3. Pasal 3 ayat 3: “Pengawasan sebagaimana dimaksud
meliputi pengawasan terhadap pengadaan minuman
beralkohol dari produksi dalam negeri atau asal impor
serta peredaran dan penjualannya.”
4. Perpres itu membagi minuman beralkohol
(mihol) dalam tiga golongan.
Gol. A : etanol <5%.
Gol. B : etanol <20%.
Gol. C : etanol <55%.
5.
6.
7.
8. Pasal 7, mihol golongan A, B, dan C dapat dijual di:
a. Hotel, Bar, dan Restoran yang memenuhi persyaratan
sesuai peraturan perundang-undangan di bidang
kepariwisataan;
b. Toko bebas bea;
c. Tempat tertentu yang ditetapkan oleh
Bupati/Walikota dan Gubernur untuk DKI Jakarta.
9. Jadi, kandungan Perpres
No. 74/2013 adalah :
Melegalkan mihol (khamr)
Asal mendapat izin, khamr legal diproduksi & diimpor
Asal mendapat izin, khamr legal dijual di tempat tertentu
10.
11.
12. Diterbitkanlah Perpres No. 74/2013
Putusan MA No. 42P/HUM/2012 menyatakan Kepres No.
3/1997 tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum.
untuk menggantikan Kepres tersebut
17. Nabi saw memperingatkan:
«
Khamr itu adalah induk keburukan dan siapa
meminumnya, Allah tidak menerima sholatnya 40
hari. Jika ia mati dan khamr itu ada di dalam perutnya
maka ia mati dengan kematian jahiliyah.”
(HR ath-Thabrani, ad-Daraquthni, al-Qadha’iy)
18. Menurut WHO sebanyak 320.000 orang di dunia meninggal
per tahun karena penyakit berkaitan dengan alkohol.
25. Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.” (TQS al-Maidah [5]: 90)
26.
27. Dari Anas bin Malik bahwa Rasul saw bersabda:
r
«
Rasulullah saw melaknat dalam hal khamr sepuluh pihak:
yang memerasnya, yang diperaskan, yang meminumnya,
yang membawanya, yang dibawakan, yang menuangkan,
yang menjualnya, yang memakan harganya, yang membeli
dan yang dibelikan.” (HR at-Tirmidzi dan Ibn Majah)
28. Dan siapa saja yang minum khamar, sedikit atau pun banyak, jika terbukti di pengadilan, maka
dalam Islam ia dijatuhi sanksi jilid sebanyak 40 atau 80 kali. Anas menuturkan:
r
«
Nabi Muhammad saw. mendera orang yang minum khamar dengan pelepah kurma dan
terompah sebanyak empat puluh kali dera.” (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan Abu Dawud)
29. Pihak selain yang meminum khamr, maka sanksinya
berupa sanksi ta’zir yg memberikan efek jera.
30. Dengan bekal ketakwaan individu yang senantiasa
dipupuk oleh negara, maka individu akan enggan
menyentuh khamr. Negara pun tidak boleh
memfasilitasi baik langsung maupun tidak
langsung, terhadap peredaran khamr.
31. Dan siapa saja yang meminum khamr dan yang terlibat terkait khamr
dijatuhi hukuman syar’i. Dengan semua itu, Islam akan mampu
membabat khamr, dan menyelamatkan orang dari belenggu miras.
Namun semua itu hanya terwujud, melalui penerapan syariah secara
kaffah di bawah naungan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah.
Itulah kewajiban kita yang harus segera kita tunaikan. Wallâh a’lam bi
ash-shawâb.[]