SlideShare a Scribd company logo
IDENTIFIKASI PENYEBAB STRESS DAN
MEKANISME KOPINGNYA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Manusia
Dosen: H. Omo Sutomo, M. Kes
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
 Anisa Alpailah
 Camilla Septiani
 Intan Nur Afifah
 Meliana Nanda Permata
 Novita Sari
 Putri Meiliyanti
 Rosie Berliani Arti
 Tiara Happy Nathasia
JALUR UMUM 1B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG
Jl. Ahmad Yani Km. 2 Rangkasbitung
TAHUN 2015-2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa shalawat serta salam
kita curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Konsep Dasar Manusia ini dengan
tepat waktu.
Makalah dengan judul “IDENTIFIKASI PENYEBAB STRESS DAN
MEKANISME KOPINGNYA” ini kami susun untuk memenuhi kebutuhan bahan
bacaan (literatur) dan nilai tugas mata kuliah KDM kami mengucapkan
terimakasih kepada anggota kelompok 3 serta pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan
kerendahan hati, kami memohon maaf.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian
terutama penulis.
Rangkasbitung, 20 September 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
2.1 Konsep Stress.................................................................................. 2
2.2 Manifestasi Stress............................................................................ 3
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stress....................................... 4
2.4 Jenis-jenis Stress.............................................................................. 7
2.5 Tahap-tahap Terjadinya Stress dan Tingkatannya.......................... 8
2.6 Adaptasi........................................................................................... 12
BAB III PENUTUP....................................................................................
3.1 Simpulan.......................................................................................... 16
3.2 Saran ............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata stress telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stress
merupakan salah satu gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stress
dapat timbul karena adanya konflik dan frustrasi. Sebagian besar orang
beranggapan bahwa yang dimaksud stress adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan dan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman,
bingung,mudah marah, tekanan darah meningkat, detak jantung lebih cepat,
gangguan pencernaan, dsb. Sebagian besar stress dapat dipicu karena pengaruh
eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor internal individu tersebut.
Stress sebenarnya dapat dicegah dan diatasi dengan cara-cara tertentu. Tapi
melihat hal-hal tersebut,tampaknya tidak banyak orang yang mengetahui tentang
stress, bagaimana mencegahnya, mengatasi, ataupun memanfaatkan stress tersebut
sebagai salah satu bagian dari hidup kita. Pemahaman yang baik terhadap stress
akan membantu kita dalam menghadapi stress ketika stress tersebut menyerang
kita, melalui penanganan yang tepat dengan adanya pemahaman yang baik
mengenai stress, maka individu tidak akan terkena dampak negatif dari stress
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang termasuk ke dalam konsep stress tersebut ?
1.2.2 Apakah manifestasi stress?
1.2.3 Apa factor-faktor yang mempengaruhi stress?
1.2.4 Apa sajakah jenis-jenis stress?
1.2.5 Bagaimana tahap-tahap terjadinya stress dan tingkatannya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Stress
Stress adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik
mengharuskan seorang individu untuk merespon atau melakukan tindakan
( Selye, 1976 ).
Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis.
Stress didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional terhadap tuntutan
yang dialami individu yang diinterprestasikan sebagai sesuatu yang
mengancam keseimbangan (Emanuelsen & Rosenlicht, 1986).
Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang
menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang” (Soeharto Heerdjan,
1987).
Secara umum, yang dimaksud “Stress adalah reaksi tubuh terhadap
situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan
lain-lain”. “Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri,
dan karena itu, sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita” (Maramis,
1999).
Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht
(2000) bahwa yang dimaksud “Stress adalah gangguan pada tubuh dan
pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang
dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam
lingkungan tersebut”
Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat
dihindari.Stress disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian
(Keliat, B.A., 1999).
Jadi dapat disimpulkan stress adalah dampak dari stressor (penyebab
stress) yang dianggap sebagai tekanan oleh individu sehingga membuatnya
terpaksa untuk terus memikirkan hal tersebut dan akhirnya akan
mengganggu kesehatan psikologinya.
3
1. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang (demam, kondisi
seperti kehamilan, menopause atau suatu keadaan emosi seperti rasa
bersalah).
2. Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang (perubahan bermakna
dalam suhu lingkungan, perubahan peran dalam keluarga atau sosial,
atau tekanan dari pasangan).
Berbagai pandangan manusia mengenai stress menghasilkan
pengertian yang berbeda-beda tentang stress itu sendiri. Stress hanyalah
sekedar gangguan sistem syaraf yang menyebabkan tubuh berkeringat,
tangan menggenggam, jantung berdetak kencang, dan wajah memerah.
Paham realistik memandang stress sebagai suatu fenomena jiwa yang
terpisah dengan jasmani atau tubuh manusia atau fenomena tubuh belaka
tanpa ada hubungan dengan kejiwaan. Sedangkan paham idealis
menganggap stress adalah murni fenomena jiwa
Definisi tentang stress yang sangat beragam menunjukan bahwa stress
bukanlah suatu hal yang sederhana. Salah satu definisinya adalah stress
adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan
dan tuntutan kehidupan (Vincent Cornelli, dalam Mustamir Pedak, 2007).
Kesimpulan dari para ahli tentang stress yaitu stress bisa terjadi karena
manusia begitu kuat dalam mengejar keinginannya serta kebutuhannya
dengan mengandalkan segala kemampuannya dan potensinya.
2.2 Manifestasi Stress
Stress sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat
merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity.
Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya berbeda- beda untuk
setiap orang. Seseorang yang mengalami stress dapat mengalami
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya, antara lain :
1. Perubahan warna rambut kusam, ubanan, kerontokan
2. Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara
berat, sulit tersenyum/tertawa dan kulit muka kedutan (ticfacialis)
3. Nafas terasa berat dan sesak, timbul asma
4
4. Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit
(constriksi) sehingga mukanya nampak merah atau pucat. Pembuluh
darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari juga menyempit sehingga
terasa dingin dan kesemutan.
5. Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau diare.
6. Sering berkemih.
7. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada tulang terasa
linu atau kaku bila digerakkan.
8. Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan sakit
(dysmenorhea)
9. Libido menurun atau bisa juga meningkat.
10. Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak ada nafsu
makan.
11. Tidak bisa tidur
12. Sakit mental-histeris
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stress
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut
stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors,
biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressors.
Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat
menyebabkan timbulnya stress yaitu:
1. Faktor Lingkungan
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan
stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang
sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut
membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat
terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang
baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan
pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat
terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya
teknologi yang digunakannya.
5
Sikap lingkungan: berupa tuntutan, pandangan positif dan negatif
terhadap keberhasilan diterima bekerja.
Tuntutan dan sikap keluarga, misalnya keharusan mendapatkan
