SlideShare a Scribd company logo
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
RABIES PADA MANUSIA
D I N A S K E S E H ATA N P R O V. S U L A W E S I S E L ATA N
PERTEMUAN PENGENDALIAN PENYAKIT
RABIES DENGAN PENDEKATAN ONE HEALTH
DI KAB. SIDRAP
FATIMAH RASYID. SKM, M. Kes
Pengelola Program Zoonosis
CURICULUM VITAE (CV )
Nama : Fatimah Rasyid. SKM, M. Kes
Alamat : BTP Blok AE No. 596 Makassar
Jabatan : Pengelola Program Zoonosis
Instansi : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan
No. HP/WA : 081 241 751 827
Email : imach14@gmail.com
PENGERTIAN “ZOONOSIS”
 WHO (2008) :
Zoonosis adalah suatu penyakit atau infeksi
yang secara alami ditularkan dari hewan
vertebrata ke manusia atau sebaliknya.
 UU No. 18 tahun 2009 ttg Peternakan dan
Kesehatan Hewan :
Zoonosis adalah penyakit yang menular
dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
 Perpres No.30 tahun 2011 ( 20 Mei 2011)
tentang Pengendalian Zoonosis :
Zoonosis adalah penyakit yang dapat
menular dari hewan kepada manusia atau
sebaliknya.
 Corona virus Disease-19 (COVID-19)
merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh virus SARS-COV 2 atau
Virus Corona.
 TL Indonesia :
 PP Nomor 21 Tahun 2020 tanggal
31 Maret 2020 tentang Perlakuan
kekarantinaan kesehatan dengan
cara Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB)
 Keppres Nomor 11 Tahun 2020
tentang COVID-19 sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
(KKM)
 Perlu pencegahan, pengendalian, dan
percepatan penanganan COVID-19 dan
mengintegrasikan dengan upaya
penanggulangan kasus ZOONOSIS.
PERMENKES (NO 1501/2007)
17 PENYAKIT BERPOTENSI WABAH
• Cholera
• Plaque
• DHF
• Measles
• Polio
• Diphteria
• Pertusis
• Meningitis
• Chikungunya
• Rabies
• Malaria
• Avian Influenza
• Anthrax
• Leptospirosis
• Hepatitis
• Influenza
• Yellow Fever
PENYAKIT ZOONOTIK ( ZOONOSIS)
 PENYAKIT ZOONOTIK ATAU ZOONOSIS ADALAH PENYAKIT YANG
DITULARKAN DARI HEWAN KE MANUSIA ATAU SEBALIKNYA
 ADA SEKITAR 150 PENYAKIT ZOONOTIK YANG PERNAH MUNCUL DI
DUNIA
 DI INDONESIA PENGENDALIAN ZOONOTIK DIARAHKAN PADA
RABIES, FLU BURUNG, ANTRAKS, LEPTOSPIROSIS, DAN PES KARENA
MASIH MERUPAKAN MASALAH KESEHATAN
 KEBERHASILAN PENANGGULANGAN PENYAKIT ZOONOTIK SANGAT
DITENTUKAN OLEH KOMUNIKASI, KOORDINASI, DAN KOLABORASI
LINTAS SEKTOR JAJARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH SERTA
DUKUNGAN MASYARAKAT, KARENA ITU PENDEKATAN ONE HEALTH
SANGAT PENTING
PRINSIP UMUM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN ZOONOSIS
Prevent Avoidable
Outbreak
Detect Threats
Early
Respond Rapidly
and Effectively
Keberhasilan prevent, detect dan respon sangat ditentukan oleh
dukungan & kerjasama lintas sektor bersama seluruh masyarakat
PENGERTIAN :
Rabies ( Anjing Gila )  Penyakit menular akut,
menyerang susunan syaraf pusat yang
disebabkan oleh Virus dan akan mengakibatkan
kematian dapat menyerang semua hewan
berdarah panas dan manusia.
PENYEBAB :
Penyebab Rabies adalah virus rabies yang
termasuk ke dalam genus Lyssa virus dari family
Rhabdoviridae. Virus rabies mudah mati oleh
sinar matahari dan sinar ultraviolet, pengaruh
keadaan asam dan basa, zat pelarut lemak,
misalnya ether dan kloroform, Na dioksida dan
air sabun.
CARA PENULARAN :
Virus rabies terdapat pada air liur hewan
yang sakit rabies dan biasanya di tularkan
kepada manusia/hewan lainnya melalui
gigitan, cakaran serta jilatan pada kulit
yang terluka atau selaput lendir seperti
mukosa mata dan mulut, rabies dapat
ditularkan melalui inhalasi bahan yang
mengandung virus atau transplantasi organ
yang terinfeksi namun jarang terjadi.
HEWAN PENULAR :
98% ditularkan oleh anjing dan sisanya
ditularkan oleh kucing dan kera.
MASA INKUBASI :
1. Pada Manusia
Bervariasi antara 2 minggu – 2 tahun,
tetapi pada umumnya 2 – 8 minggu,
tergantung jarak letak luka gigitan
dengan SSP (otak)
2. Pada Hewan
Bervariasi antara 2 – 8 minggu setelah
digigit oleh hewan yang terinfeksi virus
