Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Mamuju 081399993834.pdf
Marketing Performance Womenpreneurs Based On Competence In Riau Province
1. Marketing Performance Model Of Micro Business Scale Womenpreneurs Based On
Competence In Riau Province
Promotor : Prof. Dr. Zulkarnain, SE., MM
Ko-Promotor 1 : Dr. Alvi Furwanti Alwie, SE., MM
Ko-Promotor 2 : Dr. Gatot Wijayanto, SE., M.Si
Dosen Penguji : Prof. Dr. Susi Hendriani, SE., M.Si
Internal : Dr. Samsir, SE., M.Si
: Dr. Kamaliah, SE., MM., Ak.
Dosen Penguji : Prof. Dr. R. Arief Helmi, SE., M.Si
Eksternal
PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN
UNIVERSITAS RIAU
2023
OVERVIEW
2. OVERVIEW
04
LATAR BELAKANG
THEORY GAP
RESEARCH GAP
LANDASAN TEORI
SARAN
NOVELTY
05
06
07
TUJUAN PENELITIAN
SOCIAL IMPACT
POPULASI DAN SAMPEL
ANALISIS DATA
OPERASIONAL VARIABEL
01
16
02
17
03
09
13
14
HASIL PENELITIAN 15
IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
18
08 19
TUJUAN PENELITIAN
KAJIAN TEORITIS
10
11
STATE OF THE ART
PARADIGMA PENELITIAN
HIPOTESIS
12
KESIMPULAN
3. LATAR BELAKANG
UMKM
Usaha produktif yang dikelola oleh satu orang atau lebih dan telah memenuhi
kriteria.
50,000,000
52,000,000
54,000,000
56,000,000
58,000,000
60,000,000
62,000,000
64,000,000
66,000,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pertumbuhan UMKM Indonesia
- Menyerap ± 97% tenaga kerja
- 98,6 % usaha mikro
- 1,22% kecil dan menengah
- 0,1% besar
Pelaku utama dalam kegiatan ekonomi, pemberi lapangan kerja terbesar, pemain kunci dalam
pembangunan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber
inovasi.
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 2021
4. Wirausaha Pria dan Wanita di Provinsi Riau
Wirausaha Pria Wirausaha Wanita
45%
55%
Sumber : FGD Disperindagkop-UKM, 2021
Kesenjangan (GAP) Empiris
Akses Pasar
Kompetensi
Masyarakat Patriakis
Keahlian hanya dibidang informal
Inkonsistensi antara pekerjaan dan Sumpah rumah tangga
Adanya komunitas Wirausaha Wanita
Missing middle
Ana et al. (2019)
Akses Finansial yang mudah
Peluang Usaha Lebih Tinggi
Kesempatan Meningkatkan Kompetensi
Keahlian dibidang formal
Edward P. Lazear, (2005)
LATAR BELAKANG
5. THEORY GAP
Perbedaan wirausaha wanita di Negara berkembang dan Negara Maju (Ana et al.,2019)
Pada sebagian besar negara berkembang, promosi usaha mikro lebih dipandang sebagai proses
pembangunan untuk pengentasan kemiskinan daripada aktivitas kewirausahaan yang kuat untuk
menumbuhkan bisnis (Krishnan & Kamalnabhan, 2015).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita menggunakan strategi dan struktur
organisasi yang berbeda saat mengelola perusahaan bisnis (Hisrich dan Brush, 1984 ; Zapalska,
1997 ; Bird and Brush, 2002 ; Klyver dan Grant, 2010 ; Hechavarria dkk., 2018 ; Kata dkk., 2014 ).
Lazear mengembangkan teorinya dengan istilah “Jack-of-all-trade” yang mengasumsikan
bahwa wirausahawan membutuhkan pengetahuan yang cukup diberbagai bidang agar
berhasil dan hal ini hanya berlaku untuk pria serta tidak berlaku bagi wanita.
Hipotesis Lazear juga berlaku untuk wanita, meskipun dengan asumsi yang
berbeda (Tegtmeier et al., 2016)
6. RESEARCH GAP
Secara eksplisit dalam penelitian sebelumnya menemukan bahwa tidak ada tanda-
tanda perbedaan antara wirausaha pria dan wanita (Jayawardane, 2016)
Pria dan wanita menggunakan strategi dan struktur organisasi yang berbeda saat
mengelola perusahaan bisnis (Poudel et al., 2019)
Pada sebagian besar negara berkembang, promosi usaha mikro lebih dipandang sebagai
proses pembangunan untuk pengentasan kemiskinan daripada aktivitas kewirausahaan
yang kuat untuk menumbuhkan bisnis (Krishnan & Kamalnabhan, 2015)
Peran keluarga, stereotype gender dan praktik diskriminatif berkontribusi terhadap
keterbatasan perempuan dalam berwirausaha (Wang, 2019)
7. SOCIAL IMPACT
1. Penciptaan lapangan kerja, womenpreneur yang sukses dalam bisnis mereka dapat mempekerjakan orang-
orang dalam komunitas mereka. Hal ini dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran lokal dan
memberikan peluang pekerjaan kepada penduduk setempat.
2. Pemberdayaan wanita, womenpreneur yang berhasil dapat menjadi contoh bagi wanita lain di komunitas
mereka untuk mengambil peran aktif dalam dunia bisnis. Ini dapat mendorong pemberdayaan ekonomi
wanita dan mengurangi kesenjangan gender dalam berwirausaha.
3. Pengembangan keterampilan lokal, womenpreneur yang berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan
kualifikasi karyawan mereka dapat berkontribusi pada pengembangan keterampilan dan peningkatan
produktivitas di komunitas setempat.
4. Pengembangan jaringan sosial, womenpreneur sering terlibat dalam kegiatan sosial dan jaringan bisnis. Ini
dapat memfasilitasi pertukaran informasi, sumber daya, dan peluang bisnis dalam komunitas.
5. Pendorong pertumbuhan ekonomi lokal, kesuksesan womenpreneur dalam bisnis mereka dapat menjadi
salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan meningkatkan produksi, penjualan, dan investasi
di wilayah tersebut.
6. Peningkatan kualitas hidup, secara keseluruhan, sosial impact yang dihasilkan oleh womenpreneur dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara umum melalui berbagai aspek, termasuk ekonomi, sosial,
dan lingkungan.
8. TUJUAN PENELITIAN
1.Mengkaji pengaruh innovation capability terhadap competence.
2.Mengkaji pengaruh digital marketing terhadap competence.
3.Mengkaji pengaruh innovation capability terhadap marketing
performance.
4.Mengkaji pengaruh digital marketing terhadap marketing performance.
5.Mengkaji pengaruh competence terhadap marketing performance.
6.Mengkaji pengaruh innovation capability terhadap marketing performance
yang dimediasi oleh competence.
7.Mengkaji pengaruh digital marketing terhadap marketing performance
yang dimediasi oleh competence.
8.Mengkaji pengaruh comptence terhadap marketing performance yang
dapat diperkuat atau dilemahkan oleh knowledge transfer.
9.Mengkaji pengaruh comptence terhadap marketing performance yang
dapat diperkuat atau dilemahkan oleh networking.
10. STATE OF THE ART
1. Fokus pada skala usaha mikro, khusus wirausaha wanita.
2. Fokus pada usaha wirausaha wanita di Provinsi Riau.
3. Menguji adanya peran knowledge transfer dan networking sebagai varabel
moderating yang dapat memperkuat pengaruh antara competence terhadap
marketing performance.
4. Fokus pada wirausaha wanita yang memiliki kemampuan inovasi dalam
pembaharuan produk, inovasi dalam mengembangkan proses produksi
dan kemampuan inovasi dalam pembaharuan promosi pemasaran.
