Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan kantor advokat dan area praktek advokat di Indonesia. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) kantor advokat modern mulai bermunculan sejak tahun 1967 ketika UU Penanaman Modal Asing disahkan, (2) tiga kantor advokat generasi pertama yang masih bertahan hingga kini ialah ABNR, ABNA, dan MKK, dan (3) sebelum UU Advokat 2003, area praktek
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik advokat dan kantor advokat menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2003. Kode etik ditetapkan oleh organisasi advokat dan harus dipatuhi oleh para advokat. Pelanggaran akan ditangani oleh dewan kehormatan organisasi advokat berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan advokat di Indonesia sebagai penegak hukum yang bebas dan mandiri, tata cara menjadi advokat melalui pendidikan, ujian, dan magang, jenis-jenis kantor advokat seperti perseorangan, firma, atau yayasan, serta organisasi profesi advokat seperti Peradi, Ikadin, dan Lembaga Bantuan Hukum.
Dokumen tersebut membahas tentang kode etik advokat dan kantor advokat menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2003. Kode etik ditetapkan oleh organisasi advokat dan harus dipatuhi oleh para advokat. Pelanggaran akan ditangani oleh dewan kehormatan organisasi advokat berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan advokat di Indonesia sebagai penegak hukum yang bebas dan mandiri, tata cara menjadi advokat melalui pendidikan, ujian, dan magang, jenis-jenis kantor advokat seperti perseorangan, firma, atau yayasan, serta organisasi profesi advokat seperti Peradi, Ikadin, dan Lembaga Bantuan Hukum.
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaRoy Pangkey
Dokumen menjelaskan sumber-sumber hukum acara pidana di Indonesia yang terdiri atas Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), beberapa undang-undang terkait peradilan dan lembaga penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan, serta peraturan pemerintah dan keputusan presiden.
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Undang-undang ini mengatur tentang definisi pencucian uang, sanksi pidana bagi pelaku pencucian uang, kewajiban pelaporan transaksi mencurigakan oleh penyedia jasa keuangan, dan pembentukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan sebagai lembaga independen untuk
Undang-undang ini mengatur tentang tindak pidana pencucian uang dan kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan oleh penyedia jasa keuangan kepada PPATK. Pelaku pencucian uang dapat dipidana penjara 5-15 tahun dan denda Rp5-15 miliar. Penyedia jasa keuangan wajib melapor kecurigaan transaksi dan transaksi tunai lebih dari Rp500 juta ke PPATK dalam 14 hari.
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan kantor advokat dan area praktek advokat dalam 3 kalimat. Pertama, dibahas mengenai munculnya kantor-kantor advokat besar di Indonesia sejak tahun 1960-an hingga 1990-an. Kedua, dibahas mengenai area praktek dan bidang kerja advokat mencakup wilayah praktek dan fokus keahlian advokat di bidang hukum tertentu. Ketiga, dibahas men
16 April - Etika Profesi Advokat - H. Sutrisno, S.H., M.Hum. .pptRullyMarlanEliezerSi
1. Dokumen tersebut membahas tentang etika profesi advokat dan beberapa persoalan yang dihadapi advokat dalam menerapkan kode etik.
2. Kode etik advokat dirancang untuk menjamin advokat dapat menjalankan tugasnya secara independen, jujur, dan bertanggung jawab kepada klien, pengadilan, dan masyarakat.
3. Beberapa persoalan kode etik advokat terkait kewajiban advokat untuk menj
Undang-undang ini mengatur tentang profesi advokat di Indonesia. Advokat didefinisikan sebagai orang yang memberikan jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan setelah memenuhi persyaratan kualifikasi. Undang-undang ini mengatur tentang pengangkatan, sumpah, status, penindakan, dan pemberhentian advokat untuk menjamin independensi dan profesionalitas profesi hukum tersebut.
Kode Etik Advokat Indonesia mengatur tentang perilaku advokat dalam menjalankan profesi hukum. Dokumen ini membahas sejarah perkembangan kode etik advokat di Indonesia, ketentuan-ketentuan umum kode etik, dan poin-poin penting seperti kewajiban advokat dalam menjunjung martabat profesi serta hubungan dengan klien dan rekan sejawat.
