Pemikiran KH Abdurahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi

1. di Indonesia dan Malaysia: Studi Pemikiran dan Kebijakan
KH Abdurrahman Wahid dan Tun Abdullah Ahmad Badawi
Arik Dwijayanto
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam
INSURI Ponorogo

2. Setidaknya terdapat 2 masalah
keagamaan di Indonesia dan Malaysia:
pemahaman keagamaan konservatif dan
diskriminasi agama
Pemahaman keagamaan konservatif
melahirkan intoleransi dan diskriminasi
agama menimbulkan perselisihan dan
sumber konflik terhadap penganut agama
minoritas.

3. Tantangan Keberagamaan di Indonesia dan Malaysia
OFF ON
Hasil Survey PPIM UIN Jakarta tahun 2020
menunjukkan adanya dominasi narasi paham
keagamaan konservatif dengan persentase
67.2%, disusul dengan moderat sebesar
22.2%, liberal (6.1%) dan Islamis (4.5%).
Laporan NGO Malaysia, Pusat
KOMAS (komas.org),
Diskriminasi agama di Malaysia
tahun 2020 menunjukkan
angka mencapai 43%

5. Pemikiran Moderasi Beragama Para Pemimpin Indonesia dan Malaysia
KH Abdurrahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi semasa menjadi
Presiden dan Perdana Menteri aktif mempromosikan moderasi
beragama melalui konsep Pribumisasi Islam dan Islam Hadlari

6. Konsep Islam Hadlari Tun Abdullah Badawi
Pemikiran Islam Hadhari menggarisbawahi beberapa prinsip utama: Pertama,
Keberdayaan Sosial dan Ekonomi. Kedua, Pemberantasan Korupsi dan
Keharmonisan Sosial. Ketiga, Keadilan Sosial. Keempat, Pemberdayaan
Perempuan. Kelima, Moderasi dan Toleransi. Konsep ini mendorong pendekatan
moderat dalam praktik keagamaan dan menganjurkan toleransi antaragama.
Perdana Menteri Malaysia kelima, Tun Haji Abdullah Ahmad Badawi pada tahun
2004 yang mengenalkan konsep "Islam Hadhari".

7. Gagasan Pribumisasi Islam Gus Dur
Beberapa prinsip utama dari konsep pribumisasi Islam Gus Dur adalah sebagai berikut: Pertama,
Pluralisme dan Toleransi Agama. Kedua, Tradisi Keagamaan Lokal. Ketiga, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia:
Gus Dur adalah pendukung kuat demokrasi dan hak asasi manusia. Keempat, Kritik terhadap Pemahaman
yang ekslusif. Keempat, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Kelima, Penghargaan terhadap Budaya
Lokal. Konsep pribumisasi Islamnya mencerminkan upaya untuk mengembangkan pemahaman Islam yang
inklusif, toleran, dan adaptif terhadap budaya Indonesia yang beragam.

8. Kajian Teori
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori peran. Teori Peran digunakan untuk memahami bagaimana
individu atau kelompok dalam masyarakat berinteraksi, berkomunikasi, dan berpartisipasi dalam peran-peran
yang mereka miliki. Dalam konteks peran pemimpin negara dalam mendorong moderasi beragama di
Indonesia dan Malaysia, teori peran dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana pemimpin negara memainkan
peran mereka terhadap dinamika keagamaan dan sosial.
(Ralph H Turner, “Role Theory,” Handbook of Sociological Theory, 2001, 233–54.)
.

9. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
sejarah khususnya sejarah pemikiran
Adapun metode dan teknik dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini yakni sumber tertulis. Dokumen tertulis seperti
surat, teks pidato, naskah, dan laporan resmi adalah sumber
utama dalam penelitian sejarah. Peneliti menyelidiki arsip,
perpustakaan, dan koleksi dokumen untuk mendapatkan
dokumentasi dari gagasan moderasi beragama KH
Abdurrahman Wahid dan Tun Abdullah Badawi semasa
memimpin Indonesia dan Malaysia

10. slide. 12 |30
“JALAN-JALAN KE MALAYSIA”
“JANGAN LUPA BELI CINDERAMATA”
Cukup Sekian Presentasi Saya
Semoga Segera Cair Anggarannya
@arikdj99