SlideShare a Scribd company logo
KATA PENGANTAR 
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang maha suci dan mencintai kesucian serta 
kebersihan, yang rahman dan yang rahim kepada seluruh mahluknya. 
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi agung Muhammad SAW. 
Yang telah membawa ajaran islam bagi umatnya menuju keselamatan, agama yang menjunjung 
tinggi kesucian, kebersihan dan keindahan. 
Sebagai muslim, tentu kita ingin tergolong kepada golongan orang yang disebutkan Allah 
SWT sebagai orang yang beriman, yaitu mereka yang yang khusyu’ dalam shalatnya (Qs. Al 
Mu’minun 23:2). Shalat yang khusyu’ tidak mungkin diperoleh kecuali dengan niat yang 
sungguh-sungguh, proses pengalaman yang terus menerus (daimun), pengetahuan yang memadai 
tentang hukum-hukum syariah shalat dan juga pemahaman tentang gerakan shalat. 
Rasulullah pernah bersabda bahwa adalah amalan yang pertama kali dihisab pada hari 
kiamat. Bila shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya. Dan bila shalatnya buruk, maka 
buruk pula seluruh amalnya. 
Tiada gading yang tak retak begitu pula dengan pembuatan makalah ini , penulis sadar 
akan keterbatasan serta kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami sangat berterima 
kasih apabila ada sanggahan, kritik serta saran dari pembaca. 
Kutacane, November 2014 
Penulis
BAB I 
PENDAHULUAN 
1. LATAR BELAKANG 
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang maha suci dan mencintai kesucian serta 
kebersihan, yang rahman dan yang rahim kepada seluruh mahluknya. Shalawat serta salam 
semoga senantiasa tercurah kepada nabi agung Muhammad SAW. 
Latar belakang disusunnya makalah ini pertama untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh 
Ibadah, kedua penulis melihat bagaimana pentingnya masalah shalat dalam kehidupan umat 
islam, itu terbukti dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits yang selalu menekankan tentang 
pentingnya shalat. Oleh karena itu, begitu penting, maka sudah selayaknya kita terus 
berusaha menyempurnakan shalat kita dengan mengikuti cara-cara qudwah kita, Rasulullah 
Shollallaahu ‘Alaihi Wasallam, dalam melaksanakannya. 
2. RUMUSAN MASALAH 
Dilihat dari latar belakang penyusunan makalah ini, maka penulis akan mencoba 
membahas tentang apa yang dimaksud dengan Shalat, hal-hal yang dilakukan sebelum shalat, 
Syarat-syarat sah shalat, shalat wajib, dan tata cara melaksanakan shalat.
3. TUJUAN PENULISAN 
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk dapat memenuhi tugas mata kuliah 
Fiqih dan menambah pengetahuan tentang shalat itu sendiri. Sehingga dengan penulisan 
makalah ini kami dapat lebih luas tentang shalat. 
BAB II 
PEMBAHASAN 
1. Pengertian Shalat 
Asal makna shalat menurut bahasa arab ialah ”Doa” tetapi yang di maksud di sini ialah 
shalat yang tersusun dari beberapa pekerjaan dan perbuatan itu yang dimulai dengan takbir 
dan di sudahi dengan salam yang hal itu harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. 
Allah berfirman dalam surat At-Ankabut ayat 45: 
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan 
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan 
mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari 
ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut : 45). 
Sedangkan menurut Hasbi Ash Shiddieqy menegaskan bahwa pengertian shalat adalah 
doa memohon kebajikan dan pujian. Sehingga jika ada kata-kata yang berbunyi ”shalat Allah 
SWT kepada Nabinya” artinya pujian Allah SWT kepada Nabinya, pengertian ini di fahami 
oleh orang Arab sebelum islam yang hal itu berada di dalam Al-Qur’an. 
Artinya: ”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu 
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa 
kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi 
Maha Mengetahui. (QS:At-Taubah | Ayat: 103) 
2. Yang Sunnat Dilakukan Sebelum Shalat
Adapun yang sunah dilakukan ketika seseorang tersebut hendak melakukan atau 
melaksanakan shalat ialah ketika waktu sampai pada waktunya yang biasanya di tandai 
dengan kumandang adzan, maka seorang hamba wajib melaksanakan shlat tersebut. 
Adzan memiliki arti ”memberitahukan” yang dimaksud disini ialah ”memberitahukan 
bahwa waktu shalat telah tiba dengan lafaz yang ditentukan oleh syarat”. Dalam lafaz adzan 
itu terdapat pengertian yang mengandung beberapa maksud penting, yaitu sebagai akidah, 
seperti adanya Allah yang Maha Besar bersifat Esa, tidak ada sekutu bagiNya; serta 
menerangkan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan allah yang cerdik dan bijaksana untuk 
menerima wahyu dari Allah. Sesudah kita bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah 
dan Nabi Muhammad utusan-Nya, kita diajak menanti perintahnya, yakni mengerjakan shalat, 
kemudian diajaknya pula pada kemenangan dunia dan akhirat. Akhirnya disudahi dengan 
kalimat tauhid. 
Adzan dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba dan 
menyerukan untuk melakukan shalat berjamaah. Selain itu untuk mensyiar agama islam di 
muka umum. Allah telah berfirman dalam surat Al-Jumuah ayat 9 sebagai berikut : 
Artinya: ”Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum´at, 
maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang 
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS:Al-Jumuah | Ayat: 9) 
3. Syarat – Syarat Sah Shalat 
1. Syarat Wajib Shalat 
Kewajiban shalat itu dibebankan atas orang yang memenuhi syarat-syarat yaitu, 
islam, balig, berakal, dan suci. Orang kafir tetap berdosa karena tidak mengerjakan shalat, 
sebagaimana ditunjukkan oleh ayat : 
Artinya: “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?". Mereka 
menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” 
(QS:Al-Muddatstsir | Ayat: 43) 
Akan tetapi, mereka tidak dituntut melakukannya sebab shalat itu tidak sah 
dilakukan oleh kafir. Jika seorang kafir masuk islam, kewajiban shalat sebelumnya 
menjadi gugur dan ias tidak dituntut mengqada’ shalat msa kafirnya.
Orang murtad, jika masuk islam kembali, wajib mengqada’ shalat yang tinggal 
selama murtadnya, sebab kewajiban shalat itu tidak gugur oleh kemurtadannya. 
Anak-anak dan orang yang hilang akal karena gila atau sakit, tidak wajib melakukan 
shalat berdasarkan sabda Rasulullah saw : 
Diangkat qalam dari tiga orang; orang tidur sampai terjaga, anak-anak sampai 
dewasa, dan ornga gila sampai ia sadar kembali. (HR. Abu Daud dan Tirmidiy). 
Orang yang sedang haid atau nifas tidak wajib shlat, bahkan tidak sah melakukannya 
sesuai dengan hadis ”A’isyah; 
Kami haid, di sisi Rasulullah saw., kemudian suci kembali, lalu kami disuruhnya 
mengqada’ puasa dan tidak disuruh mengqada’ shalat. 
Jika orang yang memenuhi persyaratan ini tidak melakukan shalat, karena tidak mengakui 
kewajibannya, maka dengan demikian ia telah menjadi kafir dan wajib dihukum bunuh sebagai 
orang murtad. Sedangkan orang yang tetap mengakuinya sebagai kewajiban, tetapi tidak 
melakukan karena malas atau alasan lainnya, para ulama berbeda pendapat tentang hukumannya. 
Ahmad ibn Hanbal, Ishaq, dan Ibn Al-Mubarak berpendapat bahwa orang tersebut telah menjadi 
kafir dan wajib dibunuh sebagai orang kafir. Malik, Abu Hanifah, dan Syafi’i, berpendapat 
bahwa orang tersebut masih tetap sebagai orang muslim, tetapi ia berdosa besar, dan wjib di 
hukum bunuh. Berbeda denganpendapat yang pertama, hukuman ini dipandang sebagai had atas 
kesalahannya meningglkan shalat. Menurut Ahl Al-Zair, orang yang meninggalkan shalat 
dikenakan hukuman ta’zir,yakni dipenjarakan sampai ia melakukan shalat. 
2. Syarat Shah Shalat 
Shalat dianggap sah menurut syara’ apabila dilakukan dengan memenuhi 
persyaratan tertentu yaitu : 
1. Suci badan dari hadats dan najis. Dalam hal ini sebelum melakukan shalat seseorang 
harus bersuci dari hadats besar maupun kecil, dengan mandi, wudhu’, atau tayammum 
sesuai dengan keadaannya masing-masing. Keharusan bersuci ini didasarkan atas 
beberapa dalil ayat Al-Qur’an yang tertera dalam syrat Al-Maidah 
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan 
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu 
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali 
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak 
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); 
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak 
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan 
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”. (QS:Al-Maidah Ayat: 6) 
Jika seseorang melakukan shalat tanpa bersuci dari hadats, baik dengan sengaja 
maupun terlupa, maka shalatnya menjadi batal sebab syarat-syarat tidak terpenuhi lagi. 
Selain suci dari hadats juga disyaratkan suci badan, pekaian dan tempat shalat dari 
najis berdasarkan beberapa dalil sebagai berikut : Ayat Al-Qur’an : 
Artinya : ”Dan pakaianmu bersihkanlah” (Al-Muddatstsir : 4). 
Hadits : 
Apabila datang haid maka tinggalkanlah shalat, dan apabila haid itu telah pergi 
maka basuhlah darah itu darimu dan shalatlah. 
Ayat dan hadits ini menunjukkan keharusan menyucikan badan dari najis, sedangkan 
keharusan kesucian pakaian diambil dari perintah Rasul saw. Untuk mencuci pakaian 
yang terkena darah haid. 
2. Menutup Aurat Dengan Pakaian yang Bersih. Menurut lughat, aurat berarti 
kekurangan, cacat, dan sesuatu yang memalukan. Menutup aurat itu wajib dalam 
segala hal, di dalam dan di luar shalat. Kewajiban menutup aurat di dalam shalat 
termasuk hal yang disepakati (ijma’) ulama’, dan juga didasarkan pada hadits Rasul 
saw .: Allah tidak menerima shalat perempuan yng telah dewasa kecuali dengan 
memakai khimar, kerudung. (HR. Tirmiziy). 
Bahan penutup aurat itu mestilah cukup tebal dan rapat sehingga dapat menutupi 
warna kulit dari pandangan. Orang yang benar-benar tidak mendapatkan pakaian untuk 
menutup auratnya dibolehkan shalat dalam keadaan telanjang; shalatnya sah dan tidak 
mesti diulang lagi. Adapun batas-batas aurat yang wajib ditutupi itu, bagi laki-laki
ialah pusat dengan lutut, sedangkan bagi perempuan iaolah seluruh tubuhnya kecuali 
wajah dan kedua telapak tangannya. 
Menurut Ahmad ibn Hanbal, aurat laki-laki hanyalah qubul dan duburnya, tetapi 
seluruh tubuh perempuan adalah aurat, termasuk wajah dan tangannya. Menurut Abu 
Hanifah, telapak kaki perempuan tidak termasuk aurat. 
3. Mengetahui Waktu Shalat. Persyaratan ini harus terpenuhi dengan benar-benar 
mengetahui masuknya waktu berdasarkan tanda-tanda seperti yang telah dijelaskan 
terdahulu, atau melalui ijtihad. Ijtihad yang dimaksudnkan dapat berupa perkiraan 
waktu berdasarkan kegiatan tertentu, seperti membaca wirid atau pelajaran, menulis, 
menjahit, atau pekerjan lainnya. Dapat juga dengan memperhatikan tanda-tanda lain 
seperti kokok ayam, suara azan, posisi bintang-bintang, perhitungan waktu shalat 
dengan menggunakan rumus-rumus ilmu falak dan sebagainya. Orang yang tidak 
sanggup berijtihad karena tidak mengetahui tanda-tanda terkait dapat bertaqlid 
mengikutu ijtihad orang lain. 
4. Menghadap Kiblat. Para ulama telah ijma’ mengatakan bahwa tidak sah shalat tanpa 
menghadap qiblat. Orang yang melakukan shalat harus menghdap dadanya ke qiblat. 
Yang hal ini tertera dalam nas Al-Qur’an yang berbunyi : 
Artinya : Palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram, dan dimana saja kamu 
berada, palingkanlah mukamu kearah qiblat. (Al-Baqarah : 144). 
4. Shalat yang Wajib di Lakukan Oleh Mukalaf 
Shalat yang wajib bagi tiap-tiap dewasa (mukallaf) yang berakal sehat ialah lima kali 
sehari semalam, yakni shalat dhuhur, ashar, mghrib, isya’ dan subuh yang hal ini berkumpul 
semuanya sebagai kesatuan hanya pada ajaran dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Dan 
kefardhoan shalat yang lima wktu itu di turunkan malam isro’ malam 27 buln rajab tahun 3 
bulan terhitung semenjak Muhammad diangkat menjadi Rasul. 
5. Tata Cara Shalat 
1. Takbir
Shalat langsung diawali dengan takbir, sebab dasaat mau mengambil ir wudhu, 
otomatis pada waktu itu niat shalat telah berlaku, sebab wudhu yang dilakukan memang 
diperuntukkan niat untuk shalat. Setelah wudhu dengan sempurna, langsung berdiri 
menghadap ke kiblat dan takbir. 
Ucapan Takbir : 
اهَللَُّ اكَْبَرْ 
2. Iftitah 
Setelah takbir dengan sempurna dalam posisi sendekap, langsung membaca do’ iftitah. 
Do’a ini banyak jenisnya, sebab Nabi saw pernah melakukan berbagai macam. Pelaku 
shalat dapat memilih slah satu diantara yang ada, sesuai dengan kelonggaran waktu yang 
dimiliki, apabila waktunya panjang, dapat memilih yang panjang dan sebaliknya jika 
waktunya sempit, boleh memilih yang pendek. 
Do;a Iftitah: 
Allahu Akbaru kabiraw , 
walhamdu lillahi kathiraw 
wasubhanallahhi bukratau waasila 
Wajjahtu wajhia lillazi 
fataras sama wati wal ardh 
hanifam muslimaw wama ana minal musyrikin 
Inna solati wanusuki wamahyaya wammamati lillahi rabbil'alamin 
La syarikalahu wabiza lika umirtu wa ana minal muslimin 
Artinya: 
Allah Maha Besar sebesar-besarnya. 
Dan puji-pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya. 
Dan maha suci Allah siang dan malam. 
Kuhadapkan mukaku, kepada yang menjadikan langit dan bumi, 
aku cenderung lagi berserah kepada Allah dan bukanlah aku dari golongan orang-orang 
yang menyekutukan Allah. 
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku kuserahkan hanya pada 
Allah tuhan seru sekelian alam.
Sekali-kali tidaklah aku menyekutukanNya. Dan dengan demikian aku ditugaskan, 
dan aku adalah dari golongan orang-orang Muslim (Islam). 
3. Membaca Al-Fatihah dan Salah Satu Surat Al-Qur’an 
Setelah selesai membaca do’a iftitah, langsung membaca al-fatihah dan posisi 
gerakannya tetap seperti disaat iftitah. Membaca al-fatihah ini mutlak, sebagaimana sabda 
Nabi saw : 
Dari ‘Ubadah bin Shamid, i berkata : Telah bersabda Rasulullah saw.: Tidak ada 
shlat (tidak syah) bagi orang yang tidak membaca ummul Qur’an (Al-Fatihah) (HR. 
Bukhari Muslim). 
Artinya: 
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 
4. Yang menguasai[4] di hari Pembalasan. 
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta 
pertolongan. 
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan 
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. 
Setelah selesai membaca Al-Fatihah, langsung membaca salah satu surat atau ayat Al- 
Qur’an dan posisi gerakannya sama (sendekap) sebagaimana disaat membaca Al-Fatihah.
Usahakan memilih surat atau ayat yang difahami maknanya agar dapat menjiwai disaat 
membaca, adapun panjang pendek surat (ayat) disesuaikan dengan kelonggaran waktu. 
Contohnya Q.S Al-Kafirun: 
Artinya: 
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 
2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 
3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 
4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." 
4. Ruku’ 
Setelah selesai membaca salah satu surat (ayat), lalu takbir “Allahu Akbar”, dan 
langsung badan membungkuk hingga kedua tangan diletakkan pada kedua lutut kaki. 
Adapun bacan yang pernah dilakukan Rasulullah saw juga banyak jenisnya, dibolehkan 
memilih salah satu, sesuai kelonggaran waktu. Do’a tersebut sebagai berikut : 
Do’a ruku’ yang pernah dibaca Rasulullah saw : 
Sub hana rabbiyal’adhim” (3x) 
Maha suci Tuhanku, tuhan yang Maha Besar (HR. Muslim dan Ashabus Sunan).
Rasulullah saw, kadang-kadang berlama-lama ruku’ membaca do’a sepuluh kali tsbih 
ini, kadang lebih dari itu dan sekurang-kurangnya 3 kali, sebab kalau ada keperluan 
beliau menyegerakan shalatnya. 
5. I’tidal 
Setelah ruku’ dilakukan dengan sempurna, lalu bangun sambil mengangkat tangan 
sebagaimana cara bertakbir, kemudian tangan lurus dengan badan dan bacaannya sebagai 
berikut : 
”Sami allahu liman hamidah” 
Mudah-mudahan Allah mendengar pujian orang-orang yang memuji-mujinya (HR. 
Bukhari, Muslim, Ahmad, Abi Daud dari Ali ra). 
Kemudian membaca doa itidal: 
”Rabbanaa walakal hamdu” 
Wahai Tuhan kami dan segala puji hanyalah milik-Mu 
6. Sujud 
Setelah membaca do’a I’tidal langsung bersujud dengan cara meletakkan kedua 
lututnya terlebih dulu ke depan, kemudian baru meletakkan kedua tangannya di samping 
kiri-kanan kepala dan jari-jari tangan rapat sama dengan di saat takbir. 
Doa sujud: 
“Subhaana robbiyal a'laa” 
Maha sucu Tuhanku yang Maha Tinggi 
7. Duduk di antara dua sujud 
Setelah sujud selesai dengan sempurna, lalu duduk iftirasy dengan cara melipatkan 
kaki kiri dan meletakkan punggung (pantat) atasnya serta menegakan kaki kanan serta 
menghadapkan ujung-ujung anak jari ke kiblat. 
Doa duduj antara dua sujud: 
“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aaifinii 
wa'fuanii “ 
Artinya ;
Ya Allah ampunilah aku, sayangii aku, tutuplah aib-aibku, angkatlah derajatku berilah 
aku rezeki, Berilah aku petunjuk, jadikanlah aku sehat, maafkanlah aku. 
8. Duduk takhiyat atau tasyahud 
Setelah selesai semua prosesi rakaat pertama dan kedua, langsung duduk takhiyat atau 
tasyahud dengan cara kaki kiti diletakkan di bawah kaki kanan, sebagaimana posisi 
duduk diantara dua sujud dan ia genggam tangannya dengan isyarat telunjuknya. 
Doa tasyahud awal: 
التهحِيهاتُ هِللَِّ وَالهصلَوَاتُ وَالطهيِِّبَاتُ، السهلاَمُ عَلَيْكَ أيَُّهَا النهبِيُّ وَرَحْمَةُ اهللَّ وَبَرَكَاتهُ ، السهلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَ عِبَا اهللَّ الهصالِحِينَ، أشَْهَد أنَْ لا إِلَه إِهلا اهللَّ وَأشَْهَدُ أهَن مُحَهمدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه Artinya: 
“Segala penghormatan bagi Allah, segala kesejahteraan dan kebaikan bagi Allah. 
Semoga keselamatan, rahmat dan barakah Allah senantiasa dilimpahkan kepadamu wahai 
Nabi (Muhammad). Semoga juga dilimpahkan kepada kami dan kepada semua hamba 
Allah yang shalih. Aku bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Allah, dan aku 
bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” (HR. Bukhari, 
Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban) 
9. Salam (takhiat akhir) 
Selesai tasyahud akhir langsung salam, dengan cara menoleh kekanan dan kekiri 
sambil membaca : 
السلام عليكم ورحمة الله 
10. Do’a 
Setelah slesai seluruh prosesi shalat yang mulai dari takbir hingga salam, 
kemudian membaca do’a-do’a sesuai dengan contoh Rasulullah saw atau dapat juga 
ditambah asalkan riwatnya sah. Do’a sesuadah shalat yang pernah dilakukan 
Rasulullah saw,: 
Adapun do’a yang sering Rasulullah baca ketika selesai shalat ialah sebagai berikut : 
لا اله الاالله واحده لاشريك له, له الملك وله الحمد وهو عل كم شئ قدير, اللهم لا مانع أعطية ولا معطي 
لما منعت ولاينفع ذالجد اللهم ان اعوذبك من البخل واعوذبك من الجبن واعوذ بك من ان ار ال ارذل العمر
واعوذبك من فتنة الدنيا واعوذبك من عذاب القبر اللهم انت لسلام ومنك السلام بتاركت ربنا ياذالجلال 
والاكرام 
„Tidak ada Tuhan kecuali Allah sendiri, tiada sekutu baginya, kepunyaan-Nyalah 
sekalian kerajaan dan bagi-Nyalah sekalian pujian dan ia di atas sesuatu amat 
berkuasa. Wahai Tuhan yang tidak ada yang bisa menghlangi apa yang engkau beri 
dan tidak ada yang bisa menarik manfaat dari padamu untuk si kaya“ (HR. 
Muttafaqun’Alaih). “Wahai Tuhanku, aku berlindung kepadamu dari pada 
kebakhilan dan aku berlindung kepadamu dari pada ketakuta, dan aku berlindung 
dari padamu daripada umur yang pikun dan aku berlindung kepadamu daripada 
percobaan hidup dan aku berlindung kepadamu dari azab kubur“ (HR. Bukhari). 
“Wahai Tuhan, tolonglah aku untuk dapat mengingatmu dan berterima kasih 
kepadamu dan beribadah yang baik kepadamu“ (HR. Abu Daud, Ahmad dan An- 
Nasa’i).
BAB III 
PENUTUP 
1. Kesimpulan 
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama, 
dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat mempunyai dua 
unsur yaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah yang menyangkut perilaku 
berdasar pada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan unsur yang bersifat batiniyah adalah 
sifatnya tersembunyi dalam hati karena hanya Allah-lah yang dapat menilainya. 
Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah di tentukan 
waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan 
dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan hadis, hendaknya perbedaan 
tersebut menjadi hikmah keberagaman umat islam. 
2. Kritik dan saran 
Begitulah makalah ini disusun. Seperti halnya pepatah “tak ada gading yang tak 
retak” penulis juga menyadari bahhwa makalah yang telah selesai disusun ini sangalah jauh 
dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis berharap kritik dan saran yang mebangun.
Makalah tentang solat

