SlideShare a Scribd company logo
METODOLOGI PEKERJAAN
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ( RTBL ) Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro
METODOLOGI
METODOLOGI PENELITIAN
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
PENDEKATAN
EXIT
PENDEKATAN
A. Konsep Perancangan kota (Urban Design)
Perancangan kota adalah bagian dari proses perencanaan yang
berkaitan dengan kualitas fisik lingkungan, dapat dikatakan juga bahwa
perancangan kota adalah rancangan fisik dan spasial dari lingkungan
(Shirvani, 1985: 6). Gosling dan Maitland (dalam Darmawan, 2003: 1)
menyatakan bahwa perancangan kota merupakan jembatan antara
perencanaan kota dan arsitektur. Perencanaan kota lebih
menitikberatkan pada bentuk tata guna lahan dan masalah sosial
ekonomi, sedangkan arsitektur lebih pada perancangan bangunan. Dari
perbedaan itu muncul perancangan kota sebagai ilmu yang berperan
dalam merancang ruang-ruang publik. Dalam proses pembangunan
kota, perancangan kota (urban design) merupakan proses kelanjutan
dari perencanaan kota (urban planning). Urban design lebih mengacu
pada penjabaran wujud fisik tiga dimensi kota sebagai kelanjutan dari
penataan dan pengaturan dua dimensi yang dihasilkan urban planning.
Selain aspek di atas, terdapat perbedaan pokok dalam proses
perencanaan kota dan perancangan kota. Dalam suatu proses
perencanaan (planning) bila data kondisi lokasi (input) sama dilakukan
dengan model/alat analisis yang sama maka akan diperoleh produk
perencanaan yang sama.
B. Elemen Elemen Perencanaan Kota
 Tata Guna Lahan, Penggunaan lahan merupakan cerminan dari
hubungan/keterkaitan antara sirkulasi atau parkir dan kepadatan
fungsi/aktivitas dalam suatu kawasan.
 Bentuk bangunan dan gubahan masa (building form and massing),
Bentuk dan massa bangunan terdiri dari ketinggian, kepejalan (bulk),
rasio luas lantai (FAR), tampilan (coverage), kemunduran bangunan
(street-line setback), skala, material, tekstur, dan warna.
 Sirkulasi dan parkir (circulation and parking) , Sistem sirkulasi erat
hubungannya dengan pola penempatan aktivitas, dan merupakan
pergerakan dari ruang satu ke ruang yang lain.
 Ruang terbuka (open space) , adalah terletak diluar massa bangunan,
dapat digunakan publik, dan memberi kesempatan untuk bermacam-
macam kegiatan.
 Pendukung aktivitas (activity support) , meliputi semua kegiatan yang
memperkuat penggunaan ruang publik, yang saling melengkapi satu
dengan yang lain
 Tanda-tanda (signage) , penunjuk jalan sebagai usaha untuk
mempermudah para pemakai jalan maupun penduduk kota atau
kawasan.
 Pelestarian (preservation) , upaya pelestarian lingkungan yang telah
ada dan ruang-ruang kawasan yang telah terbentuk, khususnya yang
memiliki nilai historis
NEXT
PENDEKATAN
C. Integrated Ecological Linkage
Pembangunan di Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro yang
menimbulkan beban pada ekosistem kawasan dengan dampak negatif
maupun positifnya bagi berlangsungnya kehidupan perkotaan perlu
memperhitungkan aspek‐aspek ekoIogisnya. Secara umum, ekosistem
di Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro terbentuk dari proses alami yang
meliputi geodinamik, hidrologis dan atmosferik yang pada akhimya
membentuk daerah transisi antara kawasan lindung dan budidaya,
dalam perkembangan pemanfaatan kawasan bagi pembangunan
perkotaan yang mencakup ketiga komponen pembentuk yaitu tanah, air
dan udara menuntut adanya keterkaitan ekologis antara kawasan
ekonomi, kawasan komersial maupun kawasan kota (city area), kawasan
permukiman serta kawasan ekonomi. Hal ini diperlukan untuk
menjamin berlangsungnya ekosistem secara seimbang.
D. Pendekatan Regionalisme Ekologis
Regionalisme ekologis dalam konteks bahasan ini mengandung
pengertian interaksi antara lingkungan dengan kegiatan manusia
dalam memanfaatkan alam sebagai ruang kegiatan sesuai dengan
karakteristik lokalnya. Pendekatan ini digunakan sebagai jalur
pemikiran dalam upaya pencarian identitas ekologis dan kultural
kawasan. Dari sistem tata ruang kota secara garis besar dapat dikenali
adanya elemen pembentuk dalam kategori elemen fisik yang berupa