MATERI FILSAFAT HUKUM - HUKUM YANG MENGATUR KEMANFAATAN KETENTUAN KODE ETIK N...IKA ERNIWATI
Sebagaimana menjadi alasan-alasan diaturnya kode etik profesi notaris, bahwa memberikan batasan dan menjadi aturan dasar tata kerja notaris dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab notaris agar dapat memberikan suatu manfaat hukum dan legitimasi (kepastian) hukum baik secara perdata maupun pidana bagi otentitas perbuatan notaris.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian hukum di Indonesia, termasuk norma hukum, sanksi hukum, asas dan tujuan hukum, penggolongan hukum, sistem hukum, lembaga peradilan, peranan lembaga peradilan, sikap kesadaran hukum, dan perbuatan hukum.
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaRoy Pangkey
Dokumen menjelaskan sumber-sumber hukum acara pidana di Indonesia yang terdiri atas Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), beberapa undang-undang terkait peradilan dan lembaga penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan, serta peraturan pemerintah dan keputusan presiden.
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Undang-undang ini mengatur tentang definisi pencucian uang, sanksi pidana bagi pelaku pencucian uang, kewajiban pelaporan transaksi mencurigakan oleh penyedia jasa keuangan, dan pembentukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan sebagai lembaga independen untuk
Undang-undang ini mengatur tentang tindak pidana pencucian uang dan kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan oleh penyedia jasa keuangan kepada PPATK. Pelaku pencucian uang dapat dipidana penjara 5-15 tahun dan denda Rp5-15 miliar. Penyedia jasa keuangan wajib melapor kecurigaan transaksi dan transaksi tunai lebih dari Rp500 juta ke PPATK dalam 14 hari.
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan kantor advokat dan area praktek advokat dalam 3 kalimat. Pertama, dibahas mengenai munculnya kantor-kantor advokat besar di Indonesia sejak tahun 1960-an hingga 1990-an. Kedua, dibahas mengenai area praktek dan bidang kerja advokat mencakup wilayah praktek dan fokus keahlian advokat di bidang hukum tertentu. Ketiga, dibahas men
16 April - Etika Profesi Advokat - H. Sutrisno, S.H., M.Hum. .pptRullyMarlanEliezerSi
1. Dokumen tersebut membahas tentang etika profesi advokat dan beberapa persoalan yang dihadapi advokat dalam menerapkan kode etik.
2. Kode etik advokat dirancang untuk menjamin advokat dapat menjalankan tugasnya secara independen, jujur, dan bertanggung jawab kepada klien, pengadilan, dan masyarakat.
3. Beberapa persoalan kode etik advokat terkait kewajiban advokat untuk menj
Undang-undang ini mengatur tentang profesi advokat di Indonesia. Advokat didefinisikan sebagai orang yang memberikan jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan setelah memenuhi persyaratan kualifikasi. Undang-undang ini mengatur tentang pengangkatan, sumpah, status, penindakan, dan pemberhentian advokat untuk menjamin independensi dan profesionalitas profesi hukum tersebut.
Kode Etik Advokat Indonesia mengatur tentang perilaku advokat dalam menjalankan profesi hukum. Dokumen ini membahas sejarah perkembangan kode etik advokat di Indonesia, ketentuan-ketentuan umum kode etik, dan poin-poin penting seperti kewajiban advokat dalam menjunjung martabat profesi serta hubungan dengan klien dan rekan sejawat.
MATERI FILSAFAT HUKUM - HUKUM YANG MENGATUR KEMANFAATAN KETENTUAN KODE ETIK N...IKA ERNIWATI
Sebagaimana menjadi alasan-alasan diaturnya kode etik profesi notaris, bahwa memberikan batasan dan menjadi aturan dasar tata kerja notaris dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab notaris agar dapat memberikan suatu manfaat hukum dan legitimasi (kepastian) hukum baik secara perdata maupun pidana bagi otentitas perbuatan notaris.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian hukum di Indonesia, termasuk norma hukum, sanksi hukum, asas dan tujuan hukum, penggolongan hukum, sistem hukum, lembaga peradilan, peranan lembaga peradilan, sikap kesadaran hukum, dan perbuatan hukum.
