Lorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 pptAniMaseri
Regulasi kampanye dan dana kampanye memiliki sekian grey area yg memberi peluang bagi peserta pemilu utk melakukan pelanggaran dan hrs diwaspadai Bawaslu
Ketentuan tentang kampanye pemilu 2019 dari aspek regulasi dan teknis serta tahapan kampanye apa saja yang diatur dalam UU No 7 Tahun 2019 maupun PKPU yang mengatur tentang kampanye bisa disimak disini.
Ketentuan tentang kampanye pemilu 2019 dari aspek regulasi dan teknis serta tahapan kampanye apa saja yang diatur dalam UU No 7 Tahun 2019 maupun PKPU yang mengatur tentang kampanye bisa disimak disini.
Lorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 pptAniMaseri
Regulasi kampanye dan dana kampanye memiliki sekian grey area yg memberi peluang bagi peserta pemilu utk melakukan pelanggaran dan hrs diwaspadai Bawaslu
Ketentuan tentang kampanye pemilu 2019 dari aspek regulasi dan teknis serta tahapan kampanye apa saja yang diatur dalam UU No 7 Tahun 2019 maupun PKPU yang mengatur tentang kampanye bisa disimak disini.
Ketentuan tentang kampanye pemilu 2019 dari aspek regulasi dan teknis serta tahapan kampanye apa saja yang diatur dalam UU No 7 Tahun 2019 maupun PKPU yang mengatur tentang kampanye bisa disimak disini.
2. ketua nurhadi pengawasan tahapan kampanyeYanto Chaniago
Dalam upaya pencegahan potensi pelanggaran dalam tahapan kampanye,” kata Abhan.
Lebih lanjut Abhan mengatakan, kegiatan sosialisasi ini bagian dari upaya Bawaslu untuk membangun iklim demokrasi yang sehat.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
2. ketua nurhadi pengawasan tahapan kampanyeYanto Chaniago
Dalam upaya pencegahan potensi pelanggaran dalam tahapan kampanye,” kata Abhan.
Lebih lanjut Abhan mengatakan, kegiatan sosialisasi ini bagian dari upaya Bawaslu untuk membangun iklim demokrasi yang sehat.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
1. TENTANG
KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNBUR DAN WAKIL GUBERNUR,
BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL
WALIKOTA
(PKPU NO 7 TAHUN 2015 DAN PKPU NO 12 TAHUN 2016)
UJI PUBLIK PERATURAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia
Jl. Imam Bonjol Nomor 29 Jakarta Pusat
Telp. 021-31937223 Fax. 021-
3157759
2. ISU STRATEGIS PENGATURAN PKPU KAMPANYE (1)
Biro Hukum Setjen KPU
RI
Bagian Perundang-
Undangan
- 2017 -
Pengawal Demokrasi
Penjaga Konstitusi
Pejuang Mandiri
NO ISU STRATEGIS RANCANGAN PENGATURAN
1. Definisi Kampanye
Definisi kampanye tidak
bersifat kumulatif dengan cara
menambahkan nomenklatur
"dan/atau“.
Revisi terhadap Pasal 1 angka 15:
“Kampanye Pemilihan, yang selanjutnya disebut
Kampanye, adalah kegiatan menawarkan visi, misi,
program Pasangan Calon dan/atau informasi lainnya,
yang bertujuan mengenalkan atau meyakinkan Pemilih”.
2. Tim Kampanye
Perlu diatur penggantian Tim
Kampanye dan Penghubung
Revisi terhadap Pasal 6, ditambahkan ayat (5):
“Pasangan Calon dapat melakukan penggantian Tim
Kampanye dan Penghubung Pasangan Calon
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) paling
lambat 1 (satu) hari sebelum penyelenggaraan
Kampanye dan menyampaikan penggantian tersebut
sebagaimana dimaksud pda ayat (3)”.
3. ISU STRATEGIS PENGATURAN PKPU KAMPANYE (2)
Biro Hukum Setjen KPU
RI
Bagian Perundang-
Undangan
- 2017 -
Pengawal Demokrasi
Penjaga Konstitusi
Pejuang Mandiri
NO ISU STRATEGIS RANCANGAN PENGATURAN
3. Bahan Kampanye dan Alat Peraga
Kampanye
Perlu diatur terkait dengan
batasan waktu penyerahan
(penyampaian) desain dan
materi Bahan Kampanye
(paling lambat 5 (lima) hari
setelah penetapan
pengundian nomor urut
Pasangan Calon) guna
memberikan kepastian dan
meningkatkan kualitas desain
dan materi Bahan Kampanye
oleh penyelenggara
Revisi terhadap Pasal 24 ayat (4):
“Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon
dan/atau Tim Kampanye menyampaikan desain dan materi Bahan
Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada KPU
Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota paling lambat 5
(lima) hari setelah penetapan pengundian nomor urut Pasangan
Calon”.
Revisi terhadap Pasal 29 ayat (4):
“Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon
dan/atau Tim Kampanye menyampaikan desain dan materi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada KPU Provinsi/KIP
Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota paling lambat 5 (lima) hari
setelah penetapan pengundian nomor urut Pasangan Calon”.
4. ISU STRATEGIS PENGATURAN PKPU KAMPANYE (3)
Biro Hukum Setjen KPU
RI
Bagian Perundang-
Undangan
- 2017 -
Pengawal Demokrasi
Penjaga Konstitusi
Pejuang Mandiri
NO ISU STRATEGIS RANCANGAN PENGATURAN
3. Bahan Kampanye dan Alat Peraga
Kampanye
Perlu diatur Bahan Kampanye
dalam bentuk lain yang dibuat
dan dicetak oleh Pasangan
Calon dan/atau Tim
Kampanye, di luar yang
difasilitasi oleh KPU prov/KIP
Aceh dan KPU/KIP kab/kota
Perlu diatur jumlah maksimal
terkait Bahan kampanye yang
dapat dibuat dan dicetak oleh
Pasangan Calon dan Tim
Kampanye
Revisi terhadap Pasal 26 ayat (1). Ditambahkan satu huruf:
“j) benda, tanda gambar, simbol atau bentuk lain
jenis-jenis barang yang diproduksi menggunakan diksi yang lebih
general, misalnya kaos = pakaian, ballpoint = alat tulis, topi = alat
penutup kepala, dan sebagainya”.
Revisi terhadap Pasal 26 : ditambahkan satu ayat, disisipkan
antara ayat (1) dan ayat (2:
“Pasangan Calon dan/atau Tim Kampanye dapat membuat dan
mencetak Bahan Kampanye selain yang difasilitasi oleh KPU
Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), paling banyak 100% (seratus persen)
dari jumlah maksimal yang dapat dicetak oleh KPU Provinsi/KIP
Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota”.
5. ISU STRATEGIS PENGATURAN PKPU KAMPANYE (4)
Biro Hukum Setjen KPU
RI
Bagian Perundang-
Undangan
- 2017 -
Pengawal Demokrasi
Penjaga Konstitusi
Pejuang Mandiri
NO ISU STRATEGIS RANCANGAN PENGATURAN
3. Bahan Kampanye dan Alat Peraga
Kampanye
perlu diatur ketentuan
mengenai pengadaan dan alat
peraga kampanye, batasan
waktu tidak ditentukan
Penambahan Pasal disisipkan diantara pasal 29 dan 30 :
“KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota
melaksanakan kegiatan pengadaan Alat Peraga Kampanye yang
mencakup produksi dan pemasangannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah”.
4. Materi Iklan
perlu diatur batas waktu
penyampaian materi iklan
kampanye dari pasangan calon
dan tim kampanye kepada KPU
Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP
Kab/Kota
Revisi terhadap Pasal 33 ayat 6, ditambahkan kalimat sehingga
menjadi berbunyi:
“Partai Politik atau Gabungan Partai Politik, Pasangan Calon
dan/atau Tim Kampanye menyampaikan Materi Iklan Kampanye
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada KPU Provinsi/KIP
Aceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota paling lambat 14 (empat
belas) hari sebelum dimulainya masa penayangan iklan kampanye
di media massa”.