rabies.
GEJALA RABIES PADA MANUSIA
 Demam
 Mual
 Sakit Tenggorokan
 Sakit kepala hebat
 Gelisah
 Takut air (hydrophobia)
 Takut cahaya (photophobia)
 Air liur berlebihan (hipersalivasi)
GEJALA RABIES PADA HEWAN
Rabies pada anjing ada 2 bentuk :
1. Rabies yang ganas :
a. Suara menjadi parau
b. Tidak menurut perintah majikannya lagi
c. Menyerang dan menggigit apa saja yang bergerak / dijumpai
d. Lari tanpa tujuan
e. Lupa pulang
f. Berkelahi tak mau kalah
g. Biasanya ekor berada diantara dua paha
h. kejang – kejang yang disusul kelumpuhan
i. Biasanya mati dalam 4 – 7 hari setelah gejala pertama muncul.
GEJALA RABIES PADA HEWAN
1. Rabies yang tenang :
a. Bersembunyi di tempat gelap dan
sejuk
b. Tidak mampu menelan
c. Mulut terbuka
d. Air liur berlebihan
e. Kejang – kejang berlangsung singkat
bahkan sering tak terlihat
f. Kelumpuhan
g. Kematian terjadi dalam waktu
singkat
CARA PENANGANAN LUKA GIGITAN HEWAN
PENULAR RABIES PADA MANUSIA
1. Cuci luka gigitan secepatnya dengan sabun / deterjen pada air
mengalir minimal 15 menit lalu diberi antiseptik seperti obat merah
dan sejenisnya.
2. Segera pergi ke Rabies Center ( Puskesmas atau Rumah Sakit )
atau pelayanan kesehatan lainnya untuk dilakukan kembali
pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) sesuai
indikasi
3. Berikan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi pengobatan
segera setelah terpapar rabies efektif dapat mencegah timbulnya
gejala dan kematian.
CARA PENANGANAN HEWAN PENULAR RABIES
YANG MENGIGIT MANUSIA
Jika terjadi kasus gigitan hewan penular
rabies sedapat mungkin hewan penular
rabies tersebut ditangkap dan diserahkan
kepada petugas peternakan di Dinas
Peternakan setempat untuk diobservasi /
diamati selama 14 hari. Jika hewan mati
sebelum 14 hari atau spesimen otaknya
menunjukkan hasil positif maka penderita
luka gigitan harus diberikan Vaksin Anti
Rabies ( VAR ) secara lengkap.
PROTOKOL LAYANAN KASUS GHPR & RABIES
PADA MASA PANDEMI COVID-19
PENCEGAHAN KASUS RABIES
Tatalaksana
luka gigitan
hewan
penular
rabies pada
masa
COVID-19
 Setelah pencucian
luka, diberikan
antiseptik,
diantaranya povidon
iodine, alkohol 70%,
dan zat antiseptik
lainnya.
 Pemberian antiseptik
tetap dilakukan pada
masa COVID-19.
PEMBERIAN ANTISEPTIK
 Tujuan pemberian VAR adalah
membangkitkan sistem imunitas dalam
tubuh terhadap virus rabies agar dapat
menetralisir virus rabies
 Pemberian VAR & SAR dengan
pertimbangan:
 kondisi hewan saat pajanan
 hasil observasi hewan
 hasil pemeriksaan lab spesimen otak
hewan
 kondisi luka yang ditimbulkan
PEMBERIAN VAR / VAR DAN SAR
3 LANGKAH CEGAH RABIES
1. VAKSINASI ANJING
SECARA RUTIN
2. SEGERA CUCI LUKA
SETELAH DI GIGIT ANJING
3. LAPOR
PUSKESMAS
PENANGGULANGAN
KASUS HPR
(POST-EXPOSURE)
PRINSIP CUCI LUKA
1. Lakukan pd semua kasus GHPR (100%);
2. Cuci luka dengan air mengalir dan sabun
10-15 menit;
3. Hindari tindakan invasif seperti
menyikat luka, dll;
4. Golden period cuci luka : 12 jam. Namun
tetap lakukan, meski terlambat.
5. Setelah cuci luka : diberi betadin atau
antiseptik yg lain
6. Luka gigitan tidak boleh dijahit, bila
sangat diperlukan (luka dalam,
perdarahan) lakukan jahitan situasi;
PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES ( VAR )
Purified Vero Rabies Vaccine /PVRV
( Verorab )
Dosis untuk Anak  0,5 ml
Dosis untuk Dewasa  0,5 ml
Cara Pemberian  IM
Waktu Pemberian 
- Hari ke - 0 = 2 dosis
( lengan atas kanan dan kiri atau paha kanan
dan kiri untuk anak < 1 thn )
- Hari ke – 7 = 1 dosis
- Hari ke – 21 = 1 dosis
PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES ( VAR )
Purified Chick Embriyo Cell - Culture
Vaccine /PCECV ( Rabipur)
Dosis  1 ml
Cara Pemberian  IM
Waktu Pemberian 
- Hari ke - 0 = 2 dosis
( lengan atas kanan dan kiri atau paha
kanan dan kiri untuk anak < 1 thn )
- Hari ke – 7 = 1 dosis
- Hari ke – 21 = 1 dosis
SERUM ANTI RABIES (SAR)
Ada 2 jenis SAR yi :
a. Serum Homolog ( Human Rabies
Immunoglobulin / HRIG )