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilansyanin ayu
Dokumen tersebut membahas peran lembaga-lembaga penegak hukum di Indonesia yaitu Kepolisian, Kejaksaan, Hakim, dan Advokat. Ia menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Wawancara mengungkapkan bahwa malpraktik dapat terjadi pada profesi advokat dan dapat berupa advokat tidak melakukan pembelaan terhadap klien. Pelanggaran kode etik dapat ditindaklanjuti oleh organisasi profesi dengan sanksi berupa teguran hingga pemberhentian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kontinuitas kantor advokat antara lain perencanaan strategi jangka panjang, pengembangan area praktik, pengembangan SDM, dan adanya suksesi firma hukum. Perencanaan strategis dan tujuan jangka panjang penting untuk mengukur kinerja, sementara pengembangan area praktik dan SDM diperlukan untuk memperluas jangkauan jasa hukum dan meningkatkan kapasitas kantor. Sukses
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek manajemen keuangan kantor advokat, meliputi: konsep firma advokat sebagai persekutuan dan bukan badan hukum; siklus arus kas perusahaan; langkah-langkah menjaga arus kas agar positif; perbedaan antara laba dan arus kas; konsep work in progress, potongan piutang, dan periode pembayaran tagihan; pentingnya perencanaan usaha; serta peranan akuntan dalam meny
Dokumen tersebut membahas tentang strategi pemasaran jasa hukum oleh kantor advokat. Strategi ini meliputi identifikasi segmen pasar potensial, pengembangan solusi untuk kebutuhan klien, penyampaian layanan, komunikasi yang efektif, serta pemeliharaan hubungan dengan klien. Dokumen juga membahas tentang keahlian inti yang dimiliki kantor advokat seperti penyelesaian masalah, negosiasi, memberikan nasihat huk
Dokumen tersebut membahas tentang definisi sistem informasi kantor advokat yang terdiri dari data yang diproses menjadi informasi berguna, serta unsur-unsur penting dalam membangun sistem informasi baru seperti perangkat keras, perangkat lunak, organisasi, dan proses bisnis. Dokumen juga menjelaskan komponen-komponen sistem informasi kantor hukum seperti input, output, basis data, serta referensi yang bisa dijadikan acuan dalam membangun sistem
Manajemen sumber daya manusia kantor advokat meliputi fungsi rekrutmen, pengangkatan, evaluasi kinerja, dan pengembangan karir pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Rekrutmen dilakukan untuk mengisi posisi baru atau menggantikan pegawai yang pindah atau pensiun. Pengangkatan didasarkan pada masa kerja dan prestasi, sedangkan evaluasi kinerja digunakan untuk meningkatkan kapasitas pegawai. Terdapat ber
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen firma hukum. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian manajemen dan firma, unsur-unsur manajemen, bentuk-bentuk kantor hukum, pentingnya mengelola kantor hukum dengan baik, serta tujuan pentingnya bantuan hukum.
2. a. Siapakah Advokat
Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat,
menyatakan bahwa “advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik
di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan dan berdasarkan
ketentuan UU Advokat.”
Sebelum diberlakukannya UU Advokat, maka yang dimaksud dengan advokat
adalah seseorang yang memiliki profesi untuk memberikan jasa hukum kepada orang
di dalam pengadilan atau seseorang yang mempunyai izin praktek beracara di
pengadilan di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Sedangkan yang dimaksud
dengan pengacara biasa adalah seseorang yang memiliki profesi untuk memberikan
jasa hukum di dalam pengadilan di lingkup wilayah yang sesuai dengan izin praktek
beracara yang dimilikinya. Sehubungan dengan hal tersebut, apabila pengacara
tersebut akan beracara di luar lingkup wilayah izin prakteknya tersebut di atas, maka ia
harus meminta izin terlebih dahulu ke pengadilan dimana ia akan beracara.
3. b. Pengawasan Advokat
Ketika DPR menyusun Undang-Undang No. 18 Tahun
2003 tentang Advokat (UUA) muncul pemikiran agar selaku
penegak hukum, advokat bersifat mandiri. Dalam konteks
pengawasan, pasal 12 UUA menyatakan bahwa
pengawasan terhadap advokat dilakukan oleh organisasi
advokat.
Organisasi Advokat sendiri adalah sebuah wadah
profesi advokat yang didirikan dengan tujuan meningkatkan
kualitas profesi advokat.
4. c. Hubungan Advokat dengan Klien
Advokat dalam menjalankan profesinya untuk membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya berpegang pada kode etik profesi dan peraturan
perundang-undangan (lihat ketentuan pasal 15 UU Advokat). Kemudian, di
dalam pasal 26 ayat (2) UU Advokat juga diatur bahwa “advokat wajib tunduk
dan mematuhi kode etik profesi advokat dan ketentuan tentang Dewan
Kehormatan Organisasi Advokat.”
Hubungan yang paling mendasar dalam hubungan advokat-klien adalah
saling percaya (reciprocal trust). Dalam hubungan tersebut, klien percaya
bahwa advokat menangani dan melindungi kepentingannya (klien) dengan
profesional dan penuh keahlian, memberikan nasihat-nasihat yang benar, serta
tidak akan melakukan hal-hal yang akan merugikan kepentingannya tersebut.