pekerjaan, keinginan akan pilihan orang tua untuk bekerja.
Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK), makin
cepatnya memperoleh informasi dan trend masa depan jika berhasil
terhadap sesuatu yang diinginkan
2. Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan
stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure
dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam
suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan
untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam
suatu organisasi tersebut.
b. Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan
lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas
antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat
menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan
kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan
kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan
pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.
c. Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana
keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam
struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat
mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
6
d. Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang
pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut
The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu
karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau
menekankan pada hubungan yang secara langsung antara
pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang
hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.
Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam
mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri
adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah
yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu
kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana
semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya
diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins,2001:563).
3. Faktor Individu
Keinginan yang harus dicapai terhadap yang diinginkannya. Proses
internalisasi diri, yaitu penyerapan terhadap yang diinginkan secara terus
menerus sesuai dengan perkembangannya. Pada dasarnya, faktor yang
terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi
dan karakteristik pribadi dari keturunan.
Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan
menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat
tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Karakteristik pribadi
dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletak
pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga
untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur
dengan benar dalam kepribadian seseorang.
4. Faktor Pikiran
Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan
pengaruhnya pada diri serta persepsi terhadap lingkungan
7
Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian yang
biasa dilakukan oleh individu yang bersangkutan.
Pikiran individu yang negarif baik penilaian saat ini maupun masa
yang akan datang memberi pengaruh yang lebih berat. Misalnya:
- Kecemasan menghadapi ujian masuk kerja
- Ketakutan tidak lulus ujian masuk kerja
- Ragu-ragu mengikuti masuk kerja
2.4 Jenis-jenis Stress
Seperti yang sudah disebutkan bahwa stressor dan sumbernya
memiliki banyak keragaman, sehingga dapat disimpulkan stress yang
dihasilkan beragam pula. Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990),
berdasarkan penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi :
 Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi
atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat
arus listrik.
 Stress kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat
beracun, hormone, atau gas.Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus,
bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.
 Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan,
organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak
normal.Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stres
Psikologis, yaitu :
a. Frustasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada rintangan,
frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan
ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai,
kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
8
b. Konflik
Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-
macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach
conflict, approach-avoidance conflict, avoidance -avoidance conflict.
c. Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat
berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang
terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar individu, misalnya orang
tua menuntut anaknya agar disekolahkan selalu rangking satu atau istri
menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
d. Krisis
Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stres pada
individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan
penyakit yang harus segera operasi.
Namun keadaan stres yang dialami oleh individu dapat terjadi
beberapa sebab sekaligus, misalnya kombinasi antara frustasi, konflik dan
tekanan.
Stres psikis/ emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan
interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan
2.5 Tahap-Tahap Terjadinya Stress dan Tingkatannya
Suatu stimulus(stressor) yang datang tidak akan langsung membuat
individu tersebut mengalami stress, tentunya setiap individu dibekali cara,
teman atau tempat untuk menhgilangkan stress sejenak atau untuk
selamanya. Tahapan-tahapan tersebut oleh Dr. Robert J. Van amberg
(1979) dibagi menjadi enam tahapan, yaitu :
o Stress Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres paling ringan, dan biasanya
disertai dengan perasaan-perasaan seperti :
1) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)
2) Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.
9
3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya;
Namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai
rasa gugup yang berlebihan pula.
4) Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah
semangat, Namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
o Stress Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan”
sebagaimana diuraikan pada tahap I mulai menghilang, dan timbul
keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi
cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat.
Istirahat yang dimaksud seperti tidur yang cukup bermanfaat untuk
mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami
pengurangan. Analoginya seperti handphone (HP) yang sudah lemah
harus kembali diisi ulang (di-charge) agar dapat digunakan lagi dengan
baik.
o Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada
pada stres tahap II adalah sebagai berikut :
o Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
1) Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
2) Lekas merasa capai menjelang sore hari.
3) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel
discomfort).
4) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
5) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
6) Tidak bisa santai.
o Stres tahap III
Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa
menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stres tahap
II, maka yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang
semakin nyata dan mengganggu, yaitu :
10
1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan
“maag” (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare)
2) Ketegangan otot semakin terasa.
3) Perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional semakin
meningkat.
4) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai
masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan
sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/
dini hari dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia).
5) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau
pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi
pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres
hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk
beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit
o Stres Tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri karena
keluhan-keluhan stres tahap III , oleh dokter individu tersebut
dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik
pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus
memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala
stres tahap IV akan muncul :
1) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
2) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah
diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan
kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate)
4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang
menegangkan.
6) Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan
kegairahan.
7) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
11
8) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat
dijelaskan apa penyebabnya
o Stres Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres
tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut :
1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and
psychological exhaustion)
2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
ringan dan sederhana.
3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal
disorder).
4) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin
meningkat, mudah bingung dan panik
o Stres Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami
serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang
orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit
Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan
karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres
tahap VI ini adalah sebagai berikut :
1) Debaran jantung teramat keras
2) Susah bernafas (sesak dan mengap-mengap)
3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
5) Pingsan atau kolaps (collapse)
Selain tahapan, stress juga memiliki tingkatan-tingkatan. Stuart dan
Sundeen (1998) mengklasifikasikan tingkat stres, yaitu:
a. Stres Ringan
Pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan kondisi
ini dapat membantu individu menjadi waspada dan bagaimana mencegah
berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
12
b. Stres Sedang
Pada stres tingkat ini individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan
mengesampingkan yang lain sehingga mempersempit lahan persepsinya.
c. Stres Berat
Pada tingkat ini lahan persepsi individu sangat menurun dan cenderung
memusatkan perhatian pada hal-hal lain, semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi stres, individu tersebut mencoba memusatkan perhatian pada
lahan lain dan memerlukan banyak pengarahan.
2.6 Adaptasi
a. Pengertian Adaptasi
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial
berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak
dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi
individu, keluarga atau komunitas terhadap stress.
b. Dimensi Adaptasi
Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual. Sumber adaptif terdapat dalam setiap
dimensi ini. Oleh karenanya, ketika mengkaji adaptasi klienterhadap
stress, perawat harus mempertimbangkan individu secara menyeluruh.
 Adaptasi Fisiologis
Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah
diidentifikasi dan secara umum dapat diamati atau diukur. Namun
demikian, indicator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu pada
semua klien yang mengalami stress, dan indicator tersebut bervariasi
menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien
mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat
aberkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress.
Indikator fisiologis stress, yaitu kenaikan tekanan darah,
peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung, peningkatan denyut
nadi dan frekwensi pernapasan, telapak tangan berkeringat, tangan dan
kaki dingin, postur tubuh yang tidak tegap, keletihan, sakit kepala,
13
gangguan lambung, suara yang bernada tinggi, mual,muntah dan
diare, perubahan nafsu makan, perubahan berat badan perubahan
frekwensi berkemih, dilatasi pupil, gelisah, kesulitan untuk tidur atau
sering terbangun saat tidur temuan hasil laboratorium abnormal, yaitu
peningkatan kadar hormon adrenokortikotropik, kortisol dan
katekolamin dan hiperglikemia.
 Adaptasi Psikologis
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan
mengamati perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan
emosional dalam berbagai cara. Karena kepribadian individual
mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, maka
reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan
memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman
terdahulu dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di masa
lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan
kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang di duga menjadi
media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini adalah rasa kontrol
terhadap peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang
berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk
pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993).
Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :
• Ansietas.
• Depresi.
• Kepenatan.
• Peningkatan penggunaan bahan kimia.
• Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas.
• Kelelahan mental.
• Perasaan tidak adekuat.
• Kehilangan harga diri.
• Peningkatan kepekaan.
• Kehilangan motivasi.
14
• Ledakan emosional dan menangis.
• Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan.
• Kecendrungan untuk membuat kesalahan (misal buruknya penilaian).
• Mudah lupa dan pikiran buntu.
• Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci.
• Preokupasi (misal mimpi siang hari).
• Ketidakmampuan berkonsentrasi pada tugas.
• Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit.
• Letargi.
• Kehilangan minat.
• Rentan terhadap kecelakaan.
 Adaptasi Perkembangan
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan
untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap
perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan
dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan
tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau
menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut.
Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat
mengarah pada krisis pendewasaan.
Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah .
Jika diasuh dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka
mampu mengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya
belajar respons koping adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).
 Adaptasi Sosial Budaya
Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial
mencakup penggalian bersama klien tentang besarnya, tipe, dan
kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat
menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga
secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).
15
 Adaptasi Spiritual.
Adaptasi fisiologis terhadap stress adalah kemampuan tubuh
untuk mempertahankan keadaan relatif seimbang. Kemampuan adaptif
ini adalah bentuk dinamik dari ekuiliblrium lingkungan internal tubuh.
Lingkungan internal secara konstan berubah, dan mekanisme adaptif
tubuh secara kontinyu berfungsi untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan ini dan untuk mempertahankan ekuilibrium atau
homeostasis.
Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang
mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian
besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan
tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam
frekwensi jantung, frekwensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh,
keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat
kesadaran yang semuanya ditujukan untuk mempertahankan adaptasi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan dari makalah ini adalah:
 Stress adalah dampak dari stressor (penyebab stress) yang dianggap
sebagai tekanan oleh individu sehingga membuatnya terpaksa untuk
terus memikirkan hal tersebut dan akhirnya akan mengganggu
kesehatan psikologinya.
 Stress bersifat universiality, yaitu umum untuk semua orang sama dapat
merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau
diversity.
 Faktor yang memengaruhi stress meliputi faktor lingkungan, organisasi,
individu dan faktor pikiran.
 Jenis stress dilihat dari penyebabnya terdiri dari berbagai macam, yakni
stress fisik, stress kimiawi, stress fisiologik (psikologis).
 Stress yang datang tidak langsung membuat individu mengalami stress,
namun ada banyak tahapan hingga stress itu memuncak.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah:
Untuk mengindari stress maka yang harus dilakukan adalah
identifikasi diri, menanyakan pada orang lain, identifikasi penyebab
cemas, mencari tindakan yang dapat menurunkan kecemasan, mulai
menggali kemampuan positif yang dimiliki, pertahankan aspek positif
yang dimiliki, mengidentifikasi kebutuhan yang perlu dipersiapkan,
meningkatkan kemampuan kognitif atau pengetahuan anda (belajar),
Berdoa.

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan jiwa pasien dengan krisis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan jiwa pasien dengan krisis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan jiwa pasien dengan krisis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan jiwa pasien dengan krisis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
MUHAMMAD NATSIR
 
Pengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluargaPengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluarga
Warung Bidan
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
 
Stres dan adaptasi
Stres dan adaptasiStres dan adaptasi
Stres dan adaptasi
stikesby kebidanan
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
ari saputra
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
pjj_kemenkes
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
ppghybrid4
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)
Novi Vianah
 
Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatanParadigma keperawatan
Paradigma keperawatanMoch Rachman
 
Makalah kebutuhan dasar manusia
Makalah kebutuhan dasar manusiaMakalah kebutuhan dasar manusia
Makalah kebutuhan dasar manusia
Abdi Prisa Sasastra Rianzi
 
Konsep keluarga ppt
Konsep keluarga pptKonsep keluarga ppt
Konsep keluarga ppt
ayu rahmadani
 
Kepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIAKepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
ppghybrid4
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
pjj_kemenkes
 
Ruang lingkup dan trend issue keperawatan keluarga
Ruang lingkup dan trend issue keperawatan keluargaRuang lingkup dan trend issue keperawatan keluarga
Ruang lingkup dan trend issue keperawatan keluarga
ayu rahmadani
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargayaenk_ekis
 
KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"hoshirami
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 

What's hot (20)

Asuhan keperawatan jiwa pasien dengan krisis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan jiwa pasien dengan krisis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan jiwa pasien dengan krisis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan jiwa pasien dengan krisis AKPER PEMKAB MUNA
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Pengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluargaPengkajian keperawatan keluarga
Pengkajian keperawatan keluarga
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Stres dan adaptasi
Stres dan adaptasiStres dan adaptasi
Stres dan adaptasi
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)
 
Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatanParadigma keperawatan
Paradigma keperawatan
 
Makalah kebutuhan dasar manusia
Makalah kebutuhan dasar manusiaMakalah kebutuhan dasar manusia
Makalah kebutuhan dasar manusia
 
Konsep keluarga ppt
Konsep keluarga pptKonsep keluarga ppt
Konsep keluarga ppt
 
Kepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIAKepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kepm3 kb1ppt TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
Ruang lingkup dan trend issue keperawatan keluarga
Ruang lingkup dan trend issue keperawatan keluargaRuang lingkup dan trend issue keperawatan keluarga
Ruang lingkup dan trend issue keperawatan keluarga
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
 
KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"KDPK "Body Mekanik"
KDPK "Body Mekanik"
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Ppt imobilisasi
Ppt imobilisasiPpt imobilisasi
Ppt imobilisasi
 

Viewers also liked

Makalah menejemen konflik dan stres
Makalah menejemen konflik dan stresMakalah menejemen konflik dan stres
Makalah menejemen konflik dan stres
imammuttaqin58
 
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroid
yudi petrucci
 
Makalah fase perkembangan
Makalah fase perkembanganMakalah fase perkembangan
Makalah fase perkembanganNilam Ayu
 
Aspek Legal dalam Pelayanan Gawat Darurat
Aspek Legal dalam Pelayanan Gawat DaruratAspek Legal dalam Pelayanan Gawat Darurat
Aspek Legal dalam Pelayanan Gawat Darurat
Robertus Arian Datusanantyo
 
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptAspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Elon Yunus
 

Viewers also liked (7)

Makalah menejemen konflik dan stres
Makalah menejemen konflik dan stresMakalah menejemen konflik dan stres
Makalah menejemen konflik dan stres
 
Maternitas kala 1
Maternitas kala 1Maternitas kala 1
Maternitas kala 1
 
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
 
Asuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroidAsuhan keperawatan hipertiroid
Asuhan keperawatan hipertiroid
 
Makalah fase perkembangan
Makalah fase perkembanganMakalah fase perkembangan
Makalah fase perkembangan
 
Aspek Legal dalam Pelayanan Gawat Darurat
Aspek Legal dalam Pelayanan Gawat DaruratAspek Legal dalam Pelayanan Gawat Darurat
Aspek Legal dalam Pelayanan Gawat Darurat
 
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptAspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat ppt
 

Similar to Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya

Jurnal lansia
Jurnal lansia Jurnal lansia
Jurnal lansia
Yissu
 
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
RosmanRangga
 
Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)
Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)
Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)
Lia Oktaviani
 
Tugas psikologi faal
Tugas psikologi faalTugas psikologi faal
Tugas psikologi faal
BMG Training Indonesia
 
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
Dikyrivaldi
 
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
SeveriusNansang
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Septian Muna Barakati
 
Makalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresMakalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresjuniska efendi
 
Tugas psikologi faal lengkap
Tugas psikologi faal lengkapTugas psikologi faal lengkap
Tugas psikologi faal lengkap
BMG Training Indonesia
 
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxManajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
RicardoSalim6
 
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
GeovaniImanuela
 
Stress Management _Materi Training "TIME & STRESS MANAGEMENT"
Stress Management  _Materi Training "TIME & STRESS MANAGEMENT"Stress Management  _Materi Training "TIME & STRESS MANAGEMENT"
Stress Management _Materi Training "TIME & STRESS MANAGEMENT"
Kanaidi ken
 
Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan Kerja
Lunahasyim
 
Tekanan emosi guru
Tekanan emosi guruTekanan emosi guru
Tekanan emosi guru
rarakatsukie
 
Kel. 2 Perilaku Organisasi.pptx
Kel. 2 Perilaku Organisasi.pptxKel. 2 Perilaku Organisasi.pptx
Kel. 2 Perilaku Organisasi.pptx
triwahyono21
 
27950610 kesehatan-jiwa
27950610 kesehatan-jiwa27950610 kesehatan-jiwa
27950610 kesehatan-jiwaGita Zaeni
 
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
AiiZaini
 
Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan Kerja
Lunahasyim
 
MANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJAMANAJEMEN STRESS KERJA

Similar to Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya (20)

Jurnal lansia
Jurnal lansia Jurnal lansia
Jurnal lansia
 
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
EFEKTIVITAS BERDZIKIR SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIF TERHADAP PENURUNAN TINGKA...
 
Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)
Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)
Makalah Gangguan Kesehatan Kaitannya dengan Psikologi (Psikologi)
 
Tugas psikologi faal
Tugas psikologi faalTugas psikologi faal
Tugas psikologi faal
 
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
3. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
 
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
11. Stress dan Cara Mengatasinya.pptx
 
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
Makalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresMakalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stres
 
Tugas psikologi faal lengkap
Tugas psikologi faal lengkapTugas psikologi faal lengkap
Tugas psikologi faal lengkap
 
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptxManajemen stress-14-materi tambahan.pptx
Manajemen stress-14-materi tambahan.pptx
 
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
Stress & Keselamatan Kerja (bhs indonesia)
 
Stress Management _Materi Training "TIME & STRESS MANAGEMENT"
Stress Management  _Materi Training "TIME & STRESS MANAGEMENT"Stress Management  _Materi Training "TIME & STRESS MANAGEMENT"
Stress Management _Materi Training "TIME & STRESS MANAGEMENT"
 
Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan Kerja
 
Tekanan emosi guru
Tekanan emosi guruTekanan emosi guru
Tekanan emosi guru
 
Kel. 2 Perilaku Organisasi.pptx
Kel. 2 Perilaku Organisasi.pptxKel. 2 Perilaku Organisasi.pptx
Kel. 2 Perilaku Organisasi.pptx
 
27950610 kesehatan-jiwa
27950610 kesehatan-jiwa27950610 kesehatan-jiwa
27950610 kesehatan-jiwa
 
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
#3 mengenal stress kuliah s2 psikologi.pptx
 
Gaya hidup sihat
Gaya hidup sihatGaya hidup sihat
Gaya hidup sihat
 
Stres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan KerjaStres dan Keselamatan Kerja
Stres dan Keselamatan Kerja
 
MANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJAMANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJA
 

More from Poltekkes Kemenkes Banten

Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua AmerikaSejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
Poltekkes Kemenkes Banten
 
Melengkapi paragraf
Melengkapi paragraf Melengkapi paragraf
Melengkapi paragraf
Poltekkes Kemenkes Banten
 
Perkembangan teknologi persenjataan dan ruang angkasa
Perkembangan teknologi persenjataan dan ruang angkasaPerkembangan teknologi persenjataan dan ruang angkasa
Perkembangan teknologi persenjataan dan ruang angkasa
Poltekkes Kemenkes Banten
 
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagungKelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
Poltekkes Kemenkes Banten
 
Macromedia flash intan nur afifah xii ipa 3
Macromedia flash intan nur afifah xii ipa 3Macromedia flash intan nur afifah xii ipa 3
Macromedia flash intan nur afifah xii ipa 3
Poltekkes Kemenkes Banten
 
fisika_gelombang XII IPA 3
fisika_gelombang XII IPA 3fisika_gelombang XII IPA 3
fisika_gelombang XII IPA 3
Poltekkes Kemenkes Banten
 

More from Poltekkes Kemenkes Banten (9)

Hakikat dan martabat manusia
Hakikat dan martabat manusiaHakikat dan martabat manusia
Hakikat dan martabat manusia
 
Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua AmerikaSejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
Sejarah Perkembangan Pendidikan di Benua Amerika
 
Melengkapi paragraf
Melengkapi paragraf Melengkapi paragraf
Melengkapi paragraf
 
Perkembangan teknologi persenjataan dan ruang angkasa
Perkembangan teknologi persenjataan dan ruang angkasaPerkembangan teknologi persenjataan dan ruang angkasa
Perkembangan teknologi persenjataan dan ruang angkasa
 
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagungKelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
Kelompok 4 biologi pengaruh cahaya terhadap proses pertumbuhan tanaman jagung
 
Macromedia flash intan nur afifah xii ipa 3
Macromedia flash intan nur afifah xii ipa 3Macromedia flash intan nur afifah xii ipa 3
Macromedia flash intan nur afifah xii ipa 3
 
Ppt agama
Ppt agamaPpt agama
Ppt agama
 
fisika_gelombang XII IPA 3
fisika_gelombang XII IPA 3fisika_gelombang XII IPA 3
fisika_gelombang XII IPA 3
 
Search Engine
Search EngineSearch Engine
Search Engine
 

Recently uploaded

Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (7)

Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 

Identifikasi Penyebab Stress dan Mekanisme Kopingnya

  • 1. IDENTIFIKASI PENYEBAB STRESS DAN MEKANISME KOPINGNYA Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Manusia Dosen: H. Omo Sutomo, M. Kes Disusun oleh: KELOMPOK 3  Anisa Alpailah  Camilla Septiani  Intan Nur Afifah  Meliana Nanda Permata  Novita Sari  Putri Meiliyanti  Rosie Berliani Arti  Tiara Happy Nathasia JALUR UMUM 1B POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG Jl. Ahmad Yani Km. 2 Rangkasbitung TAHUN 2015-2016
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Konsep Dasar Manusia ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul “IDENTIFIKASI PENYEBAB STRESS DAN MEKANISME KOPINGNYA” ini kami susun untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan (literatur) dan nilai tugas mata kuliah KDM kami mengucapkan terimakasih kepada anggota kelompok 3 serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan kerendahan hati, kami memohon maaf. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama penulis. Rangkasbitung, 20 September 2015 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................ i DAFTAR ISI.............................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1.1 Latar Belakang................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2.1 Konsep Stress.................................................................................. 2 2.2 Manifestasi Stress............................................................................ 3 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stress....................................... 4 2.4 Jenis-jenis Stress.............................................................................. 7 2.5 Tahap-tahap Terjadinya Stress dan Tingkatannya.......................... 8 2.6 Adaptasi........................................................................................... 12 BAB III PENUTUP.................................................................................... 3.1 Simpulan.......................................................................................... 16 3.2 Saran ............................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 17
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata stress telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stress merupakan salah satu gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stress dapat timbul karena adanya konflik dan frustrasi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang dimaksud stress adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman, bingung,mudah marah, tekanan darah meningkat, detak jantung lebih cepat, gangguan pencernaan, dsb. Sebagian besar stress dapat dipicu karena pengaruh eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor internal individu tersebut. Stress sebenarnya dapat dicegah dan diatasi dengan cara-cara tertentu. Tapi melihat hal-hal tersebut,tampaknya tidak banyak orang yang mengetahui tentang stress, bagaimana mencegahnya, mengatasi, ataupun memanfaatkan stress tersebut sebagai salah satu bagian dari hidup kita. Pemahaman yang baik terhadap stress akan membantu kita dalam menghadapi stress ketika stress tersebut menyerang kita, melalui penanganan yang tepat dengan adanya pemahaman yang baik mengenai stress, maka individu tidak akan terkena dampak negatif dari stress tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah yang termasuk ke dalam konsep stress tersebut ? 1.2.2 Apakah manifestasi stress? 1.2.3 Apa factor-faktor yang mempengaruhi stress? 1.2.4 Apa sajakah jenis-jenis stress? 1.2.5 Bagaimana tahap-tahap terjadinya stress dan tingkatannya?
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Stress Stress adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk merespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 ). Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis. Stress didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional terhadap tuntutan yang dialami individu yang diinterprestasikan sebagai sesuatu yang mengancam keseimbangan (Emanuelsen & Rosenlicht, 1986). Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam, yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang” (Soeharto Heerdjan, 1987). Secara umum, yang dimaksud “Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain”. “Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri, dan karena itu, sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita” (Maramis, 1999). Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht (2000) bahwa yang dimaksud “Stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut” Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari.Stress disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Keliat, B.A., 1999). Jadi dapat disimpulkan stress adalah dampak dari stressor (penyebab stress) yang dianggap sebagai tekanan oleh individu sehingga membuatnya terpaksa untuk terus memikirkan hal tersebut dan akhirnya akan mengganggu kesehatan psikologinya.
  • 6. 3 1. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang (demam, kondisi seperti kehamilan, menopause atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah). 2. Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan peran dalam keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan). Berbagai pandangan manusia mengenai stress menghasilkan pengertian yang berbeda-beda tentang stress itu sendiri. Stress hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang menyebabkan tubuh berkeringat, tangan menggenggam, jantung berdetak kencang, dan wajah memerah. Paham realistik memandang stress sebagai suatu fenomena jiwa yang terpisah dengan jasmani atau tubuh manusia atau fenomena tubuh belaka tanpa ada hubungan dengan kejiwaan. Sedangkan paham idealis menganggap stress adalah murni fenomena jiwa Definisi tentang stress yang sangat beragam menunjukan bahwa stress bukanlah suatu hal yang sederhana. Salah satu definisinya adalah stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan (Vincent Cornelli, dalam Mustamir Pedak, 2007). Kesimpulan dari para ahli tentang stress yaitu stress bisa terjadi karena manusia begitu kuat dalam mengejar keinginannya serta kebutuhannya dengan mengandalkan segala kemampuannya dan potensinya. 2.2 Manifestasi Stress Stress sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stress dapat mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya, antara lain : 1. Perubahan warna rambut kusam, ubanan, kerontokan 2. Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sulit tersenyum/tertawa dan kulit muka kedutan (ticfacialis) 3. Nafas terasa berat dan sesak, timbul asma
  • 7. 4 4. Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit (constriksi) sehingga mukanya nampak merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. 5. Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau diare. 6. Sering berkemih. 7. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada tulang terasa linu atau kaku bila digerakkan. 8. Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan sakit (dysmenorhea) 9. Libido menurun atau bisa juga meningkat. 10. Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak ada nafsu makan. 11. Tidak bisa tidur 12. Sakit mental-histeris 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stress Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu: 1. Faktor Lingkungan Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.
  • 8. 5 Sikap lingkungan: berupa tuntutan, pandangan positif dan negatif terhadap keberhasilan diterima bekerja. Tuntutan dan sikap keluarga, misalnya keharusan mendapatkan pekerjaan, keinginan akan pilihan orang tua untuk bekerja. Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK), makin cepatnya memperoleh informasi dan trend masa depan jika berhasil terhadap sesuatu yang diinginkan 2. Faktor Organisasi Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership. Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut : a. Role Demands Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut. b. Interpersonal Demands Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya. c. Organizational Structure Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
  • 9. 6 d. Organizational Leadership Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja. Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins,2001:563). 3. Faktor Individu Keinginan yang harus dicapai terhadap yang diinginkannya. Proses internalisasi diri, yaitu penyerapan terhadap yang diinginkan secara terus menerus sesuai dengan perkembangannya. Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang. 4. Faktor Pikiran Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan pengaruhnya pada diri serta persepsi terhadap lingkungan
  • 10. 7 Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian yang biasa dilakukan oleh individu yang bersangkutan. Pikiran individu yang negarif baik penilaian saat ini maupun masa yang akan datang memberi pengaruh yang lebih berat. Misalnya: - Kecemasan menghadapi ujian masuk kerja - Ketakutan tidak lulus ujian masuk kerja - Ragu-ragu mengikuti masuk kerja 2.4 Jenis-jenis Stress Seperti yang sudah disebutkan bahwa stressor dan sumbernya memiliki banyak keragaman, sehingga dapat disimpulkan stress yang dihasilkan beragam pula. Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), berdasarkan penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi :  Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.  Stress kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone, atau gas.Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan penyakit.  Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua. Menurut Maramis (1999), ada empat sumber atau penyebab stres Psikologis, yaitu : a. Frustasi Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada rintangan, frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
  • 11. 8 b. Konflik Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam- macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Bentuknya approach-approach conflict, approach-avoidance conflict, avoidance -avoidance conflict. c. Tekanan Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi. Tekanan yang berasal dari luar individu, misalnya orang tua menuntut anaknya agar disekolahkan selalu rangking satu atau istri menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami. d. Krisis Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stres pada individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan penyakit yang harus segera operasi. Namun keadaan stres yang dialami oleh individu dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya kombinasi antara frustasi, konflik dan tekanan. Stres psikis/ emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan 2.5 Tahap-Tahap Terjadinya Stress dan Tingkatannya Suatu stimulus(stressor) yang datang tidak akan langsung membuat individu tersebut mengalami stress, tentunya setiap individu dibekali cara, teman atau tempat untuk menhgilangkan stress sejenak atau untuk selamanya. Tahapan-tahapan tersebut oleh Dr. Robert J. Van amberg (1979) dibagi menjadi enam tahapan, yaitu : o Stress Tahap I Tahapan ini merupakan tahapan stres paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan seperti : 1) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting) 2) Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.
  • 12. 9 3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya; Namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula. 4) Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, Namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis. o Stress Tahap II Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan” sebagaimana diuraikan pada tahap I mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat yang dimaksud seperti tidur yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami pengurangan. Analoginya seperti handphone (HP) yang sudah lemah harus kembali diisi ulang (di-charge) agar dapat digunakan lagi dengan baik. o Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai berikut : o Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar. 1) Merasa mudah lelah sesudah makan siang. 2) Lekas merasa capai menjelang sore hari. 3) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort). 4) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar) 5) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang. 6) Tidak bisa santai. o Stres tahap III Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stres tahap II, maka yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu :
  • 13. 10 1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan “maag” (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare) 2) Ketegangan otot semakin terasa. 3) Perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat. 4) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/ dini hari dan tidak dapat kembali tidur (late insomnia). 5) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan). Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang mengalami defisit o Stres Tahap IV Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri karena keluhan-keluhan stres tahap III , oleh dokter individu tersebut dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala stres tahap IV akan muncul : 1) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit. 2) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit. 3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai (adequate) 4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari. 5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan. 6) Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan kegairahan. 7) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
  • 14. 11 8) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya o Stres Tahap V Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut : 1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and psychological exhaustion) 2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana. 3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder). 4) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik o Stres Tahap VI Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah sebagai berikut : 1) Debaran jantung teramat keras 2) Susah bernafas (sesak dan mengap-mengap) 3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran 4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan 5) Pingsan atau kolaps (collapse) Selain tahapan, stress juga memiliki tingkatan-tingkatan. Stuart dan Sundeen (1998) mengklasifikasikan tingkat stres, yaitu: a. Stres Ringan Pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan kondisi ini dapat membantu individu menjadi waspada dan bagaimana mencegah berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
  • 15. 12 b. Stres Sedang Pada stres tingkat ini individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan mengesampingkan yang lain sehingga mempersempit lahan persepsinya. c. Stres Berat Pada tingkat ini lahan persepsi individu sangat menurun dan cenderung memusatkan perhatian pada hal-hal lain, semua perilaku ditujukan untuk mengurangi stres, individu tersebut mencoba memusatkan perhatian pada lahan lain dan memerlukan banyak pengarahan. 2.6 Adaptasi a. Pengertian Adaptasi Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stress. b. Dimensi Adaptasi Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Sumber adaptif terdapat dalam setiap dimensi ini. Oleh karenanya, ketika mengkaji adaptasi klienterhadap stress, perawat harus mempertimbangkan individu secara menyeluruh.  Adaptasi Fisiologis Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indicator tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat aberkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress. Indikator fisiologis stress, yaitu kenaikan tekanan darah, peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung, peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan, telapak tangan berkeringat, tangan dan kaki dingin, postur tubuh yang tidak tegap, keletihan, sakit kepala,
  • 16. 13 gangguan lambung, suara yang bernada tinggi, mual,muntah dan diare, perubahan nafsu makan, perubahan berat badan perubahan frekwensi berkemih, dilatasi pupil, gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur temuan hasil laboratorium abnormal, yaitu peningkatan kadar hormon adrenokortikotropik, kortisol dan katekolamin dan hiperglikemia.  Adaptasi Psikologis Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara. Karena kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang di duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993). Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress : • Ansietas. • Depresi. • Kepenatan. • Peningkatan penggunaan bahan kimia. • Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas. • Kelelahan mental. • Perasaan tidak adekuat. • Kehilangan harga diri. • Peningkatan kepekaan. • Kehilangan motivasi.
  • 17. 14 • Ledakan emosional dan menangis. • Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan. • Kecendrungan untuk membuat kesalahan (misal buruknya penilaian). • Mudah lupa dan pikiran buntu. • Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci. • Preokupasi (misal mimpi siang hari). • Ketidakmampuan berkonsentrasi pada tugas. • Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit. • Letargi. • Kehilangan minat. • Rentan terhadap kecelakaan.  Adaptasi Perkembangan Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan. Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika diasuh dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu mengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).  Adaptasi Sosial Budaya Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian bersama klien tentang besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).
  • 18. 15  Adaptasi Spiritual. Adaptasi fisiologis terhadap stress adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan keadaan relatif seimbang. Kemampuan adaptif ini adalah bentuk dinamik dari ekuiliblrium lingkungan internal tubuh. Lingkungan internal secara konstan berubah, dan mekanisme adaptif tubuh secara kontinyu berfungsi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan ini dan untuk mempertahankan ekuilibrium atau homeostasis. Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekwensi jantung, frekwensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit, sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk mempertahankan adaptasi.
  • 19. 16 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Simpulan dari makalah ini adalah:  Stress adalah dampak dari stressor (penyebab stress) yang dianggap sebagai tekanan oleh individu sehingga membuatnya terpaksa untuk terus memikirkan hal tersebut dan akhirnya akan mengganggu kesehatan psikologinya.  Stress bersifat universiality, yaitu umum untuk semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity.  Faktor yang memengaruhi stress meliputi faktor lingkungan, organisasi, individu dan faktor pikiran.  Jenis stress dilihat dari penyebabnya terdiri dari berbagai macam, yakni stress fisik, stress kimiawi, stress fisiologik (psikologis).  Stress yang datang tidak langsung membuat individu mengalami stress, namun ada banyak tahapan hingga stress itu memuncak. 3.2 Saran Saran yang dapat kami sampaikan adalah: Untuk mengindari stress maka yang harus dilakukan adalah identifikasi diri, menanyakan pada orang lain, identifikasi penyebab cemas, mencari tindakan yang dapat menurunkan kecemasan, mulai menggali kemampuan positif yang dimiliki, pertahankan aspek positif yang dimiliki, mengidentifikasi kebutuhan yang perlu dipersiapkan, meningkatkan kemampuan kognitif atau pengetahuan anda (belajar), Berdoa.