materi tentang permasalahan pergaulan remaja yang syar'i dalam pandangan agama. berisikan tentang batasan batasan pergaulan antara remaja laki-laki dan perempuan yang dianjurkan dalam pandangan agama islam. semoga presentase ini dapat bermanfaat bagi remaja yang membacanya.
3. MANAJEMEN
CINTA REMAJA YANG SYAR’I
Suatu cara untuk mencapai tujuan dengan prinsip
aturan yang dibuat secara efektif dan efisien.
Mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, dan penerapan prinsip
itu sendiri.
5. MANAJEMEN CINTA
REMAJA
YANG SYAR’I
Masa peralihan dari kanak-kanak ke masa
dewasa, berada pada usia 10-24 tahun, dengan
ditandai adanya tanda-tanda pubertas.
6. MANAJEMEN CINTA REMAJA YANG
SYAR’I
Sesuatu yang dilakukan berdasarkan prinsip atau
ketentuan syariah islam. Berisi aturan atau
ketetapan yang telah diperintahkan Allah Swt.
kepada semua hamba-Nya.
7. HAKIKAT CINTA
• Cinta itu fitrah yang karenanya tumbuh keberanian dan kekuatan
• QS. Ali-Imran: 14 “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia
terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita, anak, harta benda…..
Allah tempat kembali yang baik.”
8. Apa Pentingnya Manajemen Cinta?
• Remaja yang mulai bertumbuh dewasa, akan ada yang Namanya
ketertarikan pada lawan jenis. Ingin diperhatikan dan
memperhatikan. Ingin terlihat baik, cantik/ganteng, dan menarik oleh
lawan jenisnya.
• Cinta yang tersampaikan sebelum waktunya akan mengarahkan
kepada hubungan yang sering disebut pacaran.
9. Aktifitas apa yang sering muncul saat
pacaran?
• Apakah hanya sekedar bertukar kabar, curhat, atau fisik
• Dimana ketika 2 orang berkumpul diantara lawan jenis, maka akan
ada setan yang membisikkan pada dada manusia
• QS. Isra’ : 32 “Jangan mendekati zina” karena ada unsur malu di
dalamnya
10. Tips menghindari pacaran
1. Diam belum siap menikah simpan rapat-rapat
Contoh: Fatimah, Khadijah
2. Dekatkan diri kepada Allah Swt mohon perlindungan
ibadah: puasa, shalat
3. Sabar ujian, ibdah, meninggalkan maksiat
4. Menjaga kehormatan
Contoh: siti Maryam (abadi dalam al-quran), yusuf a.s
12. Puisi Jalaludin Rumi tentang Cinta
Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar
Namun jika cinta kudatangi, aku jadi malu pada keteranganku sendiri
Meskipun lidahku telah mampu menguraikan
Namun tanpa lidah, cinta ternyata lebih terang
Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta
Dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dalam lumpur
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta dan percintaan