lingkungan alam dan lingkungan binaan (built environment) dan
elemen non fisik yang berupa kegiatan sosial budaya dan ekonomi.
Kegiatan pemanfaatan kawasan sebagai kawasan transportasi dan
komersial dalam bentuk pembangunan kawasan bisnis dan komersial,
residential area, pasar festival, dan bentuk bentuk pemanfaatan yang
lain akan merubah kondisi eksisting yang belum tertangani maksimal
karena arah pembangunan kota berorientasi pada pemanfaatan
ruang secara maksimal, sehingga meminimalkan ruang terbuka.
NEXT
PENDEKATAN
E. Integrated Ecological Linkage
Pendekatan ini merupakan pengembangan kawasan yang bertumpu
pada partisipasi masyarakat setempat, dengan tujuan agar masyarakat
dapat memperoleh manfaat dari pengembangan yang dilakukan di
kawasan tempat mereka tinggal. Adapun manfaat yang dapat diperoleh
masyarakat, antara lain adalah peningkatan kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan, dan peningkatan kualitas fisik kawasan
melalui pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat secara umum bertujuan untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat lokal, melalui pembangunan sumberdaya
manusia yang berkaitan dengan potensi regional baik aspek fisik
maupun non fisik.
F. Pendekatan Regionalisme Ekologis
Regionalisme ekologis dalam konteks bahasan ini mengandung
pengertian interaksi antara lingkungan dengan kegiatan manusia dalam
memanfaatkan alam sebagai ruang kegiatan sesuai dengan karakteristik
lokalnya. Pendekatan ini digunakan sebagai jalur pemikiran dalam upaya
pencarian identitas ekologis dan kultural kawasan. Dari sistem tata
ruang kota secara garis besar dapat dikenali adanya elemen pembentuk
dalam kategori elemen fisik yang berupa lingkungan alam dan
lingkungan binaan (built environment) dan elemen non fisik yang
berupa kegiatan sosial budaya dan ekonomi. Kegiatan pemanfaatan
kawasan sebagai kawasan transportasi dan komersial dalam bentuk
pembangunan kawasan bisnis dan komersial, residential area, pasar
festival, dan bentuk bentuk pemanfaatan yang lain akan merubah
kondisi eksisting yang belum tertangani maksimal karena arah
pembangunan kota berorientasi pada pemanfaatan ruang secara
maksimal, sehingga meminimalkan ruang terbuka.
G. Pengembangan Berbasis Masyarakat
Pendekatan ini merupakan pengembangan kawasan yang bertumpu
pada partisipasi masyarakat setempat, dengan tujuan agar
masyarakat dapat memperoleh manfaat dari pengembangan yang
dilakukan di kawasan tempat mereka tinggal. Adapun manfaat yang
dapat diperoleh masyarakat, antara lain adalah peningkatan
kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, dan peningkatan
kualitas fisik kawasan melalui pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat secara umum bertujuan untuk
memperbaiki kesejahteraan masyarakat lokal, melalui pembangunan
sumberdaya manusia yang berkaitan dengan potensi regional baik
aspek fisik maupun non fisik
H. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan paradigma yang sangat
penting dalam kerangka pengembangan kepariwisataan.
Pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan
tersebut digarisbawahi oleh Murphy (1988), yang memandang
bahwa pengembangan kegiatan budaya dan komersial merupakan
“kegiatan yang berbasis komunitas”, yaitu bahwa sumber daya dan
keunikan komunitas lokal baik berupa elemen fisik maupun non fisik
yang melekat pada komunitas tersebut merupakan unsur penggerak
utama kegiatan komersial itu sendiri; di lain pihak komunitas lokal
yang tumbuh dan hidup berdampingan dengan suatu kawasan tidak
dapat dipungkiri sebenarnya telah menjadi bagian dari sistem ekologi
yang saling kait mengkait.
NEXT
PENDEKATAN
I. Pendekatan Kajian Teknis Perencanaan
Pengembangan Tata Ruang
Pengingkatan kualitas fisik penjunjang wisata mempunyai peran penting
dalam peningkatan daya tarik kawasan yang bersangkutan. Khususnya untuk
Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro, perencanaan pengembangan tata ruang
kawasan ini bertujuan menciptakan suatu keteraturan wilayah transportasi
dan perluasannya dengan mempertimbangkan, ekologi, kenyamanan,
