Produktivitas secara umum adalah sikap untuk meningkatkan kualitas agar dapat menigkatkan hasil yang di capai dari pengorbanan yang dikeluarkan. Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input)
Semua orang menginginkan kondisi yang lebih baik, lebih sejahtera dan berkeadilan, Tenaga Kerja baru akan terserap tanpa melakukan PHK terhadap pekerja yang sdg bekerja. pengusaha akan lebih sejahtera dan konsumen akan mendapatkan produk/jasa yang lebih berkualitas sesuai dengan harapannya. Peningkatan Produktivitas dapat menjawab hal tersebut.
Alasan mengapa kita mengukur produktivitas perusahaan adalah : 1.)Mengukur output riil dari suatu organisasi.
Langkah-langkah nilai Rupiah penjualan dari output yang dihasilkan oleh organisasi. Nilai tambah, di sisi lain, menunjukkan kekayaan bersih yang diciptakan oleh organisasi.
Ini adalah perbedaan antara penjualan (apa yang pelanggan bayar kepada organisasi untuk produk atau jasa) dan pembelian (apa yang organisasi bayar kepada pemasok untuk barang dan jasa untuk menghasilkan penjualan).
Nilai tambah tidak termasuk persediaan yang tidak hasilkan dari upaya organisasi. Ini memberikan perspektif customer-centric dan berfokus pada nilai riil yang dibuat oleh organisasi
2) Praktis
Nilai tambah diukur dalam satuan keuangan, yang memungkinkan agregasi output yang berbeda.
3) Sangat mudah untuk menghitung
Nilai tambah dapat dengan mudah diperoleh dari laporan laba rugi organisasi. Tidak perlu untuk membuat sebuah sistem pengumpulan data yang terpisah.
4)Alat Komunikasi dan Motivasi yang efektif
Nilai tambah menyediakan ikatan bersama antara pengusaha dan karyawan untuk mencapai tujuan meningkatkan kue ekonomi bersama oleh kedua belah pihak. Semakin tinggi nilai yang diciptakan oleh upaya kolektif, semakin besar kekayaan didistribusikan kepada mereka yang telah berkontribusi untuk itu.
Stress dapat didefenisikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidak sesuaian antara tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Stres juga merupakan suatu respon adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang.
Semua orang menginginkan kondisi yang lebih baik, lebih sejahtera dan berkeadilan, Tenaga Kerja baru akan terserap tanpa melakukan PHK terhadap pekerja yang sdg bekerja. pengusaha akan lebih sejahtera dan konsumen akan mendapatkan produk/jasa yang lebih berkualitas sesuai dengan harapannya. Peningkatan Produktivitas dapat menjawab hal tersebut.
Alasan mengapa kita mengukur produktivitas perusahaan adalah : 1.)Mengukur output riil dari suatu organisasi.
Langkah-langkah nilai Rupiah penjualan dari output yang dihasilkan oleh organisasi. Nilai tambah, di sisi lain, menunjukkan kekayaan bersih yang diciptakan oleh organisasi.
Ini adalah perbedaan antara penjualan (apa yang pelanggan bayar kepada organisasi untuk produk atau jasa) dan pembelian (apa yang organisasi bayar kepada pemasok untuk barang dan jasa untuk menghasilkan penjualan).
Nilai tambah tidak termasuk persediaan yang tidak hasilkan dari upaya organisasi. Ini memberikan perspektif customer-centric dan berfokus pada nilai riil yang dibuat oleh organisasi
2) Praktis
Nilai tambah diukur dalam satuan keuangan, yang memungkinkan agregasi output yang berbeda.
3) Sangat mudah untuk menghitung
Nilai tambah dapat dengan mudah diperoleh dari laporan laba rugi organisasi. Tidak perlu untuk membuat sebuah sistem pengumpulan data yang terpisah.
4)Alat Komunikasi dan Motivasi yang efektif
Nilai tambah menyediakan ikatan bersama antara pengusaha dan karyawan untuk mencapai tujuan meningkatkan kue ekonomi bersama oleh kedua belah pihak. Semakin tinggi nilai yang diciptakan oleh upaya kolektif, semakin besar kekayaan didistribusikan kepada mereka yang telah berkontribusi untuk itu.
Stress dapat didefenisikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidak sesuaian antara tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya. Stres juga merupakan suatu respon adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. Nama : Linda Andhara
NRP : C1180175
Kelas : B MSDM
Matkul : Metode Kerja dan Produktivitas
Hari/ Tgl : Kamis, 23 Desember 2021
Pengukuran Produktivitas Organisasi
Konsep produktivitas secara umum
Produktivitas secara umum adalah sikap untuk meningkatkan kualitas agar dapat
menigkatkan hasil yang di capai dari pengorbanan yang dikeluarkan. Produktivitas
mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan
sumber daya yang digunakan (input).
Produktivitas sangat berpengaruh sekali terhadap tujuan organisasi, maka produktivitas perlu
untuk menjadi perhatian penting dalam perusahaan/ organisasi. Adapun sikap mental yang
perlu di bentuk untuk meningkatkan produktivitas agar dapat menghasilkan barang dan jasa
yang bermutu tinggi dan standar kehidupan yang lebih tinggi maka perlu perbaikan baik dari
individu maupun dari sisi pekerjaan/ manajemen. Produktivitas memiliki dua dimensi yakni
efektivitas (Output) dan efisiensi (input).
Produktivutas dapat dikelompokan menjadi 2
- Produktivitas makro yang meliputi (produktivitas nasional dan regional)
- Produktivitas mikro yang meliputi ( produktivitas individu dan organisasi)
Produktivitas individu sebagai tenaga kerj menjadi perhatian yang penting
Pengurukuran produktivitas
perlunya pengukuran produk-tivitas dalam suatu perusahaan/organs. adalah, untuk:
1. Strategi membandingkan kinerja secara global terutama antar perusahaan yang
sejenis (antar kompetitor di dalam industrinya).
2. Taktik dalam mengontrol kinerja perusahaan melalui kinerja individu, bidang
maupun sektor dalam kaitannya dengan output.
3. Perencanaan, yaitu dalam upaya membanding-kan pengaruh variasi input terhadap
output.
2. 4. Manajemen internal perusahaan, yakni sebagai collective bargaining dengan serikat
pekerja.
Pengukuran Produktivitas secara teknis pd. dasar-nya adalah hasil dari Output (O) dibagi
Input (I) . Semakin besar input dan semakin kecil output maka produktivitasnya semakin kecil.
Pengukuran Produktivitas Parsial
Adapun Sebab-sebab rendahnya produktivitas kerja ;
1. Rendahnya pendidikan karyawan
2. Kesenjangan antara kurikulum dunia pendidikan & kebutuhan dunia usaha
3. Sebagian besar TK (yg.pddk.rendah) berasal dari/dan dibesarkan di masyarakat
agraris, di mana faktor disiplin waktu & disiplin kerja belum membudaya.
4. Kurangnya pelatihan yg.terprogram oleh perusahaan
Faktor-faktor yg.mempengaruhi produktivitas tenaga kerja a.l.:
1. bakat/bawaan
2. pendidikan & latihan
Produktivitas Keluaran (Fisik atau Nilai)
Tenaga kerja =
- Jumlah jam tenaga kerja (waktu)
- Jumlah pekerja (fisik)
- Gaji dan upah (nilai)
Produktivitas Keluaran (Fisik atau Nilai)
Modal =
- Jumlah jam kerja mesin (waktu)
- Barang-barang modal / aktiva tetap
(luas, nilai, harga, jumlah dsb.)
Produktivitas Keluaran (Fisik atau Nilai)
Bahan Baku =
- Jumlah Bahan Baku (fisik / nilai)
Produktivitas
Tenaga kerja Hasil Penjualan
(Berdasarkan Hasil =
Penjualan) Total Jumlah Tenaga Kerja
Produktivitas Keluaran (Fisik atau Nilai)
Tenaga kerja =
dan Modal Tenaga Kerja + Modal (Nilai)
3. 3. gizi/nutrisi
4. lingkungan/fasilitas,
5. iklim/suasana kerja
6. motivasi/kemauan
7. hub.kerja/hub.industrial
8. manajemen (Suprihanto,1988)
Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran (kuantitas, kualitas, waktu)
telah dicapai.
Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang
menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang
tersirat.
Produktivitas adalah hasil perbandingan antara output dibagi input.
Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal.
Efisiensi internal biasanya diukur dengan biaya-efektivitas. Setiap penilaian biaya-
efektivitas selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian ekonomik untuk mengukur biaya
masukan (input) dan penilaian hasil pembelajaran (prestasi belajar, lama belajar,
angka putus sekolah).
efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk
menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual, sosial, ekonomik, dan
non-ekonomik) yang didapat setelah pada kurun waktu yang panjang diluar sekolah.
Analisis biaya-manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal
Inovasi adalah proses yang kreatif dalam mengubah input, proses, dan output agar dapat
sukses dalam menanggapi dan mengantisipasi perubahan-perubahan internal dan eksternal
sekolah.
Kualitas kehidupan kerja adalah kinerja sekolah yang ditunjukkan oleh ukuran tentang
bagaimana warga sekolah merasakan hal-hal seperti: pekerjaannya, kemanfaatannya,
kondisi kerjanya, kesan dari anak buah terhadap bapak/ibu buah, kawan/kolega kerjanya,
peluang untuk maju, pengembangan, kepastian, keselamatan dan keamanan, dan imbal
jasanya.
Moral kerja adalah tingkat baik buruknya warga sekolah terhadap pekerjaannya yang
ditunjukkan oleh etika kerjanya, kedisiplinannya, kejujurannya, kerajinannya, komitmennya,
tanggungjawabnya, hubungan kerjanya, daya adaptasi dan antisipasinya, motivasi kerjanya,
dan jiwa kewirausahaannya