5. Fokus pada wirausaha wanita yang memanfaatkan digital marketing
dalam kegiatan promosi.
6. Menguji pengaruh innovation capability, digital marketing terhadap
competence serta dampaknya terhadap marketing performance dengan
knowledge transfer dan networking sebagai moderator dimana penelitian
ini belum pernah ada yang meneliti secara bersama-sama.
PENELITIAN
12. HIPOTESIS
1. Innovation capability mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
competence.
2. Digital marketing mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
competence.
3. Innovation capability mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
marketing performance.
4. Digital marketing mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
marketing performance.
5. Competence mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap marketing
performance.
6. Competence dapat berperan sebagai mediasi antara innovation capability terhadap
marketing performance.
7. Competence dapat berperan sebagai mediasi antara digital marketing terhadap
marketing performance.
8. Knowledge transfer dapat memperkuat pengaruh antara comptence terhadap
marketing performance.
9. Networking dapat memperkuat pengaruh antara comptence terhadap marketing
performance.
13. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian deduktif yang menggunakan teknik
pengukuran dan pengambilan sampel untuk pengumpulan data (Hair Jr. et. al., 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah wirausaha wanita
dengan skala usaha mikro di Provinsi Riau yaitu Kabupaten Kampar dan Kuantan Singingi, Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti,
Pekanbaru dan Dumai yang berjumlah sebanyak 68.179 wirausaha wanita.
2. Sampel
Sampel diambil dengan rumus Krejcie-Morgan (Sugiyono, 2017) dengan pendekatan stratified random sampling. Berdasarkan hasil
penghitungan menggunakan rumus Krejcie-Morgan, diperoleh jumlah sampel secara keseluruhan (6 Kabupaten/Kota) sebanyak 382 sampel
dengan kriteria memiliki legalitas usaha minimal surat keterangan dari RT/RW, dengan usia usaha minimal 1 tahun. Adapun distribusi sampel
dilakukan dengan proporsional random sampling :
Tabel Distribusi Sampel
14. OPERASIONAL VARIABEL
No. Variabel Dimensi Indikator Skala
Item
Pertanyaan
1.
Innovation Capability
“Suatu kemampuan inovasi
yang dimiliki dalam
mengembangkan
kebaharuan produk,
proses produksi dan
proses pemasaran”
Inovasi Produk
a. Pembaharuan
produk
b.Kualitas Bahan
baku
Ordinal 1-4
Inovasi Proses
a. Ketepatan
b.Kecepatan
c. Responsivness
5-10
Inovasi
Pemasaran
a. Strategi
b.Taktik
c. Value
11-16
2.
Digital Marketing
“Kegiatan pemasaran yang
memanfaatkan teknologi
Digital dalam membangun
komunikasi yang baik
dengan konsumen”
Media Sosial
a. Facebook
b.Instagram
Ordinal
17-18
Social Contact
a. Whatapp
b. Messenger
19-20
Jasa delivery
a. Gojek
b. Grab
21-22
3.
Competence
“Kompetensi merupakan
karakteristik mendasar
seseorang yang memiliki
pengetahuan,
keterampilan, atau
kemampuan yang
diperlukan untuk
melakukan suatu
pekerjaan”.
Kepribadian
a. Percaya diri
b. Bertanggung-
jawab
Ordinal
23-26
Keterampilan
a. Komunikasi
b. Manajemen
bisnis
27-30
Pengetahuan
a. Pemahaman
bisnis
b.Pengalaman
bisnis
31-34
Kinerja individu
a. Kualitas
b.Kuantitas
35-38
4.
Knowledge Transfer
“Merupakan suatu konsep
proses pertukaran dan
berbagi pengetahuan yang
dilakukan oleh satu atau
sekelompok orang untuk
meningkatkan wawasan
penerima melalui sumber
yang memberikan
pengetahuan”.