keindahan dan potensi ekonomis bagi warga sekitarnya.
J. Pendekatan Pelestarian dan Pemanfaatan
Pelestarian bertujuan untuk mempertahan sebagian atau keseluruhan
bagian dari suatu bangunan atau kawasan karena nilai‐nilai tertentu yang
dikandungnya.
 Preservasi
Pendekatan pelestarian ini memberi jaminan bagi keberlangsungan
suatu kawasan lindung. Namun demikian dalam penyusunan kajian ini
sangat penting untuk mempertimbangkan karakteristik kawasan
perkotaan
 Adaptive use
Dinamika kehidupan sosial, ekonomi dan budaya perkotaan sehingga
suatu kawasan perlu untuk mengembangkan
 Implementasi Pendekatan Pelestarian Lingkungan dalam Perencanaan,
Dengan pendekatan ini rancangan berperan untuk menjamin kelestarian
lingkungan menegaskan nilai pentingnya.
K. Pedoman Umum Penyusunan RTBL
 Kedudukan RTBL
Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya,
RTBL juga dapat berupa:
 rencana aksi/kegiatan komunitas (community-action plan/CAP),
 rencana penataan lingkungan (neighbourhood-development
plan/NDP),
 panduan rancang kota (urban design guidelines/UDGL).
Seluruh rencana, rancangan, aturan, dan mekanisme dalam
penyusunan Dokumen RTBL harus merujuk pada pranata
pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan, kota,
maupun wilayah.
 PROGRAM BANGUNAN & LINGKUNGAN
 Umum
 Analisis Kawasan Dan Wilayah Perencanaan
 Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran
Masyarakat
 Konsep Dasra RTBL
MENU
METODOLOGIPENELITIAN
A. Metode pengumpulan data
Kegiatan survei atau pengumpulan data, secara umum terdiri dari 2
(dua) yaitu survei primer dan sekunder. Beberapa teknik pengumpulan
data yang dilakukan dalam Penyusunan RTBL ini adalah sebagai berikut :
• Survei Lapangan (Field Observation)
• Survei Instansional dan Literatur (Sekunder)
• Survei Wawancara (indept interview)
• Pelaksanaan FGD/Workshop
 FGD/Workshop Pertama
 Tempat pelaksanaan
 Tahapan metode palaksanaan FGD/Workshop
 Hal yang perlu disepakati dalam FGD/workshop I (pertama)
 Waktu pelaksanaan
 Peserta dan tim pelaksana workshop
 Pelaksanaan FGD/Workshop Kedua
 Tempat pelaksanaan
 Tahapan metode palaksanaan FGD/Workshop
 Hal yang perlu disepakati dalam FGD/workshop II (Kedua)
 Tim Pelaksana dan peserta FGD/Workshop II
B. Metode Analisa
• Analisis Deskriptif Kualitatif
• Analisis SWOT
 Kekuatan/Potensi (Strength)
 Kelemahan/Permasalahan (Weakness)
 Prospek/Kesempatan (Opportunity)
 Kendala/Hambatan (Threat)
 Perkembangan Sosial-Kependudukan
 Prospek Pertumbuhan Ekonomi
 Daya Dukung Fisik dan Lingkungan
 Aspek Legal Konsolidasi Lahan Perencanaan
 Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas Lingkungan
 Kajian Aspek Signifikansi Historis Kawasan
• Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat
 Berdasarkan kesepakatan dan hasil kerjasama
 Sesuai dengan aspirasi publik
 Kejelasan tanggung jawab
 Kesempatan yang sama
MENU
TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
A. Tahap Persiapan
 Tujuan
Tahapan persiapan adalah tahap awal yang dilakukan sebagai langkah untuk
melaksanakan pekerjaan berikutnya secara keseluruhan.
 Sasaran
Tahapan persiapan disini meliputi penggalian data-data, persiapan pengerahan
tenaga pendukung, dan persiapan bagi proses analisis – sintesis yang akan
dilakukan kemudian, seperti penyusunan metodologi dan pendekatan
perencanaan, serta penyusunan rancangan teknisnya.
 Metode
Metode yang digunakan dalam tahap ini adalah persiapan dasar berupa studi
literatur, serta penelaahan materi yang tertuang dalam rencana–rencana yang lebih
luas ruang lingkupnya, baik lingkup dalam arti substansial, seperti pengkajian
ketetapan sektor terkait dan sebagainya maupun dalam lingkup teritorial, seperti
penelaahan acuan-acuan tingkat lokal, regional atau nasional.
NEXT
TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
B. Tahap II : Survey Lapangan Dan Pengumpulan Data
 Tujuan
Tahap ini dilakukan sebagai usaha untuk mendapatkan gambaran langsung potensi
dan permasalahan dari Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro Yogyakarta.
 Sasaran
Sasaran yang akan dicapai meliputi dua kriteria, yaitu sasaran secara fisik dan non
