Dokumen tersebut merupakan metode pelaksanaan pekerjaan pembangunan jembatan gantung oleh PT Taman Sari Abadi. Lingkup pekerjaan mencakup pembangunan 4 jembatan gantung di Sulawesi Selatan dengan total panjang 280 meter. Dokumen ini menjelaskan pengendalian teknis, metode sosialisasi, manajemen keselamatan, dan pengendalian mutu yang akan dilaksanakan selama proyek pembangunan jembatan."
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptxindrapermana38936
Berdasarkan Peraturan LKPP nomor 12 tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah melalui Penyedia, khususnya pada lampiran II, angka romawi VII halaman hal-hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak jasa konsultansi konstruksi, meliputi :
Program mutu
Organisasi kerja dan jadwal penugasan personel
Kesesuaian personel dan peralatan dengan persyaratan kontrak
Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
Rencana kerja/jadwal pelaksanaan pekerjaan yang memperhatikan keselamatan konstruksi
Jadwal mobilisasi peralatan dan personel
Rencana pelaksanaan pemeriksaan dan pembayaran
Hal-hal lain yang dianggap perlu.
program mutu dari konsultan perencanaan konstruksi final-1.pptxindrapermana38936
Berdasarkan Peraturan LKPP nomor 12 tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah melalui Penyedia, khususnya pada lampiran II, angka romawi VII halaman hal-hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak jasa konsultansi konstruksi, meliputi :
Program mutu
Organisasi kerja dan jadwal penugasan personel
Kesesuaian personel dan peralatan dengan persyaratan kontrak
Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
Rencana kerja/jadwal pelaksanaan pekerjaan yang memperhatikan keselamatan konstruksi
Jadwal mobilisasi peralatan dan personel
Rencana pelaksanaan pemeriksaan dan pembayaran
Hal-hal lain yang dianggap perlu.
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
1. PT TAMAN SARI ABADI
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG
PENAWAR : PT. TAMAN SARI ABADI
TAHUN ANGGARAN : 2018
I. URAIAN SINGKAT
1.1. Pemberi Tugas
Pemberi tugas adalah : Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional
Wilayah II Sulawesi Selatan
1.2. Sumber Dana
APBN tahun 2018 pada Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sulawesi
Selatan, (berdasarkan Dokumen Pengadaan)
1.3. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan terletak di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
1.4. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 190 (seratus sembilan puluh) hari kalender, dan
masa pemeliharaan adalah 730 (tujuh ratus tiga puluh) hari kalender terhitung sejak
tanggal Penyerahan Pertama (PHO), sesuai yang dipersyaratkan pada Dokumen
Pengadaan.
1.5. Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan Network Planning
(jika dipersyaratkan) dan Jadwal Waktu Pelaksanaan menggunakan Bar Carth dan S –
Curve.
1.6. Hari Kerja Efektif
1.6.1. Secara Umum, Hari kerja efektif perbulan ditetapkan 25 hari kerja
1.6.2. Jam kerja efektif perhari :
- Jam kerja efektif normal = 7 jam/hari, ± 1 jam istirahat
- Jam kerja efektif lembur = 10 jam/hari, ± 2 jam istirahat
- Jam kerja efektif 2 shift = 14 jam/hari, ± 2 jam istirahat
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
2. PT TAMAN SARI ABADI
1.6. Pengendalian Mutu Pekerjaan
1. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas semua Pengendalian Mutu selama
pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan Pengendalian Mutu adalah termasuk memantau,
menginspeksi, menguji cara, metode, bahan, kecakapan kerja, proses produk dari
semua aspek Pekerjaan sebagaimana yang diperlukan untuk memastikan
kesesuaian persyaratan Kontrak.
2. Penyedia Jasa menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC plan) sesuai dengan
ketentuan kontrak dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan sebelum dimulainya
setiap elemen pekerjaan yang dicakup oleh perencanaan.
3. Penyedia Jasa menetapkan satu orang sebagai Manajer Kendali Mutu (QCM) yang
bertanggung jawab untuk implementasi Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan),
yang profesional dan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Manajer Kendali Mutu
(QCM) harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknik.
II. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pokja ULP:
Kelompok Kerja (Pokja) I Satuan Kerja
Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi
Sulawesi Selatan. Unit Layanan Pengadaan (ULP)
Sulawesi Selatan
b. Alamat Pokja ULP:
Jalan : Jln. Mesjid Raya No. 72
Kota : Makassar
No. Telp/Fax. : 0411-442372
Email : pokja1wil2sulsel@gmail.com
Website : www.pu.go.id
c. Nama paket pekerjaan:
Pembangunan Jembatan Gantung
d. Uraian singkat pekerjaan:
Pekerjaan Pembangunan Jembatan sepanjang 280,00 M yang terdiri dari :
- Jembatan Gantung Salo Bua Desa Buntu Barana
Kabupaten Luwu sepanjang 80,00 meter.
- Jembatan Gantung Cimpu, Desa Cimpu Utara
Kabupaten Luwu sepanjang 80,00 meter
- Jembatan Gantung Palapparae Desa Kampale
Kabupaten Sidrap sepanjang 120,00 meter.
- Jembatan Gantung Lemo Desa Tana Toro
Kabupaten Sidrap sepanjang 80,00 meter.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
3. PT TAMAN SARI ABADI
III. PENGENDALIAN TEKNIS/PENGUASAAN TEKNIS LAPANGAN
Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu
hasil pekerjaan sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak. Kepuasan hasil
pekerjaan terwujud dalam bentuk Sertifikat Serah Terima Pertama (PHO) dan Serah Terima
Terakhir (FHO) .
Dalam melaksanakan Pengendalian Teknis, sebelum – selama – sesudah, pelaksanaan
pekerjaan mengacu pada :
3.1. Dokumen Kontrak Pekerjaan, terdiri atas :
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Bill Of Quantity, Gambar Pekerjaan,
Spesifikasi Teknis, serta seluruh peraturan yang terkait dengan Pekerjaan Konstruksi.
3.2. Engineering
Kegiatan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada Pengukuran/Perhitungan, Pengecekan
Kesiapan Lahan, Shop Drawing dan Asbuilt Drawing, Proses Usulan Material Konstruksi,
Dokumentasi dan Pelaporan, Quality Control Plan, Test, dan Inspeksi Pekerjaan.
3.3. Managemen Pelaksanaan Pekerjaan
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan dikelola oleh Team Managemen Proyek yang terdiri
dari Personil Inti. Team Managemen Proyek membuat rancangan urutan pekerjaan yang
mengacu pada denah pentahapan dan jadwal waktu pelaksanaan.
Untuk selanjutnya dibuat metode kerja sesuai dengan Item Pembayaran pada Daftar
Kuantitas, agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta tepat
waktu berdasarkan kondisi lapangan yang ada dengan tetap mengendalikan Bahaya dan
Resiko selama pelaksanaan hingga pekerjaan selesai.
3.3.1. Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan fasilitas, peralatan, bahan dan
tenaga yang disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang
diterapkan.
3.3.2. Urutan Pekerjaan
Urutan Pekerjaan adalah urutan pelaksanaan fisik pekerjaan di lapangan yang
sangat penting, dan sebagai dasar untuk memobilisasi/demobilisasi alat, tenaga
dan material sesuai dengan ukuran dan waktu saat diperlukan.
3.3.3. Metode Kerja
Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut, dibuat metode kerja secara rinci sesuai
dengan persyaratan teknis konstruksi dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
pekerjaan. Metode kerja ini dimaksudkan untuk menentukan keperluan alat,
tenaga dan material untuk mencapai target produktivitas sesuai rencana, selain
itu berfungsi sebagai TOOLS penegendalian mutu dan pengendalian waktu sesuai
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
4. PT TAMAN SARI ABADI
komitmen Kontrak.
3.3.4. Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)
Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan
maka dibuatlah pengendalian mutu pekerjaan yaitu Rencana Kendali Mutu
(Quality Control Plan) yang dimulai dari proses kegiatan pembuatan Shop
Drawing, proses pengadaan dan mobilisasi material, alat, tenaga .
3.3.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan baik bagi tenaga kerja maupun pihak lain senantiasa
dijamin yaitu dengan mengadakan Team K3 Proyek.
3.3.6. Pengendalian Waktu
Berdasar pada metode kerja maka baik keterurutan, produktivitas dan keperluan
alat, bahan serta tenaga dapat dikendalikan sehingga waktu yang telah ditetapkan
secara otomatis dapat dikendalikan dengan benar.
3.3.7. Pemeliharan Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan (PHO dan FHO)
Sesuai dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan bahwa pekerjaan dapat
diserah terimakan jika telah selesai dan sesuai ketentuan teknis.