kemasan : Vial 2 ml ( 1 ml = 150
IU )
b. Serum Heterolog  serum yang
berasal dari serum kuda yi Equine
Rabies Immunoglobulin (ERIG)
Pemberian SAR terutama
untuk luka risiko tinggi atau
luka kategori III yang
disebabkan oleh hewan yang
terindikasi tinggi rabies.
Tujuan  untuk memberikan
kekebalan pasif dalam 7 hari
pertama dimana pada masa itu
belum terbentuk imunitas
terhadap virus rabies.
PEMBERIAN SERUM ANTI RABIES ( SAR )
Serum Homolog
Dosis untuk anak  20 IU / kg BB
Dosis untuk dewasa  20 IU / kg
BB
Cara Pemberian  Infiltrasi di
sekitar luka sebanyak mungkin,
sisanya disuntikkan secara
intramuscular
Waktu Pemberian  Bersamaan
dengan Pemberian VAR hari ke - 0
Serum Heterolog
Dosis untuk anak  40 IU / kg BB
Dosis untuk dewasa  40 IU / kg
BB
Cara Pemberian  Infiltrasi di
sekitar luka sebanyak mungkin,
sisanya disuntikkan secara
intramuscular di regio gluteal
Waktu Pemberian  Bersamaan
dengan Pemberian VAR hari ke - 0
TATA LAKSANA KASUS GIGITAN YANG MEMILIKI RIWAYAT
PEMBERIAN VAR LENGKAP
No Waktu digigit Tatalaksana
1 < 3 bulan Tidak perlu
vaksinasi
2 3 bulan – 12 bulan Vaksinasi 1 dosis
3 > 12 bulan Vaksinasi lengkap
FLOW CHART PENATALAKSANAAN KASUS GIGITAN
HEWAN TERSANGKA /RABIES
.
`
Kasus gigitan
Anjing,
Kucing, Kera
Hewan pengigit lari
/hilang & tdk dpt di
tangkap, mati/dibunuh
Hewan pengigit
dapat ditangkap &
diobservasi 10-14
hari
Segera
diberi VAR
& SAR
Luka
resiko tinggi
Luka
resiko rendah
Luka
resiko tinggi
Luka
resiko rendah
Hewan
sehat
Hewan
mati
Hewan
mati
Hewan
sehat
Segera
Diberi VAR
Segera
Diberi VAR
& SAR
Tidak diberi
VAR tunggu
hasil Obs.
Spc. otak dapat
diperiksa di Lab.
Positif
VAR lanjutkan
Negatif
Tidak
di VAR
Spc. otak
diperiksa di Lab.
Stop VAR
Positif Negatif
VAR
lanjutkan
Stop VAR
Beri / lanjutkan
VAR
Stop
VAR
Jika tdk dpt
diperiksa Lab.
lanjutkan VAR
P E L A T I H A N P E N G E N D A L I A N R A B I E S
ONE HEALTH
ONE HEALTH ADALAH PENDEKATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
YANG DILAKSANAKAN SECARA TERPADU & TERINTEGRASI LINTAS
SEKTOR-LINTAS PROGRAM BERSAMA MASYARAKAT
PENDEKATAN ONE HEALTH TERUTAMA DITERAPKAN DALAM
PENANGGULANGAN PENYAKIT ZOONOTIK DAN PENYAKIT INFEKSI
EMERGING
PENERAPAN ONE HEALTH DI TINGKAT NASIONAL MELIBATKAN
SEKTOR TERKAIT : KEMENKES, KEMENTAN, KEMEN-LHK,
KEMENDAGRI, KEMENKO PMK, BNPB
PENERAPAN ONE HEALTH DI TINGKAT GLOBAL MELIBATKAN
ORGANISASI INTERNASIONAL TERKAIT :WHO, FAO, OIE
KONSEP OPTIMALISASI PENGENDALIAN RABIES
Sasaran:
menurunkan
Kematian akibat
rabies
Kegiatan:
1. Koordinasi LS
(One Health)
2. Surveilans
terpadu
3. Sinergi
sumberdaya
LS
4. Tatalaksana
kasus GHPR
5. Pemenuhan
logistik &
operasional
6. Public
awereness
7. Pemberdayaan
masy
Tim terpadu
Penguatan
kapasitas
Penyuluhan
• Tipe media (TV
lokal, Radio , SMS
gateway dll)
• Rutin
• Sasaran : seluruh
gol masy
• Pembentu
kan tim
terpadu
• Pelatihan
vaksinasi
HPR
• Pelatihan
tatalaksan
a KGHPR
Masyarakat
Seluruh
OPD
• Cuci luka
• Kemauan utk
berobat
• Informasi
fasyankes yg
mampu
memberikan
tatalaksana kasus
GHPR
E
L
I
M
I
N
A
S
I
R
A
B
I
E
S
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
86 140
446
213 115 141 76
291
692
131 205 145 88 154 161 164 163 271
68
294
33
940 1045
187
6249
JUMLAH KASUS GHPR DI SULAWESI SELATAN TAHUN 2020
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2018 2019 2020
15
12
4
SITUASI KASUS LYSSA DI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2018 - 2020
Situasi Rabies 2021
Jumlah Kasus GHPR s/d Juli 
2893
Cuci Luka  2821
Pemberian VAR  2215
Jumlah Kasus
GHPR di Sidrap=
113
Kasus
Jumlah Kasus Kematian Rabies (
LYSSA)  6 Kasus
ONE HEALTH
Badan
Dunia
(WHO,OIE
dll)
Pemerintah
Organisasi
Profesi
Asosiasi
Masyarakat
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTIONCUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
Brenda Panjaitan
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
fikri asyura
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
Ainur
 
Program rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmasProgram rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmasJoni Iswanto
 
SOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptx
SOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptxSOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptx
SOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptx
RizalazizNurcahyo
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
Arini Utami
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
ADam Raeyoo
 
Penyakit kecacingan
Penyakit kecacinganPenyakit kecacingan
Penyakit kecacinganAchmad Nur
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
Encepal Cere
 
Pengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malariaPengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malariaJoni Iswanto
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
BidangTFBBPKCiloto
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
NajMah Usman
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
Muhammad Munandar
 
Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah DengueDemam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue
ibambramantono
 
Skabies
Skabies Skabies
Skabies
peternugraha
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
Gabriella Jermia
 

What's hot (20)

CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTIONCUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
CUTANEUS LARVA MIGRAN / CREEPING ERUPTION
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Leptospirosis
LeptospirosisLeptospirosis
Leptospirosis
 
Program rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmasProgram rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmas
 
SOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptx
SOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptxSOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptx
SOSIALISASI DEMAM BERDARAH2.pptx
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 
Penyakit kecacingan
Penyakit kecacinganPenyakit kecacingan
Penyakit kecacingan
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Pengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malariaPengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malaria
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah DengueDemam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue
 
Skabies
Skabies Skabies
Skabies
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 

Similar to MATERI RABIES.pptx

RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
AnggaPutraPerdana
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
MosesWingky
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
AvinoMulanaFikri1
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
khoirilliana12
 
10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx
holipah2
 
132976 envenomasi
132976 envenomasi132976 envenomasi
132976 envenomasi
Puspa YaNi
 
508567664-Leaflet-Rabies.docxa anjing gila
508567664-Leaflet-Rabies.docxa anjing gila508567664-Leaflet-Rabies.docxa anjing gila
508567664-Leaflet-Rabies.docxa anjing gila
AthyyohanetaLongginu
 
Cara hidup sihat ‘vector borne disease’
Cara hidup sihat   ‘vector borne disease’Cara hidup sihat   ‘vector borne disease’
Cara hidup sihat ‘vector borne disease’
Muhammad Nasrullah
 