fisik. Ditinjau secara fisik lingkungan, sasaran yang akan dicapai pada tahap survei ini
antara lain adalah identifikasi awal rona wilayah perencanaan. Dan hal ini berarti
kondisi obyek dan lingkungannya, fasilitas penunjang yang tersedia, serta
infrastruktur yang mendukung.
 Metode
• Observasi
• Wawancara
• FGD/Workshop atau penjaringan aspirasi
• Studi Pustaka
NEXT
TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
C. Tahap III : Tahap Analisis
 Analisis perkembangan sosial kependudukan
 Tujuan
Analisis kependudukan bertujuan untuk memprediksi jumlah penduduk pada tahun rencana
dengan melihat kecenderungan pertumbuhan penduduk pada tahun sebelumnya dan eksisting
sebagai perbandingan pertumbuhan penduduk
 Metode
o Exponential Growth Model
o Linier Regression Model
o Comparative Methods
o Minimum Sum of Square Method
 Analisis Prospek pertumbuhan ekonomi kawasan
Analisis perekonomian dilakukan dengan tujuan untuk melihat struktur aktivitas perekonomian
kawasan perencanaan saat ini dan perkembangan tingkat sosial ekonomi masyarakat.
 Analisis Daya dukung fisik dan lingkungan
 Tujuan
Analisis daya dukung lingkungan merupakan penilaian terhadap kemampuan fisik alam untuk
mendukung unsur‐unsur fisik buatan manusia dan aktivitas manusia di atasnya.
 Metode
Metode yang dipergunakan untuk analisis kesesuaian lahan adalah metoda tumpang susun
(superimpose) antara beberapa jenis peta tertentu
 Analisis Daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat ketersediaan prasarana dan sarana pada saat ini
serta memperkirakan kebutuhannya pada masa mendatang
NEXT
TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
D. Tahap III : Tahap Konsep Perancangan RTBL
Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan, yang merupakan hasil
tahapan analisis program bangunan dan lingkungan, memuat gambaran dasar penataan
pada lahan perencanaan yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penjabaran gagasan
desain secara lebih detail dari masing-masing elemen desain.
Adapun komponen dasar perancangan, antara lain:
 Visi Pembangunan
 Konsep Perancangan Struktur tata bangunan dan lingkungan
 Konsep komponen perancangan kawasan
 Blok-blok pengembangan kawasan dan program penanganannya
NEXT
TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
E. Tahap IV : Tahap Penyusunan Rencana Umum
Merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat
umum dalam mewujudkan lingkungan/ kawasan perencanaan yang layak huni, berjati diri,
produktif, dan berkelanjutan.
 Rencana Umum; Merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan
lingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan/ kawasan perencanaan
yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan
 Panduan Rancang (Design Guidelines); merupakan penjelasan lebih rinci atas Rencana
Umum yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi utama
melalui pengembangan komponen rancangan kawasan pada bangunan, kelompok
bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan
detail visual kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan.
NEXT
TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN
F. Tahap V : Tahap Perencanaan dan Program
Pembangunan RTBL
Rencana dan Program Pembangunan mencakup rencana pentahapan dan
sumber pendanaan pengembangan Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro,
terdiri dari program dan rencana strategis yang akan dilaksanakan, sehingga
tahap-tahap dan arah pengembangan yang direkomendasikan dapat dicapai
sesuai dengan yang diharapkan.
1. Tahap Pengembangan Dukungan PelaksanaanKonsep Perancangan
Struktur tata bangunan dan lingkungan
 Penyusunan Program Investasi
 Penyusunan Ketentuan Pengendalian Rencana
 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
2. Tahap Penyusunan Arahan Daerah
Tahap penyusunan arahan daerah atau pembinaan pelaksanaan adalah
tahap terakhir dari program Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro, yaitu tahap pembinaan
pelaksanaan melalui peran pemerintah Kota Yogyakarta dalam
mengembangkan program dan kegiatannya.
MENU