Tahapan serah terima yaitu, Serah Terima Pertama (PHO) kemudian diikuti dengan
pemeliharaan dan perbaikan minor untuk selanjutnya sesuai dengan batas waktu
Masa Pemeliharaan dan jika pekerjaan telah dapat diterima dengan baik oleh
pemilik proyek, maka akan dilakukan Serah Terima Kedua (FHO). Dengan terbitnya
Sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab diserahkan kepada pemilik proyek
dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala macam tuntutan.
3.3.8. Sosialisasi dan Koordinasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor bersama – sama dengan pihak
pemilik pekerjaan melakukan sosialisasi kepada Instansi terkait dan kepada
masyarakat sekitar agar bisa memahami kegiatan yang akan dilaksanakan
sehinnga meminimalisir timbulnya konflik dan persepsi negatif.
Sosialisasi dan Koordinasi tetap dilaksanakan saat berlangsungnya pekerjaan
hingga selesai dengan maksud untuk memperoleh informasi dan masukan dari
Instansi terkait dan masyarakat sekitar sehingga masalah yang timbul dapat
dipecahkan sebaik baiknya untuk tidak menyita waktu pelaksanaan pekerjaan.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
5. PT TAMAN SARI ABADI
METODE SOSIALISASI DAN KOORDINASI
1. Masyarakat Sekitar Lokasi Pekerjaan
- Sosialisasi mengenai pengadaan material, alat – alat kerja dan lokasi
pekerjaan.
- Apabila terjadi pertentangan/perbedaan pendapat akan diselesaikan secara
musyawarah, dengan melibatkan unsur terkait termasuk tokoh masyarakat.
2. Pengaturan Lalu Lintas/Managemen Lalu Lintas
Secara umum, pekerjaan dilaksanakan pada lokasi dimana aktivitas lalu lintas
masih berjalan. Pada pelaksanaan pekerjaan, diupayakan meminimalisir
gangguan terhadap pengguna jalan/lalu lintas, untuk itu dilakukan langkah –
langkah sebagai berikut :
- Pengaturan Lau Lintas
a. Koordinasi dengan pihak berwenang
Pengaturan lalu lintas dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan
pihak DLLAJR dan KEPOLISIAN sektor setempat, sehingga kelancaran lalu
lintas tetap terjamin, demikian pula saat mobilisasi dan demobilisasi
peralatan.
b. Petugas Bendera
Ditempatkan pada semua titik rawan lalu lintas untuk kegiatan
pelaksanaan item pekerjaan tertentu .
c. Rambu – Rambu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas dengan material, bentuk dan dimensi mengacu pada
spesifikasi teknis dan gambar kerja dibuat dengan jumlah dan jenis sesuai
dokumen pengadaan dan kebutuhan di lapangan. Dalam pelaksanaannya
menggunakan tenaga manusia dibantu dengan alat pendukung lainnya,
sperti : gergaji, palu, linggis, sekop dan lain – lain.
Rambu lalu lintas terutama dipasang pada area pekerjaan yang
bersinggungan dengan area pengguna jalan.
d. Penjelasan lebih rinci pada uraian MANAJEMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN:
DIVISI 1 UMUM : 1.8.(1) .Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
6. PT TAMAN SARI ABADI
3.3.9. Program Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dalam rangka terjaminnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada penyelenggaraan
konstruksi di Indonesia, terdapat pengaturan mengenai K3 yang bersifat umum dan
yang bersifat khusus untuk penyelenggaraan konstruksi yakni:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/Men/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
masing-masing Nomor Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Dalam usaha mengelola keselamatan kerja di Pembangunan Jembatan Gantung,
menerapkan suatu program pengelolaan keselamatan kerja yaitu:
1. Pemakaian Peraturan-Peraturan :
Policy Pengelola Proyek : Konsep-konsep dasar terlaksananya program
keselamatan kerja di Proyek Pembangunan Jembatan Gantung
Standar-standar : Syarat minimal praktek dan kondisi pelaksanaan pekerjaan yang
harus dipenuhi.
1. Guidelines : Prosedur-prosedur pelaksanaan good safety practise.
2. Safety Committee : Dalam hal ini HSE Engineer beserta Inspector lapangan
yang membantu pemimpin proyek menyangkut persoalan keselamatan kerja.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
7. PT TAMAN SARI ABADI
Safety Audit atau Inspeksi : Aktifitas pemeriksaan yang dilakukan secara periodik,
khusus memperhatikan kegiatan dan kondisi yang ditemui diseluruh areal proyek
Pembangunan Jembatan Gantung Job Safety Analyses : Analisa detail semua elemen
pekerjaan dengan menonjolkan resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. Safety Training Observation Program : Teknik mendidik dan membiasakan setiap
pekerja untuk mengidentifikasi unsafe action dan unsafe condition yang ditemuinya.
4. Safety Round : Kegiatan patroli gabungan tim K3 mengelilingi semua lokasi Proyek
Pembangunan Jembatan Gantung
5. Safety Induction : Penjelasan kepada pengunjung atau pekerja baru tentang
kegiatan pelaksanaan K3.
6. Good House keeping : Kebersihan dan keteraturan tempat kerja di Proyek
Pembangunan Jembatan Gantung adalah faktor-faktor yang memberi gambaran
sekilas mengenai karakter lingkungan kerja.
7. Award Program : Memotivasi dan pengenalan atas usaha bersama yang
telah berhasil memelihara tingkat keselamatan kerja yang tinggi di lingkungan Proyek
Pembangunan Jembatan Gantung
Ketentuan Administrasi
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia
Jasa Konstruksi, yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain
yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja,
selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga
kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam
organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang
dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
8. PT TAMAN SARI ABADI
5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan
keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja telah
diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha
pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan
pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang
dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan
cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Organisasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga K3
untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam struktur
organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time)
untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan
pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang
memerlukan, diwajibkan membentuk unit pembina K3.
3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit
struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia
jasa.
4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia
pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
5) Penyedia jasa harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-fasilitas
dalam melaksanakan tugas mereka.
b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja dalam
segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
proyek.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
9. PT TAMAN SARI ABADI
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari
panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek mereka harus
bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laporan Kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang
terkait dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing-
masing dan
b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus
dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat
lain serta jalur transportasi, dimana :
1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali
(pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada
kesehatan fisik dan kesehatan individu),
b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.
2) Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan
khusus, meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
3) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk
referensi.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
10. PT TAMAN SARI ABADI
4) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK).
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat
kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
6) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk
kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain alat-
alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-keterangan/instruksi
yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
9) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan harus
dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
10) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11) Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat
penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
12) Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya risiko
tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus selalu tersedia di dekat
tempat mereka bekerja.
13) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan
cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah
sakit atau tempat berobat lainnya.
14) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis
yang memberitahukan antara lain :
a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang PPPK,
ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas K3.
b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang
dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.
Ketentuan teknis
a. Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan dan
jembatan, Penyedia Jasa harus mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau Upaya
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
11. PT TAMAN SARI ABADI
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), bila
dokumen tersebut tidak ada maka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama
terkait dengan aspek lingkungan harus mendapatkan persetujuan dari direksi
pekerjaan.
Tempat kerja dan peralatan
Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
1) Pintu masuk dan keluar
a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.
b) Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
2) Lampu / penerangan
a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat
penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat
kerja, termasuk pada gang-gang.
b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.
c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya
apabila lampu mati/pecah.
3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar.
b) Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara yang
dikotori oleh debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain; harus dibuatkan
ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
c) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk
mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan
ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
12. PT TAMAN SARI ABADI
c) Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-benda
tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat orang jatuh
atau tersandung (terantuk)
d) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di
tempat kerja.
e) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain
harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
f) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.
Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran
Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek dapat
dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia :
a) Alat-alat pemadam kebakaran.
b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran.
3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan alat pemadam kebakaran
harus selalu siap di tempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh
orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang
dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara.
6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat
dan dicapai.
7) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat-
tempat sebagaiberikut :
a) di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar disimpan.
b) di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
c) pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang sedang dibangun dimana
terdapat barang-barang dan alat-alat yang mudah terbakar.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
13. PT TAMAN SARI ABADI
8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan :
a) di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang mudah
terbakar.
b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang
menggunakan api.
c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.
d) di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya kebakaran yang disebabkan
oleh aliran listrik.
9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan
teknis.
10)Alat pemadam kebakaran yang berisichlorinated hydrocarbon atau karbon
tetroclorida tidak boleh digunakan di dalam ruangan atau di tempat yang
terbatas (ruangan tertutup, sempit).
11)Jika pipa tempat penyimpanan air(reservoir, standpipe) dipasang di suatu
gedung, pipa tersebut harus :
a) dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan.
b) dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya.
c) dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan sebuah
katup yang menghasilkan pancaran air bertekanan tinggi.
d) mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam Kebakaran.
