SlideShare a Scribd company logo
1
MATERI KAJIAN KHUSUS TIAP SENIN BAKDA MAGHRIB
AKHLAQ QUR’ANI
MASJID BETENG BINANGUN KADIPATEN WETAN YOGYAKARTA
Tafsir QS al-Mâidah/5: 35
Menggapai Keberuntungan
Dengan Tawassul dan Jihâd Fî Sabîlillâh
Nash (Teks) Ayat al-Quran
ِ‫ِف‬ ‫وا‬ُ‫د‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬َ‫و‬
َ
‫ة‬
َ
‫يل‬ِ‫س‬َ‫و‬
ْ
‫ال‬ ِ‫ه‬ْ َ
‫َل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬
ُ
‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ‫و‬ َ ‫ذ‬
‫اَّلل‬ ‫وا‬
ُ
‫ق‬
‫ذ‬
‫اّت‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬ِ
‫ذ‬
‫اَّل‬ ‫ا‬َ‫ه‬
ُ
‫ّي‬
َ
‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
َ
‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬
ْ
‫ف‬
ُ
‫ّت‬ ْ‫م‬
ُ
‫ك‬
‫ذ‬
‫ل‬َ‫ع‬
َ
‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allâh, dan carilah jalan
(wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya,
supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS al-Mâidah/5: 35)
Tafsîr al-Mufradât
َ
‫ة‬
َ
‫يل‬ِ‫س‬َ‫و‬
ْ
‫ال‬
: “jalan”. Sarana yang dapat menyampaikan siapa pun kepada
keridhaan Allah dan kedekatan di sisi-Nya, serta
mendapatkan pahala-Nya.
‫وا‬ُ‫د‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬
: “berjihadlah kamu sekalian”. Perintah kepada semua orang
yang beriman agar berjuang dengan sekuat kemampuan
mereka.
ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬
: “jalan-Nya’. Jalan yang diperkenankan oleh Allah untuk
dilalui. Atau, dengan kata lain: “semua cara dan proses yang
dihalalkan oleh-Nya”.
َ
‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬
ْ
‫ف‬
ُ
‫ّت‬
: “kamu sekalian mendapat keberuntungan”. Agar (orang-orang
yang beriman tersebut) mendapatkan sesuatu yang mereka
harapkan dari Allah, sebagai hasil dari perjuangan (jerih-
payah) yang mereka lakukan.
Al-Îdhâh (Penjelasan)
Ibnu Jarîr at-Thabari berkata (dalam menafsirkan ayat ini): “Hai
orang-orang yang membenarkan semua yang diberitakan oleh Allâh dan
Rasul-Nya kepada kalian, dan Dia telah menjanjikan pahala dan
mengancam dengan hukuman, sambutlah seruan Allâh dalam seluruh
perkara yang diperintahkan dan dilarang untuk kalian dengan penuh
2
ketaatan kepada-Nya (dalam melaksanakan perintah dan menjauhkan
larangan), dan wujudkanlah keimanan kalian dan pembenaran kalian kepada
Rabb (Tuhan) dan Nabi kalian dengan amal-amal shalih kalian.
“Dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya,” yaitu carilah
(jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan amalan yang diridhai-Nya.”
Firman-Nya:
“Dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya,” artinya: “al-
qurbah”, maksudnya seperti yang dikatakan oleh Qatâdah,
.
“Hendaklah kalian mendekatkan diri kepada Allâh dengan taat kepada-Nya dan
melakukan amal shalih yang diridhai-Nya.”1
Ibnu Katsîr berkata dalam menafsirkan ayat ini, “Allâh berfirman
untuk memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar bertakwa
kepada-Nya. Lafazh ketakwaan apabila disertai ketaatan kepada-Nya,
maksudnya (yaitu): “tindakan untuk menghindari segala hal yang haram dan
meninggalkan semua larangan”.
Setelah itu, Allâh berfirman,
“Dan carilah jalan (wasîlah) yang mendekatkan diri kepada-Nya.”
Qatâdah berkata, “Artinya, hendaklah kalian mendekatkan diri
kepada Allâh, dengan menaati dan mengerjakan segala yang diridhai-Nya.”
(Mengenai al-wasîlah ini), Ibnu Zaid membaca ayat,
1Diringkas dari Ath-Thabari, Tafsîr at-Thabari (Jâmi’ al-Bayân Fî Ta’wîl al-
Qurân), juz IV (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Cet. I, Thn. 1412 H.), hal. 566-
567.
3
"Orang-orang yang kamu seru itu, mereka sendiri mencari jalan (wasilah) kepada
Rabb mereka.” (QS al-Isrâ’/17: 57)
Itulah yang dikemukakan oleh para ulama, yang di dalamnya tidak
terdapat perbedaan pendapat di antara ahli tafsir.
Wasîlah adalah sarana yang mengantarkan pada pencapaian tujuan.
Wasîlah juga merupakan ism al-‘alam (nama tempat) untuk tempat yang
berada paling tinggi di surga, yang merupakan kedudukan dan tempat
tinggal Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam di surga. Itulah tempat di surga
yang paling dekat dengan ‘Arsy. Dalam kitab Shahîh al-Bukhâriy telah
ditegaskan melalui jalan Muhammad bin al-Munkadir, dari Jâbir bin
‘Abdullâh radhiyallâhu ‘anhu, ia berkata, Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda:
.
“Barangsiapa setelah mendengar seruan adzan mengucapkan, ‘Ya Allâh, Rabb
pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan didirikan ini,
karuniakanlah kepada Muhammad wasîlah dan keutamaan, serta anugerahkanlah
kepadanya tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepada-Nya.’ Maka, ia berhak
mendapatkan syafaat pada hari kiamat kelak”.2
Dalam kitab Shahîh Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Ka’ab
bin ‘Alqamah, dari ‘Abdurrahmân bin Jubair, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-
‘Ash radhiyallâhu ‘anhu, bahwa ia pernah mendengar Nabi Muhammad
shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
2Hadits Shahîh Riwayat al-Bukhâri, Shahîh al-Bukhâriy, juz I, hal. 159, hadits
no. 614 (Lihat: Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bâriy, juz II, hal. 94, hadits no. 614),
Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 146, no. 529, at-Tirmidzi, Sunan at-
Tirmidzi, juz I, hal. 413, hadits no. 211), an-Nasâi, Sunan an-Nasâi, juz II, hal. 26-27,
hadits no. 680 dan Ibnu Mâjah, Sunan ibn Mâjah, juz I, hal. 463, hadits no. 722, dari
Jabir bin Abdullah.
4
.
“Jika kalian mendengar seruan muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang
diucapkannya, lalu bershalawatlah kepadaku. Karena sesungguhnya barang siapa
bershalawat kepadaku satu kali, Allâh akan bershalawat kepada-Nya sebanyak
sepuluh kali. Kemudian mohonkanlah wasîlah (derajat di surga) untukku, karena
sesungguhnya wasîlah itu merupakan kedudukan di surga yang tidak diperuntukkan
kecuali bagi salah seorang hamba dari hamba-hamba Allâh. Aku berharap orang itu
adalah aku. Barangsiapa memohonkan wasîlah untukku, maka ia berhak
mendapatkan syafaatku.”3
Firman-Nya:
“Dan berjihadlah di jalan-Nya supaya kamu mendapat keberuntungan.”
Setelah Allâh memerintahkan mereka untuk meninggalkan semua
yang haram dan berbuat ketaatan, Allâh memerintahkan mereka untuk
memerangi semua musuh dari kalangan orang kafir dan musyrik yang keluar
dan meninggalkan agama yang lurus. Allâh mendorong mereka dengan apa
yang Dia janjikan bagi para mujahid di jalan-Nya pada hari Kiamat kelak,
berupa kemenangan dan kebahagiaan yang besar lagi abadi. Kemenangan
dan kebahagiaan yang tidak berubah dan tidak sirna. Di dalam ruangan-
ruangan yang tinggi dan penuh rasa aman, pemandangan yang
menyenangkan, tempat tinggal yang sangat bagus. Orang yang
menempatinya akan benar-benar menikmati tanpa berputus-asa, terus hidup
dan tidak mati, pakaiannya tidak pernah usang, dan masa mudanya pun
tidak pernah berakhir.4
3Hadits Shahîh Riwayat Muslim, Shahîh Muslim, juz II, hal. 4, hadits no.
384, Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 144, hadits no. 523, at-Tirmidzi,
Sunan at-Tirmidzi, juz V, hal. 586, hadits no. 3614, dan an-Nasâi, Sunan an-Nasâi, juz
II, hal. 25, hadits no. 678 (lafazh ini milik Muslim), dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-
‘Ash.
4Diringkas dari Ibnu Katsir, Tasfîr Ibni Katsîr (Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm), juz
III, hal. 103-105, tahqîq Sami Muhammad as-Salâmah, Cet.IV (Makkah: Dâr at-
5
‘Abdurrahmân bin Nâshir as-Sa’di berkata tentang tafsir ayat ini,
“Ayat ini merupakan perintah dari Allâh untuk hamba-hamba-Nya yang
beriman, tercakup di dalamnya iman, termasuk takwa kepada Allâh dan
berhati-hati dari azab dan murka Allâh. Dan semua itu (dapat direalisasikan)
seorang hamba dengan bersungguh-sungguh, mencurahkan segenap
kemampuan yang bisa dicapainya dalam menjauhi perkara yang dimurkai
Allâh, seperti: “maksiat hati, lisan, anggota badan, yang tampak maupun
yang tersembunyi. Dan seorang hamba hendaklah memohon kepada Allâh
untuk dapat meninggalkan maksiat tersebut agar selamat dari azab Allâh.”
Firman-Nya:
“Dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya,” yaitu: yang
dekat dari-Nya, keutamaan di sisi-Nya, dan cinta kepada-Nya. Itu semua
dihasilkan dengan melaksanakan amalan-amalan hati, seperti cinta kepada
Allâh, cinta karena Allâh, takut, harap, taubat, dan tawakkal kepada-Nya.
Dan amalan-amalan badan seperti zakat dan haji. Juga amalan-amalan yang
mencakup hati dan anggota tubuh seperti shalat, membaca al-Qur`ân, dzikir,
berbuat baik kepada makhluk dengan harta, ilmu, kedudukan, anggota
tubuh, dan saling menasihati. Semua amalan ini mendekatkan diri kepada
Allâh. Dan seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada Allâh
dengan amalan-amalan tersebut sampai Allâh mencintainya. Kemudian
Allâh mengkhususkan ibadah yang mendekatkan diri kepada-Nya dengan
jihad di jalan Allâh, yaitu mencurahkan segenap kemampuan dalam
memerangi orang-orang kafir, dengan harta, jiwa, akal, lisan, dan berusaha
menolong agama Allâh dengan segala kemampuan yang dimiliki seorang
hamba, karena jihad di jalan Allâh adalah ketaatan yang paling mulia dan
pendekatan diri (kepada Allâh) yang paling utama.
“Supaya kamu mendapat keberuntungan.”
Jika kalian bertakwa kepada Allâh, dengan meninggalkan maksiat,
mencari wasîlah yang mendekatkan diri kepada Allâh dengan mengerjakan
ketaatan, berjihad di jalan-Nya, dan mencari keridhaan-Nya. Al-Falâh ialah:
“kesuksesan dan kemenangan dengan semua yang dituntut dan disukai, dan
keselamatan dari semua yang ditakuti”. Jadi, hakikat al-falâh adalah:
Thaibah, 1428 H.), hal. 103-105.
6
“kebahagiaan yang abadi dan kenikmatan yang kekal.”5
Seluruh Sahabat, Tabi’in dan para Ulama (Mufassirîn/Para Pakar
Tafsir) menafsirkan firman Allâh:
“Dan carilah jalan (wasîlah) yang mendekatkan diri kepada-Nya,” dengan “al-
qurbah”, maksudnya seperti yang dikatakan oleh Qatâdah, “Hendaklah
kalian mendekatkan diri kepada Allâh dengan taat kepada-Nya dan
melakukan amal shalih yang diridhai-Nya.”6
Jadi, wasîlah dalam ayat ini bukan wasîlah dan tawassul (cara mencari
sarana) yang diartikan oleh sebagian kaum Muslimin yang mengartikan
tawassul dengan – misalnya: “berdoa’ -- (melalui) orang yang sudah
meninggal, atau tawassul dengan orang shalih yang sudah meninggal. Ini
(perbuatan) tawassul yang dilarang, dan perbuatan ini bisa mengarahkan diri
pelakunya pada (perbuatan) “syirik”.
Tawassul (yang dimaksud) dalam ayat di atas (ialah) memerintahkan
kita untuk berlomba-lomba dan bersegera melakukan amal-amal shalih yang
dicintai oleh Allâh dan menjauhkan apa-apa yang dilarang oleh Allâh.
Allâh memerintahkan kita untuk mendekat diri kepada-Nya dengan
melakukan amal-amal shalih, seperti ikhlas, tawakkal, takut, berharap hanya
kepada Allâh, mentauhidkan Allâh, menjauhkan segala macam bentuk
kesyirikan, melaksanakan shalat, zakat, sedekah, puasa, haji, silaturrahim,
menolong orang-orang yang susah, dan lainnya.
‘Ibrah (Pelajaran Dari Ayat al-Quran)
Dari pembahasan di atas, dapat kita ambil beberapa ‘ibrah
(pelajaran).
1. Kita (semua semua orang yang beriman) berkewajiban untuk
bertakwa kepada Allâh
2. Esensi takwa ialah: “melakukan ketaatan kepada Allâh berdasarkan
hidayah (petunjuk) dari Allâh, dengan satu niat ‘hanya’ karena
mengharap pahala dari-Nya, dan meninggalkan segala bentuk
5As-Sa’di, Taisîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân (Riyadh:
Maktabah al-Ma’ârif, cet.1, 1420 H.) hal. 218-219.
6Ath-Thabari, Tafsîr at-Thabari (Jâmi’ al-Bayân Fî Ta’wîl al-Qurân), juz IV
(Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Cet. I,1412 H), hal. 567.
7
kemaksiatan kepada-Nya berdasarkan hidayah-Nya ‘hanya’ karena
takut terhadap kemurkaan dan azab-Nya.”7
3. Disyariatkan untuk tawassul kepada Allâh, yaitu dengan (cara):
“mendekatkan diri kepada Allâh dengan taat kepada-Nya dan
melakukan amal shalih yang diridhai-Nya
4. Tawassul yang paling besar (agung) adalah dengan mentauhidkan
Allâh dan menjauhkan diri dari (perbuatan) syirik.
5. Setiap orang yang beriman diperintahkan untuk berjihad di jalan
Allâh, dan wajib dilaksanakan menurut syarat dan kaedah yang telah
ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam kitab suci al-Qur`ân dan
Sunnahnya.
6. Setiap orang yang bertawassul dan berjihad fî sabîlillâh dengan benar,
dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan keberuntungan (dari Allâh),
baik di dunia maupun (di) akhirat.
Wallâhu a’lamu bish- shawâb.
Yogyakarta, 6 April 2015
7
. Atsar Shahîh, yang diriwayatkan oleh ‘Abdullâh Ibnul Mubârak, dalam kitab az-
Zuhd, no. 1054, Hannâd, dalam kitab az-Zuhd, no. 522, Ibnu Abi Syaibah, dalam
kitab al-Mushannaf, no. 30878, 36169, dan Abu Nu’aim, dalam kitab Hilyatul Auliyâ’,
juz III, hal. 75, no. 3220. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Takhrîj Kitâbu al-
Îmân, no. 99, karya Ibnu Abi Syaibah. Lihat juga: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Risâlah
at-Tabûkiyyah, hal. 43-44.

More Related Content

What's hot

Surat an nashr KI 3 kd 3.3
Surat an nashr KI 3 kd 3.3Surat an nashr KI 3 kd 3.3
Surat an nashr KI 3 kd 3.3
Ahmad Zainuddin
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
long71
 
Pelajaran 1 mari belajar surah an nasr
Pelajaran 1 mari belajar surah an nasrPelajaran 1 mari belajar surah an nasr
Pelajaran 1 mari belajar surah an nasr
fitriani2909
 
Kunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quranKunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quran
Topan Setiadipura
 
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranWhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
Ridlo Abelian
 
S lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'anS lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'an
IAIN syekh Nurjati Cirebon
 
bab Nahi
bab Nahibab Nahi
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburPeringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Bidak 99
 
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
Taufik Rahman
 
Bacalah al quran
Bacalah al quranBacalah al quran
Bacalah al quran
Siti Djawijah
 
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana..."Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
Kaminorsabir Kamin
 
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasihAl quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Sulistyo Hadi
 
Aqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul haditsAqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul hadits
Ardian DP
 
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Edi Awaludin
 
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofiFadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofialfan bainofi
 
Tafsir ayat shalawat
Tafsir ayat shalawatTafsir ayat shalawat
Tafsir ayat shalawat
Muhammad Jamhuri
 
Al quran itu mudah
Al quran itu mudahAl quran itu mudah
Al quran itu mudah
Pungki Ariefin
 

What's hot (18)

Surat an nashr KI 3 kd 3.3
Surat an nashr KI 3 kd 3.3Surat an nashr KI 3 kd 3.3
Surat an nashr KI 3 kd 3.3
 
Mustolah hadis
Mustolah hadis Mustolah hadis
Mustolah hadis
 
Pelajaran 1 mari belajar surah an nasr
Pelajaran 1 mari belajar surah an nasrPelajaran 1 mari belajar surah an nasr
Pelajaran 1 mari belajar surah an nasr
 
Kunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quranKunci Tadabbur al quran
Kunci Tadabbur al quran
 
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-QuranWhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
WhatsApp Tajwid - Bab 001 Tentang Al-Quran
 
S lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'anS lide kunci tadabbur qur'an
S lide kunci tadabbur qur'an
 
bab Nahi
bab Nahibab Nahi
bab Nahi
 
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah KuburPeringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
Peringatan Keras Untuk Para Penyembah Kubur
 
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
An-Nahyu (Ushul Fiqih B)
 
Bacalah al quran
Bacalah al quranBacalah al quran
Bacalah al quran
 
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana..."Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
 
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasihAl quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
Al quran dan ‘ulumul qur’an kosasih
 
Aqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul haditsAqidah salaf ashhabul hadits
Aqidah salaf ashhabul hadits
 
Al ghurbah
Al ghurbahAl ghurbah
Al ghurbah
 
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
 
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofiFadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
Fadhilah membaca-al-quran-by-alfanbainofi
 
Tafsir ayat shalawat
Tafsir ayat shalawatTafsir ayat shalawat
Tafsir ayat shalawat
 
Al quran itu mudah
Al quran itu mudahAl quran itu mudah
Al quran itu mudah
 

Similar to Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad

01 Pentingnya Niat yang Benar - Nasihat Ustadz.pptx
01 Pentingnya Niat yang Benar - Nasihat Ustadz.pptx01 Pentingnya Niat yang Benar - Nasihat Ustadz.pptx
01 Pentingnya Niat yang Benar - Nasihat Ustadz.pptx
SitiJubaidah16
 
01 pentingnya niat yang benar nasihat ustadz
01 pentingnya niat yang benar   nasihat ustadz01 pentingnya niat yang benar   nasihat ustadz
01 pentingnya niat yang benar nasihat ustadz
mentari senja
 
Pentingnya Niat yang Benar.pptx
Pentingnya Niat yang Benar.pptxPentingnya Niat yang Benar.pptx
Pentingnya Niat yang Benar.pptx
Agussoleh17
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
ikbar ghifari
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
Muhsin Hariyanto
 
02 Urgensi Niat yang Benar.pdf
02 Urgensi Niat yang Benar.pdf02 Urgensi Niat yang Benar.pdf
02 Urgensi Niat yang Benar.pdf
KataBagus
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarMuhsin Hariyanto
 
Arba'un nawawi
Arba'un nawawiArba'un nawawi
Arba'un nawawi
Shyhimi Afique
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
Mohd Mokri
 
Hadis 40
Hadis 40Hadis 40
Hadis 40
Ilhaam Basri
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
Gua Syed Al Yahya
 
Himpunan 50 hadits_pilihan
Himpunan 50 hadits_pilihanHimpunan 50 hadits_pilihan
Himpunan 50 hadits_pilihan
Agung Dwi Prasetyo
 
Follow Your Prophet, Follow The Truth
Follow Your Prophet, Follow The TruthFollow Your Prophet, Follow The Truth
Follow Your Prophet, Follow The Truth
salma banin
 
kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
 kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
R&R Darulkautsar
 
HADITS NASEHAT.pptx
HADITS NASEHAT.pptxHADITS NASEHAT.pptx
HADITS NASEHAT.pptx
zahra436391
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
Muhsin Hariyanto
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
Muhsin Hariyanto
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
Muhsin Hariyanto
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
Muhsin Hariyanto
 

Similar to Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad (20)

01 Pentingnya Niat yang Benar - Nasihat Ustadz.pptx
01 Pentingnya Niat yang Benar - Nasihat Ustadz.pptx01 Pentingnya Niat yang Benar - Nasihat Ustadz.pptx
01 Pentingnya Niat yang Benar - Nasihat Ustadz.pptx
 
01 pentingnya niat yang benar nasihat ustadz
01 pentingnya niat yang benar   nasihat ustadz01 pentingnya niat yang benar   nasihat ustadz
01 pentingnya niat yang benar nasihat ustadz
 
Pentingnya Niat yang Benar.pptx
Pentingnya Niat yang Benar.pptxPentingnya Niat yang Benar.pptx
Pentingnya Niat yang Benar.pptx
 
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
Bab 6-sumber-sumber-hukum-islam2
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
02 Urgensi Niat yang Benar.pdf
02 Urgensi Niat yang Benar.pdf02 Urgensi Niat yang Benar.pdf
02 Urgensi Niat yang Benar.pdf
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfar
 
Arba'un nawawi
Arba'un nawawiArba'un nawawi
Arba'un nawawi
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Hadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam NawawiHadis 40_Imam Nawawi
Hadis 40_Imam Nawawi
 
Hadis 40
Hadis 40Hadis 40
Hadis 40
 
Hadis 40 imam an-nawawi..
Hadis 40   imam an-nawawi..Hadis 40   imam an-nawawi..
Hadis 40 imam an-nawawi..
 
Himpunan 50 hadits_pilihan
Himpunan 50 hadits_pilihanHimpunan 50 hadits_pilihan
Himpunan 50 hadits_pilihan
 
Follow Your Prophet, Follow The Truth
Follow Your Prophet, Follow The TruthFollow Your Prophet, Follow The Truth
Follow Your Prophet, Follow The Truth
 
kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
 kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
kesesatan kitab barzanji, qashidah burdah dan maulid syarafil anam
 
HADITS NASEHAT.pptx
HADITS NASEHAT.pptxHADITS NASEHAT.pptx
HADITS NASEHAT.pptx
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 

More from Muhsin Hariyanto

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
Muhsin Hariyanto
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Muhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
Muhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
Muhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Muhsin Hariyanto
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
Muhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 

Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad

  • 1. 1 MATERI KAJIAN KHUSUS TIAP SENIN BAKDA MAGHRIB AKHLAQ QUR’ANI MASJID BETENG BINANGUN KADIPATEN WETAN YOGYAKARTA Tafsir QS al-Mâidah/5: 35 Menggapai Keberuntungan Dengan Tawassul dan Jihâd Fî Sabîlillâh Nash (Teks) Ayat al-Quran ِ‫ِف‬ ‫وا‬ُ‫د‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬َ‫و‬ َ ‫ة‬ َ ‫يل‬ِ‫س‬َ‫و‬ ْ ‫ال‬ ِ‫ه‬ْ َ ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ ُ ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫اب‬َ‫و‬ َ ‫ذ‬ ‫اَّلل‬ ‫وا‬ ُ ‫ق‬ ‫ذ‬ ‫اّت‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬ِ ‫ذ‬ ‫اَّل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ ُ ‫ّي‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ ‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ ْ ‫ف‬ ُ ‫ّت‬ ْ‫م‬ ُ ‫ك‬ ‫ذ‬ ‫ل‬َ‫ع‬ َ ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allâh, dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS al-Mâidah/5: 35) Tafsîr al-Mufradât َ ‫ة‬ َ ‫يل‬ِ‫س‬َ‫و‬ ْ ‫ال‬ : “jalan”. Sarana yang dapat menyampaikan siapa pun kepada keridhaan Allah dan kedekatan di sisi-Nya, serta mendapatkan pahala-Nya. ‫وا‬ُ‫د‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ : “berjihadlah kamu sekalian”. Perintah kepada semua orang yang beriman agar berjuang dengan sekuat kemampuan mereka. ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ : “jalan-Nya’. Jalan yang diperkenankan oleh Allah untuk dilalui. Atau, dengan kata lain: “semua cara dan proses yang dihalalkan oleh-Nya”. َ ‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ ْ ‫ف‬ ُ ‫ّت‬ : “kamu sekalian mendapat keberuntungan”. Agar (orang-orang yang beriman tersebut) mendapatkan sesuatu yang mereka harapkan dari Allah, sebagai hasil dari perjuangan (jerih- payah) yang mereka lakukan. Al-Îdhâh (Penjelasan) Ibnu Jarîr at-Thabari berkata (dalam menafsirkan ayat ini): “Hai orang-orang yang membenarkan semua yang diberitakan oleh Allâh dan Rasul-Nya kepada kalian, dan Dia telah menjanjikan pahala dan mengancam dengan hukuman, sambutlah seruan Allâh dalam seluruh perkara yang diperintahkan dan dilarang untuk kalian dengan penuh
  • 2. 2 ketaatan kepada-Nya (dalam melaksanakan perintah dan menjauhkan larangan), dan wujudkanlah keimanan kalian dan pembenaran kalian kepada Rabb (Tuhan) dan Nabi kalian dengan amal-amal shalih kalian. “Dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya,” yaitu carilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan amalan yang diridhai-Nya.” Firman-Nya: “Dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya,” artinya: “al- qurbah”, maksudnya seperti yang dikatakan oleh Qatâdah, . “Hendaklah kalian mendekatkan diri kepada Allâh dengan taat kepada-Nya dan melakukan amal shalih yang diridhai-Nya.”1 Ibnu Katsîr berkata dalam menafsirkan ayat ini, “Allâh berfirman untuk memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar bertakwa kepada-Nya. Lafazh ketakwaan apabila disertai ketaatan kepada-Nya, maksudnya (yaitu): “tindakan untuk menghindari segala hal yang haram dan meninggalkan semua larangan”. Setelah itu, Allâh berfirman, “Dan carilah jalan (wasîlah) yang mendekatkan diri kepada-Nya.” Qatâdah berkata, “Artinya, hendaklah kalian mendekatkan diri kepada Allâh, dengan menaati dan mengerjakan segala yang diridhai-Nya.” (Mengenai al-wasîlah ini), Ibnu Zaid membaca ayat, 1Diringkas dari Ath-Thabari, Tafsîr at-Thabari (Jâmi’ al-Bayân Fî Ta’wîl al- Qurân), juz IV (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Cet. I, Thn. 1412 H.), hal. 566- 567.
  • 3. 3 "Orang-orang yang kamu seru itu, mereka sendiri mencari jalan (wasilah) kepada Rabb mereka.” (QS al-Isrâ’/17: 57) Itulah yang dikemukakan oleh para ulama, yang di dalamnya tidak terdapat perbedaan pendapat di antara ahli tafsir. Wasîlah adalah sarana yang mengantarkan pada pencapaian tujuan. Wasîlah juga merupakan ism al-‘alam (nama tempat) untuk tempat yang berada paling tinggi di surga, yang merupakan kedudukan dan tempat tinggal Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam di surga. Itulah tempat di surga yang paling dekat dengan ‘Arsy. Dalam kitab Shahîh al-Bukhâriy telah ditegaskan melalui jalan Muhammad bin al-Munkadir, dari Jâbir bin ‘Abdullâh radhiyallâhu ‘anhu, ia berkata, Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: . “Barangsiapa setelah mendengar seruan adzan mengucapkan, ‘Ya Allâh, Rabb pemilik seruan yang sempurna ini, dan shalat yang akan didirikan ini, karuniakanlah kepada Muhammad wasîlah dan keutamaan, serta anugerahkanlah kepadanya tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepada-Nya.’ Maka, ia berhak mendapatkan syafaat pada hari kiamat kelak”.2 Dalam kitab Shahîh Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Ka’ab bin ‘Alqamah, dari ‘Abdurrahmân bin Jubair, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al- ‘Ash radhiyallâhu ‘anhu, bahwa ia pernah mendengar Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, 2Hadits Shahîh Riwayat al-Bukhâri, Shahîh al-Bukhâriy, juz I, hal. 159, hadits no. 614 (Lihat: Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fath al-Bâriy, juz II, hal. 94, hadits no. 614), Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 146, no. 529, at-Tirmidzi, Sunan at- Tirmidzi, juz I, hal. 413, hadits no. 211), an-Nasâi, Sunan an-Nasâi, juz II, hal. 26-27, hadits no. 680 dan Ibnu Mâjah, Sunan ibn Mâjah, juz I, hal. 463, hadits no. 722, dari Jabir bin Abdullah.
  • 4. 4 . “Jika kalian mendengar seruan muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya, lalu bershalawatlah kepadaku. Karena sesungguhnya barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, Allâh akan bershalawat kepada-Nya sebanyak sepuluh kali. Kemudian mohonkanlah wasîlah (derajat di surga) untukku, karena sesungguhnya wasîlah itu merupakan kedudukan di surga yang tidak diperuntukkan kecuali bagi salah seorang hamba dari hamba-hamba Allâh. Aku berharap orang itu adalah aku. Barangsiapa memohonkan wasîlah untukku, maka ia berhak mendapatkan syafaatku.”3 Firman-Nya: “Dan berjihadlah di jalan-Nya supaya kamu mendapat keberuntungan.” Setelah Allâh memerintahkan mereka untuk meninggalkan semua yang haram dan berbuat ketaatan, Allâh memerintahkan mereka untuk memerangi semua musuh dari kalangan orang kafir dan musyrik yang keluar dan meninggalkan agama yang lurus. Allâh mendorong mereka dengan apa yang Dia janjikan bagi para mujahid di jalan-Nya pada hari Kiamat kelak, berupa kemenangan dan kebahagiaan yang besar lagi abadi. Kemenangan dan kebahagiaan yang tidak berubah dan tidak sirna. Di dalam ruangan- ruangan yang tinggi dan penuh rasa aman, pemandangan yang menyenangkan, tempat tinggal yang sangat bagus. Orang yang menempatinya akan benar-benar menikmati tanpa berputus-asa, terus hidup dan tidak mati, pakaiannya tidak pernah usang, dan masa mudanya pun tidak pernah berakhir.4 3Hadits Shahîh Riwayat Muslim, Shahîh Muslim, juz II, hal. 4, hadits no. 384, Abû Dâwud, Sunan Abî Dâwud, juz I, hal. 144, hadits no. 523, at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, juz V, hal. 586, hadits no. 3614, dan an-Nasâi, Sunan an-Nasâi, juz II, hal. 25, hadits no. 678 (lafazh ini milik Muslim), dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al- ‘Ash. 4Diringkas dari Ibnu Katsir, Tasfîr Ibni Katsîr (Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm), juz III, hal. 103-105, tahqîq Sami Muhammad as-Salâmah, Cet.IV (Makkah: Dâr at-
  • 5. 5 ‘Abdurrahmân bin Nâshir as-Sa’di berkata tentang tafsir ayat ini, “Ayat ini merupakan perintah dari Allâh untuk hamba-hamba-Nya yang beriman, tercakup di dalamnya iman, termasuk takwa kepada Allâh dan berhati-hati dari azab dan murka Allâh. Dan semua itu (dapat direalisasikan) seorang hamba dengan bersungguh-sungguh, mencurahkan segenap kemampuan yang bisa dicapainya dalam menjauhi perkara yang dimurkai Allâh, seperti: “maksiat hati, lisan, anggota badan, yang tampak maupun yang tersembunyi. Dan seorang hamba hendaklah memohon kepada Allâh untuk dapat meninggalkan maksiat tersebut agar selamat dari azab Allâh.” Firman-Nya: “Dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya,” yaitu: yang dekat dari-Nya, keutamaan di sisi-Nya, dan cinta kepada-Nya. Itu semua dihasilkan dengan melaksanakan amalan-amalan hati, seperti cinta kepada Allâh, cinta karena Allâh, takut, harap, taubat, dan tawakkal kepada-Nya. Dan amalan-amalan badan seperti zakat dan haji. Juga amalan-amalan yang mencakup hati dan anggota tubuh seperti shalat, membaca al-Qur`ân, dzikir, berbuat baik kepada makhluk dengan harta, ilmu, kedudukan, anggota tubuh, dan saling menasihati. Semua amalan ini mendekatkan diri kepada Allâh. Dan seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada Allâh dengan amalan-amalan tersebut sampai Allâh mencintainya. Kemudian Allâh mengkhususkan ibadah yang mendekatkan diri kepada-Nya dengan jihad di jalan Allâh, yaitu mencurahkan segenap kemampuan dalam memerangi orang-orang kafir, dengan harta, jiwa, akal, lisan, dan berusaha menolong agama Allâh dengan segala kemampuan yang dimiliki seorang hamba, karena jihad di jalan Allâh adalah ketaatan yang paling mulia dan pendekatan diri (kepada Allâh) yang paling utama. “Supaya kamu mendapat keberuntungan.” Jika kalian bertakwa kepada Allâh, dengan meninggalkan maksiat, mencari wasîlah yang mendekatkan diri kepada Allâh dengan mengerjakan ketaatan, berjihad di jalan-Nya, dan mencari keridhaan-Nya. Al-Falâh ialah: “kesuksesan dan kemenangan dengan semua yang dituntut dan disukai, dan keselamatan dari semua yang ditakuti”. Jadi, hakikat al-falâh adalah: Thaibah, 1428 H.), hal. 103-105.
  • 6. 6 “kebahagiaan yang abadi dan kenikmatan yang kekal.”5 Seluruh Sahabat, Tabi’in dan para Ulama (Mufassirîn/Para Pakar Tafsir) menafsirkan firman Allâh: “Dan carilah jalan (wasîlah) yang mendekatkan diri kepada-Nya,” dengan “al- qurbah”, maksudnya seperti yang dikatakan oleh Qatâdah, “Hendaklah kalian mendekatkan diri kepada Allâh dengan taat kepada-Nya dan melakukan amal shalih yang diridhai-Nya.”6 Jadi, wasîlah dalam ayat ini bukan wasîlah dan tawassul (cara mencari sarana) yang diartikan oleh sebagian kaum Muslimin yang mengartikan tawassul dengan – misalnya: “berdoa’ -- (melalui) orang yang sudah meninggal, atau tawassul dengan orang shalih yang sudah meninggal. Ini (perbuatan) tawassul yang dilarang, dan perbuatan ini bisa mengarahkan diri pelakunya pada (perbuatan) “syirik”. Tawassul (yang dimaksud) dalam ayat di atas (ialah) memerintahkan kita untuk berlomba-lomba dan bersegera melakukan amal-amal shalih yang dicintai oleh Allâh dan menjauhkan apa-apa yang dilarang oleh Allâh. Allâh memerintahkan kita untuk mendekat diri kepada-Nya dengan melakukan amal-amal shalih, seperti ikhlas, tawakkal, takut, berharap hanya kepada Allâh, mentauhidkan Allâh, menjauhkan segala macam bentuk kesyirikan, melaksanakan shalat, zakat, sedekah, puasa, haji, silaturrahim, menolong orang-orang yang susah, dan lainnya. ‘Ibrah (Pelajaran Dari Ayat al-Quran) Dari pembahasan di atas, dapat kita ambil beberapa ‘ibrah (pelajaran). 1. Kita (semua semua orang yang beriman) berkewajiban untuk bertakwa kepada Allâh 2. Esensi takwa ialah: “melakukan ketaatan kepada Allâh berdasarkan hidayah (petunjuk) dari Allâh, dengan satu niat ‘hanya’ karena mengharap pahala dari-Nya, dan meninggalkan segala bentuk 5As-Sa’di, Taisîr al-Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân (Riyadh: Maktabah al-Ma’ârif, cet.1, 1420 H.) hal. 218-219. 6Ath-Thabari, Tafsîr at-Thabari (Jâmi’ al-Bayân Fî Ta’wîl al-Qurân), juz IV (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, Cet. I,1412 H), hal. 567.
  • 7. 7 kemaksiatan kepada-Nya berdasarkan hidayah-Nya ‘hanya’ karena takut terhadap kemurkaan dan azab-Nya.”7 3. Disyariatkan untuk tawassul kepada Allâh, yaitu dengan (cara): “mendekatkan diri kepada Allâh dengan taat kepada-Nya dan melakukan amal shalih yang diridhai-Nya 4. Tawassul yang paling besar (agung) adalah dengan mentauhidkan Allâh dan menjauhkan diri dari (perbuatan) syirik. 5. Setiap orang yang beriman diperintahkan untuk berjihad di jalan Allâh, dan wajib dilaksanakan menurut syarat dan kaedah yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam kitab suci al-Qur`ân dan Sunnahnya. 6. Setiap orang yang bertawassul dan berjihad fî sabîlillâh dengan benar, dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan keberuntungan (dari Allâh), baik di dunia maupun (di) akhirat. Wallâhu a’lamu bish- shawâb. Yogyakarta, 6 April 2015 7 . Atsar Shahîh, yang diriwayatkan oleh ‘Abdullâh Ibnul Mubârak, dalam kitab az- Zuhd, no. 1054, Hannâd, dalam kitab az-Zuhd, no. 522, Ibnu Abi Syaibah, dalam kitab al-Mushannaf, no. 30878, 36169, dan Abu Nu’aim, dalam kitab Hilyatul Auliyâ’, juz III, hal. 75, no. 3220. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni dalam Takhrîj Kitâbu al- Îmân, no. 99, karya Ibnu Abi Syaibah. Lihat juga: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Risâlah at-Tabûkiyyah, hal. 43-44.