More Related Content

Similar to METODOLOGI PEKEhrw3hhh3wh3h4h4RJAAN.pptx

Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Sari Faizah
 
Konsep pembangunan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutanKonsep pembangunan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan
Budy Jafar
 
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
PitMuliani
 
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Septinia Silviana
 
ptp (perancangan teknik Prasarana
ptp (perancangan teknik Prasaranaptp (perancangan teknik Prasarana
ptp (perancangan teknik Prasarana
nizar amody
 
Rancang kota yang baik
Rancang kota yang baikRancang kota yang baik
Rancang kota yang baik
Agus Dwi Wicaksono
 
Kampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota HijauKampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota Hijau
nikenpraw
 
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.pptfdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
baya13
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
DIANTO IRAWAN
 
Kota 1
Kota 1Kota 1
Kota 1
Anhy Adu He
 
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptxPembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
FajarSKMMKes
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
bramantiyo marjuki
 
Pertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptxPertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptx
RahmadiniSalsaBillah
 
Implementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kotaImplementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kota
Merisa Kadrina
 
makalah P3 KOTA RONALD.docx
makalah P3 KOTA RONALD.docxmakalah P3 KOTA RONALD.docx
makalah P3 KOTA RONALD.docx
IpangkAkp
 
makalah P3 KOTA.docx
makalah P3 KOTA.docxmakalah P3 KOTA.docx
makalah P3 KOTA.docx
IpangkAkp
 
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
krisddaparchitect
 
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaMasalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Susantri Susantri
 

Similar to METODOLOGI PEKEhrw3hhh3wh3h4h4RJAAN.pptx (20)

Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 
Konsep pembangunan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutanKonsep pembangunan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan
 
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdfANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
ANALISA_ALUN_ALUN_PURWODADI.pdf
 
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
 
ptp (perancangan teknik Prasarana
ptp (perancangan teknik Prasaranaptp (perancangan teknik Prasarana
ptp (perancangan teknik Prasarana
 
Rancang kota yang baik
Rancang kota yang baikRancang kota yang baik
Rancang kota yang baik
 
Kampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota HijauKampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota Hijau
 
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.pptfdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
fdokumen.com_struktur-n-bentuk-kota.ppt
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
 
Lapdal - Green City Trenggalek
Lapdal - Green City TrenggalekLapdal - Green City Trenggalek
Lapdal - Green City Trenggalek
 
Kota 1
Kota 1Kota 1
Kota 1
 
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptxPembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
 
Pertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptxPertemuan 9.pptx
Pertemuan 9.pptx
 
Implementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kotaImplementasi kriteria perancangan kota
Implementasi kriteria perancangan kota
 
perencaan
perencaanperencaan
perencaan
 
makalah P3 KOTA RONALD.docx
makalah P3 KOTA RONALD.docxmakalah P3 KOTA RONALD.docx
makalah P3 KOTA RONALD.docx
 
makalah P3 KOTA.docx
makalah P3 KOTA.docxmakalah P3 KOTA.docx
makalah P3 KOTA.docx
 
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
 
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaMasalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
 