Perlengkapan keselamatan kerja
Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam
melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras
selama mengoperasikan atau memelihara AMP.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
14. PT TAMAN SARI ABADI
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
Pedoman untuk pelaku utama konstruksi :
Pedoman untuk manajemen puncak
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengurangi biaya
karena kecelakaan kerja, antara lain :
1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer lapangan.
Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap program keselamatan
kerja yang telah diterapkan.
2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang keselamatan kerja
dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan
pengendalian mengenai biaya dan rencana penjadualan pekerjaan.
3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan
mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan.
4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat memberikan
jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan dalam kondisi aman.
5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan kerja
dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada masing masing divisi
(bagian) untuk program keselamatan kerja.
Pedoman untuk manajer dan pengawas
Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk
mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang
konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja
konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar untuk
meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan
kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang baik, persuasi
dan pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakan-tindakan aman, serta
menetapkan target yang realistis untuk K3.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
15. PT TAMAN SARI ABADI
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti
dengan memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari perencanaan
pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan hubungan
yang erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari
terjadi kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat
melakukannya dengan cara :
a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan agar
mereka berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan hendaknya
memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru, terutama pada
hari-harinya yang pertama.
b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena
dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik sudut
pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk merusak
(“merongrong”) kewibawaan pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk
memastikan bahwa pihak pekerja itu telah diperlakukan secara adil (wajar).
c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor tetapi
juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai manusia)
dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara mengizinkan
para mandor untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak menyerahkan
kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).
Pedoman untuk mandor
Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanaanpekerjaan bidang konstruksi dengan :
1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya dengan
tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara langsung atau tidak
menempatkannya bersama-sama dengan pekerja yang lama dan kemudian
membiarkannya begitu saja.
2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak memberikan
target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan
pekerjanya.
Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk mengurangi
kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
16. PT TAMAN SARI ABADI
1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari
keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal maupun yang formal
dengan para mandor di lapangan.
2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada tataran
perusahaan.
Pedoman untuk pekerja
Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan
kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain adalah:
1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja.
2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung.
3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
5) Memahami lingkup kerja yang diberikan.
3.3.10. Fasilitas Proyek
Kantor Sementara (Direksi Keet)
Menyediakan direksi keet lengkap dengan KM/WC, beserta fasilitas lainnya dengan
ukuran sesuai spesifikasi .
Posisi kantor sementara diletakkan pada area kerja yang tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
Bangunan ini bersifat sementara dan dibongkar kembali setelah pekerjaan selesai.
Gudang, Brak Kerja dan Bedeng Buruh
Membuat gudang dengan luasan minimal sesuai anggaran/ketentuan spesifikasi yang
diperlukan untuk melindungi material-material dan peralatan-peralatan dari gangguan
cuaca (hujan dan lain-lain) serta menjamin keamanan terhadap pencurian. Demikian
juga dilaksanakan pembuatan Los Kerja, brak kerja, Bedeng buruh dan WC umum untuk
keperluan para pekerja, sehingga tidak mengganggu aktivitas yang ada.
Bangunan ini bersifat sementara dan dibongkar kembali setelah pekerjaan selesai.
Papan Nama Proyek
Papan nama proyek dipasang sedemikian rupa sehingga jelas terbaca dari luar batas
daerah kerja dan penempatannya atas persetujuan Pengawas Lapangan. Bentuk ,
ukuran dan data yang tertera pada papan nama sesuai yang ditetapkan.
Fasilitas Pengadaan Air Kerja
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
17. PT TAMAN SARI ABADI
Kontraktor menyediakan air kerja selama proyek berlangsung. Air yang dimaksud adalah
air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumur pompa serta pemasangan dan
pengadaan pipa-pipa distribusi untuk supply air yang memenuhi syarat bagi keperluan
pelaksanaan pekerjaan. Jika keterbatasan sumber air yang tersedia di lokasi maka
Kontraktor bersedia mengadakan air dari luar bila diperlukan.
Fasilitas Penerangan (Listrik Kerja)
Kontraktor mengadakan listrik selama proyek berlangsung. Penggunaan sumber tenaga
listrik tidak mengganggu aktivitas yang ada dan akan dikoordinasikan dengan pihak-
pihak terkait.
Keamanan Terhadap Kebakaran.
Kontraktor menyediakan alat-alat pemadam kebakaran selama proyek berlangsung
yaitu: Tabung-tabung gas/zat kimia untuk pemadam api dengan kapasitas minimal 10 kg
keadaan bagus secukupnya, penempatan akan diatur oleh Pengawas Lapangan.
Kontraktor senantiasa mengamankan proyek terhadap segala kemungkinan timbulnya
bahaya kebakaran.
Pelaporan
Atas petunjuk Perencana/Pengawas Lapangan Kontraktor akan membuat laporan yang
diperlukan seperti : Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan sesuai dengan standar
proyek dengan jumlah yang ditetapkan.
Disamping itu Kontraktor menyediakan juga buku tamu dan buku instruksi. Dokumen
tersebut dibuat oleh Kontraktor pada setiap tahap pekerjaan sejak dimulainya Proyek
hingga selesainya Proyek. Kontraktor akan menyerahkan dokumentasi tersebut kepada
Pemberi Tugas pada akhir proyek.
Dokumentasi
Atas petunjuk Perencana/Pengawas Lapangan Kontraktor mengadakan foto-foto
Dokumentasi Proyek lengkap dengan albumnya, dan menyediakan sebuah kamera
digital. Dokumen /Pemotretan dilakukan oleh Kontraktor pada setiap tahap pekerjaan
(sebelum, saat pelaksanaan dan setelah pelaksanaan pekerjaan), sejak dimulainya
kegiatan hingga selesainya kegiatan. Kontraktor akan menyerahkan dokumentasi
tersebut kepada Pemberi Tugas setiap bulan (atau berdasarkan petunjuk direksi) untuk
semua pemotretan lengkap dengan albumnya, termasuk kejadian – kejadian luar biasa
yang mungkin terjadi dalam masa pelaksanaan pekerjaan.
Keamanan Proyek
1. Kontraktor senantiasa menjamin keamanan proyek untuk barang-barang milik
Kontraktor dan berpartisipasi aktif untuk keamanan secara keseluruhan.
2. Untuk hal tersebut diatas Kontraktor akan menyediakan minimal 2 (dua) orang
tenaga keamanan / satpam yang ditugaskan di lokasi pekerjaan penuh waktu selama
24 jam sehari.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
18. PT TAMAN SARI ABADI
Asuransi dan Jaminan Keselamatan Kerja
1. Asuransi pekerjaan
Kontraktor mengangsuransikan semua pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
terhadap segala aspek kemungkinan yang tidak terduga dengan asuransi jenis C.A.R
(Contractors All Risk)
2. Jaminan Keselamatan Kerja
Kontraktor mengadakan jaminan sosial untuk semua pekerja proyek sesuai dengan
peraturan perburuhan. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja buruh-
buruhnya sesuai dengan peraturan-peraturan perburuhan dan persyaratan-
persyaratan yang diwajibkan untuk masing-masing bidang pekerjaan. Untuk hal
tersebut diatas, Kontraktor juga akan menyediakan peralatan yang diperlukan, obat-
obatan (P3K) bagi keselematan kerja tersebut.
3.3.11. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing
Dalam periode ini, akan dilakukan pengukuran berdasarkan data titik dasar dan titik
tetap ( Bench Mark ) kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan
pemasangan Bench Mark, pengukuran poligon, pengukuran sipat datar, pengukuran
situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan disajikan dalam bentuk
gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis, yang akan
menghasilkan gambar kerja (shop drawings ) berupa gambar situasi, potongan
memanjang dan potongan melintang ( profil desain). Gambar kerja tersebut akan
dimintakan persetujuannya dari Pengawas Proyek / Direksi. Gambar kerja yang telah
disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan dilapangan
(Site Execution ).
3.3.12. Pembuatan Job Mix Design/Job Mix Formula
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksanakan pengambilan
sampel bahan dari quary rencana pengambilan material, diantaranya : batu, pasir
dan bahan Timbunan Pilihan dan atau material lainnya berdasarkan spesifikasi teknis
dan ketentuan pada dokumen pengadaan, selanjutnya dibawa ke laboratorium job
Mix Formula/Job Mix Design, hasil dari lboratorium tersebut yang akan dipakai
sebagai acuan kerja dalam hal pencampuran material untuk pelaksanaan item
pekerjaan tertentu, sebagaimana yang disyaratkan.
