Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang timbul dari pertukaran pandangan dunia, produk, ide, dan aspek budaya lainnya secara universal. Globalisasi ditandai dengan semakin eratnya ketergantungan antar kegiatan ekonomi dan budaya berkat kemajuan transportasi dan telekomunikasi. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi, atau westernisasi yang menyebarkan pengaruh suatu budaya ke seluruh dunia
1. Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya
sehinnga dapat menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia yang berjudul Pengaruh
Globalisasi Terhadap nilai moral suatu bangsa.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada semester ganjil tahun 2012-2013. Dalam makalah ini
diuraikan tentang Pengaruh Globalisasi terhadap nilai moral suatu bangsa, mencakup tentang
Pengaruh Positif, dan cara Menaggulangi pengaruh Negatif Globalisasi.
Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak
kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari rekan-rekan semua kearah kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
atas bimbingannya, dan juga kepada rekan-rekan yang terlibat didalamnya, sehingga makalah
ini bisa tersusun.
Akhirnya penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun
semua pihak yang memerlukan.
Indonesia, November 2012
Penyusun
2. D aftar Is i
K ata
Pengantar……………………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………....................ii
Bab 1 PEN D AHULUAN
1.1Permasalaha n…………………………………………………………………..
1.2Rumusa n
Masalah………………………………………………………………
1.3Tujuan
makalah…………………………………………………………………
1.4Manfaat
Bab II PEM BAHASAN
2.1 Pengertian
Globalisa s i……………………………………………………………….
2.2 Sejarah Globalisa s i
2.3 Proses globalisas i
2.4 Ciri ciri
Globalisa s i…………………………………………………………………..
2.5 Faktor- faktor terjadinya
globalisas i…… ………………………………………………
2.6 Pengaruh positif dan negatif
globalisas i…… ……………………………
2.7 Cara Mencegah Dampak Bahaya Global
2.8 Peran Pemerinta h Dalam Globalisa s i
2. 9 Masyarakat Dalam Menghadapi Globalisas i
2.10 Pengertian
moral…………………………………………………………………….
2.11 Isu Isu Pendidikan N ilai Moral di Beberapa N egara
2. 12 Dimens i Pendidikan N ilai Moral
2. 13 Pendidikan N ilai Moral
2. 14 Pendekatan Pendidikan N ilai Moral
2. 15 Metode dan Teknik Pendidikan N ilai Moral
BAB III PEN UTUP
K esimpula n……………………………………… …………………………………
Saran……………………………………………………………………………
Daftar Pustaka…………… ………………………………………………….
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang /Permasalahan
Globalisa s i adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia
yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian
dari proses manusia global itu. K ehadiran teknologi infor mas i dan
teknologi komunik as i mempercepa t akselerasi proses globalisas i ini.
Globalisa s i menyent uh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisas i
menciptaka n berbagai tantangan dan permasalaha n baru yang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfa atka n globalisas i untuk
kepentinga n kehidupan. D i era globalisa s i ini dapat mempengar uhi
perkembangan sosial budaya pada suatu bangsa. Akhir- akhir ini, kita
tidak bisa menutup mata terhadap berbagai penyimpa nga n moral yang
terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Tawuran pelajar, perkelahian
antar genk, perilaku seks bebas, gaya hidup tidak beraturan menjadi
beberapa contoh keluntura n moral di kalangan generasi muda kita. Di
kalangan pejabat, praktek korupsi masih merupakan persoalan yang
sangat mengerika n di Indonesia. Masyarakat secara umum pada
akhirnya kehilanga n rujukan keteladanan, sehingga krisis moral
semakin meluas. Globalisas i ini membawa berbagai perubahan yang
menyent uh pada dasar kehidupan manusia.pe r uba ha n tersebut
disebabkan oleh pelestarian lingk unga n hidup serta perjuangan hak
asasi manusia dan penigkatam kualitas hidup serta dapat merusak nilai
moral suatu bangsa serta masih banyak yang lainya seperti terorisme
global dan mult id ime ns i krisis, yang satu negara tidak dapat mengatas i
sendiri karena untuk melakukan hal tersebut perlu dukungan negara lain
Pendidikan nilai moral merupakan alternatif Masalah solusi yang lokal,
regional, nasiona l, dan internas io na l di alam. Hal itu telah menjadi isu
global di beberapa negara (Indonesia, Malaysia, India, dan Cina) dan
memilik i beberapa perbedaan da n persamaan. Hasil perbedaan dari
negara yang berbeda ideologi. N amun, negara - negara tersebut seperti
menekankan nilai moral pendidikan pada nila i- nila i etika moral,ya ng
terutama pada nila i- nila i yang berkaitan dengan hak asasi manusia yang
bersifat universa l dan global. K onsep pendidikan nilai moral yang
diusulka n oleh K ohlberg dan Miller cenderung individ ua list ik. O leh
karena itu, kebutuhan untuk menjadi dilengkap i dengan
memperhit ungka n paradigma yang diusulka n oleh Capra bahwa manusia
hidup dibangun atas dasar pandangan sistemik dan holist ik kehidupan,
salah satu yang tidak parsial dan individ ua l is t is. Dalam
pelaksanaannya, perlu pendekatan yang tepat dan metode yang relevan
dan teknik. Pendekatan untuk pendidika n nilai moral termasuk
menanamka n, pemodelan, memfas ilitas i, dan pendekatan pengembanga n
keterampila n, dan metode termasuk dogmatis, metode deduktif,
induktif, dan reflektif. seper t i globalisas i kebudayaan globalisas i ini
dapat mempengar uhi hamper semua aspek yang ada dalam masyarakat
termasuk kedalam aspek budaya.di Indonesia contohnya Dari cara
berpakaian banyak remaja - remaja di Indonesia yang berdandan seperti
selebrit is yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunaka n
4. pakaian yang minim bahan yang memperlihatka n bagian tubuh yang
seharusnya tidak kelihata n. Pada hal cara berpakaian mereka tersebut
jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketingga la n lagi
gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Singkatnya orang lebih
suka jika menjadi orang lain dengan cara menutup i identitas nya . Tidak
banyak lagi remaja yang mau melestar ika n budaya bangsanya sendiri
dengan mengenaka n pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian
bangsa. Jika pengaruh di atas dibiarkan, apa jadinya Moral generasi
bangsa tersebut.Dampak masuknya budaya asing antara lain. terjadi
perubahan kebudayaan, pembauran kebudayaan, modernisas i,
keguncanga n budaya, melemahnya nila i- ni la i budaya bangsa. Dampak
tersebut membawa pengaruh besar bagi Indonesia, baik dari segi postif,
maupun negatif. Indonesia, masih terlalu lemah d alam menyaring
budaya yang baik di ambil dengan yang tidak. Globalis as i
perekonomia n ini mempunya i dampak yang negative antara lain
mengha mba t pertumbuha n sektor industr y, Sektor keuangan semakin
tidak stabil, Memperburuk prospek pertumbuha n ekonomi jangka
panjang yang pada intinya akan mempengar uhi nilai moral suatu bangsa
antara lain semakin meningk at nya kasus pencurian, perampokan,
pemerasan, dan masih banyak lagi lainya Ditinja u dari aspek yang lain
globalisas i juga dapat menimb ulka n Perubahan dalam K onstantin ruang
dan waktu. Perkembangan barang- barang seperti telepon genggam,
televis i satelit, dan internet menunj ukka n bahwa komunika s i global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa
semacam turisme memungk inka n kita merasakan banyak hal dari budaya
yang berbeda.Pasar dan produksi ekonomi di negara- negara yang
berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuha n
perdagangan internas io na l, peningka ta n pengaruh perusahaan
mult inas io na l, dan dominas i organisas i semacam World Trade
O rganizat io n (WTO ).Meningkat nya masalah bersama, misalnya pada
bidang lingkunga n hidup, krisis mult inas io na l, infla s i regional dan
lain- la in Peningkata n interaks i kultural melalui perkembanga n media
massa (terutama televis i, film, musik, dan transmis i berita dan olah
raga internas io na l). saat ini, kita dapat mengons ums i dan mengala m i
gagasan dan pengalama n baru mengena i hal- hal yang melinta s i
beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang f ashion, literatur, dan
makanan.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa definis i dari moral dan globalisas i?
2. apa ciri ciri dari globalis as i?
3. Apa pengaruh pengaruh yang ditulmb ulka n globalisas i terhadap
moral suatu bangsa?
4. Bagaima na cara mencegah dampak/pengaruh bahaya global tersebut?
5. Mengapa nilai moral sangat diperluka n di era globalis as i ini?
6.bagaimana peran pemerinta h dalam menanggap i globalisas i yang
dapat merusak nilai moral suatu bangsa?
5. 7. Bagaima na tanggapan masyarakat akam hal tersebut?
8. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan nasional ?
1.3 Tujuan
makalah ini dibuat untuk menambah pengetahua n dan pengalama n serta
mengetahui pentingnya nilai nila i moral bagi kehidupan suatu bangsa
pada era globalis as i ini. me ngeta hui definis i dari moral dan
globalisas i, c ir r i cirri globalisas i pengaruh pengaruh yang ditimbulka n
globalisas i terhadap moral,cara mencegah pengaruh negative
globalisas i dan menetahui pentingnya nila i moral pada era globalisas i.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisa n makalah ini antara
lain adalah:
1. Untuk penulis sendiri makalah ini bermanfaat untuk menye lesa ik a n
mata kuliah Ilmu sosial dan budaya dasar serta dapat mengaplik as ika n
ilmu pengetahua n yang sudah di dapat dari pembelajaran mata kuliah
Ilmu sosial dan budaya dasar.
2. Untuk orang lain makalah ini dapat menjadi sumber referensi untuk
menjadi bahan penulisa n lebih lanjut.
3. Untuk ilmu pengetahua n makalah ini dapat memperkaya literatur e
terkait dengan globalisas i
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi
Pengert i an G l obal i sasi Menurut asal katanya, kata “globalisas i ”
diambil dari kata global, yang maknanya ialah universa l. G loba l is as i
adalah proses integras i internas io na l yang timbul dari pertukaran
pandangan dunia, produk, ide, dan aspek lain dari budaya 1 2. Secara
khusus, kemajuan dalam transportasi dan infrastr ukt ur telekomunikas i,
termasuk munculnya Internet, yang utama faktor globalisas i dan
memic u saling ketergantunga n lebih lanjut dari kegiatan ekonomi dan
budaya.Ada juga yang mengatakan globalisas i merupakan s uatu proses
penyebaran penyebaran hasil karya dan pemikira n suatu budaya
sehingga melemba ga dalam kebudayaan di seluruh dunia. Achmad
Suparman menyatakan Globalisas i adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap indiv id u di dunia
ini tanpa dibatasi oleh wilaya h Globalisas i belum memilik i definis i
yang mapan, kecuali sekedar definis i kerja (working definit io n),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihat nya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau p roses sejarah, atau
proses alamia h yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia
makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru
atau kesatuan ko - eksistensi dengan menyingk irka n batas - batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarak at.D i sisi lain, ada yang
melihat globalisas i sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara -
negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memilik i pandangan negatif
atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisas i tidak lain
adalah kapitalis me dalam bentuk yang paling mutakhir. N egara - negara
yang kuat dan kaya praktis akan mengenda lika n ekonomi dunia dan
negara- negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.
Sebab, globalisas i cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomia n
dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang- bidang lain seperti budaya
dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunaka n istila h Globalisa s i pada tahun 1985.
7. Scholte melihat bahwa ada beberapa definis i yang dimaksudkan orang
dengan globalisas i :
• Internasio na lisas i : Globalisa s i diartikan sebagai meningka t nya
hubunga n internas io na l. Dalam hal ini masing- mas i ng negara tetap
mempertaha nka n identitas nya masing- mas ing, namun menjadi semakin
tergantungsat us a ma la in.
• Liberalisas i: Globalisas i juga d iartikan dengan semakin
diturunka nka n batas antar negara, misalnya
hambatantar i fekspo r impo r, la l uli nta sde visa, ma up unmi gra s i.
• Universa lisas i: Globalisas i juga digambarka n sebagai semakin
tersebarnya hal materia l maupun imater ia l ke seluruh dunia.
