teori atom Dalton : inti teori atom adalah bagian terkecil dari suatu benda yang berbentuk seperti bola pejal yang tidak dapat dibagi lagi kelompok 1 XII IPA 1 tahun ajaran 2015-2016 fisika sma MAN 1 palembang
Al-As'Adiyah Balikeran 1.3. Perkembangan Model Atom (Kimia Kelas X)ZainulHasan13
Pembelajaran Kimia Kelas 10
Teori atom dan perkembangan model atom serta eksperimen penemuan elektron, proton, dan inti atom.
Pondok Pesantren Al-As'Adiyah balikeran, kertosari, asembagus, situbondo, jawa timur.
@rimbasadewo (21042021)
teori atom Dalton : inti teori atom adalah bagian terkecil dari suatu benda yang berbentuk seperti bola pejal yang tidak dapat dibagi lagi kelompok 1 XII IPA 1 tahun ajaran 2015-2016 fisika sma MAN 1 palembang
Al-As'Adiyah Balikeran 1.3. Perkembangan Model Atom (Kimia Kelas X)ZainulHasan13
Pembelajaran Kimia Kelas 10
Teori atom dan perkembangan model atom serta eksperimen penemuan elektron, proton, dan inti atom.
Pondok Pesantren Al-As'Adiyah balikeran, kertosari, asembagus, situbondo, jawa timur.
@rimbasadewo (21042021)
1. BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Latar Belakang
Dari zaman Yunani kuno hingga sekarang , model dan teori atom terus
berkembang . Melalui model dan teori atom , kita dapat mengetahui struktur suatu
atom . Perkembangan tersebut tidak dapat dilepaskan dari upaya para ilmuwan
diantaranya Democritus , John Dalton , J.J. Thomson , Rutherford , Niels Bohr , de
Broglie , dan sebagainya.
2. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan teori
atom dan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia dasar .
3. Rumusan Masalah
3.1.Siapa yang berpengaruh dalam perkembangan teori atom ?
3.2.Bagaimana sejarah perkembangan teori atom tersebut ?
3.3.Apa kelemahan dan kelebihan dari masing – masing teori atom tersebut ?
2. BAB II
PEMBAHASAN
Dari zaman Yunani kuno hingga sekarang , teori atom terus berkembang .
Perkembangan teori atom tersebut menunjukkan adanya perubahan konsep susunan atom dan
reaksi kimia antar atom . Keberadaan atom pertama kali dicetuskan oleh Leukippos dan
Demokritus (460-380SM) .Beliau mengemukakan bahwa materi terbentuk dari partikel yang
tidak terbagi lagi . Kemudian mereka menyebutnya dengan atom (dari kata atomos
(yunani)yang artinya tak terbagi). Namun pendapat ini ditolak oleh Aristoteles yang
berpendapat bahwa materi bersifat kuntinu (materi dapat dibelah – belah sampai tak
terhingga) . Aristoteles termasuk orang yang berpengaruh pada masa itu , sehingga gagasan
tentang atom memudar dan tidak mengalami perkembangan berabad – abad lamanya.
Dua ribu ahun kemudian barulah John Dalton (1766 – 1844) , ahli kimia Inggris
mungusulkan teori atom yang dikenal dengan teori atom Dalton dan ini menjadi pokok
keilmuan kimia . Hipotesa Dalton tentng atom pertama kali dipublikasikan pada kuliahnya
tahun 1803 dan dipublikasikan secara lengkap dalam buku A New System in Chemical
Philosophy tahun 1808. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya
2
tentang atom sebagai berikut:
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
2. Atom – atom suatu unsur mempunyai sifat yang sama ( seperti ukuran , bentuk , dan
massa ) , yang berbeda dengan sifat – sifat atom unsur yang lain.
3. Suatu reaksi kimia hanya merupakan penggabungan , pemisahan , atau pertukaran
atom-atom . Atom – atom itu sendiri dalam reaksi kimia tetap ada.
3. Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru. Teori atom Dalton dapat menjelaskan adanya hukum perbandingan
berganda (the law of multiple proportions). Hukum ini menyatakan bahwa bila dua
senyawa yang berbeda dibentuk oleh 2 unsur yang sama, maka bila massa salah satu
unsur dalam kedua senyawa sama, maka unsur lainnya dalam kedua senyawa itu akan
mempunyai perbandingan massa sebagai bilangan sederhana dan bulat.
Walaupun telah berhasil membangkitkan minat terhadap penelitian model atom ,
teori ini gugur karena tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus
listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik
adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus
3
listrik.
Pada tahun 1897 ditemukanlah adanya elektron dalam atom oleh Joseph John Thomson
melalui percobaannya yang menggunakan tabung pengawa muatan. Menurut Thomson:
Elektron merupakan komponen pokok penyusun materi
Semua atom mengandung elektron
Atom terdiri atas materi bermuatan positif dan elektron yang tersebar merata
didalamnya. Secara keseluruhan atom bersifat netral.
Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom Dalton
dan teori atomnya dikenal sebagai Teori Atom Thomson , yang menyatakan bahwa :
"Atom merupakan suatu bola padat bermuatan positif dan tersebar elektron – elektron
bermuatan negatif secara acak" . Model atom Thomson ini disebut juga model ”plum-pudding”
(roti kismis).
4. Meskipun telah membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom ,
berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur . Namun
model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
4
bola atom tersebut.
Kemudian pada tahun 1910 Ernest Rutherford bersama kedua orang asistennya, Hans
Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui lebih
banyak tentang susunan atom. Mereka menembak lempeng logam tipis (emas) dengan
partikel sinar alfa berenergi tinggi. Dari pecobaan mereka menemukan bahwa sebagian besar
partikel alfa dapat menembus logam tanpa mengalami pembelokan yang berarti, sebagian
kecil mengalami pembelokan yang cukup besar, dan beberapa diantaranya dipantulkan.
Penemuan ini spontan menyebabkan gugurnya teori atom Thomson.
Dari penemuannya Rutherford berasumsi:
Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang berada pada pusat atom. Massa atom
terpusat pada inti dan elektron bergerak mengitari inti seperti halnya tata surya.
Akan tetapi teori atom Rutherford ini tidak sesuai dengan teori dinamika klasik yang
menyatakan : ”Jika partikel bermuatan bergerak cepat maka partikel tersebut akan kehilangan
energi dalam bentuk radiasi. Jadi, jika elektron bergerak mengelilingi inti, maka lama
kelamaan elektron tersebut akan jatuh ke inti”. Karena belum bisa mejelaskan kestabilan
elektron mengelilingi inti atom mengakibatkan teori atom Rutherford belum diterima pada
saat itu.
Untuk itu pakar fisika Denmark , Niels Bohr (1913) berusaha memperbaiki model atom
Rutherford , dengan menggunakan dasar teori kuantum dari Planck yang menyatakan bahwa
energi tidak bersifat sinambung ( kontinu ) melainkan diskrit . Bohr melakukan percobaan
tentang spektrum atom hidrogen dan mengemukakan prostulat – prostulatnya yang
selanjutnya terkenal dengan model atom Bohr . Bohr berpendapat bahwa :
5. 1. Elektron mengelilingi inti dalam lintasan berbentuk lingkaran yang disebut orbit.
Elektron memiliki momentum sudut tertentu yang terkuantisasi dalam satuan
5
ℎ
2휋
,
dengan h adalah tetapan Planck = 6,63 × 10
−34
J/s .
2. Energi elektron dalam lintasan berbanding lurus dengan jarak lintasan dari inti.
Makin jauh lintasan dari inti, makin tinggi tingkat energi lintasan. Selama elektron
berada pada lintasannya elektron tidak melepas dan menyerap energi.
3. Jika elektron menyerap energi maka elektron pindah ke lintasan yang tingkat
energinya lebih tinggi. Dan jika elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energi
tinggi ke lintasan dengan tingkat energi rendah, maka elektron akan memancarkan
energi dalam bentuk radiasi.
Model atom Bohr hanya dapat menjelaskan atom hidrogen dan atom yang mirip hidrogen
yang terdiri atas inti dan satu elektron . Namun teori atom Bohr menjadi penting karena
mampu menjelaskan garis spektrum emisi dan absorbsi dari atom hidrogen dengan
menggunakan orbit dan tingkat energi. Akan tetapi, teori atom Bohr tidak dapat
menjelaskan spektrum atom berelektron banyak, efek Zeeman dan sifat keperiodikan
unsur.
Sejalan terjadinya perkembangan teori tentang atom , juga terjadi perkembangan imu
tentang sifat cahaya , diantaranya teori Newton (cahaya merupakan arus partikel yang
diteruskan menurut gerak lurus) yang mendukung efek fotolistrik , tetapi tidak mampu
menjelaskan gejala interferensi dan teori Huygens (cahaya diteruskan dalam gerak
gelombang) yang mampu menjeaskan gejala interferensi. Dengan menggabungkan kedua
teori Newton dan Huygens kemudian Planck menyusun teori dualisme cahaya yang
menyatakan bahwa cahaya dapat dianggap sebagai gerak gelombang dan aliran partikel ,
yang mampu menjelaskan terjadinya difraksi dan efek interferensi cahaya .
6. Ahli fisika Perancis , Prince Louis de Broglie menyarankan dalam disertasi doktornya
bahwa bilangan bulat Bohr ( n = 1,2,3,...) dan teori dualisme dari Planck harus disatukan
apabila semua partikel yang bergerak dipertimbangkan mempunyai sifat gelombang .
Menurut de Broglie , keliling lingkaran dari putaran elektron sama dengan bilangan bulat
6
dikali panjang gelombang .
Persamaan de Broglie 휆 =
ℎ
푚푣
, memberikan gambaran sifat dualisme dari partikel
(elektron) yaitu hubungan dasar antara momentum (mv) dari elektron sebagai partikel
dengan panjang gelombang , dimana elektron bersifat sebagai gelombang.
Berdasarkan sifat dualisme de Broglie , Werner Heisenberg pada tahun 1926 ,
mencoba mengemukakan prinsip ketaktentuan yang menyatakan bahwa : tidak mungkin
menentukan kecepatan sekaligus posisi yang pasti dari elektron dalam ruang, yang dapat
ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti.
Berdasarkan sifat dualisme de Broglie dan prinsip ketaktentuan Heisenberg , sekitar
tahun 1926 Erwin Schrodinger mengembangkan teori mekanika gelombang ( wave
mechanics) atau mekanika kuantum (quantum mechanics) . Pada model ini kedudukan
elektron ditentukan atas dasar kementakan dan keadaan energi elektron yang disebut
orbital , didefinisikan dalam istilah 4 bilangan kuantum . Setiap satu set nilai bilangan
kuantum itu menunjukkan keadaan energi terkuantisasi dari elektron di dalam atom
hidrogen . Empat bilangan kuantum tersebut adalah :
1. bilangan kuantum utama (n) yang menyatakan tingkat energi
2. bilangan kuantum azimuth (l) yang menyatakan orbital
3. bilangan kuantum magnetik (m) yang menyatakan orientasi orbital dalam ruang
4. bilangan kuantum spin (s) yang menyatakan spin elektron.
7. BAB III
PENUTUP
7
3.1.Kesimpulan
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa atom merupakan
3.2.Saran
8. DAFTAR PUSTAKA
Sukarna , I.Made .2003. Kimia Dasar 1 (Common Textbook) . Yogyakarta : Jurusan Kimia
8
Universitas Negeri Yogyakarta.
http://chemistryisveryfantastic.blogspot.com/2009/06/sejarah-teori-atom-pada-awalnya-gagasan.
html