3.3.13. Pembuatan Bowplank
Pemasangan Bowplank dilaksanakan setelah hasil pengukuran disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
Bahan bowplank dari balok dan atau papan kayu kelas II, atau berdasarkan
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
19. PT TAMAN SARI ABADI
spesifikasi dan perintah Direksi Pekerjaan
IV. MANAJEMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN
URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
DIVISI 1. UMUM
1. Mobilisasi
1.1. Penyewaan sebidang tanah dengan luas berdasarkan ketentuan kontrak, untuk
keperluan fasilitas proyek berupa bangunan sementara, antara lain :
- Base Camp
- Kantor
- Barak
- Bengkel
- Gudang
1.2. Mobilisasi Peralatan
Mendatangkan peralatan sesuai kontrak ke lokasi pekerjaan, termasuk pemasangan
peralatan di lokasi pekerjaan.
1.3. Mobilisasi Fasilitas Laboratorium, antara lain :
1.4. Mobilisasi Personil, antara lain :
1. General Superintendent
2. Ahli Pelaksana Jembatan
3. Petugas Kendali Mutu
4. Petugas K3
1.5. Mobilisasi Lainnya, antara lain :
1. Alat komunikasi lapangan lengkap
2. Papan nama proyek
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
20. PT TAMAN SARI ABADI
1.6. Sumber – Sumber Bahan/Material :
Material untuk pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari Quary, Pabrik/Toko/Agen,
Leveransir/Pemasok yang disetujui oleh Pihak Direksi (sumber material disebutkan
lebih rinci pada uraian masing – masing item pekerjaan)
1.7. Demobilisasi
Pengangkutan kembali peralatan, pemulangan Personil dari lokasi pekerjaan ke lokasi
asal, termasuk pembongkoran kembali bangunan sementara, anata lain : Kantor,
Barak, Gudang dan fasilitas sementara lainnya.
Demobilisasi dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Data dan Asumsi
A. Sewa Tanah : 900 M2
B. Peralatan
No. JENIS ALAT SATUAN VOLUME
KODE
ALAT
B. PERALATAN
1 ASPHALT MIXING PLANT Unit
2 ASPHALT FINISHER Unit
3 CRANE 10-15 TON Unit
4 FLAT BED TRUCK 3-4 M3 Unit
5 TIRE ROLLER 8-10 T. Unit
6 DUMP TRUCK 3,5 Ton Unit 4,00
7 DUMP TRUCK 10 Ton Unit 2,00
8 VIBRATORY ROLLER 5 - 8 Ton Unit
9 TANDEM ROLLER 6 - 8 Ton Unit
10 WHEEL LOADER 1,0 - 1,6 M3 Unit
11 BULLDOZER 100 - 150 HP Unit 2,00
12 COMPRESSOR 4000 - 6500 LM Unit
13 CONCRETTE MIXER 0,3 - 0,6 M3 Unit 8,00
14 SLIP FORM PAVER Unit
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
21. PT TAMAN SARI ABADI
15 EXCAVATOR 80 - 140 HP Unit 2,00
16 MOTOR GRADER >100 HP Unit
17 POWER BROOM Unit
18 MEKANIKAL FEEDER/AGREGATE Unit
BLANDING
19 CONCRETTE VIBRATOR Unit
20 STONE CRUSHER Unit
21 TRAILER 20 TON Unit
22 CONCRETE BREAKER Unit
23 TRUK MIXER (AGITATOR) Unit
24 WATER TANKER 3000-4500 L. Unit 1,00
25 JACK HAMMER Unit
26 CONCRETE PUMP Unit
27 CRANE ON TRACK 35 TON Unit
28 ASPHALT SPRAYER Unit
29 CONDRETE MIXER (350) Unit
30 GENERATOR SET Unit 4,00
31 WATER PUMP Unit
32 STRESSING JACK Unit 2,00
33 WELDING MACHINE, 300 A Unit 4,00
34 MOBIL PICK UP Unit 2,00
35 RUMAH TIMBANG Unit
C. MOBILISASI FASILITAS KONTRAKTOR : 1
1. Base Camp
2. Kantor
3. Barak
4. Bengkel
5. Gudang, dan lain-lain
D. MOBILISASI FASILITAS LABORATORIUM : 1
1. Ruang Laboratorium (sesuai Gambar)
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
22. PT TAMAN SARI ABADI
E. MOBILISASI LAINNYA
LAIN-LAIN
1. Komunikasi Lapangan Lengkap
2. Shop Drawing
3. As Built Drawing
4. Papan Nama Proyek
F. DEMOBILISASI : Ls
2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Uraian Pelaksanaan
Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini . Untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang waktu
pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu aktifitas arus lalu lintas yang ada .
Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas dilokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan
menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek, safety bagi para
pengguna jalan perlu mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagi seluruh
pihak. Manajemen pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan di lakukan
dengan berbagai cara antara lain:
1. Memasang berbagai jenis rambu - rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara
tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi
dan ketentuan yang ada.
2. Menempatkan Petugas/Koordinator pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien
untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada.
4. Pekerjaan – pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus
lalu lintas, diatur jadwalnya sedemikian rupa sehingga pada pelaksanaan pekerjaan
dapat diminimalisir gangguan terhadap arus lalu lintas yang ada dan tidak
menimbulkan kepadatan arus lalu lintas yang berarti.
5. Jika tidak memungkinkan, pelaksanaan pekerjaan dilakukan pada siang hari ,maka
untuk pekerjaan tertentu seperti : LPA Kelas A dan B, Pekerjaan Pengasplan, akan
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
23. PT TAMAN SARI ABADI
dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidak mengganggu
arus lalu lintas.
6. Pembagian Zona Pekerjaan Jembatan :
1. Zona Peringatan Dini adalah segmen dimana pengguna jalan di informasikan
tentang akan adanya pekerjaan dan apa yang harus dilakukan.
2. Zona Pemandu Transisi adalah segmen dimana pengemudi dipandu untuk
menurunkan kecepatan dan masuk ke lintasan yang benar.
3. Zona Kerja adalah segmen dimana pekerjaan dilaksanakan dan terdapat pekerja,
peralatan, perlengkapan serta material.
4. Zona Terminasi adalah segmen dimana lalu lintas dituntun kembali ke lokasi normal
setelah melalui lokasi pekerjaan.
7. Pelaksanaan pengaturan lalu lintas dikoordinasikan dengan pihak Kepolisian dan/atau
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan setempat.
Data dan Asumsi
Panjang lokasi pekerjaan : 0,2 KM
Total Masa Pelaksanaan Kegiatan : 8,00 Bulan
Masa Mobilisasi : 2,00 Bulan
Periode Pekerjaan Perkerasan Jalan : 8,00 Bulan
Panjang Zona Kerja Perkerasan jalan : 200,00 M
Urutan Kerja
1. Menyiapkan perlengkapan keselamatan selama periode konstruksi sesuai ketentuan
2.Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait
3. Kelompok kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi menggunakan tenaga
pengatur dan flagman dengan 3 shift
4. Pengalihan arus lalu lintas atas izin PPK dan pihak terkait
5. Semua rambu harus jelas dan terbaca oleh Pengguna Jalan
Peralatan Keselamatan Lalu Lintas
Rambu Suar Berkedip Potable : 8,00 M’
Rambu tetap informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas : 8,00 Buah
Rambu portabel informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas : 8,00 Buah
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
24. PT TAMAN SARI ABADI
Rambu Peringatan : 8,00 Buah
Rambu Petunjuk : 8,00 Buah
Alat bantu : 10,00 (Ls)
3. Pengamanan Lingkungan
Uraian Pelaksanaan
Data & Asumsi
Kegiatan yang dilakukan, pengukuran baku mutu air tanah dan air
permukaan, baku mutu udara dan kebisingan
Pengambilan sampel : 4 titik
Lokasi pengambilan sampel : Base camp, daerah pemukiman
dan area quarry
Urutan Kerja
1. Penyedia menyiapkan perlengkapan pengujian lingkungan
(air, udara dan kebisingan)
2. Buat rencana kerja pengujian lingkungan sesuai schedule
pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait
3. Pemilihan lokasi pengujian
4. Melaksanakan pengujian
Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan
Uji udara, emisi dan ambien, parameter yang diambil meliputi :
- NOX Metode Phenol Disulonik Acid (PDS) 3 sampel
- Sulfurdioksida (SOX) Metode Turbidimetrik 3 sampel
- Sulfurdioksida (SOX) Metode Turbidimetrik 3 sampel
- Karbondioksida (CO2) Metode Infra Merah 3 sampel
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
25. PT TAMAN SARI ABADI
- Hidro Carbon (HC)-CH4 Metode Gas Chromatography-Flame Ionized Detector 3 sampel
- Particulate Matter10 (PM10) 3 sampel
- Timah Hitam (Pb) Metode SSA 3 sampel
Pengukuran Kebisingan , parameter yang diambil meliputi :
- Vibrasi lingkungan untuk kenyamanan dan kesehatan 3 sampel
- Emisi bising kendaraan bermotor secara statis 3 sampel
Pengukuran Kualitas Air, parameter yang diambil meliputi :
- pH Metode Elektrometik 3 sampel
- Oksigen Terlarut (DO) Metode Winkler 3 sampel
- Zat Padat Terlarut (TDS) Metode Gravimetrik 3 sampel
- Zat Padat Tersuspensi (TSS) Metode Gravimetrik 3 sampel
- Biological Oxygen Demand (BOD) Metode Inkubasi-Winkler 3 sampel
- Chemical Oxygen Demand (COD) Metode Spektrofotometrik 3 sampel
- Coliform Metode Petrifilm 3 sampel
- E. Coli Metode Most Probably Number 3 sampel
- Destruksi Pb, Cu, Cd, Zn, Mn, Ag, Co, Cr tot, Fe, Ni 3 sampel
- Temperatur (Suhu) Metode Termometrik 3 sampel
Biaya Operasional
Biaya peralatan Ls
Personil Ls
Transportasi Ls
4. Manajemen Mutu
Uraian Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan melalui proses Manajemen Mutu, memanfaatkan Sumber
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
26. PT TAMAN SARI ABADI
Daya Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan Pihak Ketiga sebagaimana yang diperlukan.
