DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Priananda yudip
Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemeriksaan fisik genitalia wanita, meliputi persiapan, alat dan bahan yang diperlukan, tahapan pemeriksaan bagian luar dan dalam genitalia beserta cara melakukan palpasi organ-organ terkait. Tujuan dari modul ini adalah membantu mahasiswa mempelajari dan melakukan pemeriksaan fisik genitalia wanita dengan benar dan sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan kolitis ulseratif dan appendisitis. Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus yang ditandai dengan peradangan dan luka pada usus besar, sedangkan appendisitis adalah radang pada apendiks yang disebabkan oleh infeksi. Makalah ini menjelaskan konsep medis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari kedua kondisi tersebut.
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Priananda yudip
Modul ini memberikan panduan lengkap tentang prosedur pemeriksaan fisik genitalia wanita, meliputi persiapan, alat dan bahan yang diperlukan, tahapan pemeriksaan bagian luar dan dalam genitalia beserta cara melakukan palpasi organ-organ terkait. Tujuan dari modul ini adalah membantu mahasiswa mempelajari dan melakukan pemeriksaan fisik genitalia wanita dengan benar dan sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang diare pada anak, yang merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dapat menyebabkan kematian akibat dehidrasi, terutama pada bayi dan balita. Dokumen ini menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, dan pencegahan diare.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan kolitis ulseratif dan appendisitis. Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus yang ditandai dengan peradangan dan luka pada usus besar, sedangkan appendisitis adalah radang pada apendiks yang disebabkan oleh infeksi. Makalah ini menjelaskan konsep medis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari kedua kondisi tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
penyakit yang menyerang sistem gastrointestinal sangat beragam, salah satunya adalah crohn dan kolitis ulseratif. kedua penyakit ini memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi gejala klinis, lokasi nyeri, dan sebagainya.
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, dan komplikasi kolelitiasis atau batu empedu.
2. Terdapat tiga golongan batu empedu berdasarkan komposisi kimia dan gambaran makroskopiknya.
3. Faktor risiko terpenting pembentukan batu empedu adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan perubahan komposisi empedu
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan kebutuhan nutrisi seperti kekurangan nutrisi, kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, aneroksia nervosa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi seperti pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan, ekonomi, usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, status kesehat
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keperawatan komunitas merupakan bidang keperawatan yang menggabungkan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menekankan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan preventif.
2. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
penyakit yang menyerang sistem gastrointestinal sangat beragam, salah satunya adalah crohn dan kolitis ulseratif. kedua penyakit ini memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi gejala klinis, lokasi nyeri, dan sebagainya.
STATUS GIZI
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara Klinis
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Identifikasi tanda klinisKurang Energi Protein
Interpretasi:
Interpretasi:
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (protein)
PENILAIAN STATUS GIZIZAT GIZI MAKRO (lemak)
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI
Parameter
Penggunaan Antropometri
Baku dan Standar Antropometri
Anak umur 0-60 bulan (Laki-laki dan perempuan)
Jenis, keunggulan, dan kelemahan masing-masing indeks (I)
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, dan komplikasi kolelitiasis atau batu empedu.
2. Terdapat tiga golongan batu empedu berdasarkan komposisi kimia dan gambaran makroskopiknya.
3. Faktor risiko terpenting pembentukan batu empedu adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan perubahan komposisi empedu
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan kebutuhan nutrisi seperti kekurangan nutrisi, kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, aneroksia nervosa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi seperti pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan, ekonomi, usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, status kesehat
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan kanker kolorektal. Kanker ini merupakan penyakit ganas yang menyerang usus besar dan rektum. Beberapa faktor risiko penyebabnya adalah riwayat kanker pribadi atau keluarga, riwayat penyakit usus kronis, dan diet rendah serat. Asuhan keperawatan pasien meliputi penatalaksanaan gejala, komplikasi, dan rehabilitasi pasca pengobatan.
Karsinoma kolorektal merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Faktor risiko utamanya adalah usia, diet rendah serat dan tinggi daging merah, asam empedu tinggi, vitamin dan mineral rendah, polip kolorektal, penyakit inflamasi usus, perubahan mikroflora usus, genetik, dan merokok. Anatomi dan fisiologi usus besar juga berperan dalam penyebaran kanker kolorektal.
Karsinoma rektal adalah kanker yang menyerang rektum. Rektum adalah bagian dari usus besar yang berfungsi menampung feses sebelum dikeluarkan. Karsinoma rektal merupakan tumor ganas terbanyak di saluran cerna dan penyebabnya antara lain gaya hidup kurang sehat dan riwayat inflamasi kolon. Gejalanya meliputi darah dalam feses, diare, dan berat badan turun.
Tumor pankreas dapat berasal dari jaringan eksokrin dan endokrin pankreas. Terdapat dua jenis tumor pankreas yaitu tumor eksokrin dan endokrin. Faktor risiko utama tumor pankreas adalah merokok dan usia lanjut. Gejala klinis umum tumor pankreas adalah nyeri, penurunan berat badan, dan ikterus. Pemeriksaan yang digunakan untuk diagnosis antara lain pemeriksaan darah dan imaging seperti USG, CT
Dokumen tersebut membahas tentang karsinoma kolorektal, yang merupakan kanker yang berkembang pada kolon atau rektum. Karsinoma kolorektal adalah tumor ganas paling umum di sistem pencernaan. Dokumen ini menjelaskan definisi, anatomi, fisiologi, dan perjalanan makanan dalam sistem pencernaan yang terkait dengan karsinoma kolorektal.
Makalah ini membahas tentang kanker buli-buli/kandung kemih. Topik utama yang dibahas meliputi anatomi dan fisiologi kandung kemih, definisi kanker buli-buli, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada pasien kanker buli-buli.
Dokumen tersebut membahas tentang karsinoma kolorektal, termasuk definisi, fungsi kolong dan rektum, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, serta penatalaksanaan medisnya. Karsinoma kolorektal adalah keganasan yang terjadi di kolong dan rektum yang disebabkan oleh faktor risiko seperti usia, polip, riwayat keluarga, dan gaya hidup. Diagnosa dan penatalaksanaannya meliputi p
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi, bagian-bagian, fungsi, dan penyakit-penyakit usus besar. Usus besar terdiri dari beberapa bagian yaitu sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum. Ia memiliki empat lapisan dan berperan menyimpan eliminasi sisa makanan serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Beberapa penyakit yang dibahas adalah wasir,
Kasus ini membahas seorang perempuan usia 34 tahun dengan keluhan buang air besar berdarah dan nyeri perut. Pemeriksaan kolonoskopi menemukan kolitis kronis dan tumor kolon yang didiagnosis sebagai adenokarsinoma. Pasien kemudian menjalani operasi reseksi tumor dan direncanakan kemoterapi lanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang kanker ginjal, termasuk penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan kanker ginjal. Kanker ginjal dapat tumbuh di ginjal dan menyebar ke organ lain, dengan gejala seperti kencing darah, sakit pinggang, atau benjolan. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan imaging dan biopsi, sedangkan pengobatannya meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, atau terapi tradisional
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
1. DOSEN MATA KULIAH : DARLIN S.Kep,Ns,MN
MATA KULIAH : KMB II
MAKALAH KANKER USUS BESAR
(KANKER KOLONOREKTUM)
KELOMPOK III :
JULIAS
MUH. ASIRAM
HENDRA
MUH. ARIF
NURDIANA LARAUSU
WD. ZULQAIDAH
KELAS GIII
SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
2010
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rectum relative umum.
Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari
kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Dkiperkirakan bahwa
150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon
menyerang individu dua kali lebih besar dibangdingkan kanker rectal.
Insidennya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih
dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat keluarga mengalami kanker kolon,
penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya,kira-kira setengah dari jumlah
tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan
dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup dibawah 5 tahun adalah
40%sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan
orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka
menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rectal tidak diketahui, tetapi factor resiko telah
teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga;riwayuat
penyakit usus inflamasi kronis;dan diet tinggi lemak, protein, dan daging serta rendah serat.
B. Tujuan
3. 1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar dari mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah.
2. Tujuan Khusus
- Memperoleh gambaran umum mengenai Karsinoma kolorektal.
- Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
Karsinoma kolorektal.
C. Kegunaan Penulisan
1. Kegunaan Ilmiah
- Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa
- Sebagai salah satu tugas akademik
2. Kegunaan Praktis
Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan Karsinoma kolorektal.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Medis
A. Pengertian
Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam
permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal
membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).
Kanker kolon / usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon
adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan
sehat disekitar kolon (usus besar)
A. Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institute dan organisasi kanker lainnya. Makanan-makanan yang pasti di curigai
mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut
5. juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari
daging merah menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob menyebabkan timbulnya
kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat
kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung
serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar.
Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi
sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
B. Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi
dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat
yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan asam
empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol,
khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai
sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa
polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai
striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagian
6. rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan
kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti kedalam kandung kemih (vesika
urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe, limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah
balik ke sistem portal.
C. Gejala Klinis
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala
umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung
beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan
tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus
biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar
gejala tersebut terbagi yaitu gejala local dan gejala umum .
Gejala lokalnya seperti :
1) Perubahan kebiasaan buang air.
2) Timbulnya rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor.
7. 3) Adanya distensi yang mungkin dirasakan oleh penderita.
4) Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar likasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut.
Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan
semakin luas penyebarannya.
Gejala umumnya seperti :
1) Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan).
2) Hilangnya nafsu makan.
3) Anemia, pasien tampak pucat.
4) Sering merasa lelah.
5) Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang.
D. Stadium Kanker Kolon
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus
besar (lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan
mukosa.
3. Pda stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak
terdapat disekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau
bahkan keorgan-organ lain.
8. E. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi.
2. Radiologi.
3. Ultrasonografi (USG).
4. Histopatologi.
5. Laboratorium.
6. Scan.
7. Biopsi.
8. Jumlah darah lengkap dengan diferensiasi dan trombosis.
9. Sinar-X
F. Penatalaksanaan (Medis. Keperawatan, Diet)
Penatalaksanaan Medis
Adapun penatalaksanaan medis dengan penderita kanker kolon bila sudah pasti
ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya adalah:
1. Pembedahan reseksi.
Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil
sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan
proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya
dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker
di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat
9. anastomosis ileosigmoidektomi. Dikolon desendens dan sigmoid dilakukan
hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di
rektosigmoid dan rektum atas dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis.
Desenden kolorektal pada kanker direktum bawah dilakukan proktokolektomi dan
dibuat anastomosis kolorektal.
2. Kolostomi.
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon(usus besar) kedinding abdomen (perut). Stoma ini
dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan pembuatan kolostomi adalah untuk
tindakan dekompresi usus besar kasus sumbatan/obstruksi usus.
Jenis-jenis kolostomi berdasarkan sifatnya :
a. Sementara.
Indikasi untuk kolostomo sementara :
1. Hirschprung disease.
2. Luka tusuk atau luka tembak.
3. Atresia Ani letak tinggi.
b. Permanen.
Indikasi untuk kolostomi permanent yaitu penyakit tumor ganas pada kolon yang
tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi anastomosis usus.
10. 3. Radioterapi
Seyelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan
radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena
pengaruh yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi dan
berdiferensiasi buruk dibandingkan terhadap sel-sel normal yang berada didekatnya,
maka jaringan normal mungkin mengalami cidera dalam derajat yang dapat
ditoleransi dan dapat diperbaiki. Sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan ,
selanjutnya dilakukan kemoterapi.
4. Kemoterapi.
Kemoterapi yang di berikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering
dikombinasikan dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi.
Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu 5-FU, levamisol dan
leuvocorin.
Penatalaksanaan keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
11. Penatalaksanaan Diet
1. Cukup mengkonsumsi makanan serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung laemak jenuh dan kolesterol tinggi tarutama
yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen/sel kanker.
5. Hindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
G. Komplikasi
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh ke dalam usus besar dan secara berangsur-angsur
membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor
melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus,
urinary bladder, dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh
kanker.
H. Pencegahan Kanker Kolorektal
1. Konsumsi makanan berserat tujuannya untuk memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman, konsentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi
dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
12. 3. Konsentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang
air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stress.
13. BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon menurut Marilynn E. Doenges (1999)
diperoleh data sebagai barikut :
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan
Integritas Ego
Gejala : takut terhadap hasil/ penampilan
Tanda : Peningkatan ketegangan, cemas, khawatir
Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien,
seperti diare. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna,
dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang
menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat di lakukan pemeriksaan fisik dengan
observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.
Massa tumor diabdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar
inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan
berat badan, linkar perut, dan colok dubur.
14. Makanan/Cairan
Gejala : Kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi
setiap kali makan, adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia,
sehingga menyebabkan berat badan menurun.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
15. B. Penyimpangan KDM
Kelainan kolon Diet/Kebiasaan makan rendah serat
Kolitis Ulseratif Perubahan feses dan degradasi garam
empedu
Pembentukan abses Masa transit feses meningkat
Kontak zat berpotensi karsinogenik
dengan mucosa usus bertambah lama
Menyerang dinding usus
Ca Colorektum
Inflamasi jaringan desruksi jaringan syaraf perubahan status kesehatan
Kehilangan fungsi kolon merangsang serabut syaraf nyeri stress psikologis
Gangguan absorbsi cairan hipothalamus anorexia,
RESTI DIARE korteks cerebri intake inadekuat
Nyeri dipersepsikan penurunan berat badan
NYERI NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
RESTI KEKURANGAN VOLUME CAIRAN ANSIETAS
Informasi inadekuat
Kesalahan interpretasi
KURANG PENGETAHUAN
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien
mengatakan nyeri pada bagian anusnya,wajah nampak meringis kesakitan, perilaku
distraksi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan stress psikologis ditandai
dengan anoreksia, penurunan BB
16. 3. Resiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan
absorbsi cairan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien
mengatakan takut terhap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan
khawatir.
6. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan klien sering
bertanya tentang kondisi penyakitnya
D. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien mengatakan
nyeri pada daerah anusnya, wajah klien nampak meringis kesakitan, perilaku distraksi
Tujuan : Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria Evaluasi : - Menunjukkan nyeri hilang.
- Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan
kenyamanan umum sesuai indikasi situasi individu.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik,
intensitas (skala 0-10)
1. Membantu mengevaluasi derajat
ketidaknyamanan dan keefektifan
analgesik atau dapat menyatakan
terjadinya komplikasi.
2. Berikan tindakan kenyamanan dengan
mengubah posisi
2. Mencegah ketidaknyamanan,
menurunkan tegangan otot,
meningkatkan relaksasi.
3. Dorong penggunaan tehnik relaksasi, 3. Membantu pasien untuk istirahat lebih
efektif dan memfokuskan kembali
17. misal bimbingan imajinasi, visualisasi. perhatian, sehingga menurunkan nyeri
dan ketidaknyamanan.
4. Berikan obat sesuai indikasi, misal
analgesik.
4. Menurunkan nyeri, meningkatkan
kenyamanan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan stress psikologis ditandai dengan
anoreksia, intake inadekuat, penurunan BB
Tujuan: berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan atau
peningkatan masukan diet.
Kriteria:
- Klien mengatakan nafsu makan meningkat
- Porsi makanan yang diberikan dihabiskan setiap pemberian
- Berat badan secara bertahap meningkat.
Intervensi Keperawatan Rasional
Mandiri
Pantau masukan makanan setiap
hari
Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi nutrisi
Ukur berat badan setiap hari
Berikan makanan sedikit tapi
sering
Membantu dalam identifikasi
malnutrisi
Membantu meningkatkan nafsu
makan klien
Identifikasi pasien yang
mengalami mual/muntah yang
diantisipasi
Mual/muntah psikogenik terjadi
sebelum kemotherapi mulai secara
umum tidak berespons terhadap
obat antiemetik.
18. 3.Risiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan
Tujuan : Setelah dilakukan tidakam keperawatan diharapkan pasien dapat
mempertahankan konsistensi/ pola defekasi umum.
Kriteria Evaluasi : - Mengungkapkan pemahaman tentang faktor dan intervensi/solusi
yang tepat berkenaan dengan situasi individu.
- Membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup
dengan ketepatan jumlah dan konsistensi.
INTERVENSI
RASIONAL
1. Observasi dan catat frekwensi defekasi 1. Mengkaji beratnya episode
2. Tingkatkan tirah baring. 2. Tirah baring dapat menurunkan motilitas
usus juga menurunkan laju metabolisme
bila infeksi atau perdarahan sebagai
komplikasi.
3. Identifikasi makanan dan cairan yang
dapat mencetuskan diare, mis: sayur
segar dan buah, bumbu, minuman
karbonat, dan susu.
3. Menghindarkan iritan dan meningkatkan
istrahat usus.
4. Berikan antikolinergik contoh:
beladonna tinktur, atropin, difenoksilat.
4. Menurunkan motilitas usus/ peristaltik GI
dan menghilangkan diare.
Kolaborasi
Antasid
Meminimalkan iritasi lambung
19. 1. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan
absorbsi cairan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kekurangan volume
cairan tidak terjadi.
Kriteria Evaluasi : Menunjukkan keseimbangan adekuat dengan bukti membran
mucosa lembab, turgor kulit baik, dan pengisian kapiler baik, tanda vital stabil, dan
secara individual mengeluarkan urine secara tepat.
INTERVENSI RASIONAL
1. Awasi masukan dan haluaran dengan
cermat, ukur feses cair.
1. Memberikan indikator langsung
keseimbangan cairan.
2. Palpasi nadi perifer. Evaluasi pengisian
kapiler, turgor kulit, dan status
membran mucosa.
2. Memberikan informasi tentang volume
sirkulasi umum dan tingkat hidrasi.
3. Ukur berat badan tiap hari. 3. indikator cairan dan status nutrisi.
4. Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai
indikasi.
4. Dapat diperlukan untuk mempertahankan
perfusi jeringan adekuat/fungís organ.
2. Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan ditandai dengan Klien mengatakan
takut terhap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan khawatir.
Tujuan:
- Rasa takut, tegang , cemas dan khawatir klien berangsur-angsur
menghilang.
Kriteria:
20. - Klien nampak rileks.
- Klien melaporkan ansietasnya berkurang sampai tingkat dapat diatasi
- Klien dapat menyadari dan menerima keadaannya serta dapat mengekspresikan
perasaannya
Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh
pasien.
Beri kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan rasa cemasnya.
Beri informasi yang akurat tentang proses
penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta
dalam tindakan keperawatan
Berikan keyakinan pada pasien bahwa
perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu
berusaha memberikan pertolongan yang
terbaik dan seoptimal mungkin
7. K
Berikan kesempatan pada keluarga untuk
mendampingi pasien secara bergantian.
u
r
a
INTERVENSI RASIONAL
Untuk menentukan tingkat kecemasan yang
dialami pasien sehingga perawat bisa
memberikan intervensi yang cepat dan tepat
Dapat meringankan beban pikiran pasien
Informasi yang akurat tentang penyakitnya
dan keikutsertaan pasien dalam melakukan
tindakan dapat mengurangi beban pikiran
pasien
Sikap positif dari timkesehatan akan
membantu menurunkan kecemasan yang
dirasakan pasien
Pasien akan merasa lebih tenang bila ada
anggota keluarga yang menunggu
3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan
klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
21. Tujuan:
- Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali, klien dapat mengerti
Kriteria:
- Klien dapat berpartisipasi dalam proses belajar
- Klien dapat mengidentifikasi antara hubungan dan gejala pada proses Penyakit dan
hubungan gejala dengan faktor penyebab
- Klien mau memulai perubahan pola hidup yang penting dan berpartisipasi dalam
tindakan pengobatan.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji pengetahuan klien tentang Penyakit
dan pengobatannya, identifikasi sumber
informasi yang diterima klien
Memberikan informasi pada tingkat
pemahaman pasien
Perhatikan tingkat ansietas/ takut dan
perubahan proses piker
Factor ini secara langsung mempengaruhi
kemampuan untuk berpartisipasi/ mengakses
dan menggunakan pengetahuan.
Akui bahwa respon perasaan/ pola tertentu
normal selama terapi
Dorong dan berikan kesempatan untuk
bertanya.
Pasien/ orang terdekat awalnaya membantu
dan positif tentang masa depan, tetapi sesuai
berlanjutnya pengobatan dan kemajuan yang
kurang menyolok, mereka menjadi kecewa/
depresi, dan dapat terjadi konflik dependent/
kemandirian
meningkatkan proses belajar, meningkatkan
pengembalian berdasarakan keputusan dan
menurunkan ansietas, sehubungan dengan
ketidaktahuan.
22. E. IMPLEMENTASI
Tindakan dilaksanakan berdasarkan intervensi yang direncanakan.
F. EVALUASI
a. Nyeri teratasi setelah pemberian analgesic
b. Nutrisi sudah mulai terpenuhi dengan kriteria klien sudah ada nafsu makan dan
setiap makan porsi dihabiskan dalam waktu 1 x 24 jam.
c. Resiko tinggi terhadap diare dapat teratasi yang ditandai dengan pasien dapat
mempertahankan konsistensi atau pola defekasi umum.
d. Resiko gangguan volume cairan dapat teratasi yang ditunjukkan dengan adanya
keseimbangan adekuat yang ditandai dengan membrane mukosa lembab, turgor
kulit baik, tanda vital stabil serta individu dapat mengeluarkan urine dengan tepat.
e. Rasa takut, tegang , cemas dan khawatir klien berangsur-angsur menghilang.
f. Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali, klien dapat mengerti
23. BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rectum relative umum.
Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari
kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Dkiperkirakan bahwa
150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon
menyerang individu dua kali lebih besar dibangdingkan kanker rectal.
Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam
permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal
membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi
dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar
serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan
asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang
beralkohol, khususnya bir..
Gejela klinis yang dapat timbul pada pasien kanker kolorektal antara lain: Berat
badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis
keganasan), Hilangnya nafsu makan.Anemia, pasien tampak pucat, Sering merasa
lelah dan Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang.
24. Untuk stadium kanker ini terdiri atas: Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker
masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa).Stadium II terjadi saat
sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.Pda stadium III
sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat disekitar
usus.Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe
atau bahkan keorgan-organ lain.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, Diagnosa Keperawatan yang dapat
muncul antara lain:
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien
mengatakan nyeri pada bagian anusnya,wajah nampak meringis kesakitan, perilaku
distraksi.
2.. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan stress psikologis ditandai
dengan anoreksia, mual muntah
3. Risiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
gangguan absorbsi cairan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien
mengatakan takut terhadap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan
khawatir.
6. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan
klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
25. B. Saran
Diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memberikan pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan
perawatan pasien kanker kolonoraktal dirumah sakit melalui pasien dan
keluarga maupun dimasyarakat.
Agar masalah keperawatan pada pasien kanker kolonoraktal dapat teratasi
dengan baik, hendaknya para perawat menerapkan asuhan keperawatan
dirumah sakit sesuai dengan sistematika proses keperawatan.
Untuk mempercepat proses penyembuhan pada pasien kanker kolonorektal,
hendaknya memperhatikan prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan
dalam hal ini sebelum dan sesudahnya harus mencuci tangan dengan alat-alat
instrumen dalam keadaan steril serta keterlibatn pasien dan keluarga dalam
partisipasi kesembuhan luka sehingga perawatan dalam rumah sakit dapat
diperpendek.
Untuk mencegah infeksi nosokomial pada pasien kanker kolonorektal,
hendaknya diberikan pelayanan dalam ruangan khusus dan tidak bergabung
dengan penderita yang bukan luka steril.
Agar perawat dalam setiap pelaksanaan tindakan keperawatan hendaknya
selalu mengikutsertakan keluarga sebagai orang terdekat dari pasien.
26. DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC
Meltzer, C. Suzanne dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol 2. Edisi
8. Jakarta: EGC
Price, A. Sylvia & Wilson, M. Lorraine. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit
Vol 1. Edisi 4. Jakarta:EGC