METODOLOGI PEKEhrw3hhh3wh3h4h4RJAAN.pptx

  • 1. METODOLOGI PEKERJAAN Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ( RTBL ) Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro
  • 3. PENDEKATAN A. Konsep Perancangan kota (Urban Design) Perancangan kota adalah bagian dari proses perencanaan yang berkaitan dengan kualitas fisik lingkungan, dapat dikatakan juga bahwa perancangan kota adalah rancangan fisik dan spasial dari lingkungan (Shirvani, 1985: 6). Gosling dan Maitland (dalam Darmawan, 2003: 1) menyatakan bahwa perancangan kota merupakan jembatan antara perencanaan kota dan arsitektur. Perencanaan kota lebih menitikberatkan pada bentuk tata guna lahan dan masalah sosial ekonomi, sedangkan arsitektur lebih pada perancangan bangunan. Dari perbedaan itu muncul perancangan kota sebagai ilmu yang berperan dalam merancang ruang-ruang publik. Dalam proses pembangunan kota, perancangan kota (urban design) merupakan proses kelanjutan dari perencanaan kota (urban planning). Urban design lebih mengacu pada penjabaran wujud fisik tiga dimensi kota sebagai kelanjutan dari penataan dan pengaturan dua dimensi yang dihasilkan urban planning. Selain aspek di atas, terdapat perbedaan pokok dalam proses perencanaan kota dan perancangan kota. Dalam suatu proses perencanaan (planning) bila data kondisi lokasi (input) sama dilakukan dengan model/alat analisis yang sama maka akan diperoleh produk perencanaan yang sama. B. Elemen Elemen Perencanaan Kota  Tata Guna Lahan, Penggunaan lahan merupakan cerminan dari hubungan/keterkaitan antara sirkulasi atau parkir dan kepadatan fungsi/aktivitas dalam suatu kawasan.  Bentuk bangunan dan gubahan masa (building form and massing), Bentuk dan massa bangunan terdiri dari ketinggian, kepejalan (bulk), rasio luas lantai (FAR), tampilan (coverage), kemunduran bangunan (street-line setback), skala, material, tekstur, dan warna.  Sirkulasi dan parkir (circulation and parking) , Sistem sirkulasi erat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas, dan merupakan pergerakan dari ruang satu ke ruang yang lain.  Ruang terbuka (open space) , adalah terletak diluar massa bangunan, dapat digunakan publik, dan memberi kesempatan untuk bermacam- macam kegiatan.  Pendukung aktivitas (activity support) , meliputi semua kegiatan yang memperkuat penggunaan ruang publik, yang saling melengkapi satu dengan yang lain  Tanda-tanda (signage) , penunjuk jalan sebagai usaha untuk mempermudah para pemakai jalan maupun penduduk kota atau kawasan.  Pelestarian (preservation) , upaya pelestarian lingkungan yang telah ada dan ruang-ruang kawasan yang telah terbentuk, khususnya yang memiliki nilai historis NEXT
  • 4. PENDEKATAN C. Integrated Ecological Linkage Pembangunan di Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro yang menimbulkan beban pada ekosistem kawasan dengan dampak negatif maupun positifnya bagi berlangsungnya kehidupan perkotaan perlu memperhitungkan aspek‐aspek ekoIogisnya. Secara umum, ekosistem di Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro terbentuk dari proses alami yang meliputi geodinamik, hidrologis dan atmosferik yang pada akhimya membentuk daerah transisi antara kawasan lindung dan budidaya, dalam perkembangan pemanfaatan kawasan bagi pembangunan perkotaan yang mencakup ketiga komponen pembentuk yaitu tanah, air dan udara menuntut adanya keterkaitan ekologis antara kawasan ekonomi, kawasan komersial maupun kawasan kota (city area), kawasan permukiman serta kawasan ekonomi. Hal ini diperlukan untuk menjamin berlangsungnya ekosistem secara seimbang. D. Pendekatan Regionalisme Ekologis Regionalisme ekologis dalam konteks bahasan ini mengandung pengertian interaksi antara lingkungan dengan kegiatan manusia dalam memanfaatkan alam sebagai ruang kegiatan sesuai dengan karakteristik lokalnya. Pendekatan ini digunakan sebagai jalur pemikiran dalam upaya pencarian identitas ekologis dan kultural kawasan. Dari sistem tata ruang kota secara garis besar dapat dikenali adanya elemen pembentuk dalam kategori elemen fisik yang berupa lingkungan alam dan lingkungan binaan (built environment) dan elemen non fisik yang berupa kegiatan sosial budaya dan ekonomi. Kegiatan pemanfaatan kawasan sebagai kawasan transportasi dan komersial dalam bentuk pembangunan kawasan bisnis dan komersial, residential area, pasar festival, dan bentuk bentuk pemanfaatan yang lain akan merubah kondisi eksisting yang belum tertangani maksimal karena arah pembangunan kota berorientasi pada pemanfaatan ruang secara maksimal, sehingga meminimalkan ruang terbuka. NEXT
  • 5. PENDEKATAN E. Integrated Ecological Linkage Pendekatan ini merupakan pengembangan kawasan yang bertumpu pada partisipasi masyarakat setempat, dengan tujuan agar masyarakat dapat memperoleh manfaat dari pengembangan yang dilakukan di kawasan tempat mereka tinggal. Adapun manfaat yang dapat diperoleh masyarakat, antara lain adalah peningkatan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, dan peningkatan kualitas fisik kawasan melalui pembangunan. Pemberdayaan masyarakat secara umum bertujuan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat lokal, melalui pembangunan sumberdaya manusia yang berkaitan dengan potensi regional baik aspek fisik maupun non fisik. F. Pendekatan Regionalisme Ekologis Regionalisme ekologis dalam konteks bahasan ini mengandung pengertian interaksi antara lingkungan dengan kegiatan