Ruang Lingkup Manajemen Mutu :
1. Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan)
2. Rencana Jaminan Mutu
3. Titik Tunggu (Holding Points)
4. Pengujian Untuk Penyelesaian
5. Audit Mutu
6. Laporan Ketidak Sesuaian (NCR)
7. Banding
8. Pembayaran
DATA DAN ASUMSI
1. Tidak ada pengadaan peralatan pengujian mutu dan perlengkapan perangkat alat tulis
dan kantor
2. Hanya Jasa Pengendalian Mutu Pekerjaan dilapangan selama masa pelaksanaan
pekerjaan
3. Personil melakukan pengendalian mutu berdasarkan spesifikasi pekerjaan dan
membuat laporan mutu pekerjaan
4. Manajemen Mutu sesuai ketentuan Ditjen Bina Marga
URUTAN KERJA
1. Penyedia Jasa setelah menerima SPMK mengusulkan personil
2. Tenaga Ahli Mutu Pekerjaan sebagai Manajer Kendali Mutu
3. Tenaga Ahli dibantu oleh Asisten Kendali Mutu yang berpengalaman dibidangnya dan
tenaga pendukung
4. Membuat RMK dan laporan mutu yg disetujui PPK
5. Melakukan pengendalian mutu semua pekerjaan dan membuat laporan secara berkala
TENAGA / PERSONIL
Masa Pelaksanaan Pekerjaan : 8 Bulan
1. Ahli Kendali Mutu : 8 OB
2. Asisten Ahli Kendali Mutu : 8 OB
3. Staff Pendukung (supporting Staff) : 8 OB
4. Laporan Kendali Mutu : 8 Bulan
5. Sondir termasuk Laporan
Uraian Pelaksanaan
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
27. PT TAMAN SARI ABADI
DATA DAN ASUMSI
Pekerjaan sondir untuk penyelidikan tanah dilokasi kegiatan
termasuk pembuatan laporan hasil sondir
Jasa pekerjaan sondir termasuk sewa peralatan yg digunakan,
personil yang melakukan sondir dan pembuatan laporan
Penentuan lokasi sondir harus seijin direksi
URUTAN KERJA
Penyedia memobilisasi peralatan sondir kelokasi yang
telah disetujui oleh PPK
Sondir dilakukan untuk mengukur tahanan ujung dan
hambatan akibat gesekan dengan interval 0,20m sampai
tahanan ujung mak.sebesar 250 Kg/Cm2
Dibuat laporan hasil pengujian
PERALATAN DAN PELAKSANAAN PENGEBORAN
Estimasi kedalaman sondir per titik 20 M
Peralatan Sondir lengkap 1 Unit
Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Sondir lengkap Ls
Pelaksanaan Pekerjaan Sondir dilapangan 20 M
Pengambilan Tahanan Ujung interval 0,20 m 100 Sampel
Laporan hasil sondir Ls
Alat Bantu Ls
TENAGA/PERSONIL
Estimasi kedalaman boring per titik 20 M
Tenaga Ahli Sondir 1 OH
Tenaga Pendukung 4 OH
Mobilisasi dan Demobilisasi Tenaga Ls
DIVISI 3. PKERJAAN TANAH
1. Galian Biasa
Uraian Pelaksanaan
Pekerjaan ini mencakup :
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
28. PT TAMAN SARI ABADI
- Penggalian, penanganan dan pembuangan dari jalan.
PROSEDUR PENGGALIAN
a) Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup
pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai.
b) Pekerjaan galian dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana material/bahan yang terekspos
pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak
atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka
bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan
timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan.
c) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun
bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut
harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata.
Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun
kembali dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.
d) Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian, Penyedia
Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk
memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah, agar dapat
mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah terbuka.
PENGAMANAN PEKERJAAN GALIAN
- Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja penggalian,
penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi penggalian.
- Selama pekerjaan galian, lereng galian dipertahankan tetap stabil.
- Untuk menjamin keselamatan pekerja dan mempertahankan lereng tetap stabil
maka galian tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras
selebar 1 meter, atau sesuai petunjuk direksi.
- Cofferdam, dinding penahan rembesan atau cara lainnya untuk mengalihkan air
harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk menjamin bahwa
keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak
terjadi.
- Perlengkapan P3K harus terdapat di tempat kerja.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
29. PT TAMAN SARI ABADI
Galian Berupa Pemotongan
(a) Perhatian harus diberikan agar tidak terjadi penggalian yang berlebihan. Metode
penggalian dan pemangkasan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Papan
pengarah profil harus dipasang pada setiap penampang dengan interval 50 meter
pada puncak dari semua pengarah untuk pemotongan yang menunjukkan posisi
dan lereng pengarah rancangan. Papan pengarah profil harus terpasang pada
tempatnya sampai pekerjaan galian selesai dan sampai Direksi Pekerjaan telah
memeriksa dan menyetujui pekerjaan tersebut.
(b) Galian pada tanah pada pekerjaan ini dipangkas dengan Excavator. Pekerjaan ini
harus sesuai dengan garis yang ditunjukkan oleh papan pengarah profil. Semua
tindakan harus dilakukan segera setelah penggalian selesai tanpa menunggu
selesainya seluruh pekerjaan galian, untuk mencegah kerusakan pada permukaan
hasil pemotongan.
(c) Semua permukaan pemotongan harus dibersihkan dari setiap bahan yang lepas
yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai. Permukaan batu atau
singkapan batu harus dibersihkan dengan cara manual bilamana dipandang perlu
oleh Direksi Pekerjaan.
(d) Bilamana kondisi permukaan tanah yang tak terduga dihadapi pada lokasi manapun
yang mungkin menyebabkan ketidak-stabilan permukaan lereng hasil pemotongan,
tindakan-tindakan yang diperlukan harus dilakukan untuk menjamin kestabilannya.
Perubahan-perubahan yang perlu harus disetujui sebelum penggalian berikutnya.
Semua perubahan akan tunduk pada perintah atau persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pekerjaan.
(e) Hasil galian dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
ASUMSI
1. Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2. Lokasi pekerjaan : sekitar jembatan
3. Kondisi Jalan : baik
4. Jam kerja efektif per-hari : 7 Jam
5. Faktor pengembangan bahan : 1,2
6. Berat volume tanah (lepas) : 1,60 ton/m3
URUTAN KERJA
1. Tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan/jembatan
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
30. PT TAMAN SARI ABADI
2. Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
3. Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck
4. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
Tidak ada bahan yang diperlukan
PERALATAN
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu
TENAGA
1. Pekerja
2. Mandor
2. Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter
Uraian Pelaksanaan
Pekerjaan ini mencakup :
- Penggalian, penanganan dan pembuangan.
PROSEDUR PENGGALIAN
a) Penggalian dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup
pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai.
b) Pekerjaan galian dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana material/bahan yang terekspos
pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak
atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka
bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
31. PT TAMAN SARI ABADI
timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan.
c) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun
bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut
harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata.
Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun
kembali dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.
d) Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian, Penyedia
Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk
memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah, agar dapat
mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah terbuka.
PENGAMANAN PEKERJAAN GALIAN
- Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja penggalian,
penduduk dan bangunan yang ada di sekitar lokasi penggalian.
- Selama pekerjaan galian, lereng galian dipertahankan tetap stabil.
- Untuk menjamin keselamatan pekerja dan mempertahankan lereng tetap stabil
maka galian tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras
selebar 1 meter, atau sesuai petunjuk direksi.