1338991 634652878368467500
1338991 6346528783684675001338991 634652878368467500
1338991 634652878368467500ajeyizna
 
PHBS DALAM MASA PANDEMI.pptx
PHBS DALAM MASA PANDEMI.pptxPHBS DALAM MASA PANDEMI.pptx
PHBS DALAM MASA PANDEMI.pptx
EgarSamudera2
 
Peyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virusPeyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virus
Hafidz Setiyadi
 
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhdPenyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
syafira82
 
Penyuluhan-Penyakit-Rabies.pdf
Penyuluhan-Penyakit-Rabies.pdfPenyuluhan-Penyakit-Rabies.pdf
Penyuluhan-Penyakit-Rabies.pdf
muhammadichsan654078
 
Penyakit Rabies
Penyakit RabiesPenyakit Rabies
Penyakit Rabies
BEM FKM UNSRI
 
Sosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptx
Sosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptxSosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptx
Sosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptx
zeynita1
 
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Tata Naipospos
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioFerdiansah Umar
 
Kebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxKebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptx
HandriTea
 

Similar to MATERI RABIES.pptx (20)

RABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptxRABIES MAT UGM 2021.pptx
RABIES MAT UGM 2021.pptx
 
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular RabiesPedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
Pedoman dalam penanganan Gigitan Hewan Penular Rabies
 
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdfBUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
BUKU SAKU RABIES MODUL TROPIS.pdf
 
SOP RABIES.docx
SOP RABIES.docxSOP RABIES.docx
SOP RABIES.docx
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
 
10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx10 KAK RABIES.docx
10 KAK RABIES.docx
 
132976 envenomasi
132976 envenomasi132976 envenomasi
132976 envenomasi
 
508567664-Leaflet-Rabies.docxa anjing gila
508567664-Leaflet-Rabies.docxa anjing gila508567664-Leaflet-Rabies.docxa anjing gila
508567664-Leaflet-Rabies.docxa anjing gila
 
Cara hidup sihat ‘vector borne disease’
Cara hidup sihat   ‘vector borne disease’Cara hidup sihat   ‘vector borne disease’
Cara hidup sihat ‘vector borne disease’
 
1338991 634652878368467500
1338991 6346528783684675001338991 634652878368467500
1338991 634652878368467500
 
PHBS DALAM MASA PANDEMI.pptx
PHBS DALAM MASA PANDEMI.pptxPHBS DALAM MASA PANDEMI.pptx
PHBS DALAM MASA PANDEMI.pptx
 
Peyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virusPeyakit yang disebabkan oleh virus
Peyakit yang disebabkan oleh virus
 
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhdPenyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
Penyuluhan rabies ppt hshdhdhdhdhdhdhdhhd
 
Penyuluhan-Penyakit-Rabies.pdf
Penyuluhan-Penyakit-Rabies.pdfPenyuluhan-Penyakit-Rabies.pdf
Penyuluhan-Penyakit-Rabies.pdf
 
DBD Nastiti.pptx
DBD Nastiti.pptxDBD Nastiti.pptx
DBD Nastiti.pptx
 
Penyakit Rabies
Penyakit RabiesPenyakit Rabies
Penyakit Rabies
 
Sosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptx
Sosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptxSosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptx
Sosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptx
 
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
Strategi Menghadapi Masalah Zoonosis dan Aplikasinya Dari Sudut Pandang Kedok...
 
Imunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polioImunisasi campak dan polio
Imunisasi campak dan polio
 
Kebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxKebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptx
 

Recently uploaded

pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 

Recently uploaded (19)

pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 

MATERI RABIES.pptx

  • 1. STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN RABIES PADA MANUSIA D I N A S K E S E H ATA N P R O V. S U L A W E S I S E L ATA N PERTEMUAN PENGENDALIAN PENYAKIT RABIES DENGAN PENDEKATAN ONE HEALTH DI KAB. SIDRAP FATIMAH RASYID. SKM, M. Kes Pengelola Program Zoonosis
  • 2. CURICULUM VITAE (CV ) Nama : Fatimah Rasyid. SKM, M. Kes Alamat : BTP Blok AE No. 596 Makassar Jabatan : Pengelola Program Zoonosis Instansi : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan No. HP/WA : 081 241 751 827 Email : imach14@gmail.com
  • 3. PENGERTIAN “ZOONOSIS”  WHO (2008) : Zoonosis adalah suatu penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya.  UU No. 18 tahun 2009 ttg Peternakan dan Kesehatan Hewan : Zoonosis adalah penyakit yang menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya.  Perpres No.30 tahun 2011 ( 20 Mei 2011) tentang Pengendalian Zoonosis : Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia atau sebaliknya.
  • 4.  Corona virus Disease-19 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-COV 2 atau Virus Corona.  TL Indonesia :  PP Nomor 21 Tahun 2020 tanggal 31 Maret 2020 tentang Perlakuan kekarantinaan kesehatan dengan cara Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  Keppres Nomor 11 Tahun 2020 tentang COVID-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM)  Perlu pencegahan, pengendalian, dan percepatan penanganan COVID-19 dan mengintegrasikan dengan upaya penanggulangan kasus ZOONOSIS.
  • 5. PERMENKES (NO 1501/2007) 17 PENYAKIT BERPOTENSI WABAH • Cholera • Plaque • DHF • Measles • Polio • Diphteria • Pertusis • Meningitis • Chikungunya • Rabies • Malaria • Avian Influenza • Anthrax • Leptospirosis • Hepatitis • Influenza • Yellow Fever
  • 6. PENYAKIT ZOONOTIK ( ZOONOSIS)  PENYAKIT ZOONOTIK ATAU ZOONOSIS ADALAH PENYAKIT YANG DITULARKAN DARI HEWAN KE MANUSIA ATAU SEBALIKNYA  ADA SEKITAR 150 PENYAKIT ZOONOTIK YANG PERNAH MUNCUL DI DUNIA  DI INDONESIA PENGENDALIAN ZOONOTIK DIARAHKAN PADA RABIES, FLU BURUNG, ANTRAKS, LEPTOSPIROSIS, DAN PES KARENA MASIH MERUPAKAN MASALAH KESEHATAN  KEBERHASILAN PENANGGULANGAN PENYAKIT ZOONOTIK SANGAT DITENTUKAN OLEH KOMUNIKASI, KOORDINASI, DAN KOLABORASI LINTAS SEKTOR JAJARAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH SERTA DUKUNGAN MASYARAKAT, KARENA ITU PENDEKATAN ONE HEALTH SANGAT PENTING
  • 7. PRINSIP UMUM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ZOONOSIS Prevent Avoidable Outbreak Detect Threats Early Respond Rapidly and Effectively Keberhasilan prevent, detect dan respon sangat ditentukan oleh dukungan & kerjasama lintas sektor bersama seluruh masyarakat
  • 8. PENGERTIAN : Rabies ( Anjing Gila )  Penyakit menular akut, menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh Virus dan akan mengakibatkan kematian dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia. PENYEBAB : Penyebab Rabies adalah virus rabies yang termasuk ke dalam genus Lyssa virus dari family Rhabdoviridae. Virus rabies mudah mati oleh sinar matahari dan sinar ultraviolet, pengaruh keadaan asam dan basa, zat pelarut lemak, misalnya ether dan kloroform, Na dioksida dan air sabun.
  • 9. CARA PENULARAN : Virus rabies terdapat pada air liur hewan yang sakit rabies dan biasanya di tularkan kepada manusia/hewan lainnya melalui gigitan, cakaran serta jilatan pada kulit yang terluka atau selaput lendir seperti mukosa mata dan mulut, rabies dapat ditularkan melalui inhalasi bahan yang mengandung virus atau transplantasi organ yang terinfeksi namun jarang terjadi.
  • 10. HEWAN PENULAR : 98% ditularkan oleh anjing dan sisanya ditularkan oleh kucing dan kera. MASA INKUBASI : 1. Pada Manusia Bervariasi antara 2 minggu – 2 tahun, tetapi pada umumnya 2 – 8 minggu, tergantung jarak letak luka gigitan dengan SSP (otak) 2. Pada Hewan Bervariasi antara 2 – 8 minggu setelah digigit oleh hewan yang terinfeksi virus rabies.
