KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangSeptinia Silviana
Dokumen tersebut membahas tentang zonasi lahan dan pemanfaatannya di Kota Malang berdasarkan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta implementasinya. Dokumen ini menjelaskan deskripsi zonasi lahan Kota Malang, kebijakan RTRW untuk mencapai kota pendidikan berkualitas, dan proses penyusunan RTRW Kota Malang serta hambatannya.
KPP : Kebijakan Tata Ruang dan Implementasinya di Kota MalangSeptinia Silviana
Dokumen tersebut membahas tentang zonasi lahan dan pemanfaatannya di Kota Malang berdasarkan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta implementasinya. Dokumen ini menjelaskan deskripsi zonasi lahan Kota Malang, kebijakan RTRW untuk mencapai kota pendidikan berkualitas, dan proses penyusunan RTRW Kota Malang serta hambatannya.
Dokumen tersebut merangkum strategi pembangunan wilayah dan perkotaan Indonesia dalam era desentralisasi. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah perlunya pendekatan bottom-up yang melibatkan masyarakat, kerjasama antar daerah, serta pengaturan hirarki fungsional antar kota untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dokumen tersebut juga membahas tantangan perkotaan seperti pertumbuhan penduduk yang pesat
Dokumen tersebut membahas konsep pembangunan berkelanjutan menurut beberapa sumber dan analisis konflik antar stakeholder di Makassar. Konsep pembangunan berkelanjutan mencakup tiga pilar utama yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial. Dokumen ini juga mengidentifikasi stakeholder kunci di Makassar seperti pemerintah, nelayan, industri, dan pariwisata serta menganalisis potensi konflik antara stakeholder-stake
Dokumen tersebut membahas definisi prasarana dan sarana menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, serta tujuan dan komponen-komponen pembangunan prasarana dan sarana perkotaan."
Dokumen tersebut membahas tentang rancang kota yang baik dengan menekankan pada 3 poin utama:
1) Kota harus terbaca dan jelas strukturnya untuk memudahkan navigasi
2) Kota harus berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya secara efisien dan ramah lingkungan
3) Kota harus mampu mengekspresikan kearifan lokal dalam pengembangannya
Dokumen tersebut membahas tentang struktur tata ruang dan bentuk kota. Beberapa teori struktur tata ruang kota dijelaskan seperti teori zona konsentris Burgess, teori sektoral Hoyt, dan teori inti ganda Harris-Ullman. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kota dan evolusi perubahan struktur ruang kota serta tantangan pembentukan kota yang berkelanjutan.
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...DIANTO IRAWAN
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Ia menjelaskan pentingnya melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan untuk mencapai hasil yang optimal. Metode partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan diantaranya meliputi Participatory Rural Appraisal (PRA) dan berbagai teknik lainnya seperti wawancara, diskusi kelompok, pemetaan s
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum fisik dan ekonomi di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Airmata dan Kelurahan Kampung Solor. Dokumen juga membahas tentang perencanaan kota di kedua kelurahan tersebut berdasarkan teori Sirvani. Di antaranya membahas tentang tata guna lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka hijau, jalur pejalan kaki, dukungan aktivitas, serta simbol dan
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...bramantiyo marjuki
Tulisan ini membandingkan perkembangan kota masa lampau Trowulan, Babilon, dan Virginia City. Trowulan diduga pernah menjadi ibukota Majapahit meski bukti arkeologi menunjukkan telah ada sebelum Majapahit. Babilon dibangun secara terencana dengan tata ruang kotak, sedang Virginia City berkembang secara organik mengikuti pola permukiman.
Dokumen tersebut membahas delapan kriteria perancangan kota menurut teori Hamid Shirvani, yaitu penggunaan lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, jalur pedestrian, pendukung aktivitas, sistem penanda, dan preservasi. Kriteria-kriteria tersebut merupakan aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam perancangan kota agar tercipta kota yang berkelanjutan.
Makalah ini membahas pengertian kota menurut para ahli. Beberapa ciri kota antara lain kepadatan penduduk yang tinggi, struktur perkotaan seperti jalan dan ruang terbuka, serta fungsi ekonomi non-pertanian. Kota juga didefinisikan sebagai pusat pelayanan, produksi, dan transportasi bagi wilayah sekitarnya.