manusia dalam memanfaatkan alam sebagai ruang kegiatan sesuai dengan karakteristik lokalnya. Pendekatan ini digunakan sebagai jalur pemikiran dalam upaya pencarian identitas ekologis dan kultural kawasan. Dari sistem tata ruang kota secara garis besar dapat dikenali adanya elemen pembentuk dalam kategori elemen fisik yang berupa lingkungan alam dan lingkungan binaan (built environment) dan elemen non fisik yang berupa kegiatan sosial budaya dan ekonomi. Kegiatan pemanfaatan kawasan sebagai kawasan transportasi dan komersial dalam bentuk pembangunan kawasan bisnis dan komersial, residential area, pasar festival, dan bentuk bentuk pemanfaatan yang lain akan merubah kondisi eksisting yang belum tertangani maksimal karena arah pembangunan kota berorientasi pada pemanfaatan ruang secara maksimal, sehingga meminimalkan ruang terbuka. G. Pengembangan Berbasis Masyarakat Pendekatan ini merupakan pengembangan kawasan yang bertumpu pada partisipasi masyarakat setempat, dengan tujuan agar masyarakat dapat memperoleh manfaat dari pengembangan yang dilakukan di kawasan tempat mereka tinggal. Adapun manfaat yang dapat diperoleh masyarakat, antara lain adalah peningkatan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, dan peningkatan kualitas fisik kawasan melalui pembangunan. Pemberdayaan masyarakat secara umum bertujuan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat lokal, melalui pembangunan sumberdaya manusia yang berkaitan dengan potensi regional baik aspek fisik maupun non fisik H. Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat merupakan paradigma yang sangat penting dalam kerangka pengembangan kepariwisataan. Pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan tersebut digarisbawahi oleh Murphy (1988), yang memandang bahwa pengembangan kegiatan budaya dan komersial merupakan “kegiatan yang berbasis komunitas”, yaitu bahwa sumber daya dan keunikan komunitas lokal baik berupa elemen fisik maupun non fisik yang melekat pada komunitas tersebut merupakan unsur penggerak utama kegiatan komersial itu sendiri; di lain pihak komunitas lokal yang tumbuh dan hidup berdampingan dengan suatu kawasan tidak dapat dipungkiri sebenarnya telah menjadi bagian dari sistem ekologi yang saling kait mengkait. NEXT
  • 6. PENDEKATAN I. Pendekatan Kajian Teknis Perencanaan Pengembangan Tata Ruang Pengingkatan kualitas fisik penjunjang wisata mempunyai peran penting dalam peningkatan daya tarik kawasan yang bersangkutan. Khususnya untuk Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro, perencanaan pengembangan tata ruang kawasan ini bertujuan menciptakan suatu keteraturan wilayah transportasi dan perluasannya dengan mempertimbangkan, ekologi, kenyamanan, keindahan dan potensi ekonomis bagi warga sekitarnya. J. Pendekatan Pelestarian dan Pemanfaatan Pelestarian bertujuan untuk mempertahan sebagian atau keseluruhan bagian dari suatu bangunan atau kawasan karena nilai‐nilai tertentu yang dikandungnya.  Preservasi Pendekatan pelestarian ini memberi jaminan bagi keberlangsungan suatu kawasan lindung. Namun demikian dalam penyusunan kajian ini sangat penting untuk mempertimbangkan karakteristik kawasan perkotaan  Adaptive use Dinamika kehidupan sosial, ekonomi dan budaya perkotaan sehingga suatu kawasan perlu untuk mengembangkan  Implementasi Pendekatan Pelestarian Lingkungan dalam Perencanaan, Dengan pendekatan ini rancangan berperan untuk menjamin kelestarian lingkungan menegaskan nilai pentingnya. K. Pedoman Umum Penyusunan RTBL  Kedudukan RTBL Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya, RTBL juga dapat berupa:  rencana aksi/kegiatan komunitas (community-action plan/CAP),  rencana penataan lingkungan (neighbourhood-development plan/NDP),  panduan rancang kota (urban design guidelines/UDGL). Seluruh rencana, rancangan, aturan, dan mekanisme dalam penyusunan Dokumen RTBL harus merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan, kota, maupun wilayah.  PROGRAM BANGUNAN & LINGKUNGAN  Umum  Analisis Kawasan Dan Wilayah Perencanaan  Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat  Konsep Dasra RTBL MENU
  • 7. METODOLOGIPENELITIAN A. Metode pengumpulan data Kegiatan survei atau pengumpulan data, secara umum terdiri dari 2 (dua) yaitu survei primer dan sekunder. Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam Penyusunan RTBL ini adalah sebagai berikut : • Survei Lapangan (Field Observation) • Survei Instansional dan Literatur (Sekunder) • Survei Wawancara (indept interview) • Pelaksanaan FGD/Workshop  FGD/Workshop Pertama  Tempat pelaksanaan  Tahapan metode palaksanaan FGD/Workshop  Hal yang perlu disepakati dalam FGD/workshop I (pertama)  Waktu pelaksanaan  Peserta dan tim pelaksana workshop  Pelaksanaan FGD/Workshop Kedua  Tempat pelaksanaan  Tahapan metode palaksanaan FGD/Workshop  Hal yang perlu disepakati dalam FGD/workshop II (Kedua)  Tim Pelaksana dan peserta FGD/Workshop II B. Metode Analisa • Analisis Deskriptif Kualitatif • Analisis SWOT  Kekuatan/Potensi (Strength)  Kelemahan/Permasalahan (Weakness)  Prospek/Kesempatan (Opportunity)  Kendala/Hambatan (Threat)  Perkembangan Sosial-Kependudukan  Prospek Pertumbuhan Ekonomi  Daya Dukung Fisik dan Lingkungan  Aspek Legal Konsolidasi Lahan Perencanaan  Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas Lingkungan  Kajian Aspek Signifikansi Historis Kawasan • Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat  Berdasarkan kesepakatan dan hasil kerjasama  Sesuai dengan aspirasi publik  Kejelasan tanggung jawab  Kesempatan yang sama MENU
