Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan sistem manajemen sekolah yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengkoordinasikan sumber daya dan mengambil keputusan sendiri guna mencapai tujuan pendidikan, dengan melibatkan pihak terkait. MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam mengelola sumber daya manusia dan mencapai tujuan, serta membutuhkan dukungan dan pelatihan bagi staf sekolah.
Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Pengembangan kepemimpinan dalam implementasi mbssman 2 mataram
The implementation of UU Number 14 Year 2005 related to Teachers and Lecturers and UU Number 20 Year 2003 about National Educational System, brought the implication that all institution related to those UU automathically should implement it according to the rules within the UU. The idea to implement the MBS approach emerged along with the application of local authonomy and educational decentralisation as a new paradigm in school operation. The fact nowadays shows that schools are only a tool for center government’s bureaucracy to conduct educational politics matters.
With the use of MBS approach, school institution as an operational unit which manage everything directly. The whole components that are principals, teachers, school committees and society should prepare themselves and actively involved in improving educational qualities.
In order to conduct school effectively, the school needs an effective leadership as well. Principals are actors who playing the most significant roles as a leader in MBS to manifest vision to be a feasible mission for improving services and schools’ qualities.
Keywords: Leadership, School-Based Management.
Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Pengembangan kepemimpinan dalam implementasi mbssman 2 mataram
The implementation of UU Number 14 Year 2005 related to Teachers and Lecturers and UU Number 20 Year 2003 about National Educational System, brought the implication that all institution related to those UU automathically should implement it according to the rules within the UU. The idea to implement the MBS approach emerged along with the application of local authonomy and educational decentralisation as a new paradigm in school operation. The fact nowadays shows that schools are only a tool for center government’s bureaucracy to conduct educational politics matters.
With the use of MBS approach, school institution as an operational unit which manage everything directly. The whole components that are principals, teachers, school committees and society should prepare themselves and actively involved in improving educational qualities.
In order to conduct school effectively, the school needs an effective leadership as well. Principals are actors who playing the most significant roles as a leader in MBS to manifest vision to be a feasible mission for improving services and schools’ qualities.
Keywords: Leadership, School-Based Management.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Dasar pemikiran
UU
No 22/1999 tentang Otoda dilanjutkan dg
PP 25/2000 kewenangan pemerintah pusat
dan daerah
Manajemen berbasis pusat mempunyai
banyak kelemahan.
Sekolah paling memahami kebutuhan,
potensi, dan sumberdaya di sekolah tsb
3. lanjut
Rasa
memiliki terhadap sekolah dapat
menimbulkan rasa tanggung jawab untuk
melakukan perubahan.
Formalitas dapat mematikan kreatifitas dan
tanggung jawab profesional.
Memungkinkan orang-orang yang kompeten
di sekolah untuk mengambil keputusan yang
akan meningkatkan pembelajaran.
4. Pengertian MBS
Proses
pengkoordinasian dan penyerasian
sumberdaya yang dilakukan secara mandiri
oleh sekolah untuk mencapai tujuan sekolah
dalam kerangka pendidikan nasional, proses
pengambilan keputusannya melibatkan pihak
yang terkait.
5. Tujuan MBS
untuk "memberdayakan" sekolah, baik
sumber daya manusianya (kepala sekolah,
guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, dan
masyarakat sekitarnya), melalui pemberian
kewenangan, fleksibilitas, dan sumber daya
lain untuk mencapai tujuan sekolah
6. Syarat MBS
MBS harus mendapat dukungan staf sekolah.
MBS diterapkan secara bertahap.
Staf sekolah dan kantor dinas harus memperoleh pelatihan
penerapannya, dan belajar menyesuaikan diri dengan peran
dan saluran komunikasi yang baru.
disediakan dukungan anggaran untuk pelatihan dan
penyediaan waktu bagi staf untuk bertemu secara teratur.
Pemerintah pusat dan daerah harus mendelegasikan
wewenang kepada kepala sekolah, dan kepala sekolah
selanjutnya berbagi kewenangan ini dengan para guru dan
orang tua murid.
7. Pergerakannya..
Dari Sub-Ordinasi Menuju Otonomi
Dari Pengambilan Keputusan Terpusat Menuju Pengambilan
Keputusan Partisipatif
Dari Ruang Gerak Kaku Menuju Ruang Gerak Luwes
Dari Pendekatan Birokrasi Menuju Pendekatan
Profesionalisme
Dari Manajemen Sentralistik Menuju Manajemen Desentralistik
Dari Kebiasaan Diatur Menuju Kebiasaan Motivasi Diri
Dari Over regulasi Menuju Deregulasi
8. lanjut…
Dari Mengarahkan Menuju Memfasilitasi
Dari Menghindari Resiko Menuju Mengolah Resiko
Dari Menggunakan Uang Semuanya Menuju
Menggunakan Uang Seefisien Mungkin
Dari Individu yang Cerdas Menuju "Teamwork" yang
Kompak dan Cerdas
Dari Informasi Terpribadi Menuju Informasi Terbagi
Dari Pendelegasian Menuju Pemberdayaan
Dari Organisasi Hirarkis Menuju Organisasi Datar
9. Hambatan MBS
Tidak Berminat Untuk Terlibat
Tidak Efisien dalam Pengambilan keputusan yang
dilakukan secara partisipatif
Pikiran Kelompok dapat menimbulkan kohesif yg
saling mendukung atau terlalu kompromis
Memerlukan kesiapan dan pelatihan sehingga
membutuhkan anggaran lebih
Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru
Kesulitan Koordinasi
10. Hambatan MBS
Tidak Berminat Untuk Terlibat
Tidak Efisien dalam Pengambilan keputusan yang
dilakukan secara partisipatif
Pikiran Kelompok dapat menimbulkan kohesif yg
saling mendukung atau terlalu kompromis
Memerlukan kesiapan dan pelatihan sehingga
membutuhkan anggaran lebih
Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru
Kesulitan Koordinasi