Karakteristik
Sumber
a. Pengalaman
b.Kepercayaan
c. Kemampuan
Ordinal
39-44
Proses
a. Pelatihan
b. Pendidikan
c. Workshop
45-50
Karakteristik
Penerima
a. Daya serap
b. Penguasaan
c. Keterampilan
51-56
5.
Networking
“Hubungan antar personil
dalam organisasi untuk
meningkatkan kemampuan
dalam mempertahankan
bisnis.”
Hubungan
personil
a. Hubungan dengan
pemasok
b.Hubungan dengan
pelanggan
Ordinal
57-60
Jaringan bisnis
a.Organisasi
b.Komunitas
61-64
Jaringan sosial
a. Masyarakat
b.Lembaga Sosial
65-68
6.
Marketing Performance
“Merupakan suatu konsep
dalam mengukur dampak
dari strategi yang
diterapkan terhadap
keberhasilan Usaha”
Keberhasilan
Usaha
a. Pertumbuhan
penjualan
b.Tingkat pelanggan
baru
Ordinal
69-72
Kepuasan
Pelanggan
a. Kesesuaian
harapan
b.Minat berkunjung
kembali
c. Merekomendasikan
73-78
No. Variabel Dimensi Indikator Skala
Item
Pertanyaan
15. ANALISA DATA
1. Analisa Deskriptif
2. Pengujian Instrumen (Uji Validitas dan Reliabilitas)
3. Analisis Struktural Equation Modeling Partial Least
Square / PLS (Pengujian Outer Model dan Inner Model)
4. Pengujian Hipotesis
a.Pengujian Outer Model (Convergent Validity, Discriminant
Validity, dan Reliability)
b.Pengujian Inner Model (R Square, f Square dan Q Square)
21. HASIL PENELITIAN
Hasil Pengujian Hipotesis
Pengaruh
Koefisien
Jalur
T-hitung P value Keterangan
X1 -> Z 0.491 11.960 0.000 Berpengaruh Signifikan
X2 -> Z 0.348 7.644 0.000 Berpengaruh Signifikan
X1 -> Y 0.106 2.534 0.011 Berpengaruh Signifikan
X2 -> Y 0.125 3.269 0.001 Berpengaruh Signifikan
Z -> Y 0.491 8.819 0.000 Berpengaruh Signifikan
X1 -> Z -> Y 0.241 6.980 0.000 Berpengaruh Signifikan
X2 -> Z -> Y 0.171 5.720 0.000 Berpengaruh Signifikan
Z*M1 -> Y 0.075 2.362 0.018 Berpengaruh Signifikan
Z*M2 -> Y 0.063 2.091 0.037 Berpengaruh Signifikan
22. NOVELTY
Kebaharuan (novelty) dalam penelitian ini adalah menciptakan sebuah kerangka konseptual yang
komprehensif guna memahami bagaimana womenpreneur skala usaha mikro di Provinsi Riau dapat
meningkatkan marketing performance. Hal ini dilakukan dengan menggabungkan konsep-konsep seperti
inovasi, digital marketing, kompetensi, knowladge transfer, dan net working dalam satu model yang terintegrasi.
Penelitian ini penting karena sebagian besar penelitian sebelumnya lebih fokus pada perusahaan besar,
sementara penelitian yang memfokuskan pada usaha mikro, terutama dalam konteks womenpreneur, masih
sangat terbatas. Selain itu, penelitian ini bersifat multi-geografis dengan melibatkan berbagai daerah di
Provinsi Riau, termasuk wilayah daratan seperti Kampar dan Kuantan Singingi, wilayah pesisir seperti
Bengkalis dan Meranti, serta wilayah kota seperti Dumai dan Pekanbaru. Dengan melibatkan berbagai wilayah
ini, peneliti ingin mengeksplorasi apakah ada perbedaan yang signifikan dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja pemasaran womenpreneur di berbagai wilayah. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah
memberikan kontribusi baru dalam pemahaman tentang bagaimana womenpreneur di usaha mikro dapat
sukses dalam pemasaran produk mereka, peneliti juga berkolaborasi dengan organisasi lokal untuk
menjembatani penelitian akademis dengan dunia bisnis yang sebenarnya.
23. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Implikasi Teoritis
1. Penelitian ini telah mengembangkan model konseptual baru yang mengintegrasikan inovasi, digital
marketing, competence, knowledge transfer, dan networking dalam konteks marketing performance
womenpreneur skala usaha mikro. Ini memberikan kontribusi teoritis dengan menciptakan model yang
komprehensif untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi womenpreneur.
2. Penelitian ini menghasilkan Temuan positif dan signifikan dari pengaruh variabel-variabel yang diteliti pada
competence dan marketing performance womenpreneur dan memberikan dukungan empiris untuk teori
yang relevan dalam bidang inovasi, pemasaran, dan kewirausahaan. Ini menguatkan pemahaman tentang
keterkaitan variabel-variabel dalam konteks womenpreneur.
3. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam mengisi kesenjangan dalam literatur dengan memfokuskan
pada womenpreneur skala usaha mikro. Ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan
peluang yang dihadapi oleh wanita yang menjalankan usaha mikro, serta faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja womenpreneur.
24. IMPLIKASI PENELITIAN
Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh womenpreneur untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik.
Womenpreneur dapat mencari kemitraan bisnis yang saling menguntungkan dengan pihak lain dalam industri. Mereka
juga dapat memanfaatkan jaringan untuk mendukung pertukaran pengetahuan dan dukungan. Hasil penelitian ini dapat
menjadi dasar untuk advokasi kebijakan yang mendukung womenpreneur skala usaha mikro, Ini dapat mencakup
insentif pajak, akses ke sumber daya, atau peluang untuk mengembangkan jaringan bisnis.
Womenpreneur dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan lebih efisien, berfokus pada aspek-aspek yang
memiliki dampak positif terbesar pada kinerja pemasaran. Membantu womenpreneur mendapatkan panduan dan
nasihat dari pengusaha berpengalaman. Membangun program pembinaan dan mentorship yang didukung oleh
pemerintah dapat megatasi rintangan bisnis dan membuat keputusan yang lebih baik.
Keberpihakan pemerintah terhadap womenpreneur adalah terciptanya lingkungan yang mendukung dan
merangsang pertumbuhan bisnis wanita. Hal ini dapat berdampak perekonomian secara keseluruhan dengan
menghasilkan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan, dan mendorong inovasi dan perkembangan ekonomi
lokal.
25. KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan geografis, dimana penelitian ini terbatas pada provinsi Riau saja sehingga hasilnya mungkin
tidak dapat secara langsung diterapkan pada wilayah lain yang memiliki karakter sosial, ekonomi dan budaya
yang berbeda.
26. KESIMPULAN
1. Innovation capability memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan competence bagi womenpreneur
dalam menjalankan bisnis yang ditekuninya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan inovasi yang dimiliki
oleh womenpreneur akan meningkatkan competence dalam menjalankan usaha.
2. Digital marketing memiliki peran yang signifikan terhadap competence dalam memperluas pangsa pasar
womenpreneur. Hal ini menunjukkan bahwa melalui digital marketing womenpreneur akan meningkatkan
kompetensi yang dimilikinya dalam pemenuhan permintaan pasar.
3. Innovation capability memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan marketing performance
womenpreneur. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan inovasi yang dimiliki womenpreneur akan
meningkatkan kinerja pemasaran.
4. Digital marketing memiliki peran yang signifikan terhadap peningkatan marketing performance
womenpreneur. Hal ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan pemasaran secara digital akan
meningkatkan kinerja pemasaran womenpreneur.
5. Competence memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan marketing performance. Hal ini
menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh womenpreneur akan meningkatkan kinerja pemasaran
usaha yang dijalaninya.
6. Competence memiliki peran sebagai mediasi antara Innovation capability dalam meningkatkan marketing
performance. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi sebagai mediator memberikan efek yang lebih besar
terhadap peningkatan kinerja pemasaran jika dibandingkan dengan efek pengaruh secara langsung.
27. KESIMPULAN
7. Competence memiliki peran sebagai mediasi antara digital marketing dalam meningkatkan marketing
performance. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi sebagai mediator memberikan efek yang lebih besar
terhadap peningkatan kinerja pemasaran jika dibandingkan dengan efek pengaruh secara langsung.
8. Knowledge transfer memiliki peran dalam memperkuat comptence terhadap peningkatan marketing
performance. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemasaran womenpreneur di Provinsi Riau akan
meningkat apabila memiliki kompetensi dalam menerima pengetahuan dari orang lain.
9. Networking memiliki peran dalam memperkuat comptence terhadap marketing performance. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja pemasaran womenpreneur di Provinsi Riau akan meningkat apabila memiliki
kompetensi dalam menjalin hubungan yang baik dengan komunitas usaha, pemasok maupun konsumen.
10. Tingginya kompetensi yang dimiliki oleh seorang womenpreneur di Provinsi Riau, didasari oleh
kepribadian, keterampilan, pengetahuan dan kinerja individu. Kinerja pemasaran dapat terwujud dalam
keberhasilan usaha dan kepuasan pelanggan.
11. Womenpreneur di Provinsi Riau merupakan wirausaha yang hidup dalam transisi era nondigital ke arah
digitalisai dan mereka memahami pentingnya akan era nondigital dan digital.
28. SARAN
1. Penerapan model konseptual hasil penelitian ini dapat dijadikan panduan bagi womenpreneur skala usaha
mikro di Provinsi Riau dalam meningkatkan kinerja pemasaran
2. Pengembangan Pelatihan dan Dukungan yang fokus pada peningkatan kemampuan inovasi, pemasaran digital,
dan keterampilan yang terkait dengan kompetensi lainnya.
3. Penguatan Jaringan dan Kolaborasi dengan penemuan bahwa networking memiliki dampak positif pada kinerja
pemasaran, maka womenpreneur selalu memperkuat jaringan dan kolaborasi antara womenpreneur di Provinsi
Riau. Ini dapat mencakup acara-acara networking, forum online, atau kemitraan bisnis yang dapat membantu
mereka tumbuh bersama.
4. Rekomendasi kepada pemerintah atau organisasi yang relevan untuk memberikan dukungan kebijakan yang
memfasilitasi transfer pengetahuan antara womenpreneur dan untuk mendorong perkembangan usaha mikro
yang dimiliki oleh wanita. Dukungan ini bisa berupa insentif pajak, akses ke sumber daya, atau bantuan teknis.
5. Perlunya perhatian khusus dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah, swasta dan lembaga keuangan
lainnya dalam membina dan mengembangkan usaha mikro bagi womenpreneur di Provinsi Riau agar dapat
terwujud melalui suatu cooperative framework yang melibatkan secara aktif peran sektor swasta dan dapat
meningkatkan budaya wirausaha, kemampuan inovasi dan networking di kalangan usaha mikro womenpreneur
melalui pemberian fasilitas kepada pelaku usaha untuk memperoleh akses informasi pasar, sumber daya
manusia, kredit dan keuangan serta teknologi modern.
6. Mengingat bahwa penelitian ini adalah salah satu yang menggabungkan variabel-variabel dalam konteks yang
sama, maka untuk penelitian lanjutan dapat menguji model ini di wilayah atau konteks yang berbeda. Ini akan
dapat membantu memperluas pemahaman tentang kinerja pemasaran womenpreneur di berbagai wilayah.