  • 8. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN A. Tahap Persiapan  Tujuan Tahapan persiapan adalah tahap awal yang dilakukan sebagai langkah untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya secara keseluruhan.  Sasaran Tahapan persiapan disini meliputi penggalian data-data, persiapan pengerahan tenaga pendukung, dan persiapan bagi proses analisis – sintesis yang akan dilakukan kemudian, seperti penyusunan metodologi dan pendekatan perencanaan, serta penyusunan rancangan teknisnya.  Metode Metode yang digunakan dalam tahap ini adalah persiapan dasar berupa studi literatur, serta penelaahan materi yang tertuang dalam rencana–rencana yang lebih luas ruang lingkupnya, baik lingkup dalam arti substansial, seperti pengkajian ketetapan sektor terkait dan sebagainya maupun dalam lingkup teritorial, seperti penelaahan acuan-acuan tingkat lokal, regional atau nasional. NEXT
  • 9. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN B. Tahap II : Survey Lapangan Dan Pengumpulan Data  Tujuan Tahap ini dilakukan sebagai usaha untuk mendapatkan gambaran langsung potensi dan permasalahan dari Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro Yogyakarta.  Sasaran Sasaran yang akan dicapai meliputi dua kriteria, yaitu sasaran secara fisik dan non fisik. Ditinjau secara fisik lingkungan, sasaran yang akan dicapai pada tahap survei ini antara lain adalah identifikasi awal rona wilayah perencanaan. Dan hal ini berarti kondisi obyek dan lingkungannya, fasilitas penunjang yang tersedia, serta infrastruktur yang mendukung.  Metode • Observasi • Wawancara • FGD/Workshop atau penjaringan aspirasi • Studi Pustaka NEXT
  • 10. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN C. Tahap III : Tahap Analisis  Analisis perkembangan sosial kependudukan  Tujuan Analisis kependudukan bertujuan untuk memprediksi jumlah penduduk pada tahun rencana dengan melihat kecenderungan pertumbuhan penduduk pada tahun sebelumnya dan eksisting sebagai perbandingan pertumbuhan penduduk  Metode o Exponential Growth Model o Linier Regression Model o Comparative Methods o Minimum Sum of Square Method  Analisis Prospek pertumbuhan ekonomi kawasan Analisis perekonomian dilakukan dengan tujuan untuk melihat struktur aktivitas perekonomian kawasan perencanaan saat ini dan perkembangan tingkat sosial ekonomi masyarakat.  Analisis Daya dukung fisik dan lingkungan  Tujuan Analisis daya dukung lingkungan merupakan penilaian terhadap kemampuan fisik alam untuk mendukung unsur‐unsur fisik buatan manusia dan aktivitas manusia di atasnya.  Metode Metode yang dipergunakan untuk analisis kesesuaian lahan adalah metoda tumpang susun (superimpose) antara beberapa jenis peta tertentu  Analisis Daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat ketersediaan prasarana dan sarana pada saat ini serta memperkirakan kebutuhannya pada masa mendatang NEXT
  • 11. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN D. Tahap III : Tahap Konsep Perancangan RTBL Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan, yang merupakan hasil tahapan analisis program bangunan dan lingkungan, memuat gambaran dasar penataan pada lahan perencanaan yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penjabaran gagasan desain secara lebih detail dari masing-masing elemen desain. Adapun komponen dasar perancangan, antara lain:  Visi Pembangunan  Konsep Perancangan Struktur tata bangunan dan lingkungan  Konsep komponen perancangan kawasan  Blok-blok pengembangan kawasan dan program penanganannya NEXT
  • 12. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN E. Tahap IV : Tahap Penyusunan Rencana Umum Merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan/ kawasan perencanaan yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan.  Rencana Umum; Merupakan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan/ kawasan perencanaan yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan  Panduan Rancang (Design Guidelines); merupakan penjelasan lebih rinci atas Rencana Umum yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi utama melalui pengembangan komponen rancangan kawasan pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan detail visual kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan. NEXT
  • 13. TAHAPPELAKSANAANPEKERJAAN F. Tahap V : Tahap Perencanaan dan Program Pembangunan RTBL Rencana dan Program Pembangunan mencakup rencana pentahapan dan sumber pendanaan pengembangan Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro, terdiri dari program dan rencana strategis yang akan dilaksanakan, sehingga tahap-tahap dan arah pengembangan yang direkomendasikan dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan. 1. Tahap Pengembangan Dukungan PelaksanaanKonsep Perancangan Struktur tata bangunan dan lingkungan  Penyusunan Program Investasi  Penyusunan Ketentuan Pengendalian Rencana  Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 2. Tahap Penyusunan Arahan Daerah Tahap penyusunan arahan daerah atau pembinaan pelaksanaan adalah tahap terakhir dari program Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Sirip-Sirip Jalan Malioboro, yaitu tahap pembinaan pelaksanaan melalui peran pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengembangkan program dan kegiatannya. MENU