Makalah ini membahas pengertian kota menurut para ahli. Beberapa ciri kota antara lain kepadatan penduduk yang tinggi, struktur perkotaan seperti jalan dan ruang terbuka, serta fungsi ekonomi non-pertanian. Kota juga didefinisikan sebagai pusat pelayanan, produksi, dan transportasi bagi wilayah sekitarnya.
Dokumen tersebut merangkum strategi pembangunan wilayah dan perkotaan Indonesia dalam era desentralisasi. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah perlunya pendekatan bottom-up yang melibatkan masyarakat, kerjasama antar daerah, serta pengaturan hirarki fungsional antar kota untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dokumen tersebut juga membahas tantangan perkotaan seperti pertumbuhan penduduk yang pesat
Dokumen tersebut membahas konsep pembangunan berkelanjutan menurut beberapa sumber dan analisis konflik antar stakeholder di Makassar. Konsep pembangunan berkelanjutan mencakup tiga pilar utama yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial. Dokumen ini juga mengidentifikasi stakeholder kunci di Makassar seperti pemerintah, nelayan, industri, dan pariwisata serta menganalisis potensi konflik antara stakeholder-stake
Dokumen tersebut membahas definisi prasarana dan sarana menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, serta tujuan dan komponen-komponen pembangunan prasarana dan sarana perkotaan."
Dokumen tersebut membahas tentang rancang kota yang baik dengan menekankan pada 3 poin utama:
1) Kota harus terbaca dan jelas strukturnya untuk memudahkan navigasi
2) Kota harus berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya secara efisien dan ramah lingkungan
3) Kota harus mampu mengekspresikan kearifan lokal dalam pengembangannya
Dokumen tersebut membahas tentang struktur tata ruang dan bentuk kota. Beberapa teori struktur tata ruang kota dijelaskan seperti teori zona konsentris Burgess, teori sektoral Hoyt, dan teori inti ganda Harris-Ullman. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kota dan evolusi perubahan struktur ruang kota serta tantangan pembentukan kota yang berkelanjutan.
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...DIANTO IRAWAN
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Ia menjelaskan pentingnya melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan untuk mencapai hasil yang optimal. Metode partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan diantaranya meliputi Participatory Rural Appraisal (PRA) dan berbagai teknik lainnya seperti wawancara, diskusi kelompok, pemetaan s
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum fisik dan ekonomi di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Airmata dan Kelurahan Kampung Solor. Dokumen juga membahas tentang perencanaan kota di kedua kelurahan tersebut berdasarkan teori Sirvani. Di antaranya membahas tentang tata guna lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka hijau, jalur pejalan kaki, dukungan aktivitas, serta simbol dan
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...bramantiyo marjuki
Tulisan ini membandingkan perkembangan kota masa lampau Trowulan, Babilon, dan Virginia City. Trowulan diduga pernah menjadi ibukota Majapahit meski bukti arkeologi menunjukkan telah ada sebelum Majapahit. Babilon dibangun secara terencana dengan tata ruang kotak, sedang Virginia City berkembang secara organik mengikuti pola permukiman.
Dokumen tersebut membahas delapan kriteria perancangan kota menurut teori Hamid Shirvani, yaitu penggunaan lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, jalur pedestrian, pendukung aktivitas, sistem penanda, dan preservasi. Kriteria-kriteria tersebut merupakan aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam perancangan kota agar tercipta kota yang berkelanjutan.
Makalah ini membahas pengertian kota menurut para ahli. Beberapa ciri kota antara lain kepadatan penduduk yang tinggi, struktur perkotaan seperti jalan dan ruang terbuka, serta fungsi ekonomi non-pertanian. Kota juga didefinisikan sebagai pusat pelayanan, produksi, dan transportasi bagi wilayah sekitarnya.
Makalah ini membahas pengertian kota menurut para ahli. Beberapa ciri kota antara lain kepadatan penduduk yang tinggi, struktur perkotaan seperti jalan dan ruang terbuka, serta fungsi ekonomi non-pertanian. Kota juga didefinisikan sebagai pusat pelayanan, produksi, dan transportasi bagi wilayah sekitarnya.
3. PENDEKATAN
A. Konsep Perancangan kota (Urban Design)
Perancangan kota adalah bagian dari proses perencanaan yang
berkaitan dengan kualitas fisik lingkungan, dapat dikatakan juga bahwa
perancangan kota adalah rancangan fisik dan spasial dari lingkungan
(Shirvani, 1985: 6). Gosling dan Maitland (dalam Darmawan, 2003: 1)
menyatakan bahwa perancangan kota merupakan jembatan antara
perencanaan kota dan arsitektur. Perencanaan kota lebih
menitikberatkan pada bentuk tata guna lahan dan masalah sosial
ekonomi, sedangkan arsitektur lebih pada perancangan bangunan. Dari
perbedaan itu muncul perancangan kota sebagai ilmu yang berperan
dalam merancang ruang-ruang publik. Dalam proses pembangunan
kota, perancangan kota (urban design) merupakan proses kelanjutan
dari perencanaan kota (urban planning). Urban design lebih mengacu
pada penjabaran wujud fisik tiga dimensi kota sebagai kelanjutan dari
penataan dan pengaturan dua dimensi yang dihasilkan urban planning.
Selain aspek di atas, terdapat perbedaan pokok dalam proses
perencanaan kota dan perancangan kota. Dalam suatu proses
perencanaan (planning) bila data kondisi lokasi (input) sama dilakukan
dengan model/alat analisis yang sama maka akan diperoleh produk
perencanaan yang sama.
B. Elemen Elemen Perencanaan Kota
Tata Guna Lahan, Penggunaan lahan merupakan cerminan dari
hubungan/keterkaitan antara sirkulasi atau parkir dan kepadatan
fungsi/aktivitas dalam suatu kawasan.
Bentuk bangunan dan gubahan masa (building form and massing),
Bentuk dan massa bangunan terdiri dari ketinggian, kepejalan (bulk),
rasio luas lantai (FAR), tampilan (coverage), kemunduran bangunan
(street-line setback), skala, material, tekstur, dan warna.
Sirkulasi dan parkir (circulation and parking) , Sistem sirkulasi erat
hubungannya dengan pola penempatan aktivitas, dan merupakan
pergerakan dari ruang satu ke ruang yang lain.
Ruang terbuka (open space) , adalah terletak diluar massa bangunan,
dapat digunakan publik, dan memberi kesempatan untuk bermacam-
macam kegiatan.
Pendukung aktivitas (activity support) , meliputi semua kegiatan yang
memperkuat penggunaan ruang publik, yang saling melengkapi satu
dengan yang lain
Tanda-tanda (signage) , penunjuk jalan sebagai usaha untuk
mempermudah para pemakai jalan maupun penduduk kota atau
kawasan.
Pelestarian (preservation) , upaya pelestarian lingkungan yang telah
ada dan ruang-ruang kawasan yang telah terbentuk, khususnya yang
memiliki nilai historis
NEXT
4. PENDEKATAN
C. Integrated Ecological Linkage
Pembangunan di Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro yang
menimbulkan beban pada ekosistem kawasan dengan dampak negatif
maupun positifnya bagi berlangsungnya kehidupan perkotaan perlu
memperhitungkan aspek‐aspek ekoIogisnya. Secara umum, ekosistem
di Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro terbentuk dari proses alami yang
meliputi geodinamik, hidrologis dan atmosferik yang pada akhimya
membentuk daerah transisi antara kawasan lindung dan budidaya,
dalam perkembangan pemanfaatan kawasan bagi pembangunan
perkotaan yang mencakup ketiga komponen pembentuk yaitu tanah, air
dan udara menuntut adanya keterkaitan ekologis antara kawasan
ekonomi, kawasan komersial maupun kawasan kota (city area), kawasan
permukiman serta kawasan ekonomi. Hal ini diperlukan untuk
menjamin berlangsungnya ekosistem secara seimbang.
D. Pendekatan Regionalisme Ekologis
Regionalisme ekologis dalam konteks bahasan ini mengandung
pengertian interaksi antara lingkungan dengan kegiatan manusia
dalam memanfaatkan alam sebagai ruang kegiatan sesuai dengan
karakteristik lokalnya. Pendekatan ini digunakan sebagai jalur
pemikiran dalam upaya pencarian identitas ekologis dan kultural
kawasan. Dari sistem tata ruang kota secara garis besar dapat dikenali
adanya elemen pembentuk dalam kategori elemen fisik yang berupa
lingkungan alam dan lingkungan binaan (built environment) dan
elemen non fisik yang berupa kegiatan sosial budaya dan ekonomi.
Kegiatan pemanfaatan kawasan sebagai kawasan transportasi dan
komersial dalam bentuk pembangunan kawasan bisnis dan komersial,
residential area, pasar festival, dan bentuk bentuk pemanfaatan yang
lain akan merubah kondisi eksisting yang belum tertangani maksimal
karena arah pembangunan kota berorientasi pada pemanfaatan
ruang secara maksimal, sehingga meminimalkan ruang terbuka.
NEXT
5. PENDEKATAN
E. Integrated Ecological Linkage
Pendekatan ini merupakan pengembangan kawasan yang bertumpu
pada partisipasi masyarakat setempat, dengan tujuan agar masyarakat
dapat memperoleh manfaat dari pengembangan yang dilakukan di
kawasan tempat mereka tinggal. Adapun manfaat yang dapat diperoleh
masyarakat, antara lain adalah peningkatan kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan, dan peningkatan kualitas fisik kawasan
melalui pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat secara umum bertujuan untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat lokal, melalui pembangunan sumberdaya
manusia yang berkaitan dengan potensi regional baik aspek fisik
maupun non fisik.
F. Pendekatan Regionalisme Ekologis
Regionalisme ekologis dalam konteks bahasan ini mengandung
pengertian interaksi antara lingkungan dengan kegiatan manusia dalam
memanfaatkan alam sebagai ruang kegiatan sesuai dengan karakteristik
lokalnya. Pendekatan ini digunakan sebagai jalur pemikiran dalam upaya
pencarian identitas ekologis dan kultural kawasan. Dari sistem tata
ruang kota secara garis besar dapat dikenali adanya elemen pembentuk
dalam kategori elemen fisik yang berupa lingkungan alam dan
lingkungan binaan (built environment) dan elemen non fisik yang
berupa kegiatan sosial budaya dan ekonomi. Kegiatan pemanfaatan
kawasan sebagai kawasan transportasi dan komersial dalam bentuk
pembangunan kawasan bisnis dan komersial, residential area, pasar
festival, dan bentuk bentuk pemanfaatan yang lain akan merubah
kondisi eksisting yang belum tertangani maksimal karena arah
pembangunan kota berorientasi pada pemanfaatan ruang secara
maksimal, sehingga meminimalkan ruang terbuka.
G. Pengembangan Berbasis Masyarakat
Pendekatan ini merupakan pengembangan kawasan yang bertumpu
pada partisipasi masyarakat setempat, dengan tujuan agar
masyarakat dapat memperoleh manfaat dari pengembangan yang
dilakukan di kawasan tempat mereka tinggal. Adapun manfaat yang
dapat diperoleh masyarakat, antara lain adalah peningkatan
kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, dan peningkatan
kualitas fisik kawasan melalui pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat secara umum bertujuan untuk
memperbaiki kesejahteraan masyarakat lokal, melalui pembangunan
sumberdaya manusia yang berkaitan dengan potensi regional baik
aspek fisik maupun non fisik
H. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan paradigma yang sangat
penting dalam kerangka pengembangan kepariwisataan.
Pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan
tersebut digarisbawahi oleh Murphy (1988), yang memandang
bahwa pengembangan kegiatan budaya dan komersial merupakan
“kegiatan yang berbasis komunitas”, yaitu bahwa sumber daya dan
keunikan komunitas lokal baik berupa elemen fisik maupun non fisik
yang melekat pada komunitas tersebut merupakan unsur penggerak
utama kegiatan komersial itu sendiri; di lain pihak komunitas lokal
yang tumbuh dan hidup berdampingan dengan suatu kawasan tidak
dapat dipungkiri sebenarnya telah menjadi bagian dari sistem ekologi
yang saling kait mengkait.
NEXT
6. PENDEKATAN
I. Pendekatan Kajian Teknis Perencanaan
Pengembangan Tata Ruang
Pengingkatan kualitas fisik penjunjang wisata mempunyai peran penting
dalam peningkatan daya tarik kawasan yang bersangkutan. Khususnya untuk
Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro, perencanaan pengembangan tata ruang
kawasan ini bertujuan menciptakan suatu keteraturan wilayah transportasi
dan perluasannya dengan mempertimbangkan, ekologi, kenyamanan,
keindahan dan potensi ekonomis bagi warga sekitarnya.
J. Pendekatan Pelestarian dan Pemanfaatan
Pelestarian bertujuan untuk mempertahan sebagian atau keseluruhan
bagian dari suatu bangunan atau kawasan karena nilai‐nilai tertentu yang
dikandungnya.
Preservasi
Pendekatan pelestarian ini memberi jaminan bagi keberlangsungan
suatu kawasan lindung. Namun demikian dalam penyusunan kajian ini
sangat penting untuk mempertimbangkan karakteristik kawasan
perkotaan
Adaptive use
Dinamika kehidupan sosial, ekonomi dan budaya perkotaan sehingga
suatu kawasan perlu untuk mengembangkan
Implementasi Pendekatan Pelestarian Lingkungan dalam Perencanaan,
Dengan pendekatan ini rancangan berperan untuk menjamin kelestarian
lingkungan menegaskan nilai pentingnya.
K. Pedoman Umum Penyusunan RTBL
Kedudukan RTBL
Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya,
RTBL juga dapat berupa:
rencana aksi/kegiatan komunitas (community-action plan/CAP),
rencana penataan lingkungan (neighbourhood-development
plan/NDP),
panduan rancang kota (urban design guidelines/UDGL).
Seluruh rencana, rancangan, aturan, dan mekanisme dalam
penyusunan Dokumen RTBL harus merujuk pada pranata
pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan, kota,
maupun wilayah.
PROGRAM BANGUNAN & LINGKUNGAN
Umum
Analisis Kawasan Dan Wilayah Perencanaan
Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran
Masyarakat
Konsep Dasra RTBL
MENU
7. METODOLOGIPENELITIAN
A. Metode pengumpulan data
Kegiatan survei atau pengumpulan data, secara umum terdiri dari 2
(dua) yaitu survei primer dan sekunder. Beberapa teknik pengumpulan
data yang dilakukan dalam Penyusunan RTBL ini adalah sebagai berikut :
• Survei Lapangan (Field Observation)
• Survei Instansional dan Literatur (Sekunder)
• Survei Wawancara (indept interview)
• Pelaksanaan FGD/Workshop
FGD/Workshop Pertama
Tempat pelaksanaan
Tahapan metode palaksanaan FGD/Workshop
Hal yang perlu disepakati dalam FGD/workshop I (pertama)
Waktu pelaksanaan
Peserta dan tim pelaksana workshop
Pelaksanaan FGD/Workshop Kedua
Tempat pelaksanaan
Tahapan metode palaksanaan FGD/Workshop
Hal yang perlu disepakati dalam FGD/workshop II (Kedua)
Tim Pelaksana dan peserta FGD/Workshop II
B. Metode Analisa
• Analisis Deskriptif Kualitatif
• Analisis SWOT
Kekuatan/Potensi (Strength)
Kelemahan/Permasalahan (Weakness)
Prospek/Kesempatan (Opportunity)
Kendala/Hambatan (Threat)
Perkembangan Sosial-Kependudukan
Prospek Pertumbuhan Ekonomi
Daya Dukung Fisik dan Lingkungan
Aspek Legal Konsolidasi Lahan Perencanaan
Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas Lingkungan
Kajian Aspek Signifikansi Historis Kawasan
• Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat
Berdasarkan kesepakatan dan hasil kerjasama
Sesuai dengan aspirasi publik
Kejelasan tanggung jawab
Kesempatan yang sama
MENU
8. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
A. Tahap Persiapan
Tujuan
Tahapan persiapan adalah tahap awal yang dilakukan sebagai langkah untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya secara keseluruhan.
Sasaran
Tahapan persiapan disini meliputi penggalian data-data, persiapan pengerahan
tenaga pendukung, dan persiapan bagi proses analisis – sintesis yang akan
dilakukan kemudian, seperti penyusunan metodologi dan pendekatan
perencanaan, serta penyusunan rancangan teknisnya.
Metode
Metode yang digunakan dalam tahap ini adalah persiapan dasar berupa studi
literatur, serta penelaahan materi yang tertuang dalam rencana–rencana yang lebih
luas ruang lingkupnya, baik lingkup dalam arti substansial, seperti pengkajian
ketetapan sektor terkait dan sebagainya maupun dalam lingkup teritorial, seperti
penelaahan acuan-acuan tingkat lokal, regional atau nasional.
NEXT
9. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
B. Tahap II : Survey Lapangan Dan Pengumpulan Data
Tujuan
Tahap ini dilakukan sebagai usaha untuk mendapatkan gambaran langsung potensi
dan permasalahan dari Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro Yogyakarta.
Sasaran
Sasaran yang akan dicapai meliputi dua kriteria, yaitu sasaran secara fisik dan non
fisik. Ditinjau secara fisik lingkungan, sasaran yang akan dicapai pada tahap survei ini
antara lain adalah identifikasi awal rona wilayah perencanaan. Dan hal ini berarti
kondisi obyek dan lingkungannya, fasilitas penunjang yang tersedia, serta
infrastruktur yang mendukung.
Metode
• Observasi
• Wawancara
• FGD/Workshop atau penjaringan aspirasi
• Studi Pustaka
NEXT
10. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
C. Tahap III : Tahap Analisis
Analisis perkembangan sosial kependudukan
Tujuan
Analisis kependudukan bertujuan untuk memprediksi jumlah penduduk pada tahun rencana
dengan melihat kecenderungan pertumbuhan penduduk pada tahun sebelumnya dan eksisting
sebagai perbandingan pertumbuhan penduduk
Metode
o Exponential Growth Model
o Linier Regression Model
o Comparative Methods
o Minimum Sum of Square Method
Analisis Prospek pertumbuhan ekonomi kawasan
Analisis perekonomian dilakukan dengan tujuan untuk melihat struktur aktivitas perekonomian
kawasan perencanaan saat ini dan perkembangan tingkat sosial ekonomi masyarakat.
Analisis Daya dukung fisik dan lingkungan
Tujuan
Analisis daya dukung lingkungan merupakan penilaian terhadap kemampuan fisik alam untuk
mendukung unsur‐unsur fisik buatan manusia dan aktivitas manusia di atasnya.
Metode
Metode yang dipergunakan untuk analisis kesesuaian lahan adalah metoda tumpang susun
(superimpose) antara beberapa jenis peta tertentu
Analisis Daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat ketersediaan prasarana dan sarana pada saat ini
serta memperkirakan kebutuhannya pada masa mendatang
NEXT
11. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
D. Tahap III : Tahap Konsep Perancangan RTBL
Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan, yang merupakan hasil
tahapan analisis program bangunan dan lingkungan, memuat gambaran dasar penataan
pada lahan perencanaan yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penjabaran gagasan
desain secara lebih detail dari masing-masing elemen desain.
Adapun komponen dasar perancangan, antara lain:
Visi Pembangunan
Konsep Perancangan Struktur tata bangunan dan lingkungan
Konsep komponen perancangan kawasan
Blok-blok pengembangan kawasan dan program penanganannya
NEXT
12. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
E. Tahap IV : Tahap Penyusunan Rencana Umum
Merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat
umum dalam mewujudkan lingkungan/ kawasan perencanaan yang layak huni, berjati diri,
produktif, dan berkelanjutan.
Rencana Umum; Merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan
lingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan/ kawasan perencanaan
yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan
Panduan Rancang (Design Guidelines); merupakan penjelasan lebih rinci atas Rencana
Umum yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi utama
melalui pengembangan komponen rancangan kawasan pada bangunan, kelompok
bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan
detail visual kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan.
NEXT
13. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
F. Tahap V : Tahap Perencanaan dan Program
Pembangunan RTBL
Rencana dan Program Pembangunan mencakup rencana pentahapan dan
sumber pendanaan pengembangan Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro,
terdiri dari program dan rencana strategis yang akan dilaksanakan, sehingga
tahap-tahap dan arah pengembangan yang direkomendasikan dapat dicapai
sesuai dengan yang diharapkan.
1. Tahap Pengembangan Dukungan PelaksanaanKonsep Perancangan
Struktur tata bangunan dan lingkungan
Penyusunan Program Investasi
Penyusunan Ketentuan Pengendalian Rencana
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
2. Tahap Penyusunan Arahan Daerah
Tahap penyusunan arahan daerah atau pembinaan pelaksanaan adalah
tahap terakhir dari program Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro, yaitu tahap pembinaan
pelaksanaan melalui peran pemerintah Kota Yogyakarta dalam
mengembangkan program dan kegiatannya.
MENU