- Cofferdam, dinding penahan rembesan atau cara lainnya untuk mengalihkan air
harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk menjamin bahwa
keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak
terjadi.
- Perlengkapan P3K harus terdapat di tempat kerja.
Galian Struktur
(a) Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur.
(b) Galian Struktur terbatas untuk galian beton pondasi jembatan, tembok penahan
tanah beton, dan struktur beton pemikul beban lainnya. Pekerjaan Galian struktur
juga meliputi : penimbunan kembali, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai;
semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong ;
pembuatan tempat kerja atau Cofferdam beserta pembongkarannya.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
32. PT TAMAN SARI ABADI
ASUMSI
1. Menggunakan alat berat (cara mekanik)
2. Lokasi pekerjaan : sekitar jembatan
3. Kondisi Jalan : sedang
4. Jam kerja efektif per-hari : 7 Jam
5. Faktor pengembangan bahan : 1,2
6. Berat volume tanah (lepas) : 1,60 ton/m3
URUTAN KERJA
1. Tanah yang dipotong berada disekitar lokasi
2. Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat Excavator
3. Bulldozer mengangkut/mengusur hasil galian ke tempat pembuangan di sekitar lokasi
pekerjaan
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
Tidak ada bahan yang diperlukan
PERALATAN
1. Excavator
2. Bulldozer
3. Alat Bantu
TENAGA
1. Pekerja
2. Mandor
Pekerjaan Timbunan
URAIAN
Pekerjaan ini mencakup : Pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
timbunan, yang dilaksanakan pada pekerjaan ini adalah Timbunan Pilihan dari Sumber
Galian.
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan terdiri dari bahan tanah atau
batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam
segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989,
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
33. PT TAMAN SARI ABADI
memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai
100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 1742 : 2008.
Toleransi Dimensi
Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau
lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspose harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran permukaan yang bebas.
Kondisi Tempat Kerja
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.
Timbunan selain Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam
lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau lapisan dengan tebal kurang dari 10
cm.
Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian
kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera
sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama
pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu
drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa
pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang
berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam sistem drainase permanen. Cara
menjebak lanau yang memadai harus disediakan pada system pembuangan sementara
ke dalam sistem drainase permanen.
Perbaikan Terhadap Timbunan Yang Tidak Memenuhi Syarat/Tidak Stabil
Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan harus
diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan mebuang atau menambah
bahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan
pemadatan kembali.
Cuaca Yang diizinkan untuk bekerja
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
34. PT TAMAN SARI ABADI
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan
timbunan terlalu kering untuk pemadatan. Dalam hal batas-batas airnya yang
disyaratkan harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan
penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan “motor
grader” atau peralatan lain yang disetujui.
Diluar rentan yang disyaratkan timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan seperti
yang dinyatakan dalam batas-batas kadar air yang disyaratkan, harus diperbaiki dengan
menggaru bahan tersebut dengan menggunakan motor grader atau alat lainnya secara
berulang-ulang dengan selang waktu istrahat selama penanganan dalam cuaca cerah.
Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai dengan
menggaru dan membiarkan bahan gembur tesebut, maka bahan tersebut dikeluarkan
dari pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok berdasarkan petunjuk
Direksi.
Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan
dari spesifikasi haruslah seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat
meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar
air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
SUMBER BAHAN
Sumber Bahan Timbunan Pilihan harus dipilih dari sumber bahan yang sesuai dengan
Spesifikasi Teknik.
Pengadaan Bahan Timbunan Pilihan diangkut dari Quary ke lokasi pekerjaan.
PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN
1) Penyiapan Tempat Kerja
a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan atau sesuai
dengan Spesifikasi .
b) Kecuali untuk daerah tanah lunak dan tidak sesuai atau tanah rawa, dasar pondasi
timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan pengeringan atau
pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi
memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yang ditempatkan di atasnya.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
35. PT TAMAN SARI ABADI
c) Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng
lebih dari 10%, ditempatkan di atas permukaan lama atau pembangunan timbunan baru,
maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar
yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi. Tanggatangga
tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan
sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari
15% dan tidak lebih dari 60 cm untuk kelandaian yang sama atau lebih besar dari 15%.
2) Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut
sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b) Timbunan diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan
pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
c) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan
dengan membuang seluruh tumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus
dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada
timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan
yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah
dasar.
f) Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar sesegera
mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian oleh Direksi
Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal
antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan dan sebagimana
diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3) Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
b) Pemadatan timbunan dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan sesuai dengan
ketentuan spesifikasi.
c) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya
dihampar.
e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang
sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
36. PT TAMAN SARI ABADI
pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat
menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f) Dalam membuat timbunan sampai pada atau di atas gorong-gorong dan bilamana
disyaratkan dalam Kontrak sampai pada jembatan, Penyedia Jasa membuat timbunan
tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan penempatan
timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi jauh lebih tinggi dari sisi lainnya,
penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan sampai persetujuan
diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan sampai struktur
tersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang
dilakukan di laboratorium di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa
struktur tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun
yang ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa adanya
kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
g) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas,harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm
dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan
berat statis minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat
perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga .
3. Timbunan Biasa dari Sumber galian
ASUMSI
Pekerjaan dilakukan secara mekanis
Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan/sekitar jembatan
Kondisi Jalan : sedang
Jam kerja efektif per-hari 7,00 jam
Faktor pengembangan bahan 1,20
Tebal hamparan padat 0,15 m
Berat volume bahan (lepas) 1,60 ton/m3
Retribusi bahan timbunan
URUTAN KERJA
1. Excavator menggali dan memuat ke dalam dump truck
2. Dump Truck mengangkut ke lapangan pekerjaan
3. Material diratakan dengan menggunakan Motor Grader
4. Material dipadatkan menggunakan Vibratory Roller
5. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
37. PT TAMAN SARI ABADI
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
1. Bahan timbunan
PERALATAN
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Motor Grader
4. Vibro Roller
5. Water tank truck
6. Alat Bantu
TENAGA
1. Pekerja
2. Mandor
4. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
ASUMSI
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. Lokasi pekerjaan : sekitar jembatan
3. Kondisi Jalan : sedang
4. Jam kerja efektif per-hari : 7,00 Jam
5. Faktor pengembangan bahan : 1,20
6. Faktor pengembangan bahan (padat ke asli) : 1,11
7. Tebal hamparan padat : 0,20 M
8. Berat volume bahan (lepas) : 1,60 Ton/M3
URUTAN KERJA
1. Whell Loader memuat Bahan Pilihan ke dalam Dump Truck di quary
2. Dump Truck mengangkut Bahan Pilihan dari quari ke lapangan pekerjaan
3. Material dihampar dengan menggunakan Motor Grader, pada area yang disiapkan
4. Hamparan material disiram air dengan Water Tank Truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Tandem Roller
5. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
38. PT TAMAN SARI ABADI
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
Bahan pilihan
PERALATAN
1. Wheel Loader
2. Dump Truck
3. Motor Grader
4. Tandem
5. Water Tanker
6. Alat Bantu
TENAGA
1. Pekerja
2. Mandor
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
1. Lapis Pondasi Atas Bersemen (Cement Treated Base)
(CTB)
ASUMSI
Menggunakan alat (cara mekanik)
Lokasi pekerjaan : Sekitar Jembatan Gantung
Bahan dasar CTSB (agregat, semen dan air) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan 0,5 KM
Jam kerja efektif per-hari 7,0 jam
Tebal Lapis CTB 0,10 m
Kadar Semen Minimum (Spesifikasi) 85,00 Kg/M3
Ukuran Agregat Maksimum 37 mm
Berat isi padat 1,81 -
Berat Isi Agregat (lepas) 1,51 ton/m3
Perbandingan Camp. : Semen 6,0 Kg/M3
: Agregat Kasar Kr 94,0 Kg/M3
Faktor Kehilangan Material :
- Semen 1,02 T/M3
- Agregat Kasar 1,05 T/M3
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
39. PT TAMAN SARI ABADI
URUTAN KERJA
1. Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk
dengan menggunakan Batching Plant
2. Penyiapan lokasi penghamparan CTSB dilapangan
3. CTSB dihampar dengan menggunakan Screed Paver
4. Setelah dihampar dipadatkan merata dengan vibrator roller
5. Dilakukan perawatan kekeringannya setelah pemadatan
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
Semen
Agregat Kasar
PERALATAN
Wheel Loader
Batching Plant
Dump Truck
Vibrator Roller
Water Tank Truck
Screed Paver
Alat Bantu
TENAGA
Pekerja
Tukang
Mandor
DIVISI 7. STRUKTUR
PEKERJAAN BETON
Uraian
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
40. PT TAMAN SARI ABADI
Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk massa padat.
Pekerjaan ini juga mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan,
perawatan beton.
Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Penyedia Jasa mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi.
b) Penyedia Jasa mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing
mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai,
lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran
beton di laboratorium berdasarkan kuat tekan beton untuk umur 7 dan 28 hari,
kecuali ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh Direksi Pekerjaan.
c) Campuran Percobaan
Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Jasa membuat campuran percobaan
menggunakan proporsi campuran hasil rancangan campuran serta bahan yang
diusulkan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan.
d) Penyedia Jasa mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan,
untuk memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan
perancah dimulai.
e) Penyedia Jasa memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton, seperti yang disyaratkan.
Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
Cara penyimpanan semen adalah mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a) Semen disirnpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat.
b) Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan, tidak
menempel/rnelekat pada dinding ruangan dan tinggi timbunan maksimum 8 zak
semen.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
41. PT TAMAN SARI ABADI
c) Tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perputaran
udara di antaranya, dan mudah untuk diperiksa.
d) Semen dari berbagai jenis/merek disimpan secara terpisah.
e) Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk di atas tumpukan semen yang sudah
ada dan penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengiriman.
f) Untuk semen dalam bentuk curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja
atau beton dan harus terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain.
g) Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 (dua) bulan, maka sebelum digunakan
harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat.
Kondisi Tempat Kerja
Penyedia Jasa senantiasa menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar,
dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di
bawah 30°C sepanjang waktu pengecoran. Pada kondisi ekstrim, dimana pengecoran
terpaksa dilakukan pada suhu di atas 30°C, maka metode pelaksanaan pekerjaan
pengecoran mengacu kepada ACI 305R - 99 Hot Weather Concreting.
Penakaran Bahan
Biia digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran dilakukan sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau
kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran
setiap penakaran tidak melebihi kapasitas alat pencampur.
Penakaran agregat dan air dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh kering
permukaan (JKP). Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh kering permukaan
maka dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat yang akan digunakan
dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelum penakaran. Apabila agregat tidak
dalam kondisi jenuh kering permukaan, maka diadakan perhitungan koreksi penakaran
berat air dan agregat dengan menggunakan data resapan dan kadar air agregat
lapangan.
Sedangkan apabila ditakar menu rut volume, maka harus memeperhitungkan faktor
pengembangan (bulking factor) agregat halus.
Pencampuran
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
42. PT TAMAN SARI ABADI
a) Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran
yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
b) Pencampur dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar,
dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d) Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran
bahan kering. Seluruh air yang diperlukan dimasukkan sebelum waktu pencampuran
telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk mesin
berkapasitas % m3 atau kurang haruslah 1,5 men it; untuk mesin yang lebih besar
waktunya ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m'.
PELAKSANAAN PENGECORAN
1. Penyiapan Tempat Kerja
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton, harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
2. Acuan
a) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama
pengecoran, pemadatan dan perawatan.
b) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata
harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut
tajam Acuan harus dibulatkan.
c) Acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
3. Pengecoran
a) Penyedia Jasa memberitahukan Direksi Pekerjaan seeara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton
bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
43. PT TAMAN SARI ABADI
Pemberitahuan tersebut meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan
tanggal serta waktu peneampuran beton.
Penyedia Jasa tidak melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi Pekerjaan.
b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan atau
wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara
keseluruhan.
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
d) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
yang lebih pendek sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen
yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan(aditif) untuk memperlambat
proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
e) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
f) Beton dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat
dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh
melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal
dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat
30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
h) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150
cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam
waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau
metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan
untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan
pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
44. PT TAMAN SARI ABADI
Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh
terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya i) Pengeeoran harus dilakukan
pada keeepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih
plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
j) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor,
harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan
rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton
baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen
dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
k) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton
dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
4. Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis struktur
yang diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujui lokasi sambungan
konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus
diletakkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak
boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali disyaratkan
demikian.
b) Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan
konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya
harus diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
c) Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap mono lit.
d) Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman paling
sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak fondasi dan dinding.
Untuk pelat yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus
diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui 40
m2 , dengan dimensi yang lebih besar tidak melampaui 1,2 kali dimensi yang lebih
kecil.
e) Penyedia Jasa menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana yang
diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
45. PT TAMAN SARI ABADI
terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan
beton atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
f) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambahan(aditif) dapat digunakan untuk
pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya.
5. Pemadatan
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang
telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan
bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi.
c) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
d) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya
5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas
acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.
e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang,
dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada
pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah
campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
46. PT TAMAN SARI ABADI
PENGERJAAN AKHIR
1) Pembongkaran Acuan
a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang
ditopang oleh perancah, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan
bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
b) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9
jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca.
2) Permukaan (Pengetjaan Akhir Biasa)
a) Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan
untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus dibuang
atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton.
Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan
cetakan harus dibersihkan.
b) Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos,
pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk
permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi
dengan air dan adukan semen acian (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan
pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan
adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang
harus dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampumya kira-kira 30 menit
sebelum dipakai.
3) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini,
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
a) Bagian atas permukaan horisontal sebagaimana yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta
ketinggian yang diperiukan segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan
secara manual sampai halus dan rata dengan menggerakkan perata kayu secara
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
47. PT TAMAN SARI ABADI
memanjang dan melintang, atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai
mengeras.
b) Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, harus sedikit kasar tetapi
merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
c) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masih
belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan
menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri
dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan
untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh
tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta
diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus
dibiarkan tertinggal di tempat.
4) Perawatan Dengan Pembasahan
a) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar
kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperatur
yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
b) Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan
penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari.
Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau
diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.
Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada
setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan
dan pengeringan beton.
c) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi
atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambahan
(aditif), harus dibasahi sampai kekuatanya meneapai 70 % dari kekuatan rancangan
beton berumur 28 hari atau setelah beton mencapai kekuatan minimum yang
disyaratkan.
5) Pengujian Kuat Tekan
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
48. PT TAMAN SARI ABADI
(a) Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji
beton dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata
dari dua nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda
uji), yang selisih nilai antara keduanya :$; 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat
tekan beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada
tiap hari pengecoran.
1. Beton Mutu Sedang fc 20' Mpa
ASUMSI
1. Menggunakan alat (cara mekanik)
2. Lokasi pekerjaan : jembatan
3. Bahan (agregat kasar, pasir dan semen) diterima seluruhnya di Base Camp
4. Jam kerja efektif per-hari : 7,00 jam
5. Kadar Semen Minimum : 340 Kg/M3
6. Ukuran Agregat Maksimum : 19 mm
7. Perbandingan Air/Semen Maksimum : 0,50
8. Perbandingan Campuran : Semen : 410,0 Kg/M3
: Pasir : 670,0 Kg/M3
: Agregat Kasar : 992,0 Kg/M3
Berdasarkan JMF
URUTAN KERJA
1. Semen, pasir, agregat kasar dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Batching Plant.
2. Beton diangkut ke lapangan pekerjaan menggunakan Truck Mixer
3. Beton di-cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan termasuk besi tulangan
4. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
49. PT TAMAN SARI ABADI
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
1. Semen
2. Pasir beton
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Bekisting
5. Paku
PERALATAN
1. Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker
4. Alat Bantu
TENAGA
1. Pekerja Biasa
2. Tukang
3. Mandor
2. Beton Siklop fc’=15 Mpa
ASUMSI
Menggunakan alat (cara mekanik)
Lokasi pekerjaan : Sekitar Jembatan Gantung
Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima
seluruhnya di lokasi pekerjaan
Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan 0,5 KM
Jam kerja efektif per-hari 7,00 jam
Kadar Semen Minimum (Spesifikasi) 300 Kg/M3
Perbandingan Air/Semen Maksimum (Spesifikasi) Wcr 0,57 -
Perbandingan Camp. 1,00 : Semen Sm 13,8 %
2,25 : Pasir Ps 31,0 %
4,00 : Kerikil Pecah Kr 55,2 %
Berat Jenis Material :
- Beton 2,25 T/M3
- Semen 1,44 T/M3
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
50. PT TAMAN SARI ABADI
- Pasir 1,80 T/M3
- Kerikil Pecah (Agregat Kasar) 1,80 T/M3
URUTAN KERJA
1. Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk
menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer
2. Beton dicor ke dlm bekisting/acuan yang telah disiapkan dan memasukkan
batu pecah (batu siklop)
3. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
1. Semen
2. Pasir beton
3. Agregat Kasar
4. Batu Belah
5. Kayu Perancah/Bekisting
6. Paku
PERALATAN
1. Concrette Mixer
2. Water Tanker
3. Alat Bantu
TENAGA
1. Pekerja Biasa
2. Tukang
3. Mandor
3. Beton mutu rendah fc’= 10 Mpa
ASUMSI
Menggunakan alat (cara mekanik)
Lokasi pekerjaan : sekitar jembatan
Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima
seluruhnya di lokasi pekerjaan
Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan 0,5 KM
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
51. PT TAMAN SARI ABADI
Jam kerja efektif per-hari 7,00 jam
Kadar Semen Minimum (Spesifikasi) 250 Kg/M3
Perbandingan Air/Semen Maksimum (Spesifikasi) Wcr 0,60 -
Perbandingan Camp. : Semen Sm 302,0 Kg/M3
: Pasir Ps 633,0 Kg/M3
: Kerikil Pecah Kr 1.207,0 Kg/M3
Berat Isi :
- Beton 2,25 T/M3
- Semen 1,44 T/M3
- Pasir 1,80 T/M3
- Kerikil Pecah (Agregat Kasar) 1,80 T/M3
URUTAN KERJA
1. Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk
menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer
2. Beton di-cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan
3. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
Semen
Pasir
Agregat Kasar
Kayu Perancah
Paku
PERALATAN
Conc. Mixer
Water Tanker
Con. Vibrator
Alat Bantu
TENAGA
Pekerja
Tukang
Mandor
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
52. PT TAMAN SARI ABADI
PEKERJAAN BAJA TULANGAN
Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyimpanan dan Penanganan
a) Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan,
diberi label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran
batang, panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang
ditunjukkan pada diagram tulangan.
b) Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja
tulangan sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau
kerusakan.
Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram
pembengkokan harus disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan
sebelum daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui.
b) Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja
yang memberikan berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap
ukuran dan mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang akan
digunakan dalam pekerjaan.
Tumpuan untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan
beton pracetak dengan mutu K250 seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi ,
terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan.
Pengikat untuk Tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang
memenuhi SNI 07-6401-2000 yang dipasang bersilangan.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
53. PT TAMAN SARI ABADI
PEMBUATAN DAN PENEMPATAN
1) Pembengkokan
a) Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan
harus dibengkokkan seeara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-
2002, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari
lekukan-lekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila
pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa
sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
b) Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus
dibengkok- kan dengan mesin pembengkok.
2) Penempatan dan Pengikatan
a) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan
atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan
beton.
b) Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan
kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan , atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat
pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengeeoran. Pengelasan
tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik
utama tidak diperkenankan.
d) Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang
ditunjukkan pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan,
terkeeuali ditunjukkan pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang
dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap
batang tidak terjadi pada penampang beton yang sarna dan harus
diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
e) Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka
panjang tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
54. PT TAMAN SARI ABADI
terse but harus diberikan kait pada ujungnya.
f) Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci
dalam Gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan
secara tertulis. Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui sambungan dalam
hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang
memenuhi ketentuan dari A WS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasan
dengan air tidak diperkenankan.
g) Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan
beton sehingga tidak akan terekspos.
h) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin,
dengan bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali
jarak anyaman. Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada
kerb dan bukaan, dan harus dihentikan pada sambungan antara pelat.
i) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang
cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi
dengan adukan semen acian (semen dan air saja).
j) Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan
untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk
kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.
4. Baja Tulangan U 24 Polos
ASUMSI
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan : jembatan
3. Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
4. Jam kerja efektif per-hari : 7,00 jam
5. Faktor Kehilangan Besi Tulangan : 1,10
URUTAN KERJA
1. Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
55. PT TAMAN SARI ABADI
2. Batang tulangan dipasang / disusun sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
1. Baja Tulangan U24 Polos
2. Kawat Beton
PERALATAN
Alat Bantu
TENAGA
1. Pekerja Biasa
2. Tukang
3. Mandor
5. Baja Tulangan U 32 Ulir
ASUMSI
1. Pekerjaan dilakukan secara manual
2. Lokasi pekerjaan : jembatan
3. Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
4. Jam kerja efektif per-hari : 7,00 jam
5. Faktor Kehilangan Besi Tulangan : 1,10
URUTAN KERJA
1. Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan
2. Batang tulangan dipasang / disusun sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat
PEMAKAIAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA
BAHAN
1. Baja Tulangan U32 Ulir
2. Kawat Beton
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
56. PT TAMAN SARI ABADI
PERALATAN
Alat Bantu
TENAGA
1. Pekerja Biasa
2. Tukang
3. Mandor
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
Uraian
a) Yang dimaksud dengan Baja Struktur adalah bahan struktur
jembatan baja seperti jembatan rangka baja, gelagar baja,
gelagar baja komposit termasuk komponen gelagar baja
komposit seperti balok, pelat, baut, ring, diafragma yang
digunakan sebagai suatu komponen konstruksi jembatan.
b) Pekerjaan ini mencakup struktur baja dan bagian baja dari
struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau
yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini terdiri
atas pelaksanaan struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan
dari struktur.
c) Pekerjaan ini juga akan mencakup penyediaan, fabrikasi,
pengangkutan, pemasangan, galvanisasi dan pengecatan logam
struktur sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi atau
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.Logam struktur
harus meliputi baja struktur, paku keling, pengelasan, baja
khusus dan campuran, elektroda logam dan penempaan dan
pengecoran baja.
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
57. PT TAMAN SARI ABADI
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka unit-unit harus
dirakit di bengkel sebelum dikirim ke lapangan.
2) Sambungan Dengan Baut Standar Cselain Baut Geser Tegangan Tinggi)
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan (proof load)
harus mempunyai mur tunggal yang dapat mengunci sendiri. Ring serong
harus digunakan dimana bidang kontak mempunyai sudut lebih dari 1 :
20 dengan salah satu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Baut harus
mempunyai panjang sedemikian hingga seluruh mur dapat dimasukkan
ke dalam baut tetapi panjang baut tidak boleh melebihi 6 mm di luar mur.
Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada
uliran. Suatu "snap" harus digunakan untuk meneegah kerusakan kepala
baut. Kepala baut dan mur harus dikeneangkan sampai rap at pada
pekerjaan dengan tenaga manusia yang menggunakan sebuah kunei yang
coeok dengan panjang tidak kurang dari 380 mm untuk diameter nominal
baut 19 mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk dengan palu pada saat
mur sedang dikeneangkan.
Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan
keeuali ditentukan lain.
3) Baut Geser Tegangan Tinggi
a) Umum
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan
mur tidak boleh melebihi 1: 20 terhadap suatu bidang yang tegak
lurus sumbu baut. Bagian-bagian yang akan dibaut harus dijadikan satu
bilamana dirakit dan tidak boleh diberi gasket (Jem paking mesin) atau
setiap bahan yang dapat didesak lainnya.
Bilamana dirakit, maka semua permukaan yang akan disambung,
termasuk yang berdekatan dengan kepala baut, mur, atau ring harus
bebas kerak keeuali kerak pabrik yang keras dan juga harus bebas
dari bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau
pelubangan dan benda-benda asing lainnya, yang menghambat
elemen-elemen tersebut untuk dapat duduk sebagaimana mestinya.
b) Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG
58. PT TAMAN SARI ABADI
Permukaan bidang kontak dan tempat-tempat yang berdekatan
dengan sekeliling elemen-elemen baja harus dibersihkan dari semua
karat, kerak pabrik, cat, gemuk, cat dasar, dempul atau benda-benda
asing lainnya.
c) Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat perbedaan
ketebalan pelat pada elemen-elemen yang akan dipasang untuk
menjamin bahwa tidak terjadi pembengkokan dan bahwa elemen
dasar dan pelat penyambung mempunyai bidang kontak yang rapat.
Setiap peralatan yang digunakan untuk pengencangan baut harus
dikalibrasi secara teratur dan dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi
sebelum pekerjaan pengencangan baut dilaksanakan. Nilai torsi yang
diberikan pemasok harus disesuaikan sebelum setiap diameter dan
mutu baut digunakan dalam pekerjaan.
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh
maupun cara pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan atau sesuai dengan manual pengencangan
baut yang diterbitkan oleh pemasok bahan struktur baja yang akan
dipasang, baik jenis struktur gelagar baja, gelagar baja komposit atau
rangka baja.
4) Kekencangan Baut
Persyaratan kekencangan baut sesuai spesifikasi .
5) Pengelasan
Prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di lapangan, termasuk
keterangan tentang persiapan pemukaan-permukaan yang akan disambung
harus diserahkan secara tertulis, untuk persetujuan dari Direksi Pekerjaan
sebelum memulai fabrikasi. Tidak ada prosedur pengelasan yang disetujui
atau detail yang ditunjukkan dalam Gambar yang harus dibuat tanpa
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Setiap goresan pada pelengkap sementara
harus diperbaiki sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana
perbaikan dengan pengelasan diperlukan, maka perbaikan ini harus
dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak.
Semua percikan pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan.
Agar dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG