Pemberitaan kandidat Pilkada DKI 2012 pada media cetak mengalami peningkatan pada pekan kedua Mei. Foke mendominasi pemberitaan di sebagian besar media, diikuti Alex dan Hidayat. Isu utama yang diangkat adalah dukungan terhadap kandidat, dengan Alex mendapat pemberitaan terbanyak. Program mengalami penurunan pemberitaan dibanding periode sebelumnya.
POPULARITAS & FAVORABILITAS TOKOH POLITIK DI INDONESIA 11 - 17 Juli 2022Ismail Fahmi
POPULARITAS TOKOH POLITIK
Dalam sepekan terakhir, popularitas ABW di pemberitaan dan perbincangan media sosial, menjadi yang paling tinggi. Diikuti GP posisi kedua dan ET posisi ketiga. Sedangkan AH dan AP menjadi sosok yang paling rendah popularitasnya.
Proposal pemetaan PEMILU 2019 untuk persiapan PEMILU 2024Polmantic
Salah satu strategi yang dipakai untuk pemenangan pilkada atau untuk bisnis adalah memetakan kekuatan dan kelemahan sendiri dan juga mengetahui letak kekuatan dan kelamahan lawan.
Kami membuat software pemetaan suara pemilu 2019 yang dirancang khusus untuk partai politik dalam rangka membuat pemetaan suara internal partai atau caleg dan kekuatan partai pesaing.
Anies Baswedan Pasca Lengser dari Guburnur DKIIsmail Fahmi
TEMUAN
• Perbincangan seputar ABW mencapai puncaknya pada 16 Oktober. Sementara pemberitaan tertinggi di 17 Oktober.
• Sentimen pemberitaan tentang ABW di media online: 58% positif, 38% netral, dan 4% negatif. Adapun di media sosial: 74% positif, 7% netral 19% negatif.
• Berita di media banyak menyoroti soal perpisahan ABW di balai kota, deklarasi Relawan Go-Anies, kebijakan penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono, wacana cawapres ABW, hasil survei mengenai kinerja ABW, dan ABW ketemu/pamitan ke Jokowi di Istana Kepresidenan.
• Presiden Joko Widodo mengaku, telah bertemu mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Jumat (21/10) sore. Jokowi menyebut, dalam pertemuan itu Anies berpamitan setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
• Peta perbincangan media sosial terbagi menjadi dua klaster. Klaster kontra ABW yang didominasi oleh akun pro pemerintah/Jokowi/Ganjar Pranowo dan klaster Pro ABW yang didominasi akun pro opisisi maupun simpatisan ABW.
• Warganet kontra ABW terdeteksi fokus pada kerja-kerja awal Heru Budi Hartono yang dikontraskan dengan kebijakan ABW selama menjabat, seperti dibukanya kembali fasilitas pengaduan warga di balai kota.
• Sedangkan netizen pro ABW cenderung mengglorifikasi pencapresan ABW, prestasi kinerja, dan gemuruh dukungan terhadapnya
POPULARITAS & FAVORABILITAS TOKOH POLITIK DI INDONESIA 11 - 17 Juli 2022Ismail Fahmi
POPULARITAS TOKOH POLITIK
Dalam sepekan terakhir, popularitas ABW di pemberitaan dan perbincangan media sosial, menjadi yang paling tinggi. Diikuti GP posisi kedua dan ET posisi ketiga. Sedangkan AH dan AP menjadi sosok yang paling rendah popularitasnya.
Proposal pemetaan PEMILU 2019 untuk persiapan PEMILU 2024Polmantic
Salah satu strategi yang dipakai untuk pemenangan pilkada atau untuk bisnis adalah memetakan kekuatan dan kelemahan sendiri dan juga mengetahui letak kekuatan dan kelamahan lawan.
Kami membuat software pemetaan suara pemilu 2019 yang dirancang khusus untuk partai politik dalam rangka membuat pemetaan suara internal partai atau caleg dan kekuatan partai pesaing.
Anies Baswedan Pasca Lengser dari Guburnur DKIIsmail Fahmi
TEMUAN
• Perbincangan seputar ABW mencapai puncaknya pada 16 Oktober. Sementara pemberitaan tertinggi di 17 Oktober.
• Sentimen pemberitaan tentang ABW di media online: 58% positif, 38% netral, dan 4% negatif. Adapun di media sosial: 74% positif, 7% netral 19% negatif.
• Berita di media banyak menyoroti soal perpisahan ABW di balai kota, deklarasi Relawan Go-Anies, kebijakan penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono, wacana cawapres ABW, hasil survei mengenai kinerja ABW, dan ABW ketemu/pamitan ke Jokowi di Istana Kepresidenan.
• Presiden Joko Widodo mengaku, telah bertemu mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Jumat (21/10) sore. Jokowi menyebut, dalam pertemuan itu Anies berpamitan setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
• Peta perbincangan media sosial terbagi menjadi dua klaster. Klaster kontra ABW yang didominasi oleh akun pro pemerintah/Jokowi/Ganjar Pranowo dan klaster Pro ABW yang didominasi akun pro opisisi maupun simpatisan ABW.
• Warganet kontra ABW terdeteksi fokus pada kerja-kerja awal Heru Budi Hartono yang dikontraskan dengan kebijakan ABW selama menjabat, seperti dibukanya kembali fasilitas pengaduan warga di balai kota.
• Sedangkan netizen pro ABW cenderung mengglorifikasi pencapresan ABW, prestasi kinerja, dan gemuruh dukungan terhadapnya
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relationsArdiansah Danus
Posisi Public Relations merupakan posisi yang sangat sentral dalam sebuah organisasi maupun perusahaan. Public Relations memegang peranan penting dalam menumbuhkan ikatan emosional yang baik antara atasan dengan bawahan, Public Relations juga berperan dalam usahanya untuk menanamkan saling kepercayaan dan loyalitas antara organisasi dengan publiknya. Oleh karena itu, seorang Public Relations perlu mengetahui tugas, tantangan, dan kendala yang dihadapi saat menjalani profesi tersebut. Berikut ini penjelasannya.
Kampanye untuk mendudukkan seseorang ke lembaga legislatif ataupun eksekutif menjadi penting ketika dimaknai dalam kerangka Liberasi, Humanisme dan Transenden
artikel ilmiah ini bercerita tentang pola hubungan masyarakat asimetris dan simetris. Idealnya, humas harus bertindak jujur dalam memberikan informasi internal dan eksternal. Humas memang menjadi corong bagi kepentingan perusahaan atau organisasi, namun kepentingan publik lebih utama. apalagi bila menyangkut hajat hidup orang banyak
Materi ini berisi pengenalan dasar-dasar Social Network Analysis. Disampaikan pada workshop yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di bulan November 2020
KPK: Dari Hukum ke Politik ke Media
Hasil media monitoring terhadap pemberitaan seputar Komisi Pemberantsan Korupsi (KPK) Desember 2011 hingga Mei 2013, menghasilkan beberapa konklusi terkait dengan peran dan fungsi mendasar lembaga itu. Perspektif analisis pemberitaan menunjukkan belum adanya perubahan fundamental dalam fokus pelaksanaan peran KPK. Misalnya:
Pertama, aspek penindakan yang jauh lebih mendominasi aspek fungsional KPK lainnya: pencegahan dan pengawasan. Ini berarti melanjutkan “tradisi kinerja” dari kepemimpinan KPK di era sebelumnya: Busro Muqoddas.
Kedua, selain itu, fokus target KPK juga pada subjek-subjek yang potensial memiliki nilai popularitas tinggi di pemberitaan media. Dalam hal ini, menurut hasil media monitoring, partai politik dan anggota DPR.
Ketiga, pelanggaran kode etik kerja dalam internal KPK menjadi salah satu catatan penting tentang masih lemahnya mekanisme pengawasan sistemik dalam tubuh lembaga tersebut. Menjadi ironis, karena lembaga yang diharapkan menjadi sentrum penegakan hukum, justru terlilit problem pelanggaran hukum didalam tubuhnya sendiri.
Penindakan: Mempertahankan Efek Dramatik?
Hasil media monitoring menunjukkan bahwa KPK jauh lebih banyak melakukan penindakan daripada pengawasan dan pencegahan tindak pidana korupsi. Awalnya, KPK era Abraham Samad diharapkan memberikan prioritas berbeda era sebelumnya: dari penindakan ke pencegahan dan pengawasan. Namun, perubahan fokus kinerja ini belum dilakukan. Beberapa hal yang menunjukkan bahwa fokus KPK pada penindakan, bukan pencegahan-pengawasan, adalah:
Pertama, selain terlihat dari tingginya persentase penindakan, lemahnya pencegahan-pengawasan tampak dari strategi pencegahan yang belum sistematis. Hasil monitoring menunjukkan bahwa langkah yang banyak dilakukan KPK dalam upaya pencegahan tindak pidana korupsi adalah pemeriksaan laporan harta kekayaan dan kampanye anti korupsi. Jika targetnya adalah sistematisasi gerakan pencegahan korupsi, 2 strategi tersebut tidak masuk langkah yang efektif dan prioritas.
Kedua, hal lain dari hasil monitoring yang menunjukkan terlalu fokusnya KPK pada penindakan adalah: bahwa dalam melakukan supervisi, KPK lebih banyak melakukan tindakan pengambilalihan penyidikan dan penuntutan yang dilakukan Kepolisian dan kejaksaan.
Ketiga, pada tingkat praktis penanganan kasus, KPK banyak berkoordinasi dengan kepolisian. Dibawah itu, berkoordinasi dengan kementerian, BPK, dan PPATK. Tingginya intensitas koordinasi dengan kepolisian memperkuat kesimpulan bahwa fokus KPK pada penindakan.
Keempat, penyuapan merupakan modus yang paling sering ditangani KPK. Setelah itu, penyalahgunaan wewenang dan gratifikasi.
Kinerja KPK yang fokus pada penindakan menjadikan tahapan penyidikan sebagai episode yang dramatis. Fokus pemberitaan media banyak tercurah pada tahapan ini. Dalam konteks ini, Jubir KPK dan pimpinan KPK menjadi sentral sumber pemberitaan.
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relationsArdiansah Danus
Posisi Public Relations merupakan posisi yang sangat sentral dalam sebuah organisasi maupun perusahaan. Public Relations memegang peranan penting dalam menumbuhkan ikatan emosional yang baik antara atasan dengan bawahan, Public Relations juga berperan dalam usahanya untuk menanamkan saling kepercayaan dan loyalitas antara organisasi dengan publiknya. Oleh karena itu, seorang Public Relations perlu mengetahui tugas, tantangan, dan kendala yang dihadapi saat menjalani profesi tersebut. Berikut ini penjelasannya.
Kampanye untuk mendudukkan seseorang ke lembaga legislatif ataupun eksekutif menjadi penting ketika dimaknai dalam kerangka Liberasi, Humanisme dan Transenden
artikel ilmiah ini bercerita tentang pola hubungan masyarakat asimetris dan simetris. Idealnya, humas harus bertindak jujur dalam memberikan informasi internal dan eksternal. Humas memang menjadi corong bagi kepentingan perusahaan atau organisasi, namun kepentingan publik lebih utama. apalagi bila menyangkut hajat hidup orang banyak
Materi ini berisi pengenalan dasar-dasar Social Network Analysis. Disampaikan pada workshop yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di bulan November 2020
KPK: Dari Hukum ke Politik ke Media
Hasil media monitoring terhadap pemberitaan seputar Komisi Pemberantsan Korupsi (KPK) Desember 2011 hingga Mei 2013, menghasilkan beberapa konklusi terkait dengan peran dan fungsi mendasar lembaga itu. Perspektif analisis pemberitaan menunjukkan belum adanya perubahan fundamental dalam fokus pelaksanaan peran KPK. Misalnya:
Pertama, aspek penindakan yang jauh lebih mendominasi aspek fungsional KPK lainnya: pencegahan dan pengawasan. Ini berarti melanjutkan “tradisi kinerja” dari kepemimpinan KPK di era sebelumnya: Busro Muqoddas.
Kedua, selain itu, fokus target KPK juga pada subjek-subjek yang potensial memiliki nilai popularitas tinggi di pemberitaan media. Dalam hal ini, menurut hasil media monitoring, partai politik dan anggota DPR.
Ketiga, pelanggaran kode etik kerja dalam internal KPK menjadi salah satu catatan penting tentang masih lemahnya mekanisme pengawasan sistemik dalam tubuh lembaga tersebut. Menjadi ironis, karena lembaga yang diharapkan menjadi sentrum penegakan hukum, justru terlilit problem pelanggaran hukum didalam tubuhnya sendiri.
Penindakan: Mempertahankan Efek Dramatik?
Hasil media monitoring menunjukkan bahwa KPK jauh lebih banyak melakukan penindakan daripada pengawasan dan pencegahan tindak pidana korupsi. Awalnya, KPK era Abraham Samad diharapkan memberikan prioritas berbeda era sebelumnya: dari penindakan ke pencegahan dan pengawasan. Namun, perubahan fokus kinerja ini belum dilakukan. Beberapa hal yang menunjukkan bahwa fokus KPK pada penindakan, bukan pencegahan-pengawasan, adalah:
Pertama, selain terlihat dari tingginya persentase penindakan, lemahnya pencegahan-pengawasan tampak dari strategi pencegahan yang belum sistematis. Hasil monitoring menunjukkan bahwa langkah yang banyak dilakukan KPK dalam upaya pencegahan tindak pidana korupsi adalah pemeriksaan laporan harta kekayaan dan kampanye anti korupsi. Jika targetnya adalah sistematisasi gerakan pencegahan korupsi, 2 strategi tersebut tidak masuk langkah yang efektif dan prioritas.
Kedua, hal lain dari hasil monitoring yang menunjukkan terlalu fokusnya KPK pada penindakan adalah: bahwa dalam melakukan supervisi, KPK lebih banyak melakukan tindakan pengambilalihan penyidikan dan penuntutan yang dilakukan Kepolisian dan kejaksaan.
Ketiga, pada tingkat praktis penanganan kasus, KPK banyak berkoordinasi dengan kepolisian. Dibawah itu, berkoordinasi dengan kementerian, BPK, dan PPATK. Tingginya intensitas koordinasi dengan kepolisian memperkuat kesimpulan bahwa fokus KPK pada penindakan.
Keempat, penyuapan merupakan modus yang paling sering ditangani KPK. Setelah itu, penyalahgunaan wewenang dan gratifikasi.
Kinerja KPK yang fokus pada penindakan menjadikan tahapan penyidikan sebagai episode yang dramatis. Fokus pemberitaan media banyak tercurah pada tahapan ini. Dalam konteks ini, Jubir KPK dan pimpinan KPK menjadi sentral sumber pemberitaan.
Monitoring ini dilakukan terhadap 6 online berskala nasional. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan menganalisa semua artikel yang berkaitan dengan “Sudirman Said”.
Monitoring ini dilakukan terhadap 10 online berskala nasional. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan menganalisa semua artikel yang berkaitan dengan “Susi Pudjiastuti”.
Monitoring ini dilakukan terhadap 3 online nasional yang memiliki jaringan di daerah. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan menganalisa semua artikel yang berkaitan dengan pengaduan masyarakat kepada KPK.
Isu ISIS seperti dijadikan pengalihan isu dari isu pilpres. Hal ini terlihat dari pola pemberitaan ISIS di media yang baru meningkat pada awal Agustus 2014 atau disaat isu pilpres sedang menjadi isu utama di media. Padahal isu ISIS ini sudah ada sejak awal Juli 2014, namun tidak begitu banyak diberitakan.
Pemerintah dalam hal ini BNPT terlihat berhasil membangun persepsi bahwa keberadaan ISIS adalah kelompok terorisme baru di Indonesia, sehingga banyak pihak yang menolak ISIS dan Polri langsung menindak pihak-pihak yang menyatakan mendukung ISIS. Pendukung ISIS di Indonesia dianggap sebagai teroris di Indonesia.
ISIS di Indonesia lebih banyak diasosiasikan dengan Jamaah Ansharud Tauhid (JAT) yang dipimpin oleh Abu Bakar Ba’asyir sehingga hal ini membuat para pendukung ISIS dianggap sebagai kelompok radikal di Indonesia.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla secara resmi mengumumkan susunan kabinetnya pada hari Minggu, 26 Oktober 2014. Pengumuman nama-nama menteri ini mengakhiri “drama” sepekan dimana publik terus menanti dan menunggu siapa menteri-menteri yang akan membantu Jokowi-JK selama 5 tahun mendatang.
Namun, ekspektasi publik yang begitu tinggi terhadap susunan kabinet kerja Jokowi-JK tidak berhasil terpenuhi setelah Jokowi mengumumkan nama-nama menterinya. Sebanyak 63% publik menyatakan ketidakpuasannya atas susunan kabinet Jokowi-JK. Dan hanya 37% publik yang menyakatan puas dengan susunan kabinet Jokowi-JK.
Sejak awal dicetuskan oleh Jokowi, pemberitaan revolusi mental tidak banyak diberitakan oleh media. Oleh sebab itu, Jokowi dan timnya membuat beberapa cara untuk mempopulerkan revolusi mental, seperti mengadakan berbagai kegiatan yang dikaitkan dengan revolusi mental, menggandeng beberapa public figur untuk mempromosikan konsep revolusi mental.
Revolusi mental menjadi dasar bagi sebagian orang untuk mendukung Jokowi. Hal ini sesuai dengan tujuan Jokowi untuk menarik pemilih terutama dari kalangan pemilih pemula dan swing voters.
Media mencoba melekatkan istilah revolusi mental dengan Jokowi. Revolusi mental adalah Jokowi dan Jokowi adalah contoh nyata dari revolusi mental.
PKS dan Demokrat banyak disebutkan sebagai contoh nyata mengapa revolusi mental perlu dilakukan karena adanya kasus korupsi yang terjadi di kedua partai tersebut. Hal ini seperti menihilkan kasus korupsi yang terjadi di partai-partai lain terutama korupsi yang terjadi di PDIP.
Kesimpulan Monitoring:
Isu utama pemberitaan KRL selama satu tahun ini di media lebih banyak menyoroti soal gangguan perjalanan KRL. Gangguan perjalanan KRL saat ini sudah menjadi isu yang cukup menarik bagi media mengingat KRL adalah moda transportasi publik yang paling banyak digunakan masyarakat.
Beberapa permasalahan yang menyebabkan terjadinya gangguan perjalanan KRL adalah masalah persinyalan, aliran listrik atas rusak/padam, rel kereta terendam air, pantograf patah, KRL mogok, KRL terlambat dan lain-lain.
Tiga jalur utama KRL yang sering mengalami gangguan adalah jalur Depok/Bogor, Bekasi dan Serong dimana ketiga jalur tersebutmerupakan jalur yang padat baik dari sisi jumlah penumpang maupun jumlah perjalanan KRL.
Meski KRL menjadi moda transportasi publik yang banyak digunakan oleh masyarakat , namun mayoritas masyarakat menilai KRL sudah tidak manusiawi. Artinya perubahan layanan yang dilakukan oleh KRL belum dirasakan sepenuhnya oleh pengguna jasa KRL.
Rekomendasi Monitoring:
Perubahan layanan yang dilakukan oleh KRL seharusnya diikuti dengan kesiapan untuk menghadapi lonjakan penumpang yang semakin besar. Hal ini untuk mengurangi desakan penumpang di dalam gerbong KRL yang membuat timbulnya persepsi bahwa KRL tidak manusiawi dan sebagainya.
Hal utama yang harus segera diatasi oleh KCJ/KAI dan pemerintah adalah memperbaiki sistem persinyalan yang menjadi penyebab utama terjadinya gangguan perjalanan KRL.
KCJ/KAI tidak bisa hanya sekedar meminta maaf kepada masyarakat atas terjadinya gangguan perjalanan KRL. Harus ada upaya perbaikan secara menyeluruh hingga persoalan yang sama tidak lagi muncul.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan PT KAI harus berkoordinasi dengan baik untuk menyelesaikan setiap persoalan. Hal ini karena, permasalahan KRL tidak hanya merupakan wewenang KAI melainkan juga bagian dari tugas pemerintah.
PT KAI harus berkoordinasi dan bekerjasa sama dengan pemerintah daerah khususnya di kawasan Jabodetabek untuk membangun jalur layang KRL atau underpass untuk mengurangi terjadinya kecelakaan KRL.
Monitoring ini dilakukan terhadap media warga www.kompasiana.com. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan menganalisa semua artikel yang berkaitan dengan “Satrio Piningit”.
Pemberitaan isu penyadapan terhadap Jokowi meningkat secara tajam pada tanggal 21 Februari 2014 atau sehari setelah isu tersebut pertama kali disampaikan oleh Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo. Peningkatan pemberitaan terhadap isu penyadapan ini disebabkan banyaknya pihak yang menanggapi isu tersebut mulai dari kalangan partai politik hingga pengamat dan akademisi. Terlebih, media begitu aktif mengawal isu tersebut yang terlihat dari besarnya pemberitaan media selama periode monitoring dilakukan. Media yang cukup aktif memberitakan isu penyadapan terhadap Jokowi adalah Detik.com (30 %), Merdeka.com (21 %) dan Kompas.com (19 %).
IMMC melakukan monitoring pada enam media online nasional mengenai isu mobil murah. Riset ini dimaksudkan sebagai gambaran mengenai kebijakan mobil murah yang menuai pro-kontra dari sejumlah pihak. Selamat menyimak. Salam
DINAMIKA PEMBERITAAN UJIAN NASIONAL
DI ENAM MEDIA ONLINE NASIONAL
KOMPAS.COM, TEMPO.CO, OKEZONE.COM, ANTARANEWS.COM, DETIK.COM, DAN METROTVNEWS.COM
PERIODE 1 JANUARI – 30 APRIL 2013
MEDIA MONITORING KARTU KREDIT
PADA LIMA MEDIA ONLINE NASIONAL
KONTAN.CO.ID, BISNIS.COM, INVESTOR.CO.ID, DETIK.COM, OKEZONE.COM
PERIODE 1 JULI 2012 – 31 JANUARI 2013
Isu seputar ekspansi cukup mendominasi pemberitaan media tentang kartu kredit.
Isu ekspansi ini, satu sisi memang bisa menyakinkan nasabah dan pemegang saham tapi hambatan yang dialami oleh perbankan tidak akan diketahui oleh regulator karena menganggap kinerja perbankan sangat baik.
MEDIA MONITORING BLSM
PADA ENAM MEDIA ONLINE NASIONAL
PERIODE 22 JUNI – 11 JULI 2013
Sumber utama yang menjadi persoalan dalam penyaluran BLSM adalah ketidakakuratan data yang digunakan pemerintah.
Ketidakakuratan data ini menyebabkan munculnya masalah seperti penyaluran BLSM yang tidak tepat sasaran, konflik sosial di masyarakat dan lain-lain.
MEDIA MONITORING ON NINE ONLINE MEDIA
PERIOD: 10 NOVEMBER – 10 DECEMBER 2012
The Incumbent still dominate the coverage by using their power and position in politics.
By using their position in politics as a mean to socialize him/herself will cause a complicated matter in differentiate their current responsibilities and their responsibilities in the campaign. On the other hand, this could also ease political rival to bring this matter to the election supervisor.
To celebrate the Worldwide Anti Drugs Day on 26th June 2012, Indonesia Media Monitoring Center (IMMC) have done a research about these issues.
The research are done in span of a year, starting from 15th June 2011 until 15th June 2012. From this research, a new perspective about dynamics of drug issues in Indonesia can be found. The result of the research will be release in a press release.
Looks like, controversy about restrictions on fuel subsidy and conversion from fuel to gas has become a door opener for the government to support the establishment of other options, namely to raise fuel’s price. After much consideration, the government divided to raise the fuel price as of 1st April 2012. Various responses (supportive or rejection) appeared. Meanwhile, in many areas, cases of shortage and stockpiling fuel became common case.
Marketplace also reacted. Prices, especially basic needs were slowly rising. In the midst of this situation, the government gives ‘the winds of heaven’ with bundle package of compensation through BLTS (Bantuan Langsung Tunai Sementara) and other schemes for the affected people. Except Partai Demokrat (PD), other political parties see this effort as a political campaign that only benefited both Susilo Bambang Yudhoyono and PD.
Research through media monitoring will capture the dynamics of the coverage about fuel price hike issues, tone of the coverage as well as those who actively speak in terms of fuels.
More from Indonesia Media Monitoring Center (IMMC) (20)
3. Jelang gelaran Pemilukada DKI Jakarta, IMMC secara
khusus memonitoring perkembangan pemberitaan
media terhadap isu tersebut. Riset dilakukan
berkelanjutan sejak Februari 2012 hingga masa
Pemilukada berakhir dan secara berkala hasil-hasilnya
dipublikasikan. Riset ini diharapkan dapat memberikan
sebuah perspektif tentang dinamika Pemilukada DKI
2012, dalam berbagai perspektif. Hasil riset ini kami
olah dalam bentuk rilis.
4. Metodologi
• Penelitian menggunakan metode purposive sampling pada 7 media
cetak terkemuka,yakni: Kompas, Rakyat Merdeka, Media Indonesia,
Koran Tempo, Republika, Koran Sindo, dan Indopos.
• Proses pengumpulan data dilakukan dari tanggal 1 Mei – 31 Mei
2012.
• Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan
dan menganalisa semua berita (content analysis) mengenai
Pemilukada DKI 2012 serta kandidat yang berkompetisi didalamnya.
• IMMC juga melakukan monitoring terhadap media dengan
menelaah aspek cek ricek, cover both side, serta pencampuran
fakta dan opini dalam suatu pemberitaan terhadap kandidat.
5. Trend Pemberitaan
• Pada pekan ke-2 bulan Mei, pemberitaan seluruh kandidat mengalami kenaikan. Hal ini
didorong isu black campign dan penetapan terhadap ke 6 pasangan kandidat.
• Pasca pekan ke-2, pemberitaan kandidat hampir seluruhnya mengalami penurunan kecuali
Jokowi yang mengalami kenaikan pada pekan ke 4. Pada saat itu terjadi protes dari pimpinan
KPK Abraham Samad yang merasa namanya dicatut oleh Tim Sukses Jokowi-Ahok.
6. Analisa
• Secara umum, pemberitaan terkait dengan pilkada DKI
Jakarta pada bulan Mei sudah mulai meningkat. Salah
satu yang menjadi pertimbangannya adalah adanya
beberapa kejadian atau peristiwa seperti penetapan
nomor urut kandidat yang memang sedikit banyak
meningkatkan tren pemberitaan Kandidat.
• Disamping itu, antar kandidat kini juga mulai
melakukan aksi balas membalas tanggapan antara satu
kandidat dengan kandidat lainnya. Ada yang sifatnya
langsung mengkomentari, ada juga yang hanya
sekedar melakukan sindiran-sindiran. Dan tentu saja
hal ini tidak lepas dari pengamatan media.
7. Kandidat Di Media
• Pada periode 1 – 31 Mei 2012, seperti dengan periode sebelumnya pemberitaan
mengenai pasangan kandidat paling banyak adalah pasangan Foke-Nara,
kemudian disusul pasangan Alex-Nono dan Hidayat-Didik.
• Apabila dibandingkan antara cagub dan cawagub, pemberitaan cagub lebih banyak
dibanding cawagub. Hal ini menunjukkan bahwa dominasi cagub lebih besar
dibanding cawagub.
8. Analisa
• Nampaknya tidak dapat dipungkiri bahwa dalam momen pilkada, jarang peran
cawagub mendapat sorotan dari media. Kecenderungan yang lebih mendapat
banyak sorotan adalah cagub. Pada Pilkada DKI 2012 kali ini juga sama, dimana
cagub lebih dominan dalam sisi pemberitaan. Hal ini dapat kita lihat pada
pasangan Foke – Nara dan Hendardji – Riza.
• Pasangan Foke – Nara pada periode ini tampil dengan cukup banyak dari sisi
kuantitas pemberitaan dibandingkan dengan kandidat lain. Namun, porsi
pemberitaan lebih banyak didominasi oleh Foke. Media cenderung lebih banyak
mengangkat berita terkait dengan Foke dibandingkan Nara. Dengan kata lain,
peran Nara tidak cukup banyak mempengaruhi kuantitas pemberitaan pasangan
ini.
• Tidak jauh berbeda dengan Foke – Nara, pasangan cagub – cawagub independen,
Hendardji – Riza juga mengalami kondisi yang sama. Pemberitaan mengenai
Hendardji jauh lebih banyak dibandingkan dengan cawagubnya , Riza. Dari Total
176 berita, hanya 39 % pemberitaan berasal dari Riza. 65 % pemberitaan lebih
banyak disumbang oleh Hendardji. Sehingga dapat dilihat bahwa penopang utama
dari pasangan ini adalah Hendardji.
9. Sebaran Media
• Sejak periode sebelumnya,
ternyata Indopos merupakan
media yang paling konsen
dalam pilkada DKI Jakarta, yaitu
92 berita.
• Berbeda dengan sebelumnya,
Republika lebih tinggi dibanding
Koran Tempo dan Kompas.
• Media yang paling sedikit
memberitakan pilkada DKI
Jakarta adalah Kompas, yaitu 27
berita.
10. Analisa
• Media Indo Pos dalam pekan ini masih cukup
dominan dalam pemberitaan Pilkada DKI
dibandingkan dengan media lainnya. Tentu saja
hal ini cukup menarik, karena media lain yang
memiliki identitas sebagai koran politik, tidak
memberitakan proses pilkada DKI sebanyak Indo
Pos.
• Namun, perlu diperhatikan bahwa
kecenderungan pemberitaan Pilkada DKI 2012 di
Indo Pos cenderung banyak di halaman dalam
koran. Artinya, porsi pemberitaan mengenai
pilkada DKI masih hanya sebagai pelengkap.
11. Kandidat di Rakyat Merdeka
• Di media Rakyat Merdeka, Alex
Noerdin mampu menarik
perhatian lebih besar
dibandingkan kandidat lainnya
yaitu sebesar 46 berita.
• Bahkan Kandidat cawagub dari
Alex juga banyak diberitakan
oleh Rakyat Merdeka sebesar
42 berita.
• Pasangan independen kurang
menjadi perhatian Rakyat
Merdeka. Hal ini terlihat dari
pemberitaan terhadap kedua
pasangan independen relatif
kecil.
12. Analisa
• Pemberitaan kandidat di harian Rakyat Merdeka cenderung
lebih didominasi oleh Alex Nurdin – Nono Sampono. Di sini
dapat dilihat bahwa Nono juga mendapat porsi yang
hampir sama besar oleh Rakyat Merdeka. Sehingga sentral
pemberitaan Rakyat Merdeka tidak hanya tertuju pada Alex
semata, akan tetapi Nono juga menjadi perhatian,
walaupun tidak sebanyak Alex.
• Jika melihat dari prosentase pemberitaan tiap pasangan,
dapat dilihat bahwa kecenderungan Rakyat Merdeka cukup
merata dalam memberitakan antara cagub dengan
cawagub. Kecenderungan ini tampak di beberapa kandidat
dimana kuantitas pemberitaan antara cagub dengan
cawagub tidak cukup besar perbedaannya.
13. Kandidat di Seputar Indonesia
• Seputar Indonesia lebih banyak
memberitakan pasangan Foke-
Nara dibanding kandidat lainya,
yaitu Foke sebesar 38 berita dan
Nara sebesar 23 berita
• Berikutnya adalah Hidayat yang
menempati urutan ke-2 dengan
25 berita dan Didik pada urutan
ke-4 dengan 20 berita.
14. Analisa
• Untuk Harian Seputar Indonesia, pasangan Foke – Nara
cukup kuat. Terlebih jika menyangkut pemberitaan
mengenai Foke. Dapat dilihat dari total pemberitaan
mengenai Foke, jumlahnya sebanyak 38 berita, jauh
dibandingkan kandidat lainnya, Hidayat Nur Wahid yang
mendapat porsi pemberitaan di Seputar Indonesia sebesar
23 berita. Dengan kata lain, pemberitaan Foke di Seputar
Indonesia cukup dominan.
• Hal yang juga cukup menarik dilihat adalah pemberitaan
calon independen, dimana Seputar Indonesia lebih
“melirik’’ Hendardji dibandingkan Faisal Basri. Walaupun
posisi terbawah pemberitaan justru ada pada cawagub dari
Hendardji, yaitu Riza.
15. Kandidat di Republika
• Republika lebih banyak
memberitakan Hidayat
dibandingkan kandidat lainnya
dengan 26 berita.
• Kemudian disusul Foke dengan
24 berita, Alex dengan 20 berita
dan Jokowi dengan 19 berita.
16. Analisa
• Meskipun Hidayat Nur Wahid menempati
posisi teratas, namun pemberitaan kandidat di
Harian Republika dapat dibilang cukup merata
antara satu kandidat dengan kandidat lainnya.
Hal ini dapat dilihat dari jenjang pemberitaan
dimana tidak terjadi pemberitaan yang terlalu
dominan antar kandidat.
17. Kandidat di Media Indonesia
• Di Media Indonesia, kandidat yang
menjadi banyak perhatian yaitu
Foke dengan 28 berita, kemudian
disusul Alex dengan 23 berita dan
Jokowi dengan 20 berita.
18. Analisa
• Pemberitaan kandidat di Media Indonesia
lebih banyak terfokus pada pasangan Foke –
Nara atau lebih condong kepada Cagub Foke.
Pemberitaannya banyak mengangkat
mengenai program yang sudah dilakukan,
dukungan dari beberapa tokoh serta beberapa
kritik mengenai kinerja dari Foke.
19. Kandidat di Indopos
• Di Indopos, Alex Noerdin mampu
mencuri perhatian media tersebut
yaitu dengan 31 berita, kemudian
disusul Foke 30 berita.
• Berbeda dengan media lain,
Indopos ternyata lebih tertarik
memberitakan Hendardji,
meskipun bukan paling dominan,
akan tetapi masih dalam urutan 3
besar.
20. Analisa
• Untuk media Indo Pos, Walaupun secara kuantitas
pemberitaan Alex Nurdin lebih banyak dimuat, namun
secara umum, Alex dan Foke hampir berimbang
pemberitaannya. Penyebabnya adalah konfrontasi terbuka
diantara mereka yang cukup terekam dengan baik oleh
Indo Pos. Mulai dari pernyataan Foke yang mengatakan
bahwa Jakarta menjadi magnet bagi siapapun untuk
mengadu nasib di Jakarta, tidak terkecuali kepala daerah.
• Pernyataan ini menjadi sindiran bagi dua kepala daerah
yang menjadi kandidat yaitu Alex Nurdin dan Jokowi.
Namun diantara Jokowi dan Alex, hanya Alex yang berbalik
membalas sindiran tersebut dengan menantang Foke untuk
membandingkan secara kinerja sebagai kepala daerah.
21. Kandidat di Koran Tempo
• Koran Tempo banyak
memberitakan Foke dibanding
kandidat lainya yaitu sebanyak
31 berita.
• DI Koran Tempo pasangan
Jokowi-Ahok lebih
mendapatkan tempat yaitu
pada posisi ke-2 dan Ke-3.
22. Analisa
• Foke masih menjadi magnet pemberitaan termasuk di
harian Koran Tempo. Tema pemberitaannya tidak jauh
seputar perannya sebagai kepala daerah serta
aktivitasnya sebagai cagub Pilkada DKI 2012.
• Jika dibandingkan dengan media lainnya, cagub Jokowi
cukup mendapat perhatian di Koran Tempo. Hal ini
terlihat secara kuantitas, posisi Jokowi berada di
urutan kedua. Akan tetapi jika dilihat dari jarak
pemberitaan, Foke masih jauh lebih dominan
dibandingkan dengan Jokowi. Walaupun nada
pemberitaan yang muncul terkait dengan Foke
cenderung dengan netral.
23. Kandidat di Kompas
• Di Kompas, pemberitaan Foke
sangat dominan dibanding
kandidat lainnya dengan 20 berita.
Hal ini berbanding terbalik dengan
kandidat cawagub yang
mendapinginya, yaitu Nara yang
hanya terdapat di 3 berita.
• Meskipun belum maksimal, Faisal
Basri juga menjadi perhatian
media Kompas, dengan 6 berita.
24. Analisa
• Dominasi pemberitaan Foke di Kompas juga
terjadi seperti di beberapa media lainnya. Jumlah
cukup besar jika dibandingkan dengan kandidat
lainnya.
• Dari sisi pemberitaan, Kompas lebih condong
mengangkat berita terkait dengan kinerja Foke
sebagai Kepala daerah dan juga beberapa
persoalan di Jakarta. Selain itu, beberapa
program yang akan dilaksanakan oleh Foke jika
nantinya terpilih juga diberitakan.
25. Isu Kandidat I
• Secara umum isu mengenai kandidat didominasi isu dukungan terhadap Kandidat. Kandidat
yang paling banyak pemberitaan mengenai deukungan adalah Alex Noerdin sebesar 41
berita, kemudian Hidayat sebanyak 34 berita dan Foke sebanyak 33 berita.
• Pada periode ini ternyata isu program mengenai program mengalami penurunan dibading
periode sebelumnya. Kandidat yang banyak mengangkat isu program adalah Foke sebanyak
43 berita, Alex sebanyak 23 berita dan Hendadji 21 berita.
26. Isu Kandidat II
• Setelah kita gabung antara kandidat cagub dan cawagub ternyata isu mengenai dukungan
terhadap kandidat pasangan paling banyak adalah pasangan Alex-Nono. Akan tetapi Pasangan
Foke-Nara unggul dibanding Hidayat-Didik. Hal ini menunjukkan bahwa Nara lebih aktif dalam
menggalang dukungan dibandingkan kandidat Cawagub lainnya termasuk Didik.
• Dalam isu program ternyata juga terjadi pergeseran peringkat antara Hendardji dengan Hidayat,
Pasangan Hidayat-Didik lebih banyak pemberitaannya yaitu 26 berita, sedangkan pasangan
Hendadji sebesar 23 berita.
27. Analisa
• Terdapat pergeseran pemberitaan yang terjadi pada bulan mei 2012. Pada
bulan ini, isu kandidat cenderung kuat dari sisi wacana dukungan. Hal ini
mengindikasikan bahwa calon-calon cagub DKI, melalui tim suksesnya
masing-masing, mulai memperkuat atau memperlebar jaringan
dukungannya. Bentuk yang dilakukan bermacam-macam, mulai dari
melakukan konsolidasi ataupun kunjungan ke kantung-kantung massa
yang potensial untuk menambah dukungan.
• Selain itu, isu kandidat terkait program juga mulai meningkat. Seiring
dengan perkembangan di lapangan, masing-masing kandidat mulai
memperbanyak upaya untuk menyampaikan sesering mungkin program
yang akan dilakukan. Diantara mereka bahkan menjadikan programnya
sebagai tagline kampanye yang juga menyindir kandidat lainnya. Hal ini
dapat dilihat dari tagline kampanye Hendardji – Riza berupa :”Mari
bersihkan Jakarta dari Kumis”. Kumis merupakan singkatan dari Kumuh
dan Miskin dimana dapat juga diarahkan untuk menyindir Foke yang
identik dengan kumisnya.
28. Nada Pemberitaan
• Kandidat cagub yang paling banyak diberitakan dengan nada positif adalah Alex Noerdin. Begitu juga
dengan cawagub yang paling banyak diberitakan dengan naga positif adalah Nono Sampono.
• Kandidat yang paling banyak diberitakan dengan nada negatif adalah Foke, yaitu terkait isu “Jakarta
Jangan Berkumis Lagi” yang dimunculkan Tim Sukses Hendardji, serta terkait dana hibah yang dcuragai
ICW sebagai kampanye terselubung.
• Dalam Periode ini , Jokowi juga banyak mendapat sorotan negatif dari media, hal ini terkait isu pencatutan
nama pimpinan KPK Abraham Samad di web-nya serta black campign alasan penolakan terhadapnya
sebagai gubernur DKI.
29. Analisa
• Pasangan Alex – Nono merupakan pasangan yang paling banyak
mendapat nada positif dari pemberitaannya. Hal ini dikarenakan
pemberitaan terkait dengan Alex – Nono lebih banyak didominasi
dengan kampanye-kampanye positif dari Alex – Nono. Di samping
itu, media juga nampaknya lebih melihat bahwa program yang
diusung oleh Alex – Nono cenderung lebih menarik. Bahkan tidak
sedikit dari komentar yang kemudian menyatakan bahwa program
dari Alex – Nono bisa tercapai.
• Sementara itu, untuk Foke, pemberitaan negatif yang muncul lebih
banyak terkait dengan posisinya sebagai kepala daerah yang tentu
saja menjadi sarana kritik bagi kandidat atau tim sukses lainnya.
Salah satu isu yang cukup menyumbang porsi negatif adalah
mengenai dugaan korupsi yang dilontarkan oleh ICW terkait dengan
dana hibah yang digunakan sebagai dana kampanye. Selain itu,
adanya tagline bernada sindiran dari cagub Hendardji semakin
menambah pemberitaan negatif bagi Foke.
30. Penempatan Berita
• Secara umum penempatan berita kandidat di dalam sebuah berita terletak di In News. Hal ini
menujukkn bahwa isu kandidat banyak masuk dalam isu-isu lainnya.
• Kandidat yang paling sering menjadi judul berita atau In Title adalah Alex Noerdin yaitu sebaanyak
55 berita dan Hidayat 39 berita.
• Meskipun secara kuantitas pemberitaan besar, Foke ternyata banyak masuk berita lainnya
terutama kegiatannya dalam pemerintahan.
31. Analisa
• Penempatan berita kandidat yang condong
pada in news cukup masuk akal. Hal ini
dikarenakan media sering kali mencoba
mengkaitkan antara satu kandidat dengan
kandidat lainnya. Hal ini juga mengindikasikan
bahwa media berupaya memberikan porsi
pemberitaan yang berimbang antara satu
dengan yang lain.
32. Program Kandidat
• Program kesehatan pada bulan ini lebih banyak diminati oleh para cagub
dan cawagub DKI yaitu sebanyak 41 berita. Sementara itu, untuk isu
korupsi tidak mendapat banyak perhatian dari kandidat, dimana hanya
terdapat 3 berita.
33. Analisa
• Pasangan Foke-Nara merupakan pasangan yang paling
banyak dan komprehensif berbicara mengenai program.
Meskipun penekanan utamanya pada program Banjir, Jalan
dan transportasi serta ekonomi.
• Pasangan Alex-Nono lebih banyak mengangkat program
kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Sedangkan Pasangan
Hidayat-Hidayat lebih banyak mengangkat isu birokrasi dan
kultur.
• Salah satu yang cukup menarik adalah program kesehatan
cenderung lebih banyak dibicarakan oleh cagub jika
dibandingkan program lainnya seperti banjir. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa cagub tidak lagi hanya berbicara
pada ranah permasalahan banjir, akan tetapi mulai
beranjak ke tema lainnya seperti kesehatan.
34. Foto Kandidat
• Kandidat yang paling banyak dimuat fotonya di media adalah alex Noerdin
sebanyak 79 foto, Hidayat sebanyak 68 foto, dan Foke sebanyak 55 foto.
• Cawagub yang paling banyak dimuat fotonya di media adalah Didik
sebanyak 49 foto dan Nono sebanya 45 foto.
35. Analisa
• Foto atau gambar dalam media dapat
dijadikan sebagai sarana untuk berkampanye
secara visual. Dalam hal ini, Alex Nurdin
mendapat porsi yang cukup banyak jika
dibandingkan dengan kandidat lainnya.
Hampir di setiap pemberitaan mengenai Alex
Nurdin, selalu disertai dengan foto. Kondisi
yang sama juga terjadi pada Hidayat dan Foke.
36. Tema Berita:
Kegiatan Kandidat
• Kegiatan kandidat cagub yang paling banyak diliput media adalah kegiatan Foke
sebanyak 77 berita,kemudian Alex dengan 54 berita dan Hidayat 50 berita.
• Untuk kegiatan cawagub paling banyak diliput adalah kegiatan yang dilakukan Didik
dengan 33 berita.
37. Analisa
• Sebagai petahana, Foke memiliki keunggulan
dari sisi pemberitaan. Hal ini dapat dilihat dari
kecenderungan media yang tetap meliput
kegiatan dari Foke, baik itu sebagai Gubernur
DKI ataupun cagub DKI 2012.
38. Asal Berita:
Wawancara Kandidat
• Kandidat yang paling banyak diwawancara untuk menjadi sumber berita
adalah Foke yaitu terdapat dalam 37 berita, kemudian Hendardji yang
terdapat 25 berita.
• Kandidat yang sama sekali tidak pernah diwawancara adalah Riza sebagai
pasangan Hendardji.
39. Analisa
• Foke dan hendardji cukup banyak menjadi narasumber
bagi beberapa media nasional terkait dengan
pemberitaan mengenai Pilkada DKI 2012. Foke sebagai
petahana banyak menjadi narasumber baik untuk
pemberitaan pilkada atau mengenai beberapa
permasalahan di DKI Jakarta.
• Untuk Hendardji, aktivitasnya di media cukup tinggi
dimuat. Beberapa diantaranya lebih banyak berbicara
mengenai sosialisasi program yang akan dilakukan.
Selain itu, beberapa kunjungannya ke pemukiman
masyarakat juga banyak dimuat.
40. Asal Berita:
Tim Sukses
• Tm sukses Foke – Nara cukup banyak menyumbang pemberitaan yaitu
sebanyak 46 berita. Sementara untuk Tim sukses Hendardji – Riza hanya
sebanyak 5 berita.
41. Analisa
• Tim Sukses Foke-Nara merupakan Tim yang
paling aktif dalam menjalin komunikasi dengan
media. Hal ini terlihat dari banyaknya berita yang
bersumber dari pihaknya, yaitu sebesar 46 berita.
• Tim Alex-Nono ternyata kurang maksimal dalam
menjalin hubungan dalam media. Sehingga
pemberitaan mengenai kandidatnya lebih
didominasi dari kandidat itu sendiri.
42. Kualitas Berita:
Cek Ricek Pemberitaan
• Dilihat dari ada tidaknya cek ricek pemberitaan, Harian Indo Pos cukup
tinggi kuantitasnya yaitu sebanyak 85 berita. Sementara untuk Media
Indonesia, sebanyak 33 berita tidak ada cek ricek pemberitaan.
43. Analisa
• Secara umum pemberitaan media-media
sangat berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat cek-ricek terhadap berita cukup tinggi.
Hanya ada beberapa berita saja yang belum
ada upaya cek-riceknya terutama ada di
Media Indonesia.
44. Kualitas Berita:
Cover Both Side
• Media Kompas dan Koran Tempo yang memberitakan kandidat dalam dua
sisi pandangan dari pihak-pihak yang ada.
45. Analisa
• Dalam pemberitaan kandidat di Indo Pos,
pemberitaannya cenderung tidak cover both
side. Sering terlihat satu berita yang hanya
mengulas dari sisi satu kandidat tertentu,
tanpa mencoba untuk membandingkan
dengan kandidat lainnya.
46. Kualitas Berita:
Percampuran Opini dan Fakta
• Indo Pos lebih banyak memberitakan secara objektif mengenai
Pilkada DKI 2012 yaitu sebanyak 74 berita. Sementara tingkat
percampuran opini dan fakta yang cukup tinggi ada di media
Seputar Indonesia yaitu sebanyak 38 berita.
47. Analisa
• Sebagian besar media dalam memberitakan
kandidat tidak ada percampuran opini dan
fakta. Media sebagian besar berusaha objektif
memberitakan kejadian yang terjadi.
• Akan tetapi untuk Seputar Indonesia, tingkat
pecampuran opini dan fakta relatif banyak
ketimbang media lainnya.
48. Narasumber Berita
• Narasumber utama masih dipegang oleh kandidat kepala
daerah sebanyak 248 berita. Sementara itu, sebanyak 76
berita mengambil narasumber dari tim sukses.
49. Analisa
• Figur kandidat masih mendominasi sebagai
narasumber berita. Hal ini menjadikan para
kandidat tersebut sebagai sentral
pemberitaan.
• Dalam periode ini keterlibatan tim sukses
dalam menjadi sumber berita mulai naik. Hal
ini menunjukkan pertarungan antar tim
kandidat sudah mulai memanas.
50. Top 10 Person Quote
Non Kandidat
• Apabila kandidat tidak disertakan dalam penghitungan, maka tokoh yang paling banyak
menanggapi isu Pemilukada ini adalah Jamal F. Hasyim (Ketua Kelompok Kerja (Pokja) KPU
DKI), Kemudian Ketua Panwaslu Ramadhansyah dan Ketua KPUD DKI Jakarta Dahlia Umar.
Mereka banyak menanggapi masalah DPT yang tidak valid dan beberapa isu pilkada DKI.
51. Analisa
• Salah satu isu yang tidak kalah penting adalah
mengenai isu Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Permasalahan ini telah mengundang banyak
pihak untuk berkomentar termasuk dari pihak
KPUD dan juga Panwaslu.
53. Analisa
• Secara umum, akademisi menanggapi
kandidat lebih bersifat netral, karena dalam
periode ini banyak hasil survei yang dirilis oleh
beberapa lembaga survei.
• Pasangan Foke-Nara paling banyak mendapat
pujian dari akademisi terutama banyak hasil
survei yang menganggap pasangan ini paling
kuat.
55. Analisa
• Hidayat adalah kandidat yang paling banyak
mendapat dukungan dari Tokoh
agama/masyarakat. Upaya Hidayat untuk
menggalang dukungan sangat kelihatan selama
bulan Mei ini.
• Sedangkan kandidat yang paling mendapat
kritikan dari tokoh agama atau masyarakat
adalah Jokowi. Salah satu pemberitaan yang
negatif terkait dengan hal itu adalah mengenai
dukungan dari orang Solo di Jakarta yang
ternyata lebih diarahkan kepada Hidayat Nur
Wahid.
57. Analisa
• Isu regulasi banyak mengangkat mengenai
proses pelaksaan pilgub yaitu terkait
penetapan DPT yang diduga banyak pihak
masih banyak kesalahan.
• Isu berikutnya adalah pelanggaran yaitu
mengenai black campaign yang menimpa
beberapa kandidat serta banyaknya atribut
kampanye yang melanggar aturan dan
meresahkan masyarakat.
59. Analisa
• Sebagai pihak yang paling berkompenten dalam
pelaksanaan pilkada DKI, KPUD DKI merupakan
instansi yang paling banyak terkait dengan isu
regulasi. Hal ini didorong isu permasalahan DPT.
• Meskipun belum banyak melakukan tindakan,
Panwaslu sudah banyak melakukan kegatan
antisipasi dan beberapa upaya penyelesaian
permasalahan pilkada seperti menjadi fasilitator
penyelesaian black campign yang terjadi antar
kandidat.
60. Kesimpulan
• Secara umum pemberitaan media terkait dengan Pilkada DKI 2012 pada bulan mei cukup
dinamis jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas
kandidat mulai padat dengan aktivitas politik berupa konsolidasi politik maupun kunjungan-
kunjungan politik baik ke tokoh masyarakat maupun masyarakat biasa.
• Foke dan Alex Noerdin masih mendominasi pemberitaan kandidat, walau masih terdapat
Hidayat Nur Wahid yang pemberitaannya juga semakin meningkat.
• Pemberitaan Cagub masih jauh lebih dominan dibandingkan dengan cawagub. Hal ini tampak
jelas terlihat dari pasangan Foke – Nara dan Hendardji – Riza. Pasangan Foke – Nara pada
periode ini tampil dengan cukup banyak dari sisi kuantitas pemberitaan dibandingkan
dengan kandidat lain. Namun, porsi pemberitaan lebih banyak didominasi oleh Foke. Media
cenderung lebih banyak mengangkat berita terkait dengan Foke dibandingkan Nara. Dengan
kata lain, peran Nara tidak cukup banyak mempengaruhi kuantitas pemberitaan pasangan
ini.
• Tidak jauh berbeda dengan Foke – Nara, pasangan cagub – cawagub independen, Hendardji –
Riza juga mengalami kondisi yang sama. Pemberitaan mengenai Hendardji jauh lebih banyak
dibandingkan dengan cawagubnya , Riza. Dari Total 176 berita, hanya 39 % pemberitaan
berasal dari Riza. 65 % pemberitaan lebih banyak disumbang oleh Hendardji. Sehingga dapat
dilihat bahwa penopang utama dari pasangan ini adalah Hendardji.
• Dari sisi program yang ditawarkan, terjadi pergeseran dimana program kesehatan lebih
banyak dikemukakan oleh para kandidat. Tentu saja ini mengindikasikan adanya upaya dari
kandidat bersama tim suksesnya untuk mencoba masuk ke tema atau isu selain banjir.