Pengertian, Kriteria Desa Siaga Aktif
Kegiatan Desa Siaga Aktif
Struktur Poskesdes
Forum Desa Siaga Aktif, SMD, MMD, Perencanaan Pembangunan Desa, Pencatatan dan Pelaporan
UKBM
Gambaran Desa yang berPHBS
Kegiatan Inovatif PHBS
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmasFendy dc
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai rencana tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat serta sumber dana lainnya.
Tujuan Khusus :
a) Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat
b) Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai usulan.
Pengertian, Kriteria Desa Siaga Aktif
Kegiatan Desa Siaga Aktif
Struktur Poskesdes
Forum Desa Siaga Aktif, SMD, MMD, Perencanaan Pembangunan Desa, Pencatatan dan Pelaporan
UKBM
Gambaran Desa yang berPHBS
Kegiatan Inovatif PHBS
Buku pedoman perencanaan tingkat puskesmasFendy dc
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai rencana tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat serta sumber dana lainnya.
Tujuan Khusus :
a) Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat
b) Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai usulan.
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit dari genus Plasmodium, yang dapat menyerang manusia. Penyakit malaria menular melalui gigitan nyamuk, yang membunuh ribuan orang setiap tahunnya. Pada penelitian ini disajikan sebuah model dalam bentuk sistem persamaan diferensial biasa bagi penyebaran malaria pada populasi manusia dan nyamuk.
Pada model yang telah dirumuskan oleh Chitnis, populasi manusia dibagi menjadi empat subpopulasi, yaitu manusia rentan (susceptible), manusia terpapar (exposed), manusia terinfeksi (infected), dan manusia sembuh (recovered), sedangkan populasi nyamuk dibagi menjadi tiga subpopulasi, yaitu nyamuk rentan (susceptible), nyamuk terpapar (exposed), dan nyamuk terinfeksi (infected). Manusia rentan dapat terinfeksi saat digigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Mereka kemudian berpindah ke kelas terpapar, infeksi, dan sembuh, sebelum kembali memasuki kelas rentan. Nyamuk rentan dapat terinfeksi ketika menggigit manusia terinfeksi atau manusia sembuh, dan mereka akan berpindah pada kelas terpapar dan terinfeksi. Model yang diusulkan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari model yang telah dirumuskan oleh Chitnis dengan menambahkan parameter laju pemulihan manusia dari subpopulasi terinfeksi ke subpopulasi rentan.
Model ini menunjukkan adanya endemik maupun tanpa penyakit di suatu daerah untuk nilai parameter tertentu. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan titik tetap model. Perhitungan menunjukkan adanya dua titik tetap, yaitu titik tetap tanpa penyakit (disease-free equilibrium) yang terdiri dari sub-subpopulasi yang tidak mengandung parasit dalam tubuhnya dan titik tetap endemik (endemic equilibrium) yang terdiri dari sub-subpopulasi yang mengandung parasit dalam tubuhnya. Selanjutnya dilakukan analisis kestabilan pada titik tetap dengan mempertimbangkan bilangan reproduksi dasar (R_0). Bilangan reproduksi dasar merupakan nilai harapan banyaknya infeksi tiap satuan waktu. Bilangan ini menjadi tolok ukur penularan penyakit dalam populasi. Jika R_0 < 1, maka rata-rata setiap individu terinfeksi akan menginfeksi kurang dari satu individu baru, sehingga penyakit tidak akan menyebar. Jika R_0 > 1, maka rata-rata setiap individu terinfeksi akan menghasilkan lebih dari satu individu baru terinfeksi, sehingga penyakit akan menyebar.
Hasil analisis dan simulasi numerik menunjukkan bahwa jumlah tiap subpopulasi manusia dan nyamuk mencapai kondisi stabil di sekitar titik tetap tanpa penyakit pada kondisi R0<1,>1. Simulasi juga menunjukkan adanya kontribusi parameter laju pemulihan manusia dari subpopulasi terinfeksi ke subpopulasi rentan terhadap perubahan nilai bilangan reproduksi dasar. Jika laju pemulihan manusia ditingkatkan, maka R0 akan semakin kecil. Dengan demikian, peningkatan nilai parameter ini dapat membantu menekan laju penularan penyakit dalam populasi.