SlideShare a Scribd company logo
Stress, Health, Illness And Exercise
Arie Garda Nand Jaya, M.Psi., Psikolog
x
STIKES Gunung Maria, Tomohon
Objective
01
02
03
Stress
Stress Management
How Does Stress Contribute to Illness?
You, yourself, as much as anybody in the entire
universe, deserve your love and affection.
~Buddha~
What is Stress ?
Stres umumnya telah diteliti dalam salah satu dari tiga
cara: sebagai stimulus atau peristiwa di luar individu;
sebagai transaksi psikologis antara peristiwa stimulus
dan karakteristik kognitif dan emosional individu; atau
sebagai reaksi fisik atau biologis.
Tetapi sebuah pengalaman mungkin membuat stres bagi
sebagian orang tetapi tidak bagi orang lain.
Stress as a stimulus
Banyak peneliti mengatakan bahwa stress merupakan stimulus dari
lingkungan eksternal. Para peneliti mempelajari bahwa dampak dari
berbagai macam stressor pada individu atau kelompok termasuk
peristiwa bencana seperti gempa bumi, banjir atau kecelakaan pesawat,
dan, lebih umum, peristiwa besar dalam hidup seperti kehilangan atau
memulai pekerjaan, menikah atau bercerai, melahirkan, berkabung, atau
bahkan pergi berlibur. Peristiwa kehidupan tersebut membutuhkan
penyesuaian yang signifikan dari orang yang mengalaminya dan dapat
mencakup peristiwa positif dan negative.
Gangguan penyesuaian (F43.2) adalah reaksi maladaptif jangka
pendek terhadap apa yang disebut oleh orang awam sebagai nasib
malang pribadi atau dalam istilah medis dikenal sebagai stresor
psikososial (PPDGJ).
ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS
Fight or flight Response
Walter Cannon (1932) mengatakan bahwa ketika suatu
organisme merasakan ancaman, tubuh dengan cepat
terangsang dan termotivasi melalui sistem saraf simpatik dan
sistem endokrin. Respon fisiologis terpadu ini memobilisasi
organisme untuk menyerang ancaman atau melarikan diri;
karenanya, ini disebut respons fight-or-flight.
ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS
Stress as a Transaction
Lazarus dan Folkman, (1984) mengatakan
sebagai kognitif model stres transaksional.
Menurut Lazarus, stres adalah hasil interaksi
antara peristiwa-peristiwa di lingkungan
peristiwa (stressor) eksternal atau internal,
penilaian individu terhadap peristiwa-peristiwa
ini, dan sumber daya internal atau eksternal
yang dimiliki seseorang untuk mereka.
Variabel motivasi dan kognitif dianggap sentral.
Model awal Lazarus menyatakan bahwa ketika
individu menghadapi lingkungan baru atau
berubah, mereka terlibat dalam dua jenis
penilaian: primer dan sekunder.
Primary appraisal processes
Dalam penilaian primer, seseorang
mempertimbangkan kualitas dan sifat dari
peristiwa stimulus. Lazarus membedakan tiga
jenis stresor yang mungkin: yang menimbulkan
bahaya, yang mengancam, dan yang
menimbulkan tantangan.
Smith mengusulkan bahwa penilaian utama terdiri dari dua
penilaian:
 relevansi motivasi: sejauh mana peristiwa tersebut
relevan dengan tujuan atau komitmen individu saat ini
(yang mungkin mencakup tujuan abstrak seperti menjaga
kesejahteraan, perasaan percaya diri, dan sebagainya).
 kesesuaian motivasi, sejauh mana situasi dianggap
sesuai dengan tujuan saat ini.
ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS
Nama dan atribut formal dari penilaian sekunder ini adalah:
 Akuntabilitas internal/eksternal (Internal/external accountability -‘blame/credit): berkaitan dengan menghubungkan
tanggung jawab atas peristiwa yang membedakan antara emosi kemarahan (lain menyalahkan) dan rasa bersalah
(menyalahkan diri sendiri).
 Potensi koping yang berfokus pada masalah (Problem-focused coping potential): mempertimbangkan sejauh mana situasi
dianggap dapat diubah oleh opsi koping instrumental (praktis, fokus pada masalah). Jika situasinya dianggap dapat berubah,
harapan atau optimisme akan ada; jika tidak maka akan timbul emosi kesedihan atau ketidakberdayaan.
 Potensi koping yang berfokus pada emosi (Emotion-focused coping potential): berkaitan dengan persepsi kemampuan
untuk mengatasi situasi secara emosional. Persepsi tidak mampu mengatasi berhubungan dengan ketakutan atau kecemasan.
 Harapan masa depan mengenai perubahan situasional (Future expectancy concerning situational change): mengacu
pada kemungkinan yang dirasakan dari situasi yang dapat berubah, dengan persepsi tidak dapat diubah yang terkait dengan
kesedihan
Secondary appraisal processes
Penilaian sekunder terjadi dimana individu menilai sumber daya dan kemampuan mereka untuk mengatasi
stresor (potensi koping yang berfokus pada masalah atau emosi).
ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS
Lazarus’s early transactional model of stress
(threat + no resources = stress).
for example:
(threat + limited internal resources
= stress)
(challenge + possible internal
resources = less stress)
(challenge + external resources =
less stress)
ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS
Stress and Mental and Physical Health
ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS
Cataclysmic events
Teori stres lingkungan (Fisher et al., 1984;
Baum, 1990) menganggap stres sebagai
kombinasi respons psikologis dan
fisiologis, dan dapat ditemukan dalam
banyak gejala psikologis dan fisik pada
orang yang selamat dari bencana.
Yaitu :
 initial panic
 anxiety
 phobic fear
 Vulnerability
 guilt (survivor guilt)
 Isolation
 lack of attachment
 anger and frustration
 interpersonal and marital problems
 disorientation
 loss of sense of security
 sleep disturbances
 eating disturbances
 withdrawal (including some suicide attempts)
Namun, seperti halnya stresor yang lebih kronis, respons
individu terhadap peristiwa akut dapat meningkatkan atau
mengurangi reaksi jangka panjang. Mungkin hasil paling
dramatis dari mengalami peristiwa traumatis yang parah
adalah gangguan stres pasca-trauma (PTSD); ditandai
dengan ingatan kilas balik dari peristiwa tersebut,
kecenderungan untuk merenungkan tentang peristiwa
tersebut dan konsekuensinya dan kewaspadaan yang
berlebihan
Stress as a Physiological Response
Hubungan antara stres dan
penyakit berasal dari respons stres
kronis yang berkepanjangan, yang
menghasilkan produksi epinefrin
dan kortisol yang berkepanjangan.
Keadaan yang berkepanjangan ini
dapat mengakibatkan tekanan
darah tinggi (keadaan gairah
permanen), perubahan respon
imun (kortisol) dan perubahan
proses penyakit.
Pendukung model stres 'respons'
menggambarkan bagaimana individu bereaksi
terhadap bahaya atau situasi yang berpotensi
berbahaya atau bahkan tuntutan yang
menyenangkan dengan respons fisiologis dan
perilaku yang terkoordinasi (Cassel, 1974,
dikutip dalam Leventhal dan Tomarken, 1987).
Awalnya, suatu peristiwa harus dinilai, dan ini
melibatkan sistem saraf pusat (SSP). Informasi
sensorik dan penilaian peristiwa bergabung
untuk memulai respons otonom dan endokrin
(hormon). Sistem saraf otonom adalah bagian
dari sistem saraf perifer dan mengandung NS
simpatis dan parasimpatis.
WHAT MAKES EVENTS STRESSFUL?
Dimensions of Stressful Events
Peristiwa negatif menghasilkan lebih banyak stres daripada peristiwa positif.
Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan (Uncontrollable Events) atau tidak dapat diprediksi lebih
membuat stres daripada yang dapat dikendalikan atau diprediksi terutama jika itu juga tidak
terduga.
Peristiwa ambigu (Ambiguous Events) lebih membuat stres daripada peristiwa yang jelas. Ketika
stresor potensial ambigu, seseorang tidak dapat mengambil tindakan, tetapi sebaliknya harus
mencurahkan energi untuk mencoba memahami stresor, yang dapat menjadi tugas yang
memakan waktu dan menguras sumber daya.
Orang yang kelebihan beban (Overload) mengalami lebih banyak stres daripada orang dengan
tugas yang lebih sedikit
How Does Stress Contribute to Illness?
Penyebab tidak langsung
Stres dapat menghasilkan perubahan fisiologis seperti dijelaskan di atas yang dapat menyebabkan
perkembangan penyakit, terutama dalam kasus di mana stres kronis.
 Orang-orang, berdasarkan respons perilaku mereka terhadap stres seperti merokok, kebiasaan
makan dan minum, membuat diri mereka rentan terhadap penyakit.
 Orang-orang, berdasarkan ciri-ciri kepribadian tertentu, membuat diri mereka rentan terhadap
penyakit melalui cara mereka merespons stres.
 Orang yang mengalami stres lebih cenderung menggunakan layanan kesehatan daripada orang
yang tidak stres. Stres dapat menghasilkan gejala seperti kecemasan, kelelahan, insomnia, dan
kegoyahan, di mana orang mungkin mencari pengobatan tetapi sebenarnya bukan penyakit.
Salah satu penjelasan tentang bagaimana stres secara tidak langsung dapat menyebabkan penyakit
adalah ketika ‘kelelahan' akibat stres kronis atau berulang terjadi.
How Does Stress Contribute to Illness?
Allostatic load
Allostasis mengacu pada adaptasi fisiologis sistem tubuh terhadap stres akut, dan kembali ke tingkat pra-
stres. Ini akan dianggap sebagai aktivasi sistem saraf simpatik dan kembali ke homeostasis. Oleh karena itu
beban alostatik mengacu pada dampak jangka panjang dari efek stres pada tingkat kardiovaskular,
metabolisme, saraf, perilaku dan seluler ketika tubuh dipaksa untuk beradaptasi dengan stimulus stress.
Orang memiliki banyak peristiwa stres dalam hidup mereka, ini dapat menyebabkan keausan/kelelahan pada
tubuh melalui aktivasi berulang. Pada beberapa orang, tubuh tidak pulih dengan baik dari aktivasi stres atau
gagal mematikan respons stres secara efisien. Cara hormon merespons juga berkaitan dengan apakah
respons ini bersifat protektif atau memang merusak. Aktivasi yang berkepanjangan dan berulang dapat
menyebabkan sistem tubuh tidak bekerja secara efektif
Selain keausan pada tubuh yang disebabkan oleh respons stres dan beban alostatik, orang
mungkin juga berperilaku berbeda saat berada di bawah tekanan. Ketika orang mengalami peristiwa
stres atau emosi negatif maka mereka mungkin juga terlibat dalam perilaku yang membuat mereka
merasa lebih baik (secara emosional) tetapi mungkin tidak sehat.
How Does Stress Contribute to Illness?
 Stres mempengaruhi tubuh paling tidak pada 4 sistem umum yaitu: the sympathetic-
adrenomedullary system, the pituitary-adrenocortical system, the neuropeptide system, the
immune system.
 Stres yang diikuti terlebih dahulu dengan kelelahan dan rasa tidak enak badan, kemudian
dibiarkan/diabaikan tidak diobati, maka bisa jatuh sakit. Stres berinteraksi dengan kepekaan
terhadap sakit dan gaya hidup akan memunculkan sakit
 Variabel yang mempengaruhi stres dalam hubungan dengan sakit : usia, jenis kelamin,
pendidikan, alergi yg dimiliki, berat badan, cuaca, social support, & berbagai kebiasaan
seperti rokok, olah raga, diet, tidur, kepribd,
How Does Stress Contribute to Illness?
Disease and Stress Management
Reaksi stres kompleks dan melibatkan
mekanisme yang berbeda yang
bergantung pada durasi dan jenis stresor,
dan juga pada penilaian individu
terhadap stresor dan ketersediaan
sumber daya untuk mengatasi. Cara
orang mengatasi, atau gaya koping
mereka mungkin terkait dengan disposisi
mereka. Ini bisa berarti bahwa beberapa
orang mungkin secara aktif menghadapi
masalah, sementara yang lain mungkin
menghindari masalah, atau di antara
keduanya.
Coping
Stress Management
Coping
Orang cenderung menggunakan berbagai strategi yang mereka miliki sehingga baik gaya koping disposisional
maupun situasinya penting. Berikut beberapa contoh coping:
 Active coping (mengambil tindakan atau langkah-langkah untuk mengurangi stresor)
 Planning (mengembangkan strategi untuk menghadapi stresor)
 Suppression of competing activities (hindari gangguan dari hal-hal lain)
 Restrain (menghindari terburu-buru tetapi keinginan untuk bertindak)
 Seeking social support for help and assistance (bantuan instrumental)
 Mencari dukungan sosial untuk pengertian dan dukungan moral
 Berfokus pada dan melepaskan emosi
 Behavioral disengagement (mengurangi upaya untuk mengatasi stresor)
 Mental disengagement (gangguan dengan aktivitas)
 (mencoba memandang stresor secara lebih positif)
 Denial (menolak untuk mengakui bahwa stresor itu ada)
 Acceptance (menerima bahwa ada situasi yang membuat stres)
 Turning to religion (mencari kenyamanan dan dukungan dalam agama)
 Penyalahgunaan Alkohol/Narkoba (menghindari masalah penggunaan zat agar merasa lebih baik)
 Humor (membuat situasi menjadi ringan)
Stress Management
Coping
Stress management
TERAPI KOGNITIF (Albert Ellis, Aaron Beck) Asumsi: stres muncul karena kesalahan berpikir, atau
cara berpikir yg irrasional. Macam distorsi kognitif:
1. Catastrophizing: menganggap peristiwa yang dialami merupakan bencana besar padahal
sebenarnya tidak sampai demikian (hancur hidupku gara2 putus cinta)
2. Overgeneralizing : menyimpulkan satu kejadian yg khusus sebagai sesuatu yang berlaku secara
keseluruhan (aku memang bodoh dalam segala hal). Bentuk ekstrimnya adalah pemberian
cap/label
3. Selective Abstraction/Filter mental: mengabaikan sisa bagian yang lebih besar/penting(hanya
karena hidung tidak mancung jadi rendah diri)
4. Berpikir dikotomik : berpikir serba ekstrim, hitam putih (segalanya atau tidak sama sekali)
5. Inferensi arbitrer/loncatan kesimpulan: menarik kesimpulan yg merupakan inferensi dan bukti-
bukti yg tidak relevan (telpon pacar tak ada jawaban berkesimpulan pergi dg.pacar barunya)
6. Pernyataan harus begitu atau seharusnya tidak begitu. Dapat membuat rasa bersalah/frustrasi
7. Personalisasi: memandang diri sendiri sebagai penyebab suatu peristiwa eksternal yang negatif,
kenyataannya bukan diri sendiri yang harus bertanggung jawab terhadap hal itu.
Stress management
TERAPI RELAKSASI
Tujuannya untuk mengurangi
pembangkitan yang berlebihan atau
reaktivitas emosi-fisiologis
 Progressive muscular relaxation
(relaks.otot)
 Mental Imagery
(pembayangan/kesadaran indera)
 Meditation (Hypnosis theory, Gate
control theory, Endorphin theory)
Meditasi dapat membawa perubahan kesadaran ke arah
kesadaran lain berupa perasaan yg sulit untuk
diceritakan, rasa bermakna, damai, bahagia, bergelora,
1. Hypnosis: pemusatan perhatian pada objek
meditasi (benda, napas, doa) dapat membuat orang
tidak merasakan rangsang lain
2. Gate control theory: suatu rangsang bisa ditolak
masuk ke otak karena ada rangsang lain yg lebih
kuat/karena otak itu sendiri yg menolak untuk masuk
3. Endorphin: otak punya potensi memproduksi zat
penenang yg disebut sebagai endogenous morphin/
endorphin
Thank you
Any Question ?
Reference
TAYLOR. S. E & STANTON. A. L, (2021). HEALTH PSYCHOLOGY: Eleventh Edition. McGraw Hill LLC. New York
Morrison. V & Bennett. P, (2022). An Introduction to Health Psychology: Fifth edition. Pearson Education Limited: United Kingdom.
Cook, E and Wood, L. 2021. Health Psychology: The Basics. Routledge: New York.
https://www.das.nh.gov/wellness/docs/percieved%20stress%20scale.pdf
The Perceived Stress Scale (PSS)
The Perceived Stress Scale (PSS)
1. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda kesal karena sesuatu yang terjadi secara tidak terduga?
2. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa tidak mampu mengendalikan hal-hal penting dalam hidup Anda?
3. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa gugup dan stres?
4. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa yakin dengan kemampuan Anda menangani masalah pribadi
Anda?
5. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai keinginan Anda?
6. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda menemukan bahwa Anda tidak dapat mengatasi semua hal yang harus
Anda lakukan?
7. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda mampu mengendalikan kejengkelan dalam hidup Anda?
8. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa berada di atas segalanya?
9. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda marah karena hal-hal yang terjadi di luar kendali Anda?
10.Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa kesulitan menumpuk begitu tinggi sehingga Anda tidak bisa
mengatasinya?
Untuk setiap pertanyaan pilih dari alternatif berikut:
0 - tidak pernah 1 - hampir tidak pernah 2 - kadang-kadang 3 - cukup sering 4 - sangat sering
The Perceived Stress Scale (PSS)
Cara Menghitung Skor PSS Anda
Anda dapat menentukan skor PSS Anda dengan mengikuti petunjuk berikut:
• Pertama, balikkan skor Anda untuk pertanyaan 4, 5, 7, dan 8.
Pada 4 pertanyaan ini, ubah skornya seperti ini:
0 = 4, 1 = 3, 2 = 2, 3 = 1, 4 = 0.
• Sekarang tambahkan skor Anda untuk setiap item untuk mendapatkan total. Skor total saya adalah
___________.
• Skor individu pada PSS dapat berkisar dari 0 sampai 40 dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan
stres yang dirasakan lebih tinggi.
Skor mulai dari 0-13 akan dianggap stres rendah.
Skor mulai dari 14-26 akan dianggap stres sedang.
Skor mulai dari 27-40 akan dianggap stres yang dirasakan tinggi.

More Related Content

Similar to Materi 4_Stress, Health, Illness And Exercise.pdf

ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskkskppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskkskFauzanazim44
 
Lazarus’s theory
Lazarus’s theoryLazarus’s theory
Lazarus’s theoryanmeyshie
 
Materi Emosi dan Stress Fiks.ppt
Materi Emosi dan Stress Fiks.pptMateri Emosi dan Stress Fiks.ppt
Materi Emosi dan Stress Fiks.pptTryWahyuniPujiS
 
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...RosmanRangga
 
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.pptPPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.pptferdyLeuhery1
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasipjj_kemenkes
 
Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaLunahasyim
 
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme KopingnyaIdentifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme KopingnyaPoltekkes Kemenkes Banten
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaSeptian Muna Barakati
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Psikologi kesehatan sesi 5 6
Psikologi kesehatan sesi 5 6Psikologi kesehatan sesi 5 6
Psikologi kesehatan sesi 5 6Dedi Prasetiawan
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxNandaMaisyuri1
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasipjj_kemenkes
 
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptxAiiZaini
 
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptxDikyrivaldi
 
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptxSeveriusNansang
 
PSIKOLOGI SUKAN kebangkitan dan kebimbangan dalam sukan
PSIKOLOGI SUKAN kebangkitan dan kebimbangan dalam sukanPSIKOLOGI SUKAN kebangkitan dan kebimbangan dalam sukan
PSIKOLOGI SUKAN kebangkitan dan kebimbangan dalam sukanAmin Upsi
 

Similar to Materi 4_Stress, Health, Illness And Exercise.pdf (20)

pertemuan 2.ppt
pertemuan 2.pptpertemuan 2.ppt
pertemuan 2.ppt
 
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskkskppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
ppt produktivitas fauzan azim.pptnwnsjskksk
 
Lazarus’s theory
Lazarus’s theoryLazarus’s theory
Lazarus’s theory
 
Materi Emosi dan Stress Fiks.ppt
Materi Emosi dan Stress Fiks.pptMateri Emosi dan Stress Fiks.ppt
Materi Emosi dan Stress Fiks.ppt
 
Tugas psikologi faal
Tugas psikologi faalTugas psikologi faal
Tugas psikologi faal
 
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
 
Stres Kerja
Stres KerjaStres Kerja
Stres Kerja
 
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.pptPPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
PPT-UEU-Psikologi-Pertemuan-8-Bu-Novenda.ppt
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
 
Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan Kerja
 
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme KopingnyaIdentifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
Psikologi kesehatan sesi 5 6
Psikologi kesehatan sesi 5 6Psikologi kesehatan sesi 5 6
Psikologi kesehatan sesi 5 6
 
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptxmanajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
manajemen gangguan psikososial pada pasien kritis.pptx
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
 
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
 
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
 
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
 
PSIKOLOGI SUKAN kebangkitan dan kebimbangan dalam sukan
PSIKOLOGI SUKAN kebangkitan dan kebimbangan dalam sukanPSIKOLOGI SUKAN kebangkitan dan kebimbangan dalam sukan
PSIKOLOGI SUKAN kebangkitan dan kebimbangan dalam sukan
 

Recently uploaded

NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasihanifatunfajria
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxMuhammadMazlan12
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxrifdahatikah1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxnadyahermawan
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaiskandar186656
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptHamzahNasir2
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptxWirataShiju
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKAshriNurIstiqomah1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAWinda Qowiyatus
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptagussudarmanto9
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptxYernimaDaeli1
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxNickyRhuum
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKpinkhocun
 

Recently uploaded (19)

NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 

Materi 4_Stress, Health, Illness And Exercise.pdf

  • 1. Stress, Health, Illness And Exercise Arie Garda Nand Jaya, M.Psi., Psikolog x STIKES Gunung Maria, Tomohon
  • 3. You, yourself, as much as anybody in the entire universe, deserve your love and affection. ~Buddha~
  • 4. What is Stress ? Stres umumnya telah diteliti dalam salah satu dari tiga cara: sebagai stimulus atau peristiwa di luar individu; sebagai transaksi psikologis antara peristiwa stimulus dan karakteristik kognitif dan emosional individu; atau sebagai reaksi fisik atau biologis. Tetapi sebuah pengalaman mungkin membuat stres bagi sebagian orang tetapi tidak bagi orang lain.
  • 5. Stress as a stimulus Banyak peneliti mengatakan bahwa stress merupakan stimulus dari lingkungan eksternal. Para peneliti mempelajari bahwa dampak dari berbagai macam stressor pada individu atau kelompok termasuk peristiwa bencana seperti gempa bumi, banjir atau kecelakaan pesawat, dan, lebih umum, peristiwa besar dalam hidup seperti kehilangan atau memulai pekerjaan, menikah atau bercerai, melahirkan, berkabung, atau bahkan pergi berlibur. Peristiwa kehidupan tersebut membutuhkan penyesuaian yang signifikan dari orang yang mengalaminya dan dapat mencakup peristiwa positif dan negative. Gangguan penyesuaian (F43.2) adalah reaksi maladaptif jangka pendek terhadap apa yang disebut oleh orang awam sebagai nasib malang pribadi atau dalam istilah medis dikenal sebagai stresor psikososial (PPDGJ).
  • 6. ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS Fight or flight Response Walter Cannon (1932) mengatakan bahwa ketika suatu organisme merasakan ancaman, tubuh dengan cepat terangsang dan termotivasi melalui sistem saraf simpatik dan sistem endokrin. Respon fisiologis terpadu ini memobilisasi organisme untuk menyerang ancaman atau melarikan diri; karenanya, ini disebut respons fight-or-flight.
  • 7. ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS Stress as a Transaction Lazarus dan Folkman, (1984) mengatakan sebagai kognitif model stres transaksional. Menurut Lazarus, stres adalah hasil interaksi antara peristiwa-peristiwa di lingkungan peristiwa (stressor) eksternal atau internal, penilaian individu terhadap peristiwa-peristiwa ini, dan sumber daya internal atau eksternal yang dimiliki seseorang untuk mereka. Variabel motivasi dan kognitif dianggap sentral. Model awal Lazarus menyatakan bahwa ketika individu menghadapi lingkungan baru atau berubah, mereka terlibat dalam dua jenis penilaian: primer dan sekunder. Primary appraisal processes Dalam penilaian primer, seseorang mempertimbangkan kualitas dan sifat dari peristiwa stimulus. Lazarus membedakan tiga jenis stresor yang mungkin: yang menimbulkan bahaya, yang mengancam, dan yang menimbulkan tantangan. Smith mengusulkan bahwa penilaian utama terdiri dari dua penilaian:  relevansi motivasi: sejauh mana peristiwa tersebut relevan dengan tujuan atau komitmen individu saat ini (yang mungkin mencakup tujuan abstrak seperti menjaga kesejahteraan, perasaan percaya diri, dan sebagainya).  kesesuaian motivasi, sejauh mana situasi dianggap sesuai dengan tujuan saat ini.
  • 8. ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS Nama dan atribut formal dari penilaian sekunder ini adalah:  Akuntabilitas internal/eksternal (Internal/external accountability -‘blame/credit): berkaitan dengan menghubungkan tanggung jawab atas peristiwa yang membedakan antara emosi kemarahan (lain menyalahkan) dan rasa bersalah (menyalahkan diri sendiri).  Potensi koping yang berfokus pada masalah (Problem-focused coping potential): mempertimbangkan sejauh mana situasi dianggap dapat diubah oleh opsi koping instrumental (praktis, fokus pada masalah). Jika situasinya dianggap dapat berubah, harapan atau optimisme akan ada; jika tidak maka akan timbul emosi kesedihan atau ketidakberdayaan.  Potensi koping yang berfokus pada emosi (Emotion-focused coping potential): berkaitan dengan persepsi kemampuan untuk mengatasi situasi secara emosional. Persepsi tidak mampu mengatasi berhubungan dengan ketakutan atau kecemasan.  Harapan masa depan mengenai perubahan situasional (Future expectancy concerning situational change): mengacu pada kemungkinan yang dirasakan dari situasi yang dapat berubah, dengan persepsi tidak dapat diubah yang terkait dengan kesedihan Secondary appraisal processes Penilaian sekunder terjadi dimana individu menilai sumber daya dan kemampuan mereka untuk mengatasi stresor (potensi koping yang berfokus pada masalah atau emosi).
  • 9. ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS Lazarus’s early transactional model of stress (threat + no resources = stress). for example: (threat + limited internal resources = stress) (challenge + possible internal resources = less stress) (challenge + external resources = less stress)
  • 10. ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS Stress and Mental and Physical Health
  • 11. ORIGINS OF THE STUDY OF STRESS Cataclysmic events Teori stres lingkungan (Fisher et al., 1984; Baum, 1990) menganggap stres sebagai kombinasi respons psikologis dan fisiologis, dan dapat ditemukan dalam banyak gejala psikologis dan fisik pada orang yang selamat dari bencana. Yaitu :  initial panic  anxiety  phobic fear  Vulnerability  guilt (survivor guilt)  Isolation  lack of attachment  anger and frustration  interpersonal and marital problems  disorientation  loss of sense of security  sleep disturbances  eating disturbances  withdrawal (including some suicide attempts) Namun, seperti halnya stresor yang lebih kronis, respons individu terhadap peristiwa akut dapat meningkatkan atau mengurangi reaksi jangka panjang. Mungkin hasil paling dramatis dari mengalami peristiwa traumatis yang parah adalah gangguan stres pasca-trauma (PTSD); ditandai dengan ingatan kilas balik dari peristiwa tersebut, kecenderungan untuk merenungkan tentang peristiwa tersebut dan konsekuensinya dan kewaspadaan yang berlebihan
  • 12. Stress as a Physiological Response Hubungan antara stres dan penyakit berasal dari respons stres kronis yang berkepanjangan, yang menghasilkan produksi epinefrin dan kortisol yang berkepanjangan. Keadaan yang berkepanjangan ini dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi (keadaan gairah permanen), perubahan respon imun (kortisol) dan perubahan proses penyakit. Pendukung model stres 'respons' menggambarkan bagaimana individu bereaksi terhadap bahaya atau situasi yang berpotensi berbahaya atau bahkan tuntutan yang menyenangkan dengan respons fisiologis dan perilaku yang terkoordinasi (Cassel, 1974, dikutip dalam Leventhal dan Tomarken, 1987). Awalnya, suatu peristiwa harus dinilai, dan ini melibatkan sistem saraf pusat (SSP). Informasi sensorik dan penilaian peristiwa bergabung untuk memulai respons otonom dan endokrin (hormon). Sistem saraf otonom adalah bagian dari sistem saraf perifer dan mengandung NS simpatis dan parasimpatis.
  • 13. WHAT MAKES EVENTS STRESSFUL? Dimensions of Stressful Events Peristiwa negatif menghasilkan lebih banyak stres daripada peristiwa positif. Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan (Uncontrollable Events) atau tidak dapat diprediksi lebih membuat stres daripada yang dapat dikendalikan atau diprediksi terutama jika itu juga tidak terduga. Peristiwa ambigu (Ambiguous Events) lebih membuat stres daripada peristiwa yang jelas. Ketika stresor potensial ambigu, seseorang tidak dapat mengambil tindakan, tetapi sebaliknya harus mencurahkan energi untuk mencoba memahami stresor, yang dapat menjadi tugas yang memakan waktu dan menguras sumber daya. Orang yang kelebihan beban (Overload) mengalami lebih banyak stres daripada orang dengan tugas yang lebih sedikit
  • 14. How Does Stress Contribute to Illness? Penyebab tidak langsung Stres dapat menghasilkan perubahan fisiologis seperti dijelaskan di atas yang dapat menyebabkan perkembangan penyakit, terutama dalam kasus di mana stres kronis.  Orang-orang, berdasarkan respons perilaku mereka terhadap stres seperti merokok, kebiasaan makan dan minum, membuat diri mereka rentan terhadap penyakit.  Orang-orang, berdasarkan ciri-ciri kepribadian tertentu, membuat diri mereka rentan terhadap penyakit melalui cara mereka merespons stres.  Orang yang mengalami stres lebih cenderung menggunakan layanan kesehatan daripada orang yang tidak stres. Stres dapat menghasilkan gejala seperti kecemasan, kelelahan, insomnia, dan kegoyahan, di mana orang mungkin mencari pengobatan tetapi sebenarnya bukan penyakit. Salah satu penjelasan tentang bagaimana stres secara tidak langsung dapat menyebabkan penyakit adalah ketika ‘kelelahan' akibat stres kronis atau berulang terjadi.
  • 15. How Does Stress Contribute to Illness? Allostatic load Allostasis mengacu pada adaptasi fisiologis sistem tubuh terhadap stres akut, dan kembali ke tingkat pra- stres. Ini akan dianggap sebagai aktivasi sistem saraf simpatik dan kembali ke homeostasis. Oleh karena itu beban alostatik mengacu pada dampak jangka panjang dari efek stres pada tingkat kardiovaskular, metabolisme, saraf, perilaku dan seluler ketika tubuh dipaksa untuk beradaptasi dengan stimulus stress. Orang memiliki banyak peristiwa stres dalam hidup mereka, ini dapat menyebabkan keausan/kelelahan pada tubuh melalui aktivasi berulang. Pada beberapa orang, tubuh tidak pulih dengan baik dari aktivasi stres atau gagal mematikan respons stres secara efisien. Cara hormon merespons juga berkaitan dengan apakah respons ini bersifat protektif atau memang merusak. Aktivasi yang berkepanjangan dan berulang dapat menyebabkan sistem tubuh tidak bekerja secara efektif Selain keausan pada tubuh yang disebabkan oleh respons stres dan beban alostatik, orang mungkin juga berperilaku berbeda saat berada di bawah tekanan. Ketika orang mengalami peristiwa stres atau emosi negatif maka mereka mungkin juga terlibat dalam perilaku yang membuat mereka merasa lebih baik (secara emosional) tetapi mungkin tidak sehat.
  • 16. How Does Stress Contribute to Illness?  Stres mempengaruhi tubuh paling tidak pada 4 sistem umum yaitu: the sympathetic- adrenomedullary system, the pituitary-adrenocortical system, the neuropeptide system, the immune system.  Stres yang diikuti terlebih dahulu dengan kelelahan dan rasa tidak enak badan, kemudian dibiarkan/diabaikan tidak diobati, maka bisa jatuh sakit. Stres berinteraksi dengan kepekaan terhadap sakit dan gaya hidup akan memunculkan sakit  Variabel yang mempengaruhi stres dalam hubungan dengan sakit : usia, jenis kelamin, pendidikan, alergi yg dimiliki, berat badan, cuaca, social support, & berbagai kebiasaan seperti rokok, olah raga, diet, tidur, kepribd,
  • 17. How Does Stress Contribute to Illness?
  • 18. Disease and Stress Management Reaksi stres kompleks dan melibatkan mekanisme yang berbeda yang bergantung pada durasi dan jenis stresor, dan juga pada penilaian individu terhadap stresor dan ketersediaan sumber daya untuk mengatasi. Cara orang mengatasi, atau gaya koping mereka mungkin terkait dengan disposisi mereka. Ini bisa berarti bahwa beberapa orang mungkin secara aktif menghadapi masalah, sementara yang lain mungkin menghindari masalah, atau di antara keduanya. Coping
  • 19. Stress Management Coping Orang cenderung menggunakan berbagai strategi yang mereka miliki sehingga baik gaya koping disposisional maupun situasinya penting. Berikut beberapa contoh coping:  Active coping (mengambil tindakan atau langkah-langkah untuk mengurangi stresor)  Planning (mengembangkan strategi untuk menghadapi stresor)  Suppression of competing activities (hindari gangguan dari hal-hal lain)  Restrain (menghindari terburu-buru tetapi keinginan untuk bertindak)  Seeking social support for help and assistance (bantuan instrumental)  Mencari dukungan sosial untuk pengertian dan dukungan moral  Berfokus pada dan melepaskan emosi  Behavioral disengagement (mengurangi upaya untuk mengatasi stresor)  Mental disengagement (gangguan dengan aktivitas)  (mencoba memandang stresor secara lebih positif)  Denial (menolak untuk mengakui bahwa stresor itu ada)  Acceptance (menerima bahwa ada situasi yang membuat stres)  Turning to religion (mencari kenyamanan dan dukungan dalam agama)  Penyalahgunaan Alkohol/Narkoba (menghindari masalah penggunaan zat agar merasa lebih baik)  Humor (membuat situasi menjadi ringan)
  • 21. Stress management TERAPI KOGNITIF (Albert Ellis, Aaron Beck) Asumsi: stres muncul karena kesalahan berpikir, atau cara berpikir yg irrasional. Macam distorsi kognitif: 1. Catastrophizing: menganggap peristiwa yang dialami merupakan bencana besar padahal sebenarnya tidak sampai demikian (hancur hidupku gara2 putus cinta) 2. Overgeneralizing : menyimpulkan satu kejadian yg khusus sebagai sesuatu yang berlaku secara keseluruhan (aku memang bodoh dalam segala hal). Bentuk ekstrimnya adalah pemberian cap/label 3. Selective Abstraction/Filter mental: mengabaikan sisa bagian yang lebih besar/penting(hanya karena hidung tidak mancung jadi rendah diri) 4. Berpikir dikotomik : berpikir serba ekstrim, hitam putih (segalanya atau tidak sama sekali) 5. Inferensi arbitrer/loncatan kesimpulan: menarik kesimpulan yg merupakan inferensi dan bukti- bukti yg tidak relevan (telpon pacar tak ada jawaban berkesimpulan pergi dg.pacar barunya) 6. Pernyataan harus begitu atau seharusnya tidak begitu. Dapat membuat rasa bersalah/frustrasi 7. Personalisasi: memandang diri sendiri sebagai penyebab suatu peristiwa eksternal yang negatif, kenyataannya bukan diri sendiri yang harus bertanggung jawab terhadap hal itu.
  • 22. Stress management TERAPI RELAKSASI Tujuannya untuk mengurangi pembangkitan yang berlebihan atau reaktivitas emosi-fisiologis  Progressive muscular relaxation (relaks.otot)  Mental Imagery (pembayangan/kesadaran indera)  Meditation (Hypnosis theory, Gate control theory, Endorphin theory) Meditasi dapat membawa perubahan kesadaran ke arah kesadaran lain berupa perasaan yg sulit untuk diceritakan, rasa bermakna, damai, bahagia, bergelora, 1. Hypnosis: pemusatan perhatian pada objek meditasi (benda, napas, doa) dapat membuat orang tidak merasakan rangsang lain 2. Gate control theory: suatu rangsang bisa ditolak masuk ke otak karena ada rangsang lain yg lebih kuat/karena otak itu sendiri yg menolak untuk masuk 3. Endorphin: otak punya potensi memproduksi zat penenang yg disebut sebagai endogenous morphin/ endorphin
  • 24. Reference TAYLOR. S. E & STANTON. A. L, (2021). HEALTH PSYCHOLOGY: Eleventh Edition. McGraw Hill LLC. New York Morrison. V & Bennett. P, (2022). An Introduction to Health Psychology: Fifth edition. Pearson Education Limited: United Kingdom. Cook, E and Wood, L. 2021. Health Psychology: The Basics. Routledge: New York. https://www.das.nh.gov/wellness/docs/percieved%20stress%20scale.pdf The Perceived Stress Scale (PSS)
  • 25. The Perceived Stress Scale (PSS) 1. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda kesal karena sesuatu yang terjadi secara tidak terduga? 2. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa tidak mampu mengendalikan hal-hal penting dalam hidup Anda? 3. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa gugup dan stres? 4. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa yakin dengan kemampuan Anda menangani masalah pribadi Anda? 5. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai keinginan Anda? 6. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda menemukan bahwa Anda tidak dapat mengatasi semua hal yang harus Anda lakukan? 7. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda mampu mengendalikan kejengkelan dalam hidup Anda? 8. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa berada di atas segalanya? 9. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda marah karena hal-hal yang terjadi di luar kendali Anda? 10.Dalam sebulan terakhir, seberapa sering Anda merasa kesulitan menumpuk begitu tinggi sehingga Anda tidak bisa mengatasinya? Untuk setiap pertanyaan pilih dari alternatif berikut: 0 - tidak pernah 1 - hampir tidak pernah 2 - kadang-kadang 3 - cukup sering 4 - sangat sering
  • 26. The Perceived Stress Scale (PSS) Cara Menghitung Skor PSS Anda Anda dapat menentukan skor PSS Anda dengan mengikuti petunjuk berikut: • Pertama, balikkan skor Anda untuk pertanyaan 4, 5, 7, dan 8. Pada 4 pertanyaan ini, ubah skornya seperti ini: 0 = 4, 1 = 3, 2 = 2, 3 = 1, 4 = 0. • Sekarang tambahkan skor Anda untuk setiap item untuk mendapatkan total. Skor total saya adalah ___________. • Skor individu pada PSS dapat berkisar dari 0 sampai 40 dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan stres yang dirasakan lebih tinggi. Skor mulai dari 0-13 akan dianggap stres rendah. Skor mulai dari 14-26 akan dianggap stres sedang. Skor mulai dari 27-40 akan dianggap stres yang dirasakan tinggi.