  • 11. GEJALA RABIES PADA MANUSIA  Demam  Mual  Sakit Tenggorokan  Sakit kepala hebat  Gelisah  Takut air (hydrophobia)  Takut cahaya (photophobia)  Air liur berlebihan (hipersalivasi)
  • 12. GEJALA RABIES PADA HEWAN Rabies pada anjing ada 2 bentuk : 1. Rabies yang ganas : a. Suara menjadi parau b. Tidak menurut perintah majikannya lagi c. Menyerang dan menggigit apa saja yang bergerak / dijumpai d. Lari tanpa tujuan e. Lupa pulang f. Berkelahi tak mau kalah g. Biasanya ekor berada diantara dua paha h. kejang – kejang yang disusul kelumpuhan i. Biasanya mati dalam 4 – 7 hari setelah gejala pertama muncul.
  • 13. GEJALA RABIES PADA HEWAN 1. Rabies yang tenang : a. Bersembunyi di tempat gelap dan sejuk b. Tidak mampu menelan c. Mulut terbuka d. Air liur berlebihan e. Kejang – kejang berlangsung singkat bahkan sering tak terlihat f. Kelumpuhan g. Kematian terjadi dalam waktu singkat
  • 14. CARA PENANGANAN LUKA GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES PADA MANUSIA 1. Cuci luka gigitan secepatnya dengan sabun / deterjen pada air mengalir minimal 15 menit lalu diberi antiseptik seperti obat merah dan sejenisnya. 2. Segera pergi ke Rabies Center ( Puskesmas atau Rumah Sakit ) atau pelayanan kesehatan lainnya untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) sesuai indikasi 3. Berikan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi pengobatan segera setelah terpapar rabies efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.
  • 15. CARA PENANGANAN HEWAN PENULAR RABIES YANG MENGIGIT MANUSIA Jika terjadi kasus gigitan hewan penular rabies sedapat mungkin hewan penular rabies tersebut ditangkap dan diserahkan kepada petugas peternakan di Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi / diamati selama 14 hari. Jika hewan mati sebelum 14 hari atau spesimen otaknya menunjukkan hasil positif maka penderita luka gigitan harus diberikan Vaksin Anti Rabies ( VAR ) secara lengkap.
  • 16. PROTOKOL LAYANAN KASUS GHPR & RABIES PADA MASA PANDEMI COVID-19
  • 17. PENCEGAHAN KASUS RABIES Tatalaksana luka gigitan hewan penular rabies pada masa COVID-19
  • 18.  Setelah pencucian luka, diberikan antiseptik, diantaranya povidon iodine, alkohol 70%, dan zat antiseptik lainnya.  Pemberian antiseptik tetap dilakukan pada masa COVID-19. PEMBERIAN ANTISEPTIK
  • 19.  Tujuan pemberian VAR adalah membangkitkan sistem imunitas dalam tubuh terhadap virus rabies agar dapat menetralisir virus rabies  Pemberian VAR & SAR dengan pertimbangan:  kondisi hewan saat pajanan  hasil observasi hewan  hasil pemeriksaan lab spesimen otak hewan  kondisi luka yang ditimbulkan PEMBERIAN VAR / VAR DAN SAR
  • 20. 3 LANGKAH CEGAH RABIES 1. VAKSINASI ANJING SECARA RUTIN 2. SEGERA CUCI LUKA SETELAH DI GIGIT ANJING 3. LAPOR PUSKESMAS
  • 22.
  • 23. PRINSIP CUCI LUKA 1. Lakukan pd semua kasus GHPR (100%); 2. Cuci luka dengan air mengalir dan sabun 10-15 menit; 3. Hindari tindakan invasif seperti menyikat luka, dll; 4. Golden period cuci luka : 12 jam. Namun tetap lakukan, meski terlambat. 5. Setelah cuci luka : diberi betadin atau antiseptik yg lain 6. Luka gigitan tidak boleh dijahit, bila sangat diperlukan (luka dalam, perdarahan) lakukan jahitan situasi;
  • 24. PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES ( VAR ) Purified Vero Rabies Vaccine /PVRV ( Verorab ) Dosis untuk Anak  0,5 ml Dosis untuk Dewasa  0,5 ml Cara Pemberian  IM Waktu Pemberian  - Hari ke - 0 = 2 dosis ( lengan atas kanan dan kiri atau paha kanan dan kiri untuk anak < 1 thn ) - Hari ke – 7 = 1 dosis - Hari ke – 21 = 1 dosis
  • 25. PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES ( VAR ) Purified Chick Embriyo Cell - Culture Vaccine /PCECV ( Rabipur) Dosis  1 ml Cara Pemberian  IM Waktu Pemberian  - Hari ke - 0 = 2 dosis ( lengan atas kanan dan kiri atau paha kanan dan kiri untuk anak < 1 thn ) - Hari ke – 7 = 1 dosis - Hari ke – 21 = 1 dosis
  • 26. SERUM ANTI RABIES (SAR) Ada 2 jenis SAR yi : a. Serum Homolog ( Human Rabies Immunoglobulin / HRIG ) kemasan : Vial 2 ml ( 1 ml = 150 IU ) b. Serum Heterolog  serum yang berasal dari serum kuda yi Equine Rabies Immunoglobulin (ERIG) Pemberian SAR terutama untuk luka risiko tinggi atau luka kategori III yang disebabkan oleh hewan yang terindikasi tinggi rabies. Tujuan  untuk memberikan kekebalan pasif dalam 7 hari pertama dimana pada masa itu belum terbentuk imunitas terhadap virus rabies.
  • 27. PEMBERIAN SERUM ANTI RABIES ( SAR ) Serum Homolog Dosis untuk anak  20 IU / kg BB Dosis untuk dewasa  20 IU / kg BB Cara Pemberian  Infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan secara intramuscular Waktu Pemberian  Bersamaan dengan Pemberian VAR hari ke - 0 Serum Heterolog Dosis untuk anak  40 IU / kg BB Dosis untuk dewasa  40 IU / kg BB Cara Pemberian  Infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, sisanya disuntikkan secara intramuscular di regio gluteal Waktu Pemberian  Bersamaan dengan Pemberian VAR hari ke - 0
  • 28.
  • 29. TATA LAKSANA KASUS GIGITAN YANG MEMILIKI RIWAYAT PEMBERIAN VAR LENGKAP No Waktu digigit Tatalaksana 1 < 3 bulan Tidak perlu vaksinasi 2 3 bulan – 12 bulan Vaksinasi 1 dosis 3 > 12 bulan Vaksinasi lengkap
  • 30. FLOW CHART PENATALAKSANAAN KASUS GIGITAN HEWAN TERSANGKA /RABIES . ` Kasus gigitan Anjing, Kucing, Kera Hewan pengigit lari /hilang & tdk dpt di tangkap, mati/dibunuh Hewan pengigit dapat ditangkap & diobservasi 10-14 hari Segera diberi VAR & SAR Luka resiko tinggi Luka resiko rendah Luka resiko tinggi Luka resiko rendah Hewan sehat Hewan mati Hewan mati Hewan sehat Segera Diberi VAR Segera Diberi VAR & SAR Tidak diberi VAR tunggu hasil Obs. Spc. otak dapat diperiksa di Lab. Positif VAR lanjutkan Negatif Tidak di VAR Spc. otak diperiksa di Lab. Stop VAR Positif Negatif VAR lanjutkan Stop VAR Beri / lanjutkan VAR Stop VAR Jika tdk dpt diperiksa Lab. lanjutkan VAR P E L A T I H A N P E N G E N D A L I A N R A B I E S
  • 31. ONE HEALTH ONE HEALTH ADALAH PENDEKATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN YANG DILAKSANAKAN SECARA TERPADU & TERINTEGRASI LINTAS SEKTOR-LINTAS PROGRAM BERSAMA MASYARAKAT PENDEKATAN ONE HEALTH TERUTAMA DITERAPKAN DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT ZOONOTIK DAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING PENERAPAN ONE HEALTH DI TINGKAT NASIONAL MELIBATKAN SEKTOR TERKAIT : KEMENKES, KEMENTAN, KEMEN-LHK, KEMENDAGRI, KEMENKO PMK, BNPB PENERAPAN ONE HEALTH DI TINGKAT GLOBAL MELIBATKAN ORGANISASI INTERNASIONAL TERKAIT :WHO, FAO, OIE
  • 32. KONSEP OPTIMALISASI PENGENDALIAN RABIES Sasaran: menurunkan Kematian akibat rabies Kegiatan: 1. Koordinasi LS (One Health) 2. Surveilans terpadu 3. Sinergi sumberdaya LS 4. Tatalaksana kasus GHPR 5. Pemenuhan logistik & operasional 6. Public awereness 7. Pemberdayaan masy Tim terpadu Penguatan kapasitas Penyuluhan • Tipe media (TV lokal, Radio , SMS gateway dll) • Rutin • Sasaran : seluruh gol masy • Pembentu kan tim terpadu • Pelatihan vaksinasi HPR • Pelatihan tatalaksan a KGHPR Masyarakat Seluruh OPD • Cuci luka • Kemauan utk berobat • Informasi fasyankes yg mampu memberikan tatalaksana kasus GHPR E L I M I N A S I R A B I E S
  • 33. 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 86 140 446 213 115 141 76 291 692 131 205 145 88 154 161 164 163 271 68 294 33 940 1045 187 6249 JUMLAH KASUS GHPR DI SULAWESI SELATAN TAHUN 2020
  • 34. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 2018 2019 2020 15 12 4 SITUASI KASUS LYSSA DI SULAWESI SELATAN TAHUN 2018 - 2020
  • 35. Situasi Rabies 2021 Jumlah Kasus GHPR s/d Juli  2893 Cuci Luka  2821 Pemberian VAR  2215 Jumlah Kasus GHPR di Sidrap= 113 Kasus Jumlah Kasus Kematian Rabies ( LYSSA)  6 Kasus
  • 36.