5. Di pihak lain, advokat berharap kejujuran dari klien dalam
menjelaskan semua fakta mengenai kasus yang dihadapinya kepada
advokat. Advokat juga berharap klien mempercayai bahwa advokat
menangani dan membela kepentingan klien dengan profesional dan
dengan segala keahlian yang dimilikinya.
Kepercayaan yang diperoleh advokat dari klien menerbitkan
kewajiban bagi advokat untuk menjaga kerahasiaan segala sesuatu yang
diketahui atau diperoleh dari kliennya. Kewajiban advokat untuk menjaga
kerahasiaan dalam hubungan advokat-klien diatur secara tegas baik di
dalam UU Advokat (pasal 19 ayat [1]) maupun di dalam KEAI (pasal 4
huruf a).
6. d. Advokat Profesi Terhormat, Bebas dan Mandiri
Officium Nobile memiliki arti mengembalikan posisi terhormat profesi
pengacara/advokat, seorang advokat dalam menjalankan profesinya berada
dibawah perlindungan hukum, undang-undang dan kode etik. Advokat memiliki
kebebasan yang didasarkan kepada kehormatan dan kepribadian advokat yang
berpegang teguh kepada kemandirian, kejujuran, kerahasiaan dan
keterbukaan. Profesi advokat selaku penegak hukum yang sejajar dengan
instansi penegak hukum lainnya, oleh karena itu satu sama lainnya harus saling
menghargai antara teman sejawat dan juga antara para penegak hukum
lainnya.
Sesuai dengan ketentuan pasal 3 huruf c Kode Etik Advokat Indonesia
disebutkan bahwa “Advokat dalam menjalankan profesinya adalah bebas dan
mandiri serta tidak dipengaruhi oleh siapapun dan wajib memperjuangkan hak-
hak asasi manusia dalam Negara Hukum Indonesia.”
7. e. Pertumbuhan Kantor Advokat
Perjalanan kantor hukum modern mulai bermunculan sejak disahkannya UU No. 1
Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Mulai derasnya investasi asing ke Indonesia di
bidang pertambangan, minyak dan gas bumi saat itu, membuat praktik hukum menjadi lebih
terorganisir dengan dibentuknya persekutuan perdata atau firma oleh sejumlah advokat.
Selama satu dekade sejak disahkannya UU Penanaman Modal Asing, terdapat tiga kantor
hukum modern yang lahir. Dikutip dari esai Ahmad Fikri Assegaf yang berjudul “Besar Itu Perlu:
Perkembangan Kantor Advokat di Indonesia dan Tantangannya”, ketiga kantor hukum tersebut
menjadi generasi pertama kantor advokat modern di Indonesia.
Dalam artikelnya, Fikri menyebut, ketiga kantor advokat generasi pertama itu adalah
kantor advokat Ali Budiardjo Nugroho Reskodiputri (ABNR) yang berdiri pada tahun 1967,
kantor advokat Adnan Buyung Nasution & Associates (ABNA/sekarang ABNP) yang berdiri
tahun 1969 dan kantor advokat Mochtar, Karuwin, Komar (MKK) yang berdiri tahun 1971.
Hingga kini, ketiganya tetap bertahan meski mulai deras bermunculan kantor hukum lainnya.
8. f. Area Praktik dan Bidang Kerja Advokat
Sebelum diberlakukannya UU Advokat, maka yang dimaksud dengan advokat adalah
seseorang yang memiliki profesi untuk memberikan jasa hukum kepada orang di dalam
pengadilan atau seseorang yang mempunyai izin praktek beracara di pengadilan di seluruh
wilayah Negara Republik Indonesia. Sedangkan yang dimaksud dengan pengacara biasa
adalah seseorang yang memiliki profesi untuk memberikan jasa hukum di dalam pengadilan di
lingkup wilayah yang sesuai dengan izin praktek beracara yang dimilikinya. Sehubungan
dengan hal tersebut, apabila pengacara tersebut akan beracara di luar lingkup wilayah izin
prakteknya tersebut di atas, maka ia harus meminta izin terlebih dahulu ke pengadilan dimana
ia akan beracara.
Kemudian sesuai dengan ketentuan pasal 1 huruf angka 2 UU Advokat mengatakan
bahwa “jasa hukum adalah jasa yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum,
bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan
tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien.