Pendekatan Studi Islam: Sosiologi dan AntropologiAmnias 21
Pendekatan dalam kajian studi Islam
definisi pendekatan sosiologi dan antropologi
perlunya pendekatan sosiologi dan antropologi
teori pendekatan sosiologi
penyebab keberagaman masyarakat
objek-objek pendekatan antropologi
teori pendekatan antropologi
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pemikir Muhammad Shahrur mengenai metode hermeneutika dalam menafsirkan Alquran. Secara spesifik dalam cakupan kajian epistemologis metode hermeneutika, Muhammad Shahrur menggunakan sebuah teori yang disebut dengan teori batas untuk menafsirkan Alquran. Kajian ini adalah studi literatur yang bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan analisis wacana. Diperoleh kesimpulan bahwa di dalam Alquran terdapat penjelasan tentang “Teori Batas”, yaitu batas minimal dan batas maksimal. Hasil akhirnya melahirkan suatu teori yang bersifat aplikatif yakni nazhariyyah al-hudud (limit theory/teori batas). Teori batas Muhammad Shahrur terdiri dari batas bawah (al-hadd al-adna/minimal) dan batas atas (al-hadd al-a’la/maksimal). Secara khusus, dari penelitian Shahrur terhadap beberapa ayat-ayat Alquran memberikan pemahaman yang jelas tentang batas-batas yang boleh dilampaui dan tak boleh dilampaui. Maksudnya, ada ayat yang memberi isyarat batas minimal ada pula ayat yang memberi batas maksimal, dan ada pula ayat yang memberi batas minimal dan maksimal sekaligus.
Pendekatan Studi Islam: Sosiologi dan AntropologiAmnias 21
Pendekatan dalam kajian studi Islam
definisi pendekatan sosiologi dan antropologi
perlunya pendekatan sosiologi dan antropologi
teori pendekatan sosiologi
penyebab keberagaman masyarakat
objek-objek pendekatan antropologi
teori pendekatan antropologi
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pemikir Muhammad Shahrur mengenai metode hermeneutika dalam menafsirkan Alquran. Secara spesifik dalam cakupan kajian epistemologis metode hermeneutika, Muhammad Shahrur menggunakan sebuah teori yang disebut dengan teori batas untuk menafsirkan Alquran. Kajian ini adalah studi literatur yang bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan analisis wacana. Diperoleh kesimpulan bahwa di dalam Alquran terdapat penjelasan tentang “Teori Batas”, yaitu batas minimal dan batas maksimal. Hasil akhirnya melahirkan suatu teori yang bersifat aplikatif yakni nazhariyyah al-hudud (limit theory/teori batas). Teori batas Muhammad Shahrur terdiri dari batas bawah (al-hadd al-adna/minimal) dan batas atas (al-hadd al-a’la/maksimal). Secara khusus, dari penelitian Shahrur terhadap beberapa ayat-ayat Alquran memberikan pemahaman yang jelas tentang batas-batas yang boleh dilampaui dan tak boleh dilampaui. Maksudnya, ada ayat yang memberi isyarat batas minimal ada pula ayat yang memberi batas maksimal, dan ada pula ayat yang memberi batas minimal dan maksimal sekaligus.
filsafat berasal dari bahasa yunani , yakni "philosophia". yang merupakan gabungan dari kata "philo" dan "shopia". philo berarti cinta dalam arti yang luas , sementara sophia berarti kebijakan atau pandai. jadi dapat diartikan bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai cita pada kebijakan
1. Makalah pengertian dan model - model filsafat islam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Filsafat Islam merupakan
salah
satu
bidang
studi
Islam
yang
keberadaannya telah menimbulka pro dan kontra. Sebagian mereka yang
berpikiran maju yang ditandai dengan sifat terbuka, rasional, kritis
obyektif, berorientasi ke depan, dinamis dan mau mengikuti zaman,
tanpa meninggalkan prinsip atau ajaran dasar yang bersifat asasi- dan
bersifat liberal cenderung mau menerima pemikiran Filsafat Islam.
Sedangkan bagi mereka yang bersifat tradisional yakni berpegang teguh
kepada doktrin ajaran al-Qur’an dan al-Hadist secara tekstual, cenderung
kurang mau menerima filsafat, bahkan menolaknya karena takut dapat
melemahkan iman.
Berbagai analisis tentang penyebab kurang di terimanya filsafaat
dikalangan masyarakat islam indonesia pada umumnya adalah karna
pengaruh pemikiran al-ghazali yang di anggapnya sebagai pembunuh
pemikiran filsafat. Anggapan ini juga selanjutnya telah pula di bantah oleh
pendapat lain yang mengatakn bahwa penyebabnya bukanlah al-ghozali,
melainkan sebab – sebab yang lain yang belum jelas.
Barangkali kita sepakat bahwa dengan mengkaji metodologi penelitian
filsafat yang dilakukan para ahli, kita ingin meraih kembali kejayaan
Islam di Bidang Ilmu pengetahuan sebagaimana yang pernah dialami di
Zaman klasik. Hal ini terasa lebih diperlukan pada saat bangsa Indonesia
menghadapi tantangan zaman pada era blobalisasi yang demikian berat.
Untuk itu, pada bab ini kita akan mengkaji berbagai metode dan
pendekatan yang digunakan para ahli dalam meneliti filsafat, dengan
terlebih dahulu mengemukakan pengertian filsafat.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
a. Apa yang dimakud dengan Filsafat Islam?
2. b. Apa saja model-model penelitian yang dilakukan para peneliti pada masa
lalu ?.
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk :
a.
b.
Memenuhi salah satu tugas pada matakuliah MSI
Mengetahui pengertian filsafat dan model-model penelitian yang
dilakukan peneliti untuk meneliti filsafat pada masa lalu.
c.
Sebagai bahan yang akan kami diskusikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat Islam.
Berikut pendapat para ahli mengenai pengertian filsafat islam :
2.1.1
Louis O. Kattsof
Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari gabungan kata filsafat
dan Islam. Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan
kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah.[1]
2.1.2
Omar Mohamad Attaumi
Filsafat
berarti
cinta
terhadap
hikmah
dan
berusaha
mendapatkannya, memusatkan perhatian pada nya dan menciptakan
sikap positif terhadapnya. Filsafat berarti mencari hakekat sesuatu,
berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan
pengalaman – pengalaman manusia.[2]
2.1.3
Harun Nasution
Kata Islam berasal dari bahasa Arab aslama, yuslimu islaman yang
berarti patuh, tunduk, berserah diri serta memohon selamat dan sentosa.
Kata tersebut berasal dari salima yang berarti selamat, sentosa, aman
dan damai. Islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang
ajaran – ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia
melalui Nabi Muhammad SAW, sebagai Rosul. Islam pada hakikatnya
membawa ajaran – ajaran yang bukan hanya mengenai berbagai segi dari
3. kehidupan manusia. Sumber dari ajaran – ajaran yang mengambil
berbagai berbagai aspek itu ialah al-Qur’an dan hadits.[3]
2.1.4
Musa Al-asy’ari
Merupakan medan pemikiran yang terus berkembang dan berubah.
Dalam kaitan ini, diperlukan pendekatan histories terhadap filsafat Islam
yang tidak hanya menekankan pada studi tokoh, tetapi yang lebih penting
lagi adalah memahami proses dialektik pemikiran yang berkembang
melalui kajian-kajian tematik atas persoalan-persoalan yang terjadi pada
setiap zaman. Oleh karena itu, perlu dirumuskan prinsip-prinsip dasar
filsafat Islam, agar dunia pemikiran Islam terus berkembang sesuai
dengan perubahan zaman.[4]
2.1.5
Amin Abdullah
Dalam hubungan ini ia mengatakan: “ meskipun saya tidak setuju
untuk mengatakan bahwa filsafat Islam tidak lain dan tidak bukan adalah
rumusan pemikiran Muslim yang ditempeli begitu saja dengan konsep
filsafat Yunani, namun sejarah mencatat bahwa mata rantai yang
menghubungkan gerakan pemikiran filsafat Islam era kerajaan Abbasiyah
dan dunia luar di wilayah Islam, tidak lain adalah proses panjang asimilasi
dan akulturasi kebudayaan Islam dan kebudayaan Yunani lewat karya –
karya filosof Muslim, seperti Alkindi ( 185 H/801 M. – 260 H/ 873 M), AlFarabi ( 258 H/ 870 M – 339 H/ 950 M), Ibn Miskawaih ( 320 H./ 923 M –
421 H./ 1030 M.) Ibn Sina ( 370 H/ 980 M. – 428 H/ 1037 M), Al-Ghazali
(450 H/1058 M. -505 H/ 1111 M) dan Ibnu Rusyd ( 520H/ 1126 M- 595
H/1198 M). Filsafat profetik ( Kenabian), sebagai contoh, tidak dapat kita
peroleh dari karya-karya Yunani. Filsafat kenabian adalah trade mark
filsafat Islam. Juga karya-karya Ibn Bajjah ( wafat 553 H/ 1138 M), Ibn
Tufail ( wafat 581 H. / 1185 M) adalah spesifik dan orisinal karya filosof
Muslim[5]
2.1.6
Damardjati Supadjar
Terdapat dua kemungkinan pemahaman konotatif :
a.
Filsafat islam dalam arti filsafat tentang Islam yang dalam bahasa
inggris kita kenal sebagai Philosophy of Islam. Dalam hal ini islam
4. menjadi bahan telaah, objek material suatu studi dengan sudut pandang
atau objek formalnya, yaitu filsafat. Jadi disini Islam menjadi genetivus
objectivus.
b.
Filsafat Islam dalam arti Islamic Philosophy, yaitu suatu filsafat yang
islami. Di sini Islam menajdi genetivus subjektivus, artinya kebenaran
Islam terbabar pada datarran kefilsafatan.[6]
2.1.7
Ahmad Fuad Al-Ahwani
Filsafat Islam ialah pembahasan meliputi berbagai soal alam
semesta dan bermacam-macam masalah manusia atas dasar ajaranajaran keagamaan yang turun bersama lahirnya agama Islam.[7]
2.2
Model Model Penelitian Filsafat Islam
Berikut merupakan model-model penelitian yang dilakukan oleh
para ahli dengan tujuan untuk di jadikan bahan perbandingan bagi
pengembangan perbandingan filsafat islam selanjutnya
2.2.1. Model M Amin Abdullah.
Menggunakan
metode
penelitian
kepustakaan
yang
bercorak
deskriptif, yaitu penelitian yang mengambil bahan-bahan kajiannya dari
bebagai sumber baik yang di tulis oleh tokoh yang di teliti (sumber
primer) maupun sumber yang di tulis oleh orang lain mengenai tokoh
yang di telitinya itu (sumber sekunder). Bahan tersebut selanjutnya di
teliti ke ontetikannya secara seksama, di klasifikasika menurut variabel
yang ingin di telitinya, dalam hal ini masalah etik; di bandingkan antara
sumber yang satu dengan sumber yang lainnya; lalu di deskripsikan (di
uraikan
menurut logika berfikir tertentu) di analisis dan kemudian di
simpulkan
2.2.2. Model Otto Horrassowitz, Majid Fakri dan Harun Nasution
Menggunakan
metode
penelitian
kualitatif.
Sumbernya
kajian
pustaka. Metodenya deskriptis analitis, sedangkan pendekatannya historis
dan tokoh. Yaitu bahwa apa yang disajikan berdasarkan data – data yang
ditulis ulama terdahulu, sedangkan titik kajiannya adalah tokoh.
Penelitian serupa itu juga dilakukan oleh Majid Fakhry. Dalam
bukunya berjudul A History of Islamic Philosophy dan diterjemahkan oleh
Mulyadi Kartanegara menjadi Sejarah Filsafat Islam, majid Fakhri selain
5. menyajikan hasil penelitiannya tentang ilmu kalam, Mistisisme daqn
kecenderungan – kecenderungan modern dan kontemporer juga berbicara
tentang filsafat.
Penelitiannya tersebut nampaknya menggunakan campuran. Yaitu
selain menggunakan pendekatan historis juga menggunakan pendekatan
kawasan, bahkan pendekatan substansi. Melalui pendekatan histories, ia
mencoba meneliti latar belakang munculnya berbagai pemikiran filsafat
dalam islam. Sedangkan dengan pendekatan kawawsan, ia mencoba
mengemukakan berbagai pemikiran filsafat yang dihasilkan dari berbagai
tokoh tersebut.
Dalam pada itu Harun Nasution, juga melakukan penelitian filsafat
deangan menggunkan pendekatan tokoh dan pendekatan histories.
Bentuk penelitiannya deskriptif dengan menggunakan bahan – bahan
bacaan baik yang ditulis oleh tokoh yang bersangkutan maupun penulis
lain
yang
berbicara
mengenai
tokoh
tersebut.
Dengan
demikian
penelitiannya bersifat kualitatif.
2.2.3. Model Ahmad Fuad Al – Ahwani
Ahmad Fuad Al – Ahwani ntermasuk pemikir modern dari Mesir yang
banyak mengkaji dan meneliti bidang filsafat Islam. Adapun metode
penelitian yang ditempuh Ahmad Fuad Al– Ahwani adalah penelitian
kepustakaan,
yaitu
penelitian
yang
menggunakan
bahan
–
bahan
kepustakaan. Sifat dan coraknya adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Sedangkan pendekatannya bersifat campuran, yaitu pendekatan histories,
pendekatan kawasan dan tokoh. Melalui pendekatan histories, ia mencoba
menjelaskan latar belakang timbulnya pemikiran filsafat dalam Islam.
Sedangkan dengan pendekatan kawasan ia mencoba membagi tokoh–
tokoh filosof menurut tempat tinggal mereka, dan dengan pendekatan
tokoh, ia mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat sesuai
dengan tokoh yang mengemukakannya.
BAB III
PENUTUP
6. 3.1 Simpulan
Dari Pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa
1. Filsafat Islam adalah suatu ilmu yang mencakup ajaran Islam dalam
membahas hakikat kebenaran segala sesuatu.
2. Ada beberapa Model penelitian filsafat Islam antara lain
a)
Model M. Amin Abdulla:Penelitian yang dilakukan termasuk kategori
penelitian kualitatif berdasarkan sumber kepustakaan
deskriptif
analitis
dan
menggunakan
pendekatan
yang bercorak
studi
tokoh
dan
komparatif studi khususnya di bidang etika.
b)
Model Otto Horrassowitz , Majid Fakhry dan Harun Nasution:Penelitian
yang dilakukan ketiganya termasuk penelitian kualitatif dan metodenya
adalah deskriptis analitis. Akan tetapi pendekatan yang digunakan Otto H
dan Harun Nasution adalah pendekatan historis dan tokoh sedangkan
Majid
Fakhry
menggunakan
pendekatan
campuran
antara
historis,
kawasan, dan pendekatan substansi.
c)
Model Ahmad fuad Al-Ahwani:Penelitian yang dilakukan termasuk
kategori penelitian kualitatif berdasarkan sumber kepustakaan yang sifat
dan coraknya adalah penelitian deskriptif kualitatif dan pendekatannya
bersifat campuran antara pendekatan historis, kawasan dan tokoh.
Berbagai hasil penelitian yang dilakuakan para ahli mengenal filsafat
Islam tersebut memberi kesan kapada kita, bahwa pada umumnya
penelitian yang dilakukan bersifat penelitian kepustakaan, yaitu penelitian
yang menggunakan bahan–bahan bacaan sebagai sumber rujukannya.
Metode yang digunakan umumnya bersifat deskriptif analistis. Sedangkan
pendekatan yang digunakan umumnya pendekatan histories, kawasan
dan substansial. Penelitian tersebut belum berhasil mengangkat dasar
pemikiran yang membentuk filsafat itu sendiri. Pengkaji filsafat biasanya
terbiasa dengan diskusi dan perbincangan yang begitu mendalam tentang
uraian– uraian dan kutipan filosof, hampir seolah–olah kutipan–kutipan
filosof itu baru saja dihasilkan dan seolah – olah tidak mengalami
kesulitan interprestasi yang melelahkan.
7. DAFTAR PUSTAKA
Mustofa,A. 2004. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia
Nata, Abuddin. 1998. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
[1] . Louis O. Kattsof, Pengantar Filsafat (terj) Soedjono Soemargono Dari
Judul Asli Element Of Philosophy, (Yogyakarta : Bayu Indra Grafika,
1989), cet. Ke-6,hlm.1.
[2] . Omar Muhammad al-Thoumi al-syaibani, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta : Bulan Bintang, 1979, cet.1.hlm. 25.
[3] .Harun Nasution, Islam Di Tinjau Dari Bebagai Aspek,(Jakarta:
Universitas Indonesia,1979), cet. 1, hlm. 29
[4] Musa Al-As’ari, Filsafat Islam Suatu Tujuan Ontologis, (Yogyakarta :
Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), cet. 1, hlm. 13.
[5] Amin abdullah, Aspek Epistimologis Filsafat Islam, (Yogyakarta :
Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), cet.1 hlm. 32-33.
[6] Darmadjati Supadjar, Sosok Dan Persepektif Filsafat Islam Tinjauan
Aksiologis, Dalam Ibid, Hlm.52-53.
[7] Ahmad Fuad Al-ahwani, Filsafat Islam, (Jakarta : Pustaka Firdaus,
1985), cet. 1, hlm. 5.