Transmisi berfungsi memindahkan putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara perlahan. Kopling manual dan otomatis memungkinkan pemindahan daya mesin ke roda belakang secara halus. Kerusakan kopling dapat disebabkan pelepasan yang kurang baik akibat ausnya plat kopling atau keausan bagian-bagiannya.
Motor diesel merupakan motor yang berbeda dengan motor bensin, krn proses penyalaan motor diesel bukan dgn loncatan api listrik.
Perbedaan lainnya adalah pada motor diesel saat langkah pemasukan/hisap yang hanyalah udara segar saja yang masuk kedalam silinder.
Sedangkan penyalaannya bahan bakar dengan cara menyemprotkan bahan bakar kedalam silider yang udaranya panas karena dikompresi/tekan pada tekanan yang tinggi.
Sistem propeller shaft meruakan bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan demikian, tenaga dari mesin bisa diteruskan ke peggerak roda menggerakkan kendaraan
Motor diesel merupakan motor yang berbeda dengan motor bensin, krn proses penyalaan motor diesel bukan dgn loncatan api listrik.
Perbedaan lainnya adalah pada motor diesel saat langkah pemasukan/hisap yang hanyalah udara segar saja yang masuk kedalam silinder.
Sedangkan penyalaannya bahan bakar dengan cara menyemprotkan bahan bakar kedalam silider yang udaranya panas karena dikompresi/tekan pada tekanan yang tinggi.
Sistem propeller shaft meruakan bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan demikian, tenaga dari mesin bisa diteruskan ke peggerak roda menggerakkan kendaraan
1. Adalah elemen mesin yang berfungsi
sebagai penerus putaran dan daya dari
poros penggerak ke poros yang digerakkan.
2. Pemindahan daya mesin ke roda belakang
dapat dilakukan secara perlahan-lahan.
Pada waktu mengganti gigi transmisi, mesin
harus bebas dengan kotak gigi transmisi.
3. Ditinjau dari cara pengoperasiannya:
1. Kopling Manual
2. Kopling Otomatis:
a. Kopling Fluida
b. Torque Converter
c. TCC (Torque Converter Clutch)
3. Kopling Semi-otomatis
11. 1. Periksa permukaan kampas kopling
2. Ukur kedalaman paku keling.
3. Periksa/ukur panjang torsion spring
4. Ukur gerak bebas kampas kopling terhadap
poros input transmisi.
12.
13. 1. Posisi kampas kopling harus sentris terhadap
flywheel.
2. Pemukaan naf/hub bagian rata harus
menghadap ke flywheel.
SST : Clutch pilot shaft
14.
15.
16. 1. Kopling Selip
Penyebab:
a. Langkah bebas pedal kopling terlalu pendek.
b. Permukaan plat kopling aus/terbakar.
c. Adanya minyak/gemuk pada permukaan kopling.
d. Pegas tekan dan plat kopling sudah lemah atau ptah.
e. Plat penekan kopling atau roda penerus sudah.
berubah bentuk.
17. 2.Kopling Menggesek (tak dapat terlepas penuh)
Penyebab:
a. Jarak antara pedal kopling dg.lantai terlalu pendek.
b. Pada kopling sistem hidrolik, adanya kerusakaan
pd.sistem hidroliknya, misal karena:
1) Kekurangan minyak kopling
2) Kerusakan pd.piston silinder utama dan/atau
silinder pelepas.
3) Terdapat udara/uap di dalam sistem hidroliknya
c. Kerusakan pd.permukaan plat kopling
d. Keausan pd.silinder pelepas dan/atau bantalan pelepas
kopling
18.
19. Impeller berputar ke arah bawah
maka aliran minyak akan searah
putaran impeller. Aliran minyak
menerpa turbin, maka turbine juga
berputar ke bawah.
Minyak terus mengalir ke bagian
belakang dan aliran tersebut
berlawanan arah dengan arah aliran
minyak dari impeller. Kemudian
aliran tersebut ditangkap oleh
Stator untuk disearahkan dengan
aliran minyak dari impeller.
20. 1. Cover
Diikat dengan roda gila dan meneruskan
putaran motor ke impeller pump.
2. Input Shaft.
Meneruskan putaran dari Turbin Runner ke
transmisi.
3. One Way Clutch
Menghindari stator berputar berlawanan
dengan putaran turbine Runner.
4. Impeller Pump
Membangkitkan aliran minyak ATF.
5. Stator
Mengarahkan aliran minyak dari Turbin
Runner ke Impeller Pump.
6. Turbine Runner
Meneruskan putaran Impeller Pump
melalui aliran minyak ke Output Shaft.
7. Lock Up Clutch
Melalui bidang gesek (Friction Material)
menghubungkan langsung putaran
motor ke Output Shaft.
21. POSISI TERHUBUNG
Pada saat kendaraan
berjalan dengan
kecepatan tinggi 50
km/jam atau lebih,
minyak yang bertekanan
mengalir ke bagian
belakang lock up clutch.
Oleh karena itu, lock up
clutch tertekan ke arah
converter case.