More Related Content

What's hot

TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
arfian kurniawan
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
Nana Cahmaxcy
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
 
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan ZakatInfaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
Safitri Era Globalisasi
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
friskacaca
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Suya Yahya
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointLontongSayoer
 
PPT Sholat fardhu
PPT Sholat fardhuPPT Sholat fardhu
PPT Sholat fardhuiiema
 
Makalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadahMakalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadah
Azyan L F
 
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih) Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
Mila Rosyida
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
annisa berliana
 
PERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITSPERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITS
Azzahra Azzahra
 
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaJae Aya
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
atiqoh tiqo
 
Materi Al Qur'an
Materi Al Qur'anMateri Al Qur'an
Materi Al Qur'an
ayudya fitri
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
SukrinTaib
 
Makalah thaharah
Makalah thaharahMakalah thaharah
Makalah thaharah
Agamaislam03
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
Abdul Rochman
 
Ppt shalat jenazah
Ppt shalat jenazahPpt shalat jenazah
Ppt shalat jenazah
muchamad sakir
 

What's hot (20)

TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan ZakatInfaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
PPT Sholat fardhu
PPT Sholat fardhuPPT Sholat fardhu
PPT Sholat fardhu
 
Makalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadahMakalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadah
 
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih) Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
 
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
ULUMUL HADIS (SEJARAH HADITS PRA KODIFIKASI DAN PASCA KODIFIKASI)
 
PERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITSPERKEMBANGAN HADITS
PERKEMBANGAN HADITS
 
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Materi Al Qur'an
Materi Al Qur'anMateri Al Qur'an
Materi Al Qur'an
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
 
Makalah thaharah
Makalah thaharahMakalah thaharah
Makalah thaharah
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Presentasi Fiqh Zakat
Presentasi Fiqh ZakatPresentasi Fiqh Zakat
Presentasi Fiqh Zakat
 
Ppt shalat jenazah
Ppt shalat jenazahPpt shalat jenazah
Ppt shalat jenazah
 

Similar to Makalah tentang solat

Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Alfian Ramli
 
Makalah agama islam Filosofi sholat pdf - SlideShare
Makalah agama islam Filosofi sholat pdf - SlideShareMakalah agama islam Filosofi sholat pdf - SlideShare
Makalah agama islam Filosofi sholat pdf - SlideShare
Aisyahrwd
 
Tuntunan sholat ebook
Tuntunan sholat ebookTuntunan sholat ebook
Tuntunan sholat ebook
m. syaiful anwar
 
Makalah kelompok 8
Makalah kelompok 8Makalah kelompok 8
Makalah kelompok 8
Anennena
 
SYARAT-SYARAT SHALAT
SYARAT-SYARAT SHALATSYARAT-SYARAT SHALAT
SYARAT-SYARAT SHALAT
Musciner Suryalaya
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
AsrulWahid1
 
Hikmah ibadah dalam islam copy
Hikmah ibadah dalam islam   copyHikmah ibadah dalam islam   copy
Hikmah ibadah dalam islam copy
IBNU UBAIDILAH
 
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih IbadahSalat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
annisa berliana
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
AsrulWahid1
 
Wudhu, mandi, tayammum
Wudhu, mandi, tayammumWudhu, mandi, tayammum
Wudhu, mandi, tayammumN Marwa
 
Agama yg bner
Agama yg bnerAgama yg bner
Agama yg bner
kinantisalma
 
Makalah studi islam
Makalah studi islamMakalah studi islam
Makalah studi islam
Yoga Firmansyah
 
presentasi power point bab ibadah shalat
presentasi power point bab ibadah shalatpresentasi power point bab ibadah shalat
presentasi power point bab ibadah shalat
FakhruddinArrozi1
 
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholatAncaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Nila Fauziah
 
Fiqih Tharahah
Fiqih TharahahFiqih Tharahah
Fiqih Tharahah
imuska
 

Similar to Makalah tentang solat (20)

Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
 
Makalah agama islam Filosofi sholat pdf - SlideShare
Makalah agama islam Filosofi sholat pdf - SlideShareMakalah agama islam Filosofi sholat pdf - SlideShare
Makalah agama islam Filosofi sholat pdf - SlideShare
 
Shalat
ShalatShalat
Shalat
 
Tuntunan sholat ebook
Tuntunan sholat ebookTuntunan sholat ebook
Tuntunan sholat ebook
 
Solihin
SolihinSolihin
Solihin
 
Makalah kelompok 8
Makalah kelompok 8Makalah kelompok 8
Makalah kelompok 8
 
SYARAT-SYARAT SHALAT
SYARAT-SYARAT SHALATSYARAT-SYARAT SHALAT
SYARAT-SYARAT SHALAT
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
 
Hikmah ibadah dalam islam copy
Hikmah ibadah dalam islam   copyHikmah ibadah dalam islam   copy
Hikmah ibadah dalam islam copy
 
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih IbadahSalat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
Salat-salat Sunnah, Mata kuliah Fiqih Ibadah
 
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptxMedia ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
Media ajar Asrul MAteri KD.3 Fiqh _ppt.pptx
 
Wudhu, mandi, tayammum
Wudhu, mandi, tayammumWudhu, mandi, tayammum
Wudhu, mandi, tayammum
 
Agama yg bner
Agama yg bnerAgama yg bner
Agama yg bner
 
Makalah studi islam
Makalah studi islamMakalah studi islam
Makalah studi islam
 
presentasi power point bab ibadah shalat
presentasi power point bab ibadah shalatpresentasi power point bab ibadah shalat
presentasi power point bab ibadah shalat
 
Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3
 
Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3
 
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholatAncaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat
 
Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3
 
Fiqih Tharahah
Fiqih TharahahFiqih Tharahah
Fiqih Tharahah
 

Makalah tentang solat

  • 1. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang maha suci dan mencintai kesucian serta kebersihan, yang rahman dan yang rahim kepada seluruh mahluknya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi agung Muhammad SAW. Yang telah membawa ajaran islam bagi umatnya menuju keselamatan, agama yang menjunjung tinggi kesucian, kebersihan dan keindahan. Sebagai muslim, tentu kita ingin tergolong kepada golongan orang yang disebutkan Allah SWT sebagai orang yang beriman, yaitu mereka yang yang khusyu’ dalam shalatnya (Qs. Al Mu’minun 23:2). Shalat yang khusyu’ tidak mungkin diperoleh kecuali dengan niat yang sungguh-sungguh, proses pengalaman yang terus menerus (daimun), pengetahuan yang memadai tentang hukum-hukum syariah shalat dan juga pemahaman tentang gerakan shalat. Rasulullah pernah bersabda bahwa adalah amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat. Bila shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya. Dan bila shalatnya buruk, maka buruk pula seluruh amalnya. Tiada gading yang tak retak begitu pula dengan pembuatan makalah ini , penulis sadar akan keterbatasan serta kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka kami sangat berterima kasih apabila ada sanggahan, kritik serta saran dari pembaca. Kutacane, November 2014 Penulis
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang maha suci dan mencintai kesucian serta kebersihan, yang rahman dan yang rahim kepada seluruh mahluknya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi agung Muhammad SAW. Latar belakang disusunnya makalah ini pertama untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Ibadah, kedua penulis melihat bagaimana pentingnya masalah shalat dalam kehidupan umat islam, itu terbukti dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits yang selalu menekankan tentang pentingnya shalat. Oleh karena itu, begitu penting, maka sudah selayaknya kita terus berusaha menyempurnakan shalat kita dengan mengikuti cara-cara qudwah kita, Rasulullah Shollallaahu ‘Alaihi Wasallam, dalam melaksanakannya. 2. RUMUSAN MASALAH Dilihat dari latar belakang penyusunan makalah ini, maka penulis akan mencoba membahas tentang apa yang dimaksud dengan Shalat, hal-hal yang dilakukan sebelum shalat, Syarat-syarat sah shalat, shalat wajib, dan tata cara melaksanakan shalat.
  • 3. 3. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk dapat memenuhi tugas mata kuliah Fiqih dan menambah pengetahuan tentang shalat itu sendiri. Sehingga dengan penulisan makalah ini kami dapat lebih luas tentang shalat. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Shalat Asal makna shalat menurut bahasa arab ialah ”Doa” tetapi yang di maksud di sini ialah shalat yang tersusun dari beberapa pekerjaan dan perbuatan itu yang dimulai dengan takbir dan di sudahi dengan salam yang hal itu harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. Allah berfirman dalam surat At-Ankabut ayat 45: Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut : 45). Sedangkan menurut Hasbi Ash Shiddieqy menegaskan bahwa pengertian shalat adalah doa memohon kebajikan dan pujian. Sehingga jika ada kata-kata yang berbunyi ”shalat Allah SWT kepada Nabinya” artinya pujian Allah SWT kepada Nabinya, pengertian ini di fahami oleh orang Arab sebelum islam yang hal itu berada di dalam Al-Qur’an. Artinya: ”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS:At-Taubah | Ayat: 103) 2. Yang Sunnat Dilakukan Sebelum Shalat
  • 4. Adapun yang sunah dilakukan ketika seseorang tersebut hendak melakukan atau melaksanakan shalat ialah ketika waktu sampai pada waktunya yang biasanya di tandai dengan kumandang adzan, maka seorang hamba wajib melaksanakan shlat tersebut. Adzan memiliki arti ”memberitahukan” yang dimaksud disini ialah ”memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba dengan lafaz yang ditentukan oleh syarat”. Dalam lafaz adzan itu terdapat pengertian yang mengandung beberapa maksud penting, yaitu sebagai akidah, seperti adanya Allah yang Maha Besar bersifat Esa, tidak ada sekutu bagiNya; serta menerangkan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan allah yang cerdik dan bijaksana untuk menerima wahyu dari Allah. Sesudah kita bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad utusan-Nya, kita diajak menanti perintahnya, yakni mengerjakan shalat, kemudian diajaknya pula pada kemenangan dunia dan akhirat. Akhirnya disudahi dengan kalimat tauhid. Adzan dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba dan menyerukan untuk melakukan shalat berjamaah. Selain itu untuk mensyiar agama islam di muka umum. Allah telah berfirman dalam surat Al-Jumuah ayat 9 sebagai berikut : Artinya: ”Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum´at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS:Al-Jumuah | Ayat: 9) 3. Syarat – Syarat Sah Shalat 1. Syarat Wajib Shalat Kewajiban shalat itu dibebankan atas orang yang memenuhi syarat-syarat yaitu, islam, balig, berakal, dan suci. Orang kafir tetap berdosa karena tidak mengerjakan shalat, sebagaimana ditunjukkan oleh ayat : Artinya: “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?". Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” (QS:Al-Muddatstsir | Ayat: 43) Akan tetapi, mereka tidak dituntut melakukannya sebab shalat itu tidak sah dilakukan oleh kafir. Jika seorang kafir masuk islam, kewajiban shalat sebelumnya menjadi gugur dan ias tidak dituntut mengqada’ shalat msa kafirnya.
  • 5. Orang murtad, jika masuk islam kembali, wajib mengqada’ shalat yang tinggal selama murtadnya, sebab kewajiban shalat itu tidak gugur oleh kemurtadannya. Anak-anak dan orang yang hilang akal karena gila atau sakit, tidak wajib melakukan shalat berdasarkan sabda Rasulullah saw : Diangkat qalam dari tiga orang; orang tidur sampai terjaga, anak-anak sampai dewasa, dan ornga gila sampai ia sadar kembali. (HR. Abu Daud dan Tirmidiy). Orang yang sedang haid atau nifas tidak wajib shlat, bahkan tidak sah melakukannya sesuai dengan hadis ”A’isyah; Kami haid, di sisi Rasulullah saw., kemudian suci kembali, lalu kami disuruhnya mengqada’ puasa dan tidak disuruh mengqada’ shalat. Jika orang yang memenuhi persyaratan ini tidak melakukan shalat, karena tidak mengakui kewajibannya, maka dengan demikian ia telah menjadi kafir dan wajib dihukum bunuh sebagai orang murtad. Sedangkan orang yang tetap mengakuinya sebagai kewajiban, tetapi tidak melakukan karena malas atau alasan lainnya, para ulama berbeda pendapat tentang hukumannya. Ahmad ibn Hanbal, Ishaq, dan Ibn Al-Mubarak berpendapat bahwa orang tersebut telah menjadi kafir dan wajib dibunuh sebagai orang kafir. Malik, Abu Hanifah, dan Syafi’i, berpendapat bahwa orang tersebut masih tetap sebagai orang muslim, tetapi ia berdosa besar, dan wjib di hukum bunuh. Berbeda denganpendapat yang pertama, hukuman ini dipandang sebagai had atas kesalahannya meningglkan shalat. Menurut Ahl Al-Zair, orang yang meninggalkan shalat dikenakan hukuman ta’zir,yakni dipenjarakan sampai ia melakukan shalat. 2. Syarat Shah Shalat Shalat dianggap sah menurut syara’ apabila dilakukan dengan memenuhi persyaratan tertentu yaitu : 1. Suci badan dari hadats dan najis. Dalam hal ini sebelum melakukan shalat seseorang harus bersuci dari hadats besar maupun kecil, dengan mandi, wudhu’, atau tayammum sesuai dengan keadaannya masing-masing. Keharusan bersuci ini didasarkan atas beberapa dalil ayat Al-Qur’an yang tertera dalam syrat Al-Maidah Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
  • 6. kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”. (QS:Al-Maidah Ayat: 6) Jika seseorang melakukan shalat tanpa bersuci dari hadats, baik dengan sengaja maupun terlupa, maka shalatnya menjadi batal sebab syarat-syarat tidak terpenuhi lagi. Selain suci dari hadats juga disyaratkan suci badan, pekaian dan tempat shalat dari najis berdasarkan beberapa dalil sebagai berikut : Ayat Al-Qur’an : Artinya : ”Dan pakaianmu bersihkanlah” (Al-Muddatstsir : 4). Hadits : Apabila datang haid maka tinggalkanlah shalat, dan apabila haid itu telah pergi maka basuhlah darah itu darimu dan shalatlah. Ayat dan hadits ini menunjukkan keharusan menyucikan badan dari najis, sedangkan keharusan kesucian pakaian diambil dari perintah Rasul saw. Untuk mencuci pakaian yang terkena darah haid. 2. Menutup Aurat Dengan Pakaian yang Bersih. Menurut lughat, aurat berarti kekurangan, cacat, dan sesuatu yang memalukan. Menutup aurat itu wajib dalam segala hal, di dalam dan di luar shalat. Kewajiban menutup aurat di dalam shalat termasuk hal yang disepakati (ijma’) ulama’, dan juga didasarkan pada hadits Rasul saw .: Allah tidak menerima shalat perempuan yng telah dewasa kecuali dengan memakai khimar, kerudung. (HR. Tirmiziy). Bahan penutup aurat itu mestilah cukup tebal dan rapat sehingga dapat menutupi warna kulit dari pandangan. Orang yang benar-benar tidak mendapatkan pakaian untuk menutup auratnya dibolehkan shalat dalam keadaan telanjang; shalatnya sah dan tidak mesti diulang lagi. Adapun batas-batas aurat yang wajib ditutupi itu, bagi laki-laki
  • 7. ialah pusat dengan lutut, sedangkan bagi perempuan iaolah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Menurut Ahmad ibn Hanbal, aurat laki-laki hanyalah qubul dan duburnya, tetapi seluruh tubuh perempuan adalah aurat, termasuk wajah dan tangannya. Menurut Abu Hanifah, telapak kaki perempuan tidak termasuk aurat. 3. Mengetahui Waktu Shalat. Persyaratan ini harus terpenuhi dengan benar-benar mengetahui masuknya waktu berdasarkan tanda-tanda seperti yang telah dijelaskan terdahulu, atau melalui ijtihad. Ijtihad yang dimaksudnkan dapat berupa perkiraan waktu berdasarkan kegiatan tertentu, seperti membaca wirid atau pelajaran, menulis, menjahit, atau pekerjan lainnya. Dapat juga dengan memperhatikan tanda-tanda lain seperti kokok ayam, suara azan, posisi bintang-bintang, perhitungan waktu shalat dengan menggunakan rumus-rumus ilmu falak dan sebagainya. Orang yang tidak sanggup berijtihad karena tidak mengetahui tanda-tanda terkait dapat bertaqlid mengikutu ijtihad orang lain. 4. Menghadap Kiblat. Para ulama telah ijma’ mengatakan bahwa tidak sah shalat tanpa menghadap qiblat. Orang yang melakukan shalat harus menghdap dadanya ke qiblat. Yang hal ini tertera dalam nas Al-Qur’an yang berbunyi : Artinya : Palingkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram, dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu kearah qiblat. (Al-Baqarah : 144). 4. Shalat yang Wajib di Lakukan Oleh Mukalaf Shalat yang wajib bagi tiap-tiap dewasa (mukallaf) yang berakal sehat ialah lima kali sehari semalam, yakni shalat dhuhur, ashar, mghrib, isya’ dan subuh yang hal ini berkumpul semuanya sebagai kesatuan hanya pada ajaran dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Dan kefardhoan shalat yang lima wktu itu di turunkan malam isro’ malam 27 buln rajab tahun 3 bulan terhitung semenjak Muhammad diangkat menjadi Rasul. 5. Tata Cara Shalat 1. Takbir
  • 8. Shalat langsung diawali dengan takbir, sebab dasaat mau mengambil ir wudhu, otomatis pada waktu itu niat shalat telah berlaku, sebab wudhu yang dilakukan memang diperuntukkan niat untuk shalat. Setelah wudhu dengan sempurna, langsung berdiri menghadap ke kiblat dan takbir. Ucapan Takbir : اهَللَُّ اكَْبَرْ 2. Iftitah Setelah takbir dengan sempurna dalam posisi sendekap, langsung membaca do’ iftitah. Do’a ini banyak jenisnya, sebab Nabi saw pernah melakukan berbagai macam. Pelaku shalat dapat memilih slah satu diantara yang ada, sesuai dengan kelonggaran waktu yang dimiliki, apabila waktunya panjang, dapat memilih yang panjang dan sebaliknya jika waktunya sempit, boleh memilih yang pendek. Do;a Iftitah: Allahu Akbaru kabiraw , walhamdu lillahi kathiraw wasubhanallahhi bukratau waasila Wajjahtu wajhia lillazi fataras sama wati wal ardh hanifam muslimaw wama ana minal musyrikin Inna solati wanusuki wamahyaya wammamati lillahi rabbil'alamin La syarikalahu wabiza lika umirtu wa ana minal muslimin Artinya: Allah Maha Besar sebesar-besarnya. Dan puji-pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya. Dan maha suci Allah siang dan malam. Kuhadapkan mukaku, kepada yang menjadikan langit dan bumi, aku cenderung lagi berserah kepada Allah dan bukanlah aku dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku kuserahkan hanya pada Allah tuhan seru sekelian alam.
  • 9. Sekali-kali tidaklah aku menyekutukanNya. Dan dengan demikian aku ditugaskan, dan aku adalah dari golongan orang-orang Muslim (Islam). 3. Membaca Al-Fatihah dan Salah Satu Surat Al-Qur’an Setelah selesai membaca do’a iftitah, langsung membaca al-fatihah dan posisi gerakannya tetap seperti disaat iftitah. Membaca al-fatihah ini mutlak, sebagaimana sabda Nabi saw : Dari ‘Ubadah bin Shamid, i berkata : Telah bersabda Rasulullah saw.: Tidak ada shlat (tidak syah) bagi orang yang tidak membaca ummul Qur’an (Al-Fatihah) (HR. Bukhari Muslim). Artinya: 1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai[4] di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. 6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. Setelah selesai membaca Al-Fatihah, langsung membaca salah satu surat atau ayat Al- Qur’an dan posisi gerakannya sama (sendekap) sebagaimana disaat membaca Al-Fatihah.
  • 10. Usahakan memilih surat atau ayat yang difahami maknanya agar dapat menjiwai disaat membaca, adapun panjang pendek surat (ayat) disesuaikan dengan kelonggaran waktu. Contohnya Q.S Al-Kafirun: Artinya: 1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." 4. Ruku’ Setelah selesai membaca salah satu surat (ayat), lalu takbir “Allahu Akbar”, dan langsung badan membungkuk hingga kedua tangan diletakkan pada kedua lutut kaki. Adapun bacan yang pernah dilakukan Rasulullah saw juga banyak jenisnya, dibolehkan memilih salah satu, sesuai kelonggaran waktu. Do’a tersebut sebagai berikut : Do’a ruku’ yang pernah dibaca Rasulullah saw : Sub hana rabbiyal’adhim” (3x) Maha suci Tuhanku, tuhan yang Maha Besar (HR. Muslim dan Ashabus Sunan).
  • 11. Rasulullah saw, kadang-kadang berlama-lama ruku’ membaca do’a sepuluh kali tsbih ini, kadang lebih dari itu dan sekurang-kurangnya 3 kali, sebab kalau ada keperluan beliau menyegerakan shalatnya. 5. I’tidal Setelah ruku’ dilakukan dengan sempurna, lalu bangun sambil mengangkat tangan sebagaimana cara bertakbir, kemudian tangan lurus dengan badan dan bacaannya sebagai berikut : ”Sami allahu liman hamidah” Mudah-mudahan Allah mendengar pujian orang-orang yang memuji-mujinya (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abi Daud dari Ali ra). Kemudian membaca doa itidal: ”Rabbanaa walakal hamdu” Wahai Tuhan kami dan segala puji hanyalah milik-Mu 6. Sujud Setelah membaca do’a I’tidal langsung bersujud dengan cara meletakkan kedua lututnya terlebih dulu ke depan, kemudian baru meletakkan kedua tangannya di samping kiri-kanan kepala dan jari-jari tangan rapat sama dengan di saat takbir. Doa sujud: “Subhaana robbiyal a'laa” Maha sucu Tuhanku yang Maha Tinggi 7. Duduk di antara dua sujud Setelah sujud selesai dengan sempurna, lalu duduk iftirasy dengan cara melipatkan kaki kiri dan meletakkan punggung (pantat) atasnya serta menegakan kaki kanan serta menghadapkan ujung-ujung anak jari ke kiblat. Doa duduj antara dua sujud: “Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aaifinii wa'fuanii “ Artinya ;
  • 12. Ya Allah ampunilah aku, sayangii aku, tutuplah aib-aibku, angkatlah derajatku berilah aku rezeki, Berilah aku petunjuk, jadikanlah aku sehat, maafkanlah aku. 8. Duduk takhiyat atau tasyahud Setelah selesai semua prosesi rakaat pertama dan kedua, langsung duduk takhiyat atau tasyahud dengan cara kaki kiti diletakkan di bawah kaki kanan, sebagaimana posisi duduk diantara dua sujud dan ia genggam tangannya dengan isyarat telunjuknya. Doa tasyahud awal: التهحِيهاتُ هِللَِّ وَالهصلَوَاتُ وَالطهيِِّبَاتُ، السهلاَمُ عَلَيْكَ أيَُّهَا النهبِيُّ وَرَحْمَةُ اهللَّ وَبَرَكَاتهُ ، السهلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَ عِبَا اهللَّ الهصالِحِينَ، أشَْهَد أنَْ لا إِلَه إِهلا اهللَّ وَأشَْهَدُ أهَن مُحَهمدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه Artinya: “Segala penghormatan bagi Allah, segala kesejahteraan dan kebaikan bagi Allah. Semoga keselamatan, rahmat dan barakah Allah senantiasa dilimpahkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Semoga juga dilimpahkan kepada kami dan kepada semua hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Allah, dan aku bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” (HR. Bukhari, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban) 9. Salam (takhiat akhir) Selesai tasyahud akhir langsung salam, dengan cara menoleh kekanan dan kekiri sambil membaca : السلام عليكم ورحمة الله 10. Do’a Setelah slesai seluruh prosesi shalat yang mulai dari takbir hingga salam, kemudian membaca do’a-do’a sesuai dengan contoh Rasulullah saw atau dapat juga ditambah asalkan riwatnya sah. Do’a sesuadah shalat yang pernah dilakukan Rasulullah saw,: Adapun do’a yang sering Rasulullah baca ketika selesai shalat ialah sebagai berikut : لا اله الاالله واحده لاشريك له, له الملك وله الحمد وهو عل كم شئ قدير, اللهم لا مانع أعطية ولا معطي لما منعت ولاينفع ذالجد اللهم ان اعوذبك من البخل واعوذبك من الجبن واعوذ بك من ان ار ال ارذل العمر
  • 13. واعوذبك من فتنة الدنيا واعوذبك من عذاب القبر اللهم انت لسلام ومنك السلام بتاركت ربنا ياذالجلال والاكرام „Tidak ada Tuhan kecuali Allah sendiri, tiada sekutu baginya, kepunyaan-Nyalah sekalian kerajaan dan bagi-Nyalah sekalian pujian dan ia di atas sesuatu amat berkuasa. Wahai Tuhan yang tidak ada yang bisa menghlangi apa yang engkau beri dan tidak ada yang bisa menarik manfaat dari padamu untuk si kaya“ (HR. Muttafaqun’Alaih). “Wahai Tuhanku, aku berlindung kepadamu dari pada kebakhilan dan aku berlindung kepadamu dari pada ketakuta, dan aku berlindung dari padamu daripada umur yang pikun dan aku berlindung kepadamu daripada percobaan hidup dan aku berlindung kepadamu dari azab kubur“ (HR. Bukhari). “Wahai Tuhan, tolonglah aku untuk dapat mengingatmu dan berterima kasih kepadamu dan beribadah yang baik kepadamu“ (HR. Abu Daud, Ahmad dan An- Nasa’i).
  • 14. BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama, dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat mempunyai dua unsur yaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah yang menyangkut perilaku berdasar pada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnya tersembunyi dalam hati karena hanya Allah-lah yang dapat menilainya. Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah di tentukan waktunya. Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan hadis, hendaknya perbedaan tersebut menjadi hikmah keberagaman umat islam. 2. Kritik dan saran Begitulah makalah ini disusun. Seperti halnya pepatah “tak ada gading yang tak retak” penulis juga menyadari bahhwa makalah yang telah selesai disusun ini sangalah jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis berharap kritik dan saran yang mebangun.