Pengalama n di satu lokalit as dapat menjadi pengalama n seluruh dunia.
• Westernisasi: Westernisas i adalah salah satu bentuk dari
universa l isa s i dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari
barat sehingga menggloba l.
• Hubungan transplane tar i dan suprateritor ia lita s : Arti kelima ini
berbeda dengan keempat definis i di atas. Pada empat definis i pertama,
masing- mas i ng negara masih mempertaha nka n status ontologinya. Pada
pengertia n yang kelima, dunia global memilik i status ontologi sendiri,
bukan sekadar gabungan ne gara- negara.
Adapun konsep globalisas i menurut pendapat para ahli adalah
:LAUREN CE E.RO THEN BERG Globalis as i adalah percepatan dan
intens ifik as ii nte raks i dan integras ia nta ra orang- orang,perusa haa n,da n
pemerinta h dari N egara yang berbeda.Selo Soemardjan : globalisas i
adalah suatu proses terbentuknya sistem organisas ida n komunikas i
antarmasyaraka t di seluruh dunia. Tujuan globalisas i adalahunt uk
mengik ut i sistem dan kaidah- kaidah tertentu yang sama misalnya
bentuknya PBB, O K I3.Achmad Suparman. Globalisas i ada lah suatu
proses menjadika n sesuatu (bendaatau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individ u di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilaya h Scholte. Globalisa s i
diartikan sebagai meningkat n ya hubunga n internas io na l. Da la m hal ini
masing- mas i ng negara tetap memperta ha nka n identitas nya masing-
masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.Scho lte.
Globalisa s i juga diartikan dengan semakin diturunka nk a n batas
8. antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa,
maupun migras i.Leo nor Briones. Demokrasi bukan hanya dalam bidang
perniagaan dan ekonomina m un juga mencakup globalisas i instit us i -
instit us i demokratis, pembanguna nsos ia l, hak asasi manus ia, dan
pergerakan wanita.Scho lte. Globalisas i juga digambarka n sebagai
semakin tersebarnya hal mate rialma up un imateria l ke seluruh dunia.
Pengalama n di satu lokalit as dapat menjadi pengalama n seluruh
dunia.Steger. kondisi sosial yang ditandai dengan adanya interkoneks i
ekonomi, politik, budaya, dan lingk unga n global dan arus yang
membuat banyak dari perbatasansaat ini sudah ada dan batas - batas
tidak relevan.A nt ho ny Giddens (1989), proses peningkata n
kesalingter ga nt unga n masyarakatdunia dinamaka n dengan globalisas i.
Ditandai oleh kesenjangan tingkatkehid upa n antara masyarakat industr i
dan masyarakat dunia ketiga(yang pernahdijaja h Barat dan mayoritas
hidup dari pertanian). Emanue l Ritcher. Globalisas i adalah jaringa n
kerja global secara bersamaanme nya t uka n masyarakat yang sebelumnya
terpencar- pencar dan terisolasik eda la m saling ketergantunga n dan
persatuan dunia.Beerke ns K eterkaitan seluruh dunia antara negara -
bangsa menjadi dilengkap ide nga n globalisas i sebagai sebuah proses di
mana pengaturan sosial dasar (sepertikekuasaa n, budaya, pasar, politik,
hak, nila i, norma, ideologi, identitas,ke war ga ne garaa n, solidaritas)
menjadid ise mbedded dari spasial mereka konteks(teruta ma negara -
bangsa) karena,massificat io n percepatan, difus i flexib il isat io n,da n
perluasan arus transnasio na l orang,produk, gambar dan infor mas i
keuangan Tom G.Palmer.globa l isa s i sebagai "penyus ut a n atau
penghapusa n negara- diberlak uka n pembatasan pertukaran lintas batas
dan sistem global yang semakinter i nte gras i dan kompleksproduks i dan
pertukaran yang telah muncul sebagaiakibat. Luc ia n W.Pye. Globalisas i
sebagai sebuah gejala tersebarnya nila i- ni la i dan budaya tertentu
keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau
worldcult ure). Tak is Fotopoulos. globalis as i ekonomi "sebagai
pembukaan dan deregulas i pasar komoditas, modal dan tenaga kerja
yang menyebabkan globalisas i neolibera l ini."glob a lisas i politik
"bernama munc ul nya elit transnasio na l dan keluar pentahapandar i
9. negara- bangsa. " globalisas ib ud a ya "adalah homogenisa s i budaya di
seluruhd unia.Josep h Stiglit z. Globalisas i "ad alah integras i lebih dekat
dari negara dan penduduk dunia dibawa oleh penguranga n besar biaya
transportasi dankomunikas i, dan dipatahkannya rintanga n buatan untuk
arus barang,jasa, modal, pengetahua n, dan orang di seluruh perbatasan.
Thomas L.Friedman. Glo blisas i memilik i dimens i ideology dan
teknlogi. D ime ns i teknologi yaitu kapitalis me dan pasar bebas,
sedangkan dimensitek no lo gi adalah teknologi infor mas i yang telah
menyatuka n dunia.Merr ia m Webster Dictiona r y. perkembangan ekonomi
global yang semakinter i nte gras i ditandai terutama oleh perdagangan
bebas, arus modal yang bebas,dan menekan lebih murah pasar tenaga
kerja asing. Dr.N ayef R.F. Al- Rodhan. Globalisas i adalah proses yang
meliput i penyebab,kasus, dan konsekuens i dari integras i transnasio na l
dan transkult ur a l kegiatanma nus ia dan non- manus ia. Ma lco m Waters.
Globalisa s i adalah sebuah proses sosial yang berakibat
bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi
kurang penting, yangterje lma didalam kesadaran orang.Antho ny
Giddens. globalisas i sebagai 'intensif ika s i hubunga n sosial seluruh
duniaya ng menghub ungka n daerah yang jauh dalam sedemikia n rupa
sehinggakej ad ia n lokal dibentuk oleh peristiwa yang terjadi bermil- mil
jauhnya dansebaliknya'. Pe ter Drucker. menyebutka n globalis as i
sebagai zaman transformas i sosial.Wik iped ia Ensikloped ia. Globalisas i
atau penyejagatan adalah sebuah istila h yangme mil ik i hub unga n dengan
peningkata n keterkaitan dan ketergantunga n antar bangsa dan antar
manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investas i, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk - bentuk interaksiya ng lain sehingga batas-
batas suatunegara me njad i semakin sempit.Pr ince nto n
N .Lyman.G loba lisa s i adalah pertumbuha n yang sangat cepat atassaling
ketergantunga n dan hubunga n antara N egara - negara didunia dalam
hal perdagangan dan keuangan.A. G. McGrew. Globalisas i adalah proses
dimana berbagai peristiwa, keputusan,dan kegiatan di belahan dunia
yang satu dapat membawa konsekuens i penting bagi berbagai individ u
dan masyarakat di belahan dunia yang lain.A lbro w.G loba lisas i mengacu
pada semua proses dimana masyarakat duniadimas ukka n ke dalam
10. sebuah masyarakat tungga l dunia, masyarakat global.Warta wa n Thomas
L. Friedman mempopulerka n "dunia datar" istila h, dengan alasan bahwa
perdagangan global, outsourcing, pasokan- chaining, dan kekuatan
politik secara permanen menguba h dunia, untuk lebih baik dan lebih
buruk. Ia menegaskan bahwa laju globalis as i yang mempercepat dan
dampaknya terhadap organisas i bisnis dan praktek akan terus
tumbuh.Ad a nya globalis as i mampu membuat dunia tampak sempit,
dahulu apabila kita akan menonton siaran sepak bola kita harus ke
negara yang mengadakan pertandinga n. Tapi sekarang kita tidak perlu
kemana- mana, kita cukup meliha t di televis i. K etika akan menghub ungi
seseorang kita harus bertemu dengan orang tersebut, tetapi sekarang
dengan adanya pesawat telepon kita tidak perlu bertemu langsung
cukup berbicara melalui telepon saja. Adanya globalisa s i membawa
manfaat bagi umat manusia tetapi ada juga dampak buruknya.
2.2 Se jarah Globalis as i
Banyak sejarawan yang menyebut globalisas i sebagai fenomena di
abad ke- 20 ini yang dihubungka n dengan bangkitnya ekonomi
internas io na l. Padahal interaks i dan globalisa s i dalam hubunga n antar
bangsa di dunia telah ada sejak berabad - abad yang lalu. Bila ditelusur i,
benih- benih globalisa s i telah tumbuh ketika manusia mula i mengena l
perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para
pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelus ur i negeri lain baik
melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut
untuk berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di
seluroh pelosok dunia menunj ukka n telah terjadinya globalis as i.
Fase selanjut nya ditandai dengan dominas i perdagangan kaum
muslim di Asia dan Afrika. K aum muslim membent uk jaringan
perdagangan yang antara lain meliput i Jepang, Tiongkok, Vietnam,
Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah,
Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringa n dagang, kaum
pedagang muslim juga menyebarkan nila i- nila i agamanya, nama- nama,
abjad, arsitek, nila i sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
Fase selanjut nya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar -
besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda
adalah pelopor- pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan
terjadinya revolus i industr i yang meningkatka n keterkaitan antar
bangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemuka n dan menjadi dasar
perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada
saat itu, berkembang pula kolonia lisas i di dunia yang membawa
pengaruh besar terhadap difus i kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industr i dan kebutuhan akan bahan baku
serta pasar juga memunc ulka n berbagai perusahaan mult ina s io na l di
dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-
11. perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport
dan Exxon dari Amerika Serikat, Unile ver dari Belanda, British
Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan
mult inas io na l seperti ini teta p menjadi ikon globalisas i hingga saat ini.
Fase selanjut nya terus berjalan dan mendapat moment umnya ketika
perang dingin berakhir dan komunis me di dunia runtuh. Runtuhnya
komunis me seakan memberi pembenaran bahwa kapitalis me adalah jalan
terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikas inya, negara
negara di dunia mulai menyediaka n diri sebagai pasar yang bebas. Hal
ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikas i dan
transportasi. Alhasil, sekat- sekat antar negara pun mulai kabur.
2.3 Pros e s Globalis as i
Globalisa s i sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena
proses globalisas i sebenarnya telah ada sejak berabad - abad lamanya. D i
akhir abad ke- 19 dan awal abad ke - 20 arus globalisas i semakin
berkembang pesat di berbagai negara ket ika mula i ditemukan teknologi
komunikas i, informa s i, dan transportasi. Lo ncata n teknologi yang
semakin canggih pada pertengahan abad ke - 20 yaitu internet dan
sekarang ini telah menjamur telepon gengga m ( handphone) dengan
segala fasilit as nya. Ba gi Indonesia, proses globalisas i telah begitu
terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembanguna n. Dengan
kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjala nka n studi di luar negeri
dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses
globalisas i yang berupa pemikira n atau sistem nilai kehidupan mulai
diadopsi dan dilaksanaka n sesuai dengan kondisi di
Indonesia.G loba l is as i secara fisik ditandai dengan perkembangan kota -
kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat
dari infrastr uk t ur telekomunikas i, jaringan transportasi, perusahaan-
perusahaan berskala internas io na l serta cabang- cabangnya.
2.4 ciri ciri globalis as i:
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisas i di dunia
· Perubahan dalam K onsta ntin ruang dan waktu. Perkembangan
barang- barang seperti telepon gengga m, televis i satelit, dan internet
menunj ukka n bahwa komunikas i global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungk inka n
kita merasakan banyak ha l dari budaya yang berbeda.
· Pasar dan produksi ekonomi di negara - negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuha n
perdagangan internas io na l, peningka ta n pengaruh perusahaan
mult inas io na l, dan dominas i organisas i semac am World Trade
O rganizat io n (WTO ).
12. · Peningkata n interaksi kultural melalui perkembanga n media massa
(terutama televis i, film, musik, dan transmis i berita dan olah raga
internas io na l). saat ini, kita dapat mengonsums i dan mengala mi
gagasan dan pengalama n baru mengena i hal- hal yang melinta s i
beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.
· Meningka t nya masalah bersama, misalnya pada bidang lingk unga n
hidup, krisis mult inas io na l, inflas i regiona l dan lain- la in.
K ennedy dan Cohen menyimp ulka n bahwa transformas i ini telah
membawa kita pada globalis me, sebuah kesadaran dan pemahaman baru
bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari
kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam se buah
dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera
dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian,
serta kenyataan yang mungk in terjadi. Sejalan dengan itu, Peter
Drucker menyebutka n globalis as i sebagai zaman transforma s i sosial.
Globalisa s i budaya antara nya sub - kebudayaan Punk , adalah
contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global.G loba lisas i
mempenga r uhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya. K ebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-
nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang
dimilik i oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik nila i- nila i maupun persepsi berkaitan dengan aspek - aspek
kejiwaan/ps iko lo gis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek- aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada
dalam alam pikiran orang yang bersangkuta n. Sebagai salah satu hasil
pemikira n dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan
subsistem dari kebudayaan.
Globalisa s i sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai- ni la i dan
budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau
world culture) telah terliha t semenjak lama. Cikal bakal dari
persebaran budaya dunia ini dapat ditelusur i dari perjalanan para
13. penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini (Lucian W. Pye,
1966).
N amun, perkembangan globalisas i kebudayaan secara intens if
terjadi pada awal ke- 20 dengan berkembangnya teknologi komunikas i.
K ontak melalui media mengga nt ika n kontak fisik sebagai sarana utama
komunikas i antarbangsa. Perubahan tersebut menjadika n komunikas i
antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin
cepatnya perkembangan globalisas i kebudayaan.
2.5 Faktor-faktor Te rjadinya Globalis as i
Berkembang pesatnya Teknologi Informas i dan K omunikas i (TIK )
adalah pendukung utama bagi terselenggara nya globalisas i. Dengan
dukungan teknologi informa s i dan komunikas i, informa s i dalam bentuk
apapun dan untuk berbagai kepentinga n, dapat disebarluaska n dengan
mudah sehingga dapat dengan cepat mempenga r uhi cara pandang dan
gaya hidup hingga budaya suatu bangsa.sela in hal tersebut globalisas i
dapat terjadi karena hal lain seperti:
G lobalisasi t erj adi k arena f ak t or -f ak t or nilai budaya luar, sepert i:
a. selalu meningk atka n pengetahua n b.etos kerja;
c. patuh hukum;
d. kemampuan memprediks i;
e. kemandir ia n;
f. efisie ns i dan produktivitas ;
g. keterbukaan;
h. keberanian bersaing; dan
i. rasionalisas i;
j. manajeme n resiko.
G lobalisasi t erj adi m elalui berbagai saluran, di ant aranya:
a. lembaga pendidikan dan ilmu pengetahua n;
b. lembaga keagamaan;
c. indutr i internas io na l dan lembaga perd agangan;
d. wisata mancanegara ;
e. saluran komunika s i dan telekomunika s i internas io na l;
f. lembaga internas io na l yang mengat ur peraturan internas io na l; dan
g. lembaga kenegaraan seperti hubunga n diplomat ik dan konsuler.
2.6 Pe ngaruh Pos itif dan N e gatif Gl obalis as i
Seperti yang kita tahu bahwa globalisas i adalah proses komplek yang
digerakan oleh berbagai pengaruh sehingga menguba h kehidupan
sehari- hari terutama dinegara berkembang, dan pada saat yang sama ia
menciptaka n system- syste m dan kekuatan trans nas ional baru.
14. Globalisa s i juga menimb ulka n berbagai dampak yang merupakan
permasalaha n global. Dampak dari globalisas i tersebut itu adalah:
1. D ampak jangka pe nde k, yaitu;
- Dampak negatif globalisas i yang terlihat/ terdetek; yaitu dampak
buruk yang dapat dihinda r i sebelum itu terjadi.
- Dampak positif globalisa s i yang terlihat / terdetek; yaitu dampak
positif/ba ik yang dapat diperkirakan sebelum itu terjadi.
2. D ampak jangka panjang, yaitu;
- Dampak negatif globalisas i yang tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak
buruk yang tidak diperkirakan dan tidak dapat dihinda r i sebelumnya.
Dampak tersebut baru disadari setelah efek buruknya terjadi.
- Dampak positif globalisa s i yang tidak terlihat / tidak terdetek; dampak
positif/ba ik yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Dampak
tersebut baru disadari setelah mengunt ungka n peradaban.
O leh sebab itu sudah sepatutnya penjelasan mengena i masalah
globalisas i harus ditekankan, karena perbedaan pendapat mengena i
dampak globalisa s i sudah sering terjadi di masyarakat kita dewasa ini.
Dampak positif globalisas i
1. Produksi global dapat ditingka tka n
2. Meningkatka n kemakmura n masyarakat dalam suatu negara
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
4. Dapat memperole h lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembanguna n ekonomi
6.K ita dapat berkomunikas i dengan teman, maupun keluarga yang
sangat jauh hanya dengan melalui handphone.
7. K ita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan
lain- la in.
8. K ita akan lebih cepat mendapatkan infor mas i- info r ma s i yang akurat
dan terbaru di bumi bagian manapun melalui interne t. Internet inila h
yang paling berpengaruh dalam kemajuan Globalisas i.
9. K ita dapat menir u pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang
tinggi dan disipli n dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk
meningka tka n kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa
dan akan memperteba l rasa nasionalis me kita terhadap bangsa.
10. peningkata n kecepatan, ketepatan, akurasi dan kemudahan yang
memberika n efisie ns i dalam berbagai bidang khususnya dalam masalah
waktu, tenaga dan biaya. Sebagai contoh manife stas i Teknologi
15. Informas i yang mudah diliha t di sekitar kita adalah pengirima n surat
hanya memerluka n waktu singkat, karena kehadiran surat elektronis
(email), ketelit ia n hasil perhitunga n dapat ditingkatka n dengan adanya
komputasi numeris, pengelolaa n da ta dalam jumla h besar juga bisa
dilakukan dengan mudah yaitu dengan basis data (database), dalam
kegiatan ekonomi sudah dilakukannnya E- banking, E- comerce,E-
shopping dan masih banyak lagi.
11. Teknologi informas i dan komunika s i juga memilik i kinerja dalam
hal sarana pembelajara n. K arena seperti yang kita ketahui bahwa
teknologi infor mas i dan komunikas i kini telah merasuk ke dalam
kurikulum dunia pendidikan. Suatu hal yang tentunya menjadi gebrakan
di dunia pendidikan dalam ajang peningkata n potensi pelajar. Selain itu
gelombang kemajuan dan perkembanga n teknologi dalam bidang
pendidikan telah membawa perubahan pada kehidupan dan gaya hidup
pelajar yang lebih dinamis. Dengan adanya hal tersebut, maka pelajar
senantiasa menghid upka n dan menyalurka n semangat untuk
mengeksplo ras i ilmu yang belum diketahui.
12. Berkembangnya ilmu pengetahua n dan teknologi Dengan
berkembangnya ilmu pengetahua n dan teknologi masyarakat menjadi
lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih
maju
13. Tingkat K ehidupan yang lebih Baik Dibukanya industr i yang
memproduks i alat- alat komunikas i dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengura ngi pengganggura n dan
meningka tka n taraf hidup masyarakat.
D ampak negat i f gl obal i sasi di bi dang ekonomi
1. Menghambat pertumbuha n sektor industr i
2. Memperburuk neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
4. memperbur uk prospek pertumbuha n ekonomi jangka panjang
Pengaruh baik globalisas i ekonomi
1. Produksi global dapat ditingka tka n
2. Meningkatka n kemakmura n masyarakat dalam suatu negara
3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
4. Dapat memperole h lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
5. Menyediakan dana tambahan untuk pembanguna n ekonomi
K eburukan globalisas i ekonomi
1. Menghambat pertumbuha n sektor industr i
2. Memperburuk neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
4. memperbur uk prospek pertumbuha n ekonomi jangka panjang
D ampak G l obal i sasi D al am Bi dang Sosi al Budaya
Globalisa s i memenga r uhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat,
termasuk diantaranya aspek budaya. K ebudayaan dapat diartikan
16. sebagai nilai- nila i (v alues) yang dianut oleh masyarakat ataupun
persepsi yang dimilik i oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik nila i- nila i maupun persepsi berkaitan dengan aspek - aspek
kejiwaan/ps iko lo gis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.
Aspek- aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada
dalam alam pikiran orang yang bersangkuta n. Sebagai salah satu hasil
pemikira n dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan
subsistem dari kebudayaan. Globalisas i sebagai sebuah gejala
tersebarnya nilai- nila i dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga
menjadi budaya dunia atau world cult ure) telah terliha t semenjak lama.
Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelus ur i dari
perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini
( Lucian W. Pye, 1966 ).N amun, perkembanga n globalisa s i kebudayaan
secara intens if terjadi pada awal ke - 20 dengan berkembangnya
teknologi komunik as i. K ontak melalui media mengga nt ika n kontak fisik
sebagai sarana utama komunikas i antar bangsa. Perubahan tersebut
menjadika n komunikas i antar bangsa lebih mudah dilakuka n, hal ini
menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisas i
kebudayaan.Semak in bertambah globalnya berbagai nila i budaya kaum
kapitalis dalam masyarakat dunia. M erebaknya gaya berpakaian barat di
negara- negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik
dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.
Ciri berk em bangnya globalisasi k ebudayaan
1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internas io na l.
2. Penyebaran prinsip mult ikeb uda yaa n (mult ic ult ura lis m), dan
kemudahan akses suatu individ u terhadap kebudayaan lain di luar
kebudayaannya.
3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
4. Semakin banyaknya imigras i dari suatu negara ke negara lain.
5. Berkembangnya mode yang berska la global, seperti pakaian, film dan
lain lain.
6.Bertambah banyaknya event- event berskala global, seperti Piala
Dunia FIFA
17. 7.Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
8.Meningkaka n interaksi budaya antar negara melalui perkembangan
media massa.
* Dam pak G lobalisasi Dalam Bidang Polit ik
N egara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses
pembanguna n. Para pengambil kebijakan publik di negara sedang
berkembang mengamb i l jalan pembanguna n untuk mengatasi masalah
sosial dan ekonomi. Timbulnya gelombang demokratisas i ( dambaan
akan kebebasan ).
* Dam pak G lobalisasi Dalam Bidang Pendidik an
kalau kita perhatikan di era globalisas i yang dibutuhka n adalah
bagaimana diri kita dapat diterima keberadaannya di belahan dunia
manapun, dengan bekal sertifika t N asional apakah cukup tentunya
untuk menghadap i era globalisas i kita membutuhka n sertifikas i
internas io na l sebagai pengakuan atas eksistensi kita di level
internas io na l, sehingga kita dapat berselancar ke negara manapun
dengan sertifikat internas io na l yang kita milik i.
mungk in ke depan, peserta didik lebih memili h Ujian Internasio na l
yang Ijazahnya dapat dibanggaka n dan dapat digunakan untuk
melanj utka n studi ke luar negerti dan mendapat pengakuan secara
internas io na l.
masalahnya adalah,Apakah sekolah siap menyele ngga raka n pendidikan
bertaraf Internasio na l untuk mendapat Ijazah Internasio na l? ,Apakah
Guru sudah kompeten dalam menyele nggaraka n pendidika n?Jad i
walaupun ada dampak positif globalisas i seperti telah di sebutkan
diatas dan yang lainnya seper ti hadirnya jaringa n komunikas i dan
infor mas i yang mempermud a h kehidupan umat manusia, ditinjau dari
sudut kepentinga n masyarakat miskin, globalisas i lebih banyak dampak
negatifnya. K ita melihat aspek negatif itu dalam ketidak - adila n
perdagangan antar- bangsa, akumulas i kekayaan dan kekuasaan di
tangan para kapitalis negara - negara maju yang mengakib atka n
kemelaratan yang tak terbayangkan di negara - negara miskin, termasuk
di Indonesia. Menurut K ucinic h, N egara - negara miskin telah diperas
lewat pembayaran beba n utang ke lembaga global . Dicontohka n, setiap
tahun 2,5 milia r dolar AS dana menga lir dari sub - Sahara Afrika ke
kreditor internas io na l, sementara 40 juta warga mereka kurang gizi
Pe ngaruh Globalis as i te rhadap Ke hidupan Be rbangs a dan Be rne gara
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai
bangsa, kita tidak hidup sendiri melainka n hidup dalam satu kesatuan
masyarakat dunia (world societ y). K ita semua merupakan makhluk yang
ada di bumi. K arena itu, manusia secara alam, sosial, ekonomi, p olitik,
keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah melaink a n saling
ketergantunga n dan mempengar uhi. Era globalisas i yang merupakan era
tatanan kehidupan manusia secara global telah melibatk a n seluruh umat
manusia. Secara khusus gelombang globalisa s i itu memasuk i tiga arena
penting di dalam kehidupan manus ia, yaitu arena ekonomi, arena
politik, dan arena budaya.Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak
siap menghadap i tantangan- ta nta nga n global yang bersifat mult id ime ns i
18. dan tidak dapat memanfaa tka n p eluang, maka akan menjadi korban yang
tenggela m di tengah- tenga h arus globalisa s i. Dar i sisi politik,
gelombang globalisas i yang sangat kuat yakni gelombang
demokratisas i. Sesudah perang dingin dan rontoknya komunis me, umat
manusia menyadar i bahwa hanya prinsip- pr ins ip demokrasi yang dapat
membawa manusia kepada taraf kehidupan yang lebih baik. Angin
demokratisas i telah merasuk ke dalam hati rakyat di setiap negara.
Mereka melakukan gerakan sosial dengan mengguga t dan melawan
sistem pemerinta ha n diktator ata u pemerinta ha n apapun yang tidak
memihak rakyat.K asus serupa juga terjadi di Indonesia, yaitu dengan
runtuhnya rezim pemerinta ha n O rde Lama dan runtuhnya rezim
pemerinta ha n O rde Baru. Di Indonesia sejak bergulir nya reformas i,
gelombang demokratisas i semakin marak dan tuntutan akan keterbukaan
politik semakin terliha t.Da r i sisi budaya, era globalisas i ini membawa
beraneka ragam budaya yang sangat dimungk ink a n mempengar uhi pola
pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat suatu negara. O leh
karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai menyiasa t i pengaruh
budaya silang sehingga bangsa kita dapat mengamb il nilai budaya yang
positif yaitu mengamb i l nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan
dan pembanguna n bangsa serta tidak terjebak pada pengaruh - pengar uh
budaya yang negatif. K ita juga harus belajar melihat dunia dari
perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentinga n dan tujuan masing -
masing tanpa melunt urka n nilai identita s budaya bangsa kita. Dengan
memaha mi perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan
menumb uhka n saling pengertia n dan saling menghar ga i antar
kebudayaan yang ada.
Pengaruh G l obal i sasi Terhadap Kebudayaan Indonesi a
Globalisa s i adalah suatu proses tatanan masyarakat yang
mendunia dan tidak mengena l batas wilaya h. Globalisa s i pada
hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunc ulka n,
kemudian ditawarkan untuk diikut i oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A.
Jamli dkk.K ewarganegaraan.2005 )
Menurut pendapat K rsna (Pengaruh Globalisa s i Terhadap
Pluralis me K ebudayaan Manusia di N egara Berkembang. i nter net.p ub lic
jurnal.septe mber 2005). Sebagai proses, globalisas i berlangsung
melalui dua dimens i dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang
dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat
dalam interaksi dan komunika s i pada skala dunia. Globalisas i
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan kea manan dan lain- lain.
19. Teknologi informa s i dan komunika s i adalah faktor pendukung utama
dalam globalisas i. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat
sehingga segala informas i dengan berbagai bentuk dan kepentinga n
dapat tersebar luas ke seluruh dunia. O le h karena itu globalisa s i tidak
dapat kita hindari kehadirannya.
K ehadiran globalisa s i tentunya membawa pengaruh bagi
kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut melip ut i
dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh
globalisas i di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik,
ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengar uhi
nilai- nilai nasiona lis me terhadap bangsa.
Pengaruh positif globalisas i terhadap nilai- nilai nasiona lis me
1. Dilihat dari globalisas i politik, pemerinta ha n dijalankan secara terbuka
dan demokratis. K arena pemerinta ha n adalah bagian dari suatu negara,
jika pemerinta ha n djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya
akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan po sitif
tersebut berupa rasa nasionalis me terhadap negara menjadi meningka t
2. Dari aspek globalisas i ekonomi, terbukanya pasar internas io na l,
meningka tka n kesempatan kerja dan meningk atka n devisa negara.
Dengan adanya hal tersebut akan meningkatka n kehidup an ekonomi
bangsa yang menunja ng kehidupan nasiona l bangsa.
3. Dari globalisa s i sosial budaya kita dapat menir u pola berpikir yang
baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa
lain yang sudah maju untuk meningka tka n kemajuan bangsa yang pada
akhirnya memajuka n bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalis me
kita terhadap bangsa.
Pengaruh negatif globalisas i terhadap nilai- nila i nasionalis me
1. Globalisa s i mampu meyakinka n masyarakat Indonesia bahwa
liberalis me dapat membawa kemajuan dan kemakmura n. Sehingga tidak
menutup kemungk ina n berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi
liberalis me. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalis me bangsa
akan hilang
20. 2. Dari globalisas i aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terha dap produk
dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald,
Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanj ir i di Indonesia. Dengan hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunj uka n gejala
berkurangnya rasa nasionalis me masyarakat kita te rhadap bangsa
Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas
diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru
budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatka n adanya k esenjangan sosial yang tajam antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisa s i
ekonomi. Hal tersebut dapat menimb ulk a n pertentangan antara yang
kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individ ua l is me yang menimb ulka n ketidakpedulia n
antarperilak u sesama warga. Dengan adanya individ ua l is me maka orang
tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh
terhadap nasionalis me. Akan tetapi secara keseluruha n dapat
menimb ulka n rasa nasionalis me terhadap bangsa menjadi berkurang
atau hilang. Sebab globalisas i mampu membuka cakrawala masyarakat
secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi
kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi
maka akan menimb ulka n dilemat is. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di
Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat
bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasiona l, ketahanan
nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisas i begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat
terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisas i terhadap anak muda
juga begitu kuat. Pengaruh globalisa s i tersebut telah membuat banyak
anak muda kita kehilanga n kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.
Hal ini ditunjukk a n dengan gejala - gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
21. Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan
seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka
menggunaka n pakaian yang minim bahan yang memperliha tka n bagian
tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian
tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak
ketingga la n gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata
orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutup i
identitas nya. Tidak banyak remaja yang mau melestar ika n budaya
bangsa dengan mengenaka n pakaian ya ng sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberika n
infor mas i tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi
anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika
digunaka n secara semestinya tentu kita memperole h manfaat yang
berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang
ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunaka n tidak semestinya.
Misal untuk membuka situs- sit us porno. Bukan hanya internet saja, ada
lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap
masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memili h sibuk
dengan menggunaka n handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak
kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap
lingk unga n. K arena globalisas i menganut kebebasan dan keterbukaan
sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya
geng motor anak muda yang melakuka n tindakan kekerasan yang
menganggu ketentraman dan kenyamana n masyarakat.
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis
antara golonga n muda. Hubunga nnya dengan nila i nasionalis me akan
berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri
dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa .
2.7 Cara M e nce gah D ampak Bahaya Global
22. Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif
globalisas i lebih banyak daripada pengaruh positifnya. O leh karena itu
diperlukan langkah untuk mengant is ipa s i pengaruh negatif globalisa s i
terhadap nila i nasionalis me. Langkah- langkah untuk mengant is ipas i
dampak negatif globalisas i terhadap nilai- nilai nasionalis me antara
lain yaitu :
1. Menumbuhka n semangat nasiona lis me yang tangguh, misal semangat
mencinta i produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengama lka n nila i- nilai Pancasila dengan sebaik -
baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanaka n ajaran agama dengan sebaik - baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum
dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisa s i di bidang politik, ideologi,
ekonomi, sosial budaya bangsa.
K emajuan peradaban dan derap langkah pembanguna n merupakan
dua hal yang umumnya berjalan secara beriringa n. Melalui berbagai
aktifita s pembanguna n itu manus ia meningkatka n kualitas kehidupan,
mengkonst r uks i tata- nila i kehidupan dan akhirnya membent uk sebuah
peradaban. Di era abad 21 sekarang ini, perkembanga n derap peradaban
manusia itu telah mencapai suatu kondisi yang dicirika n dengan adanya
interaksi yang semakin intensif antar umat manusia, yang secara umum
era seperti ini sering kita sebut sebagai “era globalis as i”.
K ondisi keterhubunga n (interconnected ness) antarmanus ia itu
memberika n berbagai pengaruh dalam pembanguna n per adaban era
global. Harus diakui bahwa dibalik berbagai pengaruh itu terdapat
kemajuan- kema j ua n yang telah diperoleh, namun di sisi lain era
globalisas i ini menghad irka n berbagai tantangan/ permasalaha n, yang
hampir seluruh permasalaha n itu adalah hasil dar i intens it as interaksi
antarmanus ia di berbagai belahan bumi yang terus meningkat.
Pada era Globalisas i sekarang ini terjadi banyak peningkata n kualitas
di segala bidang, menurut data dari WHO (World Health O rganizat io n),
usia harapan hidup rata - rata umat manus ia di dunia, yang di tahun 1955
23. adalah 48 tahun telah meningkat menjadi 62 tahun di tahun 2000.
Selain itu, umat manusia pada era Globalisa s i ini juga semakin terdidik
yang ditunjukk a n oleh data dari UN ESCO yaitu jika di tahun 1970
masih ada 37% dari penduduk dunia yang buta huruf, jumlah itu sudah
menurun menjadi hanya sekitar 18% penduduk dunia yang buta huruf di
tahun 2004. Umat manusia saat ini juga dapat menikma t i tatanan dunia
yang relatif lebih damai dan secara geopolit is juga lebih stabil
dibandingka n dengan beberapa era sebelumnya.
Dari perspektif kesejahteraan, juga dapat dikatakan bahwa
kesejahteraan manusia sekarang relatif lebih baik. Data dari UN DP
(United N ation Developme nt Program) menyataka n bahwa di tahun
2006 lalu pertumbuha n perekono mian dunia mencapai 5,4% dan
pendapatan bruto dunia mencapai US$ 66 Trilyun jika dihitung
berdasarkan skala PPP (Purchasing Power Parity). Dengan tingkat
pertumbuha n penduduk sebesar 1,1% di tahun itu, maka UN DP
menyatakan bahwa pendapatan per kapita dunia naik rata- rata sebesar
4,3%. Dengan capaian seperti itu, maka umat manus ia boleh optimis
bahwa di tahun 2015, jumlah orang miskin di seluruh dunia dapat
dikurangi sampai separuhnya, atau dengan kata lain agenda
pembanguna n mileni um atau Mille nium Developme nt Goals (MDG)
dapat diharapkan untuk tercapai sasarannya tepat waktu. O leh karena
itu, tampaknya peradaban dunia pada era globalisas i ini sudah berjalan
sesuai dengan track atau jalur yang diharapkan untuk mencapai tujuan -
tujuan luhur yang diinginka n sec ara kolektif oleh seluruh umat
manusia.
Meskipun demikia n umat manusia di era globalisas i sekarang ini
juga menghadap i berbagai tantangan permasalaha n peradaban yang
tidak sedikit dan bahkan berpotensi untuk menganca m jalannya
pembanguna n berskala global untuk tercapainya kemaslahat a n umat
manusia. Meskipun pendapatan dunia itu meningkat, namun harus
diakui bahwa kesenjangan antara kelompok manusia dengan
kesejahteraan yang tinggi dengan kelompok manusia dengan
kesejahteraan rendah semakin lebar. Data dari UN DP memaparkan
bahwa di tahun 2006, sebanyak 2% dari orang- orang terkaya di dunia
24. menguasa i 50% sumber daya di seluruh dunia dan analisa dari majalah
Fortune 500 edisi akhir tahun 2006 pernah menyatakan bahwa
penghasila n bersih dari 225 orang terkaya di d unia hampir sama dengan
pendapatan nasional dari 40% negara miskin dan negara berkembang
yang ada di seluruh dunia.
Pada intinya secara umum permasalaha n globalisa s i memilik i dua
sifat yaitu:
Unsur interrela s i yang sangat kuat, artinya permasalaha n
globalisas i itu, sangat berpautan erat antara satu negara dengan
beberapa negara lain. Meskipun masalah- masalah itu pada mulanya
dijumpa i hanya di satu atau beberapa negara akan tetapi lambat laun
akan terjadi di seluruh negara di berbagai belahan bumi. Apalagi
dengan kemajuan teknologi transportasi dan teknologi telekomunika s i
dan infor mas i yang telah menyebabkan interaksi antar manusia baik
secara nyata maupun maya semakin meningka t, maka penyebaran dari
permasalaha n globalisas i itu diperkirakan akan semakin ce pat.
K eterjangkauan berskala global (global coverage), artinya
permasalaha n globalisas i itu, dapat menyebar ke seluruh dunia, dan
memberika n dampak yang juga berskala dunia/globa l. Harus diakui
bahwa kemajuan teknologi informas i, telekomunikas i, dan transp ortasi
berperan besar untuk mendise mi nas ika n permasalaha n globalisas i itu ke
berbagai belahan bumi.
Dengan adanya dua sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa gejala
keterhubunga n (interconnec ted ness ) antara berbagai masalah
globalisas i dengan hubunga n antar bangsa telah semakin meningkat,
dan hal itu sebenarnya adalah sebuah konsekuensi logis dari globalisas i
yang memang pada akhirnya akan membawa manusia untuk menjadi
semakin mudah dan semakin sering berinteraksi. N amun di pihak lain,
sifat jangkauan global dan dampak masalah globalnya juga harus
diwaspadai.
Dalam dunia yang semakin menggloba l dan diperkirakan akan
terus menggloba l di abad - abad berikutnya, maka berbagai masalah yang
diawali pada suatu lokasi di belahan bumi tertentu dapat memberika n
dampaknya ke seluruh planet bumi dan bahkan bagi seluruh umat
25. manusia. O leh karena itu, maka budaya peradaban di era globalis as i
sekarang ini harus diarahkan pada suatu asas kompleme nta s i
(compleme nt ar y thinking) atau pola pikir untuk saling melengkap i.
Asas kompleme nta s i itu pada hakekatnya sejalan dengan
kompleksitas permasalaha n di era global, yang menunj ukka n semakin
meningka t nya pertautan antara satu kepentinga n dengan kepentinga n
lain yang, mau tidak mau, telah mendorong umat manus ia untuk
semakin saling bergantung atau interdepende n satu sama lain.
Pada dasarnya ada tiga prinsip penting yang harus dijadikan
acuan dalam pengembanga n asas kompleme nte r, yaitu:
1. Prinsip K eseimbanga n (Equalit y)
Yang dimaksud dengan prinsip keseimbanga n adalah bahwa
masing- mas i ng pihak yang terlibat dalam asas komplementer harus
bersedia untuk berbagi kepentinga n (interest) yang dimilik i nya dengan
kepentinga n pihak lain. Berbagi kepentinga n di sini didasari oleh
pemahaman bahwa tantangan di era globalisas i bersifat sangat
kompleks, saling berpautan dan masing- mas i ng bangsa di belahan bumi
ini memilik i kapasitasnya masing- mas ing yang khas, yang unik dan
memilik i kontribus i yang setara dalam porsinya masing- mas ing, untuk
memberika n solusi yang bersifat komprehensif dan berskala glo bal.
2. Prinsip jangka panjang (eternity)
Yang dimaksud dengan prinsip jangka panjang adalah bahwa asas
kompleme nter untuk menghadap i tantangan peradaban yang berskala
global itu, harus dilaksanakan dengan komitme n untuk terus
menindak la nj ut inya dalam ska la jangka panjang. Hal itu karena kondisi
keterpautan dan kondisi saling bergantung antar umat manusia justru
akan semakin meningkat di masa datang. Masalah globalisas i adalah
masalah yang penyelesaia nnya membut uhka n komitme n jangka panjang
dari seluruh bangsa di dunia. Tanpa adanya komitme n jangka panjang,
maka bentuk solusi apapun yang diberikan tidak akan efektif.
26. 3. Prinsip pembelajara n- kolekt if (collective learning)
Yang dimaksud dengan pembelajaran kolektif bukanlah
memisa hka n diri/ menghindar i dari pengaruh asing (barat). Akan tetapi
Prinsip pembelajara n- kole kt if adalah adanya semangat dan mentalitas
dari segenap bangsa untuk menjadika n kondisi saling melengkap i itu
sebagai sebuah forum pembelajaran. Hal ini didasari oleh prinsip,
bahwasanya negara atau bangsa mana pun di dunia memilik i fiturnya
masing- mas i ng yang semuanya diperlukan untuk memberika n solusi
yang tepat dari berbagai tantangan masa depan. Tentu saja
pembelajaran kolektif ini hanya dimungk i nka n jika masing- mas ing
negara/bangs a mau berba gi kepentinga n antara satu dengan lainnya.
Dengan adanya pembelajaran kolektif ini, maka kondisi saling
ketergantunga n itu justru akan menjadi insent if bagi masing- mas ing
negara/bangs a di dunia untuk mengemba ngka n kapasitasnya masing -
masing khususnya dalam mengatas i tantangan di era globalisas i. Jadi
seperti yang dipaparkan pada pembahasan “Masalah globalisa s i” diatas,
yaitu tidak perlu bersolusi pada patokan “cara mengatas i masalah
globalisas i” karena itu hanya menimb ulka n keterbatasan pembelajara n.
Jika pembelajaran terbatas maka mana mungk in kita dapat kolektif
terhadap Globalitas yang terjadi.
K etiga prinsip tersebut harus ada pada asas komplementas i.
K arena tanpa adanya ketiga prinsip itu, maka asas kompleme ntas i tidak
akan memberika n banyak manfaat, justru yang terjadi adalah, asas itu
hanya akan dimanfaatk a n oleh negara/bangsa tertentu untuk mengatur
dan mengenda lika n bangsa/negara lain. Sehingga bukan solusi yang
akan dihasilka n, namun justru berpotensi menghad irka n masalah baru
yaitu neo- kolonia lis me. Ada pun bentuk perwujudan dari asas
kompleme ntas i adalah sebuah rangkaian pola tindak yang mendorong
adanya berbagai aktifitas kerjasama, kemitraan (partnership s) dan hal-
hal sejenis, yang sangat diperluka n untuk menghadap i permasalaha n -
permasalaha n yang akan terjadi di era globalisas i itu seiring dengan
semangat bahwa tantangan global harus diatasi dengan aktifit as global.
O leh karena itu jangan takut menghadap i globalisa s i(d a mpak negatif
yang terlihat ),sebab rasa takut dan was - was akan secara otomatis
27. membuat kita menghindar dari salah satu efek global( mungk in yang
menurut kita negatif), maka yang terjadi adalah keterbelakanga n kita di
dalam era global yang sudah maju sehingga menyebabkan masalah yang
lebih berat lagi.
Peranan Asas K omplementa s i
Peran asas kompleme nta s i dalam pengembanga n peradaban era
globalisas i itu nantinya adalah untuk memfas ilita s i terlaksananya
proses inovasi terbuka (open innovat io n), yaitu sebuah proses inovasi
yang hanya dimungk i nka n melalui suatu kerjasama yang intensif antara
berbagai pihak yang berbeda. Melalui inovas i terbuka itu diharapkan
dapat diperoleh berbagai alternat if solusi yang terbaik untuk
mengant is ipa s i sejumla h tantangan di era ini.
Ada tiga fitur penting dari inovasi terbuka, yaitu:
a. Transparans i (transparency)
Inovasi terbuka dihasilka n melalui kerjasama yang intens if
antara beberapa pihak (termasuk juga beberapa negara, dalam
menghadap i isu global). Dengan demikia n, maka proses dari inovasi itu
menjadi lebih transparan karena masing- mas i ng pihak yang terlibat
didalamnya memilik i akses yang setara dalam setiap langkah dalam
proses inovasi itu. Sebagai misal, sebuah proses inovasi terbuka untuk
memproduks i vaksin anti virus H5N 1 yang menyebabkan penyakit flu
burung akan menjadikan adanya kesetaraan antara negara- negara yang
telah maju dalam bidang teknologinya dengan negara - negara lain yang
belum maju, akan tetapi sanggup menyediak a n bahan baku berupa
sampel virus tersebut. Sehingga produk vaksin yang dihasilka n akan
memberika n manfaat yang lebih se tara sesuai dengan agenda yang
disepakati bersama.
b. Menyelur uh (comprehens ive ness)
Proses inovasi terbuka menunt ut adanya peninjaua n dari berbagai
aspek dalam setiap langkah untuk memproduks i inovasi. Atau kata lain,
dalam proses inovasi terbuka, tidak saja aspek ekonomi dan finans ia l
28. yang diperhit ungka n, akan tetapi juga aspek sosial dan lingk unga n
hidup. Hal itu karena inovasi terbuka merupakan aktifitas yang
dilakukan secara kolektif, dengan para peserta yang umumnya memilik i
kondisi yang beragam. Seb agai misal untuk merancang sebuah inovasi
terbuka guna mengatas i efek gas rumah kaca yang menghas i lka n
pemanasan global maka ketika negara - negara maju dengan teknologinya
yang lebih ramah lingk unga n bekerjasama dengan negara - negara
berkembang dengan teknologi yang lebih terbelakang, namun memilik i
potensi perlind unga n lingk unga n yang lebih baik, misalnya areal hutan
yang luas dan cadangan air bersih yang lebih banyak, maka kedua belah
pihak, baik negara maju maupun negara berkembang, mau tidak mau,
harus mengedepanka n berbagai aspek dan tidak mungk in kalau hanya
mengedepanka n aspek keuntunga n ekonomi semata.
c. K esesuaian (adaptabilit y)
K arena inovasi terbuka itu prosesnya dilakuka n secara bersama -
sama dengan mengik utser taka n kepentinga n berbagai pihak, mak a
tentunya hasil dari proses inovasi itu akan lebih cocok dan lebih sesuai
untuk diterapkan oleh para pesertanya. Terkadang terjadi kasus, dimana
inovasi yang dihasilka n hanya cocok untuk peserta tertentu akan tetapi
kurang tepat untuk diterapkan bagi pese rta lainnya. Sebagai misal,
untuk masalah ketersediaan energi, solusi dengan menawarkan
alternatif sumber energi terbarukan, misalnya, sumber energi angin,
gelombang laut atau sinar matahari tentunya sangat bergantung pada
kondisi fisis dari negara - negara tertentu saja.
Dalam tatanan dunia global sekarang ini hal yang paling perlu
untuk diperhit ungka n adalah menjadika n proses inovasi terbuka itu
sebagai arena pembelajaran, sehingga dapat diperoleh manfaat sebanyak
mungk in. Tanpa adanya pembelajaran maka sua tu bangsa hanya akan
memperole h manfaat yang terbatas dari proses inovas i terbuka atau
bahkan globalisas i itu sendiri.
Termasuk juga dalam kawasan globalisas i kebudayaan, globalis as i
kebudayaan memang merupakan universa lis me kebudayaan, namun
universa l is me yang tertuang dalam globalisa s i tetap mempunya i sebuah
29. system yang mengatur dan mengarahka nnya, sehingga globalita s
kebudayaan tersebut tidak menimb ulka n pertentanga n dari teory
relativis me dari kaum radikal yang menganggap sesuatu yang baru
muncul pada era globalis as i akan benar- benar menguba h dunia secara
radikal dan menghanc urka n kebudayaan- kebudayaa n lokal.
Dengan adanya langkah- langkah antisipas i tersebut diharapkan
mampu menangk is pengaruh globalisas i yang dapat menguba h nilai
nasionalis me terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilanga n
kepribadian bangsa. Secara umum dampak globalisas i saat ini terjadi
pergeseran ideologi dan politik. Dampak negatif, terjadinya pemiskina n
spiritua l, di mana tindakan sosial dianggap sebagai tindakan yang tidak
rasional, nafsu hawania ya h menjadi pemandu kehidupan, agama hanya
hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan, akan tetapi tidak hadir dalam
perilaku dan tindakan. Secara umum dampak globalisas i saat ini terjadi
pergeseran ideologi dan politik. Dampak negatif, t erjadinya pemiskina n
spiritua l, di mana tindakan sosial dianggap sebagai tindakan yang tidak
rasional, nafsu hawania ya h menjadi pemandu kehidupan, agama hanya
hadir dalam pikiran, lisan dan tulisan, akan tetapi tidak hadir dalam
perilaku dan tindakan. Untuk menangka l dampak negatif globalisas i,
diperlukan peningka ta n Sumber Daya Manusia (SDM) dengan
pendidikan yang diimp likas ika n dengan membangun pendidikan
sekolah, madrasah yang berkualita s, meningkatka n pendidikan formil
dan spiritua l ke pelosok - pelosok dan pedalaman.“J ad ika n sekolah-
sekolah kita rebutan, bukan pelarian, sekolah kita selalu dirinduka n
bukan dikomersilka n, bagaimana sekolah bisa mensejahteraka n bukan
menambah kesengsaraan “( N izar Syarif )“dahulu berjuang melawan
musuh penjajahan dengan berlumura n darah, kini musuh sudah masuk
ke kamar tidur, sudut- sudut rumah tidak melumurka n darah, tapi
melumurka n moral seperti masuknya tayangan sinetron televis i yang
merusak moral.”Seba ga i dampak negatif globalisa s i, sebagian keluarga
sebagai unit terkecil kehilanga n fungs inya sebagai tempat pembinaan,
ikatan moral semangk in lemah dan keluarga hanya dianggap sebagai
tempat singgah. O leh karena itu kita supaya memperdala m kajian ilmu
pengetahua n, tingkatkan pembinaa n keluarga, kewaspadaan gerakan
30. yang menganca m Ideologi Pancasila, gerakan yang membahayak a n
aqidah islamiya h dan akhlakul karimah, maka kita semua sebagai warga
Indonesia wajib membanggaka n apa saja yang sudah menjadi budaya
kita sendiri”, jangan sampai melupakan budaya lama dengan sudah
menemuka n budaya baru.Masuknya budaya asing ke suatu negara
sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai
dengan kepribadian bangsa namun kita harus tetap menjaga agar budaya
kita tidak luntur. Langkah- la ngka h untuk mengant is ipas i nya adalah
antara lain dengan cara, Menumbuhka n semangat nasiona lis me yang
tangguh, misal semangat mencinta i produk dalam negeri, Menanamkan
dan mengama lka n nilai- nilai Pancasila dengan sebaik - baiknya,
Melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik - baiknya dan Selektif
terhadap pengaruh globalisa s i di bidang politik, ideologi, ekonomi,
sosial budaya bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus
terus dijaga keaslian maupun kepemilika nnya agar tidak dapat diakui
oleh negara lain. Walaupun demikia n, tidak menutup kemungk ina n
budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena
suatu negara juga membut uhka n input- inp ut dari negara lain yang akan
berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.K e mud ia n tingkatka n
kurikulum pendidikan berwawasan, serta jabark an nila i- ni la i Al Q uran
dan hadis bagi yang beragama islam di dalam kehidupan bermasyarakat
dan berorganisas i.
Pancasila Dalam Menghadapi Globalisasi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan
oleh para pendiri negara ini haruslah menj adi sebuah acuan dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai tantangan
dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk
menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangs a Indonesia
sebagai dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan
ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
31. O leh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam
eksistensi kepribadian bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka
,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi
harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan
jatidiri,kendati hidup ditengah- tengah pergaulan dunia.Rakyat yang
tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendat angkan
kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut
menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang
sebenarnya sudah jelas tergambar dari nila i- ni la i luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ad a lagi batasan-
batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa
Indonesia harus membuka diri. Dahulu,sesuai dengan tangan terbuka
menerima masuknya pengaruh budaya hindu,islam,serta masuknya kaum
barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. Pengalaman pahit berupa
kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang.
Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah
kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi
dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak
berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh
pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu,
bahkan akan terasa lebih menyakitka n.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup
diri rapat- rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh
kemajuan zaman dan kemajuan bangsa - bangsa lain. Bahkan, negara
sosialis seperti Uni Soviet—yang terkenal anti dunia luar—tidak bisa
bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan
modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri.
Dalam upaya untuk meletakan dasar - dasar masyarakat modern, bangsa
Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu
pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai- nilai
sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang
terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu
menyaring agar hanya nilai- nilai kebudayaan yang baik dan sesuai
32. dengan kepribadian bangsa saja yang te rserap. Sebaliknya, nilai- nilai
budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional
mesti ditolak dengan tegas. K unci jawaban dari persoalan tersebut
terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila
rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai- nilai luhur
bangsa, maka nilai- nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan
tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang
serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah
berada pada titik nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan- akan tidak mengenal
dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai- nilai dari luar baik yang
sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat - bulat. N ilai- nilai yang datang
dari luar serta- merta dinilai bagus, sedangkan nilai- nilai luhur bangsa
yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai
usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di
Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara
Indonesia—seperti ditegaskan dalam pidato Bung K arno di depan
Sidang Umum PBB—menganut faham demokrasi Pancasila yang
berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan
mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan
faham liberalisme dan semakin menjauh dari s istem politik berdasarkan
Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa
Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan
tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan
dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau
mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham
liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan
rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal
memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian.
Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba
tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan
dirinya dan kelompoknya semata.
33. Dalam kondisi seperti itu—sekali lagi—peran Pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting.
Pancasila akan menilai nilai- nilai mana saja yang bisa diserap untuk
disesuaikan dengan nilai- nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-
nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian
bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan
pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup,
suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan
yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut .
Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar
kehidupan yang dicita- citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-
pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan
yang dicita- citakan. Pada akhirnya pandangan hidup bisa diterjemahkan
sebagai sebuah kristalisasi dari nilai- nilai yang dimiliki suatu bangsa
yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang
bersangkutan untuk mewujudkannya. K arena itu, dalam pergaulan
kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu
saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa
menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia
sendiri.
2.8 Pe ran Pe me rintah D alam Globalis as i
PEN TIN GN YA peran negara dan pemerinta h dalam pembanguna n
ekonomi ditegaskan kembali dalam konferens i gabungan pebisnis dan
pejabat pemerinta h Asia di Boao, China, awal pekan ini. N amun,
bukankah peran swasta lebih diandalkan dalam era globalisas i sekarang
ini?
Penegasan tentang peran pemerinta h yang disampaika n di forum
pertemuan tahunan di Boao dianggap penting lebih- leb i h di tengah
munculnya asumsi, peran negara d an pemerinta h cenderung melemah
oleh tuntutan globalisas i yang lebih menganda lka n swasta dan
masyarakat.Perte mua n tahunan Boao Forum for Asia Annual Conference
34. 2004 merupakan forum bersama bagi pejabat pemerinta h dan pelaku
bisnis dari 42 negara, terutama dari kawasan Asia. Meski tidak
mempertent a ngka n peran pemerinta h dan masyarakat, forum pertemuan
tahunan ketiga itu menekankan pentingnya peran pemerinta ha n yang
kuat.Forum pertemuan pejabat pemerinta h dengan pebisnis itu termasuk
penting, antara lain terlihat dari kehadiran Presiden Amerika Serikat
George Walker Bush, Presiden China Hu Jintao, Presiden Ceko Vaclav
K laus, dan masih banyak lagi. PEN EK AN AN tentang pentingnya
pemerinta ha n kuat terdengar paradoks dengan tuntuta n globalisa s i yang
menekankan fungs i masyarakat dan dunia swasta. Selama ini
berkembang wacana, peran pemerinta h akan surut di tengah
meningka t nya peran masyarakat dalam bidang ekonomi dan berbagai
bidang lainnya.Apa la gi peran pebisnis dan perusahaan besar sangat
penting dan menentuka n dalam kegiatan perekonomian berskala global.
N amun, di tengah hiruk - pik uk aktivitas perdagangan dan perekonomia n
global, peran pemerinta h sebagai regulator justru semakin penting dan
menentuka n. Bayangkan, kekacauan akan mudah terjadi jika tidak ada
regulas i yang jelas.Fungs i regulasi pemerinta h justru dibutuhka n untuk
menjamin kompetisi yang lebih sehat di kalangan swasta yang
bertarung keras dalam kegiatan ekonomi. Pebisnis perlu rambu jelas
dalam kegiatannya sehingga tidak kehila nga n arah dalam arus
perubahan global yang berlangsung cepat.
PEMERIN TAH yang kuat maupun pebisnis yang tangguh sama - sama
dibutuhka n dan menjadi tuntutan globalisas i. Pebisnis dituntut
melakukan kegiatan ekonomi berskala global, melewat i batas wilaya h
dan kawasan. Ruang dan kecepatan bergerak para pebisnis bertambah
cepat, yang dimungk inka n oleh kemajuan teknologi telekomunikas i dan
transportasi. Proses globalisa s i pun berjalan secara cepat dan
serempak. Hambatan ruang dan waktu menjadi nisbi. Proses globalisas i
mempercepat pula langk ah privatisas i dalam bidang ekonomi banyak
negara. K egiatan ekonomi di mana - mana semakin berada dalam kendali
dan kepemilika n swasta. Badan- badan usaha yang dulu berada di bawah
kendali dan kepemilika n negara umumnya mengala m i proses
privatisas i.Prose s privatisas i tidak hanya menjadi fenomena di negara -
35. negara kapitalis- libe ra l, tetapi sudah menjadi kecenderunga n global,
termasuk di China yang secara politik masih menganut komunis me.
Proses privatisas i di China sudah berkembang pesat.TUN TUTAN
percepatan privatisa s i di banyak negara tidak hanya karena dampak
langsung proses liberalisa s i dan globalisas i ekonomi, tetapi juga karena
badan usaha yang berada dalam pengelolaa n negara cenderung kurang
efisie n dan efektif. Hambatan birokratis membuat biaya tinggi dan
mendatangka n kerugian.Pe mer i nta h yang sudah memegang kendali
kekuasaan mudah pula tergoda menyala hgunaka nnya dengan melakukan
kolusi dan korupsi. Maka privatisas i diyakini sebagai bentuk jalan
keluar. Meski pelaku ekonomi mengala mi pergeseran besar dari ne gara
ke masyarakat, peran negara dan pemerinta h tetap strategis dan
penting. Apalagi pergaulan antarbangsa dan negara masih berdasarkan
kerangka negara dan pemerinta ha n. K erja sama internas io na l pada
berbagai bidang masih terikat pada negara dan pemerinta h . Eksistens i
negara sama sekali tidak pudar dan surut di tengah meningkat nya peran
masyarakat dalam hubunga n dan kerja sama ekonomi global. TEN TU
saja, posisi dan peran pemerinta h dalam era globalisa s i sudah banyak
berubah. Pemerintah dilepaskan dari berba gai tanggung jawab
mengelo la langsung perusahaan atau badan usaha, tetapi posisi dan
perannya sebagai regulator justru meningka t tajam.Hanya saja,
standardisas i dan kualifikas i tentang peran dan fungs i pemerinta h di
tengah era globalisas i semakin tinggi. S udah menjadi tuntuta n umum
tentang pentingnya pemerinta ha n baik dan bersih, good and clean
governance.Pe nc itraa n tentang pemerinta ha n kuat dan efektif tidak lagi
diukur pada kemampuan melakuka n intimidas i, tetapi lebih pada
kredibilitas dan kewibawaan mene gakkan keadilan, memberanta s
korupsi, menjamin supremasi hukum, perlind unga n hak asasi, dan
proses demokratisas i. Tidak kalah pentingnya, bagaimana pemerinta h
mendorong terciptanya lingk unga n kondusif yang memungk i nka n proses
kreativita s masyarakat dapat be rkembang baik. Tanpa terciptanya
situasi kondusif, investor asing pun enggan datang menana mka n
modalnya.
36. 2.9 Masyarakat Dalam Menghadapi Globalisasi
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat sangat ramah ,menghar ga i
perbedaan, menghor ma t i antar sesama dan berakhlak baik. Dalam
menyeles a ika n masalahp un masyarakat Indonesia selalu dengan
musyawara h ,sehingga mencapai persetujuan yang sama . tetapi
sekarang masyarakat indonesia sangat berbeda dengan apa yang saya
sebutkan tadi. Saat ini masyarakat Indones ia mengala mi krisis moral
sehingga mereka berpikir pendek, tidak menghar ga i perbedaan, sangat
labil emosinya dan malas. Mengapa hal ini terjadi ? hal ini terjadi
dikarenakan masyarakat sulit menyaring infor mas i dari media seperti
TV, Internet dan lain lain. Informas i yang baik dan buruk mereka
terima begitu saja dan di aplikasika n di kehidupan mereka . faktor
lainnya , dikarenakan pembanguna n ekonomi yang tidak merata, hidup
tidak sejahtera dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya.
Akibat adanya globalisas i pada teknologi terdapat dampak
buruk dan baik sehingga kita perlu berhati hati .K ita perlu waspada
terhadap infor mas i yang kita terima. Tidak semua informa s i harus kita
terima begitu saja dan dilakukan di kehidupan . banyak budaya lu ar
yang seharunya kita tidak dapatkan, misalka n gaya hidup yang kurang
baik , etika berbicara yang kasar, mengik ut i mode pakaian yang terlalu
terbuka dan lain lain yang menyebabkan hilangnya budaya pancasila
dan aturan agama yang diabakan, hal ini sudah di rasakan dengan fakta
fakta yang terjadi dilingk unga n kita misalnya dimanfaatka n teknologi
infor mas i sebagai sarana untuk melakukan penipuan , melakukan
penghinaa n terhadap agama/SARA , pornographi dan mempelaja r i hal
yang tidak baik. Hal itu disebabkan ke majuan teknologi pada system
jaringan yang tidak di saring infor mas i buruknya. dampak baik adanya
globalisas i, komunik as i dapat dilakukan dengan cepat. Teknologi selalu
berkembang dengan pesat, komputer dan handphone sebagai sarana
nomor satu dalam mencari infor mas i , pemahaman masyarakat terhadap
internet semakin tinggi dalam jaringan serta pemanfaat komputer dan
sistemnya, semakin kreatifnya anak bangsa dalam melakukan proses
pembelajaran, mempermuda h pekerjaan misalnya internet banking,
membeli barang, bersosialisa s i, mencari pekerjaan dan info lainnya.
Manusia yang baik adalah manusia yang memaha mi apa yang
baik dan buruk bagi orang lain sehingga menghindar i yang buruk dan
mencari hal yang baik demi mendapatkan lingk unga n yang sejahtera
bagi orang lain dan dirinya . N amun dengan berkembangnya teknologi
misalnya system komputer , teknologi infor mas i dan globalisa s i yang
sudah ada sejak dahulu. Banyak dimanfa atka n masyarakat untuk hal
yang kurang bermanfaat dan tidak baik. Dalam menghadap i infor mas i
yang kita dapatkan, kita harus mencerna dan membiasaka n diri mencari
infor mas i seakan akan untuk mencari pengetahua n dan ilmu Untuk
mewujudka n hal tersebut maka kita harus mengeta hui dampak yang
akan terjadi jika melakukan hal yang negatif akbiat dari informas i
yang tidak baik. Selain itu peran orang tua juga sangat penting oleh
37. sebab itu sebaiknya orang tua lebih memaha mi teknologi komputer dan
internet dari pada anaknya , agama serta pendidika n juga sangat
penting. Dengan mempelajar i agama dan mempe rbanyak waktu untuk
belajar maka seseorang akan lebih focus kepada kegiatannya . dengan
kegiatan tersebut saya yakin masyarakat indonesia akan menjadika n
masyarakat yang cerdas bukan hanya kecerdasan IQ nya saja ,namun
kecerdasan ESQ pun akan tinggi, sehingga akan dapat menyaring
infor mas i yang buruk dan mengamb i l infor mas i yang baik saja .
Jadi dengan fenomena Globalis as i interaksi antara manus ia ,
manusia dengan informa s i , yang menyebabkan manusia terpengaruh
oleh informas i tersebut akan ber kurang bahkan tidak ada jika kita
menerapkan kegiatan agama, pembelajaran dan bimbinga n orang tua .
dalam hal kemajuan teknologi juga kita harus mendidik anak bangsa
agar memanfaa tka nnya dengan baik , alangkah baiknya jika sekolah
sekolah memberi edukasi menghadap i dunia era Globalisa s i dan
kemajuan teknologi informa s i yang selama ini tidak pernah dan jarang
dilakukan oleh lembaga pendidikan
Dengan demikian dalam menghadap i Globalisas i demi menjaga
budaya , perilaku dan jiwa kita harus menjadi orang yang cerdas dalam
mendapatkan infor mas i agar tidak terpengaruh budaya kurang baik .
oleh sebab itu dibutuhka n usaha dari pemerinta h, masyarakat dan dari
diri kita sendiri . agar dapat memanfaatka n teknologi yang sangat
modern dan canggih dengan sebaik baiknya
2.10 Pe nge rtian M oral
Moralitas berasal dari kata dasar “moral” berasal dari kata “mos” yang
berarti kebiasaan. K ata “mores” yang berarti kesusilaa n, dari “mos”,
“mores”. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengena i perbuatan, sikap, kewajiban dan lain- la in; akhlak budi
pekerti; dan susila. K ondisi mental yang membuat orang tetap berani;
bersemangat; bergairah; berdisipli n dan sebagainya.Mo ra l secara
etimolo gi diartikan: a) K eseluruha n kaidah- kaidah kesusilaan dan
kebiasaan yang berlaku pada kelompok tertentu, b) Ajaran kesusilaa n,
dengan kata lain ajaran tentang azas dan kaidah kesusilaa n yang
dipelajari secara sistimat ika dalam etika. Dalam bahasa Yunani disebut
“etos” menjadi istila h yang berarti norma, aturan- aturan yang
menyangk ut persoalan baik dan buruk dalam hubunga nnya dengan
tindakan manusia itu sendiri, unsur kepribadian dan motif, maksud dan
watak manusia. kemudian “etika” yang berarti kesusilaa n yang
memant ulka n bagaimana sebenarnya tindakan hidup dalam masyaraka t,
apa yang baik dan yang buruk. Moralitas yang secara leksikal dapat
dipahami sebagai suatu tata aturan yang mengatur pengertia n baik atau
buruk perbuatan kemanus iaa n, yang mana manusia dapat membedakan
baik dan buruknya yang boleh dilakukan dan larangan sekalipun dapat
mewujudka nnya, atau suatu azas dan kaidah kesusilaan dalam hidup
bermasyarakat.Secara termino lo gi moralitas diartikan oleh berbagai
tokoh dan aliran- alira n yang memilik i sudut pandang yang berbeda:
Franz Magnis Suseno mengura ika n moralitas adalah keseluruha n norma -
norma, nilai- nila i dan sikap seseorang atau sebuah masyarakat.
Menurutnya, moralit as adalah sikap hati yang terungkap dalam
38. perbuatan lahir ia h (menginga t bahwa tindakan merupakan ungkapan
sepenuhnya dari hati), moralitas terdapat a pabila orang mengamb il
sikap yang baik karena Ia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya
dan bukan ia mencari keuntunga n. Moralitas sebagai sikap dan
perbuatan baik yang betul- betul tanpa pamrih.
W. Poespoprodjo, moralit as adalah kualitas dalam perbuata n manusia
yang dengan itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik
atau buruk atau dengan kata lain moralitas mencakup pengertia n
tentang baik buruknya perbuatan manus ia.
Immanue l K ant, mengatakan bahwa moralit as itu menyangk ut hal baik
dan buruk, yang dalam bahasa K ant, apa yang baik pada diri sendiri,
yang baik pada tiap pembatasan sama sekali. K ebaikan moral adalah
yang baik dari segala segi, tanpa pembatasan, jadi yang baik bukan
hanya dari beberapa segi, melainka n baik begitu saja atau b aik secara
mutlak.
Emile Durkheim mengatakan, moralitas adalah suatu sistem kaidah atau
norma mengena i kaidah yang menentuka n tingka laku kita. K aidah -
kaidah tersebut menyataka n bagaimana kita harus bertindak pada
situasi tertentu. Dan bertindak secara tepat tidak lain adalah taat secara
tepat terhadap kaidah yang telah ditetapkan.Mora l, saat ini jelas sekali
masyarakat sedang mengala mi degradasi moral, yang diakibatkan oleh
situasi pelik politik Indonesia sehingga kita sebagai masyarakat
mendapatkan imbasnya/da mpak nya. Seperti halnya negara mengala mi
krisis ekonomi, maka masyarakat akan mengala mi dampaknya. Begitu
juga dengan krisis moral yang disadari maupun t idak masyarakat akan
mengala m i efeknya.K ita prihatin dengan kondisi tatanegara, lalu kita
lampiaska n dengan sumpah serapah juga cacimakia n, atau bahkan yang
lebih jauh menghina bangsa sendiri. Maka bisa disebutkan kitapun
mengala m i penuruna n moral. N amun s aat bicara tentang
moral.Moralita s (dari "cara, karakter, perilaku yang tepat" Latin
moralita s) adalah diferens ias i niat, keputusan, dan tindakan antara
mereka yang baik (atau kanan) dan yang buruk (atau salah). Sebuah
kode moral adalah sistem moralit as (menurut filsa fa t tertentu, agama,
budaya, dll) dan moral adalah salah satu atau praktik mengajar dalam
kode moral. Moralitas juga mungk in spesifik identik dengan "kebaikan"
atau "kebenaran. " Amoralita s adalah perlawanan aktif terhadap
moralita s (oposisi yaitu untuk apa yang baik atau kanan), sedangkan
asusila adalah berbagai didefinis ika n sebagai ketidaksadaran,
ketidakpedulia n terhadap, atau tidak percaya dalam setiap set standar
moral atau prinsip [1] [2]. [3] [4] contoh kode moral adalah Golden
Rule yang menyataka n bahwa, "orang harus memperlak uka n orang lain
sebagai salah satu ingin orang lain untuk mengobati diri sendiri.N a mun
secara mendala m lagi, definis i moral begitu beragam.Sebaga i cintoh
missalnya : m asyarak at yang m em bela k elom pok nya yang dihina ol eh
k elom pok lain yang berbeda agam a at au budaya, m ak a secara hat i
nurani ak an k it a bela sam pai m at i k elom pok k it a yang dihina, secara
nurani adalah perbuat an yang seharusnya. N amun saat kita
membicaraka n tentang revolus i, maka yang kita bicarakan adalah
paradigma baru, misalnya : Korupsi buk anlah hal yang harus
diberant as, k orupsi adalah sik ap yang sudah t idak layak k it a lak uk an,
39. k arena m elawan prinsip m asyarak at yang m em ilik i hark at dan
m art abat . Mak a m asyarak at yang berm art abat sudah t idak layak
m elak uk an k orupsi. Inila h paradigma baru atau bagian dari revolus i
sikap.Moral haruslah terdefinis i agar masing- mas ing dari masyrakat
tidak liar dalam mengart ika n moral. N amun moral juga tidak boleh
distandarisa s i oleh sebuah lembaga sehingga menjadi dotrin. Moral
tidak boleh terjebak dengan standarisas i versi sebuah lembaga atau
versi oleh satu individ u, moral adalah sikap abstrak yang keluar dari
penjabaran manusia, pengembaraan spir itua l, sesuai pengalama n
masing- mas i ng individ u.M aka bisa dikatakan , moral tidak bisa
didefinis ik a n namun tidak liar. Moral tidak bisa distadarisas ika n namun
tetap kita harus selalu mencari tau pencarian kita akan pengertian ”
apak ah saya sudah berm oral ? “Tidak bisa dipungk ir i, moral adalah hal
yang abstrak, namun keberadaannya jelas, esensinya diperlukan untuk
menstabilka n jiwa kita. Tanpa moral maka segala keahlian atau
kemampuan kita akan selalu tidak terkendali. Dipenuhi pembenaran
kata hati untuk membenarka n perbuatan kita yang tampak baik, padahal
sebenarnya hanya melakukan pembenaran, membohongi hati kita
sendiri. jadi peran pendidikan moral sangat penting di era globalisa s i
ini.ada beberapa cara agar dampak negative globalisas i tersebut agar
bisa dihentika n salah satunya adalah lewat pendidikan nilai nila i moral
itu tadi karena pendidikan nilai moral tersebut dapat membantu
seseorang untuk berkembang menjadi seseorang yang lebih manusiaw i
yang dapat menjadi manus ia yang beguna dan berpengaruh dalam
masyarakat yang bersifat produktif kooperatif serta menjadi sorang
yang bertanggung jawab.
2.11 Is u Pe ndidikan N ilai M oral di Be be rapa N e gara
Indone s ia
Pendidikan nilai moral di Indonesia disadari atau tidak masih belum
banyak menyent uh pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam
perspektif global. Persoalan pembenahan pendidikan masih terpaku
pada kurikulum nasional dan lokal yang belum pernah tuntas. Di sisi
lain juga adanya pandangan yang terlalu simplist ik mengena i
pendidikan nila i sebagai wahana penyadaran nila i- ni la i yang
sektariansubj et if dan belum banyak menyent uh nila i universa l- objek t if.
Menurut Sudarminta praktik yang terjadi mengena i sistem pendidika n
nasional era O rde Baru terutama pendidikan nila i hanya mampu
menghas ilka n berbagai sikap dan p erilaku manus ia yang nyata - nyata
malah bertolak belakang dengan apa yang diajarkan. Dicontohkan
bagaimana pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan agama_dua jenis
mata pelajaran tata nilai yang ternyata tidak berhasil menanamka n
sejumla h nilai moral dan humanis m ke dalam pusat kesadaran siswa.
Hasil penelit ia n Afiyah, dkk. (2003), menyatakan bahwa kelemaha n
pendidikan agama antara lain terjadi karena materi pendidika n agama
Islam, termasuk bahan ajar akhlak, cenderung terfokus pada pengayaan
pengetahua n (kognit if), sedangkan pembentukan sikap (afektif) dan
pembiasaan (psikomotorik ) sangat minim. Dengan kata lain, pendidikan
agama lebih didominas i oleh transfer ilmu pengetahua n agama dan
40. lebih banyak bersifat hafalan tekstual, sehingga kurang menyent uh
aspek sosial mengena i ajaran hidup yang toleran dalam bermasyarakat
dan berbangsa.
India
Pendidikan nilai di India tampak lebih populer dibandingka n dengan di
negara lain. Dalam pendidikan nasiona l India, pendidikan nilai
dikembangka n sebagai usaha untuk meningka tk a n kesadaran nilai
ilmia h, sosial, dan kePendidikan N ilai Moral ditinja u dari Perspektif
Global warganegaraan yang tidak secara khusus dikembangka n melalui
satu sudut pandangan agama. Ini tidak berarti mengabaik a n pentingnya
pendidikan agama sebagai kekuatan dalam membangun karakter bangsa,
melainka n untuk menempatka n pendidikan nila i dalam konteks
pemahaman nila i agama yang universa l. Ba gi sekolah swasta, baik dalam
komunita s K risten maupun Islam,nila i agama menjadi prioritas
pengembanga n nilai. Berbeda halnya sekolah negeri,aga ma ditempatkan
pada area nilaini la i yang mengand ung kebenaran untuk semua pihak.
Ruang lingk up pendidikan nilai melip ut i
(a) pendekatan dan metodologi pendidikan nilai pada tingkat dasar dan
menenga h,
(b) untuk tingkat dasar program lebih dititikbera tka n pada
penginde nt ikas ia n nila inila i yang perlu ditanamka n kepada siswa
dengan strategi dan teknik yang tepat,
(c) pengembanga n konseling melalui pendekatan agama,
(d) program pengembanga n afektif bagi para instrukt ur pelatiha n guru.
M alays ia
Pendidikan nilai dilakuka n di sekolah dasar dan pengembanga nnya
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
pendidikan nila i diajarkan melalui pendidikan moral dan mata pelajaran
agama, sedangkan pendidikan nila i yang tidak seca ra langsung
dikembangka n melalui sejumla h mata pelajaran lainnya, seperti
program pendidikan kewarganegaraa n dan melalui kegiatan kokurikuler.
Silabus pendidikan nila i untuk sekolah dasar berupa kebersihan badan
dan pikiran, empati, sikap tidak berlebihan, bersyukur, rajin, jujur,
adil, kasih sayang, hormat, keharmonisa n sosial, kesederhanaan, dan
kebebasan.Meski cukup konsisten dalam menge mba ngka n nilai, moral,
norma, etika,estetika melalui pendidikan formal, sistem pendidikan di
Malaysia masih dihadapkan pada beberapa kendala. Di antaranya, (a)
nilai masih banyak diajarkan melalui pendekatan pembelajara n yang
preskriptif, sehingga kurangme mbe r ika n kebebasan kepada peserta
didik untuk memili h dan menentuka nni la i,
(b) alat evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan, khususnya untuk
mengemba ngka n teknik - teknik pengamatan perilaku, belum terjabarkan
dengan jelas,
(c) cara- cara pencatatan dan pelaporan pembelajaran nila i
masih belum dilakukan secara konsisten oleh guru, dan
(d) pandangan guru, orang tua, dan masyara kat masih menempatkan
kognisi sebagai aspek yang lebih penting daripada aspek afeksi.
41. Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memilik i hubunga n erat dengan
kewajiban moral. Tradisi ini menempatka n pendidikan nila i sebagai
bagian penting dalam percaturan p endidika n. Walaupun demikia n,
dalam perkembangannya, pendidika n nilai dihadapkan pada beberapa
tantangan berikut. Harapan masyarakat dan orang tua siswa akan
kemampuan akademik diandalka n dapat memacu konsentrasi
peningkata n akademik yang kemudian berakiba t tergesernya
pengembanga n sentime nta l, perasaan, dan moralitas. Walaupun sekolah
memilk i tanggung jawab yang besar dalam mengemba ngk a n kepribadian
siswa, hal itu kurang didukung oleh kerjasama yang erat antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat. Banyak gur u yang kurang memilik i
kemampuan untuk mengemba ngka n pendidikan nila i. Di beberapa
sekolah dijumpa i adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang benar- benar terjadi dalam proses pendidikan.
Untuk mengatas i berbagai persoalan di atas , pemerinta h Cina
mengamb i l beberapa kebijakan berikut. Pertama, pendidikan moral
dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan diajarkan sekali
dalam seminggu. K edua, sejumla h peraturan telah disusun dan
disebarluaska n untuk menjamin terjadinya pembentukan kebiasaan,
sikap, dan cara hidup siswa yang diharapkan. Ujudnya tata tertib
perilaku anak usia sekolah dasar, dan tata tertib anak usia sekolah
menenga h. K etiga, untuk memobilisas i dukungan masyarakat dalam
penyelenggaraa n pendidika n moral di sekolah, pemerinta h pusat
mengelua rka n kebijakan resmi akan pentingnya pengembanga n moral
dan afeksi anak usia sekolah dasar. K eempat, dengan kebijakan resmi
pemerinta h, sekolah didorong untuk memperbarui dan memodifikas i
tujuan pendidikannya. K elima, guru didorong untuk menggunaka n
pendekatan pembelajaran yang mampu mengangka t pengalama n
kehidupan sehari- hari. Tampaknya, pendidikan nilai moral yang
dilaksanaka n di empat negara tersebut (Indonesia, Malaysia, India, dan
Cina) memilik i persamaan dan perbedaan. Hal itu terjadi karena
masingmas ing negara memilik i ideologi yang berbeda. Pendidikan nila i
moral pada jenjang pendidikan dasar menunj ukka n beberapa kesamaan.
Fokus pendidikan nila i moral pada jenjang pendidika n
tersebut berkaitan dengan nila i tata kepribadian d iri dan tata hidup
berbangsa dan bernegara. Lebih lanjut, pendidikan nila i moral di empat
N egara tersebut sama- sama dihadapkan pada berbagai persoalan, baik
yang pendidikan nila i moralnya terencana dan terprogram dalam
kurikulum maupun yang tidak. Akan tetapi, pendidikan nilai moral pada
hakikatnya inheren dalam setiap mata pelajaran. Ada pula pendidikan
nilai moral yang lebih diarahkan pada pendidikan agama dan
pendidikan kewarganegaraa n.
2.12 Dimensi Pendidikan Nilai Moral
42. Dalam rangka mengkaj i pendid ikan nilai moral secara luas, berikut ini
dikemukakan pula pembahasan mengena i perkembangan moral,
pendidikan nila i moral, dan strategi pendidikan nila i moral.
A. Teori Perkembangan Moral
Dewasa ini, psikolog dan sosiolog banyak membahas nilai- nila i moral
dalam kaitannya dengan perkembangan dan pendidikan anak.
Pembahasan itu bertolak dari anggapan bahwa tidak ada prinsip moral
yang universa l (kecuali moral agama) dan tetap atau tidak berubah -
ubah. Pada dasarnya setiap pribadi memperole h nilainya sendiri d ari
kebudayaan eksternal. N ilai moral merupakan penilaia n terhadap
tindakan yang umumnya diyakini oleh anggota masyarakat tertentu
sebagai yang salah atau benar (Berkowitz, 1964; dikutip Muhaimi n,
2001: 215). Definis i itu mencerminka n pandangan bahwa nilai moral
bersifat relatif. Para ahli lain memandang bahwa perkembangan moral
dan bentuk- bentuk sosialisas i lainnya sebagai keseluruha n proses, di
mana seorang pribadi lahir dengan banyak kemungk ina n tingkah laku
aktual yang dibatasi pada bidang yang jauh leb ih spirital, yaitu suatu
bidang yang lazim diterima sesuai dengan ukuran kelompoknya.De nga n
demikia n, perkembangan moral dipahami sebagai suatu Pendidikan
N ilai Moral ditinja u dari Perspektif Global interna lisas i langsung
norma- norma budaya eksternal. Anak yang sedang tumbuh dan
berkembang dapat dilatih untuk berperilaku dengan cara sedemikia n
rupa sehingga ia dapat menyesua ika n diri dengan berbagai aturan dan
nilai- nila i yang ada dalam masyarakatnya. Aturan dan nila i- ni la i di
masyarakat tentunya nilai- nila i univers a l dan nila i- nila i lokal yang
baik, yakni nila i lokal yang tidak bertentangan dengan
nilai- nila i universa l, sedangkan nilai nilai negatif misalnya radikalis me
harus dilakukan tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi di
lingk unga n masyarakat,kare na nilai radikalis me itu bertentangan
dengan nila i universa l dan nilai lokal.Pertimba nga n moral adalah
penila ia n mengena i benar dan baiknya sebuah tindakan. Akan tetapi,
tidak semua penilaia n mengena i baik dan benar merupakan
pertimbanga n moral. Banyak di antara tindakan yang justru merupakan
penila ia n terhadap kebaikan atau kebenaran, estetis, teknologis atau
bijak. Berbeda dengan penilaia n terhadap kebijakan atau estetika,
penila ia n moral cenderung bersifat universa l, inklus if,ko ns is te n, dan
didasarkan pada alasan- alasan yang objektif, impersona l, atau ideal.
Struktur pertimbanga n moral ditetapkan berdasarkan pada apa yang
didapatkan seseorang sebagai sesuatu yang berharga pada setiap isu - isu
moral dan bagaima na ia mampu memili h dan menetapkan nila i- nila i
dengan disertai alasan mengapa seseorang memili h dan menetapkan
bahwa sesuatu itu berharga. Hal ini merupakan penentu struktur tingkat
pertimbanga n moral seseorang, yang sekaligus menentuka n keputusan
moral atau perilaku moral.K ohlber g, melalui penelit ia n Longit ud i na l
and Crosscultura l, telah berupaya
untuk menye mp ur naka n teori Piaget dengan menetapkan enam tingkat
pertimbanga n moral yang relatif tidak bergantung pada umur.Penetap a n
tingkat perkembanga n moral ini didasarkan pada karakteristik empiris
yang memilik i beberapa ciri pokok berikut.