktual, kemudian bisa menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan baik. Tugas-tugas disusun se- cara individual dan kelompok. Tugas kelompok diharapkan dapat membentuk perilaku kerjasama, saling menghargai pendapat, tugas kelompok ini salah satu upaya untuk membentuk rasa tenggang rasa dan toleransi. Tugas individu disusun mengetahui kompetensi pengetahuan yang sudah diperoleh siswa. Tugas- tugas disusun dengan baik sesuai dengan usia jenjang kelas VII SMP/MTs. Dalam buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti ini tidak semua pengetahuan dan keterampilan dijabarkan secara luas. Hal ini sengaja dilakukan agar peserta didik mau mencari informasi lain sebagai pendalaman dan perluasan materi. Oleh karena itu, setelah selesai sub pokok bahasan, peserta didik diminta untuk mengerjakan tugas dalam bentuk ”aktivitas siswa”. Hal ini sesuai 25 Hasim and Jaelani, 75.
  • 19. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 215 dengan prinsip pengembangan kurikulum 2013, bahwa peserta didik harus mencari tahu, bukan diberi tahu. Sementara di setiap akhir bab ditambah dengan “Menerapkan Perilaku Mulia”, ini dimaksudkan agar nilai-nilai ajaran Islam secara konkret bisa diwujudkan dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Tema pertama buku ini adalah mengenai lebih dekat dengan Allah SWT, dengan mempelajari materi tentang Iman kepada Allah SWT, Makna Asmaul Husna, dan Hikmah Beriman kepada Allah SWT. Tema kedua adalah Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah, dan Istiqomah. Tema ketiga adalah Semua Bersih, Hidup Jadi Nyaman, sub temanya adalah Tentang Taharah, Cara Taharah, dan Hikmah Taharah. Tema keempat adalah Indahnya Kebersaman dengan Berjamaah, sub temanya adalah Tata Cara Salat Berjamaah, Pembiasaan Salat Berjamaah. Tema kelima adalah Selamat Datang Nabi Kekasihku, sub temanya adalah Kehadiran Sang Kekasih, Nabi Muhammad saw. Diangkat Menjadi Rasul, dan Dakwah Nabi Muhammad saw. di Mekah. Tema keenam adalah Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah, sub temanya adalah Mari Membaca, Q.S. Ar-Rahman/55: 33, Membaca Q.S. Al-Mujadalah/58: 11, Q.S. ar-Rahman/55: 33, dan Perilaku Orang yang Cinta Ilmu Penge- tahuan. Tema ketujuh adalah Ingin Meneladani Ketaatan Mala- ikat-Malaikat Allah SWT., sub temanya adalah Siapakah Malai- kat Itu? Nama dan Tugas Malaikat, Perilaku Beriman kepada Malaikat Allah SWT. Tema kedelapan adalah Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah. Tema kesembilan adalah Memupuk Rasa Persatuan pada Hari yang Kita Tunggu, sub temanya adalah Apa salat Jumat itu?, Ketentuan salat Jumat, Aku Ingin Bisa Salat Jumat. Tema kesepuluh adalah Islam Memberi- kan Kemudahan melalui Salat Jamak dan Qashar. Tema kesebe- las adalah Hijrah ke Madinah, Sebuah Kisah yang Membang- gakan, sub temanya adalah Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah, Berita Gembira dari Kota Yajrib, Perjalanan Hijrah Rasulullah saw. Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah. Tema kedua- belas adalah Al-Khulafau Ar-Rasyidin, Penerus Perjuangan Nabi
  • 20. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 216 Muhammad saw. Tema ketiga belas adalah Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.26 Buku ini pada bagian awal menampilkan peta konsep, hal ini penting, sebab memberikan arah yang jelas hal-hal yang harus dipahami oleh siswa. Peta konsep atau mind mapping dapat diar- tikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang. Mind maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind maping mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping yang sering disebut dengan peta konsep adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan. Multikulturalisme dalam Buku Ajar PAI pada Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Buku ini juga merupakan buku yang dipersiapkan oleh pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan. Buku ini disusun berdasarkan amanat Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Isi Kurikulum 2013. Sedangkan sistematika penyusunan buku dida- sarkan pada Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Dalam standar proses, pembelajaran dilakukan dengan memaksimalkan kemapuan siswa melalui pendekatan saintifik melalui langkah-langkah mengamati, menanya, menco- ba, menalar, dan mengomunikasikan. Selanjutnya, langkah-lang- kah tersebut diintegrasikan ke dalam penulisan buku melalui proses dan rubrikasi Membuka Relung Hati (mengamati), Meng- kritisi Sekitar Kita (menanya), Memperkaya Khazanah Peserta Didik (menalar), Menerapkan Perilaku Mulia (mencoba dan mengomunikasikan). 26 Muhammad Ahsan, Sumiyati, and Mustahdi, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Untuk Kelas VII Tingkat SMP/MTs (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), 87.
  • 21. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 217 Pada bagian pertama uraian materi pada buku ini adalah aku selalu dekat dengan Allah, diawali dengan mengimani Allah swt melalui Asmaul Husna. Sehingga diharapkan siswa dapat memperoleh nilai dan perilaku mulia sebagai pribadi yang der- mawan, jujur, amanah, tawakal, tangguh, toleran adil. Perilaku ini diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat yang multikultur, pada bab ini uraian materi mempertimbangkan kondisi multi- kultur dalam kehidupan di Indonesia.27 Dengan beriman kepada Allah, manusia akan menjadikan tujuh sifat Allah SWT dalam al- Asmā’u al-Ḥusnā sebagai pedoman hidupnya, dengan berperila- ku adil, pemaaf, bijaksana, menjadi pemimpin yang baik, selalu berintrospeksi diri, berbuat baik dan berkasih sayang, bertakwa, menjaga kesucian, menjaga keselamatan diri, berusaha menjadi orang yang terpercaya, memberikan rasa aman pada orang lain, suka bersedekah, dan sebagainya. Pada bab kedua uraiannya mengenai berbusana muslim dan muslimah cermin kepribadian dan keindahan. Siswa diharapkan dapat berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Seperti menutup aurat, memahami aurat dan batasan-batasannya, memahami dalil menutup aurat, dan membiasakan perikaku berbisana Muslim dan Muslimah dalam kehidupan sehari-hari. Islam mengajarkan bahwa busana memili- ki fungsi utama sebagai penutup aurat selain fungsi-fungsi yang lain seperti fungsi sebagai hiasan dan penahan rasa panas atau dingin. Dengan demikian, maka bagi orang-orang yang beriman busana adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan terutama bagi kalangan perempuan. Kewajiban menutup aurat disyari’atkan untuk kepentingan manusia itu sendiri sebagai wujud kasih sayang dan perhatian Allah SWT. Terhadap kemas- lahatan hamba-Nya di muka bumi.28 Pada bab ketiga uraiannya mengenai mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian, siswa dibimbing untuk memahami makna jujur, dalil mengenai kejujuran, dan hikmah perilaku jujur, sehingga diharapkan siswa dapat berperilaku 27 Ahsan, Sumiyati, and Mustahdi, 80. 28 Nelti Khairiyah and Endi Suhendi Zen, Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti Untuk Kelas X (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., 2017), 85.
  • 22. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 218 mulia jujur dalam niat, jujur dalam lisan, dan jujur dalam per- buatan. Kejujuran akan menciptakan ketenangan, kedamaian, keselamatan, kesejahteraan, dan kenikmatan lahir batin baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sementara, kedustaan menimbul- kan kegoncangan, kegelisahan, konflik sosial, kekacauan, kehi- naan, dan kesengsaraan lahir dan batin di dunia terlebih di akhi- rat.29 Kejujuran ini penting dalam kehidupan sosial Indonesia yang multikultur. Pada bab keempat uraian materi mengenai Al-Qur’an dan hadits adalah pedoman hidupku. Uraian materinya antara lain kedudukan Al-qur’an sebagai sumber hukum Islam, kedudukan Hadits sebagai sumber hukum Islam, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam, diharapkan materi ini berdampak adanya perilaku yang menjadikan Al-Qur’an, hadits, dan Ijtihad sebagai pedoman hidup. Di dalam Al-Qur’an dan Hadits dipaparkan mengenai tata cara atau aturan mengenai ibadah kepada Allah dan interaksi dengan sesama manusia, semua sudut kehidupan manusia diba- has dalam Al-Qur’an, sehingga kehidupan bermasyarakat tidak kacau. Bersikap rasional, kritis, dan logis dalam beragama berarti selalu menanyakan landasan dan dasar (dalil) atas setiap amalan keagamaan yang dilakukan. Dengan cara ini, seseorang akan dapat terbebas dari taqlid. Lawan taqlid adalah ittiba,’ yaitu melaksanakan amalan-amalan keagamaan dengan mengetahui landasan dan dasarnya (dalil).30 Pada bab kelima penulis buku ini menguraikan meneladai perjuangan Rasulullah saw di Mekah. Siswa dibimbing untuk memahami perjuangan Rasulullah saw di Mekah, dengan mema- hami substansi Rasul di Mekah dan Strategi dakwah Rasul di Mekah, sehingga siswa dapat menerapkan sikap tangguh dan semangat menegakkan kebenaran. Dakwah Nabi di Mekah ber- langsung selama 13 tahun. Selama itu Nabi menanamkan nilai- nilai tauhid dan mengajarkan akhlak mulia. Nilai-nilai ketauhi- dan ini membuat Nabi dan sahabat-sahabatnya tangguh mengha- 29 Nelti Khairiyah and Zen, 85. 30 Nelti Khairiyah and Zen, 85.
  • 23. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 219 dapi berbagai kesulitan dan rintangan serta tetap bersemangat menyampaikan kebenaran.31 Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini meru- pakan penjabaran dari Standar Isi Kurikulum 2013 yang menitik- beratkan pada aspek sikap spiritual (Kompetensi Inti 1) dan sikap sosial (Kompetensi Inti 2). Namun demikian, agar KI-1 dan KI-2 dapat terimplementasi dengan benar, dijabarkan pula aspek pengetahuan dan ketrampilan. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti semua jenjang disusun untuk menggugah kepekaan peserta didik terhadap isu-isu aktual, kemudian bisa menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan baik. Tugas- tugas disusun secara individual dan kelompok. Tugas kelompok diharapkan dapat membentuk perilaku kerjasama, saling meng- hargai pendapat, tugas kelompok ini salah satu upaya untuk membentuk rasa tenggang rasa dan toleransi. Tugas individu disusun mengetahui kompetensi pengetahuan yang sudah dipero- leh siswa. Dapat disimpulkan bahwa buku ajar yang digunakan disemua jenjang mengandung unsur multikulturalisme dan sesuai dengan konten keIslaman serta sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah linier. PENUTUP Pembahasan ideologi multikulturalisme yang muncul dalam buku teks pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak lepas dari praktik produksi dan konsumsi teks. Negara melakukan kontrol terhadap produksi teks pendidikan Agama Islam melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang menilai kela- yakan buku teks untuk digunakan dalam pembelajaran. Penulis maupun penerbit mengikuti rambu-rambu yang telah ditentukan oleh BSNP agar buku yang diajukan bisa lolos. Begitu pula dengan kontrol terhadap konsumsi buku teks. Meskipun negara telah mengeluarkan regulasi mengenai buku teks pelajaran, tetapi belum tentu buku teks yang telah ditetapkan oleh pemerintah digunakan sebagai buku acuan wajib dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan melemahnya kontrol negara dalam produksi maupun konsumsi buku teks. 31 Nelti Khairiyah and Zen, 85.
  • 24. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 220 Kontrol yang dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk standar terhadap proses pendidikan. Pemerintah melalui melaku- kan kontrol pada proses pendidikan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 dirubah pertama kali dengan PP No. 32 tahun 2013, dirubah kedua kali dengan PP nomor 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidi- kan nasional dan harus dipenuhi oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan berfungsi se- bagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Negara memiliki peran dalam mempersiapkan buku untuk menunjang pelaksanaan kurikulum 2013. Penyusunan dan pene- laahan sebagai salah satu bentuk kontrol produksi di bawah koordinasi Kementeran Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan lembaga negara. Negara juga memiliki peran untuk memberikan kriteria buku ajar yang digunakan di sekolah. Dapat dipahami bahwa multikulturalisme juga merupakan salah satu ideologi yang dikembangkan pemerintah, salah satunya melaui pendidikan. Buku ajar khususnya Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mengandung konten multikulturalisme. Proses produksi dan konsumsinya dilingkupi oleh standar yang diten- tukan oleh pemerintah, jika proses produksi dan komsumsinya sudah mencakup ideologi multikulturalisme, maka proses pendi- dikan memberikan kontibusi bagi kehidupan multikultur yang damai dan toleran.
  • 25. Multikulturalisme: Analisis Wacana Kritis terhadap Teks dalam Buku Ajar Pendidikan Agama Islam — Nurochim, dkk. 221 DAFTAR PUSTAKA Buku Ahsan, Muhammad, Sumiyati, and Mustahdi. Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Untuk Kelas VII Tingkat SMP/ MTs. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Dijk, Van. Handbook of Discourse Analysis. Oxford: Blackwell Publisher, 2000. Hasim, Achmad, and Otong Jaelani. Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016. Havilland, William. Antropologi: Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1993. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah (2016). https://doi.org/10. 1017/CBO9781107415324.004. Nelti Khairiyah, and Endi Suhendi Zen. Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti Untuk Kelas X. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., 2017. Patji, Abdul Rachman. Primordialisme Dalam Pluralitas Etnis, Dalam Indonesia Menapak Masa Depan Dalam Kajian Sosial Dan Budaya. Ed. Muhammad Hisyam. Jakarta: Peradaban, 2001. Rahardjo, Turnomo. Menghargai Perbedaan Kultural: Mind- fulness Dalam Komunikasi Antar Etnis. Yogyakarta: Pusta- ka Pelajar, 2005. Ubed, S Abdillah. Politik Identitas Etnik : Pergulatan Tanda Tanpa Identitas. Magelang: Indonesiatera, 2002. Utami, I.W.P. “Wacana Ideologi Negara Dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Sejarah Sekolah Menengah Atas
  • 26. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 18, No. 1, 2020: 197 - 222 222 (SMA).” Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Wirasti, M.K. “Wacana Ideologi Negara Dalam Pendidikan: Analisis Wacana Kritis Pada Buku-Buku Teks Pendidikan Untuk SD Dan SLTP Tahun 1975-2001.” Universitas Indonesia, 2012. Yaqin, M. Ainul. Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Un- derstanding Untuk Demokrasi Dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media, 2005. Jurnal Fairclough, Norman. “Critical Discourse Analysis.” Interna- tional Advances in Engineering and Technology 7, no. 1 (2012): 15–25. Purwanta, Hieronymus. Kajian Perbandingan Historiografi Pen- didikan Di Amerika Serikat, Australia, Dan Indonesia,” Paramita: Historical Studies Journal 25, no. 2 (2015). Suyatno. “Multikulturalisme Dalam Sistem Pendidikan Agama Islam: Problematika Pendidikan Agama Islam Di Sekolah.” ADDIN 7, no. 1 (2013): 85–89. Peraturan Perundang-undangan Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 116/P/2016 tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran Kurikulum 2013 Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebu- dayaan Republik Indonesia Nomor 116/P/2016 tentang Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia (2016).